PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ADOBE FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD N 050660 KWALA BINGAI.

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ADOBE FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN 050660 KWALA BINGAI

TESIS

Diajukan guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

GIHARI EKO PRASETYO

NIM. 8156182020

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

GIHARI EKO PRASETYO. Pengembangan Media Pembelajaran menggunakan Adobe Flash untuk meningkatkan Hasil Belajar pada mata pelajaran IPA Kelas V SD N 050660 kwala bingai. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2017

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran dengan menggunakan Adobe Flash pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 050660 Kwala Bingai yang sesuai dengan model pembelajaran saintifik dan menganalisis apakah media pembelajaran dengan menggunakan Adobe Flash ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. Penelitian ini mengacu pada model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Thiagarajan yaitu model 4-D (four D models). Rancangan dalam uji coba menggunakan design Pre-test and Post-test pada setiap siklus uji coba.Temuan hasil penelitian yakni: 1) perangkat pembelajaran yang dihasilkan, berupa: Media Pembelajaran berbentuk CD telah memenuhi kriteria baik/valid; 2) keefektifan perangkat pembelajaran disimpulkan berdasarkan pada hasil post-test siswa pada uji coba I prosentase ketuntasan klasikal sebesar 86% dengan 30 siswa atau 88%dinyatakan tuntas. Dan 4 siswa atau 12% dinyatakan belum tuntas. 3) Kepraktisan media pembelajarn siswa disimpulkan berdasarkan respon guru dan respon siswa ; (i) respon siswa terhadap media pembelajaran pada uji coba pertama sebesar 82,36% siswa menyatakan media tersebut praktis, (ii) respon (ii) respon guru terhadap media pembelajaran pada uji coba pertama mencapai 91,67% termasuk kedalam kategori sangat praktis. Penilaian hasil belajar siswa berdasarkan pretest dan postest dianalisis dengan menggunakan N-Gain diperoleh nilai rata-rata gain sebesar 0,7 dimana dalam kategori tinggi


(6)

ii

GIHARI EKO PRASETYO.Learning Media Development using Adobe

Flash to improve learning outcomes in science subjects 050660 Class V SD N

Kwala Bingai.Thesis.Terrain: Basic Education Studies Graduate Program, State University of Medan, 2017

This study aims to produce instructional media using Adobe Flash in science subjects in class V SDN 050 660 Kwala Bingai in accordance with the model of learning scientific and analyze whether learning media using Adobe Flash can improve student learning outcomes with valid criteria, practical and effective.This study refers to the development model learning device according to Thiagarajan ie 4-D models (four Dmodels).The design of the trials using a design Pre-test and post-test on each test cycle .The results of the study are: 1) the resulting learning device, comprising: Learning Mediashaped CD has met both criteria / valid;2) the effectiveness of the learning device inferred based on the results of post-test students on the test prosentasi klasikal reach is 86%, with 30 or 88% student is pass and 4 student or 12% not pass. 3) Practicality learning media students concluded based on the response of teachers and students' responses;(i) the students' response to instructional media at the first trial amounted to 82.36% of the students stated that media practice, (ii) the response of teachers to study media at the first trial reached 91.67% belong to the category of very practical.Assessment of student learning outcomes based on pre-test and post-test were analyzed using N-Gain obtained average value gain of 0.7 where the high category


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Nikmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul “Pengembangan media pembelajaran menggunakan

Adobe Flash untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA

Kelas V SD Negeri 050660 Kwala Bingai”.

Penulis menyadari bahwa selama proses penyelesaian dan penyusunan tesis ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan serta hambatan yang penulis harus lewati. Berbagai kesulitan maupun hambatan harus tetap dilalui dengan penuh semangat dan harapan demi menyelesaikan amanah penyusunan tesis ini sebagai awal dari menyelesaikan tugas akhir di Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Segala hambatan hadir dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis dalam menyusun tesis. Baik hambatan berupa moral maupun material. Namun, itu semua tidaklah menjadi faktor penyebab penulis untuk berhenti dan menyerah. Semua hambatan harus dilalui demi amanah yang harus diselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Selaku rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.


(8)

iv

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Adjat Sudrajat M.Si selaku Dosen Pembimbing Tesis I yang telah banyak membantu, baik dengan meluangkan waktu serta dengan memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi dan saran-saran mulai dari awal penyusunan tesis hingga terselesaikannya tesis ini.

5. Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu M.S, selaku pembimbing tesis II yang juga cukup turut banyak membantu penulis dalam hal membimbing, memberikan pengetahuan, dan yang terlebih adalah motivasi baik berupa pengalaman maupun nasehat-nasehat agar penelitian yang penulis lakukan dapat bermanfaat bagi lingkungan dunia pendidikan khususnya.

6. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si. dan Bapak Dr. Wawan Bunawan, M.Si., M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan masukan sehingga tesis ini dapat selesai dengan baik.

7. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan yang telah memberikan Ilmu yang berharga selama penulis menjadi mahasiswa

8. Sekolah Dasar Negeri 050660 Kwala Bingai, selaku tempat penelitian penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

9. Keluarga tercinta ibunda Sri Harianti S.Pd SD ; ayahanda Drs. Legiman M.Pd; Adik Ridho Uji Dwi Angga S.Pd; Syafreni Annisa Ayu Putri yang selalu


(9)

v

mengirimkan do’a, menguatkan semangat, memberikan nasehat serta bantuan materil sehingga penulis mampu menyelesaikan program master ini pada tepat waktu.

10.Mahasiswa B1 Pendidikan Dasar 2015 Universitas Negeri Medan atas kerja samanya selama kurang lebih 24 bulan bersama. Menjadi sebagian keluarga yang begitu memberikan pengalaman baru, ilmu, motivasi dan kasih sayang yang tidak akan terlupakan.

11.Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan motivasinya.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini.

Kiranya isi tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih, semoga tesis ini berguna bagi kita semua khususnya para pembaca.

