Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Fear: Komposisi Musik Program untuk Biola, Cello, dan Piano

BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Deskripsi Komposisi Komposisi ini dibagi menjadi tiga bagian, bagian pertama bercerita

  tentang sebuah awal perjalanan penulis Yogyakarta-Jakarta timbul rasa kekhawatiran, bagian kedua bercerita tentang ketakutan penulis ketika di tengah perjalanan, bagian ketiga bercerita tentang kelegaan penulis selepas melewati ketakutan tersebut.

  Bagian pertama dimulai dengan perasaan penulis senang dan bersemangat ketika awal perjalanan dari Yogyakarta menuju kota asal yaitu Jakarta mengendarai mobil untuk bisa pulang berlibur sebentar bertemu orang tua, sanak saudara dan teman-teman. Perjalanan yang diawali dengan bersemangat tiba-tiba lalu lintas sedikit ramai membuat perasaan seketika menjadi cemas dan akhirnya ada timbul rasa kekhawatiran yang mulai penulis hadapi.

  Bagian kedua adalah ketakukan penulis yang muncul ketika di perjalanan letaknya perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kala itu menjelang tengah malam kondisi jalanan sangat sepi, ditengah belantara hutan-hutan, jalanan yang berkelok-kelok, hanya penulis seorang diri disertai turun hujan berkabut yang membuat suasana semakin mencekam, seolah-olah penulis dibawa masuk ke dunia lain. Dan ketika melewati sebuah jembatan tiba-tiba radio pun berubah lagunya dari sebelumnya musik lagu Pop menjadi lagu Lingsir Wengi yang membuat penulis kaget serta merinding.

  Bagian ketiga adalah menceritakan kelegaan penulis ketika setelah melewati daerah yang sepi, seram, dan menakutkan. Kelegaan tersebut karena sudah ada banyak beberapa rumah penduduk serta jalanan mulai ada kendaraan yang berlalu lalang. Perasaan senang untuk berpacu ke tempat asal penulis pun muncul lagi seperti perasaan pada awal mula ketika penulis hendak berangkat.

B. Analisis Komposisi 1. Senang

  Pada bagian pertama ini merupakan awal dari penulis ketika hendak berangkat menuju tempat asal penulis dilandasi dengan perasaan senang. Tonalitas yang dipakai yaitu D Mayor. Karakter dari tonalitas D Mayor yaitu bersukacita dan dapat juga untuk lagu untuk liburan. Motif pertama dimulai pada piano sebagai pengantar awal dari sebuah perjalanan ini.

Tabel 3.1 Analisis sruktur The Fear I. Allegro Con Anima

  Introduksi Birama 1-10 Bagian A Birama 11-35 Bagian B Birama 36-58 Bagian A Birama 59-84 Bagian C (Andante) Birama 85-105 Bagian D (Grave) Birama 106-144

  Komposisi bagian pertama ini menggunakan sukat ¾ dimainkan dengan tempo allegro con Anima menggunakan tonalitas D Mayor. Bagian Introduksi pada birama 1-10 dengan progresi akor I-V-VI-V-IV. Introduksi dimulai dengan iringan piano terlebih dahulu kemudian disambung nada lintas pada birama 9-10 oleh biola.

Gambar 3.1. Motif melodi pada introduksi

  Pada gambar diatas Birama 1-6 merupakan motif melodi awal perjalanan penulis ketika hendak berangkat menuju kota asal.

Gambar 3.2. Introduksi

  “Senang” Pada gambar diatas ini birama 7-10 merupakan lanjutan dari motif pada birama 1-6.

