PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTU MEDIA PhET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 10 MEDAN T.P 2015/2016.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
BERBANTU MEDIA PhET TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR
KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI
10 MEDAN T.P 2015/2016

Ole h:
M inar Ve ronika Sinaga
NIM 4123321032
Progra m Studi Pe ndidika n Fis ika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


ii

RIWAYAT HIDUP

Minar Veronika Sinaga dilahirkan di Labuhan Batu Utara pada tanggal 23
Agustus 1994. Ayah bernama Arjon Sinaga S.Pd dan Ibu bernama Demika Sihole
S.Pd merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pada tahun 2000, penulis
masuk SD Negeri 112309 Padang Maninjau dan lulus pada tahun 2006. Pada
tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Aek Natas dan lulus
pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta
RK Bintang Timur Rantau Prapat dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012,
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTU
MEDIA PhET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II

SMA NEGERI 10 MEDAN T.A. 2015/2016
Minar Veronika Sinaga (NIM 4123321032)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan akibat pengaruh
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantu media PhET terhadap
hasil belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain two group
pretest-postest. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri
10 Medan yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas secara acak yaitu
kelas X-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 sebagai kelas kontrol dengan
masing-masing berjumlah 32 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari (1) tes hasil belajar bentuk essai sebanyak 10 soal yang telah dinyatakan
valid oleh para ahli, (2) lembar observasi afektif siswa, dan (3) lembar observasi
psikomotorik siswa, (4) uji hipotesis menggunakan uji t pada α = 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen
30 dan kelas kontrol 34. Normalitas pada kelas eksperimen diperoleh Lhitung = 0.1445
dan kelas kontrol Lhitung = 0.0961 dengan masing-masing Ltabel = 0.1556 sehingga
diperoleh Lhitung < Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji
homogenitas diperoleh Fhitung = 1,1250 dan Ftabel = 1,8245 sehingga Fhitung < Ftabel ,

maka kedua sampel berasal dari populasi yang homogen. Nilai rata-rata hasil belajar
siswa kelas eksperimen adalah 74 dan kelas kovensional adalah 57. Normalitas pada
kelas eksperimen diperoleh Lhitung = 0.1162 dan kelas kontrol Lhitung = 0.0737
dengan masing-masing Ltabel = 0.1556 sehingga diperoleh Lhitung < Ltabel, maka data
kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh F hitung = 1,6313 dan
Ftabel = 1,8246 sehingga Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel berasal dari populasi yang
homogen. Hasil pengujian hipotesis thitung= 7,5977 dan ttabel= 1,6667 sehingga
diperoleh thitung > ttabel maka terdapat pengaruh yang lebih baik pada penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantu media PhET terhadap hasil belajar siswa
dari pada pembelajaran konvensional.
Kata Kunci : Inkuiri Terbimbing, PhET, Kognitif, Afektif, Psikomotorik

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih karunia-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penelitian
ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh


Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Berbantu Media PhET Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu
dan Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 10 Medan T.P 2015/2016”, disusun
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak
awal penulisan

proposal hingga

akhir

penulisan

skipsi ini.


Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd, Bapak Prof. Dr.
Mara Bangun Harahap, M.Si dan Bapak Dr. Nurdin Siregar M.Si selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana
penelitian sampai selesai penyusunan sripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Bapak Prof. Dr Mara Bangun Harahap, M.Si selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si,
dan Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd selaku ketua jurusan fisika dan ketua
program studi pendidikan fisika FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak H.
Sufrizal Tanjung, M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 10 Medan, Bapak
Sembiring, S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan
membimbing


penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi yang

v

telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan
penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda Arjon Sinaga dan Ibunda
Demika Sihole

yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang

tak pernah henti diberikan kepada penulis. Kepada Abang/Kakak/adik tersayang
“Abang Dedi Sinaga, Kakak Maria Sinaga, dan Adik Pattun Sinaga” yang telah
banyak berperan dalam memberikan dukungan dan doa yang tulus kepada penulis
dalam menyelesaikan studi di Perkuliahan

hingga selesainya skripsi ini. Kepada

sahabat terkasih MiNiRoRoRi (Nita Pani, Royarti Tamba, Rose Gultom, Rina
Samosir) yang telah


memotivasi selama perkuliahan kepada penulis. Kepada

saudara ku El-Yoenai terkasih ( Kak Apri Simanjuntak, Bang Lambok, Banila,
Royarti, Minar, Pakpahan, Elita, Echo) yang telah mendoakan dan memberikan
samangat kepada penulis. Kepada sahabat-sahabat saya satu kelas Fisika NR B
2012 yang telah memberi dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi
ini. Serta sahabat-sahabat lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.

