Rekaman proses konseling individual Kasus 1
PPL BK 2015 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
DI SMK NEGERI 1 KASIHAN JL. PG Madukismo Bugisan Yogyakarta 55182
satu dengan teman-temannya. Dia menjadi pesimis untuk bergabung dan enggan menjadi satu dengan mereka.
Dari permasalahan tersebut, AR merasa sedih dengan keadaan dirinya ini. AR merasa dirinya tidak sempurna. Walaupun
kecantikan seorang perempuan tidak dilihat secara fisik tetapi tetap saja baginya hal ini merupakan kekurangan yang ada pada dirinya.
AR pun semakin bingung cara dia agarbisa berteman dengan teman-temannya tanpa merasa minder dan iri.
3. Pendekatan yang digunakan
Pada masalah ini AR merasa bahwa ia memiliki kekurangan yang menyebabkan dia merasa minder untuk bergaul.
Pendekatan yang akan digunakan oleh praktikan adalah dengan pendekatan “Rational Emotif Therapy”.
4. Diagnosis
Konseli merasa minder untuk berteman dengan teman- temannya karena keadaan dirinya yang dia anggap kurang
sempurna.
5. Prognosis
Permasalahan ini dapat teratasi dengan cara menyakinkan konseli bahwa menulis dengan tangan kiri bukanlah suatu
kekurangan dan jangan pernah ragu, takut, minder untuk bergaul. Karena dengan keadaan AR sekarang, justru AR harus bangga
karena dirinya special beda dari yang lain. Dirinya harus percaya diri dengan keadaan dirinya sekarang.
6. Fokus perhatian atau sasaran konselor dalam membantu konseli
PPL BK 2015 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
DI SMK NEGERI 1 KASIHAN JL. PG Madukismo Bugisan Yogyakarta 55182
Konselor membantu untuk memandirikan konseli agar dapat menemukan solusi yang terbaik dalam memecahkan
masalahnya. Konselor hanya mengarahkan konseli untuk menemukan solusi dari permasalahannya. Dengan begitu konseli
akan berusaha untuk menemukan sendiri keputusan yang terbaik bagi dirinya sendiri dengan bantuan arahan dari konselor. Ketika
pikiran konseli mulai irrasional lagi maka tugas konselor disini menyadarkan dan mengarahkan konseli untuk berfikir secara
rasional. Konselor memberikan penguatan-penguatan positif atas pikiran konseli yang mulai rasional.
7. Langkah-langkah konseling yang ditempuh
- Konselor mengawali dengan salam dan attending.
- Konselor memberikan pertanyaan terbuka kepada konseli,
mengenai masalah yang AR alami sehingga AR bisa bercerita panjang lebar.
- Konselor memunculkan banyak pertanyaan menggunakan
pertanyaan terbuka dan tertutup. -
Konselor mengarahkan konseli menuju pikiran yang lebih dengan menggunakan ketrampilan dalam konseling seperti
ketrampilan melakukan genuine, konfrontasi, empati. -
Ketika proses konseling mencapai tahap akhir, konselor memberikan penguatan-penguatan positif kepada konseli
serta mendukung pikiran yang lebih rasional.
8. Evaluasi
- Hasil yang ingin dicapai
Dari konseling yang dilakukan diharapkan konseli dapat mengubah pikiran irrasionalnya menjadi pikiran yang
lebih rasinal sehingga konseli merasa lebih percaya diri
PPL BK 2015 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
DI SMK NEGERI 1 KASIHAN JL. PG Madukismo Bugisan Yogyakarta 55182
yang nantinya dirinya tidak merasa minder lagi untuk bergaul.
- Hasil yang telah dicapai
Beberapa hari setelah konseling, AR mulai nyaman untuk berteman dengan teman kelasnya. Dia mulai percaya
diri dan tidak merasa minder lagi. Bagi dia menulis dengan tangan kiri tidak menjadi penghalang bagi dia untuk
bersosialisasi, karena dia harus banyak bersyukur dengan keadaan ini.
9. Rencana Tindak Lanjut
Melaksanakan konseling individu lanjutan apabila konseli masih memerlukan bantuan konselor.
Bantul, 5 September 2015
Guru Bimbingan dan Konseling
Purwanti, S.Pd.
NIP 19700105 200801 2 021 Mahasiswa Praktikan
Larindah Septiyani
NIM 12104241048
PPL BK 2015 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
DI SMK NEGERI 1 KASIHAN JL. PG Madukismo Bugisan Yogyakarta 55182
LAPORAN KONSELING INDIVIDU