Medan, 06 April 2017 Penulis,


(10)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Pembatasan Masalah ... 11

1.4 Rumusan Masalah ... 12

1.5 Tujuan Penelitian... 12

1.6 Manfaat Penelitian... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoretis ... 14

2.1.1.Hakikat Belajar dan Pembelajaran IPA ... 14

2.1.2.Hasil Belajar ... 21

2.1.3.Pendekatan Saintifik ... 27

2.1.4.Materi Ekosistem... 33

2.1.5.Media Pembelajaran ... 38

2.1.6.Pengembangan media ... 40

2.1.7.Adobe Flash... 43

2.1.8.Tahapan Pembuatan media model tutorial ... 50

2.1.9.Teori Belajar Relevan... 51

2.2 Penelitian Relevan ... 54


(11)

vii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 57

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 57

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 58

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 58

3.5 Prosedur Penelitian ... 59

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 76

3.7 Teknik Analisis Data ... 84

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 89

4.1.1. Tahap I : Pendefinisan (Define) ... 90

4.1.2. Tahap II : Deskripsi hasil Tahap Perencanaan (Design) ... 96

4.1.3. Tahap III: Deskripsi hasil Tahap Pengembangan (Develop) ... 104

4.1.4. Tahap IV: Deskripsi hasil Tahap Penyebaran (Disseminate) ... 134

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan... 138

5.2. Saran ... 139


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Peringkat Indonesia menurut PISA ... 3

Tabel 1.2 : Peringkat Indonesia menurut TIMSS ... 3

Tabel 1.3 : Nilai SDN 050661 Kwala Bingai Kec. Stabat 2013/2014 ... 4

Tabel 2.1 : KI dan Indikator Ekosistem ... 20

Tabel 2.2 : Tabel Deskripsi Kegiatan dan Peran Guru Pend. Saintifik ... 32

Tabel 3.1 : Rancangan Ujicoba ... 75

Tabel 3.2 : Kisi-kisi Validasi Ahli Materi ... 77

Tabel 3.3 : Kisi-kisi Validasi Ahli Bahasa ... 78

Tabel 3.4 : Kisi-kisi Validasi Ahli Media Pembelajaran ... 78

Tabel 3.5 : Kisi-kisi Angket respon siswa ... 79

Tabel 3.6 : Kisi-kisi Angket Kepraktisan media ... 80

Tabel 3.7 : Kisi-kisi Instrumen hasil belajar ... 81

Tabel 3.8 : Klasifikasi Validitas Media Pembelajaran ... 85

Tabel 3.9 : Tingkat kemampuan siswa ... 86

Tabel 3.10 : Klasifikasi Interpretasi N Gain ... 86

Tabel 3.10 : Keterkaitan rumusan masalah, Instrumen dan Uji statistik ... 88

Tabel 4.1 : Kisi- Kisi Instrumen Tes ... 97

Tabel 4.2 : Perhitungan analisis ahli media Pertemuan I ... 105

Tabel 4.3 : Revisi ahli media pembelajaran ... 106

Tabel 4.4 : Perhitungan analisis materi pertemuan II ... 107

Tabel 4.5 : Perhitungan analisis materi pertemuan I ... 108

Tabel 4.6 : Revisi ahli materi I ... 108

Tabel 4.7 : Perhitungan analisis materi pertemuan II ... 111

Tabel 4.8 : Revisi ahli materi II ... 112

Tabel 4.9 : Perhitungan analisis ahli materi pertemuan III ... 113

Tabel 4.10 : Perhitungan analisis ahli Bahasa ilustrasi pertemuan I ... 113

Tabel 4.11 : Revisi ahli media pembelajaran I ... 114


(13)

ix

Tabel 4.13 : Hasli Validasi Media Pembelajaran ... 116

Tabel 4.14 : Hasil analisis angket respon siswa ujicoba I ... 120

Tabel 4.15 : Hasil analisis respon siswa dari masing-masing aspek ujicoba I . 122

Tabel 4.16 : Angket respon guru ... 123

Tabel 4.17 : Analisis efektifitas hasil belajar siswa ... 125

Tabel 4.18 : Klasifikasi tingkat hasil belajar siswa ... 126

Tabel 4.19 : Data ketuntasan hasil belajar ... 127

Tabel 4.20 : Data pertest dan postes Gain hasil belajar siswa ... 128

Tabel 4.21 : Hasil analisis angket respon siswa Ujicoba II ... 131


(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Tampilan pemilihan lembar kerja Adobe Flash CS6 ... 43

Gambar 2.2 : Tampilan awal Adobe flash CS6 ... 44

Gambar 4.1 : Halaman pembuka ... 102

Gambar 4.2 : Menu utama media pembelajaran ... 103

Gambar 4.3 : Rancangan pada bagian materi ... 103

Gambar 4.4 : Rancangan Evaluasi ... 104

Gambar 4.5 : Diagram hasil validasi ... 117

Gambar 4.6 : Diagram respon siswa ... 121

Gambar 4.7 : Diagram Analisis respon siswa ... 124

Gambar 4.8 : Diagram analisis respon guru ... 127

Gambar 4.9 : Diagram postest hasil belajar ... 125

Gambar 4.10 : Diagram ketuntasan hasil belajar ... 128

Gambar 4.11 : Perbaikan pada uji coba I ... 130

Gambar 4.12 : Persentase angket respon siswa ... 132

Gambar 4.13 : Peningkatan respon siswa ... 132


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP ... 146

Lampiran 2 Angket Validasi Ahli Materi ... 175

Lampiran 3 Angket Validasi Ahli Bahasa Ilustrasi ... 186

Lampiran 4 Angket Validasi Ahli MediaPembelajaran ... 193

Lampiran 5 Data validitas instrument soal... 200

Lampiran 6 Data realibilitas instrument soal ... 201

Lampiran 7 Tingkat kesukaran... 202

Lampiran 8 Daya Beda ... 203

Lampiran 9 Rangkuman hasil tes ... 204

Lampiran 10 Contoh angket respon siswa ... 205

Lampiran 11 Contoh angket respon guru ... 206

Lampiran 12 Contoh Pretest siswa ... 207

Lampiran 13 Contoh Postest siswa ... 208

Lampiran 14 Dokurnentasi pelaksanaan pernbelajaran siswa ... 209

Lampiran 16 SK pernbimbing ... 21 0 Lampiran 17 Undangan seminar proposal tesis ... 211

