Kajian pola konsumsi dan permintaan pangan di kawasan timur Indonesia
KAJIAN POLA KONSUMSI DAN PERMINTAAN PANGAN
Dl KAWASAN TIMUR INDONESIA
Oleh :
HANDEWI PURWATl S. RACHMAN
PROGRAM PASCASARJANA
tNSTlTUT PERTANlAN BOGOR
2001
Abstrak
HANDEWJ PURWATI S. RACHMAN. 2001. Kajian Pola Konsumsi dan Perrnintaan Pangan di Kawasan
Timur Indonesia (BONAR M SINAGA, sebagai Ketua, SRI UTAMl KUNTJORO, HARIANTO, dan
ACHMAD SURYANA sebagai Anggota Kornisi Pembimbing).
Penelitian bertujuan untuk mernpelajari pola konsurnsi dan permintaan pangan di wilayah
Kawasan Timur Indonesia (KTI). Data yang digunakan adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasionaf
(Susenas) tahun 1996 yang dikumpulkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS). Analisis deskriptif digunakan
untuk mempelajari pola konsumsi, sedangkan untuk rnenganalsis perrnintaan pangan digunakan model
ekonometrika 'linear approximation almost ideal demand system' (MAIDS). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) beras dominan dalarn struktur anggaran, kontribusi energi dan protein mmah
tangga di KTI, (2) di berbagai propinsi di KT1 antara 1979 1996 telah terjadi pergeseran pola pangan
pokok non beras ke arah pola pangan pokok beras. (3) konsumsi pangan sumber karbohidrat di daerah
pedesaan KT1 lebih tinggi dari pada di kota, narnun untuk pangan sumber protein terjadi ha1 sebaliknya,
(4) rnakin tinggi tingkat pendapatan makin tinggi tingkat konsumsi pangan, (5) permintaan pangan
rumah tangga di pedesaan KT1 lebih responsif terhadap perubahan harga dan pendapatan dibanding
rumah tangga di kota, dan makin finggi tingkat pendapatan makin kurang responsif terhadap pembahan
harga dan pendapatan, dan (6) jurnlah anggota rumah tangga dan tingkat pendidikan kepala rumah
tangga berpengaruh nyata terhadap perrnintaan pangan rumah tangga di KTI. lrnplikasi dari temuan
studi adalah: (7) perlunya digalakkan pengernbangan dan promosi pangan pokok non-beras sesuai
potensi wilayah KTI, (2) prioritas kebijakan di bidang pangan dan gizi di wilayah KT1 perlu diarahkan
kepada penduduk pedesaan dan kelompok pendapatan rendah, (3) untuk memenuhi kecukupan
konsumsi energi dan protein oleh kelompok pendapatan rendah di daerah pedesaan KT1 masing-masing
diperlukan peningkatan pendapatan 3 persen dan 3.5 persen, dan (4) sosialisasi pendidikan dan
penyuluhan di bidang pangan dan gizi masih sangat diperlukan.
-
ABSTRACT
HANDEWI PURWATI S. RACHMAN, 2001. Study of Consumption Pattern and Food Demand in Eastern
Region of lndonesia (BONAR M. SINAGA as chairman. SRt UTAMl KUNTJORO, HARIANTO, and
ACHMAD SURYANA as member of advisory committe).
The research is aimed to study consumption pattem and food demand in Eastern Region of
Indonesia (ERI). The study used data resulted from National Socio-Economic Survey (Susenas) 1996
collected by Central Bureau of Statistics (Siro Pusat Statistik). Descriptive analysis is used for studying
consumption pattern and Linear Approximation Almost Ideal Demand System (WAIDS) model is used for
analyzing food demand. Results of the study show as follows : (1) rice is dominant in stnacture of household
budget, energy and protein contribution of household in ERI, (2) in some provinces of ERI, there was
shining in consumption pattem of stapple food from non-rice to rice between 1976 and 1996, (3)
consumption of f w d as source of carbohydrate in rural areas is higher than in urban areas, but it was vice
versa for the consumption of food as proteln sources, (4) the higher income of household, the higher food
consumption, (5) household food demand In rural areas was more responsive to price and income changes
than the household in urban areas, and household with the higher income was less responsive to the price
and income changes, and (6) number of household member and education level of head of household
influenced significantly food demand of household in ERI. Implications of the study are: (1) it is necessary to
develop and promote non-rice main food that is suitable to locaf potentials, (2) policies of food and nutrition
in ERI should be prioritized to the hwsehokY with lower income in rural areas, (3) to satisfy consumption
level of energy and protein is needed to increase about 3 percent and 3.5 percent income of households with
lower income in rural areas, and (4) socialization of education and extension of food and nutrition are still
very important carried out in ERI.
SURAT PERNYATAAN
Dengan isi saya rnenyatakan bahwa disertasi yang berjudul :
KAJIAN POLA KONSUMSI DAN PERMINTAAN PANGAN
Dl KAWASAN TlMUR INDONESIA
Adalah
benar rnerupakan hasil karya saya
dipublikasikan.
sendiri dan
belum
pernah
Sernua sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor. Oktober 2001
HANDEWI PURWATI S. R A C H M M
Nrp : 95 51 1 1 EPN
KAJIAN POLA KONSUMSI DAN PERMINTAAN PANGAN
Dl KAWASAN TlMUR INDONESIA
Oleh
HANDEWI PURWATI S. RACHMAN
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk rnemperoleh gelar
Doktor
pada
Program Studi llmu Ekonomi Pertanian
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001
LEMSAR PENGESAHAN
Judul Disertasi
:
Kajian Pola Konsurnsi dan Permintaan Pangan
di Kawasar~Timur Indonesia
Mahasiswa
:
Handewi P ~ ~ t w aSt.i Rachman
Nomor Pokok
:
95 511
Program Studi
:
llrnu Ekonomi Pertanian
Menyetujui,
Dr. Ir. Bonar M. Sinaqa. MA
Anggota
Dr. Ir. H. Achmad Suwana, MS
Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi
llmu Ekonomi Pertanian
m-
Dr. Ir. Bonar M. Sinaaa. MA
Tanggal lulus : 3 Mei 2001
RWWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di MatJiun, Jawa Timur pada tanggal 4 Juni 1957
merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara dari ayah Moch. Saliem
(almarhurn) dan ibu Hj. Tatiek Saenarti.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar. SMP, dan SMA
semuanya di Madiun dan masing-masing lulus pada tahun 1969. 1972 dan
1975.
Pada tahun 1976 penulis diterima sebagai mahasiswa Tingkat
Persiapan Bersarna Bebas Ujialn Saringan Masuk di lnstitut Pertanian Bogor
(IPB). Tahun 1977 penulis diterima di Fakultas Pertanian lPB Jurusan Ilmuilmu Sosial Ekonomi Pertanian, dan lulus pada bulan Februari 1980.
Setelah lutus dari IPB penulis langsung diterima bekerja di Pusat
Penelitian Agro Ekonomi (sekerang Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sosial Ekonomi Pertanian) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Departemen Pertanian. Pada tahun 1982 penulis mendapat kesempatan tugas
belajar Program Magister pada Program Studi llmu Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pascasarjana IPB dengan biaya dari Proyek Pembinaan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian pinjaman Bank Dunia (credit No.1014 dan Loan
No.1840-IND), lulus pada tahu~i1985.
Sejak tahun 1995 penulis diterima
sebagai rnahasiswa Program Doktor pada Program Studi llmu Ekonomi
Pertanian, Program Pascasarjama IPB dengan biaya sendiri dan tetap aktif
bekerja sebagai peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial
Ekonomi Pertanian.
Selain sebagai peneliti pada Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian,
penulis mendapat kesempatan merangkap sebagai Kepala Sub Bidang
Monitoring pada Bidang Tata Operasional Penelitian tahun 1989-3990, dan
Kepala Sub Bidang Pelaporan pada Bidang Tata Operasional Penelitian tahun
1990-1993. Jabatan fungsional diawali sebagai Asisten Peneliti Muda tahun
1988, Ajun Peneliti Muda tahun 1989, Ajun Peneliti Madya tahun 1993, Peneliti
Muda tahun 1996, dan pangkat 1.erakhir sebagai Peneliti Madya terhitung sejak
tanggal 1 Desember 1998.
Pada
tahun 1999 penulis menerima tanda kehormatan Satyalancana
10 Tahun
Karya Satya
KEPPRES
pengabdian,
RI.
No.
dari Presiden Republik Indonesia berdasarkan
103lTWTAHUN 1999
kesetiaan,
kejujuran,
sebagai
kecakapan,
dan
penghargaan atas
kedisiplinan
dalarn
melaksanakan tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Penulis menikah dengan Dr. Ir. Saeful Rachman, M.App.Sc pada tanggal
22 Mei 1982 yang bekerja di Departemen Kehutanan dan dikaruniai dua orang
putri Anesia Rachmadewi (lahir tahun 1984) dan Asrinisa Rachmadewi (lahir
tahun
1987) serta
almarhum).
seorang putra Albima
Rachman (lahir tahun
4998,
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat AIlah s.w.t. yang telah
memberi kekuatan dan kemampuan kepada penulis untuk menyusun dan
menyelesaikan disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis rnenyarnpaikan terirna kasih yang sebesarbesarnya kepada Dr. Ir. Bon~ar M. Sinaga, MA sebagai Ketua Komisi
Pembimbing sekaiigus Ketua Program Studi llmu Ekonomi Pertanian yang
selalu memberikan arahan, birr~bingandan dorongan kepada penulis dalarn
menyelesaikan penelitian dan penyusunan disertasi ini. Kepada Prof. Dr. Ir. Hj.
Sri Utarni Kuntjoro. Dr. Ir. Harianto, MS dan Dr. Ir. H. Achmad Suryana. MS.
ketiganya sebagai Anggota Komisi Pernbimbing penulis menyampaikan terima
kasih
yang
sebesarnya-besarnya
atas
semua
saran-saran,
masukan,
bimbingan dan arahan yang sangat berguna dalarn penyelesaian disertasi ini.
Penyelesaian disertasi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dorongan
ternan-teman Program Doktor Program Studi llmu Ekonorni Pertanian. Program
Pascasarjana IPB angkatan tahun 1995 dan teman-ternan peneliti pada Pusat
Penelitian Sosial Ekonomi Pertariian. Kepada rekan sejawat Ir. Mat Syukur, MS
dan ir. Surnaryanto. MS penulis rnenyampaikan penghargaan dan terirna kasih
atas -kesediaannya meluangkan waktu untuk diskusi dan "konsultasi" selama
penyusunan dan penyelesaian disertasi.
Penulis juga rnenyampaikan terima
kasih yang tiada terhingga kepada Saudara Dwi Hartati dan Eni Lestari serta
staf kornputer lainnya yang me~nbantupenulis dalam pengolahan data. Juga
kepada Saudara Sugeng dan Surjadi yang membantu dalam proses pengetikan
disertasi ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Kepala
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian yang telah
memberi izin kepada penulis untuk menempuh pendidikan Program Doktor
dengan
tetap
aktif
bekerja serta
bantuan dana yang
diberikan
untuk
penyelesaian akhir penyusunan disertasi.
Penelitian dan penyusunan disertasi ini tidak akan selesai tanpa do'a.
dorongan, semangat dan penyorbanan dari yang tercinta suamiku Saeful
Rachman. kedua putriku Anes dan Asri, ibu Hj. Titiek Soenarti serta ibu dan
bapak mertua, M. Gopar Kusmana. Untuk mereka yang tercinta penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga
ilmu yang penulis dapatkan selarna menempuh Program Doktor di IPB ini dapat
penulis
amalkan
untuk
kepelntingan kemajuan
llmu
Pengetahuan dan
bermanfaat bagi penulis sendiri, keluarga, agarna, bangsa dan negara.
Bogor, Oktober 2001
Penulis,
DAFTAR IS1
Halarnan
DAFTAR TABEL
.........................................................................
DAFTAR GAMBAR
.....................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
I.
PENOAHULUAN
.................................................................
.........................................................................
1.1. Latar Belakang ....................................................................
1.2. Perumusan Masalah ...........................................................
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................
1.4. Kegunaan Penelitiar~ ...........................................................
I.
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
2.1. Pola Konsumsi
....................................................................
2.2. Sistern Permintaan Pangan ................................................
2.3. Aspek Gizi dalam Konsumsi dan Permintaan Pangan .........
Ill.
KERANGKA TEORlTlS
..............................................................
3.1. Pola Konsumsi dan IDengeluaranRumahtangga ................
3.2. Teori Permintaan Konsumen
..............................................
3.2.1. Perilaku Memaksimumkan Kepuasan .......................
3.2.2. Utilitas Tidak Langsung dan Minimisasi Pengeluaran
3.2.3. Sifat-sifat Fungsi Permintaan ...................................
....................................
3.2.5. Pengaruh Perubahan Pendapatan ...........................
3.3. Model Empiris Studi Permintaan Konsurnen .......................
3.3.1. Sistern Pengeluaran Linear ......................................
3.2.4. Pengaruh Perubahan Harga
3.3.2. Fungsi Utilitas; Addilog Tidak Langsung .....................
3.3.3. Model Translog ........................................................
3.3.4. Model Almost Ideal Demand System ........................
IV.
...............................................................
4.1. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................
4.2. Data Penelitian ...................................................................
4.2.1 . Sumber dan jenis data ..............................................
METODA PENELlTlAN
4.2.2. Metoda penarikan contoh dan pengumpulan data ....
4.2.3. Pemilihan dan penyesuaian data yang dilakukan .....
4.2.4. Pengelompokan komoditas .......................................
4.2.5. Pengelompokan rumahtangga
..................................
