PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG

(1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh FITRIADI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

Fitriadi

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG

Oleh FITRIADI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Penggunaan Model Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung, mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok virus dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT, dan mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif TGT terhadap aktivitas belajar siswa.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 sebagai kelas Eksperimen dan X2 sebagai kelas kontrol yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Desain yang digunakan adalah pretest-postest group design. Data penelitian di ambil berupa data aktivitas siswa dengan indikator kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan bertanya, bekerjasama dengan teman, dan bertukar informasi sedangkan hasil belajar siswa pada materi pokok virus yang diperoleh dari nilai rata-rata pretes, postes, kemudian dihitung N-gainnya. Analisis data menggunakan uji-t melalui program Software SPSS versi 15.


(3)

Fitriadi

Hasil analisis statistik menggunakan uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pretes dan postes diperoleh data L hit < L tab sehingga H0 diterima maka sampel berdistribusi normal. Sedangkan pada N-gain diperoleh data L hit > L tab sehingga H0 ditolak maka sampel berdistribusi tidak normal kemudian

dilanjutkan dengan uji U. Hasil uji U diperoleh data p(0,000<0,05) sehingga H0 ditolak, artinya rata-rata tes akhir pada kelas eksperimen berbeda signifikan dengan kelas kontrol. Hasil uji homogenitas pretes dan postes pada kelas

eksperimen diperoleh F hit < Ftab sehingga Ho diterima, yang berarti bahwa kedua data pretes dan postes tersebut memiliki varians yang sama (homogen).

Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I ke pertemuan II, dengan peningkatan rata-rata aktivitas siswa kelas eksperimen sebesar 10,94 %.

Sedangkan peningkatan aktivitas siswa pada kelas kontrol lebih rendah jika dibandingkan dengan aktivitas siswa pada kelas eksperimen. Rata-rata

peningkatan aktivitas pada kelas kontrol pada pertemuan I ke pertemuan II sebesar 2,93%.

Berdasarkan hasil dari penelitian ini di peroleh bahwa: (1) Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung; (2) Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung.


(4)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG

Oleh FITRIADI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

Judul Skripsi : PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT) TERHADAP

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG Nama Mahasiswa : Fitriadi

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024023 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si Rini Rita Marpaung, S.Pd, M.Pd NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M.Si

Sekretaris : Rini Rita Marpaung, S.Pd, M.Pd Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 1985031 003


(7)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fitriadi

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024023

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Yang menyatakan

Fitriadi


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rantau Temiang Kecamatan Banjit kabupaten Way kanan pada tanggal 7 Mei 1989, yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Usman dan Ibu Senayati. Penulis menempuh pendidikan formal dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Rantau Temiang yang diselesaikan pada tahun 2001. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Banjit selesai pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 12 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi Non Reguler.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Eksakta (HIMASAKTA) sebagai Ketua divisi pendidikan dan

Anggota Musyawarah Mahasiswa Jurusan VII P.MIPA, selain itu pernah menjadi pengurus BEM FKIP sebagai Kepala Dinas Pengabdian Masyarakat.

Pada tahun 2011, penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA WIJAYA Bandar Lampung.


(9)

i

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji hanya milik ALLAH SWT yang telah memberikan kenikmatan yang luar biasa hebatnya, sehingga dengan segala limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini hambamu telah menyelesaikan studi strata satu ini dengan ke ikhlasan hati yang paling dalam.

Dengan kerendahan hati kupersembahkan hasil karya ku ini :

Special for ubakku dan umakku Usman S.Pdi dan Senayati S,pd yang selalu aku cintai dan aku sayangi, yang selalu menantikan keberhasilanku, sangat tidak ternilai harganya bagi anak mu ini pengorbanan yang telah ubak dan

umak berikan, semoga anak mu ini dapat mebahagiakan ubak dan umak. Amin ya robb.

Untuk kakang cak ku Oksawihadi S.Pd dan adingku zultri saputra yang aku cintai dan aku sayangi

Untuk niningku Idris (alm), Salim(alm), Sulidup(alm), Soleha, yang selalu mencintaiku..

Untuk mama’anku Imroni terima kasih Atas segala doa, motivasi serta semangat untuk tetap membuatku terus maju dalam menempuh keberhasilan

Untuk ading-adingku M.Mu’arif sidik, Yoga, Febri, Para Pendidikku (Guru-guruku)

Terima kasih atas bimbingan yang engkau berikan pada ku hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu

Insan pilihan ALLAH SWT yang kelak akan menjadi makmumku Almamaterku tercinta…UNILA


(10)

MOTTO

Sesungguhnya segala urusan (perintah) apabila ALLAH segala sesuatunya,

ALLAH hanya berkata “jadilah” maka jadilah.

(Surat Yaasiin : 82)

”Hidup ini indah jika di nikmati dan menerima keaadaan pada diri”

~ fitriadi ~

“Sekali melangkah ketengahlaman jangan pernah noleh lagi keduahe, tekadkah

hidup nik sukses merantau dibadah jeme, balik badan utuh atau tinggal name”


(11)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Virus Kelas X SMA ARJUNA Bandar Lampung”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.

3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I, yang telah memberikan

bimbingan yang sangat luar biasa, saran, motivasi, bantuan, kesabaran, dan bimbingannya hingga terselesainya skripsi ini.

