PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 TANJUNG MORAWA T.P 2015/2016.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK
SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA
NEGERI 1 TANJUNG MORAWA T.P 2015/2016

Oleh :
Siti Annisa
NIM 4123121071
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ii


RIWAYAT HIDUP

Siti Annisa dilahirkan di Tanjung Morawa pada tanggal 30 April 1994. Ayah
bernama Hafifuddin dan Ibu bernama Suriani, merupakan anak kelima dari lima
bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri 101878 Tanjung Morawa dan
lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri
1 Tanjung Morawa dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan
sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun
2012, penulis diterima di Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Program Studi
Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Penulis tercatat
sebagai Asisten Laboratorium Fisika Dasar Tahun 2013-2016.

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK
SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA
NEGERI 1 TANJUNG MORAWA T.P 2015/2016
Siti Annisa (NIM: 4123121071)
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada
hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi
suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa T.P
2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas X Semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa yang
terdiri dari 10 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random
sampling dengan mengambil 2 kelas dari 10 kelas secara acak yaitu kelas X-5
sebagai kelas eksperimen dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen
berjumlah 35 orang dan kelas kontrol berjumlah 35 orang. Kelas eksperimen
diberikan perlakuan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas
kontrol dengan pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data hasil
belajar siswa menggunakan tes pilihan berganda dengan jumlah 15 soal. Teknik
analisis data menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan ratarata (uji t dua pihak dan uji t satu pihak).
Setelah diberikan pretes diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen
adalah 46,28 dan kelas kontrol adalah 47,24. Selanjutnya kedua kelas diberi
perlakuan yang berbeda yaitu kelas eksperimen dengan model pembelajaran
berbasis masalah dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional selama
empat kali pertemuan. Setelah pembelajaran pada pertemuan ke empat selesai,

diberikan postes. Hasil rata-rata postes kelas eksperimen adalah 70,66 dan kelas
kontrol adalah 60,19. Dari hasil uji t diperoleh thitung = 3,94 sedangkan ttabel = 1,67.
Karena thitung > ttabel ( 3,94 > 1,67) maka Ha diterima. Dengan menggunakan uji t
diperoleh bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester
II SMAN 1 Tanjung Morawa T.P 2015/2016.
Kata kunci : quasi eksperimen, pembelajaran berbasis masalah, konvensional,
hasil belajar

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat
selesai tepat pada waktunya.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X
Semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa T.P 2015/2016.” Adapun skripsi ini

disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga
akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr.
Derlina, M.Si, Ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd, dan Ibu Dr. Rita Juliani, M.Si, selaku
dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari
rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan,
dan Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku ketua jurusan Fisika, serta Bapak
Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd selaku ketua prodi pendidikan Fisika, juga
kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan Fisika
FMIPA Unimed yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih
disampaikan juga kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA
Unimed. Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Ali Sarles Hutabarat selaku guru
bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama
penelitian, serta Bapak Drs. James, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1
Tanjung Morawa atas izin penelitian yang diberikan.

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Ayahanda yang
senantiasa mendukung dengan segenap peluh perjuangannya lewat materi, doa,
perasaan serta nasehatnya dan juga Ibunda yang tiada hentinya mendo’akan anak-

v

anaknya di setiap sujud-sujudnya. Dan juga buat abang dan kakak tercinta, Deni
Sufihar, S.H, Deno Fatahila, Dede Muhammad Nanda, dan Noni Permata Sari
yang senantiasa memotivasi lewat nasehat-nasehatnya. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada “Geng Genduy” yang senantiasa menemani selama 4 tahun
Fitrah Yani Pasaribu, Nurhalimah Sirait, Rahma Khairani Putri, Ramadhani
Mulia, Retno Utami, Sitty Sugma Aldila, dan Utami Putri, serta teman-teman
seperjuangan Fisika Dik B 2012. Terimakasih juga teman-teman PPLT Unimed
2015 Dita Gurusinga, Ratna Dewi, Silvi Wulandika, dan Sri Asyanti yang selalu
membantu dan memberikan semangat serta canda tawa kepada penulis.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada keluarga besar asisten laboratorium
fisika umum, terkhusus kepada Khoirul Ikhsan, Atikah, Inggit, Nurul, Kifin, Nida,
Ermin, Putri, dan Rafles, serta teman-teman seperjuangan satu PS yaitu Irene
Kristiani, Nita Pani, dan Sobar Novtri Harry yang senantiasa memberikan
semangat dan saling berbagi ilmu kepada penulis. Yang teristimewa penulis

ucapkan terima kasih kepada teman hidup yang paling tulus, teman yang selalu
ada di saat suka maupun duka, Taufan Fadilah yang telah memberikan semangat
dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
.