4.3. Metoda Analisis ...................................................................
4.3.1 . Spesifikasi Model
.....................................................
4.3.2. Prosedur Pendugaan dan Pengujian Restriksi ..........
4.4. Upaya Pemenuhan Konsumsi Energi dan Protein ...............
V.
POLA PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGANIGIZt ...........
5.1. Pola Pengeluaran Pengan Non-Pangan ..............................
5.2. Proporsi Pengeluaran Pangan Menurut Jenis .....................
..............
5.4. Tingkat Konsurnsi Pangan Sumber Karbohidrat ..................
5.5. Tingkat Konsumsi Pangan Sumber Protein Hewani ............
5.6. Tingkat Konsumsi pangan Sumber Protein Nabati ..............
5.3. Proporsi Pengefuaran Non-Pangan Menurut Jenis
5.7. Tingkat Konsumsi pangan Sumber VitaminlMineral, Minyakl
Lemak dan Pangan 1-ain .....................................................
5.8. Tingkat Konsumsi Er~ergi
dan Protein
5.9. Pola Konsumsi Pangan Antar Wilayah
VI .
.................................
...............................
ANALISIS PERMINTAAN PANGAN Dl KAWASAN TlMUR
INDONESIA ................................................................................
6.1. Pengujian Restriksi .............................................................
6.2. Dugaan Parameter Permintaan ...........................................
6.3. Respon Perubahan Harga ...................................................
6.4. Respon Perubahan F'endapatan ..........................................
Halaman
6.5. Permintaan Pangan Antar Wiiayah .....................................
6.6. Upaya Pernenuhan Konsumsi Energi dan Protein
VII .
...............
PERSPEKTIF PERMINTAAN PANGAN Dl WllAYAH KAWASAN
TIMUR INDONESIA .....................................................................
............................................
7.2. Prospek Permintaan Pangan ...............................................
7.1. Keragaan dan Potensi Wilayah
VIII .
KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN .............................
8.1 . Kesirnpulan
.........................................................................
8.2. lmplikasi Kebijakan .............................................................
8.3. Kontribusi Penelitian
...........................................................
8.4.Keterbatasan Penelitian ......................................................
8.5. Saran Untuk Penelitian Lanjutan .........................................
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................
DAFTAR TABEL
Halaman
Sebaran Rumahtangga Contoh Susenas 1996 Menurut Propinsi
dan Daerah Sebelum dan Sesudah Pemotongan Konsumsi
Energi > 4500 Kkal/kap/hari ............................................................
Sebaran Rumahtangga Contoh Susenas Menurut Daerah dan Klas
Konsumsi Energi di KT1 (setelah Pemotongan Konsumsi Energi
> 4500 Kkal/kap/hr).........................................................................
Distribusi Rumahtangga Contoh Susenas 1996 di KTI Menurut
Daerah dan Kelompok Pendapatan (setelah pemotongan konsumsi
energi > 4500 Kkal/kap/hr) ..............................................................
Tingkat Partisipasi Konsurr~si
Berbagai Jenis Pangan di Wilayah
KT1 Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan, Tahun 1996 .......
Tingkat Partisipasi Konsurrrsi Berbagai Jenis Pangan di NTT,
Kalteng. Sulsel dan Maluku. Tahun 1996 .................................................
Rata-rata dan Kisaran Tingkat Pendapatan Rumahtangga di Wilayah
KT1 Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan, Tahun 1996 .......
Rata-rata dan Kisaran Tingkat Pendapatan Rumahtangga di NTT,
Kalteng, Sulsel dan Maluku Menurut Kelompok Pendapatan,
Tahun 1996 .....................................................................................
Proporsi Pengeluaran Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumah
tangga di KT1 Menurut Kelompok Pendapatan dan Daerah, Tahun
1996.................................................................................................
Proporsi Pengeluaran Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumah
tangga di KT1 Menurut Daerah dan Klas Konsumsi Energi, Tahun
1996 ..............................
.............................................................
Pangsa Pengeluaran Berbagai Jenis Pangan Terhadap Total
Pengeluaran Pangan Rumahtangga KT1 dan 4 Propinsi Contoh,
Tahun 1996 .....................................................................................
Pola Pengeluaran Non Pangan Rumahtangga di Wilayah KT1
Menurut Daerah dan Kelo~npokPendapatan, Tahun 1996 .............
Tingkat Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat di Wilayah KT1
Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan, Tahun 1996 .............
Distribusi Propinsi di Wilayah KT1 Menurut Pola Konsumsi
Makanan Pokok, Tahun 1979, 1984, dan 1996 .............................
Tingkat Konsurnsi Pangan Slumber Protein Hewani di Wilayah KT1
Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan, Tahun 1996 ...........
Tingkat Konsumsi Pangan Sumber Protein Nabati di Wilayah KT1
Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan, Tahun 1996 ...........
Tingkat Konsumsi Pangan Surnber Vitamin Mineral, Minyakl
Lemak dan Pangan Lainnya di KT1 Menurut Daerah dan Kelompok
Pendapatan. Tahun 1996 .........................................................
Rata-rata Tingkat Konsumsi Energi dan Protein di Wilayah KT1
Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan. Tahun ?996 ...............
Pangsa Masing-masing Jenis Pangan Terhadap Konsurnsi Energi
dan Protein di Wilayah KTI, Tahun 1996 .......................................
Tingkat Konsumsi Beberapa Pangan Penting di Propinsi NTT,
Kalteng. Sulsel, Maluku. Tahun 1996 .........................................
Pangsa Pengeluaran Berbagai Jenis Pangan Terhadap Total
Pengeluaran Pangan Rumahtangga di NTT, Kalteng, Sulsel, dan
Maluku, Tahun 1996 ...............................................................
Rata-rata Tingkat Konsumsi Energi dan Protein di NTT, Kalteng.
Sulsel, dan Maluku menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan,
Tahun 1996 ...........................................................................
Pangsa Konsurnsi Energi dan Protein Masing-masing Jenis Pangan
Terhadap Rata-rata Konsurrisi di NTT, KaIteng, Sulsel dan Maluku,
Tahun 1996 ..........................................................................
Hasil Uji-F Model Sistem Persamaan Perrnintaan Dengan dan
Tanpa Restriksi ................................................................................
Parameter Dugaan Model LAlAlDS Kornoditas Pangan di Wilayah
KT1 Tanpa Peubah Demogriafi, Tahun 1996 ......................................
Parameter Dugaan Model L.A/AIDS Komoditas Pangan di Wilayah
KTt Dengan Peubah Demografi, Tahun 1996 .....................................
Halaman
Elastisitas Harga Sendiri Komoditas Pangan di Wilayah KT1
Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan (Model tanpa peubah
demografi) .................................................................................. 115
Elastisitas Harga Sendiri Kamoditas Pangan di Wilayah KTt
Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan. Tahun 1996
(Model dengan peubah demografi) ..................................................
117
Model Tanpa Peubah Demografi: Elastisitas Harga Silang
Komoditas Pangan di Wilay,ah KTI. Tahun 1996 ..............................
720
Model Dengan Peubah Deniografi: Elastisitas Harga Silang
Komoditas Pangan di Wilay.ah KTI, Tahun f 996 ..............................
121
Elastisitas Pendapatan Korr~oditasPangan di Wilayah KT1 Menurut
Daerah dan Kelompok Pendapatan, Tahun 1996 (Model tanpa
peubah demografi) ......................................................................
126
Elastisitas Pendapatan Korr~oditasPangan di Wilayah KT1 Menurut
Daerah dan Kelomwok Penclapatan. Tahun 1996 (Model d e w-a n
peubah demografi) ........................................................................ 128
Elastisitas Harga Sendiri Beberapa Komoditas Pangan di KT!, NTT.
Kalteng, Sulsel, dan Maluku, Tahun 1996 (Model tanpa peubah
demografi) ..........................................................................................
130
Elastisitas Pendapatan di KTI. NTT, Kalteng, Sulsel dan Maluku,
Tahun 1996 (Model tanpa peubah demografi) ................................... 132
Peningkatan Pendapatan yang Diperlukan untuk Memenuhi
Kebutuhan Konsumsi Energi dan Protein Rumahtangga
Berpendapatan Rendah, Tahun 1996 ..............................................
137
Pangsa Luas Areal dan Produksi Berbagai Komoditas Bahan
Pangan Wilayah KT1 Terhadap Nasional, Tahun 1996 ..................
139
Pangsa Luas Wilayah dan F1endudukKT1 Terhadap Nasional,
Tahun 1995 .....................................................................................
?41
Keragaan Tingkat Pendidikan Penduduk (berumur 10 tahun ke atas)
KT1 Menurut Wilayah, Tahurl 1996. .................................................. 142
DAFTAR GAMBAR
Keterkaitan Konsumsi dan Perrnintaan Pangan Rumahtangga
dengan Kualitas Sumberdaya Manusia ........................................
7
2.
Maksimisasi Utilitas dengan Kendala Garis Anggaran . .......... ... . .. . .
37
3.
Utilitas Tidak Langsung pada Tingkat Harga dan Pendapatan ..
39
4.
Efek Substitusi dan Efek Pendapatan dari Respon Perubahan Harga
43
5.
Respon Perubahan Pendapatan untuk 'normal goods' ......................
45
6.
Respon Perubahan Pendapatan untuk 'inferior goods' ......................
45
1.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Studi Terdahulu Tentang Pola Konsumsi, Permintaan Pangan dan
Masalah Gizi ........................................................................................
166
Metodologi Susenas 1996 .........................................................
168
Pengelompokan Jenis Pangan yang Dikonsumsi Rumahtangga
Susenas, 1996 ....................................................................
170
Daftar Konversi Berat dar~atau Bentuk Pangan yang Digunakan
Dalam Penelitian ..................................................................
171
Penurunan Elastisitas Harga dan Pendapatan dari Model "Almost
Ideal Demand System" ....................................................................... 172
Proporsi Pengetuaran Parrgan-Non Pangan Rumahtangga di KT1
Menurut Propinsi dan Daerah Tahun 1996 .......:.................................
776
Proporsi Pengeluaran Pangan-Non Pangan Rumahtangga di Daerah
Perkotaan dan Pedesaan KT! Menurut Propinsi dan Kelompok
Pendapatan Tahun 1996 ............................................................
177
Proporsi Pengeluaran Pangan dan Non Pangan Rumahtangga di
Daerah Perkotaan KT1 Menurut Propinsi dan Kelompok Pendapatan
Tahun 1996 ................................................................................
178
9. Proporsi Pengeluaran Pangan dan Non Pangan Rumahtangga di
Daerah Pedesaan KT1 Meriurut Propinsi dan Kelompok Pendapatan
Tahun 1996 ................................................................................
179
10. Proporsi Pengeluaran Parrgan dan Non Pangan Rumahtangga di
11.
Daerah Perkotaan dan Pedesaan KT1 Menurut Propinsi dan Klas
Konsumsi Energi Tahun 1996 ......................................................
180
Proporsi Pengeluaran Parigan dan Non Pangan Rumahtangga di
Daerah Perkotaan KT1 Menurut Propinsi dan Klas Konsumsi Energi
Tahun1996 .................................................................................
181
12. Proporsi Pengeluaran Parigan dan Non Pangan Rumahtangga di
Daerah Pedesaan KT1 Menurut Propinsi dan Klas Konsumsi Energi
Tahun1996 ................................................................................. 182
Halaman
Pola Pengeluaran Non Pangan Oleh Rumahtangga di KTI Menurut
Propinsi dan Daerah Tahun 1996 .............................................
183
Pola Pengeluaran Non Makanan oleh Rumahtangga di KT1 Menurut
Propinsi dan Kefompok Pendapatan, Tahun 1996 ........................
184
..........
186
Tingkat Konsumsi Pangan Surnber Karbohidrat oleh Rumahtangga
di KT1 Menurut Propinsi dan Daerah, Tahun 1996
....................
188
Tingkat Konsurnsi Pangan Surnber Karbohidrat oleh Rumahtangga
di KT1 Menurut Propinsi dan Kelornpok Pendapatan, Tahun 1996 ..
189
Tingkat Konsurnsi Energi Pangan Sumber Karbohidrat oleh
Rumahtangga di KT1 Menurut Propinsi dan Daerah, Tahun 1996 ....
191
Perkembangan Produksi Clbikayu di KTl, Tahun 1969-1996
Tingkat Konsumsi Energi Pangan Sumber Karbohidrat oleh
Rumahtangga di KT1 Menurut Propinsi dan Kelornpok Pendapatan.
Tahun 1996 ............................................................................. 192
Kandungan Protein Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat
Rumahtangga di KTI Menurut Propinsi dan Daerah, Tahun 1996 ....
194
Kandungan Protein Konsurnsi Pangan Sumber Karbohidrat
Rumahtangga di KT1 Menurut Propinsi dan Kelornpok Pendapatan.
Tahun 1996 ............................................................................
195
Tingkat Konsumsi Pangan Surnber Protein Hewani Rumahtangga di
KT1 Menurut Propinsi dan Daerah, Tahun 1996 ..........................
197
Tingkat Konsurnsi Pangan Sumber Protein Hewani Rumahtangga
di KT1 Menurut Propinsi dan Kelompok Pendapatan, Tahun 1996 ...
198
Tingkat Konsumsi Pangan Sumber Protein Nabati Rumahtangga di
KT1 Menurut Propinsi dan Daerah, Tahun 1996 ..........................
200
Tingkat Konsumsi Pangari Sumber Protein Nabati Rumahtangga di
KT1 Menurut Propinsi dan Kelornpok Pendapatan, Tahun 1996 .....
