PENGARUH KEMAMPUAN SPASIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK DIMENSI TIGA PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 11 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20102011

  

PENGARUH KEMAMPUAN SPASIAL TERHADAP PRESTASI

BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK DIMENSI TIGA

PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 11

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

  Dalam Ilmu Pendidikan Matematika

  

Oleh :

Muhamad Ghoni Rif’an

NIM : 073511062

FAKULTAS TARBIYAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Muhamad Ghoni Rif’an NIM : 073511062 Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

  Semarang, 30 Nopember 2011 Saya yang menyatakan,

  Muhamad Ghoni Rif’an NIM. 073511062

KE MENTRIAN AGAMA R.I

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp.(024) 7601295

  

PENGESAHAN

  Naskah skripsi dengan: Judul : Pengaruh Kemampuan Spasial Terhadap Prestasi Belajar

  Matematika Materi Pokok Dimensi Tiga Pada Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 11 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011

  Nama : Muhamad Ghoni Rif’an NIM : 073511062 Program Studi : Tadris Matematika telah diujikan dalam sidang munaqosah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  Semarang, DEWAN PENGUJI

  Ketua, Sekretaris, Penguji I, Penguji II,

  Pembimbing I, Pembimbing II,

  

ABSTRAK

  Judul : Pengaruh Kemampuan Spasial Terhadap Prestasi Belajar

  Matematika Materi Pokok Dimensi Tiga Pada Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 11 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011

  Penulis : Muhamad Ghoni Rif’an NIM : 073511062

  Kemampuan spasial adalah ”kemampuan seseorang untuk menangkap ruang

  1

  dengan segala implikasinya.” Kecerdasan ini bermanfaat untuk menempatkan diri dalam berbagai pergaulan sosial, pemetaan ruang, gambar, teknik, dimensi dan

  2 sebagainya yang berkaitan dengan ruang nyata maupun ruang abstrak.

  Kemampuan spasial memuat kemampuan seseorang untuk memahami secara

  3 lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang.

  Dimensi tiga adalah salah satu materi matematika kelas X yang berisi tentang kedudukan titik, garis, dan bidang pada bangun ruang, menggambar dan menghitung jarak titik ke garis dan titik ke bidang, menggambar dan menghitung jarak garis ke bidang, menggambar dan menghitung jarak antara dua bidang, menggambar dan menghitung sudut antara garis dan bidang, dan menggambar dan

  4 menghitung sudut antara dua bidang.

  Untuk memecahkan soal-soal dalam dimensi tiga, seseorang harus memiliki kemampuan spasial. Karena dalam materi dimensi tiga banyak materi-materi soal yang tidak dapat diwujudkan dalam bentuk atau bangun yang sesungguhnya, sehingga hanya divisualisasikan atau digambarkan dalam bentuk dimensi dua. Visualisasi dimensi tiga ke dalam bentuk dimensi dua inilah yang membutuhkan imajinasi dan abstraksi peserta didik, sehingga sering membingungkan bagi mereka.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh antara kemampuan spasial terhadap prestasi belajar matematika materi pokok dimensi tiga pada siswa kelas X semester II SMA Negeri 11 Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode regresi linier sederhana, yang dilaksanakan di SMA Negeri 11 Semarang, sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X yang diambil dengan menggunakan teknik Random

  Sampling .

  Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi untuk mengambil data mengenai nama peserta didik yang termasuk dalam populasi dan sampel penelitian, data mengenai sekolah, dan prestasi belajar dimensi tiga. Selain itu digunakan metode tes kemampuan spasial yang berupa pilihan ganda untuk memperoleh data mengenai kemampuan spasial peserta didik kelas X. 1 2 M. Hariwijaya, Tes Intelegensi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2005), hlm. 14 3 Hariwijaya, Tes Intelegensi, hlm. 14 Moch. Masykur Ag, Mathematical Intelligence, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007),

  hlm. 107 4 Suwah Sembiring, Matematika Bilingual, hlm. 388

  Berdasarkan uji hipotesis diketahui nilai kemampuan spasial menggunakan Uji F. Berdasarkan Uji F dengan taraf signifikansi 5% diperoleh

  F 4.024 sedangkan F 122.589 . Karena F F , dengan nilai tabel hitung tabel hitung    signifikansi 0.000, sehingga nilai Sig. < 0.05 maka Ha diterima. Karena Ha diterima, berarti model regresi signifikan. Berdasarkan dari uji korelasi diketahui nilai  (arahnya positif) yang berarti hubungan antara kemampuan

  R 0.836 spasial terhadap prestasi belajar dimensi tiga adalah sangat tinggi yaitu pada interval   . Sedangkan berdasarkan uji determinasi diketahui nilai 2

0.80 R

  1.00 R  0.698 , ini berarti nilai kemampuan spasial dapat berpengaruh terhadap nilai dari prestasi belajar dimensi tiga sebesar 69.8%, sedangkan 30.2% prestasi belajar dimensi tiga peserta didik dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dengan

  ˆ persamaan regresinya adalah . Hal ini menunjukkan bahwa Y  30.374  0.619X semakin tinggi nilai kemampuan spasial peserta didik, maka semakin tinggi prestasi belajar peserta didik pada materi dimensi tiga.

