Faktor-Faktor Pembentuk Karakter Wirausaha Santri Pertanian Darul Fallah

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KARAKTER WIRAUSAHA
SANTRI PERTANIAN DARUL FALLAH

ANISATUN FAIZZA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Faktor-Faktor
Pembentuk Karakter Wirausaha Santri Pertanian Darul Fallah adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, April 2014
Anisatun Faizza
NIM H34100124

ABSTRAK
ANISATUN FAIZZA. Faktor-Faktor Pembentuk Karakter Wirausaha Santri
Pertanian Darul Fallah. Dibimbing oleh BURHANUDDIN.
Kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat. Pondok pesantren Darul Fallah, Ciampea, Bogor
merupakan salah satu pondok pesantren yang menerapkan kewirausahaan dalam
membina santri di bidang pertanian. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
faktor-faktor pembentuk karakter wirausaha santri, menganalisis hubungan antara
faktor internal dan eksternal dengan karakter wirausaha dan hubungan antara
karakter wirausaha dengan perilaku wirausaha. Penelitian menggunakan metode
sensus. Hasil menunjukkan terdapat dua faktor pembentuk karakter wirausaha
santri pertanian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan nilai pvalue pada taraf α = 0.05 dengan uji korelasi Chi Square dan Rank Spearman
bahwa umur tidak berkorelasi dengan karakter wirausaha dan karakter
kepemimpinan memiliki korelasi sangat kuat dengan pengetahuan wirausaha.
Kata kunci: karakter, kewirausahaan, perilaku, pondok pesantren


ABSTRACT

ANISATUN FAIZZA. Entrepreneur character forming factors of Darul Fallah
agriculture moslem student. Supervised by BURHANUDDIN.
The entrepreneurship has a very important role towards the welfare of
society. Darul Fallah boarding school, Ciampea-Bogor is one of the boarding
school in Indonesia that applying the entrepreneurship system to educating and
fostering the students in agriculture. This study aims to identify entrepreneurial
character forming factors and analys relation between internal and external factors
with character of entrepreneur and relation between character of entrepreneur with
behavior of entrepreneur.Techniques of reseach is sensus method. The result
shows that there are two factors that form the characters of student’s entrepreneur
of agriculture which are the internal and external factors. Based on p-value at
level α = 0.05 level with correlation Chi Square and Rank Spearman that age not
correlate with the character of entrepreneurs and character leadership having very
strong correlation with knowledge of entrepreneurs.
Keyword : behavior, boarding school, character, entrepreneurship.

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KARAKTER WIRAUSAHA

SANTRI PERTANIAN DARUL FALLAH

ANISATUN FAIZZA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Pembentuk Karakter Wirausaha Santri Pertanian
Darul Fallah
Nama
: Anisatun Faizza
NIM

: H34100124

Disetujui oleh

Ir Burhanuddin, MM
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Pembentuk Karakter Wirausaha Santri Pertanian
Darul Fallah
: Anisatun Faizza
Nama
: H34100124
NIM


Disetujui oleh

Ir Burhanuddin, J\1J\..1;
Pembimbing

Diketahui oleh

Tanggal Lulus:

0 2 APR 2014

PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Faktor-Faktor
Pembentuk Karakter Wirausaha Santri Pertanian Darul Fallah. Shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin dan
suri teladan terbaik bagi umat manusia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Burhanuddin, MM
sebagai pembimbing yang telah memberikan banyak ide, arahan, waktu, kesabaran,

serta pelajaran berharga selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. Dr.Ir. Wahyu
Budi Priatna, Mi dan Anita Primaswari Widhiani, SP. MSi selaku dosen penguji pada
ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan
saran demi perbaikan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra
Yusalina, MSc. yang senantiasa mengarahkan dan membantu dalam menjalani
masa-masa perkuliahan sebagai wali akademik. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ibu, ayah dan seluruh keluarga atas dukungan, doa dan kasih
sayangnya. Tidak lupa, penghargaan penulis sampaikan kepada keluarga besar
Pondok Pesantren Darul Fallah yang sudah bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kementerian Agama
RI yang telah memberikan beasiswa penuh selama studi melalui jalur PBSB
(Program Beasiswa Santri Berprestasi) . Penulis mengucapkan terima kasih dan
sukses untuk teman-teman Agribisnis 47, teman bimbingan tugas akhir skripsi,
tim gladikarya, keluarga besar CSS MoRA IPB 47 serta Rohmad Subhan atas
dukungan motivasi, semangat dalam penyelesaian tugas akhir.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, April 2014
Anisatun Faizza


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengumpulan Data
Metode Penentuan Responden
Metode Analisis Data

Analisis Deskriptif
Analisis Chi Square dan Rank Spearman
Instrumen Pengukuran Peubah
GAMBARAN UMUM
Sejarah Singkat Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah
Pendidikan Pertanian Terpadu
Bidang Kewirausahaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Hubungan Antara Faktor Internal dan Eksternal dengan Karakter
Wirausaha
Hubungan Antara Karakter Wirausaha dengan Perilaku Wirausaha
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii 

xii 
xii 









11 
11 
11 
11 
13 
13 
13 
13 
14 

15
15 
15 
17
17 
17 
17 
20 
23 
26 
28 
28 
28 
29 
31 

DAFTAR TABEL
 

1 Jumlah santri pondok pesantren Darul Fallaha

2 Kriteria penilaian skor angket
3 Indikator karakter peubah
4 Sebaran responden berdasarkan umur
5 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin
6 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan formal
7 Sebaran responden berdasarkan pekerjaan orang tua
8 Sebaran responden berdasarkan pelatihan kewirausahaan sebelum
9 Sebaran responden berdasarkan lama tinggal di pesantren
10 Rataan hitung skor lingkungan belajar di pesantren
11 Rataan hitung skor materi pembelajaran
12 Rataan hitung skor tujuan pendidikan
13 Rataan hitung skor metode pendidikan
14 Rataan hitung skor fasilitas pendidikan
15 Uji Chi-Square dan korelasi Rank Spearman hubungan faktor internal
16 Uji Chi-Square dan korelasi Rank Spearman hubungan karakter wirausaha
dengan perilaku wirausaha