Medan,
Penulis,

Siti Annisa

Juni 2015

vi

DAFTAR ISI


Lembaran Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN

1.1.
Latar Belakang Masalah
1.2.
Identifikasi Masalah
1.3.
Batasan Masalah
1.4.
Rumusan Masalah
1.5.
Tujuan Penelitian
1.6.
Manfaat Penelitian
1.7.
Defenisi Operasional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Hasil Belajar
2.1.3. Aktivitas Belajar

2.1.4. Model Pembelajaran
2.1.4.1.Pengertian Model Pembelajaran
2.1.4.2.Ciri – Ciri Model Pembelajaran
2.1.4.3.Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran
2.1.5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.5.1.Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.5.2.Ciri – Ciri Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.5.3.Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.5.4.Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.5.5.Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.5.6.Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.5.7.Teori Belajar yang Melandasi Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
2.1.6 Model Pembelajaran Konvensional

1
1
4
4
4

5
6
6
7
7
7
8
10
11
11
11
12
12
12
13
14
14
16
18
19

19

vii

2.1.7.
2.1.8.
2.2.
2.3.

Materi Pembelajaran Suhu dan Kalor
Penelitian Terdahulu
Kerangka Konseptual
Hipotesis Penelitian

20
21
22
24

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.
Jenis dan Desain Penelitian
3.3.1. Jenis Penelitian
3.3.2. Desain Penelitian
3.4.
Prosedur Penelitian
3.5.
Teknik Pengumpulan Data
3.6.
Instrumen Penelitian
3.6.1. Tes Hasil Belajar Siswa
3.6.1.1.Validitas Isi
3.6.2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
3.7.
Teknik Analisis Data
3.7.1. Uji Normalitas
3.7.2. Uji Homogenitas
3.7.3. Uji Hipotesis

25
25
25
25
25
26
26
29
29
29
30
31
31
32
32
33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Data Hasil Penelitian
4.1.2 Data Nilai Pretes Tes Hasil Belajar
4.1.3 Analisis Data Pretes
4.1.4 Data Nilai Postes Tes Hasil Belajar
4.1.5 Analisis Data Postes
4.1.6 Data Observasi Aktivitas Siswa
4.1.7 Analisis Data Lembar Kerja Siswa (LKS)
4.2
Pembahasan Penelitian

36
36
36
36
38
38
40
43
48
49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

54
54
55

Daftar Pustaka
Lampiran

56
58

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Rancangan Pembelajaran Berbasis Masalah

14

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian

28

Gambar 4.1. Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen

37

Gambar 4.2. Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Kontrol

37

Gambar 4.3. Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen

39

Gambar 4.4. Diagram Batang Nilai Postes Kelas Kontrol

40

Gambar 4.5. Diagram Batang Hubungan Aktivitas dengan Hasil Belajar
Siswa

48

ix

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Model Pembelajaran Berbasis Masalah

16

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu

21

Tabel 3.1. Desain Penelitian

26

Tabel 3.2. Kisi – Kisi Soal

30

Tabel 4.1. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

36

Tabel 4.2. Data Hasil Perhitungan Uji t Pretes Hasil Belajar Siswa

38

Tabel 4.3. Tabel Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

39

Tabel 4.4. Data Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi, dan
Varians Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol

40

Tabel 4.5. Data Hasil Uji Normalitas Postes Hasil Belajar Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

41

Tabel 4.6. Data Hasil Uji Homogenitas Postes Hasil Belajar Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