Lampiran 18 Undangan Ujian sidang tesis ... 212

Lampiran 19 Surat izin penelitian Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat .... 213

Lampiran 20 Surat izin penelitian SD Negeri 050660 Kwala Bingai Stabat. 214 Lampiran 21 Surat telah me1aksanakan penelitian... 215

Lampiran 22 Hasil Revisi ujian siding tesis... 216


(16)

xii

Halaman

Bagan 2.1 : Model Pemrosesan Informasi ... 45

Bagan 2.2 : Fungsi media pembelajaran... 48

Bagan 3.1 : Alur model pengembangan Thiagarajan ... 60

Bagan 3.2 : Rancangan Pengembangan Media... 61

Bagan 3.3 : Flowchart model tutorial ... 68


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat aktif mengembangkan potensinya. Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Pendidikan memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada anak didiknya secara lengkap sesuai dengan yang mereka butuhkan. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yakni; mengembangkan kemampuan dan membentuk watak yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, pendidikan juga berperan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Permendiknas N0. 22 tahun 2006 tentang standar isi mengenai pengertian IPA, Yaitu “merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Oleh karena itu secara prinsip bahwa Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung.


(18)

Adapun tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam. Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah.

Dewasa ini, kualitas pendidikan Indonesia khususnya dibidang sains di

Dunia Internasional sangat rendah. Menurut Syamsuri (2010) Hasil survai World

Competitiveness Year Book pada tahun 2007 dari 55 negara yang disurvai,

Indonesia menempati posisi ke-53. Kemendikbud (2014) mengemukakan bahwa

Programme for International Student Assesment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) adalah program-program rutin yang diikuti oleh berbagai negara di dunia untuk menilai kemajuan

pengetahuan. Kualitas pendidikan Indonesia masih tertinggal jauh dibanding

negara-negara lain. Indikatornya, hasil Program Penilaian Pelajar Internasional PISA yang setiap tiga tahun selalu menempatkan Indonesia dalam peringkat sepuluh besar dari bawah. Lembaga pendidikan harus lebih fokus kepada kualitas

pendidikan yang saat ini dinilai masih jalan di tempat. Hal tersebut dibuktikan

dengan skor nilai sains siswa Indonesia yang disajikan pada Tabel 1.1.

Menurut Nurdiana (2014:4) “Indonesia juga masih berada pada peringkat bawah dari nilai rata-rata secara internasional”. Peringkat Indonesia pada kegaiatan TIMSS disajikan pada Tabel 1.2.


(19)

3

Tabel 1.1 Peringkat Indonesia menurut PISA

Tahun Studi

Mata Pelajaran

Skor Rata-Rata Peringkat

Indonesia

Jumlah Negara Peserta Studi Indonesia Internasional

2000 Sains 393 500 38 41

2003 Sains 395 500 38 40

2006 Sains 393 500 50 56

2009 Sains 383 500 60 65

2012 Sains 382 501 64 65

Sumber: http://litbang.kemendikbud.go.id/index.php/survei-international-pisa Tabel 1.2 Peringkat Indonesia menurut TIMSS

Tahun Studi

Mata Pelajaran

Skor Rata-Rata Peringkat

Indonesia

Jumlah Negara Peserta Studi Indonesia Internasional

1999 Sains 435 500 32 38

2003 Sains 420 500 37 46

2007 Sains 427 500 35 49

2011 Sains 406 500 40 42

Sumber: http://litbang.kemendikbud.go.id/-international-timss

Berdasarkan hasil survei PISA dan TIMSS, dapat disimpulkan bahwa peringkat sains siswa Indonesia selalu memperoleh peringkat 10 terbawah dibandingkan dengan peringkat sains siswa di negara lainnya. Bahkan pada tahun 2012, skor sains siswa Indonesia menduduki peringkat kedua dari bawah dengan jumlah total peserta studi sebanyak 65 negara yang mengikuti PISA, dan menduduki peringkat ketiga dari bawah dengan jumlah total peserta studi sebanyak 42 negara yang mengikuti TIMSS. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia harus mencari solusi dari berbagai permasalahan dalam pengembangan sumber daya manusia terutama dalam bidang pendidikan.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SDN 050660 Kwala Bingai, diperoleh data hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah dan jauh dibawah KKM. Hal tersebut diperoleh dari data rata-rata nilai IPA kelas V SDN 050660 Kwala Bingai kecamatan Stabat pada Tabel 1.3.


(20)

Tabel 1.3. Nilai SDN 050661 Kwala Bingai Kecamatan Stabat 2014/2015

No Kelas Jumlah

siswa UTS Semester I Ujian Semester I UTS Semester II Ujian Semester II

1 V-A 24 53,45 55,29 50,50 61,79

2 V-B 21 54,80 56,66 53,09 61.47

(sumber : Tata Usaha SDN 050660 Kw Bingai kecamatan Stabat)