5. Rini Rita Marpaung S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus pembimbing II, yang telah membimbing, memberikan motivasi, arahan dan saran yang baik sekali.

6. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku pembahas, atas segala saran dan masukannya dalam penyusunan skripsi ini.


(12)

7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan.

8. Drs. Damili,AB, selaku Kepala SMA ARJUNA Bandar Lampung dan Ibu Dwi Sulistya Ningsih, S.Pd, selaku guru mitra.

9. Keluarga Besarku di Rantau Temiang Endung Hj.Mada, Wak’an Sukran, Pangcik Isan, We Wati, Bibi Meriyati, Wak Suwa, Wak Rupai, Wak Daryana, semuanya terima kasih banyak atas semua dukungan dan doanya.

10. Kepada Abah Drs.Tontowi Amsia M.Si yang selalu memberikan support, charging spirit dan dukungan sangat luar biasa.

11. Keluarga ku di Bandar Lampung Rahman Marlingga., Abang Edi Hariyanto, S.E., Jacky Arizon A.Md., Pebriani., Azam Sah Roni.

12. Keluarga ku seperjuangan, Achmad Fauzi., Antun Sutarya., Nuris Mukhton., A.Rudhia., Aditya Prayoga., Lamudin, Joni Saputra, Alexander Febri.,

Wening S., I Gede Suliwan., Melda Ariyanti., Yulisa Wulandari., terima kasih untuk persaudaraan kita yang telah kita jalani selama ini, semoga Allah

kekalkan persaudaraan kita. Amin.

13. Kepada Mak Agus Setiawan Jaya Putra yang telah membantu segala urusan ku, terima kasih atas lelah dan waktunya.

14. Rekan-rekanku di pendidikan Biologi, teman se-angkatan, kakak tingkat, dan adik tingkat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

15. Sahabat Ceria BEM FKIP dan Sahabat HIMSAKTA Crew yang selalu semangat untuk membuat perubahan yang lebih baik.

16. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin. Bandar Lampung,

Penulis, Fitriadi


(13)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

F. Kerangka Pikir ... 5

G. Hipotesis Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) ... 7

B. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) C. Aktivitas ... 16

D. Hasil Belajar ... 18

III. METODE PENELITIAN ... 23

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Desain Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Jenis data dan Teknik Pengambilan Data ... 30

G. Tekhnik Analisis Data ... 32

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa………..….. 35

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A. Hasil Penelitian ... 36

1. Hasil belajar ... 36

2. Data Lembar Observasi aktifitas Belajar Siswa ... 38


(14)

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. Simpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 50

1. Perangkat Pembelajaran ... 51

2. Daftar Pembagian Kelompok TGT ……….. 108

3. Hasil Tournament ………. 110

4. Data Hasil Penelitian ... 114

5. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 120

6. Foto-Foto Penelitian ... 127


(15)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif... 10 2. Kriteria point penghargaan kelompok ... 14 3. Hubungan antara variabel, instrumen, data penelitian dan analisis data 31 4. Lembar observasi aktivitas siswa ... 31 5. Klasifikasi indeks siswa ... 32 6. Data hasil belajar ... 36 7. Hasil uji nilai pretes, postes dan N-Gain siswa pada kelas eksperimen

dan kontrol ... 37 8. Hasil persentase setiap aspek aktivitas belajar siswa pada kelas

eksperimen dan kontrol... 38


(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 6

2. Desain pretest- postest control tak equivalen ... 24

3. Diagram hasil belajar ... 39

4. Grafik aktivitas siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 44


(17)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya sehingga menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan ke proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang di inginkan. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan siswa tergantung dua pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang telah dimiliki oleh siswa sejak lahir akan tumbuh berkembang berkat pengaruh lingkungan, dan sebaliknya lingkungan akan lebih bermakna apabila terarah pada bakat yang telah ada, kendatipun tidak dapat ditolak tentang adanya kemungkinan di mana pertumbuhan dan perkembangan itu semata-mata hanya disebabkan oleh faktor bakat saja atau lingkungan saja (Hamalik, 2010:79).

Undang-undang No.23 Tahun 2003 Pasal 3, dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Anonim, 2004: 7). Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan dalam upaya penguasaan ilmu dan


(18)

2 teknologi, serta penyempurnaan dan peningkatan berbagai sarana dan prasarana

pendidikan termasuk didalamnya teknik dan strategi pembelajaran, sebagaimana yang tercantum dalam PP/RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang

bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat (Anonim, 2005: 15). Hasil wawancara dan observasi dengan guru biologi di SMA Arjuna Bandar Lampung didapat data bahwa hasil belajar siswa kelas X pada materi pokok virus dengan nilai rata-rata 60, nilai ini di bawah standar KKM yang ditetapkan yaitu 70 sedangkan aktivitas siswa 80% cenderung pasif dan mengutamakan emosional negatif. Rendahnya nilai dan aktivitas siswa sangat dipengaruhi oleh pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, ketika aktivitas siswa sudah optimal maka otomatis hasil belajar siswa akan lebih baik dan optimal. Guru menggunakan metode diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar pada materi virus yang menekankan siswa untuk mencari informasi sendiri. Tetapi yang terjadi hanya 20% siswa yang melakukan diskusi dengan baik dan 80% siswa hanya mengharapkan teman untuk menjawab diskusi tersebut. Maka dengan adanya permasalahan tersebut perlu dicari solusi tentang model yang aktif dan menyenangkan untuk masalah penelitian tersebut.

Pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang


(19)

3 dilakukan siswa dalam pembelajaran. Banyaknya aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, maka akan semakin baik pembelajaran yang terjadi. Pendapat dari Sardiman (2003:95) dalam proses belajar tidak hanya dibutuhkan pemahaman siswa saja namun juga dibutuhkan aktivitas, karena pada dasarnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar tanpa adanya aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Hasil penelitian Purnamasari (2011:55) menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat

meningkatkan penguasaan konsep pada materi pokok dunia tumbuhan kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung.

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus? 2. Bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

terhadap aktivitas belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung pada materi pokok virus.

2. Mengetahui penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT terhadap aktivitas siswa kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung pada materi pokok virus.


(20)

4

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi suatu pengalaman belajar yang menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang profesional.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran biologi dengan suatu strategi yang tepat dan sesuai untuk

mengoptimalkan hasil belajar siswa.

3. Bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar Biologi dan yang optimal.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menjaga agar masalah ini lebih terarah dan lebih jelas sehingga tidak terjadi salah penafsiran, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu :

1. Subjek penelitian adalah siswa SMA Arjuna Bandar Lampung kelas X1 dan X2

semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 yang dipilih secara acak yang ditentukan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah tipe pembelajaran dengan cara membagi siswa dalam suatu kelas menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen baik kemampuan akademik maupun jenis kelaminnya. Pada akhir pembelajaran diadakan games untuk memastikan seluruh anggota kelompok

menguasai materi atau tidak setelah itu diberikan suatu penghargaan untuk kelompok terbaik.

3. Materi pada penelitian ini pada kompetensi dasar yaitu 2.1 mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan.

4. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah penguasaan aspek kognitif siswa yang berupa nilai pretest dan postest.


(21)

5 5. Aktivitas yang di amati dalam penelitian ini adalah semua aspek kegiatan pada saat

proses pembelajaran.

F. Kerangka Pikir

Keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran didukung oleh beberapa faktor antara lain model, metode dan pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. Saat ini guru bukanlah berperan sebagai satu-satunya sumber ilmu bagi siswa melainkan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Peran guru sebagai fasilitator sangat diperlukan, bagaimana upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong siswa untuk senang dan bergairah belajar. Hasil belajar yang baik pasti nya di pengaruhi oleh aktivitas yang optimal, terkadang aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran tidak sesuai dengan metode yang digunakan oleh guru. Guru menekankan siswa untuk mencari informasi sendiri namun yang terjadi tidak sesuai dengan harapan, hanya sebagian siswa yang melakukan aktivitas sesuai prosedur sedangkan siswa yang lain cenderung pasif dan melakukan hal-hal negatif. Salah satu cara yang dapat guru lakukan adalah

menggunakan model pembelajaran yang menarik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini sangat cocok dengan keadaan siswa sekarang ini, siswa selalu berperan aktif dengan suasana yang menyenangkan dan tidak menegangkan. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat materi pelajaran. Pendidikan saat ini lebih menitik beratkan pada aktivitas atau keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran Kebanyakan siswa sekarang ini lebih menonjolkan emosional dari pada logika, apalagi sekolah swasta yang dikategorikan kualitasnya dibawah sekolah negeri, banyak tingkah laku anak-anak tersebut diluar


(22)

6 koridor pergaulan yang sehat. Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang

disampaikan. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses belajar- mengajar antara guru dan siswa. Maka dengan keterampilan guru dalam memilih model pembelajaran sangatlah di butuhkan.

Adapun variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran tipe TGT, sedangkan variabel terikat (Y1) adalah hasil belajar dan (Y2) aktivitas

belajar. Hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan : X = Penerapan model TGT, Y1= Hasil belajar dan Y2 = Aktivitas belajar

Gambar 1. Diagram hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

G. Hipotesis penelitan

Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus.

Hi = Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus.

2. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran tipe TGT untuk meningkatkan aktivitas siswa pada materi pokok virus.

Y2 Y1 X


(23)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)

Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang saling bergantung positif dan menciptakan masyarakat belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga belajar dari sesama siswa.

Menurut Roger dan David Johnson (dalam Amri dan Achmadi, 2010 : 91-92), mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap

cooperative learning, untuk itu harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu :

1. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap

anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa dengan saling ketergantungan sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.

2. Tanggung jawab perseorangan

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model

pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan merasa

bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajar yang efektif

dalam model pembelajaran cooperative learning membuat persiapan dan

menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.


(24)

8

3. Tatap muka

Dalam pembelajaran cooperative learning setiap kelompok harus

diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah

menghargai perbedaan memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.

4. Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

5. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama dari belajar kooperatif munurut Slavin (dalam Trianto, 2009:61), sebagai berikut :

1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai

kriteria yang ditentukan.

2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok

tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan

memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.

3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah

membantu kelompoknya dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil


(25)

9 yang terdiri dari 4 sampai 6 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi Pembelajaran kooperatif merupakan model

pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Arends (dalam Trianto, 2009:65), bahwa pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajar.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi,

sedang, dan rendah.