  Dari data di atas dapat dijelaskan ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan spasial peserta didik terhadap prestasi belajar matematika materi pokok dimensi tiga pada siswa kelas X semester II SMA Negeri 11 Semarang.

  

MOTTO

“Sukses adalah hasil kesempurnaan, kerja keras, belajar dari kegagalan,

kesetiaan, dan ketekunan.”

  5

“Usaha dan Berdo’a”

  5

  

PERSEMBAHAN

  Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa bahagia melainkan senyum manis penuh bangga dengan penuh rasa bakti, cinta dan kasih sayang dan dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini untuk :

  • Ayahanda dan ibunda tercinta, ini adalah bagian dari perjuangan, cita-cita, iringan doa restumu. Karena jasa dan kasih sayangmu, aku akhirnya dapat menyelesaikan kuliah. Pengorbananmu sungguh luar biasa
  • Kakak dan Adik tercinta, doa dan motivasi darimu semoga mengantarkan aku menuju gerbang kesuksesan
  • Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini
  • Keluarga besar Matematika IAIN Walisongo Semarang  Keluarga besar HIMATIKA IAIN walisongo Semarang  Keluarga besar Kost_ 29
  • Dan tak lupa pembaca budiman sekalian Semoga amal baik mereka mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Kuasa.

KATA PENGANTAR

  

ﻢﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤﺣﺮﻟا ﷲا ﻢﺴﺑ

  Puji dan syukur tercurahkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat, hidayah, dan inayah yang telah diberikan, dan tidak lupa penulis panjatkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW. semoga kita diakui sebagai umatNya, dan kelak di hari akhir mendapatkan syafaat beliau. Amin

  Skripsi berjudul “Pengaruh Kemampuan Spasial Terhadap Prestasi

  

Belajar Matematika Materi Pokok Dimensi Tiga Pada Siswa Kelas X

Semester II SMA Negeri 11 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011“ ini

  disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana S- 1 pada Program Studi Tadris Matematika Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

  Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.

  2. Lulu Choirunnisa, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

  3. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

  4. Dra. Hj. Sri Nurwati, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 11 Semarang yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

  5. Drs. Sudaryoto dan Titien Sulistyoningsih, S.Pd. selaku guru matematika SMA Negeri 11 Semarang, yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.

  6. Ayahanda, Ibunda, kakak dan adik tercinta yang ikhlas dalam doa, restu, serta motivasi yang tiada henti dan tidak mengharap balasan.

  7. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi motivasi dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan skripsi ini.

  8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

  Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya ucapan terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin

  Semarang, 30 Nopember 2011 Penulis

  Muhamad Ghoni Rif’an NIM. 073511062

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------------- i PERNYATAAN KEASLIAN ---------------------------------------------------- ii PENGESAHAN -------------------------------------------------------------------- iii NOTA PEMBIMBING ------------------------------------------------------------ iv ABSTRAK ------------------------------------------------------------------------- vi MOTTO ----------------------------------------------------------------------------- viii PERSEMBAHAN ------------------------------------------------------------------ ix KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------ x DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------ xii DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------ xiv DAFTAR GAMBAR -------------------------------------------------------------- xv DAFTAR TABEL ----------------------------------------------------------------- xvi

  BAB I : PENDAHULUAN ----------------------------------------------------

  1 A. Latar Belakang Masalah -----------------------------------------

  1 B. Rumusan Masalah ------------------------------------------------

  5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ---------------------------------

  5 BAB II : LANDASAN TEORI ------------------------------------------------

  7 A. Kajian Pustaka ----------------------------------------------------

  7 B. Kerangka Teoritik ------------------------------------------------

  8 C. Rumusan Hipotesis ----------------------------------------------

  20 BAB III : METODE PENELITIAN --------------------------------------------

  21 A. Jenis Penelitian ----------------------------------------------------

  21 B. Waktu dan Tempat Penelitian -----------------------------------

  21 C. Populasi dan Sampel Penelitian ---------------------------------

  21 D. Variabel dan Indikator Penelitian ------------------------------

  22 E. Pengumpulan Data Penelitian -----------------------------------

  23 F. Analisis Data Penelitian -----------------------------------------

  24

  BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN --------------------

  29 A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ---------------------------------

  31 B. Analisis Uji Hipotesis -------------------------------------------

  34 C. Pembahasan Hasil Penelitian ------------------------------------

  48 D. Keterbatasan Penelitian ------------------------------------------

  50 BAB V : SIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP --------------------------

  51 A. Simpulan -----------------------------------------------------------

  51 B. Saran ---------------------------------------------------------------

  51 C. Penutup ------------------------------------------------------------

  52 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

  Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7.

  Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20

  Daftar Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 11 Semarang Daftar Guru SMA Negeri 11 Semarang Daftar Karyawan SMA Negeri 11 Semarang Soal Kemampuan Spasial Kunci Jawaban Soal Kemampuan Spasial Uji Laboratorium Komputer Tadris Matematika Tabel Nilai Chi Kuadrat Tabel Nilai Z Tabel Nilai t Tabel Nilai F Surat Penunjukan Pembimbing Surat Ijin Riset Dinas Pendidikan Kota Semarang Surat Keterangan Telah Melakukan Riset Surat Keterangan Ko-Kurikuler Transkrip Ko-Kurikuler Sertifikat PASSKA Institut Sertifikat PASSKA Fakultas Sertifikat Orientasi Akademik dan Keagamaan Sertifikat PPL Sertifikat KKN

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1 Gambar 2 Histogram Nilai Kemampuan Spasial, 36.

  Histogram Nilai Prestasi Belajar Dimensi Tiga, 40.

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Daftar Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 11 Semarang, 21.

  Hasil Nilai Tes Kemampuan Spasial, 31. Hasil Nilai Mid Prestasi Belajar Dimensi Tiga, 33. Distribusi Frekuensi Kemampuan Spasial, 35. Kriteria Kualitas Kemampuan Spasial, 37. Chi Kuadrat Kemampuan Spasial, 38. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Dimensi Tiga, 39. Kriteria Kualitas Prestasi Belajar Dimensi Tiga, 41. Chi Kuadrat Prestasi Belajar Dimensi Tiga, 42. Descriptive Statistics ”out put SPSS 16”, 43. Correlations “out put SPSS 16”, 44. Model Summary “out put SPSS 16”, 44. ANOVA ” out put SPSS 16”, 46. Coefficients “out put SPSS 16”, 48.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika, sejak peradaban manusia bermula, memainkan peranan

  yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol, rumus, teorema, dalil, ketetapan, dan konsep digunakan untuk membantu perhitungan, pengukuran, penilaian, peramalan, dan sebagainya. Maka, tidak heran jika peradaban manusia berubah dengan pesat karena ditunjang oleh partisipasi matematika yang selalu mengikuti perubahan dan perkembangan zaman.

  Matematika juga merupakan subyek yang penting dalam sistem pendidikan di dunia. Negara yang mengabaikan pendidikan matematika sebagai prioritas utama akan tertinggal dari kemajuan segala bidang (terutama sains dan teknologi), dibanding dengan negara lainnya yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subyek yang penting. Di Indonesia, sejak bangku SD sampai perguruan tinggi, bahkan sejak play group atau sebelumnya (baby school), syarat penguasaan terhadap matematika jelas tidak bisa disampingkan. Untuk dapat menjalani pendidikan selama di bangku sekolah sampai kuliah dengan baik, maka anak didik dituntut untuk

  

6

menguasai matematika dengan baik.

  Salah satu cabang dari matematika adalah geometri. Geometri yaitu ilmu yang mempelajari titik, garis, bidang, benda-benda ruang serta sifat, ukuran, dan hubungan satu dengan lainnya. Dalam mempelajari materi geometri khususnya dimensi tiga tentu setiap peserta didik mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Apabila peserta didik dalam mempelajari materi dimensi tiga tidak banyak menemui hambatan, maka akan berdampak dalam keberhasilan belajar peserta didik tersebut. Begitu pula jika peserta didik banyak menemui hambatan dalam mempelajari materi dimensi tiga, 6 Moch. Masykur Ag., Mathematical Inteliegence, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2007),

  hlm. 41 maka perlu dilakukan tindakan agar peserta didik tidak apriori terhadap pelajaran matematika.

  Dalam pembelajaran matematika, faktor intelegensi yang antara lain terdiri dari: kemampuan verbal, kemampuan numerik, kemampuan spasial, dan kemampuan penalaran memegang peranan yang penting. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan secara integratif, namun ada materi-materi tertentu dimana kemampuan spasial dan kemampuan numerik lebih dibutuhkan dari pada di materi yang lain. Misalnya, materi dimensi tiga pada geometri.