Berdasarkan Tabel 1.3, nilai murni yang dicapai murid sebelum melakukan remedial, terlihat bahwa dikelas V-A, nilai rata-rata UTS hanya mencapai 53,45 masih jauh dibawah KKM dimana siswa harus mencapai nilai 70, begitu juga dengan hasil ujian semester I yang nilai rata-ratanya hanya mencapai 55,29. Pada UTS semester II nilai rata-rata siswa menurun sampai nilai 50,50, walaupun pada ujian semester II nilai meningkat namun belum juga mencapai KKM yang ditentukan dengan hanya memperoleh nilai rata-rata 61,79. Pada kelas V-B juga tidak ada perbedaan yang spesifik, dari beberapa ujian yang dilakukan siswa masih belum ada nilai rata-rata yang mencapai KKM. Ini menandakan bahwa siswa kesulitan dalam meningkatkan hasil belajar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan sebagian besar siswa masih belum mencapai KKM dalam mata pelajaran IPA, sebagian guru masih belum bisa menerapkan pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 yang menjadi acuan proses pembelajaran di SD tersebut, guru lebih cenderung untuk menggunakan pendekatan konvensional berupa ceramah dan penugasan individu, siswa diajarkan dengan gaya berfikir abstrak dengan menjadikan guru sebagai sumber utama dalam belajar, seharusnya untuk menerapkan kurikulum 2013 guru setidaknya harus menguasi pendekatan saintifik, agar bukan guru lagi yang menjadi pusat belajar, melainkan siswa juga ikut berperan aktif saat proses pembelajaran berlangsung.

Jika dilihat dari sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut, sudah sangat memadai seperti tersedianya beberapa proyektor, laptop yang disediakan


(21)

5 oleh pihak sekolah guna menunjang keberhasilan belajar siswa, tersedia juga laboratorium komputer yang berisi sekitar 20 unit, namun permasalahannya guru masih belum memiliki keterampilan untuk mengembangkan media pembelajaran

menggunakan adobe flash dengan memanfaatkan teknologi komputer. hal tersebut

terlihat ketika peneliti melakukan observasi ke sekolah tersebut dan mewawancarai kepala sekolah dan salah satu guru komputer yang bertugas sebagai penanggug jawab laboratorium komputer dimana laboratorium tersebut hanya digunakan pada saat mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) dan tidak diintegrasikan dengan mata pelajaran lainnya. Yang artinya guru belum memiliki kopetensi menciptakan suatu produk media pembelajaran menggunakan

adobe flash sebagai pendamping pelajaran. Guru lebih cenderung menggunakan

pembelajaran konvensional berupa ceramah dan penugasan individu, mungkin jika dalam mata pelajaran lain masih relevan, namun hal ini tentu akan menjadi sulit buat siswa untuk memahami materi khusunya pada mata pelajaran IPA tema ekosistem dimana menuntut siswa untuk mengamati apa yang dipelajari secara langsung baik itu melalui ilustrasi atau video.

Perolehan hasil belajar tersebut perlu dicermati untuk kedepannya dilakukan pembenahan-pembenahan agar perolehan hasil belajar dapat ditingkatkan lagi. Berdasarkan hasil observasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa siswa tergolong tidak paham mengenai materi yang diajarkan sehingga menyebabkan hasil belajar siswa cenderung rendah dan tidak memenuhi nilai standar ketuntasan minimum yang sudah ditentukan. Rendahnya hasil belajar siswa menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif, hal tersebut dikarenakan. Dalam penerapan proses belajar mengajar sering


(22)

dihadapkan pada materi yang abstrak dan di luar pengalaman siswa sehari-hari, sehingga materi menjadi sulit diajarkan oleh guru dan sulit dipahami siswa.

Peranan guru lebih bersifat fasilitator dan memiliki kewajiban dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara, beberapa siswa kelas V menyatakan bahwa materi pelajaran IPA sulit untuk dipahami dan kurang menyenangkan. Hal ini dikarenakan guru kurang kreatif dan inovatif dalam menggunakan metode pembelajaran yang dapat memperjelas materi dalam proses pembelajaran. Guru menyajikan pembelajaran hanya dengan berdasarkan

text book saja dan tidak menggunakan media atau metode pembelajaran tertentu.

Pola pembelajaran secara verbalisme ini mengakibatkan siswa menjadi kurang berperan aktif dalam pembelajaran dan kurang dapat memahami

Oleh karena itu guru dituntut untuk selalu berinovasi dalam melaksanakan proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan teknologi komputer seharusnya dapat menjadi alternatif bagi guru untuk memfasilitasi siswa dalam pemahaman materi dan diharapkan mampu mengubah

kondisi pembelajaran dari teacher-centered menjadi student-centered yang

biasanya guru menentukan “apa yang dipelajari” dalam suatu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Penerapan pendekatan saintifik juga perlu diterapkan dalam proses pembelajaran. Pendekatan tersebut berperan sebagai kendaraan yang digunakan agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan maksimal. Banyak media pembelajaran yang ditemukan di lapangan tidak sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal ini disebabkan cakupan materi dalam media tersebut tidak sesuai dengan tingkat pemahaman siswa karena media tersebut dibuat untuk kalangan umum dan tidak memperhatikan secara khusus karakteristik kebutuhan


(23)

7 sekolah yang akan menggunakan tersebut, contoh-contoh dan ilustrasi yang ditampilkan dalam media tidak mengarah pada lingkungan sekitar, dan tidak sesuai dengan kurikulum yang diterapkan sekolah. Kenyataan seperti ini peneliti temukan di SD Negeri 050660 Kwala Bingai. Media pembelajaran yang baik tidak hanya dilihat dari segi penampilan media, tetapi dari segi kualitas, manfaat, dan kesesuaian dengan konteks pembelajaran. Semakin baik suatu media pembelajaran maka semakin baik hasil yang didapatkan.

Maka dari itu media yang dikembangkan seharusnya mempertimbangkan beberapa aspek di atas, sehingga dapat mempermudah siswa memahami materi pelajaran IPA serta mengatasi permasalahan hasil belajar. Hal tersebut didukung oleh kebijakan pemerintah dengan keluarnya Kepres No 50/2000 tentang Pengadaan Tim Kordinasi Telematika. Tim ini berperan pada pemanfaatan ICT di berbagai aspek kehidupan, termasuk guru sebagai pendidik untuk mampu menggunakan teknologi komputer pada saat mengajar.

