Latar Belakang Masalah Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Daud dan Goliat: sebuah komposisi musik program untuk piano dan cello T1 852008011 BAB I

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kisah Daud dan Goliat merupakan cerita historik yang dicatat dalam Alkitab. 1 Kisah ini dicatat dalam Kitab I Samuel pasal 17 dan dibagi menjadi tiga perikop. Perikop pertama mengisahkan tentang Goliat menantang tentara Israel ayat 1-11, perikop kedua tentang Daud tiba di medan pertempuran ayat 12-39, dan perikop ketiga mengisahkan tentang perkelahian Daud dan Goliat ayat 40- 58. Secara keseluruhan kisah ini menceritakan tentang bagaimana Daud seorang gembala dan memiliki perawakan yang kecil tampil menghadapi Goliat seorang pendekar dari tentara bangsa Filistin. Kisah ini diakhiri dengan kemenangan Daud atas Goliat sekaligus menandai kemenangan bangsa Israel atas musuhnya yaitu bangsa Filistin. Kisah ini merupakan cerita yang cukup populer sehingga diharapkan pesan yang ingin disampaikan penulis akan tersampaikan. Alasan lain yang melatarbelakangi pengangkatan kisah ini adalah karena kisah ini dianggap representatif dengan kehidupan penulis. Kisah ini diangkat menjadi analogi dari kehidupan penulis yang sebenarnya. Kehidupan penulis yang dimaksud disini adalah bagaimana perjuangan penulis untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu kuliah. Penulis berasal dari keluarga yang sederhana sehingga perjuangan untuk kuliah seakan situasinya laksana sosok Goliat yang besar yang tidak mungkin dikalahkan. Ayah dari penulis meninggal saat penulis masih kecil sehingga ibu dari penulis harus berjuang sendiri menjadi ayah sekaligus ibu bagi penulis. 1 Alkitab merupakan Kitab Suci Agama Kristen 2 Seperti halnya seseorang tentara membutuhkan perlengkapan perang saat di medan pertempuran maka analoginya jika ingin kuliah seseorang harus memiliki modal dan biaya untuk dapat menyelesaikan kuliahnya tersebut. Hal ini terasa berat karena ibu dari penulis tidak memiliki pekerjaan tetap maupun penghasilan yang cukup untuk membiayai kuliah penulis Daud yang merupakan seorang gembala dan memiliki perawakan kecil serta tidak memiliki latar belakang militer dipandang tidak mungkin dapat mengalahkan Goliat yang merupakan seorang pendekar dari barisan tentara bangsa Filistin. Satu-satunya alasan yang membuat Daud menang atas Goliat adalah karena Daud memiliki iman dan keyakinan yang besar bahwa ia dapat mengalahkan Goliat yang besar. Keyakinan yang dimilikinya didasarkan atas kepercayaan bahwa ia memiliki Tuhan yang besar yang sanggup mengatasi masalahnya yang besar yaitu Goliat. Iman dan keyakinan yang sama merupakan satu-satu modal bagi penulis untuk memulai perjuangan untuk kuliah saat itu. Terbesit pikiran saat itu penuh sangsi mempertanyakan apakah ini iman atau nekat. Pikiran itu dilandaskan dengan realita dari kehidupan penulis yang notabenenya tidak ada satupun harapan atau yang diharapkan. Perjuangan yang harus dilalui tidak cukup demikian karena saat itu penulis menghadapai tantangan dan penolakan yang besar atas keputusan yang penulis ambil untuk melanjutkan kuliah. Seperti halnya Daud yang dimarahi oleh kakak-kakaknya saat ia hendak menghadapi Goliat,tantangan terbesar justru datang dari keluarga penulis sendiri. Keluarga yang diharapkan dapat memberikan dukungan justru merekalah yang berusaha mematahkan perjuangan penulis. Saat itu terungkap pernyataan-pernyataan yang sangat menjatuhkan rasanya. Pernyataan-pernyataan yang pernah terungkap itulah 3 yang pada akhirnya menjadi motivasi terbesar bagi penulis untuk melanjutkan perjuangan hingga saat ini. Satu hal yang menjadi keyakinan penulis adalah bahwa tidak