41

Tabel 4.7. Data Hasil Perhitungan Uji Beda t Postes Hasil Belajar Siswa

42

Tabel 4.8. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen

43

Tabel 4.9. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol

44

Tabel 4.10. Nilai Pretes, Nilai Aktivitas Belajar Siswa, dan Nilai Postes

45

Tabel 4.11. Data Nilai Rata-Rata LKS Selama 4 Pertemuan

49

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. RPP 1

58

Lampiran 2. RPP 2

68

Lampiran 3. RPP 3

77

Lampiran 4. RPP 4

87

Lampiran 5. LKS 1

98

Lampiran 6. LKS 2

103

Lampiran 7. LKS 3

107

Lampiran 8. LKS 4

112

Lampiran 9. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar

117

Lampiran 10. Instrumen Tes Hasil Belajar

133

Lampiran 11. Validitas Isi Perangkat Instrumen

141

Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen

147

Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol

149

Lampiran 14. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen

151

Lampiran 15. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol

153

Lampiran 16. Data Pretes

155

Lampiran 17. Uji Normalitas Pretes

156

Lampiran 18. Uji Homogenitas Pretes

160

Lampiran 19. Uji Hipotesis Pretes

162

Lampiran 20. Data Postes

164

Lampiran 21. Uji Normalitas Postes

165

Lampiran 22. Uji Homogenitas Postes

169

Lampiran 23. Uji Hipotesis Postes

171

Lampiran 24. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

174

Lampiran 25. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Siswa Kelas
Eksperimen
Lampiran 26. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Kontrol

186
187

xi

Lampiran 27. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Siswa Kelas
Kontrol

199

Lampiran 28. Perhitungan Data Distribusi Frekuensi Pretes

200

Lampiran 29. Perhitungan Data Distribusi Frekuensi Postes

204

Lampiran 30. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilifors

208

Lampiran 31. Tabel Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal 0-z

209

Lampiran 32. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F

210

Lampiran 33. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t

212

Lampiran 34. Dokumentasi Penelitian

213

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang peristiwa dan
fenomena alam. Pelajaran fisika termasuk salah satu pelajaran yang cukup
menarik karena langsung berkaitan dengan kejadian yang nyata dan juga dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu pelajaran fisika lebih banyak
memerlukan pemahaman dari pada penghafalan. Namun kenyataannya pada
pembelajaran di sekolah, fisika sering kali menjadi mata pelajaran yang
menakutkan bagi para siswa. Mereka masih menganggap bahwa fisika itu sulit
karena banyak menghitung dengan menggunakan rumus-rumus yang cukup rumit.
Siswa juga dituntut untuk menghafal rumus-rumus fisika. Hal ini menyebabkan
berkurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran fisika.
Berdasarkan pengalaman peneliti saat melaksanakan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Batang Kuis, masalah yang terdapat di sekolah
tersebut yaitu kurangnya minat dan keaktifan siswa pada saat proses
pembelajaran, terutama pada mata pelajaran IPA, khususnya fisika. Sedangkan
untuk sarana dan prasarana di sekolah tersebut sudah cukup memadai, namun
untuk laboratorium IPA, pemanfaatannya kurang baik dikarenakan alat-alat yang
terbatas.
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Tanjung
Morawa, berdasarkan hasil observasi melalui wawancara dengan guru fisika di
SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, Bapak Drs. Ali Sarles Hutabarat, diperoleh
bahwa minat siswa terhadap pembelajaran fisika masih kurang. Indikator yang
menyatakan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran fisika masih kurang dapat
dilihat dari nilai rata-rata siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa adalah 65, sedangkan
KKM di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa adalah 70. Selain itu siswa juga kurang
aktif dalam proses pembelajaran fisika. Ini terjadi karena siswa beranggapan
bahwa fisika itu sulit untuk dimengerti/dipahami sebab terlalu banyak rumus yang