Tenaga pendidik Indonesia diharapkan mampu mengelola, mendesain, memanfaatkan, dan mengembangkan semua komponen dalam pembelajaran, antara lain dirinya sendiri sebagai seorang guru, peserta didik, media, metode, sarana/prasarana dan lainnya yang terutama dalam hal ini yaitu pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang secara pesat dan tersebar secara meluas sehingga mempengaruhi segenap bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Komputer sebagai salah satu alat perkembangan teknologi telah bergeser penggunaannya sebagai sumber belajar. Dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan komputer digunakan untuk


(24)

menerapkan konsep efektivitas, membantu manusia mengerjakan tugas-tugas tertentu dengan baik, cepat, tepat dan menyenangkan. Hal tersebut sejalan dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, khususnya pada Pasal 43 ayat (1) yang berbunyi Standar keragaman jenis peralatan laboraturium ilmu pengetahuan Alam (IPA), Laboraturium bahasa, Laboraturium Komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia. Sarana dan Prasana telah diatur oleh pemerintah bahwasanya teknologi komputer menjadi standar dalam proses pembelajaran, hal ini bertujuan meningkatkan kualitas mutu pendidikan

Visualisasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengkonkritkan atau menyatakan suatu hal yang bersifat abstrak. Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi mampu memberi kesan yang besar dalam bidang media pembelajaran karena bisa mengintegrasikan teks, grafik, animasi, audio dan

video. Adobe Flash wadah yang tepat untuk mengembangkan pembelajaran yang

menarik. Program Adobe Flash merupakan salah satu software yang digunakan

untuk membuat animasi, game, presentasi, web, animasi pembelajaran dan film.

Animasi yang dihasilkan Adobe Flash adalah animasi berupa file movie. Movie

yang dihasilkan dapat berupa grafik atau teks. Grafik yang dimaksud disini adalah

grafik yang menggunakan vektor. Selain itu Adobe Flash juga memiliki

kemampuan untuk mengimpor file suara, video maupun file gambar dari aplikasi

lain. Tentu jika aplikasi ini diterapkan ke media pembelajaran , akan sangat membatu bagi siswa untuk memfasilitasi kebutuhan belajaranya.

Hal tersebut diperkuat dengan adanya penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Latip (2015), “Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, respon


(25)

9

siswa sangatlah baik terhadap media pembelajaran menggunakan Adobe Flash

CS6”. Selanjutnya dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuni Yamasari

(2010) diperoleh hasil bahwa “Media pembelajaran yang dikembangkan ini berkualitas karena media ini memenuhi kriteria efektivitas media tercapai. Hal ini terlihat hasil belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan media pembelajaran menggunakan ICT ini tuntas karena lebih dari 80% dari seluruh subyek uji coba memenuhi ketuntasan belajar dan valid menurut para ahli.

Pengembangan perangkat pembelajaran yang valid, efektif dan praktis diharapkan mampu membantu tercapainya tujuan pendidikan seperti yang

diharapkan. Menurut Nieveen (2007:26) “all components should be consistently

linked to each other (construct validity)” semua komponen harus konsisten terkait

satu sama lain (validitas konstruk). Jadi valid adalah kesesuaian antara materi pada perangkat yang dikembangkan dengan kebutuhan siswa”. Kemudian adapun perangkat yang efektif menurutnya dapat dilihat dari peningkatan prestasi siswa setelah diberikan perangkat pembelajaran tersebut.

Suatu media pembelajaran dikatakan efektif menurut Nieveen (2007:26)

menyatakan bahwa “Using the intervention results in desired outcomes”. Jadi

keefektivan perangkat pembelajaran adalah penggunaan hasil-hasil intervensi untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

Selain valid dan efektif media yang dikembangkan juga harus praktis,

menurut Nieveen (2007:26) menyatakan bahwa “characteristic of high-quality

interventions is that end-users (for instance the teachers and learners) consider the intervention to be usable and that it is easy for them to use the materials in a


(26)

karakteristik intervensi berkualitas tinggi adalah bahwa pengguna akhir (misalnya guru dan peserta didik) mempertimbangkan intervensi untuk dapat digunakan dan bahwa itu adalah mudah bagi mereka untuk menggunakan bahan dengan cara yang sebagian besar kompatibel dengan pengembang. Dilanjutkan oleh Nieveen ketiga unsur di atas (valid, efektif, praktis) merupakan persyaratan yang harus dipenuhi agar media tersebut dapat dikatakan layak untuk digunakan.

Berdasarkan uraian, pendapat, serta data pre research di atas, maka

penulis merasa penting untuk melakukan pengembangan media pembelajaran

menggunakan adobe flash. Proses pengembangan yang akan dilaksanakan

mengikuti prosedural penelitian yang terstruktur guna memperoleh kebermanfaatan yang ada. Melalui penelitian yang terstruktur, penulis mengangkat penelitian ini dengan memberi judul “Pengembangan Media

Pembelajaran Menggunakan Adobe Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 050660 Kwala Bingai”.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan tahapan pendeskripsian masalah-masalah yang berkaitan dengan latar belakang di atas, dan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasi yaitu:.

1. Guru kurang inovatif dalam mengembangkan media pembelajaran.

2. Guru cenderung menggunakan pendekatan konvensional

3. Guru di SD Negeri 050660 Kwala Bingai menerapkan pembelajaran

komputer hanya pada saat mata pelajaran TIK, dan tidak mengintegrasikan dengan mata pelajaran lain khususnya mata pelajaran IPA


(27)

11

4. Kebutuhan siswa belajar secara kongkrit tidak terpenuhi yang berdampak

rendahnya hasil belajar siswa.

5. Presentase ketuntasan belajar siswa masih di bawah KKM dikarenakan

rendahnya hasil belajar siswa.