3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

jenis kelamin yang beragam, dan

4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:92) adalah sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :


(26)

10 Tabel 1. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif

Fase Tingkah laku

Fase 1 :

Menyampaikan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2 :

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3 :

Mengorganisasikan siswa kedalam

kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4 :

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

Fase 5 :

Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6 :

Memberikan penghargaan

Guru memberi cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu kelompok.

Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata sosial,

kemampuan dan ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. Selain itu juga pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatihkan keterampilan-keterampilan pilihan kerja sama dan

kolaborasi, dan juga keterampilan-keterampilan Tanya jawab. (Ibrahim dalam Trianto, 2009:60).


(27)

11 B. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

TGT pada mulanya dikembangkan oleh Devries dan Edwards. Dalam TGT, para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang heterogen dan siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka (Trianto, 2009:83). Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran (Slavin, dalam Mahmuddin 2009). Secara umum, pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif.

Model TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri dari tiga sampai lima siswa yang heterogen baik dalam prestasi akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis. Dalam TGT ini digunakan tournament akademik, dimana siswa berkompetisi sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain yang mencapai atau prestasi yang serupa pada waktu lalu. Siswa memainkan game ini bersama tiga orang pada “meja-turnamen”, di mana ketiga peserta dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa yang memiliki rekor nilai IPA terakhir yang sama. Sebuah prosedur “menggeser kedudukan” membuat permainan ini cukup adil. Peraih rekor tertinggi dalam tiap meja turnamen akan mendapatkan 60 poin untuk timnya, tanpa menghiraukan dari meja mana ia mendapatkannya. Ini berarti bahwa mereka yang berprestasi rendah (bermain dengan yang berprestasi rendah juga) dan yang berprestasi tinggi


(28)

12 (bermain dengan yang berprestasi tinggi) kedua-duanya memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. Tim dengan tingkat kinerja tertinggi mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya.

TGT memiliki dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan

permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual.

Permainan TGT berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu dan

berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka yang tertera. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa untuk menyumbangkan skor-skor maksimal untuk kelompoknya. Turnamen ini juga dapat digunakan sebagai review materi pelajaran.

Dalam Implementasinya secara teknis Slavin (2008:170) mengemukakan empat langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut: Step 1: Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran. Step 2: Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi.


(29)

13 Step 3: Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam

kemampuan yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta (kompetisi dengan tiga peserta).

Step 4: Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Komponen-komponen dalam TGT adalah penyajian materi, tim, games, tournament, dan penghargaan kelompok (Kurniasari 2006:19-20).

1. Penyajian materi

Dalam TGT, materi mula-mula dalam penyajian materi. Siswa harus memperhatikan selama penyajian materi karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik dan skor kuis mereka menentukan skor kelompok.

2. Teams (tim) merupakan suatu kelompok kecil yang saling bekerja sama

dalam memecahkan suatu permasalahan. Tim (Teams) dalam metode ini

terdiri dari 4 atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya.

3. Games merupakan suatu permainan yang dapat dijadikan sebagai alat untuk

belajar dengan menyenangkan. Games dalam metode ini terdiri atas


(30)

14 menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi dikelas dan

pelaksanaan kerja tim. Games tersebut dimainkan diatas meja dengan tiga

orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut Slavin (2008:166). 4. Tournament adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya

berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan Slavin (2008:166.)

5. Penghargaan kelompok

Tim dimungkinkan mendapat sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata melebihi kriteria tertentu. Menurut Riyanto (2009:271) penghargaan yang diberikan kepada kelompok adalah dengan kriteria sebagai berikut : Tabel 2. Kriteria skor penghargaan kelompok

No Perolehan skor Predikat

1. 30 – 39 Good team

2. 40 – 44 Great team

3. ≥ 45 Super team

Sedangkan pelaksanaan games dalam bentuk turnamen dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut:

1. Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa pada meja

turnamen (3 orang , kemampuan setara). Setiap meja terdapat 1 lembar


(31)

15

2. Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca I (nomor tertinggi) dan

yang lain menjadi penantang I dan II.

3. Pembaca I menggocok kartu dan mengambil kartu yang teratas.

4. Pembaca I membaca soal sesuai nomor pada kartu dan mencoba

menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor.

5. Jika penantang I dan II memiliki jawaban berbeda, mereka dapat mengajukan

jawaban secara bergantian.

6. Jika jawaban penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikan kartu

jawaban yang benar (jika ada).

7. Selanjutnya siswa berganti posisi (sesuai urutan) dengan prosedur yang sama.

8. Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka diakumulasi dengan

semua tim.

9. Penghargaan sertifikat, Tim Super untuk kriteria atas, Tim Sangat Baik

(kriteria tengah), Tim Baik (kriteria bawah)

10.Untuk melanjutkan turnamen, guru dapat melakukan pergeseran tempat siswa

berdasarkan prestasi pada meja turnamen.

Slavin (dalam Mahmuddin 2009:1), melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara inplisit mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran TGT, sebagai berikut:

a. Para siswa di dalam kelas yang menggunakan TGT memperoleh

teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional.


(32)

16

b. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka

peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.

c. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa

harga diri akademik mereka.

d. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama

verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)

e. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi

menggunakan waktu yang lebih banyak.

f. TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja

dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain.