2

harus dihafal dan simbol-simbol yang tidak dimengerti siswa sehingga siswa
kurang berminat belajar fisika. Sementara itu untuk kondisi laboratorium di SMA
Negeri 1 Tanjung Morawa, alat-alat yang tersedia masih terbatas. Oleh sebab itu
siswa jarang melakukan praktikum.
Selain melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran fisika, peneliti
juga menyerahkan angket kepada 35 orang siswa. Berdasarkan hasil penyerahan
angket, diperoleh sebanyak 8,57% siswa menyukai pelajaran fisika, sedangkan
42,86% siswa tidak menyukai fisika. Dari angket tersebut dapat diperoleh akar
permasalahan kenapa siswa tidak menyukai fisika, antara lain siswa berpendapat
bahwa fisika itu sulit dan kurang menarik, kegiatan pembelajaran fisika yang
berlangsung di kelas dominan hanya mencatat dan mengerjakan soal saja, mereka
juga beranggapan bahwa kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran dikelas
sulit dipahami dan membosankan. Ini dikarenakan model pembelajaran yang
digunakan masih berpusat pada guru, sehingga siswa menjadi pasif dan tidak
dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi
masalah pembelajaran fisika. Hal tersebut juga dapat mengakibatkan rendahnya
hasil belajar siswa.
Berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran fisika di
sekolah, menurut peneliti perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang sesuai
dan mampu meningkatkan keterampilan berpikir, keterampilan mengatasi
masalah, serta dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Maka dari itu model
pembelajaran yang akan diterapkan peneliti yaitu model pembelajaran berbasis
masalah. Karena pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu
guru menyampaikan informasi dengan jumlah besar kepada siswa. Akan tetapi
pembelajaran

berbasis

masalah

dirancang

untuk

membantu

siswa

mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah,
dan keterampilan intelektualnya; mempelajari peran-peran orang dewasa dengan
mengalaminya secara riil atau situasi yang disimulasikan; dan menjadi pelajar
yang mandiri dan otonom (Arends,2008).

3

Menurut Tan (2003) pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi
dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran berbasis masalah kemampuan
berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau
tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji,
dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Dalam jurnal penelitian yang ditulis oleh Orhan Akinoglu dan Ruhan
Ozkardes Tandogan pada tahun 2007 Marmara Universitesi, Istanbul, Turkey
yang berjudul “The Effects of Problem-Based Active Learning in Science
Education on Students’ Academic Achievement, Attitude and Concept Learning”
hasil penelitiannya adalah dibandingkan dengan kurikulum teknik tradisional,
model pembelajaran berbasis masalah tampaknya menginspirasi lebih tinggi
tingkat keterlibatan dalam kegiatan belajar dan tingkat yang lebih tinggi dari
kompleks pemahaman’’. Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti Rajo Hasim Lubis dengan judul “Efek Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Listrik Dinamis Di Kelas X
Semester II SMA N 1 Hinai Kabupaten Langkat T.A. 2013/2014” diperoleh hasil
belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan
nilai rata-rata 67,5 lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional yang nilai rata-ratanya 58,67. Selanjutnya penelitian yang dilakukan
oleh peneliti Riski Hasanah dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Materi Fluida Dinamis Di
Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Kisaran T.A 2014/2015” hasil penelitiannya
yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil
belajar siswa pada materi Fluida Dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1
Kisaran, hasil uji hipotesis thitung > ttabel yaitu 6,47 > 1,67.
Berdasarkan uraian di atas penulis berkeinginan melakukan penelitian dengan
judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA
Negeri 1 Tanjung Morawa T.P 2015/2016’’.

4

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah.
2. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran fisika.
3. Kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika.
4. Tidak pernah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
5. Pembelajaran yang digunakan cenderung masih berpusat pada guru (teacher
centered).

1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah dan keterbatasan waktu serta
kemampuan penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah yaitu :
1. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dan subjek yang
diteliti adalah siswa kelas X semester II T.P 2015/2016.
2. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah suhu dan kalor.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis
masalah untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk
kelas kontrol.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas
X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas
X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah?
3. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Morawa
selama mengikuti pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional

5

dengan

aspek

aktivitas

yang dinilai

yaitu

memberikan jawaban,

mendengarkan penjelasan guru, memberikan pertanyaan, melakukan
diskusi, menjawab soal, dan memberikan kesimpulan materi pelajaran?
4. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Morawa
selama mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah dengan aspek aktivitas yang dinilai yaitu merumuskan hipotesis,
melakukan

diskusi,

melakukan

percobaan,

memecahkan

masalah,

melakukan presentasi, dan membuat kesimpulan?
5. Apakah hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X
semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa?