Medan,

Juli 2016

Penulis,

Minar Veronika Sinaga

NIM. 4123321032

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi

viii
ix
x

BAB
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.

1
1
5
5
5
6
7

7

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Defenisi Operasional

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1 Belajar
2.1.2. Proses Belajar Belajar
2.1.3. Hasil Belajar
2.1.4. Model Pembelajaran
2.1.4.1. Pengertian Model Pembelajaran
2.1.4.2. Pembelajaran Konvensional/ Klasik

2.1.4.3. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
2.1.5. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
2.1.5.1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
2.1.5.2. Fase-fase Pelaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
2.1.5.3. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
2.1.5.4. Manfaat Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
2.1.5.5. Kondisi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
2.1.5.6. Prinsip – prinsip Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
2.1.5.7. Peneliti Yang Relavan
2.1.6. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing
2.1.7. Materi Pokok Suhu dan Kalor
2.1.8. PhET
2.2.
Kerangka Konseptual
2.3.
Hipotesis Penelitian

8
8
8
9
10
11
11
11
12
14
14
15
18
20
21
21
22
23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

31
31

25
26
26
28

vii

3.2
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3
Variabel Penelitian
3.4
Jenis dan Desain Penelitian
3.5
Prosedur Penelitian
3.6
Instrumen Penelitian
3.6.1 Lembar Penilaian Sikap
3.6.2 Lembar Penilaian Keterampilan
3.6.3 Tes Hasil Belajar
3.6.4.1 Validitas Tes
3.6.4.2 Reliabilitas
3.6.4.3 Taraf Kesukaran
3.6.4.4 Daya Pembeda Tes
3.7
Teknik Analisis Data
3.7.1 Penilaian Sikap
3.7.2 Penilaian Keterampilan
3.7.3 Tes Hasil Belajar
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
41.1.
Deskripsi Data Penelitian
4.1.2. Pengujian Analisis Data
4.1.2.1. Uji Normalitas Data
4.1.2.2. Uji Homogenitas Data
4.1.2.3. Uji Hipotesis Penelitian
4.1.3. Penilaian Afektif
4.1.4. Penilaian Psikomotorik
4.2.
Pembahasan Hasil Penelitian

31
31
32
32
35
35
35
36
36
37
38
38
39
39
39
40
45
45
45
48
48
49
49
60

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran

60
60
60

DAFTAR PUSTAKA

61

LAMPIRAN

63

54

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar

2.2
2.3
2.4
2.5
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4

Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6

Termometer Celcius, Reamur, Fahreinheit,
dan Kelvin
Pemuaian Panjang
Perubahan wujud zat
Grafik hubungan suhu terhadap kalor
Perpindahan kalor secara konduksi
Skema Rancangan Penelitian
Diagram Data Pretes
Diagram Data Postes
Diagram Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen
Diagram Pencapaian Indikator Hasil Belajar
Afektif Kelas Eksperimen
Diagram Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol
Diagram Pencapaian Indikator Hasil Belajar
Afektif Kelas Kontrol
Peilaian Afektif Kelas Eksperimen dan Kontrol
Diagram Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen

Halaman
70
71
75
76
80
34
44
47
50
51
52
52
53
54

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 2.3.
Tabel 2.4
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
Tabel 3.5.
Tabel 3.5.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.
Tabel 4.7.
Tabel 4.8.