201
Parameter Dugaan Model LNAIDS Komoditas Pangan di Wilayah
KT1 dengan Peubah Demografi, Tahun 1996 (tanpa restriksi simetri)
202
Parameter Dugaan Model LNAIDS Kornoditas Pangan di Wilayah
KT1 dengan Peubah Demografi, Tahun 1996 (tanpa restriksi
homogen) ...................................................................................... 203
Parameter Dugaan Model LAIAIDS Komoditas Pangan di Wilayah
KT1 dengan Peubah Demografi. Tahun 1996 (tanpa restriksi
homogen dan simetri)
Pertumbuhan Luas Panen Komoditas Tanaman Pangan di KTI,
Tahun 1969-1995 . . .. . ... .. . . .. . .. . ... ... . .. . ........ ....... ...... .. . ..... . ...... ... ...
Pertumbuhan Luas Panerr Kornoditas Tanaman Hortikultura di KT!,
Tahun 1969-1996 ..... ....... ...... ... ... . ............................... .......... ....
.
Pertumbuhan Populasi Komoditas Ternak di KT!. Tahun 1969-1996
Perturnbuhan Produksi Komoditas Tanaman Pangan di KTI. Tahun
1969-1995 ... .. . .. . .. . .. . ,. . .. . .. . . . . . . . ...... ...... ....................... ..... ... . . . . . . ...
Pertumbuhan Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura di KTI.
Tahun 1969-1996 ..................................... ... . .. . ... .. .... ........ .. . .. ... ..
Pertumbuhan Produksi Komoditas Peternakan di KT!, Tahun 19691996 ... . . . . . .. ... ..................... ... ... ... . . . . .. . . .. ....... ... .. . ... ..... . ...... ........
Pengembangan 13 Kawasan Andalan di KT1
..... ...... ...... ......... . ...... ..
Elastisitas Harga dan Pendapatan dari Berbagai Studi Sebelumnya
Program Komputer Pendugaan Model Permintaan Pangan LA/AIDS
I. PENDAHULUAN
1.I.Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan rnendasar bagi manusia untuk dapat
mernpertahankan hidup, karenanya masalah pangan yang terkait dengan
penyediaan, distribusi, harga, konsumsi, permintaan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya merupakan topik yang menarik untuk dikaji.
Selain itu,
pangan seringkali dianggap sebagai komoditas yang strategis dan mencakup
hal-ha1 yang bersifat emosional bahkan politis (Amang, 1995a). Sernentara
itu, Huang dan Bouis (1995) menunjukkan bahwa perubahan pola rnakan
('dietary pattern') merupakan faktor pendorong perubahan struktural dalam
permintaan bahan rnakanan di Cina dan Taiwan.
Terjaminnya ketersediaan pangan dalam jurnlah yang cukup, kualitas
yang rnemadai dan tingkat harga yang terjangkau oleh penduduk merupakan
beberapa sasaran dan target yang ingin dicapai dalarn penyusunan dan
perumusan kebijaksanaan pangan nasional.
Ketidakstabilan persediaan
pangan dan atau bergejolaknya harga pangan pokok (beras) di Indonesia
telah terbukti dapat memicu munculnya kerusuhan nasional yang rnengarah
pada tindak kriminal.
Meningkatnya harga pangan yang berarti pula menurunnya daya beli
masyarakat dapat mengakibatkan menurunnya tingkat konsumsi dari sisi
kuantitas dan atau kualitas khususnya bagi kelompok
masyarakat
yang
berpendapatan rendah. Penurunan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan
penduduk dalam jangka pendek dapat menurunkan produktivitas kerja dan
dalarn jangka panjang akan berpangaruh terhadap status gizi dan kesehatan
masyarakat terutarna bagi kelornpok yang rawan gizi (anak balita dan ibu
harniltrnenyusui).
Dampak lanjutan dari rnenurunnya status gizi/kesehatan
kelornpok rawan gizi tersebut dalarn jangka panjang akan rnenurunkan
kualitas surnberdaya rnanusia Indonesia (Syarief, 1997).
Dalarn era globalisasi, dirnana salah satu cirinya adalah pentingnya
sumberdaya
rnanusia
yang
berkualitas,
rnaka
rnenurunnya
kuatitas
surnberdaya manusia lndonesia yang diakibatkan rnenurunnya konsurnsi
pangan akan
menurunkan daya
saing
internasional (Kartasasrnita, 1995). Oleh
bangsa di
kancah persaingan
karena itu penelitian tentang
pengaruh perubahan harga-harga dan pendapatan terhadap perrnintaan atau
konsurnsi pangan penduduk penting untuk dilakukan.
Justifikasi pentingnya dilakukan penelitian yang terkait dengan masalah
konsumsi dan perrnintaan pangan dikaitkan dengan adanya perubahan tingkat
harga dan pendapatan penduduk antara lain adalah untuk rnengestirnasi
besaran parameter konsurnsi dan perrnintaan. Hal ini sangat diperlukan bagi
pengarnbil kebijakan dalarn rnemprediksi kebutuhan pangan penduduk serta
darnpak
tingkat
apabila terjadi perubahan harga dan atau pendapatan terhadap
konsurnsi dan
perrnintaan pangan.
lnforrnasi tentang
estirnasi
parameter konsumsi dan perrnintaan pangan terutarna di wilayah-wilayah
yang secara geografis tidak mernungkinkan untuk rnernproduksi pangan untuk
mernenuhi kebutuhan pangan penduduk seternpat akan sangat mernbantu
pengarnbif keputusan dalarn rnerencanakan alokasi dan distribusi pangan dari
wilayah lain yang rnemiliki surplus pangan.
Oleh karenanya hasil kajian
masalah konsumsi dan perrnintaan pangan sangat diperlukan bagi pengarnbil
kebijakan untuk rnerumuskan kebijakan pangan di bidang
penyediaan,
distribusi, dan tingkat harga yang terjangkau dan dapat memenuhi kebutuhan
pangan penduduk. Selain itu hasil kajian perrnintaan dan konsumsi pangan
berdasar kelornpok pendapatan dan atau status gizi penduduk rnerupakan
rnasukan yang berrnanfaat bagi pengarnbil keputusan apabila akan dilakukan
intervensi atau program bantuan pangan untuk meningkatkan kesejahteraan
khususnya bagi kelornpok penduduk berpendapatan rendah atau berstatus
gizi buruk.
Pengetahuan tentang bagaimana pola konsumsi rurnahtangga
berubah karena adanya perubahan tingkat pendapatan dan harga-harga
dapat rnernbantu mernperkirakan darnpak dan pengaruh kebijakan yang
terkait dengan target dan sasaran yang akan dicapai.
Dari berbagai studi tentang permintaan pangan di Indonesia, kajian
yang rnenelaah perrnintaan pangan menurut kelompok pendapatan dan
rnengkaitkan dengan aspek gizi penduduk masih terbatas, dernikian pula
halnya dengan kajian konsurnsi dan perrnintaan pangan penduduk di wilayah
Kawasan Timur lndonesia (KTI). Oleh karena itu studi ini berrnaksud untuk
mengisi keterbatasan tersebut dengan mernfokuskan kajian pada rnasalah
pola konsumsi dan permintaan pangan berdasar keIompok pendapatan
penduduk di wilayah KT1 dikaitkan dengan status gizi.
1.2. Perurnusan Masalah
Konsurnsi dan permintaan terhadap suatu komoditi atau kelompok
komoditi antara lain sangat dipengaruhi oleh tingkat harga komoditi yang
bersangkutan, harga kornoditi lain yang rnerniliki hubungan dengan kornoditi
tersebut, tingkat pendapatan, dan selera. Dalam analisis jangka pendek dapat
diasumsikan tidak terdapat perubahan selera, oleh karena itu konsurnsi dan
permintaan
suatu
kornoditi
ditentukan
oleh
tingkat
harga-harga
dan
pendapatan. Apabila harga-harga di suatu wilayah (dengan data penampang
lintang) diasumsikan homogen, dengan demikian dapat dihipotesakan bahwa
penduduk (kelompok penduduk) yang rnemiliki tingkat pendapatan berbeda
akan rnemiliki pola konsurnsi dan permintaan yang berbeda pula. Oteh
karenanya adalah penting untuk rnengetahui bagairnana pola konsumsi dan
permintaan dari berbagai golongan pendapatan penduduk yang berbeda.
Apabila komoditas yang dikonsurnsi dibatasi pada komoditas pangan,
maka pengetahuan dan inforrnasi tentang poIa konsurnsi dan perrnintaan
pangan penduduk (rurnahtangga) pada berbagai golongan pendapatan
dikaitkan dengan aspek gizi akan bermanfaat dalam perurnusan kebijakan
pangan dan gizi sesuai dengan target dan sasaran yang akan dicapai.
Berbagai studi empiris mengenai pola konsurnsi dan perrnintaan pangan di
Indonesia menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan keragaannya berbeda
menurut daerah (kota, desa), musim, dan karakteristik sosial ekonomi (Teklu
dan Johnson, 1986).
lndonesia
yang
terdiri
dari
beribu-ribu
pulau,
menurut
tahap
pembangunan dan kondisi infrastrukturnya secara garis besar dibagi dalam
dua wilayah (kawasan) yaitu Kawasan Barat lndonesia (K81) dan Kawasan
Tirnur lndonesia (KTI). Cakupan wilayah KBI adalah propinsi-propinsi di pulau
Jawa. Bali, dan Surnatera, sedangkan yang termasuk wilayah KT1 meliputi
propinsi-propinsi di pulau Kalirnantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Timor Tirnur,
Maluku,
dan
lrian
Jaya
(Abustarn,
1997).
Dalarn
perkembangannya,
pembangunan ekonomi di wilayah KT1 relatif masih tertinggal dibanding KBI.
Berbagai ha1 yang menyebabkan relatif tertinggalnya pembangunan di wilayah
KT1 antara lain adalah (a) jumlah dan mutu sumberdaya rnanusia (SDM) yang
belum memadai dan penyebarannya tidak rnerata. (b) rendahnya minat
investor untuk rnenanarnkan modal karena terbatasnya sarana dan pwsarana
yang rnenyebabkan biaya investasi menjadi rnahal, dan (c) kondisi geografis
wilayah KT1 yang sebagian besar merupakan daerah kepulauan berirnplikasi
pada tingginya biaya transportasi, distribusi, dan manajemen dalam memenuhi
pangan dan kebutuhan lain bagi penduduk (Abustam, 1997).
Terkait dengan belurn mernadainya sumber daya rnanusia (SDM) di
wilayah KTI, penelitian Garcia dan Soelistianingsih (1998) rnenunjukkan
bahwa investasi SDM melalui pendidikan dan kesehatan merupakan cara
yang paling efektif untuk meningkatkan pendapatan wilayah (propinsi) dan
menurunkan disparitas pendapatan antar propinsi. Sernentara itu Syarief,
(1997) menunjukkan bahwa faktor konsumsi pangan yang rendah dan tak
bergizi
menyebabkan gizi
kurang
dan
pada
akhirnya
rnengakibatkan
rendahnya kualitas SDM.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat konsurnsi pangan
penduduk (rumahtangga) rnerupakan satah satu faktor yang menentukan
kualitas SDM, dimana peningkatan kualitas SDM merupakan cara yang efektif
untuk
meningkatkan
pendapatan
wilayah
dan
menurunkan
disparitas
pendapatan antar wilayah (propinsi). Sedangkan tingkat konsumsi pangan
rumahtangga ditentukan oleh tingkat pendapatan, harga-harga pangan. harga
kornoditi lain, dan selera. Selain itu tingkat konsumsi pangan juga dipengaruhi
oleh letak geografis (desa-kota) dan budaya setempat (misalnya adanya
pantanganltabu untuk mengkonsumsi jenis pangan tertentu). Permintaan
pangan rurnahtangga juga dipengaruhi oleh ketersediaan pangan baik di
tingkat rurnahtangga maupun di tingkat wilayah. Ketersediaan pangan di
tingkat wilayah ditentukan oleh besarnya produksi pangan di wilayah tersebut,
ekspor dan irnpor
ke dan dari wilayah lain serta proses distribusinya.
Sernentara itu ketersediaan pangan di tingkat rumahtangga dipengaruhi oleh
kemampuan
rumahtangga tersebut
dalam
memproduksi pangan
yang
dibutuhkan, pembelian (daya beli), dan pemberian (transfer) dari pihak lain.
Rurnusan rnasalah yang terkait dengan konsumsi dan permintaan pangan,
status gizi, dan kualitas SDM dapat dilihat pada Gambar 1.
Di tingkat wilayah :
Ditingkat rurnahtangga:
- stock
produksi sendiri
pembelian
pernberian
- stock
- produksi wilayah
-
- irnpor, ekspor
- distribusi
-
Lokasi daerah :
Pedesaan
- Perkotaan
-
r,
Karakteristik RT :
Jumlah anggota RT
struktur umur
- jenis urnur
pendidikan
lap. pekerjaan
-
Konsumsi dan
permintaan
pangan RT
-*
Sosial :
-golongan pendapatan
-selera
-kebiasaan rnakan
-pola makan
- pendapatan RT
- harga non-pangan
-
Garnbar 1 :
Keterkaitan Konsumsi dan Permintaan Pangan Rurnahtangga
dengan Kualitas Sumberdaya Manusia
Berbagai studi yang terkait dengan masalah konsumsi dan permintaan
pangan di Indonesia khususnya yang menggunakan data Susenas, cakupan
kajian yang spesifik rnenelaah wilayah KT1 masih terbatas. Dari berbagai hasil
studi pustaka yang dilakukan (Timmer dan Alderman, 1979, Kuntjoro, S.U,
1984;
Teklu dan Johnson, 1988, Pakpahan, 1988;
Tabor, Altemeier dan
Nugroho, ?989; Rachmat dan Erwidodo 1993; Harianto, 1994; Rachman dan
Erwidodo, 1994;
Hermanto, @
d, 4996),
terlihat bahwa cakupan kajian
konsurnsi dan permintaan pangan yang telah dilakukan umumnya adalah
agregat Indonesia, Jawa-Luar Jawa, dan atau spesifik propinsi (kelompok
propinsi) tertentu, belurn ditemukan kajian yang khusus mendalami propinsipropinsi di wilayah KT1 secara keseluruhan. Ofeh karena itu adalah menarik
untuk
rnengetahui bagaimana pola konsumsi dan
permintaan pangan
rumahtangga di propinsi-propinsi wilayah KT1 dikaitkan dengan aspek gizi
penduduk.