Kekurangan dari model TGT adalah seorang guru sering mengalami kesulitan dalam mengkondisikan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain itu juga sebuah catatan yang harus diperhatikan oleh guru dalam

pembelajaran TGT adalah bahwa nilai kelompok tidaklah mencerminkan nilai individual siswa. Dengan demikian, guru harus merancang alat penilaian khusus untuk mengevaluasi tingkat pencapaian belajar siswa secara individual.

C. Aktivitas Belajar

Didalam kamus besar bahasa indonesia, aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.


(33)

17 Dalam proses pembelajaran, penting bagi siswa untuk melakukan berbagai aktivitas yang relevan. Menurut Djamarah dan Zain (2006:40) menyatakan bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Aktivitas anak didik dalam hal ini, baik secara fisik maupun secara mental aktif. Inilah yang sesuai dengan konsep CBSA, jadi tidak ada gunanya melaukan kegiatan belajar mengajar kalau anak didik hanya pasif. Karena anak didiklah yang belajar maka merekalah yang harus melakukannya.

Aktivitas fisik ialah pekerja didik giat-aktif dengan anggota badan membuat sesuatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis(kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyak atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004:6)

Hal ini senada dengan pendapat Hamalik (2001:89), siswa adalah suatu organisme yang hidup, didalam dirinya beraneka ragam kemungkinan potensi yang sedang berkembang. Didalam diri siswa terdapat prinsip aktif,

keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip inilah yang

mengendalikan tingkah laku siswa. Pendidik perlu mengarahkan tingkah laku siswa menuju ketingkat perkembangan yang diharapkan. Pengarahan yang dilakukan seorang pendidik terhadap aktivitas siswa hendaknya dapat mendukung proses belajar siswa tersebut.

Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat materi pelajaran. Pendidikan saat ini lebih menitik beratkan pada aktivitas atau keikutsertaan


(34)

18 siswa dalam proses pembelajaran. Keikutsertaan siswa dalam proses

pembelajaran akan menumbuhkan kegiatan dalam belajar sendiri. Siswa melakukan belajar sambil bekerja, dengan bekerja siswa akan memperoleh pengetahuan, pemahan dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta

mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Salah satu manfaat aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah siswa

mendapatkan pengalaman sendiri secara langsung sehingga pemahaman yang didapat dari pengalaman akan lebih lama dalam memori siswa (Hamalik, 2004).

D. Hasil belajar

Abdurrahman (1999: 3) berpendapat bahwa.

“Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar yang dilakukan oleh penyaji pembelajaran dan pembelajar”.

Berdasarkan pendapat abdurrahman diatas, dapat dikatakan bahwa hasil interaksi antara siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebaga pihak yang mengajar mencerminkan hasil dari suatu proses pembelajaran atau disebut hasil belajar.

Pendapat Bloom dalam Sardiman (2004: 23)

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar yang meliputi knowledge

(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,

meringkas, contoh), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),

syntesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru),

evaluation (menilai), dan aplication (menerapkan).

Berdasarkan pendapat-pendapat Bloom diatas hasil belajar ranah kognitif memiliki jangkauan kemampuan aspek-aspek tersendiri yang dapat


(35)

19 menunjukan perubahan status stabilitas siswa dari segi berpikir bertindak, berprilaku, berkomunikasi maupun bersosialisasi dalam proses belajar mengajar.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyati dan Mujiono, 2002: 3). Suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar mengajar tersebut. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Djamarah (2006: 105) sebagai berikut:

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi , baik secara individual maupun kelompok.

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran yang telah dicapai, baik

secara individual maupun kelompok.

Dengan berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka siswa memperoleh hasil belajar. Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses belajar- mengajar antara guru dan siswa. Hasil belajar yang bisa diperoleh siswa setelah pembelajaran dapat berupa informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Gagne (dalam Dimyati dan Mujiono, 2002: 10) menyatakan kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa tersebut berupa:


(36)

20

1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi ver-bal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.

2. Keterampilan intelektualadalah kecakapan yang berfungsi untuk

berhu-bungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lam-bang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan definisi, dan prinsip.

3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan

akti-vitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5. Sikapadalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek tersebut.

Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan dalam pencapaiannya. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: (1) informasi non verbal, (2) informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep.


(37)

21 Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 1991:131).

Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 23-28) ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut :

1. Remember, mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.

2. Understand, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3. Apply, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4. Analyze, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. 5. Evaluate, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa

hal berdasarkan kriteria tertentu.

6. Create, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada

akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar setiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Bahan mentah


(38)

22 hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa. Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut.


(39)

23

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Arjuna Bandar Lampung pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Lama penelitian didasarkan pada alokasi waktu yang ditetapkan pada 2 kali pertemuan 1 Kompetensi Dasar (KD) 2.1 mendiskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan.

B. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan X2 sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen. Desain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah group pretest posttest non equivalen. Struktur desainnya sebagai berikut:


(40)

24

I1 O1 X O2

I2 O1 C O2

Keterangan: I1 = Kelompok eksperimen, I2 = Kelas kontrol,

O1 = Pretest, O2 = Postest, X = Perlakuan TGT, C = Metode diskusi (Dimodifikasi dari Riyanto. 2001: 43).