Gambar 3.3. Melodi utama berada di cello

  Pada gambar diatas ini cello memainkan motif pada lagu tersebut sedangkan biola memainkan nada panjang. Birama 12-14 pada piano untuk menimbulkan efek suasana riang. (birama 11-14)

Gambar 3.4. Melodi utama masih tetap berada di cello Pada gambar diatas ini cello masih tetap memainkan motif lagu biola mengisidengan nada panjang serta piano mengiringi. (birama 15-19)

Gambar 3.5. Melodi utama pada biola

  Pada gambar diatas melodi utama dimainkan pada biola, cello memainkan

  

arpeggio chord . Birama 21&23 pada piano untuk menggambarkan suasana

  riang. (birama 20-23)

Gambar 3.6. Melodi utama masih berada di biola

  Pada gambar diatas ini sambungan melodi pada biola dari birama sebelumnya, cello masih memainkan arpeggio chord, sedangkan piano mengiringi dengan block chord. (birama 24-27)

Gambar 3.7. Melodi utama pada biola & piano

  Pada gambar diatas ini biola & piano unison memainkan melodi utama sedangkan cello dimainkan dengan contrary motion. (birama 28-31)

Gambar 3.8. Melodi utama pada biola & piano

  Pada gambar diatas ini biola & piano unison memainkan melodi utama sedangkan cello contrary motion. Ritardando menggambarkan suasana penulis ketika tiba-tiba berhenti di perjalanan karena ramai lalu-lintas. (birama 32-35) Bagian B

Gambar 3.9. Melodi utama pada piano (bagian B) Pada gambar diatas merupakan imitasi melodi dari motif sebelumnya ditandai dengan accelerando yang menggambarkan suasana penulis setelah berhenti karena ramai lalu-lintas. (birama 36-39)

Gambar 3.10. Melodi pada piano (bagian B)

  Pada gambar diatas merupakan 1 frase dengan bagian sebelumnya. (birama 40-43)

Gambar 3.11. Repetisi melodi pada cello (bagian B) Pada gambar diatas merupakan repetisi melodi yang dimainkan di cello.

  (birama 44-47)

Gambar 3.12. Repetisi melodi pada cello (bagian B)

  Pada gambar diatas merupakan lanjutan melodi dari sebelumnya. (birama 48-51)

Gambar 3.13. Repetisi melodi pada biola (bagian B)

  Pada gambar diatas merupakan repetisi melodi yang dimainkan di biola (birama 52-55)

Gambar 3.14. Repetisi melodi pada biola (bagian B) Pada gambar diatas merupakan lanjutan dari melodi sebelumnya (birama 56-58). Ritardando menggambarkan suasana penulis ketika diperjalanan tiba-tiba berhenti karena ramainya lalu-lintas.

Gambar 3.15. Motif melodi bagian A pada cello

  Motif melodi pada bagian A dimainkan pada cello dengan menggunakan

  

contrary motion . Accelerando menggambarkan suasana penulis ketika

  setelah dihadapkan kemacetan lalu lintas. (birama 59-62)

Gambar 3.16. Motif melodi bagian A pada cello

  Pada gambar diatas cello kembali memainkan motif bagian A dengan

  

contrary motion , biola mempertahankan nada panjang sedangkan piano

  mengiringi lagu. (birama 63-66)

Gambar 3.17. Melodi utama pada biola

  Pada gambar diatas biola memainkan motif melodi utama bagian A, cello memainkan arpeggio chord, piano dengan teknik arpeggio dan block

  

chord . Pada bagian ini menggambarkan suasana ketika penulis dalam

  perjalanan mulai timbul rasa tenang meski ada rasa kegelisahan. (birama 68-71)

Gambar 3.18. Melodi utama pada biola

  Pada gambar diatas biola masih memainkan motif melodi utama lanjutan dari sebelumnya, cello dengan arpeggio chord, dan piano mengiringi dengan teknik arpeggio dan block chord. (birama 72-75)

Gambar 3.19. Melodi utama ada pada biola & piano

  Pada gambar diatas motif melodi utama bagian A dimainkan oleh biola dan piano, sedangkan cello memainkan paralel terts dibawah melodi utama. (birama 76-79)

Gambar 3.20. Melodi utama tetap pada biola & piano

  Pada gambar diatas biola dan piano masih tetap melanjutkan memainkan melodi utama sedangkan cello mempertebal pada nada bawah. Fermata digunakan untuk mengakhiri bagian A pada lagu

  “Senang”, dan menggunakan dinamika pianissisimo digunakan untuk menciptakan berakhirnya suasana senang pada penulis. (birama 80-84) Bagian C

Gambar 3.21. Motif antiseden melodi bagian C pada cello

  Pada gambar diatas ini adalah motif melodi bagian C yang dimainkan pada cello. Motif antiseden ini dimulai dari birama 85-92. (birama 85-88)