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di
kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di
kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah.
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung
Morawa selama mengikuti pembelajaran menggunakan pembelajaran
konvensional dengan aspek aktivitas yang dinilai yaitu memberikan
jawaban,

mendengarkan

penjelasan

guru,

memberikan

pertanyaan,

melakukan diskusi, menjawab soal, dan memberikan kesimpulan materi
pelajaran
4. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung
Morawa selama mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah dengan aspek aktivitas yang dinilai yaitu merumuskan

6

hipotesis, melakukan diskusi, melakukan percobaan, memecahkan masalah,
melakukan presentasi, dan membuat kesimpulan
5. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada hasil belajar siswa
dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu
dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.

1.6. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa
Sebagai bahan informasi hasil belajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya nilai pelajaran fisika.

2. Bagi Guru
Sebagai bahan informasi alternatif bagi guru fisika untuk memilih model
pembelajaran fisika dalam upaya meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

1.7. Definisi Operasional
Definisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini
adalah :
1. Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang
dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan mengatasi masalah, mempelajari peran-peran orang dewasa dan
menjadi pelajar yang mandiri.
2. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar mengajar sesuai
denagn tujuan pendidikan.
3. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental dalam
kegiatan belajar.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang peristiwa dan
fenomena alam. Pelajaran fisika termasuk salah satu pelajaran yang cukup
menarik karena langsung berkaitan dengan kejadian yang nyata dan juga dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu pelajaran fisika lebih banyak
memerlukan pemahaman dari pada penghafalan. Namun kenyataannya pada
pembelajaran di sekolah, fisika sering kali menjadi mata pelajaran yang
menakutkan bagi para siswa. Mereka masih menganggap bahwa fisika itu sulit
karena banyak menghitung dengan menggunakan rumus-rumus yang cukup rumit.
Siswa juga dituntut untuk menghafal rumus-rumus fisika. Hal ini menyebabkan
berkurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran fisika.
Berdasarkan pengalaman peneliti saat melaksanakan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Batang Kuis, masalah yang terdapat di sekolah
tersebut yaitu kurangnya minat dan keaktifan siswa pada saat proses
pembelajaran, terutama pada mata pelajaran IPA, khususnya fisika. Sedangkan
untuk sarana dan prasarana di sekolah tersebut sudah cukup memadai, namun
untuk laboratorium IPA, pemanfaatannya kurang baik dikarenakan alat-alat yang
terbatas.
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Tanjung
Morawa, berdasarkan hasil observasi melalui wawancara dengan guru fisika di
SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, Bapak Drs. Ali Sarles Hutabarat, diperoleh
bahwa minat siswa terhadap pembelajaran fisika masih kurang. Indikator yang
menyatakan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran fisika masih kurang dapat
dilihat dari nilai rata-rata siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa adalah 65, sedangkan
KKM di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa adalah 70. Selain itu siswa juga kurang
aktif dalam proses pembelajaran fisika. Ini terjadi karena siswa beranggapan
bahwa fisika itu sulit untuk dimengerti/dipahami sebab terlalu banyak rumus yang

2

harus dihafal dan simbol-simbol yang tidak dimengerti siswa sehingga siswa
kurang berminat belajar fisika. Sementara itu untuk kondisi laboratorium di SMA
Negeri 1 Tanjung Morawa, alat-alat yang tersedia masih terbatas. Oleh sebab itu
siswa jarang melakukan praktikum.
Selain melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran fisika, peneliti
juga menyerahkan angket kepada 35 orang siswa. Berdasarkan hasil penyerahan
angket, diperoleh sebanyak 8,57% siswa menyukai pelajaran fisika, sedangkan
42,86% siswa tidak menyukai fisika. Dari angket tersebut dapat diperoleh akar
permasalahan kenapa siswa tidak menyukai fisika, antara lain siswa berpendapat
bahwa fisika itu sulit dan kurang menarik, kegiatan pembelajaran fisika yang
berlangsung di kelas dominan hanya mencatat dan mengerjakan soal saja, mereka
juga beranggapan bahwa kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran dikelas
sulit dipahami dan membosankan. Ini dikarenakan model pembelajaran yang
digunakan masih berpusat pada guru, sehingga siswa menjadi pasif dan tidak
dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi
masalah pembelajaran fisika. Hal tersebut juga dapat mengakibatkan rendahnya
hasil belajar siswa.
Berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran fisika di
sekolah, menurut peneliti perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang sesuai
dan mampu meningkatkan keterampilan berpikir, keterampilan mengatasi
masalah, serta dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Maka dari itu model
pembelajaran yang akan diterapkan peneliti yaitu model pembelajaran berbasis
masalah. Karena pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu
guru menyampaikan informasi dengan jumlah besar kepada siswa. Akan tetapi
pembelajaran