  Kemampuan spasial adalah kemampuan seseorang untuk memvisualisasikan gambar, sedangkan kemampuan numerik digunakan untuk melakukan perhitungan atau pengoperasian bilangan-bilangan. Untuk memecahkan soal-soal dalam dimensi tiga, seseorang harus memiliki kemampuan spasial. Karena dalam materi dimensi tiga banyak materi-materi soal yang tidak dapat diwujudkan dalam bentuk atau bangun yang sesungguhnya, sehingga hanya divisualisasikan atau digambarkan dalam bentuk dimensi dua. Visualisasi dimensi tiga ke dalam bentuk dimensi dua inilah yang membutuhkan imajinasi dan abstraksi peserta didik, sehingga sering membingungkan bagi mereka. Setelah peserta didik dapat memvisualisasikan gambar tersebut, barulah peserta didik dituntut untuk mengoperasikan bilangan-bilangan tersebut ke dalam rumus.

  Sedangkan hambatan-hambatan yang mungkin dialami peserta didik dalam mempelajari dimensi tiga antara lain; lemahnya penguasaan peserta didik dalam melakukan operasi hitung, peserta didik kurang mampu untuk mengklarifikasikan apa yang harus ia tempuh jika dihadapkan pada soal, serta kurang tepatnya dalam menerapkan rumus. Di samping itu, peserta didik juga mengalami kesulitan dalam mengenali bentuk dan memahami sifat-sifat keruangan.

  Dalam mempelajari suatu konsep matematika diperlukan pengetahuan prasyarat yang akan menjadi landasan berpikir untuk mengembangkan suatu konsep tertentu. Begitu juga dalam mempelajari materi pokok dimensi tiga, peserta didik harus memiliki kemampuan spasial untuk memecahkan soal. Karena dalam mempelajari dimensi tiga, peserta didik harus bisa menangkap apa yang dimaksudkan dalam soal sebelum menerapkannya ke dalam rumus.

  Ada banyak soal dalam dimensi tiga yang seharusnya merupakan bangun ruang, akan tetapi digambarkan dalam bentuk dua dimensi sehingga membingungkan bagi sebagian peserta didik.

  Hal ini juga berlaku pada matematika materi pokok dimensi tiga yang diajarkan di SMA Negeri 11 Semarang. Dalam mempelajari materi pokok dimensi tiga, terdapat soal-soal aplikasi yang seharusnya merupakan bangun ruang akan tetapi digambarkan dalam bentuk dua dimensi sehingga membingungkan bagi sebagian peserta didik. Peserta didik harus memvisualisasikan terlebih dahulu bagaimana bentuk gambar yang sebenarnya apabila digambarkan dalam bentuk dimensi tiga. Hal inilah yang menjadi permasalahan bagi sebagian peserta didik, karena bentuk gambar dalam soal hanya berbentuk dua dimensi sehingga peserta didik dituntut untuk bisa memvisualisasikan terlebih dahulu bagaimana bentuk gambar yang

  7 sebenarnya.

  Kesulitan ini semakin bertambah ketika peserta didik dihadapkan pada soal-soal aplikasi pada dimensi tiga yang disajikan tanpa adanya gambar. Untuk menyelesaikan soal tersebut, peserta didik terlebih dahulu harus bisa membayangkan bagaimana bentuk bangun yang ditanyakan dalam soal tersebut dan bagaimana hubungan titik dengan titik, garis dengan garis, bidang dengan bidang, atau garis dengan bidang dalam gambar tersebut. Setelah peserta didik dapat memvisualisasikan bagaimana bentuk gambar yang sebenarnya dan mengetahui bagaimana letak hubungan antara titik, garis, dan bidang dalam gambar tersebut, barulah peserta didik dapat menerapkannya ke dalam rumus.

  Dalam menyelesaikan soal-soal aplikasi pada dimensi tiga, diperlukan kemampuan dasar berupa kemampuan spasial untuk memudahkan 7 Wawancara dengan Bapak Sudaryoto guru matematika di SMA N 11 Semarang pada

  tanggal 13 Nopember 2010 peserta didik dalam menangkap apa yang dimaksudkan oleh soal, sehingga dapat menerapkannya ke dalam rumus. Apabila peserta didik dapat menangkap dengan baik apa yang dimaksudkan dalam soal, maka dapat dengan mudah menerapkannya ke dalam rumus sehingga dapat menjawab dengan benar dan prestasi belajarnya akan meningkat.