Gambar 3.22. Motif melodi bagian C pada cello

  Pada gambar diatas merupakan motif satu-kesatuan dengan birama sebelumnya yaitu birama 85. (birama 89-92)

Gambar 3.23. Motif konsekuen melodi bagian C pada biola

  Pada gambar diatas merupakan motif konsekuen melodi bagian C pada biola. Motif konsekuen tersebut berakhir sampai pada birama 104. (birama 93-97)

Gambar 3.24. Contrary motion pada biola & cello

  Pada gambar diatas biola dan cello melakukan contrary motion, yang menggambarkan suasana pada penulis dari rasa cemas menuju rasa kekhawatiran. (birama 98-100)

Gambar 3.25. Akhir dari bagian C pada piano

  Pada gambar diatas menggambarkan akhir dari bagian C yang mensituasikan suasana kecemasan penulis ketika di perjalanan pada saat itu. (birama 101-104) Bagian D

Gambar 3.26. Motif introduksi bagian D

  Pada gambar diatas ini merupakan motif awal bagian D dengan tempo

  

grave . Bagian ini menggambarkan perasaan khawatir penulis ketika sudah

mulai lelah melangkah di perjalanan dengan situasi dan kondisi sudah sepi.

  (birama 105-112)

Gambar 3.27. Repetisi motif bagian D

  Pada gambar diatas ini masih merupakan bagian repetisi pada bagian D yang menggambarkan rasa khawatir pada penulis. (birama113-119)

Gambar 3.28. Penggunaan pentatonik Jawa Pada gambar diatas menggunakan pentatonik Jawa untuk mengingatkan suasana penulis yang masih berada didaerah Jawa Tengah ketika malam hari yang sudah semakin sepi kendaraan yang melintas. (birama120-124)

Gambar 3.29. Pengulangan kembali motif bagian D

  Pada gambar diatas merupakan pengulangan dari bagian D yang menggambarkan rasa khawatir pada penulis ketika sedang dijalan mengingat jalanan yang sepi karena jam menunjukan hampir tengah malam. (birama 125-131)

Gambar 3.30. Penggunaan tangga nada pelog pada piano

  Pada gambar diatas menggambarkan suasana ketika penulis diingatkan kalau saat ini masih berada di Jawa Tengah. Pada biola dan cello diberi nada disonan dengan tujuan mengekspresikan perasaan penulis yang sedang gelisah saat jalan sepi dan gelap tanpa adanya penerangan lampu jalan.

Gambar 3.31. Pergerakan melodi naik turun di piano

  Pada gambar diatas menggambarkan suasana dari yang sebelumnya keruh karena gelisah menjadi sedikit tenang hingga akhirnya sebentar lagi memasuki wilayah perhutanan diperbatasan yang mencekam.

Gambar 3.32. Oktaf bawah pada piano

  Penggunaan oktaf bawah pada piano menggambarkan suasana penulis yang semula tenang tiba-tiba muncul perasaan was-was pada penulis.

  Pada bagian kedua ini merupakan tujuan utama dari penulis dari tugas akhir skripsi berjudul the fear yang berarti sebuah ketakutan. Tonalitas yang dimainkan yaitu masih dalam tangga nada D Mayor. Motif pertama yang digunakan untuk menghantarkan suasana rasa takut yaitu pada instrumen piano dengan nada D2 oktaf bawah.

Tabel 3.2 Analisis struktur The Fear II. Moderato

  Introduksi Birama 1-2 Bagian A Birama 3-15 Bagian B (lingsir wengi) Birama 16-23

  Komposisi bagian kedua ini menggunakan sukat 4/4 dimainkan dengan tempo moderato menggunakan tonalitas D Mayor. Bagian Introduksi pada birama 1-2, Introduksi dimulai dengan tangan kiri oktaf bawah pada piano kemudian biola mulai pada birama 3-4.

Gambar 3.33 Introduksi

  “Ketakutan”di piano bagian kedua Pada gambar diatas merupakan bagian introduksi, motif introduksi yang ada pada piano menggambarkan perasaan resah, gelisah, seram, dan takut penulis bercampur-aduk jadi satu ketika sedang di perjalanan dengan suasana yang mencekam ditengah hutan sendirian dan hujan rintik-rintik.