13
13
18 
18 
19 
19 
19 
20 
20 
21 
22 
23 
23 
24 
27 

 

DAFTAR GAMBAR
1 Perilaku wirausaha
2 Kerangka pemikiran operasional analisis faktor-faktor pembentuk karakter
wirausaha santri pertanian Darul Fallah


12 

DAFTAR LAMPIRAN

1 Angket
2 Dokumentasi penelitian
3 Output uji angket berdasarkan Chi-Square dan Rank Spearman
 

31 
37
38 

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan situasi ketenagakerjaan Indonesia menunjukkan
perubahan arah yang lebih baik, diindikasikan dengan adanya penurunan tingkat
pengangguran dari 9.26 juta orang pada Februari 2009 menjadi 7.17 juta orang
pada Februari 2013. Serta peningkatan jumlah angkatan kerja yang bekerja dari
113.74 juta orang pada Februari 2009 menjadi 121.19 juta orang pada Februari
2013 (BPS 2013). Peranan kewirausahaan sangat penting bagi perekonomian
Indonesia serta kesejahteraan masyarakat. Menurut Alma (2010) kewirausahaan
memiliki peranan yang sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat.
Kewirausahaan berperan menambah daya tampung tenaga kerja, generator
pembangunan, contoh bagi masyarakat lain, membantu orang lain,
memberdayakan karyawan, hidup efesien dan menjaga keserasian lingkungan.
Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan adalah para generasi
muda. Sebagai generasi muda, peranan ini sangat penting untuk mendorong
munculnya para wirausaha muda negeri ini. Pelatihan kewirausahaan sejauh ini
telah diterapkan pada pondok pesantren modern. Pondok pesantren menurut
Mahduri (2002) bukan hanya sebagai lembaga pendidikan yang bergerak di
bidang agama, melainkan sebagai lembaga pendidikan yang responsif akan
problematika ekonomi di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari perubahan zaman
yang begitu pesat, sehingga pondok pesantren harus melakukan transformasi
dalam pendidikannya agar tetap aktif di masyarakat. Pondok pesantren tidak
hanya membina para santri dengan bekal ilmu agama, namun keterampilan dan
pelatihan wirausaha di pondok pesantren juga sudah mulai diterapkan. Pembinaan
keterampilan dan pelatihan wirausaha yang dilakukan pondok pesantren tidak
terlepas dari peran santri. Peran santri dalam pembangunan ekonomi sangat besar,
berbekal jiwa kemandirian yang telah mereka dapatkan pondok pesantren serta
jiwa religi yang tinggi. Kemandirian yang diajarkan pondok pesantren
mengarahkan santri-santrinya untuk menjadi seorang yang mandiri dan tangguh
ketika lulus dari pesantren. Santri-santri tersebut merupakan harapan masyarakat
dalam mengembangkan ekonomi di lingkungan sekitarnya.
Pengembangan keterampilan berwirausaha di pondok pesantren berpotensi
menghasilkan lulusan yang mandiri dan berkompeten secara agama maupun
materi. Bidang kewirausahaan yang dipilih pondok pesantren banyak bergerak di
pertanian. Hal ini terkait potensi pondok pesantren yang lebih banyak berlokasi di
daerah pedesaan. Ketersediaan lahan yang luas menjadi salah satu modal dalam
pelaksanaan kegiatan kewirausahaan untuk diterapkan kepada santrinya. Selain
itu, pemerintah juga mendukung daerah pedesaan untuk dijadikan sasaran
pembangunan pertanian karena kokohnya sistem perekonomian pedesaan yang
mengunggulkan hasil-hasil pertaniannya (Depag RI 2003). Bidang pertanian ini
mencakup makna pertanian secara luas, baik petanian, perikanan, peternakan,
perkebunan dan lainnya.
Jumlah pondok pesantren di Indonesia berdasarkan data Direktorat
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama Republik
Indonesia pada tahun 2004 jumlah pondok pesantren di Indonesia mencapai 14

2
067 kemudian pada tahun 2008 jumlah pondok pesantren meningkat sebesar 17
082. Jumlah pondok pesantren di Bogor 208 akan tetapi hanya 18% dari total
pondok di bogor yang menerapkan pendidikan pertanian dan kewirausahaan.
Salah satunya adalah pondok pesantren Darul Fallah, Ciampea, Bogor.
Kewirausahaan yang diterapkan pondok pesantren meliputi bidang pertanian,
perikanan dan peternakan serta penerapan pendidikan pertanian terpadu. Pondok
pesantren Darul Fallah sampai saat ini terkenal dalam bidang kewirausahaannya.
Hal ini dibuktikan dari awal berdiri hingga saat ini, Darul Fallah telah mencetak
sekitar 260 alumni menjadi wirausaha sukses1. Penerapan pendidikan pertanian
terpadu dilaksanakan pada santri tingkat pendidikan Tsanawiyah/SMP maupun
Aliyah/SMA, namun untuk tingkat pendidikan Tsanawiyah hanya belajar secara
teori sedangkan Aliyah belajar secara teori maupun praktek. Jumlah santri
mengalami peningkatan setiap tahunnya dari 150 santri pada tahun 2010 menjadi
315 santri pada tahun 2014. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah santri pondok pesantren Darul Fallaha
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
a