  Ada beberapa karakteristik peserta didik berkesulitan belajar matematika, yaitu (1) adanya gangguan dalam hubungan keruangan, (2) normalitas persepsi visual, (3) asosiasi visual-motor, (4) kesulitan mengenal dan memahami simbol, (5) kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan (6)

  8 Performance IQ jauh lebih rendah dari pada sekor Verbal IQ.

  Adanya gangguan dalam memahami konsep-konsep hubungan keruangan dapat mengganggu pemahaman peserta didik tentang sistem bilangan secara keseluruhan. Untuk mempelajari matematika, peserta didik tidak cukup hanya menguasai konsep hubungan keruangan, tetapi juga berbagai konsep dasar yang lain. Ada empat konsep dasar yang harus dikuasai, yaitu konsep keruangan, konsep waktu, konsep kuantitas, dan

  9 konsep serbaneka (miscellaneous).

  Apabila peserta didik tidak dapat menangkap dengan benar apa yang dimaksudkan dalam soal tersebut, maka peserta didik akan merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Hal ini akan berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Karena kesalahan dalam menangkap apa yang dimaksudkan dalam soal akan mengakibatkan kesalahan dalam menerapkan sebuah rumus, sehingga prestasi atau nilai yang diperoleh tidak akan maksimal.

  8 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta. 1999), hlm. 259 9 Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,,hlm. 260 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah kemampuan spasial peserta didik kelas X di SMA Negeri

  11 Semarang?

  2. Bagaimanakah prestasi belajar matematika materi pokok dimensi tiga pada kelas X semester II SMA Negeri 11 Semarang?

  3. Adakah pengaruh antara kemampuan spasial terhadap prestasi belajar matematika materi pokok dimensi tiga pada kelas X semester II SMA Negeri 11 Semarang tahun pelajaran 2010/2011?

  C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: a) Untuk mengetahui bagaimana kemampuan spasial peserta didik kelas X di SMA Negeri 11 Semarang.

  b) Untuk mengetahui prestasi belajar matematika materi pokok dimensi tiga pada kelas X semester II SMA Negeri 11 Semarang.

  c) Untuk mengetahui pengaruh antara kemampuan spasial peserta didik terhadap prestasi belajar matematika materi pokok dimensi tiga pada kelas X semester II SMA Negeri 11 Semarang tahun pelajaran 2010/2011.

  2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Bagi Siswa (1) Dapat meningkatkan kemampuan spasial.

  (2) Dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. b) Bagi Guru (1) Menjadi informasi yang penting bagi guru matematika khususnya tentang materi pokok dimensi tiga (2) Sebagai usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

  Matematika dan memberi alternatif kepada guru matematika dalam memecahkan atau mengatasi masalah yang berkaitan dengan materi pokok dimensi tiga.

  c) Bagi Peneliti (1) Memberikan gambaran yang jelas bagi peneliti tentang pengaruh kemampuan spasial dengan prestasi belajar matematika materi pokok dimensi tiga. (2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk peneliti berikutnya yang sejenis.

BAB II LANDASAN TEORI D. Kajian Pustaka Kajian pendahulu ini digunakan sebagai bahan pertimbangan baik

  mengenai kelebihan maupun kekurangan yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, kajian terdahulu juga mempunyai andil besar dalam mendapatkan informasi yang ada sebelumnya mengenai teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan sebagai landasan teori ilmiah.

  Dalam skripsi yang ditulis oleh Siti Marliah Tambunan, mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dengan judul “Hubungan Antara Kemampuan Spasial dengan Prestasi Belajar Matematika”, yang meneliti anak usia sekolah dasar pada tahun 2006 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kemampuan spasial dengan prestasi belajar matematika.

  Demikian juga skripsi yang ditulis oleh Sony Kukuh Prasetyo, mahasiswa UMS dengan judul “Hubungan Antara Minat Belajar Matematika dan Kemampuan Spasial dengan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Dimensi Tiga Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri I Ngrampal Tahun Pelajaran 2008/2009“, juga menunjukkan ada hubungan yang positif antara kemampuan spasial dan motifasi belajar dengan prestasi belajar.

  Perbedaan antara skripsi yang ditulis oleh Siti Marliyah Tambunan dari Universitas Indonesia dan Sony Kukuh Prasetyo dari UMS dengan penelitian ini terletak pada metode dan materi yang digunakan untuk penelitian. Skripsi di atas masing-masing menggunakan metode Korelasi Product Moment dan digunakan untuk meneliti anak usia sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Sedangkan penelitian ini menggunakan metode

  Regresi Linier Sederhana dan dilakukan untuk meneliti sekolah menengah atas (SMA).

  Berdasarkan kajian pustaka di atas dan berangkat dari hasil penelitian tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan menggunakan variabel kemampuan spasial dan prestasi belajar pada materi yang berbeda, yaitu pada materi pokok dimensi tiga pada siswa kelas X di SMA Negeri 11 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini dilakukan untuk mencari pengaruh antara kemampuan spasial terhadap prestasi belajar dengan menggunakan regresi linier sederhana.