Adanya krisis ekonomi, bagi penduduk miskin di daerah pedesaan
maupun perkotaan secara mikro dapat diartikan menurunnya anggaran
belanja untuk pangan.
Hal ini berarti kuantitas dan atau kualitas (kalori)
makanan berkurang. Bagi penduduk dewasa, pengurangan makanan berarti
daya tahan tubuh
berkurang dan
pada gilirannya dapat
menurunkan
produktivitas kerja. Bagi anak-anak balita dan ibu hamiIlmenyusui penurunan
kuar~titaslkualitasmakanan berdampak sangat panjang. Menurut Linder. 1992
dan Levinger, (1995) seperti dikernukakan oleh Syarief, (1997) jumlah sel otak
bayi 90 persen terbentuk pada masa dalam kandungan, kernudian 10 persen
sisanya tumbuh sampai anak usia dua tahun. Pertumbuhan sel otak tersebut
akan sangat menentukan tingkat kecerdasan manusia di masa mendatang.
Permasalahan tersebut mendorong kita untuk menelaah lebih jauh
bagaimana kondisi pola konsumsilpengefuaran rumahtangga pada berbagai
kelompok pendapatan khususnya pada kelompok pendapatan rendah atau
bersatus gizi kurang. lnformasi ini penting apabila akan dilakukan intervensi
bantuan pangan atau program peningkatan kesejahteraan rumahtangga
miskin. Selain itu pemahaman terhadap masalah bagairnana respon mereka
terhadap perrnintaan (dan konsumsi zat gizi) dengan adanya perubahan
harga-harga pangan dan tingkat pendapatan akan berguna bagi pengambil
kebijakan di bidang pangan dan gizi.
Pemahaman terhadap pola konsumsi dan permintaan pangan di
wilayah KT1 penting dilakukan agar masalah kekurangan atau rawan pangan
seperti terjadi di lrian Jaya dan Maluku misalnya tidak terulang.
Dengan
mengetahui parameter (estimasi) konsumsi dan perminfaan pangan pada
berbagai golongan pendapatan rumahtangga di wilayah KT1 dapat dirumuskan
kebijakan yang terkait dengan rnasalah penyediaan pangan, distribusi. dan
antisipasi darnpak yang muncul apabila terjadi perubahan harga-harga dan
pendapatan penduduk. Selain itu mengingat pola konsumsi dan permintaan
dipengaruhi pula oleh kondisi geografis, maka pernilahan wilayah menurut
daerah perkotaan dan pedesaan juga penting untuk dilakukan.
1.3. Tujuan Penelitian
Secara urnum penelitian ini bertujuan untuk rnengetahui pola konsurnsi dan
permintaan pangan dan konsumsi zat gizi rumahtangga di daerah pedesaan
dan perkotaan wilayah KT1 rnenurut golongan pendapatan.
Secara rinci
penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Mempelajari
pola
konsumsi
rumahtangga
daerah
pedesaan
dan
perkotaan di wilayah KT1 rnenurut kelompok pendapatan.
2.
Mernpelajari
respon
perubahan
harga
dan
pendapatan
terhadap
perrnintaan pangan daerah pedesaan dan perkotaan di wilayah KT1
rnenurut kelornpok pendapatan dikaitkan dengan upaya pemenuhan
konsumsi zat gizi rurnahtangga.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Diperolehnya pernaharnan perilaku konsurnsi rurnahtangga di daerah
pedesaan dan perkotaan wilayah KT1 menurut kelompok pendapatan.
2.
Tersedianya data dan informasi tentang pola konsurnsi, dan estirnasi
parameter perrnintaan pangan menurut kelompok pendapatan dikaitkan
dengan upaya pemenuhan konsumsi zat gizi rumahtangga.
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
pengarnbil keputusan di bidang pangan dan gizi.
11. TINJAUAN PUSTAKA
Bagian ini akan mengulas berbagai studi tentang pola konsumsi,
permintaan pangan dan kaitannya dengan konsumsi zat gizi di lndonesia yang
telah dilakukan para peneliti terutama yang menggunakan data Survey Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas).
Tinjauan hasil studi ditekankan pada aspek
yang terkait dengan topik yang akan dikaji dalam penelitian.
I
Pola Konsumsi
Widjajanti dan Li (1996) telah melakukan analisis pola pengeluaran
pangan di daerah perkotaan dan pedesaan Indonesia tahun 1981 - 1993.
Data yang digunakan berasal dari Susenas 1981. 1984. 1987. 1990. dan 1993
yang telah dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Sesuai dengan
ketersediaan data yang dipublikasi, penelitian ini menggunakan data rata-rata
berdasar
kelompok
pengeluaran
sebagai
unit
analisis.
Kelemahan
penggunaan data rata-rata kelompok sebagai unit analisis adalah kurang dapat
menggarnbarkan
perilaku
rumahtangga
yang
sebenarnya,
kelebihannya adalah lebih mudah dalam manajemen data
Namun
karena dapat
rnemperkecil unit pengamatan, namun secara statistik jumlah pengamatan
masih valid.
Dalam analisis yang
dilakukan,
kedua penulis tersebut
menggunakan nilai mutlak dan pangsa (persentase) pengeluaran pangan dan
non pangan maupun untuk berbagai kelompok pangan, sedangkan untuk
menghitung besaran elastisitas
pendapatan berbagai kelompok pangan
digunakan model semi-logaritmic. Studi yang ditakukan Widjajanti dan Li
menyirnpulkan bahwa (1) terdapat perbedaan pola pengeluaran
lndonesia untuk daerah perkotaan
dan
pangan di
pedesaan, pola tersebut telah
rnengalami perubahan antar waktu. (2) elastisitas pendapatan untuk sebagian
besar kelompok pangan tebih besar di daerah pedesaan dari pada di
perkotaan. (3) dalam periode analisis terdapat kecenderungan penurunan
besaran nilai elastisitas pendapatan untuk biji-bijian khususnya di daerah
perkotaan, dan (4) relatif tingginya nilai elastisitas pendapatan untuk kelornpok
bukan pangan pokok seperti untuk daging, telur dan susu, dan buah-buahan
baik di perkotaan dan pedesaan mengisyaratkan adanya potensi yang besar
bagi pasar komoditas-komoditas tersebut di lndonesia di masa rnendatang.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hermanto,
(1997), Ewidodo, @
a
(1996), Sawit,
a&
(1998) masing-masing dengan menggunakan data
Susenas 1984, 1987, 1990, 1993 menemukan bahwa: (1) pangsa pengeluaran
untuk pangan rnasih lebih besar dibanding pengeluaran untuk non pangan,
pengeluaran untuk beras masih rnendominasi pengeluaran untuk pangan, (2)
tingkat keragarnan konsurnsi yang diukur dengan indeks Syrnson rnenunjukkan
bahwa pada kelornpok pendapatan rendah terdapat kecenderungan penurunan
keragarnan konsumsi pada periode 1984 - 1993. sedangkan pada kelompok
pendapatan sedang dan tinggi terjadi peningkatan; ha1 ini dapat diarlikan terjadi
kesenjangan pendapatan antara kelompok pendapatan rendah dan tinggi, (3)
konsurnsi pangan rnengarah ke menu yang berimbang, terutarna untuk
kelompok pendapatan sedang dan tinggi, (4)
untuk kornoditas hortikultura
rnenunjukkan kecenderungan peningkatan pada periode 1987 -1 993, dirnana
peningkatan konsurnsi komoditas sayuran lebih rendah dari pada buahbuahan, (5) konsurnsi pangan sumber protein rnenunjukkan kecenderungan
peningkatan pada periode 1987-1993, dan (6) pangsa pengeluaran pangan
rnenurun dengan meningkatnya rata-rata pendapatan. Dalarn analisisnya para
penulis tersebut
rnenelaah perubahan pola konsurnsi dan pengeluaran
rumahtangga dengan menggunakan tabulasi silang berdasar analisis besaran
nilai rnutlak dan atau dalarn bentuk proporsi.
Sernentara itu, Kuntjoro (1984) dengan rnenggunakan data Susenas
1978 rnenganalisis pola konsurnsi penduduk Indonesia rnenyimpulkan sebagai
berikut: (1) terdapat perbedaan pola konsurnsi penduduk dari golongan
pendapatan dan daerah yang berbeda, (2) proporsi anggaran belanja untuk
sumber karbohidrat masih cukup tinggi, terendah 29 persen dan tertinggi 59
persen untuk penduduk berpendapatan rendah, (3) anggaran belanja protein
hewani untuk sebagian besar penduduk pendapatan rendah relatif kecil, yaitu
di bawah 21 persen, dan (4) penduduk luar Jawa-Bali lebih banyak makan
ikan, dan proporsi anggaran belanja penduduk Jawa-Bali untuk daging lebih
tinggi dari pada penduduk luar Jawa-Bali.
2.2. Sistem Permintaan Pangan
Tirnmer dan Alderman (1979) menganalisis sistem perrnintaan pangan
dengan menggunakan data Susensas q976 dengan rnernbedakan wilayah
desa dan kota dari 12 kelornpok pendapatan. Unit analisis yang digunakan
adalah data rata-rata klas pendapatan untuk 24 propinsi dengan jurnlah
pengamatan sebanyak 1800 contoh. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk
mengestimasi respon harga oleh kelornpok pendapatan untuk kornoditas padi
dan ubikayu.
Model analisis yang digunakan adalah 'double-log quadratic'.
Hasil analisis menyimpulkan bahwa (1) untuk kornoditas padi dan ubikayu,
elastisitas pendapatan rnenurun dengan meningkatnya pendapatan,
(2)
elastisitas harga sendiri untuk kedua kornoditas tersebut berlaku urnurn dirnana
rneningkatnya
harga
akan
menurunkan
konsumsi
komoditas
yang
bersangkutan, dan (3) perubahan harga beras terhadap konsurnsi ubikayu
rnenurun dengan rneningkatnya pendapatan.
Analisis yang dilakukan oleh
Timrner dan Alderman tersebut rnenurut Harianto (1994) mendukung proposisi
bahwa mernungkinkan untuk rnengestimasi elastisitas harga sendiri dan harga
silang dengan menggunakan data penampang lintang, dirnana variabel harga
diperoleh dari hasil bagi nilai kornoditi dengan jumlah yang dikonsurnsi.
Narnun demikian penggunaan data rata-rata kelornpok pendapatan sebagai
unit analisis berarti mengabaikan adanya variasi pengeluaran dan pendapatan
di dalarn kelompok. Dengan demikian hasil estimasi elastisitas yang diperoleh
tidak rnerefleksikan pola konsumsi individu (rumahtangga) yang sebenarnya.
Kuntjoro (1984)
menganalisis perrnintaan bahan pangan penting di
Indonesia dengan menggunakan data Susenas 1978 dan data deret waktu
mengenai konsumsi, harga-harga, dan produk dornestik bruto (PDB) untuk
konsumsi rurnahtangga.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk
mempetajari hubungan antara tingkat konsumsi pangan dengan harga komoditi
yang bersangkutan, harga komoditi lain, dan pendapatan secara agregat
ataupun dirinci menurut golongan pendapatan dan daerah.
Dari parameter
agregat tingkat nasional diproyeksi kebutuhan pangan nasional tahun 1990 2000.
Dengan membagi penduduk menurut golongan pendapatan rendah-
sedang dan daerah pedesaan-kota dipelajari dampak perubahan pendapatan,
perubahan harga, dan kebijakan harga beras terhadap taraf hidup golongangolongan dari tingkat gizi penduduk.
Studi Kuntjoro (1984) rnenggunakan model analisis 'double-fog' Barten
yang dimodifikasi. Dari analisis tersebut dilakukan tiga macam estimasi
parameter permintaan yaitu analisis penampang lintang, analisis deret waktu,
dan analisis dengan metoda gabungan. Dalarn analisis penampang lintang
(data Susenas 1978) penduduk dibedakan menjadi tiga golongan pendapatan
berdasarkan konsumsi kalori dan dibedakan pula menjadi 10 daerah,
dan
komoditas yang dianalisis adalah beras, jagung, ketela pohon, ubi jalar, ikan
segar, ikan asinlkering, daging ternak, daging unggas, telur, kacang tanah,
tahu, tempe, kelapa, minyak goreng, gula merah, dan gula pasir.
penelitian antara
lain
menyimpulan bahwa:
(I)
pengaruh
Hasil
perubahan
pendapatan terhadap perrnintaan daging pada penduduk luar Jawa-Bati lebih
besar dibanding daerah lainnya, dan (2) batas golongan pendapatan rendah
yang mengkonsumsi kalori kurang dari 1700 kalori/kapita/hari setara dengan
pengeluaran 320 kg beras bagi penduduk desa dan 400 kg bagi penduduk
kota, padahal menurut pengelornpokan yang dilakukan Kuntjoro, penduduk
yang berpengel
Dl KAWASAN TIMUR INDONESIA
Oleh :
HANDEWI PURWATl S. RACHMAN
PROGRAM PASCASARJANA
tNSTlTUT PERTANlAN BOGOR
2001
Abstrak
HANDEWJ PURWATI S. RACHMAN. 2001. Kajian Pola Konsumsi dan Perrnintaan Pangan di Kawasan
Timur Indonesia (BONAR M SINAGA, sebagai Ketua, SRI UTAMl KUNTJORO, HARIANTO, dan
ACHMAD SURYANA sebagai Anggota Kornisi Pembimbing).