Jumlah santri
150
195
215
250
315

Sumber : Data historis Darul Fallah

Jumlah santri 315 merupakan jumlah secara keseluruhan, baik tingkat
madrasah Tsanawiyah maupun Aliyah, sedangkan untuk santri yang mendapatkan
mata pelajaran pertanian terpadu dan mengikuti praktek kewirausahaan sebanyak
92 santri. Sistem penerapan kurikulum pertanian dibedakan atas dua hal, untuk
santri tingkat Tsanawiyah hanya belajar secara teori sedangkan Aliyah belajar
secara teori maupun praktek di lapangan. Penerapan pendidikan pertanian dan
kewirausahaan dilakukan di kelas dan secara lapang yang meliputi tiga bidang
yaitu pertanian, perikanan dan peternakan, sedangkan kegiatan praktek
kewirausahaan meliputi pengolahan lahan, penanaman, pemanenan dan
pemasaran. Jadwal praktek dilakukan setiap hari pada pukul 06.00 hingga 07.00
serta hari rabu pukul 15.30 hingga 17.30 namun ketika hari minggu semua
kegiatan belajar libur, baik formal maupun diniyah. Melalui lembaga pendidikan
pertanian terpadu dan kewirausahaan di pondok pesantren ini, menjadikan pondok
pesantren berkembang pesat dan dikenal dengan santri pertaniannya. Tujuan dari
pondok pesantren berbasiskan kewirausahaan ini adalah menjadi lembaga
pendidikan yang mampu mewujudkan jaringan bisnis dengan ditopang para
pengusaha yang profesional, mandiri dan berkepribadian Islam. Oleh karena itu
peneliti tertarik menganalisis karakter wirausaha dan perilaku wirausaha santri
Darul Fallah.

1

Hasil wawancara dengan bapak Bunzamin Wibisono [diakses 13 Maret 2014]

3
Perumusan Masalah
Pondok pesantren Darul Fallah merupakan salah satu pondok pesantren
yang menerapkan pendidikan pertanian terpadu dan kewirausahaan dalam
membina santri. Kewirausahaan yang terdapat di pondok pesantren terdiri atas PT.
DaFa Agro Mandiri, peternakan terpadu (sapi dan kambing, pemerahan dan
pabrik pakan), perikanan air tawar, Organic Farming, biogas dan pengolahan
hasil peternakan (susu dan yogurt). Pondok pesantren Darul Fallah merupakan
pondok pesantren modern, jumlah santri yang ada mencapai 300 santri.
Perkembangan jumlah santri meningkat setiap tahunnya, hal tersebut
mengindikasikan semakin tinggi minat santri dalam mempelajari ilmu pertanian
terpadu dan kewirausahaan. Kurikulum pendidikan yang diterapkan berbeda
dengan kurikulum pendidikan pesantren lainnya, sesuai dengan namanya maka
terdapat kurikulum pertanian terpadu dan kewirausahaan, dimana untuk madrasah
Tsanawiyah dan madrasah Aliyah santri dikelompokkan sesuai dengan minat dan
kemampuannya dalam kegiatan pertanian secara menyeluruh. Hal ini
dimaksudkan untuk menanamkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola
proyek pertanian. Kegiatan ini meliputi perencanaan, budidaya, pemanenan dan
pemasaran. Santri harus mampu memperkirakan biaya dan waktu, luas areal,
sarana dan prasarana yang dibutuhkan, teknik budidaya yang akan diterapkan,
harga jual dan tingkat keuntungannya. Selain itu, santri juga diikutkan dalam
kegiatan ada di lingkungan pesantren sebagai santri karya, dengan harapan
program ini dapat menanamkan jiwa wirausaha kepada para santri.
Adanya pelatihan dan keterampilan kewirausahaan menjadikan pondok
pesantren ini jauh lebih berkembang. Pada dasarnya pondok pesantren yang
menerapkan kewirausahaan akan lebih mandiri, karena semua hasil panen yang
diperoleh dari berwirausaha tersebut dapat dinikmati oleh para santrinya sehingga
biaya operasional yang dikeluarkan orang tua santri tidak terlalu besar. Penerapan
pendidikan pertanian dan kewirausahaan tersebut mampu menumbuhkan karakter
kewirausahaan santri yang dibentuk melalui pengetahuan dan pengalaman santri
selama mengikuti pelatihan kewirausahaan yang telah diterapkan pesantren.
Pondok pesantren Darul Fallah mampu menciptakan alumni yang siap menjadi
pengusaha dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan, sejauh ini karakter
wirausaha mulai terlihat dari cara santri mengikuti pelatihan kewirausahaan
sehingga diharapkan jumlah pengangguran menurun dan jumlah wirausahawan
meningkat. Oleh karena itu, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apa faktor-faktor pembentuk karakter wirausaha santri Darul Fallah?
2. Bagaimana hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan karakter
wirausaha?
3. Bagaimana hubungan antara karakter wirausaha dengan perilaku wirausaha?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor pembentuk karakter wirausaha santri Darul
Fallah.

4
2. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan karakter
wirausaha.
3. Menganalisis hubungan antara karakter dengan perilaku wirausaha.