  E. Kerangka Teoritik

  1. Belajar dan Pembelajaran

  a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan upaya sadar atau upaya yang disengaja untuk mendapat kepandaian. Banyak definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli. “Learning is the acquisition of habits, knowledge, and

  10 attitude.” (Belajar adalah perolehan kebiasaan, pengetahuan dan

  sikap). Menurut Cronbach sebagaimana dikutip oleh Sardiman, mengemukakan: “Learning is shown by a change in behaviour as a

  11 result of experience”. Belajar sebagai suatu aktivitas yang

  ditunjukkan oleh perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

  Beberapa definisi tentang belajar menurut para ahli yaitu: 1) Menurut L.Bigge, belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis.

  Perubahan terjadi pada pemahaman (insight), perilaku, persepsi, motivasi, atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai

  12 akibat pengalaman dalam situasi tertentu.

  10 Lester D. Crow and Alice Crow, Educational Psychology, (New York: American Book Company, 1958), revised edition, p. 225. 11 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 20. 12 Max Darsono, dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP Semarang Press, 2000), hlm 3

  2) Menurut Whittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman.

  13

  3) Menurut Sartain dkk, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. Perubahan ini antara lain ialah cara merespon suatu hasil sinyal, cara menguasai, suatu keterampilan dan mengembangkan sikap terhadap suatu objek.

  14

  4) Howar L. Kingskey dalam syaiful Djamarah learning is the process

  by which behavior (in the broader sense) is originate or changed through practice or training. Belajar adalah proses di mana tingkah

  laku (dalam arti luas) ditimbulkan melalui praktik dan latihan.

  15

  5) Belajar menurut Harold Spears yang dikutip Agus Suprijono

  learning is observe, to read to imitate, to try something themselves, to listen, of follow direction. Belajar adalah mengamati, membaca,

  meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.

  16 Menurut Syekh Abdul Aziz dan Abdul Majid dalam kitab At- Tarbiyatul wa Thuruqut Tadris mendenifisikan belajar sebagai berikut:

  ﱠنأ َﻌﱠﺘﻟا َﻢﻠ ُھ َﻮ َﺗْﻐ ِِﯿْﯿ ُﺮ ﻲﻓ ِذ ْھ ِِﻦ ُﻤﻟا َﺘَﻌ ِﻠِﻢ َﯾ ْﻄ َﺮ أ ﻰﻠﻋ ِﺧ ْﺒ َﺮ ٍة َﺳ َﻘﺑﺎ ٍﺔ ُﯿﻓ ْﺤ ِﺪ ُث ْﯿﻓ َﮭﺎ َﺗْﻐ ًﺮﯿﯿ ا َﺟ ِﺪْﯾ ًﺪا

  17

  (Belajar adalah adanya perubahan hati (Qolbu) peserta didik yang didasarkan atas pengalaman masa lampau, sehingga menimbulkan perubahan baru pada peserta didik).

  Dari pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses atau usaha dari seseorang untuk menuju ke arah yang lebih baik sebagai suatu bentuk perubahan perilaku dirinya, 13 Max, Belajar dan Pembelajaran, hlm 3 14 Max, Belajar dan Pembelajaran, hlm 3 15 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Edisi II, hlm. 13 16 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 2 17 Abdul Azis, At Tarbiyah wa Turuqu At Tadris, jilid 1, (Mesir: Darul Ma’arif, 1979), cet. X, hlm. 169.

  atau suatu proses yang dialami oleh individu dalam pengalamannya yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Salah satu tanda atau ciri kalau seorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

  Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada. Baik potensi yang bersumber dari dalam diri peserta didik itu sendiri, seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki. Termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar peserta didik seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk

  18 mencapai tujuan belajar tertentu.

  19

  “Pembelajaran berarti proses, cara, dan perbuatan mempelajari.” Guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Subyek pembelajaran adalah peserta didik, jadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Sehingga pembelajaran dapat diartikan sebagai dialog interaktif antara guru dan peserta didik.

  Pembelajaran adalah suatu proses interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dengan peserta didik. Dalam proses tersebut, guru memberikan bimbingan dan menyediakan berbagai kesempatan yang dapat mendorong peserta didik belajar, untuk memperoleh pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tercapainya pembelajaran ditandai

  20 oleh tingkat penguasaan, kemampuan dan pembentukan kepribadian.

  Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran adalah aliran behavioristik . Aliran behavioristik menekankan pada 18 terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Aplikasi teori

  Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 26 19 20 Agus Suprijono, Cooperative Learning, hlm. 13 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet.