Penelitian bertujuan untuk mernpelajari pola konsurnsi dan permintaan pangan di wilayah
Kawasan Timur Indonesia (KTI). Data yang digunakan adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasionaf
(Susenas) tahun 1996 yang dikumpulkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS). Analisis deskriptif digunakan
untuk mempelajari pola konsumsi, sedangkan untuk rnenganalsis perrnintaan pangan digunakan model
ekonometrika 'linear approximation almost ideal demand system' (MAIDS). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) beras dominan dalarn struktur anggaran, kontribusi energi dan protein mmah
tangga di KTI, (2) di berbagai propinsi di KT1 antara 1979 1996 telah terjadi pergeseran pola pangan
pokok non beras ke arah pola pangan pokok beras. (3) konsumsi pangan sumber karbohidrat di daerah
pedesaan KT1 lebih tinggi dari pada di kota, narnun untuk pangan sumber protein terjadi ha1 sebaliknya,
(4) rnakin tinggi tingkat pendapatan makin tinggi tingkat konsumsi pangan, (5) permintaan pangan
rumah tangga di pedesaan KT1 lebih responsif terhadap perubahan harga dan pendapatan dibanding
rumah tangga di kota, dan makin finggi tingkat pendapatan makin kurang responsif terhadap pembahan
harga dan pendapatan, dan (6) jurnlah anggota rumah tangga dan tingkat pendidikan kepala rumah
tangga berpengaruh nyata terhadap perrnintaan pangan rumah tangga di KTI. lrnplikasi dari temuan
studi adalah: (7) perlunya digalakkan pengernbangan dan promosi pangan pokok non-beras sesuai
potensi wilayah KTI, (2) prioritas kebijakan di bidang pangan dan gizi di wilayah KT1 perlu diarahkan
kepada penduduk pedesaan dan kelompok pendapatan rendah, (3) untuk memenuhi kecukupan
konsumsi energi dan protein oleh kelompok pendapatan rendah di daerah pedesaan KT1 masing-masing
diperlukan peningkatan pendapatan 3 persen dan 3.5 persen, dan (4) sosialisasi pendidikan dan
penyuluhan di bidang pangan dan gizi masih sangat diperlukan.
-
ABSTRACT
HANDEWI PURWATI S. RACHMAN, 2001. Study of Consumption Pattern and Food Demand in Eastern
Region of lndonesia (BONAR M. SINAGA as chairman. SRt UTAMl KUNTJORO, HARIANTO, and
ACHMAD SURYANA as member of advisory committe).
The research is aimed to study consumption pattem and food demand in Eastern Region of
Indonesia (ERI). The study used data resulted from National Socio-Economic Survey (Susenas) 1996
collected by Central Bureau of Statistics (Siro Pusat Statistik). Descriptive analysis is used for studying
consumption pattern and Linear Approximation Almost Ideal Demand System (WAIDS) model is used for
analyzing food demand. Results of the study show as follows : (1) rice is dominant in stnacture of household
budget, energy and protein contribution of household in ERI, (2) in some provinces of ERI, there was
shining in consumption pattem of stapple food from non-rice to rice between 1976 and 1996, (3)
consumption of f w d as source of carbohydrate in rural areas is higher than in urban areas, but it was vice
versa for the consumption of food as proteln sources, (4) the higher income of household, the higher food
consumption, (5) household food demand In rural areas was more responsive to price and income changes
than the household in urban areas, and household with the higher income was less responsive to the price
and income changes, and (6) number of household member and education level of head of household
influenced significantly food demand of household in ERI. Implications of the study are: (1) it is necessary to
develop and promote non-rice main food that is suitable to locaf potentials, (2) policies of food and nutrition
in ERI should be prioritized to the hwsehokY with lower income in rural areas, (3) to satisfy consumption
level of energy and protein is needed to increase about 3 percent and 3.5 percent income of households with
lower income in rural areas, and (4) socialization of education and extension of food and nutrition are still
very important carried out in ERI.
SURAT PERNYATAAN
Dengan isi saya rnenyatakan bahwa disertasi yang berjudul :
KAJIAN POLA KONSUMSI DAN PERMINTAAN PANGAN
Dl KAWASAN TlMUR INDONESIA
Adalah
benar rnerupakan hasil karya saya
dipublikasikan.
sendiri dan
belum
pernah
Sernua sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor. Oktober 2001
HANDEWI PURWATI S. R A C H M M
Nrp : 95 51 1 1 EPN
KAJIAN POLA KONSUMSI DAN PERMINTAAN PANGAN
Dl KAWASAN TlMUR INDONESIA
Oleh
HANDEWI PURWATI S. RACHMAN
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk rnemperoleh gelar
Doktor
pada
Program Studi llmu Ekonomi Pertanian
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001
LEMSAR PENGESAHAN
Judul Disertasi
:
Kajian Pola Konsurnsi dan Permintaan Pangan
di Kawasar~Timur Indonesia
Mahasiswa
:
Handewi P ~ ~ t w aSt.i Rachman
Nomor Pokok
:
95 511
Program Studi
:
llrnu Ekonomi Pertanian
Menyetujui,
Dr. Ir. Bonar M. Sinaqa. MA
Anggota
Dr. Ir. H. Achmad Suwana, MS
Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi
llmu Ekonomi Pertanian
m-
Dr. Ir. Bonar M. Sinaaa. MA
Tanggal lulus : 3 Mei 2001
RWWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di MatJiun, Jawa Timur pada tanggal 4 Juni 1957
merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara dari ayah Moch. Saliem
(almarhurn) dan ibu Hj. Tatiek Saenarti.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar. SMP, dan SMA
semuanya di Madiun dan masing-masing lulus pada tahun 1969. 1972 dan
1975.
Pada tahun 1976 penulis diterima sebagai mahasiswa Tingkat
Persiapan Bersarna Bebas Ujialn Saringan Masuk di lnstitut Pertanian Bogor
(IPB). Tahun 1977 penulis diterima di Fakultas Pertanian lPB Jurusan Ilmuilmu Sosial Ekonomi Pertanian, dan lulus pada bulan Februari 1980.
Setelah lutus dari IPB penulis langsung diterima bekerja di Pusat
Penelitian Agro Ekonomi (sekerang Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sosial Ekonomi Pertanian) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Departemen Pertanian. Pada tahun 1982 penulis mendapat kesempatan tugas
belajar Program Magister pada Program Studi llmu Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pascasarjana IPB dengan biaya dari Proyek Pembinaan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian pinjaman Bank Dunia (credit No.1014 dan Loan
No.1840-IND), lulus pada tahu~i1985.
Sejak tahun 1995 penulis diterima
sebagai rnahasiswa Program Doktor pada Program Studi llmu Ekonomi
Pertanian, Program Pascasarjama IPB dengan biaya sendiri dan tetap aktif
bekerja sebagai peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial
Ekonomi Pertanian.
Selain sebagai peneliti pada Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian,
penulis mendapat kesempatan merangkap sebagai Kepala Sub Bidang
Monitoring pada Bidang Tata Operasional Penelitian tahun 1989-3990, dan
Kepala Sub Bidang Pelaporan pada Bidang Tata Operasional Penelitian tahun
1990-1993. Jabatan fungsional diawali sebagai Asisten Peneliti Muda tahun
1988, Ajun Peneliti Muda tahun 1989, Ajun Peneliti Madya tahun 1993, Peneliti
Muda tahun 1996, dan pangkat 1.erakhir sebagai Peneliti Madya terhitung sejak
tanggal 1 Desember 1998.
Pada
tahun 1999 penulis menerima tanda kehormatan Satyalancana
10 Tahun
Karya Satya
KEPPRES
pengabdian,
RI.
No.
dari Presiden Republik Indonesia berdasarkan
103lTWTAHUN 1999
kesetiaan,
kejujuran,
sebagai
kecakapan,
dan
penghargaan atas
kedisiplinan
dalarn
melaksanakan tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Penulis menikah dengan Dr. Ir. Saeful Rachman, M.App.Sc pada tanggal
22 Mei 1982 yang bekerja di Departemen Kehutanan dan dikaruniai dua orang
putri Anesia Rachmadewi (lahir tahun 1984) dan Asrinisa Rachmadewi (lahir
tahun
1987) serta
almarhum).
seorang putra Albima
Rachman (lahir tahun
4998,
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat AIlah s.w.t. yang telah
memberi kekuatan dan kemampuan kepada penulis untuk menyusun dan
menyelesaikan disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis rnenyarnpaikan terirna kasih yang sebesarbesarnya kepada Dr. Ir. Bon~ar M. Sinaga, MA sebagai Ketua Komisi
Pembimbing sekaiigus Ketua Program Studi llmu Ekonomi Pertanian yang
selalu memberikan arahan, birr~bingandan dorongan kepada penulis dalarn
menyelesaikan penelitian dan penyusunan disertasi ini. Kepada Prof. Dr. Ir. Hj.
Sri Utarni Kuntjoro. Dr. Ir. Harianto, MS dan Dr. Ir. H. Achmad Suryana. MS.
ketiganya sebagai Anggota Komisi Pernbimbing penulis menyampaikan terima
kasih
yang
sebesarnya-besarnya
atas
semua
saran-saran,
masukan,
bimbingan dan arahan yang sangat berguna dalarn penyelesaian disertasi ini.
Penyelesaian disertasi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dorongan
ternan-teman Program Doktor Program Studi llmu Ekonorni Pertanian. Program
Pascasarjana IPB angkatan tahun 1995 dan teman-ternan peneliti pada Pusat
Penelitian Sosial Ekonomi Pertariian. Kepada rekan sejawat Ir. Mat Syukur, MS
dan ir. Surnaryanto. MS penulis rnenyampaikan penghargaan dan terirna kasih
atas -kesediaannya meluangkan waktu untuk diskusi dan "konsultasi" selama
penyusunan dan penyelesaian disertasi.
Penulis juga rnenyampaikan terima
kasih yang tiada terhingga kepada Saudara Dwi Hartati dan Eni Lestari serta
staf kornputer lainnya yang me~nbantupenulis dalam pengolahan data. Juga
kepada Saudara Sugeng dan Surjadi yang membantu dalam proses pengetikan
disertasi ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Kepala
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian yang telah
memberi izin kepada penulis untuk menempuh pendidikan Program Doktor
dengan
tetap
aktif
bekerja serta
bantuan dana yang
diberikan
untuk
penyelesaian akhir penyusunan disertasi.
Penelitian dan penyusunan disertasi ini tidak akan selesai tanpa do'a.
dorongan, semangat dan penyorbanan dari yang tercinta suamiku Saeful
Rachman. kedua putriku Anes dan Asri, ibu Hj. Titiek Soenarti serta ibu dan
bapak mertua, M. Gopar Kusmana. Untuk mereka yang tercinta penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga
ilmu yang penulis dapatkan selarna menempuh Program Doktor di IPB ini dapat
penulis
amalkan
untuk
kepelntingan kemajuan
llmu
Pengetahuan dan
bermanfaat bagi penulis sendiri, keluarga, agarna, bangsa dan negara.
Bogor, Oktober 2001
Penulis,
DAFTAR IS1
Halarnan
DAFTAR TABEL
.........................................................................
DAFTAR GAMBAR
.....................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
I.
PENOAHULUAN
.................................................................
.........................................................................
1.1. Latar Belakang ....................................................................
1.2. Perumusan Masalah ...........................................................
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................
1.4. Kegunaan Penelitiar~ ...........................................................
I.
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
2.1. Pola Konsumsi
....................................................................
2.2. Sistern Permintaan Pangan ................................................
2.3. Aspek Gizi dalam Konsumsi dan Permintaan Pangan .........
Ill.
KERANGKA TEORlTlS
..............................................................
3.1. Pola Konsumsi dan IDengeluaranRumahtangga ................
3.2. Teori Permintaan Konsumen
..............................................
3.2.1. Perilaku Memaksimumkan Kepuasan .......................
3.2.2. Utilitas Tidak Langsung dan Minimisasi Pengeluaran
3.2.3. Sifat-sifat Fungsi Permintaan ...................................
....................................
3.2.5. Pengaruh Perubahan Pendapatan ...........................
3.3. Model Empiris Studi Permintaan Konsurnen .......................
3.3.1. Sistern Pengeluaran Linear ......................................
3.2.4. Pengaruh Perubahan Harga
3.3.2. Fungsi Utilitas; Addilog Tidak Langsung .....................
3.3.3. Model Translog ........................................................
3.3.4. Model Almost Ideal Demand System ........................
IV.
...............................................................
4.1. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................
4.2. Data Penelitian ...................................................................
4.2.1 . Sumber dan jenis data ..............................................
METODA PENELlTlAN
4.2.2. Metoda penarikan contoh dan pengumpulan data ....
4.2.3. Pemilihan dan penyesuaian data yang dilakukan .....
4.2.4. Pengelompokan komoditas .......................................
4.2.5. Pengelompokan rumahtangga
..................................
4.3. Metoda Analisis ...................................................................
4.3.1 . Spesifikasi Model
.....................................................