Gambar 2. Desain pretest postest tak ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:

a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes berupa soal essay

berjumlah 10 soal.

f. Membuat soal-soal TGT untuk digunakan dalam tournament. g. Membuat lembar observasi yang akan digunakan untuk melihat


(41)

25 h. Membentuk kelompok diskusi pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik, tinggi, sedang dan rendah. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Nilai diperoleh dari dokumentasi pada guru kelas dan dari hasil pretes pertama.

i. Melakukan uji ahli pada tiap butir soal yang akan digunakan pada pretes dan postes.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk kelas eksperimen dan tanpa pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk kelas kontrol yaitu menggunakan metode diskusi. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 pertemuan. Pertemuan I membahas submateri ciri-ciri virus , pertemuan II membahas Replikasi virus dan peran virus dalam kehidupan. Langkah-langkah

pembelajarannya sebagai berikut:

Kelas eksperimen

Kelas eksperimen adalah kelas yang dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT Tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :

1. Pendahuluan :

a. Guru memberikan pretes berupa soal essay sebanyak 10 soal tentang materi virus.

b. Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa dengan maksud agar siswa mengetahui arah kegiatannya dalam belajar.


(42)

26 c. Memberikan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal siswa

dan motivasi untuk memberikan manfaat pembelajaran pada siswa dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan.

2. Kegiatan inti :

a. Presentasi guru

Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari.

b. Membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.

c. Memberikan LKS kepada setiap kelompok

d. Menyiapkan kartu soal untuk digunakan dalam permainan, e. Pelaksanaan permainan (Tournament).

Dalam pelaksanaan ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :

1) Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa pada meja turnamen (4 orang , kemampuan setara). Setiap meja terdapat 1 lembar permainan, 1 lembar jawaban, 1 kotak kartu nomor, 1 lembar skor permainan. 2) Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca (nomor

tertinggi), pemain dan yang lain menjadi penantang I, II, dan III.

3) Pembaca I akan menggocok kartu mengambil kartu yang teratas.

4) Pembaca I kemudian membaca soal sesuai nomor pada kartu yang telah diambil mencoba menjawabnya. Jika


(43)

27 jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu

dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor. 5) Jika penantang I, II, dan III memiliki jawaban berbeda,

mereka dapat mengajukan jawaban dengan cara

mengangkat tangan dengan cepat, siapa yang paling cepat mengangkat tangannya maka dialah yang berhak untuk menjawab.

6) Jika jawaban penantang salah, maka penantang yang lain masih mempunyai kesempatan untuk menjawab dan aturannya sama seperti awal siapa yang paling cepat dia yang berhak menjawab.

7) Jika jawaban dari penantang masih salah maka permainan dilanjutkan dengan siswa berganti posisi sesuai urutan sesuai dengan prosedur yang sama. Begitu seterusnya sampai 4 kartu permainan terbuka.

8) Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka dan diakumulasi dengan semua tim.

3. Kegiatan Penutup :

a. Menghitung skor kelompok untuk memberikan penghargaan kelompok terbaik.

b. Memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang berhasil mendapat predikat kelompok sangat bagus yang dilakukan dalam bentuk pengumuman lisan di depan kelas dan memberikan hadiah yang bertujuan untuk memotivasi


(44)

28 siswa dan menumbuhkan rasa percaya diri. Penghargaan sertifikat, Tim Super untuk kriteria atas, Tim Sangat Baik (kriteria tengah), Tim Baik (kriteria bawah).

c. Setelah permainan selesai kemudian Guru memberikan postes berupa soal essay sebanyak 10 soal pada pertemuan ke dua.

Kelas Kontrol

Kelas kontrol adalah kelas yang dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi.

1. Pendahuluan

a. Guru memberikan pretes berupa soal essay sebanyak 10 soal tentang materi virus.

b. Guru menyebutkan tujuan yang harus dicapai oleh siswa pada materi tersebut.

c. Guru memberikan apersepsi pada setiap pertemuan. d. Guru memberikan motivasi pada setiap pertemuan diawal

pembelajaran dengan tujuan untuk memotivasi siswa agar siswa terpacu untuk mengikuti proses pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi

b. Guru membagi kelompok siswa yang telah ditentukan.

c. Guru memberikan LKS dan meminta siswa untuk mengerjakan LKS yang diberikan.


(45)

29 d. Siswa melakukan tanya jawab kepada siswa yang ditunjuk oleh

guru.

e. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan atau perbedaan pendapat.

3. Kegiatan Penutup

a. Guru membuat kesimpulan mengenai materi yang diajarkan. b. Guru memberikan postes berupa soal essay pada pertemuan

kedua.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Lembar observasi aktivitas siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berupa seluruh kegiatan dan aktualisasi yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS digunakan untuk menuntun siswa. LKS yang dibuat dirancang sedemikian rupa sehingga membentuk LKS yang produktif untuk pelaksanaan TGT. LKS di kerjakan oleh siswa dalam berkelompok. 3. Soal TGT

Soal TGT digunakan untuk pelaksanaan Tournament. 4. Soal Pretes dan Postes

Soal pretest dan postes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Bentuk pretes dan postes yang digunakan berupa soal essay berjumlah 10 soal.