  8, hlm. 148 tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran,

  behavioristik

  sifat materi pelajaran, karakteristik peserta didik, media, dan fasilitas pembelajaran yang tesedia. Di dalam teori behavioristik tujuan pembelajaran ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar merupakan bentuk aktivitas (mimetic) yang menuntut peserta didik untuk mengungkap kembali pengetahuan yang sudah dipelajari

  21 dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.

  Dari pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dengan sengaja dengan menciptakan berbagai kondisi tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.

  2. Pengertian Prestasi Belajar

  22

  “Hasil merupakan sesuatu yang diadakan oleh usaha.” Hasil belajar yaitu perubahan yang diperoleh peserta didik setelah mengalami proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu. Hasil yang dicapai berbeda- beda pada tiap peserta didik. Ada yang belajar dengan cepat, mudah, dan hasilnya memuaskan. Tetapi ada juga yang agak sukar dan hasilnya kurang memuaskan. Keberhasilan seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh banyak hal yang berkaitan dengan upaya-upaya atau latihan yang dilakukan secara sadar.

  ”Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,

  23

  dikerjakan, dsb).” Sedangkan prestasi belajar adalah ”penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

  24

  diberikan oleh guru.” Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai 21 C Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hlm.

  27-28 22 W. J. S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), edisi ketiga, hlm. 408 23 24 Purwadarminta, Kamus Umum, hlm. 895 Purwadarminta, Kamus Umum, hlm. 895 oleh peserta didik setelah mendapatkan pelajaran di sekolah yang ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru.

  Prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

  25

  pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Bloom dkk mengemukakan tiga ranah atau aspek hasil belajar, yaitu: a. Ranah Kognitif

  Ranah Kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual.

  b. Ranah Afektif Ranah Afektif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai.

  c. Ranah Psikomotorik Prestasi belajar ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan

  26 koordinasi syaraf.

  Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang diukur adalah indikator prestasi belajar pada ranah kognitif. Prestasi belajar ranah ini dapat dilihat dari hasil tes yang diberikan di akhir pembelajaran materi dimensi tiga. Dari hasil tes tersebut akan diketahui sejauh mana peserta didik menguasai tentang konsep dimensi tiga dan seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap konsep yang telah diajarkan. Selain itu juga dapat diketahui kemampuan peserta didik dalam menentukan bagaimana letak hubungan antara titik, garis, dan bidang dalam dimensi tiga dan kemampuan peserta didik dalam menerapkan sebuah rumus untuk memecahkan suatu masalah.

  3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Sumardi Suryabrata, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 25 26 Catharina, Psikologi Belajar, hlm. 4 Drs. Ahcmad Sugandi dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT UNNES Press,

  2004), hlm. 24-27 a. Stimulasi Belajar.

  Segala sesuatu di luar individu yang merangsang individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar dikelompokkan dalam faktor stimuli belajar antar lain: panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungan eksternal. b . Metode Belajar.

  Metode belajar yang dipakai guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh si pelajar, faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal berikut: kegiatan berlatih atau praktek,

  overlearning dan drill, resitasi belajar, pengenalan tentang hasil-hasil

  belajar, belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan indera, bimbingan dalam belajar, dan kondisi-kondisi intensif.

  c. Individual Faktor-faktor individu meliputi: kematangan, faktor usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani,

  27 d an m otivasi.

  Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah ada 2, yaitu faktor dari luar individu dan faktor dari dalam individu.

  a. Faktor dari luar individu peserta didik 1) Faktor lingkungan

  a) Lingkungan Alami Pengalaman membuktikan di sekolah yang miskin tanaman atau tidak ada pepohonan di sekitarnya, membuat peserta didik gelisah hati untuk keluar kelas lebih besar dari pada mengikuti

27 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998),

  hlm. 233-237 pelajaran di dalam kelas. Daya konsentrasi menurun akibat suhu udara yang tidak nyaman dan panas.

  b) Lingkungan Sosial Budaya Latar belakang sosial budaya seorang peserta didik akan membawa pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan kepribadian peserta didik tersebut. Hal ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang secara naluriah mempunyai

  28

  kebutuhan hidup berkelompok. antara masyarakat desa dan kota mulai mengarah kepada kehidupan individualistis. Namun kebutuhan untuk berhubungan satu dengan yang lain atau untuk bersosialisasi masih tetap dirasakan. 2) Faktor Instrumental

  Faktor ini meliputi; kurikulum, program pendidikan, dan

  29 pengajaran, sarana dan fasilitas, guru/ tenaga pengajar.

  Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor ekstern juga mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi belajar peserta didik. Karena apabila kurikulum atau fasilitas yang digunakan sebagai media untuk menunjang hasil belajar tidak mendukung dalam proses belajar mengajar, maka prestasi tidak dapat maksimal karena kurangnya fasilitas dapat menurunkan minat dan kreativitas peserta didik.

  b. Faktor dari dalam individu peserta didik 1) Faktor Fisiologis

  Faktor fisiologis adalah keadaan fisik peserta didik, jika dalam keadaan sehat maka peserta didik dapat belajar dengan baik, sebaliknya jika peserta didik dalam keadaan sakit atau cacat, peserta didik tidak dapat memahami pelajaran yang diberikan dengan sempurna, sehingga proses belajar mengajar terganggu yang

  28 29 Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 176 Djamarah, Psikologi Belajar, hlm 177

  30

  berakibat proses belajar tidak optimal. Faktor ini meliputi kondisi fisiologis dan kondisi panca indra peserta didik. 2) Faktor Psikologis

  Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi peserta didik adalah minat, kecerdasan (intelligensi), bakat, motivasi, dan

  31 kemampuan kognitif peserta didik.

  Di antara faktor dari dalam individu yang mempengaruhi hasil belajar adalah intelegensi. Ada suatu perbedaan kecepatan dan kesempurnaan seseorang dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi, sehingga hal tersebut memperkuat pendapat bahwa intelegensi itu memang ada dan berbeda-beda pada setiap orang, di mana orang yang memiliki taraf intelegensi yang lebih tinggi akan memiliki kecenderungan untuk memecahkan permasalahan yang sama bila dibandingkan dengan seseorang yang memiliki taraf intelegensi yang lebih rendah. Perbedaan intelegensi tersebut bukan terletak pada kualitas intelegensi itu sendiri, tetapi terletak pada tarafnya.

  Beberapa definisi tentang intelegensi menurut para ahli, yaitu: 1) Menurut Wechsler, intelegensi adalah kemampuan bertindak dengan menetapkan suatu tujuan, untuk berpikir secara rasional, dan untuk berhubung dengan lingkungan di sekitarnya secara memuaskan.

  2) W. Stern, mengatakan bahwa intelegensi merupakan kemampuan untuk mengetahui problem serta kondisi baru, kemampuan berpikir abstrak, kemampuan bekerja, kemampuan menguasai tingkah laku instinkstif, serta kemampuan menerima hubungan yang kompleks termasuk apa yang dimaksud dengan intelegensi. 3) Binet, mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk 30 menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk 31 Djamarah, Psikologi Belajar ,hlm. 178 Djamarah, Psikologi Belajar ,hlm. 178 mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan

  32 untuk bersikap kritis terhadap diri sendiri.

  Berdasarkan pada pengertian-pengertian yang telah dikemukakan di atas, jelaslah bahwa intelegensi pada hakikatnya merupakan suatu kemampuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung berbagai komponen yang dapat membantu seseorang untuk mengatasi masalah tertentu.

  4. Pembelajaran Matematika Beberapa definisi tentang matematika menurut para ahli, yaitu:

  a. Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.

  b. Lerner mengemukakan bahwa matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.

  c. Kline juga mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi tidak juga melupakan cara bernalar iduktif.

  d. Paling mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu

  33 sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

  Dari berbagai pendapat tentang hakikat matematika yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa definisi yang menyatakan 32 33 Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 17-19 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

  Cipta, 1999), hlm. 252 bahwa matematika sebagai ilmu tentang kuantitas atau ilmu tentang ukuran diskrit dan berlanjut telah ditinggalkan. Dan berbagai pendapat tersebut menunjukkan bahwa secara kontemporer pandangan tentang hakikat matematika lebih ditekankan pada metodenya daripada pokok persoalan matematika itu sendiri.

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 18 58

PENGARUH PEMANFAATAN AKSES INTERNET TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TALANGPADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 79

PENGARUH KEMAMPUAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BERBANTUAN VIRTUAL LABORATORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 29 63

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI RUANG DIMENSI TIGA UNTUK SISWA KELAS X SMA BILINGUAL Ferrina Dwi Kurniasari

0 0 10

UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI MINYAK BUMI SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 20122013

0 1 21

ANALISIS MISKONSEPSI GERAK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20102011

0 2 99

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATERI LOGARITMA MELALUI PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X TKJ1 SMK NEGERI 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 20112012

0 1 10

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X DENGAN TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SMK CANDIREJO BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20102011

0 0 8

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PENGASIH KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 8

PENGARUH NILAI MATEMATIKA PADA HASIL UAS-BN SDMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII MTs HASAN KAFRAWI MAYONG JEPARA TAHUN PELAJARAN 20102011 SKRIPSI

0 1 86