6. Media pembelajaran yang tersedia belum sesuai dengan kebutuhan siswa

khususnya pada siswa di SDN 050660 Kwala Bingai

7. Guru pada umumnya belum memiliki kompetensi menciptakan suatu produk

media pembelajaran menggunakan adobe flash sebagai pendamping

pelajaran.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada di atas, maka peneliti melakukan pembatasan masalah yang bertujuan agar penelitian ini lebih fokus. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Kebutuhan siswa belajar secara kongkrit tidak terpenuhi yang berdampak

rendahnya hasil belajar siswa..

2. Guru kurang inovatif dalam mengembangkan media pembelajaran.

3. Guru pada umumnya belum memiliki kompetensi menciptakan suatu produk

media pembelajaran menggunakan adobe flash sebagai pendamping

pelajaran.

4. Presentase ketuntasan belajar siswa masih di bawah KKM dikarenakan


(28)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian yang akan diselidiki dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana validitas, kepraktisan, dan keefektifan media pembelajaran yang

dikembangkan ?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA yang menggunakan media

pembelajaran menggunakan Adobe Flash model tutorial?

1.5. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan media

pembelajaran menggunakan adobe flash untuk meningkatkan hasil belajar pada

mata pelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri 050660 Kwala Bingai. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengembangkan media pembelajaran yang valid, praktis dan efektif.

2. Menganalisis peningkatan hasil belajar IPA yang menggunakan media

pembelajaran menggunakan adobe flash model tutorial yang

dikembangkan.

1.6. Manfaat penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka akan diperoleh manfaat dari penelitian yakni sebagai berikut:


(29)

13

1. Secara Teoritis

Sebagai sumbangan pemikiran ilmiah dalam memajukan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dengan cara mengembangkan media pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri 050660 Kwala Bingai, Stabat.

2. Secara Praktis

a. Sebagai masukan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan mutu

pendidikan melalui pengembangan media pembelajaran menggunakan

Adobe Flash pada mata pelajaran IPA yang merujuk kepada prosedur

pengembangan media dengan menggunakan 4D yang dikemukakan oleh Thiagarajan .

b. Sebagai acuan bagi guru dalam mengimplementasikan pengembangan

media pembelajaran menggunakan Adobe Flash untuk materi yang lain,

yang relevan bila diajarkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa .

c. Sebagai referensi bagi pengayaan ide-ide penelitian mengenai evaluasi diri

tentang pemecahan masalah siswa yang akan dikembangkan di masa yang akan datang khususnya di bidang pendidikan IPA.

d. Sebagai ilmu pengetahuan bagi peneliti dan para praktisi peneliti

pendidikan di bidang pengembangan perangkat pembelajaran IPA.


(30)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Pengembangan media pembelajaran menggunakan Adobe Flash dengan menggunakan model 4-D dari Thiagarajan telah menghasilkan media pembelajaran yang valid dan efektif serta praktis dalam materi ekosistem untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Media pembelajaran dengan menggunakan adobe flash telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Kriteria valid dapat dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh dosen ahli terhadap produk yang dikembangkan dalam bentuk draft I, draft II, dan draft III hasil revisi.. Kriteria Praktis dapat dilihat dari (1) hasil persentase respons siswa yang mencapai lebih dari 80% dimana dalam kategori praktis, (2) Hasil Persentase Respon guru yang juga mencapai lebih dari 80% dimana dalam kategori praktis. Kriteria efektif dapat dilihat dari hasil postes dimana Persentase PKK sebesar 86% dalam kategori tuntas.

2. Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hasil tersebut didapat jika melihat hasil Gain score sebesar 0,7 dan dalam kategori tinggi


(31)

139

2.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut.

1. Media pembelajaran yang dihasilkan belum di implementsikan dalam ruang lungkup yang lebih luas bik itu di SD Negeri 050661 Kwala Bingai maupun di sekolah-sekolah lain. Penyebarannya adalah penyerbaran terbatas hanya dikelas sekolah penelitian. Untuk mengetahui kefektifan produk yang dikembangkan maka dissarankan untuk pada guru dan peneliti lain untuk menyebar luaskan media ini kedalam ruang lingkup yang lebih luas.

2. Disarankan bagi guru untuk dapat memanfaatkan teknologi yang ada agar hasil belajar siswa dapat terus meningkat, salah satu teknologi yang dapat diterapkan ialah dengan menggunakan media pembelajaran dengan adobe flash. dalam proses pembelajaran serta

3. Disarankan kepada peneliti selanjutya untuk menyajikan contoh-contoh atau video yang relevan serta dekat dengan lingkungan sekitar,

4. Media ini tidak hanya dapat dioperasikan dalam kegiatan belajar mengajar sekolah bagi siswa maka disarankan bagi guru untuk memfasilitasi siswa agar media ini dapat sebar luaskan kepada siswa. Respon siswa juga sangat baik terhadap penggunaan media pembelajaran menggunakan adobe flash. 5. Hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan media media pembelajaran menggunakan adobe flash, maka disrankan bagi guru untuk dapat memanfaatkan teknologi yang ada agar hasil belajar siswa


(32)

terus meningkat.

6. Respon siswa sangat baik terhadap peneliti selanjutnya yang ingin menggembangkan media pembelajaran dengan menggunakan adobe flash buku petunjuk agar memudahkan guru dan siswa dalam mengoprasikan media yang dikembangkan materi yang sulit dipahami oleh siswa dengan memberikan pengalaman belajaran yang kongkrit dan menyenangkan.


(33)

141

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Sani Ridwan. 2014. Pembelajaran saintifik untuk kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmadi, A. dan Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Arif S. Sadiman, dkk. 2011. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya. .

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran . Jakarta: Rajawalli Pers.

Arfiliana. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Bentuk Komik Dan Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 060843 Kecamatan Medan Barat. Tesis. Medan: PPs UNIMED.