berbasis

masalah

dirancang

untuk

membantu

siswa

mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah,
dan keterampilan intelektualnya; mempelajari peran-peran orang dewasa dengan
mengalaminya secara riil atau situasi yang disimulasikan; dan menjadi pelajar
yang mandiri dan otonom (Arends,2008).

3

Menurut Tan (2003) pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi
dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran berbasis masalah kemampuan
berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau
tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji,
dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Dalam jurnal penelitian yang ditulis oleh Orhan Akinoglu dan Ruhan
Ozkardes Tandogan pada tahun 2007 Marmara Universitesi, Istanbul, Turkey
yang berjudul “The Effects of Problem-Based Active Learning in Science
Education on Students’ Academic Achievement, Attitude and Concept Learning”
hasil penelitiannya adalah dibandingkan dengan kurikulum teknik tradisional,
model pembelajaran berbasis masalah tampaknya menginspirasi lebih tinggi
tingkat keterlibatan dalam kegiatan belajar dan tingkat yang lebih tinggi dari
kompleks pemahaman’’. Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti Rajo Hasim Lubis dengan judul “Efek Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Listrik Dinamis Di Kelas X
Semester II SMA N 1 Hinai Kabupaten Langkat T.A. 2013/2014” diperoleh hasil
belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan
nilai rata-rata 67,5 lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional yang nilai rata-ratanya 58,67. Selanjutnya penelitian yang dilakukan
oleh peneliti Riski Hasanah dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Materi Fluida Dinamis Di
Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Kisaran T.A 2014/2015” hasil penelitiannya
yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil
belajar siswa pada materi Fluida Dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1
Kisaran, hasil uji hipotesis thitung > ttabel yaitu 6,47 > 1,67.
Berdasarkan uraian di atas penulis berkeinginan melakukan penelitian dengan
judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA
Negeri 1 Tanjung Morawa T.P 2015/2016’’.

4

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah.
2. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran fisika.
3. Kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika.
4. Tidak pernah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
5. Pembelajaran yang digunakan cenderung masih berpusat pada guru (teacher
centered).

1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah dan keterbatasan waktu serta
kemampuan penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah yaitu :
1. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dan subjek yang
diteliti adalah siswa kelas X semester II T.P 2015/2016.
2. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah suhu dan kalor.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis
masalah untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk
kelas kontrol.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas
X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas
X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah?
3. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Morawa
selama mengikuti pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional

5

dengan

aspek

aktivitas

yang dinilai

yaitu

memberikan jawaban,

mendengarkan penjelasan guru, memberikan pertanyaan, melakukan
diskusi, menjawab soal, dan memberikan kesimpulan materi pelajaran?
4. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Morawa
selama mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah dengan aspek aktivitas yang dinilai yaitu merumuskan hipotesis,
melakukan

diskusi,

melakukan

percobaan,

memecahkan

masalah,

melakukan presentasi, dan membuat kesimpulan?
5. Apakah hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X
semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa?

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di
kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di
kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah.
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung
Morawa selama mengikuti pembelajaran menggunakan pembelajaran
konvensional dengan aspek aktivitas yang dinilai yaitu memberikan
jawaban,

mendengarkan

penjelasan

guru,

memberikan

pertanyaan,

melakukan diskusi, menjawab soal, dan memberikan kesimpulan materi
pelajaran
4. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung
Morawa selama mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah dengan aspek aktivitas yang dinilai yaitu merumuskan

6

hipotesis, melakukan diskusi, melakukan percobaan, memecahkan masalah,
melakukan presentasi, dan membuat kesimpulan
5. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada hasil belajar siswa
dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu
dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.

1.6. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa
Sebagai bahan informasi hasil belajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya nilai pelajaran fisika.