Fase model pembelajaran inkuiri terbimbing
Hasil penelitian yang relevan
Jenis termometer berdasarkan sifat termometrik
Beberapa koefisien muai panjang benda
Two Group Pretest-Postest Design
Lembar penilaian sikap siswa
Lembar Penilaian Keterampilan
Kategori dan Nilai Reliabilitas
Kategori dan Nilai Taraf Kesukaran
Kategori dan Nilai Daya Pembeda
Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kontrol
Uji Homogenitas Data Kedua Kelompok Sampel
Perhitungan Uji t Kelas Eksperimen dan Kontrol
Distribusi Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen
Distribusi Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol
Perkembangan Psikomotorik Siswa Pada Kelas Eksperimen

Halaman
16
22
68
72
32
35
36
38
38
38
45
48
48
49
49
50
51
53

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Silabus
Bahan Ajar
Rancangan Perangkat Pembelajaran
Lembar Kerja Siswa
Tes Hasil Belajar
Tabel Persiapan Menghitung Validitas Tes
Perhitungan Validitas Tes
Tabel Persiapan Menghitung Reliabelitas Tes
Perhitungan Reliabelitas Tes
Tabel Persiapan Menghitung Daya Pembeda Tes
Perhitungan Daya Pembeda
Tabel Persiapan Menghitung Taraf Kesukaran Tes
Perhitungan Taraf Kesukaran Tes
Tabel Kategori Validitas, Reliabelitas, Daya Pembeda
dan Taraf Kesukaran
Kisi Instrumen
Data Pretes
Data Postes
Perhitungan Nilai Rata-rata dan Standart Deviasi
Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Uji Hipotesis
Tabel Penilaian Afektif Kelas Eksperimen
Tabel Penilaian Afektif Kelas Kontrol
Tabel Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen
Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
Daftar nilal persentil untuk distribusi F
Daftar NiIai Persentil untuk Distribusi t
Nilai-Nilai r Product Moment
Dokumentasi Penelitian

Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Surat Validator
Surat Izin Penelitian
Surat Bukti Penelitian

63
67
87
130
147
150
152
153
155
157
159
160
162
163
164
169
171
173
175
179
182
188
189
190
198
200
202
203
204

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses pembelajaran dimana peserta didik (siswa)
menerima dan memahami pengetahuan sebagai bagian dari dirinya, dan kemudian
mengolahnya sedemikian rupa untuk kebaikan dan kemajuan bersama. Pendidikan
yang dimaksud diatas bukanlah berupa materi pelajaran yang didengar ketika
diucapkan, dilupakan ketika guru selesai mengajar dan baru diingat kembali ketika
massa ulangan atau ujian datang, akan tetapi sebuah pendidikan yang memerlukan
proses, yang bukan saja baik, tetapi juga asyik dan menarik, baik bagi guru maupun
siswa. Materi pelajaran yang baik, meskipun penting dan sangat diperlukan di masa
genting, akan gagal dicerna dengan baik oleh siswa manakala cara atau pendekatan
yang digunakan dalam menyampaikan materi kurang baik. (Anam, 2015:1)
Berbagai usaha telah diupayakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Salah satunya adalah pengembangan penelitian di bidang pendidikan khususnya
dalam proses belajar-mengajar. Wina Sanjaya (2006) mengungkapkan salah satu
masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran.

Dalam

proses

pembelajaran,

anak

kurang

didorong

untuk

mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan
kepada kemampuan anak menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat
dan

menimbun

berbagai

informasi tanpa

dituntut

memahami informasi yang

diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya
banyak anak didik pintar secar teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi.
Peningkatan

mutu

pendidikan

diharapkan

menghasilkan

sumber

daya

manusia yang berketerampilan tinggi, meliputi pemikiran kritis, logis, kreatif, dan
kemauan

bekerjasama

yang

dapat

dikembangkan

melalui

pendidikan

fisika.

Penguasaan fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi salah satu modal dasar
dalam pengembangan berbagai bidang keahlian. Fisika sebagai ilmu bidang sains

2

merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan alam sehingga dalam
pembelajarannya diperlukan penyelidikan berupa percobaan terhadap pengetahuan
tersebut. Proses pengembangan suatu bidang ilmu fisika diperlukan sarana dan
prasarana yang mendukung seperti laboratorium dengan peralatan dan alat-bahan
percobaan fisika yang memadai, perpustakaan yang cukup untuk mengembangkan
dasar berpikir siswa, dan penunjang pembelajaran lainnya di sekolah. Kondisi sampai
sekarang, sebagian besar sekolah telah berbenah akan keperluan itu. Namun
demikian,