Manfaat Penelitian
Penelitian bermanfaat bagi pondok pesantren lain yang ingin menerapkan
sistem pendidikan berbasis pertanian dan kewirausahaan dengan mengacu sistem
pendidikan yang talah diterapkan oleh pondok pesantren Darul Fallah mengenai
faktor-faktor pembentuk karakter wirausaha santri.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada lingkup pondok pesantren Darul Fallah,
Ciampea Bogor sehingga memiliki batasan dalam mengidentifikasi dan
menganalisis hubungan faktor-faktor pembentuk karakter wirausaha santri
pertanian di tiga bidang yaitu pertanian, perikanan dan peternakan. Peneliti
menggunakan alat analisis statistik deskriptif, analisis uji Chi Square dan korelasi
Rank Spearman. Populasi dalam penelitian ini adalah santri yang mendapatkan
mata pelajaran pertanian terpadu serta melakukan praktek kewirausahaan di
pondok pesantren Darul Fallah yaitu sebanyak 92 santri. Perilaku yang dimaksud
dalam penelitian ini merupakan perilaku seorang santri ketika santri tersebut
melaksanakan pelatihan kewirausahaan.

TINJAUAN PUSTAKA
Karakter Wirausaha
Karakter wirausaha terdiri dari motivasi, orientasi ke depan, memiliki
jaringan usaha yang luas, memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggap dan kreatif
dalam menghadapi perubahan (Azzahra 2009, Saputro 2009 dan Chalimah 2011).
Namun menurut Maman (2008) menyebutkan bahwa karakteristik wirausaha
terdiri atas hasrat akan tanggung jawab, lebih menyukai risiko menengah,
meyakini kemempuannya untuk sukses, hasrat untuk mendapatkan umpan balik
yang sifatnya segera, tingkat energi yang tinggi, orientasi masa depan,
keterampilan organisasi, menilai prestasi lebih tinggi dari pada uang, komitmen
yang tinggi, toleransi terhadap ambiguitas dan fleksibilitas. Hadiyati (2011) dalam
jurnal Managemen dan kewirausahaan Vol 13 No 1 dengan judul Kreativitas dan
Inovasi Berpengaruh terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil, menunjukkan bahwa
karakter kreativitas dan inovasi pada usaha kecil memiliki pengaruh signifikan
terhadap kewirausahaan, namun tingkat inovasi memiliki pengaruh yang lebih
besar. Penelitian Hadiyati menggunakan alat analisis regresi berganda.
Pambudy et al. (2011) dalam penelitian Analisis Perilaku Wirausaha
Mahasiswa Institut Pertanian Bogor menunjukkan bahwa karakter wirausaha

5
terdiri dari dua unsur utama yaitu kepribadian dan kepercayaan diri. Komponen
kepribadian mencakup kebebasan, disiplin diri, dorongan dan keinginan dan
kemampuan menghadapi risiko. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa semester
mahasiswa IPB berkorelasi dengan perilaku dan karakter mahasiswa dalam
menghadapi risiko. Ada kecenderungan semakin tinggi semester mahasiswa
tindakannya semakin tinggi, semakin memiliki kebebasan dan keberanian
menghadapi risikonya semakin berkurang. Faktor yang mempengaruhi perilaku
dan karakter wirausaha mahasiswa IPB adalah semester, angkatan, IPK, uang saku
dari orang tua, mengikuti pelatihan dan PKM dan pengalaman berwirausaha.
Penelitian Chalimah (2011) yang berjudul Pengaruh Pendidikan Wirausaha
Agribisnis Sapi Potong Terhadap Kompetensi Wirausaha Santri menunjukkan
hasil penelitian bahwa karakteristik santri meliputi umur, pendidikan formal,
pekerjaan orang tua, pelatihan orang tua, pelatihan sebelum masuk pesantren dan
motivasi mengikuti pendidikan dapat mempengaruhi kompetensi wirausaha santri,
hal tersebut di uji oleh Chalimah (2011) dengan menggunakan uji Korelasi Chi
Square dan Rank Spearman. Hasil penelitian Yulia (2011) yang berjudul Analisis
Karakteristik Mahasiswa dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Kepemilikan Usaha Mandiri Mahasiswa ITS juga menunjukkan bahwa aspek
demografis (umur dan pendidikan) berpengaruh terhadap kewirausahaan. Metode
yang digunakan pada penelitian Yulia (2011) adalah analisis regresi logistik biner,
sedangkan metode yang digunakan oleh Pambudy et al. (2011) adalah analisis
statistik deskriptif, analisis korelasi Chi Square dan Rank Spearman serta analisis
Plotter. Penelitian ini memiliki persamaan dalam menganalisis hubungan terhadap
karakter wirausaha dengan menggunakan uji Chi-Square dan korelasi Rank
Spearman, namun variabel karakter wirausaha yang digunakan dalam penelitian
ini mengikuti teori Marbun (1993) et al. (2000).

Perilaku Wirausaha
Perilaku wirausaha memiliki tiga komponen yaitu sikap wirausaha,
pengetahuan wirausaha dan tindakan wirausaha (Azzahra 2009, Fauzah 2013 dan
Pambudy et al. 2011). Alat analisis yang digunakan adalah analisis statistik
deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik responden, serta analisis korelasi
Chi Square dan Rank Spearman untuk menganalisis hubungan antara karakteristik
individu responden dengan perilaku wirausahanya. Hasil peneliti menunjukkan
bahwa sebanyak 36 persen responden memiliki perilaku wirausaha tinggi dan 64
persen sangat tinggi pada taraf α 0.05 terdapat hubungan nyata antara pekerjaan
ayah dengan tindakan wirausaha, suku daerah dengan tindakan wirausaha dan
keikutsertaan pada seminar atau pelatihan kewirausahaan dengan sikap dan
perilaku wirausaha (Azzahra 2009). Faktor yang mempengaruhi perilaku
mahasiswa IPB adalah semester, angkatan, IPK, uang saku dari orang tua,
mengikuti pelatihan dan PKM dan pengalaman berorganisasi (Pambudy et al.
2011). Berdasarkan hasil uji Chi Square dan korelasi Rank Spearman
menunjukkan bahwa beberapa karakteristik pedagang yang memiliki hubungan
nyata dengan unsur-unsur perilaku kewirausahaannya pada taraf α = 0.01 dan α =
0.05 meliputi usia, pendidikan non formal, pengalaman berwirausaha, sumber
bahan baku, modal usaha/bulan, penerimaan usaha/bulan, pencatatan keuangan