4.3.2. Prosedur Pendugaan dan Pengujian Restriksi ..........
4.4. Upaya Pemenuhan Konsumsi Energi dan Protein ...............
V.
POLA PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGANIGIZt ...........
5.1. Pola Pengeluaran Pengan Non-Pangan ..............................
5.2. Proporsi Pengeluaran Pangan Menurut Jenis .....................
..............
5.4. Tingkat Konsurnsi Pangan Sumber Karbohidrat ..................
5.5. Tingkat Konsumsi Pangan Sumber Protein Hewani ............
5.6. Tingkat Konsumsi pangan Sumber Protein Nabati ..............
5.3. Proporsi Pengefuaran Non-Pangan Menurut Jenis
5.7. Tingkat Konsumsi pangan Sumber VitaminlMineral, Minyakl
Lemak dan Pangan 1-ain .....................................................
5.8. Tingkat Konsumsi Er~ergi
dan Protein
5.9. Pola Konsumsi Pangan Antar Wilayah
VI .
.................................
...............................
ANALISIS PERMINTAAN PANGAN Dl KAWASAN TlMUR
INDONESIA ................................................................................
6.1. Pengujian Restriksi .............................................................
6.2. Dugaan Parameter Permintaan ...........................................
6.3. Respon Perubahan Harga ...................................................
6.4. Respon Perubahan F'endapatan ..........................................
Halaman
6.5. Permintaan Pangan Antar Wiiayah .....................................
6.6. Upaya Pernenuhan Konsumsi Energi dan Protein
VII .
...............
PERSPEKTIF PERMINTAAN PANGAN Dl WllAYAH KAWASAN
TIMUR INDONESIA .....................................................................
............................................
7.2. Prospek Permintaan Pangan ...............................................
7.1. Keragaan dan Potensi Wilayah
VIII .
KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN .............................
8.1 . Kesirnpulan
.........................................................................
8.2. lmplikasi Kebijakan .............................................................
8.3. Kontribusi Penelitian
...........................................................
8.4.Keterbatasan Penelitian ......................................................
8.5. Saran Untuk Penelitian Lanjutan .........................................
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................
DAFTAR TABEL
Halaman
Sebaran Rumahtangga Contoh Susenas 1996 Menurut Propinsi
dan Daerah Sebelum dan Sesudah Pemotongan Konsumsi
Energi > 4500 Kkal/kap/hari ............................................................
Sebaran Rumahtangga Contoh Susenas Menurut Daerah dan Klas
Konsumsi Energi di KT1 (setelah Pemotongan Konsumsi Energi
> 4500 Kkal/kap/hr).........................................................................
Distribusi Rumahtangga Contoh Susenas 1996 di KTI Menurut
Daerah dan Kelompok Pendapatan (setelah pemotongan konsumsi
energi > 4500 Kkal/kap/hr) ..............................................................
Tingkat Partisipasi Konsurr~si
Berbagai Jenis Pangan di Wilayah
KT1 Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan, Tahun 1996 .......
Tingkat Partisipasi Konsurrrsi Berbagai Jenis Pangan di NTT,
Kalteng. Sulsel dan Maluku. Tahun 1996 .................................................
Rata-rata dan Kisaran Tingkat Pendapatan Rumahtangga di Wilayah
KT1 Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan, Tahun 1996 .......
Rata-rata dan Kisaran Tingkat Pendapatan Rumahtangga di NTT,
Kalteng, Sulsel dan Maluku Menurut Kelompok Pendapatan,
Tahun 1996 .....................................................................................
Proporsi Pengeluaran Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumah
tangga di KT1 Menurut Kelompok Pendapatan dan Daerah, Tahun
1996.................................................................................................
Proporsi Pengeluaran Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumah
tangga di KT1 Menurut Daerah dan Klas Konsumsi Energi, Tahun
1996 ..............................
.............................................................
Pangsa Pengeluaran Berbagai Jenis Pangan Terhadap Total
Pengeluaran Pangan Rumahtangga KT1 dan 4 Propinsi Contoh,
Tahun 1996 .....................................................................................
Pola Pengeluaran Non Pangan Rumahtangga di Wilayah KT1
Menurut Daerah dan Kelo~npokPendapatan, Tahun 1996 .............
Tingkat Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat di Wilayah KT1
Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan, Tahun 1996 .............
Distribusi Propinsi di Wilayah KT1 Menurut Pola Konsumsi
Makanan Pokok, Tahun 1979, 1984, dan 1996 .............................
Tingkat Konsurnsi Pangan Slumber Protein Hewani di Wilayah KT1
Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan, Tahun 1996 ...........
Tingkat Konsumsi Pangan Sumber Protein Nabati di Wilayah KT1
Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan, Tahun 1996 ...........
Tingkat Konsumsi Pangan Surnber Vitamin Mineral, Minyakl
Lemak dan Pangan Lainnya di KT1 Menurut Daerah dan Kelompok
Pendapatan. Tahun 1996 .........................................................
Rata-rata Tingkat Konsumsi Energi dan Protein di Wilayah KT1
Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan. Tahun ?996 ...............
Pangsa Masing-masing Jenis Pangan Terhadap Konsurnsi Energi
dan Protein di Wilayah KTI, Tahun 1996 .......................................
Tingkat Konsumsi Beberapa Pangan Penting di Propinsi NTT,
Kalteng. Sulsel, Maluku. Tahun 1996 .........................................
Pangsa Pengeluaran Berbagai Jenis Pangan Terhadap Total
Pengeluaran Pangan Rumahtangga di NTT, Kalteng, Sulsel, dan
Maluku, Tahun 1996 ...............................................................
Rata-rata Tingkat Konsumsi Energi dan Protein di NTT, Kalteng.
Sulsel, dan Maluku menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan,
Tahun 1996 ...........................................................................
Pangsa Konsurnsi Energi dan Protein Masing-masing Jenis Pangan
Terhadap Rata-rata Konsurrisi di NTT, KaIteng, Sulsel dan Maluku,
Tahun 1996 ..........................................................................
Hasil Uji-F Model Sistem Persamaan Perrnintaan Dengan dan
Tanpa Restriksi ................................................................................
Parameter Dugaan Model LAlAlDS Kornoditas Pangan di Wilayah
KT1 Tanpa Peubah Demogriafi, Tahun 1996 ......................................
Parameter Dugaan Model L.A/AIDS Komoditas Pangan di Wilayah
KTt Dengan Peubah Demografi, Tahun 1996 .....................................
Halaman
Elastisitas Harga Sendiri Komoditas Pangan di Wilayah KT1
Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan (Model tanpa peubah
demografi) .................................................................................. 115
Elastisitas Harga Sendiri Kamoditas Pangan di Wilayah KTt
Menurut Daerah dan Kelompok Pendapatan. Tahun 1996
(Model dengan peubah demografi) ..................................................
117
Model Tanpa Peubah Demografi: Elastisitas Harga Silang
Komoditas Pangan di Wilay,ah KTI. Tahun 1996 ..............................
720
Model Dengan Peubah Deniografi: Elastisitas Harga Silang
Komoditas Pangan di Wilay.ah KTI, Tahun f 996 ..............................
121
Elastisitas Pendapatan Korr~oditasPangan di Wilayah KT1 Menurut
Daerah dan Kelompok Pendapatan, Tahun 1996 (Model tanpa
peubah demografi) ......................................................................
126
Elastisitas Pendapatan Korr~oditasPangan di Wilayah KT1 Menurut
Daerah dan Kelomwok Penclapatan. Tahun 1996 (Model d e w-a n
peubah demografi) ........................................................................ 128
Elastisitas Harga Sendiri Beberapa Komoditas Pangan di KT!, NTT.
Kalteng, Sulsel, dan Maluku, Tahun 1996 (Model tanpa peubah
demografi) ..........................................................................................
130
Elastisitas Pendapatan di KTI. NTT, Kalteng, Sulsel dan Maluku,
Tahun 1996 (Model tanpa peubah demografi) ................................... 132
Peningkatan Pendapatan yang Diperlukan untuk Memenuhi
Kebutuhan Konsumsi Energi dan Protein Rumahtangga
Berpendapatan Rendah, Tahun 1996 ..............................................
137
Pangsa Luas Areal dan Produksi Berbagai Komoditas Bahan
Pangan Wilayah KT1 Terhadap Nasional, Tahun 1996 ..................
139
Pangsa Luas Wilayah dan F1endudukKT1 Terhadap Nasional,
Tahun 1995 .....................................................................................
?41
Keragaan Tingkat Pendidikan Penduduk (berumur 10 tahun ke atas)
KT1 Menurut Wilayah, Tahurl 1996. .................................................. 142
DAFTAR GAMBAR
Keterkaitan Konsumsi dan Perrnintaan Pangan Rumahtangga
dengan Kualitas Sumberdaya Manusia ........................................
7
2.
Maksimisasi Utilitas dengan Kendala Garis Anggaran . .......... ... . .. . .
37
3.
Utilitas Tidak Langsung pada Tingkat Harga dan Pendapatan ..
39
4.
Efek Substitusi dan Efek Pendapatan dari Respon Perubahan Harga
43
5.
Respon Perubahan Pendapatan untuk 'normal goods' ......................
45
6.
Respon Perubahan Pendapatan untuk 'inferior goods' ......................
45
1.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Studi Terdahulu Tentang Pola Konsumsi, Permintaan Pangan dan
Masalah Gizi ........................................................................................
166
Metodologi Susenas 1996 .........................................................
168
Pengelompokan Jenis Pangan yang Dikonsumsi Rumahtangga
Susenas, 1996 ....................................................................
170
Daftar Konversi Berat dar~atau Bentuk Pangan yang Digunakan
Dalam Penelitian ..................................................................
171
Penurunan Elastisitas Harga dan Pendapatan dari Model "Almost
Ideal Demand System" ....................................................................... 172
Proporsi Pengetuaran Parrgan-Non Pangan Rumahtangga di KT1
Menurut Propinsi dan Daerah Tahun 1996 .......:.................................
776
Proporsi Pengeluaran Pangan-Non Pangan Rumahtangga di Daerah
Perkotaan dan Pedesaan KT! Menurut Propinsi dan Kelompok
Pendapatan Tahun 1996 ............................................................
177
Proporsi Pengeluaran Pangan dan Non Pangan Rumahtangga di
Daerah Perkotaan KT1 Menurut Propinsi dan Kelompok Pendapatan
Tahun 1996 ................................................................................
178
9. Proporsi Pengeluaran Pangan dan Non Pangan Rumahtangga di
Daerah Pedesaan KT1 Meriurut Propinsi dan Kelompok Pendapatan
Tahun 1996 ................................................................................
179
10. Proporsi Pengeluaran Parrgan dan Non Pangan Rumahtangga di
11.
Daerah Perkotaan dan Pedesaan KT1 Menurut Propinsi dan Klas
Konsumsi Energi Tahun 1996 ......................................................
180
Proporsi Pengeluaran Parigan dan Non Pangan Rumahtangga di
Daerah Perkotaan KT1 Menurut Propinsi dan Klas Konsumsi Energi
Tahun1996 .................................................................................
181
12. Proporsi Pengeluaran Parigan dan Non Pangan Rumahtangga di
Daerah Pedesaan KT1 Menurut Propinsi dan Klas Konsumsi Energi
Tahun1996 ................................................................................. 182
Halaman
Pola Pengeluaran Non Pangan Oleh Rumahtangga di KTI Menurut
Propinsi dan Daerah Tahun 1996 .............................................
183
Pola Pengeluaran Non Makanan oleh Rumahtangga di KT1 Menurut
Propinsi dan Kefompok Pendapatan, Tahun 1996 ........................
184
..........
186
Tingkat Konsumsi Pangan Surnber Karbohidrat oleh Rumahtangga
di KT1 Menurut Propinsi dan Daerah, Tahun 1996
....................
188
Tingkat Konsurnsi Pangan Surnber Karbohidrat oleh Rumahtangga
di KT1 Menurut Propinsi dan Kelornpok Pendapatan, Tahun 1996 ..
189
Tingkat Konsurnsi Energi Pangan Sumber Karbohidrat oleh
Rumahtangga di KT1 Menurut Propinsi dan Daerah, Tahun 1996 ....
191
Perkembangan Produksi Clbikayu di KTl, Tahun 1969-1996
Tingkat Konsumsi Energi Pangan Sumber Karbohidrat oleh
Rumahtangga di KT1 Menurut Propinsi dan Kelornpok Pendapatan.
Tahun 1996 ............................................................................. 192
Kandungan Protein Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat
Rumahtangga di KTI Menurut Propinsi dan Daerah, Tahun 1996 ....
194
Kandungan Protein Konsurnsi Pangan Sumber Karbohidrat
Rumahtangga di KT1 Menurut Propinsi dan Kelornpok Pendapatan.
Tahun 1996 ............................................................................
195
Tingkat Konsumsi Pangan Surnber Protein Hewani Rumahtangga di
KT1 Menurut Propinsi dan Daerah, Tahun 1996 ..........................
197
Tingkat Konsurnsi Pangan Sumber Protein Hewani Rumahtangga
di KT1 Menurut Propinsi dan Kelompok Pendapatan, Tahun 1996 ...
198
Tingkat Konsumsi Pangan Sumber Protein Nabati Rumahtangga di
KT1 Menurut Propinsi dan Daerah, Tahun 1996 ..........................
200
Tingkat Konsumsi Pangari Sumber Protein Nabati Rumahtangga di
KT1 Menurut Propinsi dan Kelornpok Pendapatan, Tahun 1996 .....
