7 Tegangan V
t
dijaga konstan setiap saat dan terhubung dengan bus tak terhingga, jika n ns, akan mengakibatkan E
f
mendahului V
t
dengan sudut daya yang besar sekali dan Ia akan naik yang akhirnya menyebabkan generator trip. Jika ns n akan menyebabkan E
f
tertinggal dari V
t
, padahal perubahan daya yang dinginkan adalah sedikit mungkin, oleh karenanya Ia akan naik sehingga tercapai kondisi seperti semula. Masalah utama yang
diperhatikan adalah seberapa besar perbedaan tegangan tersebut diinginkan dan berapa lama waktu kejadiannya. Dengan memperhatikan persamaan 9 terlihat bahwa ada dua
indeks kestabilan yang harus diperhatikan dari sistem, yaitu: sudut daya dan n
putaran, dengan perubahan kecepatan sudut:
dt d
dt
................................................................................................... 17
2. PSS Power System Stabilizer
PSS merupakan penstabil tambahan yang disuntikkan pada AVR dengan masukan sinyal deviasi daya nyata yang bekerja dengan masukan perubahan kecepatan sudut rotor
mesin
. Konfigurasi penambahan rangkaian PSS ditunjukkan pada gambar 2.
6
K
C
G
2
K
T
s T
K K
do 3
3
1
s T
K
a a
1
Gambar 2. Konfigurasi penambahan rangkaian PSS pada mesin sinkron
Torsi redaman harus sefasa dengan
sehingga fasa total loop pada gambar di atas harus sama dengan kecepatan sudut
. PSS dirancang dengan tiga komponen pokok meliputi:
Blok reset filter Kompensator
Penguatan
8 Fungsi alih PSS secara umum berbentuk:
s T
s T
s T
s T
K S
G
Lg Ld
re re
E C
1 1
1 dimana:
E
K : penguatan yang dapat diatur
s T
s T
Lg Ld
1 1
: komponen lead kompensator
Lg
T
ditentukan
Ld
T
diatur.
s T
s T
re re
1
: komponen reset. Perolehan nilai redaman yang diinginkan dilakukan melalui penalaan parameter PSS
E
K dan
Ld
T pada nilai tertentu untuk kondisi operasi tertentu. PSS dengan masukan sinyal
yang dipasang untuk sebuah mesin pada sistem mesin tunggal, sinyal kontrol
yang diperoleh PSS adalah:
s G
U
C C
dimana:
C
U
: sinyal kontrol dari PSS ke sistem melalui AVR
C
U
: perubahan kecepatan sudut mesin
s G
C
: fungsi alih PSS Torsi yang dihasilkan setelah melalui rangkaian eksitasi berbentuk:
2
s G
s G
K T
C n
D
dimana: s
T
D
: torsi redaman
s G
n
: fungsi alih sistem eksitasi Guna mendapatkan torsi yang sefasa dengan
maka:
s G
s G
C n
Dengan demikian, jika:
s G
n
maka
s
G
C
dan
s
T s
T s
G
Lg Ld
C
1 1
dengan
s , sehingga
Ld
T ditala pada nilai
j s
, menggunakan bentuk:
9
2 tan
. 2
tan
Ld
T
dengan
Lg Lg
T T
1 tan
1 2
Penguatan PSS diperoleh berdasarkan persamaan:
2
s G
s G
K D
K
C n
E E
dimana:
n n
E
M D
. .
. 2
M K
o n
1
n
= faktor redaman yang diharapkan M = momen inertia mesin
n
= frekuensi natural mesin
o
= frekuensi nominal Permasalahan yang muncul adalah jika terjadi perubahan beban, karena parameter-
parameter tersebut di atas harus di tala ulang dengan menggunakan persamaan-persamaan tersebut. Metode tersebut di anggap kurang efektif sebab pada kondisi nyata perubahan
kondisi operasi berlangsung setiap saat. Oleh karena itu perlu dicari metode pengendalian yang adapatif terhadap kondisi operasi. Salah satu metode yang adapatif terhadap kondisi
operasi adalah metode yang memanfaatkan algoritma pengaturan berbasis lohika kabur.
3. Pengaturan dengan Logika Kabur