6
dan jumlah karyawan (Fauzah 2013). Perilaku yang digunakan dalam penelitian
ini memiliki batasan yaitu perilaku seorang santri ketika melaksanakan pelatihan
kewirausahaan.

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Wirausaha dan Kewirausahaan
Menurut Kasmir (2006) pengertian dari wirausaha adalah orang berjiwa
besar berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai
usaha tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Seorang wirausaha dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan
serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Sutanto
(2002) juga menyatakan bahwa wirausaha adalah orang yang mempunyai tenaga,
keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif, kemauan untuk menerima
tanggung jawab pribadi dalam mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang
mereka pilih dan keinginan berprestasi yang sangat tinggi, bersikap optimis dan
kepercayaan terhadap masa depan.
Wirausaha merupakan pihak yang bebas dan mampu hidup mandiri dalam
menjalankan kegiatan usaha. Niat untuk membangun wirausaha sebetulnya dapat
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :
1. Ingin membuka lapangan pekerjaan.
2. Ingin mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
3. Ingin mengekspresikan kemampuan diri.
4. Ingin mendapatkan kebebasan.
Longenecker et al. (2001) mengelompokkan wirausaha menjadi tiga
kategori yaitu founders (pendiri perusahaaan), general managers dan franchisee.
founders atau pendiri perusahaan dipertimbangkan sebagai wirausaha murni.
Pendiri perusahaan dapat berupa investor, pekerja atau pelaku usaha sendiri.
Ketika bertindak seorang diri atau bagian dari suatu grup, pendiri perusahaan
membawa perusahaan menjadi nyata dengan melakukan survei di pasar, mencari
dana dan memberikan fasilitas yang diperlukan. General managers yaitu anggota
generasi kedua atau wirausaha lain yang bertindak sebagai administrator bisnis
yang membeli atau mendanai suatu perusahaan, lain hal dengan franchisee yaitu
wirausaha yang memiliki keterbatasan dalam tingkat kebebasannya karena
tuntutan yang diberikan dalam hubungan kontrak kerja dengan organisasi yang
bergrak di bidang franchiseee.
Kewirausahaan diartikan sebagai kemauan kuat untuk berkarya dengan
semangat mendiri, maupun membuat keputusan yang tepat dan berani mengambil
risiko, kreatif dan inovatif, tekun, teliti dan produktif, berkarya dengan semangat
kebersamaan dan etika bisnis yang sehat. Kewirausahaan yang sering dikenal
dengan sebutan entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis yang diterjemahkan
secara harfiah adalah perantara. Secara lebih luas kewirausahaan didefinisikan
sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan

7
usaha dan waktu yang diperlukan, menanggung risiko finansial, psikologi dan
sosial yang menyertainya serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan
pribadi. Sunarya (2003) memberikan 6 konsep penting kewirausahaan, yaitu :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan
hasil bisnis (Sanusi 1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (Drucker 1959)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang memperbaiki kehidupan
(Zimmerer 1996)
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
dan perkembangan usaha (Prawito 1997)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan
sesuatu yang berbeda yang bermanfaat memberi nilai lebih
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengombinasikan sumber-sumber melalui cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.
Perkembangan Karakter
Ma’rat dan Kartono (2010) menggambarkan empat fase tahap
perkembangan karakter manusia. Keempat fase tersebut, yaitu :
1. Masa anak-anak 0-15 tahun
Perkembangan pada masa ini terlihat dari bidang biologis maupun psikis, dapat
dilihat secara nyata, mula-mula pegamatan tersebut masih samar kemudian
menjadi halus dan terlihat jelas. Keberlangsungan hidup masih sangat
bergantung kepada orang tua, oleh karena itu praktek pendidikan/pengasuhan
sangat penting dalam memberikan suatu pemahaman terhadap objek dan hal
lainnya.
2. Masa pubertas 13-18 tahun
Inti dari periode ini adalah pembentukan identitas diri sendiri. Kesadaran
seseorang berkembang lambat, namun pasti. Hal ini biasanya bersamaan
dengan adanya konflik dalam situasi keluarga karena remaja mencoba
melepaskan diri dari kelompok/keluarga guna membangun identitasnya sendiri.
Keluarga memiliki peran penting dalam fase ini, setidaknya ada peraturan yang
dapat membuat remaja berfikir positif, selain keluarga kelompok teman sebaya
juga sangat membantu dalam pembentukan identitas diri seseorang.
3. Masa dewasa diatas 20 tahun
Kedewasaaan dilihat sebagai periode yang stabil. Ukuran stabilitas dalam
kedewasaan merupakan pengembangan diri yang optimal. Ia percaya diri,
berani memilih. Kemampuan intelektual dalam pencapaian puncak antara 30
dan 40 tahun.
4. Masa tua/usia lanjut diatas 50 tahun
Fase perkembangan karakter ini merupakan fase sangat pendek. Banyak
pengetahuan dan pengalaman yang sudah diperoleh, namun pada fase ini
memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat, lansia dipandang
tinggi. Mereka mewakili kearifan/kebijaksanaan dalam melestarikan tradisi.