hasil belajar siswa dalam belajar fisika juga belum menunjukkan

keberhasilan dan kepuasan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa SMA
Negeri 10 Medan, ada beberapa permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
pembelajaran fisika. Perspektif siswa akan mata pelajaran fisika yang kurang baik.
Pembelajaran fisika sering menjadi momok yang menakutkan bagi mereka, penuh
dengan rumus-rumus, menarik tapi sulit memahami kajiannya. Cara mengajar guru
fisika di kelas cenderung mencatat dan mengerjakan soal. Metode pengajaran yang
monoton ini menjadi alasan mengapa pembelajaran fisika menjadi pembelajaran yang
kurang menarik bagi siswa. Apalagi ketika diberikan soal kebanyakan siswa tidak
mengerti membaca soal dan menentukan rumus apa yang dipakai. Hal ini yang pada
akhirnya timbul dalam anggapan diri siswa bahwa mata pelajaran fisika hanya cocok
dipelajari oleh orang-orang yang ingin menjadi ilmuwan atau lebih jelasnya ahli
fisika.
Wawancara dengan guru fisika di SMA Negeri 10 Medan, mengatakan
bahwa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, keaktifan siswa dalam
mengerjakan soal-soal fisika yang diberikan oleh guru masih kurang, walaupun masih
bermodal melihat catatan tetapi hanya sebagian siswa yang aktif. Hal lainnya ketika
guru bertanya kepada siswa apakah materi yang disampaikan tersebut bisa
dimengerti, siswa sebagian besar hanya diam saja dengan kata lain tidak ada siswa
yang memberikan jawaban yang pasti. Hal serupa juga juga terjadi ketika suatu kali
guru memberikan demonstrasi, siswa juga kurang aktif dalam pelaksanaannya. Hal

3

ini menunjukkan siswa hanya menerima pengetahuan dari guru saja tanpa berinisiatif
menemukannya sendiri. Hal ini menunjukkan cara berpikir siswa kurang kreatif
karena siswa sulit menyelesaikan masalah dan sulit melahirkan sebuah gagasan baru.
Kenyataan menunjukkan siswa kurang mampu mengaitkan informasi yang
telah didapatkan dari guru dengan informasi yang akan dipelajari dan kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini berkaitan dengan kurang adanya praktik atas
teori yang dipelajari dan penggunaan laboratorium yang kurang efektif di sekolah.
Kurangnya media penunjang pembelajaran juga menjadi salah satu penyebabnya.
Hasil tes yang dilaksanakan oleh guru bidang studi fisika, diketahui bahwa hasil
belajar siswa tentang materi suhu dan kalor belum mencapai target yang diharapkan.
Informasi mengenai hasil belajar fisika siswa yang diperoleh dari hasil wawancara,
nilai rata-rata untuk 3 tahun berturut-turut belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal dimana KKM pada mata pelajaran fisika adalah 75. Hal ini menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa masih rendah pada mata pelajaran fisika.
Hasil belajar juga berkaitan dengan perspektif kehidupan siswa. Suatu fakta
menunjukkan bahwa ketika anak-anak masih muda, dunia mereka penuh dengan
pertanyaan. Suatu saat di berbagai sisi kehidupan, mereka mendapatkan ide bahwa
menjadi dewasa berarti meninggalkan dunia mempertanyakan untuk memasuki dunia
mengetahui jawaban. Sekolah cenderung mendorong pergerakan dari pertanyaan
untuk jawaban karena sukses dengan hanya menempatkan jawaban yang benar
kosong atau menandai respon yang benar. Pertanyaan di sekolah cenderung memiliki
satu jawaban yang benar dan pertanyaan yang tidak ada jawaban jarang terjadi. Oleh
karena itu, jika kita ingin mengetahui bagaimana belajar yang adalah lebih penting
daripada mengetahui semua jawaban, maka kita harus menyadari bahwa pertanyaan
yang baik lebih penting daripada jawaban yang benar. Mengajar siswa untuk
pertanyaan dan mengajukan pertanyaan berkualitas lebih penting daripada kebenaran
jawaban yang mereka dapat berikan. Hal ini berkaitan dengan model pembelajaran
yang digunakan di sekolah kurang tepat. Hasil belajar berkaitan dengan bagaimana

4

siswa dapat mengajukan pertanyaan berkualitas. Hal ini mengawali penjelasan
tentang inovasi pembelajaran yang akan ditawarkan.
Peneliti

menawarkan

model

pembelajaran

inkuiri

terbimbing.