Asra, Darmawan dan Riana. 2007. Komputer dan Media Pembelajarandi SD. Dirjendikti: Jakarta.

Asy’ari, M. 2006. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran IPA di SD. Jakarta : Depdiknas.

Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Borg, W R & Gall, M D. 2003. Educational Research: an Introduction (7. ed). New York: Logman Inc.

Cengiz., Burak. 2006. The Turkish Online Journal of Educational Technology TOJET January 2006 ISSN: 1303-6521 volume 5 Issue 1 Article 6

Daryanto, 2014. Pembelajran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013). Jogjakarta: Gava Media.


(34)

Darmadi, Hamid. 2009. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta:

BSNP.

Dwi Yuli Cristiyanti. 2012. Penyusunan Bahan Ajar Berbasis Macromedia Flash 8 Pada Materi Sistem Saraf Manusia untuk Siswa Kelas XI Semester II SMAN 9 Purworejo

Dina Indriana. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Perss.

Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Fudyartanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Global Jakarta.

Geraldine O’niell and Feargal Murphy, 2010. Guide of taxonomies of learning, UCD Teaching And Learning, 1

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hergenhahn, B.R dan Olson, Matthew H. 2010. Theories Of Learning (Teori Belajar). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Hermawan, H. 2007. Media Pembelajaran SD. Bandung: Upi Press.

Herman. 2012. The Development of Learning Device Model Direct Learning for Material Teaching Rigid Body Equilibrum. Journal Science and Physics Education, Jilid 8 Number 1, April 2012 hlm 1-11.

Harjanto. 2010. Perencanaan Pengajaran . Jakarta: Rineka Cipta.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Scientific dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Istamar Syamsuri. 2010. “ Peningkatan Kompetensi Guru Untuk Meningkatkan Minat Siswa Pada Bidang MIPA ”.Makalah disampaikan dalam lokakarya MIPAnet 2010, The Indonesian network Of Higher Educations Of MathematicsAnd Nanutal Sciences,IPB,Bogor, Tanggal 26-27Juli 2010.(Online).(http://www.kappa.binus.ac.id).

Jihad dan Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Kementrian pendidikan dan kebudayaan. 2014. Ekosistem. Jakarta: Kemendikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. 2014. (Online),

(http://litbang.kemdikbud.go.id/-internasional-timss, diakses 30 Agustus 2015).


(35)

143

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.

_________. 2014. (Online), (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa, diakses 30 Agustus 2015).

Kuswata, Kartawinata. 2010. Dua abad mengungkap kekayaan flora dan ekosistem Indonesia, LIPI , 2-3

Latip, Abdul. 2015. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi Sains Untuk Siswa SMP Pada Tema Teknologi

M. Ngalim Purwanto. 2002. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhibbin, Syah. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press. Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Media Pembelajaran.

Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Nieveen, N., McKenney, S., van den Akker (2006). Educational Design Research. New York: Routledge.

Poerwadarminta. W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: Diva PRESS.

Ratna, Wilis Dahar. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Reigeluth, Charles M. 1983. Instructional-design theories and models. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher

Rina Izlatul Lailiyah .2014. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Adobe Flash CS6 Pada Materi Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang Kelas X-Ak SMK Muhammadiyah 1 Taman

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Depok: Rajagrafindo Persada.

Rusman. 2013. Metode-metode Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.


(36)

Angkan Klungkung: Universitas Pendidikan Ganesha.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Supardi. 2015. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Pers.

Sujarweni, Wiratna. 2014. SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Samatowa. 2006. Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.

Setyosari, P. 2015. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: Kenacana.

Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :Sinar Baru Algensido Offset.

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparman, Atwi. 2004. Khasanah Inovsasi, dan Implikasi Inovasi terhadap Kualitas Pembelajaran, Pusat Teknologi Komukasi dan Informasi Pendidikan. Jakarta:

Syamsuri. 2010. World Competitiveness Year Book

Thiagarajan, S. Semmel, D.S. Semmel, M. (1974). Instructional Development for Training Teachers of Expectional Children. A Sourse Book. Blomington: Indiana.

Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 2006. Seri Belajar Praktis: Menguasai SPSS 13 Untuk Statistik. Jakarta: Salemba Infotek. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta:

Kencana.

Widhiarso, W. 2011. Mengaplikasikan Uji-t untuk Membandingkan Gain Score

antar Kelompok dalam Eksperimen. Yogyakarta: Fpsi UGM.


(37)

145

Winkel, 2014: 282 Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Tama. Yuni Yamasari. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis


(1)

terus meningkat.

6. Respon siswa sangat baik terhadap peneliti selanjutnya yang ingin menggembangkan media pembelajaran dengan menggunakan adobe flash buku petunjuk agar memudahkan guru dan siswa dalam mengoprasikan media yang dikembangkan materi yang sulit dipahami oleh siswa dengan memberikan pengalaman belajaran yang kongkrit dan menyenangkan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Sani Ridwan. 2014. Pembelajaran saintifik untuk kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmadi, A. dan Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Arif S. Sadiman, dkk. 2011. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya. .

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran . Jakarta: Rajawalli Pers.

Arfiliana. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Bentuk Komik Dan Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 060843 Kecamatan Medan Barat. Tesis. Medan: PPs UNIMED.

Asra, Darmawan dan Riana. 2007. Komputer dan Media Pembelajarandi SD. Dirjendikti: Jakarta.

Asy’ari, M. 2006. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran IPA di SD. Jakarta : Depdiknas.

Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Borg, W R & Gall, M D. 2003. Educational Research: an Introduction (7. ed). New York: Logman Inc.

Cengiz., Burak. 2006. The Turkish Online Journal of Educational Technology TOJET January 2006 ISSN: 1303-6521 volume 5 Issue 1 Article 6

Daryanto, 2014. Pembelajran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013). Jogjakarta: Gava Media.


(3)

Darmadi, Hamid. 2009. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta:

BSNP.