  Biola memainkan glissando untuk menimbulkan efek seram yang ada pada cerita ini. (Birama 1-4)

Gambar 3.34. Rasa takut yang berkepanjangan

  Pada gambar diatas ini masih menggambarkan suasana rasa takut yang dialami penulis. Rasa takut tersebut dituangkan melalui instrumen pada motif piano yang memainkan oktaf D range bawah pada tangan kiri, sedangkan pada tangan kanan menggunakan disonan untuk menuangkan rasa takut disertai tegang oleh penulis. (birama 5-11)

Gambar 3.35 Pengulangan ritme dan disonan pada piano

  Pada gambar diatas ini merupakan repetisi ritme yang digunakan untuk menimbulkan rasa takut disertai penggunaan nada disonan pada tangan kanan di piano dan fermata menggambarkan ketakutan yang berkepanjangan. (Birama 12-15)

  Bagian B

Gambar 3.36 Motif dari lagu lingsir wengi pada piano

  Pada gambar diatas ini menggunakan motif dari lagu lingsir wengi di piano dikarenakan menggambarkan ketika penulis sedang berada diperjalanan melewati belantara hutan nan sepi dipenghujung perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat tiba-tiba dengan sendirinya kaset lagu yang penulis putar berubah menjadi radio dengan alunan lagu lingsir wengi tersebut. Rasa ketakukan ini merupakan puncak dari segalanya yang penulis hadapi kala itu dan menjadikan sebuah kenangan tersendiri untuk mendeskripsikan cerita tentang perjalanan ini dituang dalam tugas akhir komposisi penulis. (birama 16-19)

Gambar 3.37 Melodi yang bersahutan pada piano, cello, dan biola

  Pada gambar diatas melodi yang bersahut-sahutan menggambarkan suasana akhir dari rasa takut berkepanjangan yang dilalui penulis ketika sedang melintasi perbatasan Jawa Tengah menuju Jawa Barat. (birama 20- 23) 3.

Kelegaan

  Pada bagian ketiga ini merupakan bagian terakhir dari karya ini. Selepas dari rasa takut yang sebelumnya penulis rasakan hingga pada akhirnya kelegaan pun datang. Tonalitas yang digunakan dalam tangga nada E Mayor. Pada introduksi, motif pertama yaitu dimainkan oleh piano.

Tabel 3.3 Analisis struktur “The Fear” III. Andante introduksi Birama 1-5

  Bagian A Birama 6-25 Bridge Birama 26-41 Bagian B Birama 42-59

  Komposisi bagian ketiga ini menggunakan sukat 4/4 dimainkan dengan tempo Andante menggunakan tonalitas E Mayor. Bagian Introduksi pada birama 1-5 dengan progresi akor IV-III-II-I. Introduksi dimulai dengan piano terlebih dahulu.

  Introduksi

Gambar 3.38 Introduksi

  “Kelegaan” pada piano Pada gambar diatas merupakan Introduksi pada birama 1-5. Pada birama pertama diketukan 1 sampai 3 diberi not istirahat untuk menggambarkan suasana penulis sedang beristirahat sebentar untung menenangkan rasa yang sebelumnya fase ketakutan lalu perlahan mulai hilang lalu disambung birama pertama ketukan keempat untuk memulai fase kelegaan. Tempo andante seiring dengan perasaan yang tenang serta lega. Motif pada piano ditangan kanan serta tangan kiri menggunakan arpeggio chord dengan pedal untuk melegakan suasana.

Gambar 3.39. Motif melodi bagian A pada piano Pada gambar diatas piano memainkan motif melodi yang sama dengan Introduksi dimulai dari birama 6-9 kemudian diulang kembali motif yang sama pada birama 10-13.

  Biola pada birama 6-7 menggunakan Chromatic Scale untuk memperkuat suasana dramatis yang sebelumnya rasa takut menjadi lega. Cello menggunakan motif yang sama dengan piano. (birama 6-13)

Gambar 3.40. Repetisi motif melodi pada piano Pada gambar diatas piano memainkan repetisi motif melodi bagian A.