Menurut

Sanjaya, model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sediri jawaban dari masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2006: 196).
Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran yang membuat siswa
dihadapkan dengan situasi di mana siswa bebas untuk mengumpulkan data, membuat
dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and error), mencari dan menemukan
keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta bentuk umum,
membuktikan benar tidaknya dugaannya itu. Pada model pembelajaran penemuan
terbimbing, peran siswa cukup besar karena pembelajaran tidak lagi terpusat pada
guru tetapi pada siswa. Guru memulai kegiatan belajar mengajar dengan menjelaskan
kegiatan yang akan dilakukan siswa dan mengorganisir kelas untuk kegiatan seperti
pemecahan masalah, investigasi atau aktivitas lainnya. Peranan guru tidak lagi
sebagai penyuplai ilmu pengetahuan. Guru lebih memerhatikan pertumbuhan dan
perkembangan kognitif dan kreativitas siswa.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing
diantaranya

Wahyudin,

dkk

(2010)

pernah diteliti oleh beberapa peneliti

menyimpulkan

pembelajajaran

dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal serupa juga disimpulkan oleh Ambasari (2013) menyimpulkan bahwa ada
perbedaan hasil belajar saat menggunakan model pembelajaran inkuiri training dan
konvensional.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing juga pernah digunakan penelitian di
SMA Negeri 2 Kisaran pada materi Listrik Dinamis oleh Siregar yang berkesimpulan
bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran
inkuiri terbimbing dan berdasarkan hasil observasi terjadi peningkatan aktivitas
belajar siswa. Penelitian terkait dilakukan oleh Damawiyah di SMP Negeri 10 Medan
pada materi suhu dan kalor yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

5

terhadap hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Kedua peneliti tersebut di atas, menyarankan untuk menggunakan waktu
seefektif mungkin dan perencanaan jenis pertanyaan yang mampu meyakinkan siswa
dalam pelaksanaannya. Dalam penerapannya peneliti sebelumnya tidak menggunakan
media PhET untuk model pembelajaran inkuiri terbimbing ini. Penggunaan PhET
mendukung

untuk

mengefektifkan

waktu

yang

digunakan

karena

dapat

mempersingkat waktu dalam menghadapkan siswa pada suatu masalah dalam
penemuan konsep yang sulit dijelaskan dengan verbal tetapi dapat dinyatakan dengan
PhET.

Selanjutnya dengan menggunakan media

perumusan

pertanyaan-pertanyaan

dapat

PhET ini,

berkualitas

karena

diharapkan dalam
masalah

yang

ditimbulkan bersifat autentik. Sepengetahuan peneliti juga bahwa model inkuiri
terbimbing menggunakan PhET ini belum pernah diterapkan pada materi suhu dan
kalor.
Dengan adanya latar belakang permasalahan tersebut, Peneliti tertarik untuk
meneruskan Penelitian ini dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Berbantu Media PhET Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Suhu dan Kalor Kelas X Semesterr II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2015/ 2016”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,

maka penulis mengidentifikasikan

masalah yang ada di sekolah yaitu :
1.

Perspektif siswa akan pelajaran fisika yang kurang baik;

2.

Kurang bervariasinya model pembelajaran fisika yang digunakan;

3.

Keadaan siswa yang hanya menerima pengetahuan dari guru saja tanpa
berinisiatif menemukannya sendiri;

4.

Kurang

adanya

praktik

atas

teori yang

laboratorium yang kurang efektif di sekolah;
5.

Rendahnya hasil belajar siswa.

dipelajari dan

penggunaan

6

1.3. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian adalah:
1.

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantu media PhET.

2.

Hasil belajar siswa di kelas X semester II SMA Negeri 10 Medan T.P.
2015/2016 pada materi pokok Suhu dan Kalor.

3.

Siswa yang diteliti adalah Kelas X Semester II SMA Negeri 10 Medan T.P
2015/2016.

4.

Materi pokok adalah Suhu dan Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 10
Medan T.P 2015/2016.

1.4. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah:
1.

Bagaimana hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional pada
materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 10 Medan
T.P. 2015/2016?

2.

Bagaimana

hasil

belajar

siswa

dengan

model

pembelajaran

inkuiri

terbimbing berbantu media PhET pada materi pokok suhu dan kalorr di kelas
X semester II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2015/2016?
3.

Apakah ada pengaruh penggunaan Model Pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantu media PhET terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu
dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2015/2016?

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin diperoleh dalam
penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional
pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 10
Medan T.P. 2015/2016.