201
Parameter Dugaan Model LNAIDS Komoditas Pangan di Wilayah
KT1 dengan Peubah Demografi, Tahun 1996 (tanpa restriksi simetri)
202
Parameter Dugaan Model LNAIDS Kornoditas Pangan di Wilayah
KT1 dengan Peubah Demografi, Tahun 1996 (tanpa restriksi
homogen) ...................................................................................... 203
Parameter Dugaan Model LAIAIDS Komoditas Pangan di Wilayah
KT1 dengan Peubah Demografi. Tahun 1996 (tanpa restriksi
homogen dan simetri)
Pertumbuhan Luas Panen Komoditas Tanaman Pangan di KTI,
Tahun 1969-1995 . . .. . ... .. . . .. . .. . ... ... . .. . ........ ....... ...... .. . ..... . ...... ... ...
Pertumbuhan Luas Panerr Kornoditas Tanaman Hortikultura di KT!,
Tahun 1969-1996 ..... ....... ...... ... ... . ............................... .......... ....
.
Pertumbuhan Populasi Komoditas Ternak di KT!. Tahun 1969-1996
Perturnbuhan Produksi Komoditas Tanaman Pangan di KTI. Tahun
1969-1995 ... .. . .. . .. . .. . ,. . .. . .. . . . . . . . ...... ...... ....................... ..... ... . . . . . . ...
Pertumbuhan Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura di KTI.
Tahun 1969-1996 ..................................... ... . .. . ... .. .... ........ .. . .. ... ..
Pertumbuhan Produksi Komoditas Peternakan di KT!, Tahun 19691996 ... . . . . . .. ... ..................... ... ... ... . . . . .. . . .. ....... ... .. . ... ..... . ...... ........
Pengembangan 13 Kawasan Andalan di KT1
..... ...... ...... ......... . ...... ..
Elastisitas Harga dan Pendapatan dari Berbagai Studi Sebelumnya
Program Komputer Pendugaan Model Permintaan Pangan LA/AIDS
I. PENDAHULUAN
1.I.Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan rnendasar bagi manusia untuk dapat
mernpertahankan hidup, karenanya masalah pangan yang terkait dengan
penyediaan, distribusi, harga, konsumsi, permintaan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya merupakan topik yang menarik untuk dikaji.
Selain itu,
pangan seringkali dianggap sebagai komoditas yang strategis dan mencakup
hal-ha1 yang bersifat emosional bahkan politis (Amang, 1995a). Sernentara
itu, Huang dan Bouis (1995) menunjukkan bahwa perubahan pola rnakan
('dietary pattern') merupakan faktor pendorong perubahan struktural dalam
permintaan bahan rnakanan di Cina dan Taiwan.
Terjaminnya ketersediaan pangan dalam jurnlah yang cukup, kualitas
yang rnemadai dan tingkat harga yang terjangkau oleh penduduk merupakan
beberapa sasaran dan target yang ingin dicapai dalarn penyusunan dan
perumusan kebijaksanaan pangan nasional.
Ketidakstabilan persediaan
pangan dan atau bergejolaknya harga pangan pokok (beras) di Indonesia
telah terbukti dapat memicu munculnya kerusuhan nasional yang rnengarah
pada tindak kriminal.
Meningkatnya harga pangan yang berarti pula menurunnya daya beli
masyarakat dapat mengakibatkan menurunnya tingkat konsumsi dari sisi
kuantitas dan atau kualitas khususnya bagi kelompok
masyarakat
yang
berpendapatan rendah. Penurunan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan
penduduk dalam jangka pendek dapat menurunkan produktivitas kerja dan
dalarn jangka panjang akan berpangaruh terhadap status gizi dan kesehatan
masyarakat terutarna bagi kelornpok yang rawan gizi (anak balita dan ibu
harniltrnenyusui).
Dampak lanjutan dari rnenurunnya status gizi/kesehatan
kelornpok rawan gizi tersebut dalarn jangka panjang akan rnenurunkan
kualitas surnberdaya rnanusia Indonesia (Syarief, 1997).
Dalarn era globalisasi, dirnana salah satu cirinya adalah pentingnya
sumberdaya
rnanusia
yang
berkualitas,
rnaka
rnenurunnya
kuatitas
surnberdaya manusia lndonesia yang diakibatkan rnenurunnya konsurnsi
pangan akan
menurunkan daya
saing
internasional (Kartasasrnita, 1995). Oleh
bangsa di
kancah persaingan
karena itu penelitian tentang
pengaruh perubahan harga-harga dan pendapatan terhadap perrnintaan atau
konsurnsi pangan penduduk penting untuk dilakukan.
Justifikasi pentingnya dilakukan penelitian yang terkait dengan masalah
konsumsi dan perrnintaan pangan dikaitkan dengan adanya perubahan tingkat
harga dan pendapatan penduduk antara lain adalah untuk rnengestirnasi
besaran parameter konsurnsi dan perrnintaan. Hal ini sangat diperlukan bagi
pengarnbil kebijakan dalarn rnemprediksi kebutuhan pangan penduduk serta
darnpak
tingkat
apabila terjadi perubahan harga dan atau pendapatan terhadap
konsurnsi dan
perrnintaan pangan.
lnforrnasi tentang
estirnasi
parameter konsumsi dan perrnintaan pangan terutarna di wilayah-wilayah
yang secara geografis tidak mernungkinkan untuk rnernproduksi pangan untuk
mernenuhi kebutuhan pangan penduduk seternpat akan sangat mernbantu
pengarnbif keputusan dalarn rnerencanakan alokasi dan distribusi pangan dari
wilayah lain yang rnemiliki surplus pangan.
Oleh karenanya hasil kajian
masalah konsumsi dan perrnintaan pangan sangat diperlukan bagi pengarnbil
kebijakan untuk rnerumuskan kebijakan pangan di bidang
penyediaan,
distribusi, dan tingkat harga yang terjangkau dan dapat memenuhi kebutuhan
pangan penduduk. Selain itu hasil kajian perrnintaan dan konsumsi pangan
berdasar kelornpok pendapatan dan atau status gizi penduduk rnerupakan
rnasukan yang berrnanfaat bagi pengarnbil keputusan apabila akan dilakukan
intervensi atau program bantuan pangan untuk meningkatkan kesejahteraan
khususnya bagi kelornpok penduduk berpendapatan rendah atau berstatus
gizi buruk.
Pengetahuan tentang bagaimana pola konsumsi rurnahtangga
berubah karena adanya perubahan tingkat pendapatan dan harga-harga
dapat rnernbantu mernperkirakan darnpak dan pengaruh kebijakan yang
terkait dengan target dan sasaran yang akan dicapai.
Dari berbagai studi tentang permintaan pangan di Indonesia, kajian
yang rnenelaah perrnintaan pangan menurut kelompok pendapatan dan
rnengkaitkan dengan aspek gizi penduduk masih terbatas, dernikian pula
halnya dengan kajian konsurnsi dan perrnintaan pangan penduduk di wilayah
Kawasan Timur lndonesia (KTI). Oleh karena itu studi ini berrnaksud untuk
mengisi keterbatasan tersebut dengan mernfokuskan kajian pada rnasalah
pola konsumsi dan permintaan pangan berdasar keIompok pendapatan
penduduk di wilayah KT1 dikaitkan dengan status gizi.
1.2. Perurnusan Masalah
Konsurnsi dan permintaan terhadap suatu komoditi atau kelompok
komoditi antara lain sangat dipengaruhi oleh tingkat harga komoditi yang
bersangkutan, harga kornoditi lain yang rnerniliki hubungan dengan kornoditi
tersebut, tingkat pendapatan, dan selera. Dalam analisis jangka pendek dapat
diasumsikan tidak terdapat perubahan selera, oleh karena itu konsurnsi dan
permintaan
suatu
kornoditi
ditentukan
oleh
tingkat
harga-harga
dan
pendapatan. Apabila harga-harga di suatu wilayah (dengan data penampang
lintang) diasumsikan homogen, dengan demikian dapat dihipotesakan bahwa
penduduk (kelompok penduduk) yang rnemiliki tingkat pendapatan berbeda
akan rnemiliki pola konsurnsi dan permintaan yang berbeda pula. Oteh
karenanya adalah penting untuk rnengetahui bagairnana pola konsumsi dan
permintaan dari berbagai golongan pendapatan penduduk yang berbeda.
Apabila komoditas yang dikonsurnsi dibatasi pada komoditas pangan,
maka pengetahuan dan inforrnasi tentang poIa konsurnsi dan perrnintaan
pangan penduduk (rurnahtangga) pada berbagai golongan pendapatan
dikaitkan dengan aspek gizi akan bermanfaat dalam perurnusan kebijakan
pangan dan gizi sesuai dengan target dan sasaran yang akan dicapai.
Berbagai studi empiris mengenai pola konsurnsi dan perrnintaan pangan di
Indonesia menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan keragaannya berbeda
menurut daerah (kota, desa), musim, dan karakteristik sosial ekonomi (Teklu
dan Johnson, 1986).
lndonesia
yang
terdiri
dari
beribu-ribu
pulau,
menurut
tahap
pembangunan dan kondisi infrastrukturnya secara garis besar dibagi dalam
dua wilayah (kawasan) yaitu Kawasan Barat lndonesia (K81) dan Kawasan
Tirnur lndonesia (KTI). Cakupan wilayah KBI adalah propinsi-propinsi di pulau
Jawa. Bali, dan Surnatera, sedangkan yang termasuk wilayah KT1 meliputi
propinsi-propinsi di pulau Kalirnantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Timor Tirnur,
Maluku,
dan
lrian
Jaya
(Abustarn,
1997).
Dalarn
perkembangannya,
pembangunan ekonomi di wilayah KT1 relatif masih tertinggal dibanding KBI.
Berbagai ha1 yang menyebabkan relatif tertinggalnya pembangunan di wilayah
KT1 antara lain adalah (a) jumlah dan mutu sumberdaya rnanusia (SDM) yang
belum memadai dan penyebarannya tidak rnerata. (b) rendahnya minat
investor untuk rnenanarnkan modal karena terbatasnya sarana dan pwsarana
yang rnenyebabkan biaya investasi menjadi rnahal, dan (c) kondisi geografis
wilayah KT1 yang sebagian besar merupakan daerah kepulauan berirnplikasi
pada tingginya biaya transportasi, distribusi, dan manajemen dalam memenuhi
pangan dan kebutuhan lain bagi penduduk (Abustam, 1997).
Terkait dengan belurn mernadainya sumber daya rnanusia (SDM) di
wilayah KTI, penelitian Garcia dan Soelistianingsih (1998) rnenunjukkan
bahwa investasi SDM melalui pendidikan dan kesehatan merupakan cara
yang paling efektif untuk meningkatkan pendapatan wilayah (propinsi) dan
menurunkan disparitas pendapatan antar propinsi. Sernentara itu Syarief,
(1997) menunjukkan bahwa faktor konsumsi pangan yang rendah dan tak
bergizi
menyebabkan gizi
kurang
dan
pada
akhirnya
rnengakibatkan
rendahnya kualitas SDM.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat konsurnsi pangan
penduduk (rumahtangga) rnerupakan satah satu faktor yang menentukan
kualitas SDM, dimana peningkatan kualitas SDM merupakan cara yang efektif
untuk
meningkatkan
pendapatan
wilayah
dan
menurunkan
disparitas
pendapatan antar wilayah (propinsi). Sedangkan tingkat konsumsi pangan
rumahtangga ditentukan oleh tingkat pendapatan, harga-harga pangan. harga
kornoditi lain, dan selera. Selain itu tingkat konsumsi pangan juga dipengaruhi
oleh letak geografis (desa-kota) dan budaya setempat (misalnya adanya
pantanganltabu untuk mengkonsumsi jenis pangan tertentu). Permintaan
pangan rurnahtangga juga dipengaruhi oleh ketersediaan pangan baik di
tingkat rurnahtangga maupun di tingkat wilayah. Ketersediaan pangan di
tingkat wilayah ditentukan oleh besarnya produksi pangan di wilayah tersebut,
ekspor dan irnpor
ke dan dari wilayah lain serta proses distribusinya.
Sernentara itu ketersediaan pangan di tingkat rumahtangga dipengaruhi oleh
kemampuan
rumahtangga tersebut
dalam
memproduksi pangan
yang
dibutuhkan, pembelian (daya beli), dan pemberian (transfer) dari pihak lain.
Rurnusan rnasalah yang terkait dengan konsumsi dan permintaan pangan,
status gizi, dan kualitas SDM dapat dilihat pada Gambar 1.
Di tingkat wilayah :
Ditingkat rurnahtangga:
- stock
produksi sendiri
pembelian
pernberian
- stock
- produksi wilayah
-
- irnpor, ekspor
- distribusi
-
Lokasi daerah :
Pedesaan
- Perkotaan
-
r,
Karakteristik RT :
Jumlah anggota RT
struktur umur
- jenis urnur
pendidikan
lap. pekerjaan
-
Konsumsi dan
permintaan
pangan RT
-*
Sosial :
-golongan pendapatan
-selera
-kebiasaan rnakan
-pola makan
- pendapatan RT
- harga non-pangan
-
Garnbar 1 :
Keterkaitan Konsumsi dan Permintaan Pangan Rurnahtangga
dengan Kualitas Sumberdaya Manusia
Berbagai studi yang terkait dengan masalah konsumsi dan permintaan
pangan di Indonesia khususnya yang menggunakan data Susenas, cakupan
kajian yang spesifik rnenelaah wilayah KT1 masih terbatas. Dari berbagai hasil
studi pustaka yang dilakukan (Timmer dan Alderman, 1979, Kuntjoro, S.U,
1984;
Teklu dan Johnson, 1988, Pakpahan, 1988;
Tabor, Altemeier dan
Nugroho, ?989; Rachmat dan Erwidodo 1993; Harianto, 1994; Rachman dan
Erwidodo, 1994;
Hermanto, @
d, 4996),
terlihat bahwa cakupan kajian
konsurnsi dan permintaan pangan yang telah dilakukan umumnya adalah
agregat Indonesia, Jawa-Luar Jawa, dan atau spesifik propinsi (kelompok
propinsi) tertentu, belurn ditemukan kajian yang khusus mendalami propinsipropinsi di wilayah KT1 secara keseluruhan. Ofeh karena itu adalah menarik
untuk
rnengetahui bagaimana pola konsumsi dan
permintaan pangan
rumahtangga di propinsi-propinsi wilayah KT1 dikaitkan dengan aspek gizi
penduduk.