ada satu pun masalah yang tidak dapat kita atasi sekiranya ada kemauan untuk menghadapinya. Kemenangan tidak akan diraih Daud saat itu apabila ia menjadi takut sama seperti barisan tentara Israel saat itu dan tidak berani untuk menghadapi Goliat. Untuk mencapai sebuah kesuksesan tentu ada harga yang harus dibayar. Segala pencapaian yang telah diraih tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak hal yang harus dikorbankan untuk meraih semua pencapaian yang ada. Ketika berada pada titik kehidupan penulis saat ini, semua terasa seperti mimpi yang indah. Perasaan heran amazing terhadap apa yang terjadi selama ini dirasakan oleh penulis saat ini. Sesuatu yang dulunya terasa mustahil kini hampir teratasi dan menjadi nyata. Semangat juang yang tinggi dan keyakinan yang besarlah yang menghantarkan penulis sampai pada titik kehidupan saat ini. Pembuktian terbesar yang penulis ingin tunjukkan adalah bahwa kuliah bukanlah sesuatu yang eksklusif untuk oleh mereka yang kaya, namun juga dapat dinikmati oleh setiap orang yang memiliki kemauan dan keberanian melangkah untuk meraih apa yang menjadi cita-cita. Melihat latar belakang penulis yang demikian, ada keinginan yang besar dari penulis untuk mengangkat kisah “Daud dan Goliat” menjadi analogi dari kehidupan penulis yang sebenarnya. Kisah ini kemudian dituangkan dalam ide-ide musikal yang membentuk komposisi “Daud dan Goliat”. Penyampaian sebuah pesan tentu tidak hanya menggunakan bahasa verbal agar pesan itu dapat tersampaikan. Seorang bisu sekalipun tidak berarti bahwa ia tidak memiliki kesempatan untuk berkomunikasi. Dari mimik seseorang kita dapat menangkap sebuah pesan tanpa mempertimbangkan 4 apakah pesan itu tersampaikan secara sempurna atau tidak. Hal ini kemudian membuktikan bahwa dalam berkomunikasi tentu ada hambatannya pula. Penyampaiaan pesan dengan bahasa verbal sekalipun tidak menutup kemungkinan pesan itu tidak tersampaikan secara sempurna. Seringkali terjadi kesalahpahaman ketika pesan yang hendak disampaikan tidak tersampaikan secara sempurna. Dalam menjelaskan sebuah objek dengan kata-kata verbal apabila dari kedua belah pihak komunikan tidak memiliki referensi yang sama maka tidak akan tercapai sebuah kesepakatan dan pengertian. Secara sederhana, jika saya sebagai penulis ingin menjelaskan meja kepada pembaca maka meja akan tergambarkan dengan jelas apabila sebelumnya pembaca sudah memiliki referensi tentang meja itu. Dari uraian ini menunjukkan bahwa terkadang untuk menyampaikan sebuah pesan kita membutuhkan sarana lain di luar bahasa verbal agar pesan itu dapat diterima dengan baik. Pada penelitian ini, bentuk komposisi yang diangkat adalah bentuk free form. 2 Penulis mengangkat bentuk free form karena komposisi yang diusung adalah musik program. 3 Musik merupakan salah satu sarana komunikasi non verbal yang seringkali digunakan. Melihat latar belakang penulis adalah pemusik maka kisah yang diangkat dituangkan dalam ide-ide musikal membentuk komposisi “Daud dan Goliat”. Komposisi yang akan disusun dalam penelitian ini dibuat untuk instrumen piano dan cello. Perpaduan antara piano dan cello menyesuaikan dengan judul dari kisah yang diangkat yaitu “Daud dan Goliat”. Hal lain yang menjadi latar belakang pemilihan instrumen ini didasarkan atas pertimbangan 2 Free form berbentuk bebas, tidak terikat oleh suatu aturan dan bentuk yang baku. 3 Musik program adalah musik yang mengusung sebuah kisah kemudian dilukiskan melalui permainan musik Sejarah Musik jilid II, Karl Edmund Prier sj, hlm. 189. 5 register dari kedua instrumen yang lebar sehingga diharapkan penulis akan lebih leluasa dalam mengolah ide musikal dalam penulisan komposisi ini.

B. Rumusan Masalah