7

2.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantu media PhET pada materi pokok suhu dan kalor di kelas
X semester II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2015/2016.

3.

Untuk

mengetahui

pengaruh

model

pembelajaran

inkuiri

terbimbing

berbantu media PhET terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu
dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2015/2016.

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diharapkan berguna untuk:
1. Sebagai

bahan

informasi

hasil

belajar

menggunakan

Model

Inkuiri

Terbimbing berbantu media PhET pada materi pokok Suhu dan Kalor Kelas
X Semester II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2015/2016
2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran di SMA
Negeri 10 Medan

1.7. Definisi Operasional
1. Model

pembelajaran

inkuiri

terbimbing

merupakan

suatu

model

pembelajaran yang dirancang untuk membawa siswa ke dalam proses ilmiah
melalui orientasi, eksplorasi, identifikasi, pembentukan konsep, aplikasi dan
evaluasi yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode
waktu yang singkat.
2. Proses belajar adalah tahapan yang dilakukan dalam pembelajaran untuk
memperoleh informasi lalu mentransformasikan kedalam pikiran hingga
evaluasi.
3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima proses belajar mengajar selesai yang berupa nilai yang mencakup
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

60

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian
hipotesis maka disimpulkan bahwa:

yang dilakukan dan pengujian

1. Hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu
dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2015/2016 pada
ranah kognitif memiliki nilai rata-rata pretes 34 dan postes 57 dengan kategori
tidak tuntas KKM.
2. Hasil belajar siswa dengan model inkuiri terbimbing berbantu media PhET pada
materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 10 Medan T.P.
2015/2016 memiliki nilai rata-rata pretes 30 dan postes 74 dengan kategori tidak
tuntas KKM.
3. Hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantu media PhET lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada
materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMAN 10 Medan T.P.
2015/2016.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan maka untuk
tindak lanjut penelitian ini, peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi

peneliti

selanjutnya

sebaiknya

memperhatikan

masalah

yang

akan

diperhadapkan kepada siswa agar sesuai dengan pencapaian indikator yang
diharapkan materi yang diteliti.
2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya dapat mengolaborasi pembelajaran yang

lebih atraktif dan sederhana seperti halnya penerapan pola permainan dalam
belajar untuk meningkatkan daya tarik siswa terhadap materi suhu dan kalor.

61

DAFTAR PUSTAKA
Ambasari, W., 2013. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap
Keterampilan Proses SAINS Dasar Pada Pelajaran Bilologi Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 7 Surakarta: Pendidikan Biologi FKIP UNS
Anam, K., (2015), Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta
Arikunto, S., ( 2005), Manajemen Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,
Jakarta
Arsyad, A., (2013), Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Hamalik, O., (2004), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta
Iskandar, (2009), Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), Jakarta, GP Press
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan
Jihad, A., dan Abdul, H., (2013), Evaluasi Pembelajaran, Multi Presindo, Bantul
Kangenan, M., (2006), Fisika Untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta
Kuhltau, C., (2009), Guided Inquiry: Learning In The 21st Century School, United
States Of America, Libraries Unlimited
Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika
SMK. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan (PPPPTK) Matematika, Departemen Pendidikan Nasional
Sagala. S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung
Sanjaya, W, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Bandung, Kencana Prenada Media Group
Sardiman, (2009), Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers,
Jakarta
Siregar, L., (2015), The Effect Of Guided Inquiry Learning On Students Learning
Outcomes in Topic Dynamic Electricity in Class X Semedter II SMA Nederi 2

62

Kisaran AY 2014/2015, Pendidikan Fisika Unimed
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung
Sutikno, M. S., (2013), Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam Mewujudkan
Pembelajaran Yang Berhasil, Holistica, Lombok
Syah, M., (2008), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Penerbit Remaja
Rosdakarya, Bandung
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Predana Media Group, Jakarta
Trianto, (2013), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep
Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Kencana Predana Media Group, Jakarta
The PhET Team, (2011), PhET (Interactive Simulations), http://phet.colorado.edu/in/.
(28 Februari 2016)
Wahyudin, (2010), Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunaka
Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman
Siswa, Pendidikan Fisika Unnes 6: 1693-1246
Zaelani, A., (2006), 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan FISIKA SMA/MA,
Yrama Widya, Bandung