Adanya krisis ekonomi, bagi penduduk miskin di daerah pedesaan
maupun perkotaan secara mikro dapat diartikan menurunnya anggaran
belanja untuk pangan.
Hal ini berarti kuantitas dan atau kualitas (kalori)
makanan berkurang. Bagi penduduk dewasa, pengurangan makanan berarti
daya tahan tubuh
berkurang dan
pada gilirannya dapat
menurunkan
produktivitas kerja. Bagi anak-anak balita dan ibu hamiIlmenyusui penurunan
kuar~titaslkualitasmakanan berdampak sangat panjang. Menurut Linder. 1992
dan Levinger, (1995) seperti dikernukakan oleh Syarief, (1997) jumlah sel otak
bayi 90 persen terbentuk pada masa dalam kandungan, kernudian 10 persen
sisanya tumbuh sampai anak usia dua tahun. Pertumbuhan sel otak tersebut
akan sangat menentukan tingkat kecerdasan manusia di masa mendatang.
Permasalahan tersebut mendorong kita untuk menelaah lebih jauh
bagaimana kondisi pola konsumsilpengefuaran rumahtangga pada berbagai
kelompok pendapatan khususnya pada kelompok pendapatan rendah atau
bersatus gizi kurang. lnformasi ini penting apabila akan dilakukan intervensi
bantuan pangan atau program peningkatan kesejahteraan rumahtangga
miskin. Selain itu pemahaman terhadap masalah bagairnana respon mereka
terhadap perrnintaan (dan konsumsi zat gizi) dengan adanya perubahan
harga-harga pangan dan tingkat pendapatan akan berguna bagi pengambil
kebijakan di bidang pangan dan gizi.
Pemahaman terhadap pola konsumsi dan permintaan pangan di
wilayah KT1 penting dilakukan agar masalah kekurangan atau rawan pangan
seperti terjadi di lrian Jaya dan Maluku misalnya tidak terulang.
Dengan
mengetahui parameter (estimasi) konsumsi dan perminfaan pangan pada
berbagai golongan pendapatan rumahtangga di wilayah KT1 dapat dirumuskan
kebijakan yang terkait dengan rnasalah penyediaan pangan, distribusi. dan
antisipasi darnpak yang muncul apabila terjadi perubahan harga-harga dan
pendapatan penduduk. Selain itu mengingat pola konsumsi dan permintaan
dipengaruhi pula oleh kondisi geografis, maka pernilahan wilayah menurut
daerah perkotaan dan pedesaan juga penting untuk dilakukan.
1.3. Tujuan Penelitian
Secara urnum penelitian ini bertujuan untuk rnengetahui pola konsurnsi dan
permintaan pangan dan konsumsi zat gizi rumahtangga di daerah pedesaan
dan perkotaan wilayah KT1 rnenurut golongan pendapatan.
Secara rinci
penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Mempelajari
pola
konsumsi
rumahtangga
daerah
pedesaan
dan
perkotaan di wilayah KT1 rnenurut kelompok pendapatan.
2.
Mernpelajari
respon
perubahan
harga
dan
pendapatan
terhadap
perrnintaan pangan daerah pedesaan dan perkotaan di wilayah KT1
rnenurut kelornpok pendapatan dikaitkan dengan upaya pemenuhan
konsumsi zat gizi rurnahtangga.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Diperolehnya pernaharnan perilaku konsurnsi rurnahtangga di daerah
pedesaan dan perkotaan wilayah KT1 menurut kelompok pendapatan.
2.
Tersedianya data dan informasi tentang pola konsurnsi, dan estirnasi
parameter perrnintaan pangan menurut kelompok pendapatan dikaitkan
dengan upaya pemenuhan konsumsi zat gizi rumahtangga.
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
pengarnbil keputusan di bidang pangan dan gizi.
11. TINJAUAN PUSTAKA
Bagian ini akan mengulas berbagai studi tentang pola konsumsi,
permintaan pangan dan kaitannya dengan konsumsi zat gizi di lndonesia yang
telah dilakukan para peneliti terutama yang menggunakan data Survey Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas).
Tinjauan hasil studi ditekankan pada aspek
yang terkait dengan topik yang akan dikaji dalam penelitian.
I
Pola Konsumsi
Widjajanti dan Li (1996) telah melakukan analisis pola pengeluaran
pangan di daerah perkotaan dan pedesaan Indonesia tahun 1981 - 1993.
Data yang digunakan berasal dari Susenas 1981. 1984. 1987. 1990. dan 1993
yang telah dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Sesuai dengan
ketersediaan data yang dipublikasi, penelitian ini menggunakan data rata-rata
berdasar
kelompok
pengeluaran
sebagai
unit
analisis.
Kelemahan
penggunaan data rata-rata kelompok sebagai unit analisis adalah kurang dapat
menggarnbarkan
perilaku
rumahtangga
yang
sebenarnya,
kelebihannya adalah lebih mudah dalam manajemen data
Namun
karena dapat
rnemperkecil unit pengamatan, namun secara statistik jumlah pengamatan
masih valid.
Dalam analisis yang
dilakukan,
kedua penulis tersebut
menggunakan nilai mutlak dan pangsa (persentase) pengeluaran pangan dan
non pangan maupun untuk berbagai kelompok pangan, sedangkan untuk
menghitung besaran elastisitas
pendapatan berbagai kelompok pangan
digunakan model semi-logaritmic. Studi yang ditakukan Widjajanti dan Li
menyirnpulkan bahwa (1) terdapat perbedaan pola pengeluaran
lndonesia untuk daerah perkotaan
dan
pangan di
pedesaan, pola tersebut telah
rnengalami perubahan antar waktu. (2) elastisitas pendapatan untuk sebagian
besar kelompok pangan tebih besar di daerah pedesaan dari pada di
perkotaan. (3) dalam periode analisis terdapat kecenderungan penurunan
besaran nilai elastisitas pendapatan untuk biji-bijian khususnya di daerah
perkotaan, dan (4) relatif tingginya nilai elastisitas pendapatan untuk kelornpok
bukan pangan pokok seperti untuk daging, telur dan susu, dan buah-buahan
baik di perkotaan dan pedesaan mengisyaratkan adanya potensi yang besar
bagi pasar komoditas-komoditas tersebut di lndonesia di masa rnendatang.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hermanto,
(1997), Ewidodo, @
a
(1996), Sawit,
a&
(1998) masing-masing dengan menggunakan data
Susenas 1984, 1987, 1990, 1993 menemukan bahwa: (1) pangsa pengeluaran
untuk pangan rnasih lebih besar dibanding pengeluaran untuk non pangan,
pengeluaran untuk beras masih rnendominasi pengeluaran untuk pangan, (2)
tingkat keragarnan konsurnsi yang diukur dengan indeks Syrnson rnenunjukkan
bahwa pada kelornpok pendapatan rendah terdapat kecenderungan penurunan
keragarnan konsumsi pada periode 1984 - 1993. sedangkan pada kelompok
pendapatan sedang dan tinggi terjadi peningkatan; ha1 ini dapat diarlikan terjadi
kesenjangan pendapatan antara kelompok pendapatan rendah dan tinggi, (3)
konsurnsi pangan rnengarah ke menu yang berimbang, terutarna untuk
kelompok pendapatan sedang dan tinggi, (4)
untuk kornoditas hortikultura
rnenunjukkan kecenderungan peningkatan pada periode 1987 -1 993, dirnana
peningkatan konsurnsi komoditas sayuran lebih rendah dari pada buahbuahan, (5) konsurnsi pangan sumber protein rnenunjukkan kecenderungan
peningkatan pada periode 1987-1993, dan (6) pangsa pengeluaran pangan
rnenurun dengan meningkatnya rata-rata pendapatan. Dalarn analisisnya para
penulis tersebut
rnenelaah perubahan pola konsurnsi dan pengeluaran
rumahtangga dengan menggunakan tabulasi silang berdasar analisis besaran
nilai rnutlak dan atau dalarn bentuk proporsi.
Sernentara itu, Kuntjoro (1984) dengan rnenggunakan data Susenas
1978 rnenganalisis pola konsurnsi penduduk Indonesia rnenyimpulkan sebagai
berikut: (1) terdapat perbedaan pola konsurnsi penduduk dari golongan
pendapatan dan daerah yang berbeda, (2) proporsi anggaran belanja untuk
sumber karbohidrat masih cukup tinggi, terendah 29 persen dan tertinggi 59
persen untuk penduduk berpendapatan rendah, (3) anggaran belanja protein
hewani untuk sebagian besar penduduk pendapatan rendah relatif kecil, yaitu
di bawah 21 persen, dan (4) penduduk luar Jawa-Bali lebih banyak makan
ikan, dan proporsi anggaran belanja penduduk Jawa-Bali untuk daging lebih
tinggi dari pada penduduk luar Jawa-Bali.
2.2. Sistem Permintaan Pangan
Tirnmer dan Alderman (1979) menganalisis sistem perrnintaan pangan
dengan menggunakan data Susensas q976 dengan rnernbedakan wilayah
desa dan kota dari 12 kelornpok pendapatan. Unit analisis yang digunakan
adalah data rata-rata klas pendapatan untuk 24 propinsi dengan jurnlah
pengamatan sebanyak 1800 contoh. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk
mengestimasi respon harga oleh kelornpok pendapatan untuk kornoditas padi
dan ubikayu.
Model analisis yang digunakan adalah 'double-log quadratic'.
Hasil analisis menyimpulkan bahwa (1) untuk kornoditas padi dan ubikayu,
elastisitas pendapatan rnenurun dengan meningkatnya pendapatan,
(2)
elastisitas harga sendiri untuk kedua kornoditas tersebut berlaku urnurn dirnana
rneningkatnya
harga
akan
menurunkan
konsumsi
komoditas
yang
bersangkutan, dan (3) perubahan harga beras terhadap konsurnsi ubikayu
rnenurun dengan rneningkatnya pendapatan.
Analisis yang dilakukan oleh
Timrner dan Alderman tersebut rnenurut Harianto (1994) mendukung proposisi
bahwa mernungkinkan untuk rnengestimasi elastisitas harga sendiri dan harga
silang dengan menggunakan data penampang lintang, dirnana variabel harga
diperoleh dari hasil bagi nilai kornoditi dengan jumlah yang dikonsurnsi.
Narnun demikian penggunaan data rata-rata kelornpok pendapatan sebagai
unit analisis berarti mengabaikan adanya variasi pengeluaran dan pendapatan
di dalarn kelompok. Dengan demikian hasil estimasi elastisitas yang diperoleh
tidak rnerefleksikan pola konsumsi individu (rumahtangga) yang sebenarnya.
Kuntjoro (1984)
menganalisis perrnintaan bahan pangan penting di
Indonesia dengan menggunakan data Susenas 1978 dan data deret waktu
mengenai konsumsi, harga-harga, dan produk dornestik bruto (PDB) untuk
konsumsi rurnahtangga.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk
mempetajari hubungan antara tingkat konsumsi pangan dengan harga komoditi
yang bersangkutan, harga komoditi lain, dan pendapatan secara agregat
ataupun dirinci menurut golongan pendapatan dan daerah.
Dari parameter
agregat tingkat nasional diproyeksi kebutuhan pangan nasional tahun 1990 2000.
Dengan membagi penduduk menurut golongan pendapatan rendah-
sedang dan daerah pedesaan-kota dipelajari dampak perubahan pendapatan,
perubahan harga, dan kebijakan harga beras terhadap taraf hidup golongangolongan dari tingkat gizi penduduk.
Studi Kuntjoro (1984) rnenggunakan model analisis 'double-fog' Barten
yang dimodifikasi. Dari analisis tersebut dilakukan tiga macam estimasi
parameter permintaan yaitu analisis penampang lintang, analisis deret waktu,
dan analisis dengan metoda gabungan. Dalarn analisis penampang lintang
(data Susenas 1978) penduduk dibedakan menjadi tiga golongan pendapatan
berdasarkan konsumsi kalori dan dibedakan pula menjadi 10 daerah,
dan
komoditas yang dianalisis adalah beras, jagung, ketela pohon, ubi jalar, ikan
segar, ikan asinlkering, daging ternak, daging unggas, telur, kacang tanah,
tahu, tempe, kelapa, minyak goreng, gula merah, dan gula pasir.
penelitian antara
lain
menyimpulan bahwa:
(I)
pengaruh
Hasil
perubahan
pendapatan terhadap perrnintaan daging pada penduduk luar Jawa-Bati lebih
besar dibanding daerah lainnya, dan (2) batas golongan pendapatan rendah
yang mengkonsumsi kalori kurang dari 1700 kalori/kapita/hari setara dengan
pengeluaran 320 kg beras bagi penduduk desa dan 400 kg bagi penduduk
kota, padahal menurut pengelornpokan yang dilakukan Kuntjoro, penduduk
yang berpengel