Dwi Yuli Cristiyanti. 2012. Penyusunan Bahan Ajar Berbasis Macromedia Flash 8 Pada Materi Sistem Saraf Manusia untuk Siswa Kelas XI Semester II SMAN 9 Purworejo

Dina Indriana. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Perss.

Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Fudyartanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Global Jakarta.

Geraldine O’niell and Feargal Murphy, 2010. Guide of taxonomies of learning, UCD Teaching And Learning, 1

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hergenhahn, B.R dan Olson, Matthew H. 2010. Theories Of Learning (Teori Belajar). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Hermawan, H. 2007. Media Pembelajaran SD. Bandung: Upi Press.

Herman. 2012. The Development of Learning Device Model Direct Learning for Material Teaching Rigid Body Equilibrum. Journal Science and Physics Education, Jilid 8 Number 1, April 2012 hlm 1-11.

Harjanto. 2010. Perencanaan Pengajaran . Jakarta: Rineka Cipta.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Scientific dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Istamar Syamsuri. 2010. “ Peningkatan Kompetensi Guru Untuk Meningkatkan Minat Siswa Pada Bidang MIPA ”.Makalah disampaikan dalam lokakarya MIPAnet 2010, The Indonesian network Of Higher Educations Of MathematicsAnd Nanutal Sciences,IPB,Bogor, Tanggal 26-27Juli 2010.(Online).(http://www.kappa.binus.ac.id).

Jihad dan Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Kementrian pendidikan dan kebudayaan. 2014. Ekosistem. Jakarta: Kemendikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. 2014. (Online), (http://litbang.kemdikbud.go.id/-internasional-timss, diakses 30 Agustus 2015).


(4)

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.

_________. 2014. (Online), (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa, diakses 30 Agustus 2015).

Kuswata, Kartawinata. 2010. Dua abad mengungkap kekayaan flora dan ekosistem Indonesia, LIPI , 2-3

Latip, Abdul. 2015. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi Sains Untuk Siswa SMP Pada Tema Teknologi

M. Ngalim Purwanto. 2002. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhibbin, Syah. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press. Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Media Pembelajaran.

Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Nieveen, N., McKenney, S., van den Akker (2006). Educational Design Research. New York: Routledge.

Poerwadarminta. W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: Diva PRESS.

Ratna, Wilis Dahar. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Reigeluth, Charles M. 1983. Instructional-design theories and models. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher

Rina Izlatul Lailiyah .2014. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Adobe Flash CS6 Pada Materi Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang Kelas X-Ak SMK Muhammadiyah 1 Taman

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Depok: Rajagrafindo Persada.

Rusman. 2013. Metode-metode Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.


(5)

Angkan Klungkung: Universitas Pendidikan Ganesha.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Supardi. 2015. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Pers.

Sujarweni, Wiratna. 2014. SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Samatowa. 2006. Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.

Setyosari, P. 2015. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: Kenacana.

Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :Sinar Baru Algensido Offset.

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparman, Atwi. 2004. Khasanah Inovsasi, dan Implikasi Inovasi terhadap

Kualitas Pembelajaran, Pusat Teknologi Komukasi dan Informasi Pendidikan. Jakarta:

Syamsuri. 2010. World Competitiveness Year Book

Thiagarajan, S. Semmel, D.S. Semmel, M. (1974). Instructional Development for Training Teachers of Expectional Children. A Sourse Book. Blomington: Indiana.

Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 2006. Seri Belajar Praktis: Menguasai SPSS 13 Untuk Statistik. Jakarta: Salemba Infotek. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta:

Kencana.

Widhiarso, W. 2011. Mengaplikasikan Uji-t untuk Membandingkan Gain Score antar Kelompok dalam Eksperimen. Yogyakarta: Fpsi UGM.


(6)

Winkel, 2014: 282 Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Tama. Yuni Yamasari. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI PEMANFAATAN ADOBE FLASH PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SD

0 11 24

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS5 UNTUK MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS HIDROLOGI Pengembangan Media Animasi Menggunakan Adobe Flash CS5 Untuk Materi Pembelajaran Siklus Hidrologi Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X-IS Sekolah Menengah A

0 3 14

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS5 UNTUK MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS HIDROLOGI Pengembangan Media Animasi Menggunakan Adobe Flash CS5 Untuk Materi Pembelajaran Siklus Hidrologi Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X-IS Sekolah Menengah A

0 2 17

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3 PADA MATA Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan Adobe Flash CS3 Pada Mata Pelajaran IPS Materi Keadaan Alam Di Indonesia Kelas VII.

0 3 11

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3 PADA MATA Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan Adobe Flash CS3 Pada Mata Pelajaran IPS Materi Keadaan Alam Di Indonesia Kelas VII.

1 4 18

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI MENGGUNAKAN ADOBE FLASH DALAM PEMBELAJARAN ANALISIS DINAMIKA LITOSFER Pengembangan Media Animasi Menggunakan Adobe Flash Dalam Pembelajaran Analisis Dinamika Litosfer Mata Pelajaran Geografi Kelas Sepuluh.

0 2 11

APLIKASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK SISWA KELAS 4 SD MENGGUNAKAN ADOBE FLASH Aplikasi Pembelajaran Ipa Untuk Siswa Kelas 4 Sd Menggunakan Adobe Flash (Studi Kasus: SDN Wunut).

0 1 17

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PEMBUATAN KAMPUH PADA MATA PELAJARAN DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT MENGGUNAKAN ADOBE FLASH UNTUK SISWA KELAS X SMK N 1 PENGASIH.

2 29 207

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PEMBUATAN KAMPUH PADA MATA PELAJARAN DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT MENGGUNAKAN ADOBE FLASH UNTUK SISWA KELAS X SMK N 1 PENGASIH.

9 125 207

36 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS ADOBE FLASH PROFESIONAL CS6 UNTUK KELAS V MATA PELAJARAN IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA Ananda Kusumaningrum

0 2 7