8
Karakteristik Santri
Santri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) adalah orang yang
mendalami agama Islam di pondok pesantren. Santri dalam tradisi pesantren
dibedakan menjadi dua yaitu santri mukim dan santri kalong. Santri mukim adalah
santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap di pondok pesantren,
sedangkan santri kalong merupakan santri yang berasal dari sekitar pesantren,
yang biasanya tidak menetap di pondok pesantren. Perbedaan pembinaan santri
mukim dengan santri kalong hanya terletak pada tempat tinggal dan waktu dalam
kegiatan di pondok pesantren. Santri mukim bertempat tinggal di pondok
pesantren dan mempunyai waktu di pondok 24 jam. Sedangkan santri kalong
berada di pondok ketika terjadi proses pembelajaran.
Karakteristik santri menurut Mahduri (2002) merupakan latar belakang
sosial ekonomi serta atribut yang inheren dalam diri santri yang meliputi (1) umur,
(2) pendidikan formal, (3) pekerjaan orang tua, (4) pelatihan keterampilan bisnis
sebelum masuk pesantren, (5) motivasi santri dalam belajar dan (6) lama tinggal
di pesantren, sedangkan karakteristik santri menurut Susilo (2003) meliputi jenis
pesantren, usia, jenis kelamin, latar belakang keluarga, lama pendidikan di pondok,
motivasi santri, lingkungan pembelajaran pondok, intensitas hubungan kyai dan
santri, intensitas membaca, pendidikan sebelum mondok, asal daerah dan suku
bangsa. Faktor eksternal meliputi (1) lingkungan belajar di pesantren, (2) materi
pembelajaran, (3) tujuan pendidikan, (4) metode pendidikan dan (5) fasilitas
pendidikan.
Karakter Wirausaha
Karakter dalam kamus Poerwadarminta diartikan sebagai tabiat, watak,
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain. Karakter wirausaha dapat digolongkan ke dalam lima golongan besar
yaitu motivasi tinggi, orientasi ke depan, memiliki jaringan usaha yang luas,
memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggap dan kreatif dalam menghadapi
perubahan. Zimmerer dan Scarboroug (2002) menyebutkan bahwa karakteristik
wirausaha yaitu hasrat akan tanggung jawab, lebih menyukai risiko menengah,
meyakini kemampuannya untuk sukses, hasrat untuk mendapatkan umpan balik
yang sifatnya segera, tingkat energi yang tinggi, orientasi masa depan,
keterampilan organisasi, menilai prestasi lebih tinggi dari pada uang, komitmen
yang tinggi, toleransi terhadap ambiguitas dan fleksibilitas.
Longenecker et al. (2001) menyatakan bahwa wirausaha yang sukses
memiliki empat karakteristik utama, yakni kebutuhan akan keberhasilan,
keinginan untuk mengambil risiko, percaya diri dan keinginan kuat untuk
berbisnis. Menurut Lupiyoadi (2007), seorang wirausaha mencakup beberapa
unsur penting yang satu sama lainnya saling terikait, bersinergi dan tidak terlepas
satu sama lain yaitu unsur daya pikir (kognitif), unsur keterampilan
(psikomotorik), unsur sikap mental (afektif) dan unsur kewaspadaan (instituitif).
Beberapa karakteristik wirausaha yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh di
atas, karakteristik yang dijadikan fokus penelitian berdasarkan pendapat Marbun
(1993) (2000), yaitu :
1. Percaya diri, memiliki watak kepercayaan, ketidak tergantungan, kepribadian
mantap dan optomis

9
2. Berorientasi tugas dan hasil, memiliki watak kebutuhan atau haus akan prestasi,
berorientasi pada laba atau hasil, tekun dan tabah, tekad, kerja keras, motivasi,
energik dan penuh inisiatif
3. Keberanian terhadap risiko, memiliki watak mampu mengambil risiko dan
menyukai tantangan
4. Kepemimpinan, memiliki watak mampu memimpin, dapat bergaul dengan
orang lain, menganggapi saran dan kritik
5. Keorsinilan, memiliki watak inovatif, kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba
bisa dan memiliki banyak pengetahuan
6. Berorientasi masa depan, memiliki watak pandangan ke depan dan perspektif.
Perilaku Wirausaha
Perilaku adalah sebuah proses kegiatan/aktivifitas seseorang yang dapat
dilihat. Rakhmat (2001) menyatakan bahwa perilaku dapat dibedakan ke dalam
tiga ranah yaitu (1) ranah kognitif atau pengetahuan; (2) ranah afektif atau sikap
mental; dan (3) ranah psikomotorik atau keterampilan atau tindakan. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
perilaku

pengetahuan  

sikap

keterampilan

Gambar 1 Perilaku wirausaha
Seorang wirausaha tidak hanya sekedar memiliki pengetahuan praktis, tetapi
juga pada gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu yang akan berpengaruh pada
bisnis yang dijalankan. Walaupun secara tak langsung tidak ada hubungan antara
pendidikan dengan semangat kewirausahaan, tetapi dalam menjalankan usahanya
seorang wirausahawan perlu memiliki pengetahuan dasar yang memadai agar
usahanya berhasil, sedangkan sikap seorang wirausahawan adalah kemauan,
kemauan dan memiliki kesempatan untuk selalu memperhatikan usahanya dan
Keterampilan adalah kemauan dan kemampuan serta kesempatan yang ada pada
diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya dalam
mengembangkan usahanya tersebut. Keterampilan berhubungan dengan kerja fisik
anggota badan terutama tangan, kaki dan mulut (suara) untuk berkerja.
pengamatan perilaku wirausaha oleh Alma (2010), dapat dikemukakan tiga tipe
wirausaha :
1. Wirausaha yang memiliki inisiatif
2. Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial ekonomi untuk menghasilkan
sesuatu
3. Wirausaha yang menerima risiko atau kegagalan.