(46)

30

F. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis data dan tehnik pengambilan data pada penelitian ini adalah:

1) Jenis Data

a) Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data hasil belajar siswa pada materi Virus yang diperoleh dari nilai pretesdan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes dalam bentuk N-gain.

b) Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran siswa terhadap penggunaan model pembelajaran TGT.

2) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Hasil Belajar Biologi

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes. Untuk mengukur hasil belajar siswa digunakan tes berupa soal pilihan essay. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik

eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postesdiambil di akhir pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Teknik penskoran nilai pretes dan postesyaitu:

S =N × 100R

Keterangan: S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).


(47)

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa b diamati pada saat proses pembelajaran.

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda ( observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, data penelitian dan analisis data

Variabel

Hasil belajar Aktivitas siswa

selama proses pembelajaran

Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

1 2 3 4 5 Keterangan :

A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat memjawab pertanyaan

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point

yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan..

Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, data penelitian dan analisis data

Variabel Instrumen dan Alat ukur Jenis data

Hasil belajar Tes Nominal dan tes tertulis itas siswa selama proses pembelajaran Lembar observasi aktifitas siswa Interval

Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa saat pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Aspek yang diamati

A B C

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1

Keterangan :

Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide

idak mengemukakan pendapat /ide (diam saja) dan tidak memjawab pertanyaan

31

erisi semua aspek kegiatan yang Setiap siswa diamati point

√ ) pada lembar

Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, data penelitian dan Analisis

Data

Uji t Persentase Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa

Xi D

2 3


(48)

32 2. Mengemukakan pendapat/ ide dan menjawab pertanyaan tetapi

tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok virus.

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dan menjawab pertanyaan dengan benar dan sesuai dengan pembahasan pada materi

pokok virus.

B. Kemampuan Bertanya:

1. Tidak mengajukan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok virus.

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok virus.

C. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok :

1. Tidak bekerjasama dengan teman dalam mengerjakan LKS (diam saja)

2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan pada LKS materi pokok virus

3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan permasalahan pada LKS materi pokok virus

D. Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja)

2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan virus dalam LKS

3. Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan pada LKS sesuai dengan materi pokok virus.

Tabel 5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Interval Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi


(49)

33

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis data

Data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai pretes dan postes yang diambil pada saat sebelum pembelajaran dan nilai postes diambil setelah proses pembelajaran berlangsung baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

S= R x 100 N

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = Jumlah skor maksimum dari tes

(Purwanto, 2008 : 112)

Nilai pretes dan postes yang telah diperoleh kemudian dihitung selisihnya. Nilai selisih pretes dan postes disebut sebagai N-gain. Untuk mendapatkan nilai skor gain menggunakan formula Rulon (dalam Loranz, 2008: 3) sebagai berikut:

XY

Z –Y

Keterangan : X = nilai postes; Y = nilai pretes; Z = skor maksimum. Setelah diperoleh nilai selisih pretes dan postes (N-gain), selanjutnya data pretes dan postes kelas eksperimen dan kontrol dianalisis dengan uji t

menggunakan program SPSS versi 15. Sebelum dilakukan uji t

prasyaratnya berupa uji normalitas data dan uji homogenitas data. Adapun uraianya sebagai berikut :

X 100 N-gain =


(50)

34

a. Uji Normalitas (Uji Lilliefors)

Uji normalitas data menggunakan uji liliefors yang dilakukan dengan menggunakan program software SPSS versi 15.

1) Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal 2) Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan dan Marzuki,

2002:118).

b. Uji Homogenitas (Uji Barlett)

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas yang menggunakan uji Barlett dan diolah dengan menggunakan program software SPSS versi 17.

1) Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians yang sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians yang berbeda 2) Kriteria Pengujian

Fhit<Ftab atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 terima, Fhit>Ftab atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 tditolak.

2. A. Pengujian Hipotesis (Uji t)

Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji


(51)

35 kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata, kemudian data dimasukkan dalam uji t. t1 untuk uji kesamaan dua rata-rata, dan t2 untuk uji perbedaan dua rata-rata.

1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

2) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 1) Kriteria Uji

1. Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

2. Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13).

2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

2) Hipotesis

H0 = rata-rata skor gainpada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata skor gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

3) Kriteria Uji :

1. Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

2. Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10).


(52)

36

B.Uji Hipotesis dengan Uji U

1. Hipotesis

Ho = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1= Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2. Kriteria Uji

-Jika –Ztabel < Zhitung <Ztabel < atau P-value > 0,05, maka Ho diterima -Jika Zhitung < -Ztabel atau Zhitung > Ztabel atau P-value < 0,05, maka Ho di

tolak (Martono, 2010 : 158).

I. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menggunakan rumus:

% 100 x n

x

X

i

Keterangan :

X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi =Jumlah skor yang diperoleh


(53)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

Kepada guru biologi hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGTsebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan materi virus karena dapat membuat aktivitas belajar siswa lebih aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(54)

49

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 1993. Metode pembelajaran tindakan kelas. Grafindo:Jakarta.

Amri dan L. Kh. Ahmadi. 2010. Kontruksi Pengembangan Pembelajaran

Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. Jakarta.

Prestasi Pustakaraya

Anonim. 2004. Undang-undang Tentang SISDIKNAS dan Peraturan

Pelaksanaannya 2000-2004. Jakarta: CV. Tamika Utama.

________2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

Tentang Standar Nasional Pendidikan. CV. Eko Jaya. Jakarta.