2. Bagi Guru
Sebagai bahan informasi alternatif bagi guru fisika untuk memilih model
pembelajaran fisika dalam upaya meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

1.7. Definisi Operasional
Definisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini
adalah :
1. Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang
dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan mengatasi masalah, mempelajari peran-peran orang dewasa dan
menjadi pelajar yang mandiri.
2. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar mengajar sesuai
denagn tujuan pendidikan.
3. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental dalam
kegiatan belajar.

54

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka
disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II
SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional hanya 8 orang yang tuntas dari 35 siswa. Dimana sebelum
diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 47,24 dan setelah diberikan
perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 60,19.
2. Hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II
SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dengan menggunakan pembelajaran berbasis
masalah tergolong tuntas, yaitu 25 orang yang tuntas dari 35 siswa. Dimana
sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 46,28 dan setelah
diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 70,66.
3. Aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Morawa selama
mengikuti pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional dengan
aspek aktivitas yang dinilai yaitu memberikan jawaban, mendengarkan
penjelasan guru, memberikan pertanyaan, melakukan diskusi, menjawab soal,
dan memberikan kesimpulan materi pelajaran tergolong aktif. Dimana
diperoleh %N-gain aktivitas pada pertemuan I-II, pertemuan II-III, dan
pertemuan III-IV masing-masing 23,1%, 11,1%, dan 7,1%.
4. Aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Morawa selama
mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
dengan aspek aktivitas yang dinilai yaitu merumuskan hipotesis, melakukan
diskusi, melakukan percobaan, memecahkan masalah, melakukan presentasi,
dan membuat kesimpulan tergolong aktif dan mengalami peningkatan pada
setiap pertemuannya. Dimana diperoleh %N-gain aktivitas pada pertemuan III, pertemuan II-III, dan pertemuan III-IV masing-masing 38,5%, 43,6%, dan
62,2%.

55

5. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X
semester II SMA Negeri 1 Tanjung Morawa

5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagi siswa hendaknya lebih aktif lagi dalam pembelajaran berbasis masalah
yang diterapkan sehingga dapat menyelesaikan masalah yang diberikan
dengan baik.
2. Bagi guru hendaknya lebih memahami penerapan model pembelajaran
berbasis masalah sebagai salah satu upaya untuk mengaktifkan siswa dalam
belajar, menambah kreativitas dan semangat belajar siswa.
3. Bagi sekolah sebaiknya melengkapi sarana dan prasarana untuk mendukung
proses belajar mengajar disekolah.
4. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menguasai penerapan model pembelajaran
berbasis masalah pada pelaksanaan pembelajaran agar lebih baik.

56

DAFTAR PUSTAKA
Akinoglu, O., dan Ruhan., (2007), The Effects of Problem Based Active Learning
in Science Education on Students’ Academic Achievement, Attitude and
Concept Learning, Eurasia Journal of Mathematics, Eurasia Journal of
Mathematics Science & Technology Education 3:71-81
Arends, R.I., (2008), Learning To Teach, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Hamalik, O., (2011), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Joyce,B ,Weil,M & Calhoun,E., (2011), Models Of Teaching, Percetakan Pustaka
Belajar, Yogyakarta.
Lubis, R.H. (2013), Efek Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA N
1 Hinai Kabupaten Langkat T.A 2013/2014., Skripsi, Jurusan Fisika
FMIPA, Unimed, Medan.
Milfayetty, dkk., (2015), Psikologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana Unimed,
Medan.
Purwanto., (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Rusman., (2012), Model-Model Pembelajaran, Rajawali Press, Jakarta.
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sardiman., (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Slameto., (2013), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Supiyanto., (2007), Fisika Untuk SMA kelas X, Phibeta, Jakarta.
Tan, O.S., (2003), Problem-Based Learning Innovation, Gale Cengange Learning,
Singapore.

57

Tanjung, R., dan Betty., (2013), Evaluasi Hasil Belajar Fisika, Unimed Press,
Medan.
Tika, I.K., (2008), Penerapan Problem Based Learning Berorientasi Penilaian
Kinerja Dalam Pembelajaran Fisika Untuk meningkatkan Kompetensi
Kerja Ilmiah Siswa, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA
3:648-700
Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep
Landasan dan Implementasinya, Penerbit Kencana, Jakarta.