10
Menurut Sutanto (2002) ranah kognitif adalah ranah yang mencakup
kegiatan mental (otak). Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses
berpikir, salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan adalah kemampuan
seseorang untuk mengingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah,
ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunakannya. Pengetahuan wirausaha berkaitan dengan kemampuan
menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan dan
melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil risiko
pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan
potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara
produksi, menyusun operasi untuk pengadaaan produk, memasarkannya serta
mengatur permodalan.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek
emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap.
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek (Notoatmojo 2003). Sikap terdiri dari berbagai tingkatan
yakni menerima, merespon, menghargai dan bertanggung jawab. Rakhmat (2001)
mengemukakan lima pengertian sikap yaitu pertama, sikap adalah kecenderungan
bertindak, berpresepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi
atau nilai. Kedua, sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Ketiga, skap
lebih menetap. Keempat, sikap mengandung nilai menyenangkan atau tidak
menyenangkan. Kelima, sikap timbul dari pengalaman.
Tindakan wirausaha, dalam kamus besar Bahasa Indonesia tindakan
didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan atau perbuatan seseorang. Ranah
psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

Kerangka Pemikiran Operasional
Pondok pesantren Darul Fallah merupakan suatu lembaga pendidikan
keagamaan sekaligus lembaga kemasyarakatan yang memiliki program
pendidikan kewirausahaan baik di bidang pertanian, perikanan dan peternakan.
Kurikulum pertanian juga telah diterapkan pondok pesantren Darul Fallah, dimana
untuk Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah santri dikelompokkan sesuai
dengan minat dan kemampuannya dalam kegiatan pertanian secara menyeluruh.
Kewirausahaan tersebut terdiri atas PT. DaFa Agro Mandiri, peternakan terpadu
(sapi dan kambing, pemerahan dan pabrik pakan), perikanan air tawar, Organic
Farming, biogas dan pengolahan hasil peternakan (susu dan yogurt). Sebagian
besar santri yang tinggal di pondok pesantren Darul Fallah. Santri berasal dari
beragam latar belakang. Sampai saat ini jumlah santri yang ada di pondok
pesantren sekitar 300 santri, rata-rata alumni pondok pesantren mempraktekkan
pengetahuan dan pengalaman kewirausahaan dalam bentuk pengabdian atau terjun
langsung ke masyarakat, melakukan usaha sambil melanjutkan pendidikan dan
berwirausaha. Kesuksesan dalam wirausaha santri dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang meliputi faktor internal (karakteristik personal) dan faktor eksternal.
Faktor internal dan faktor eksternal yang menjadikan pondok pesantren tersebut

11
memiliki ciri khas sehingga mampu menciptakan kewirausahaan sukses dalam
berwirausaha.
Karakteristik personal dari para santri terdiri atas umur, pekerjaan orang tua,
tingkat pendidikan, pengalaman berwirausaha sebelum masuk pesantren dan lama
tinggal di pondok pesantren, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan
belajar di pondok pesantren, materi pembelajaran, tujuan pendidikan, metode
pendidikan dan fasilitas pendidikan. Kedua faktor tersebut menggunakan dasar
teori Mahduri (2002) dan Susilo (2003) yang disesuaikan keadaan tempat
penelitian, sedangkan karakter wirausaha menggunakan dasar teori Marbun
(1993). Dua faktor tersebut akan membentuk karakter dan perilaku wirausaha
yang kemudian akan di uji hubungan antara faktor-faktor internal dan eksternal
dengan karakter wirausaha, serta hubungan antara karakter wirausaha dengan
perilaku wirausaha menggunakan analisis uji Chi Square dan korelasi Rank
Spearman. Oleh karena itu, kerangka pemikiran dalam penelitian lebih jelasnya,
dapat dilihat dalam Gambar 2.

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di pondok pesantren Darul Fallah, berlokasi di Jl.Raya
Bogor KM 12, Ciampea 16620, Desa Benteng Kecamatan Ciampea Kabupaten
Bogor. Tempat penelitian dipilih dengan pertimbangan bahwa Pesantren Darul
Fallah merupakan pesantren yang mampu menerapkan pendidikan pertanian
terpadu dan kewirausahaan baik di bidang pertanian, perikanan dan peternakan
kepada para santri. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2014-Februari
2014.

Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian terdiri atas data primer dan data
sekunder, baik data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data primer pada
penelitian ini berupa hasil yang didapatkan langsung dengan melakukan observasi
tempat penelitian, wawancara mendalam dan pengisian angket. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh dari kumpulan-kumpulan literatur atau referensi
dan beberapa sumber lain yang berhubungan dengan objek penelitian. Data
sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian terdiri atas data historis pondok
pesantren Darul Fallah, data yang bersumber dari Badan Pusat Statistika (BPS),
Kementrian Agama RI, perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor dan literatur
lainnya yang relevan dengan objek penelitian.

12

Pondok pesantren Darul Fallah

1. Pondok pesantren dengan kurikulum pendidikan pertanian terpadu dan
kewirausahaan (pertanian, perikanan dan peternakan)
2. Maju atau unggul di bidang kewirausahaan
3. Jumlah santri mencapai 300 santri, setiap tahunnya mengalami
peningkatan.
4. Alumni : berwirausaha, pengabdian langsung ke masyarakat atau
melanjutkan pendidikan sambil berwirausaha.