  Bagian pada gambar ini menggambarkan suasana penulis yang masih belum yakin benar-benar lega dengan penggunakan 1/16 pada birama 17 ketukan ketiga dan keempat. (birama 14-17)

Gambar 3.41. Repetisi motif melodi pada piano

  Pada gambar diatas merupakan pengulangan motif pada birama 6-8 serta pengulangan motif melodi bagian A pada piano.

  Biola, cello, dan piano menggunakan unison birama 21 yang berisi not 1/16 untuk menggambarkan suasana kelegaan yang membuat pada akhirnya penulis yakin kalau ini sudah lega. (birama 18-21)

Gambar 3.42. Repetisi melodi kromatik pada cello

  Pada gambar diatas ini merupakan repetisi dari birama sebelumnya yang biola memainkan kromatik sekarang berpindah cello yang bermain kromatik untuk mengangkat suasana bahwa penulis sebentar lagi ingin memasuki wilayah Jawa Barat. (birama 22-25)

  Bridge

Gambar 3.43. Bridge dengan melodi Sunda

  Pada gambar diatas menggambarkan bahwa penulis sudah meninggalkan Jawa Tengah dan memasuki wilayah Jawa Barat yaitu sekitar Banjar menuju Ciamis. Penggunaan melodi Sunda untuk mengingatkan kembali kalau penulis sudah menginjak di tanah Jawa Barat. (birama 26-31)

Gambar 3.44. Motif antiseden dan konsekuen

  Pada gambar diatas yaitu menggunakan antiseden dan konsekuen pada biola dan cello untuk menggambarkan suasana yang khas jika kita sedang di Jawa Barat. (birama 32-34)

Gambar 3.45. Motif antiseden dan konsekuen

  Pada gambar diatas ini menggunakan antiseden dan konsekuen pada biola dan cello yang menggambarkan masih ada suasana khas daerah Sunda pada melodi yang dimainkan. Bagian menjelang akhir diberi diminuendo untuk memperlembut suara yang dihasilkan serta fermata untuk mengakhiri dari bagian bridge tersebut. (birama 35-41) Bagian B

Gambar 3.46. Repetisi motif melodi lagu bagian B

  Pada gambar diatas merupakan penggunaan repetisi motif melodi dari lagu bagian Allegro dengan biola dan piano memainkan unison sedangkan cello bermain dengan contrary motion. Bagian B ini menggambarkan rasa kembali senang ketika penulis sedang diperjalanan mulai memasuki jalan bebas hambatan yaitu di jalan tol Cileunyi. (birama 42-48)

Gambar 3.47. Repetisi motif dari bagian B

  Pada gambar diatas merupakan repetisi motif melodi dari bagian Allegro yang menggambarkan perasaan kembali senang mengingat di awal perjalanan hendak mau berangkat menuju kota asal penulis. Bagian menjelang ritardando serta melodi dibuat turun untuk menggambarkan bahwa penulis sudah selesai melakukan perjalanan. (birama 49-58)

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Manajemen Penilaian Hasil Belajar pada Kurikulum 2013 Berbasis Teknologi Informasi

0 0 22

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Manajemen Penilaian Hasil Belajar pada Kurikulum 2013 Berbasis Teknologi Informasi

0 0 52

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Manajemen Penilaian Hasil Belajar pada Kurikulum 2013 Berbasis Teknologi Informasi

0 1 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum SMP Negeri 5 Salatiga - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Manajemen Penilaian Hasil Belajar pada Kurikulum 2013 Berbasis Teknologi Informasi

0 0 56

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA KURIKULUM 2013 BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI TESIS Diajukan dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Pendidikan

0 1 16

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Sekolah Adiwiyata di SMA Negeri 2 Salatiga

3 4 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Sekolah Adiwiyata di SMA Negeri 2 Salatiga

1 5 100

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Sekolah Adiwiyata di SMA Negeri 2 Salatiga

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Sekolah Adiwiyata di SMA Negeri 2 Salatiga

0 0 81

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Guru dalam Menyusun Proposal PTK Melalui Metode Coaching Model Grow ME di SD Negeri Purwoyoso 04 Kota Semarang

0 0 18