Belina, W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa

kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan

Pendidikan Fisika UPI Bandung. Dalam

http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/. 13 januari 2011: 08.50

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Djamarah, S. B dan A. Zain. 2006. Strategi belajar mengajar. Rineka Cipta,

Jakarta.

Hakim, Th. 2005. Belajar secara efektif. Puspa swara. Jakarta.

Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi

Aksara. Jakarta.

Hamalik, O. 2010. Proses belajar mengajar. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google.

http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports /archives/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf. 20 November 2010 : 20.45


(55)

50

Mahmuddin. 2009. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams

Games-Tournament (TGT).

http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi-pembelajaran-kooperatif-tipe-teams-games-tournament-tgt/ 20 November 2010 : 20.11

Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian

Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta. Gadjah Mada Universty Press

Nurhadi. 2004. Cooperatif Learning. Grasindo. Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 15. Jakarta. Bumi Aksara.

Purnamasari, Y. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Penguasaan Konsep Pada

Materi Pokok Dunia Tumbuhan. Skripsi. Bandar Lampung.

Universitas Lampung

Purwanto, M. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung.

PT. Remaja Rosdakarya.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta. Kencana Prenada

Media Group.

Rohani, A. 2004. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Sardiman, A. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogjakarta.

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta.

Bumi Aksara.

Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik (Alih Bahasa

Nurulita Yusron). Bandung. Penerbit Nusa Media

Sudjana. 1998. Metode Statistika Edisi keenam. Bandung. PT. Tarsito

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta.


(1)

34

a. Uji Normalitas (Uji Lilliefors)

Uji normalitas data menggunakan uji liliefors yang dilakukan dengan menggunakan program software SPSS versi 15.

1) Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal 2) Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan dan Marzuki,

2002:118).

b. Uji Homogenitas (Uji Barlett)

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas yang menggunakan uji Barlett dan diolah dengan menggunakan program software SPSS versi 17.

1) Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians yang sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians yang berbeda 2) Kriteria Pengujian

Fhit<Ftab atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 terima, Fhit>Ftab atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 tditolak.

2. A. Pengujian Hipotesis (Uji t)

Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji


(2)

kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata, kemudian data dimasukkan dalam uji t. t1 untuk uji kesamaan dua rata-rata, dan t2 untuk uji perbedaan dua rata-rata.

1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 2) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 1) Kriteria Uji

1. Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

2. Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13).

2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 2) Hipotesis

H0 = rata-rata skor gainpada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata skor gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

3) Kriteria Uji :

1. Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

2. Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10).


(3)

36

B. Uji Hipotesis dengan Uji U 1. Hipotesis

Ho = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1= Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2. Kriteria Uji

- Jika –Ztabel < Zhitung <Ztabel < atau P-value > 0,05, maka Ho diterima - Jika Zhitung < -Ztabel atau Zhitung > Ztabel atau P-value < 0,05, maka Ho di

tolak (Martono, 2010 : 158).

I. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menggunakan rumus:

% 100 x n

x X

i Keterangan :

X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi =Jumlah skor yang diperoleh n =Jumlah skor maksimum


(4)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

Kepada guru biologi hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan materi virus karena dapat membuat aktivitas belajar siswa lebih aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(5)

49

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 1993. Metode pembelajaran tindakan kelas. Grafindo:Jakarta. Amri dan L. Kh. Ahmadi. 2010. Kontruksi Pengembangan Pembelajaran

Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. Jakarta.

Prestasi Pustakaraya

Anonim. 2004. Undang-undang Tentang SISDIKNAS dan Peraturan

Pelaksanaannya 2000-2004. Jakarta: CV. Tamika Utama.

________2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

Tentang Standar Nasional Pendidikan. CV. Eko Jaya. Jakarta.

Belina, W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa

kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan

Pendidikan Fisika UPI Bandung. Dalam

http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/. 13 januari 2011: 08.50

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta Djamarah, S. B dan A. Zain. 2006. Strategi belajar mengajar. Rineka Cipta,

Jakarta.

Hakim, Th. 2005. Belajar secara efektif. Puspa swara. Jakarta.

Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamalik, O. 2010. Proses belajar mengajar. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Loranz, D. 2008. Gain Score. Google.

http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports /archives/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf. 20 November 2010 : 20.45


(6)

Mahmuddin. 2009. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams

Games-Tournament (TGT).

http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi-pembelajaran-kooperatif-tipe-teams-games-tournament-tgt/ 20 November 2010 : 20.11

Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian

Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta. Gadjah Mada Universty Press

Nurhadi. 2004. Cooperatif Learning. Grasindo. Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 15. Jakarta. Bumi Aksara.

Purnamasari, Y. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Penguasaan Konsep Pada

Materi Pokok Dunia Tumbuhan. Skripsi. Bandar Lampung.

Universitas Lampung

Purwanto, M. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Rohani, A. 2004. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta. Sardiman, A. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press.

Yogjakarta.

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta. Bumi Aksara.

Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik (Alih Bahasa

Nurulita Yusron). Bandung. Penerbit Nusa Media

Sudjana. 1998. Metode Statistika Edisi keenam. Bandung. PT. Tarsito Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta.


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt ( Teams Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia

0 6 145

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN KELAS VII SMPN 8 BANDAR LAMPUNG

1 13 52

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205