Faktor Internal
(karakteristik personal)
1.
2.
3.
4.
5.

Umur
Jenis kelamin
Tingkat pendidikan formal
Pekerjaan orang tua
Pelatihan sebelum masuk
pesantren
6. Lama tinggal di pesantren

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Faktor Eksternal

1. Lingkungan belajar di
pesantren
2. Materi pembelajaran
3. Tujuan pendidikan
4. Metode pendidikan
5. Fasilitas pendidikan

Karakter Wirausaha
Percaya diri
Berorientasi tugas dan hasil
Keberanian terhadap risiko
Kepemimpinan
Keorisinilan
Berorientasi masa depan

Perilaku Wirausaha
1. Pengetahuan wirausaha
2. Sikap wirausaha
3. Tindakan wirausaha

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional analisis faktor-faktor pembentuk
karakter wirausaha santri pertanian Darul Fallah

13

Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melakukan observasi tempat penelitian, wawancara mendalam dan pengisian
angket. Teknik observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di
tempat penelitian. Waktu observasi dilakukan setiap hari senin hingga sabtu pada
pukul 06.00 hingga 07.00 WIB. Wawancara mendalam dilakukan kepada
pengurus atau staff pondok pesantren Darul Fallah dan angket dibagikan kepada
para santri yang melakukan pelatihan kewirausahaan yang ada di pondok
pesantren, baik di bidang pertanian, perikanan dan peternakan. Penyebaran angket
dilakukan pada jam istirahat pelajaran.

Metode Penentuan Responden
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh santri pondok pesantren Darul
Fallah yang mendapatkan mata pelajaran pertanian terpadu dan mengikuti praktek
kewirausahaan. Teknik yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode
sensus dengan mengambil semua populasi. Jumlah responden pada penelitian
sebanyak 92 responden.
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan alat analisis statistik deskriptif dan analisis uji
Chi Square dan korelasi Rank Spearman yang diolah menggunakan SPSS 18.0 for
windows dan Microsoft Excel.
Analisis Deskriptif
Salah satu analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif. Penelitian ini, analisis statistik deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan faktor internal dan faktor eksternal. Data dan informasi yang berasal
dari angket akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel serta dikelompokkan
berdasarkan jawaban yang sama. Karakter dan perilaku wirausaha diklasifikasikan
menjadi lima kelas (Tabel 2).
Dalam penelitian ini pemberian tindakan wirausaha dilakukan menggunakan
Skala Likert (1, 2, 3, 4 dan 5) dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 0 sedangkan
karakter wirausaha, pengetahuan dan sikap wirausaha dilakukan menggunakan Skala
Likert (1, 2, 3, 4 dan 5) dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 20.
Tabel 2 Kriteria penilaian skor angket
NO
1
2
3
4
5

Range skor sikap dan karakter wirausaha
20-36
36-52
52-68
68-84
84-100

Kategori
Sangat tidak sesuai
Tidak sesuai
Sedang
Sesuai
Sangat sesuai

14
Pengolahan data penilaian indikator diatas menggunakan metode rating yang
dijumlahkan, yaitu dengan menggunakan skala likert. Rumus yang digunakan
berdasarkan Slamet (1993) yaitu



Keterangan
n
: Batas selang
Max
: Nilai maksimum yang diperoleh dari jumlah skor
Min
: Nilai minimum yang diperoleh dari jumlah skor
∑k
: Jumlah kategori
Setelah menentukan batas selang kemudian data diolah dan dikonversi ke
angka 100, tujuan dari konversi tersebut untuk mempermudah dalam menentukan
skala Likert yang digunakan, barulah semua data dimasukkan dalam aplikasi SPSS
18.0 for windows.
Analisis Chi Square dan Rank Spearman
Uji Chi Square digunakan untuk menguji apakah beberapa ukuran nominal
berhubungan satu sama lain atau tidak. Uji tersebut berguna untuk menguji
apakah dua atau lebih populasi mempunyai distribusi yang sama. Secara umum,
uji Chi Square digunakan dalam penelitian untuk mencari kecocokan ataupun
menguji ketidakadaan hubungan antara beberapa populasi. Sedangkan Rank
Spearman digunakan untuk mengukur tingkat korelasi dua variabel dengan syarat
kedua variabel minimal mencapai pengukuran skala ordinal (Firdaus et al. 2011)
Analisis Korelasi Chi Square dan Rank Spearman digunakan untuk
mengetahui hubungan antara karakteristik personal dengan karakter wirausaha
dan hubungan antara karakteristik personal dengan perilaku wirausaha.
Chi-Square
Pengujian digunakan dalam penelitian untuk mencari kecocokan ataupun
menguji ketidakadaan hubungan antara beberapa populasi, dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS 18.0 for windows dan Microsoft Excel.
Rumus :

Dimana :
b : banyak kategori variabel X (baris)
k : banyak kategori variabel Y (kolom)
N: ukuran sampel
n ij : banyak objek di baris ke-i (sel ke-ij) pada data sampel
n i : banyak obyek pada baris ke-i
n j : banyak obyek pada kolom ke-j

15
Rank- Spearman
Rank Spearman digunakan jika pengamatan dari dua variabel minimal
dalam bentuk skala ordinal. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS 18.0 for windows dan Microsoft Excel. Rumus :

Secara deskriptif, nilai Rank Spearman dikategorikan menjadi lima kategori
berikut :
1) Bila 0