Kinerja Sistem Manajemen Lingkungan IS0 14001 Pusat Metalurgi Mentok PT. Tambang Timah, Bangka

KINERJA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN I S 0 14001
Pusat Metalurgi Mentok PT. Tambang Timah, Bangka

OLEE:
ROMATlO WULANDARI

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT P.ERTANIAN BOGOR

IROMATIO WULANDARI. Kinerja Sistem Manajemen Lingkungan IS0 14001
IPusat Metalurgi Mentok PT. Tambang Timah, Bangka. Dibimbing oleh SOERYO
,LZDIWIBOWO dan PRASTOWO.
IS0 14001 adalah standar internasional Sistem Manajemen Lingkungan
(SML) yang dikembangkan oleh International Organizationfor Standardization
(ISO). IS0 14601 merupakan alat untuk mencapai dan mengontrol secara
sistematis tingkat kepedulian organisasi dalam mencegah pencemaran, pentaatan
1:erhadap peraturan perundang-undangan dan perbaikan terus menerus sejalan
tlengan kebijakan lingkungan organisasi Tujuan penelitian ini adalah mengkaji
perubahan kinerja lingkungan dan efisiensi usaha Pusat Metalurgi (Pusmet)
12lentok PT. Tambang Timah seteiah menerapkan SML I S 0 14001 dan menelaah
sejauh mana SML IS0 14001 yang diadopsi oleh Pusmet Mentok PT.Tambang

'Timah dapat digunakan untuk menghadapi perubahan situasi internal dan
eksternal organisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SML yang dikembangkan oleh
IPusmet belum sepenuhnya memenuhi ketentuan standar I S 0 14001, begitu juga
Inalnya dengan cara-cara yang ditempuh manajemen untuk memenuhi syarat
~manajemen bersangkutan kurang dikembangkan sesuai dengan kemampuan,
lkompetensi dan kemudahan untuk dijalankan oleh karyawan. Namun demikian,
lSML yang dikembangkan mampu meningkatkan kinerja lingkungan dan efisiensi
usaha organisasi. Permasalahan utama ketidaksesuaian penerapan SML Pusmet
1:erhadap standar IS0 14001 ban kecocokan teahadap kondisi organisasi adalah
lperan dan tanggung jawab yang tidak jelas, pemantauan dan tindakan pemeriksaan
:yang lemah serta pengendalian dokumen yang belum tertata dengan baik.

ABSTRACT

ROMATIO WULANDARI. Performance of Environmental Management System
IS0 14001 of the Pusat Metalurgi Mentok PT. Tambang Timah, Bangka. Ufider
the direction of SOERYO ADIWIBOWO and PRASTOWO.
IS0 14001 is an international standard on Environmental Management
System (EMS) developed by International Organization for Standardization (ISO).

IS0 14001-is a tool for achieving and systematically controlling organizationimposed levels of environmental performance .on pollution prevention, legal
compliance and continual improvement in line with its organizational policy. The
objective of this study is to examine whether the environmental performance and
company efficiency of Pusat Metalurgi (Pusmet) Mentok, PT. Tambang Timah,
Bangka, has been changed since the organization adopted EMS IS0 14001 in
1997. Furthermore, the study seeks to understand whether the Pusmet
management could develop and use its EMS effectively in response to changing
internal and external situation.
The result show that, the EMS of Pusmet has not been hlly maintain
conforms to the IS0 14001 standard as well as its suitability to management
capability and good management practices. But, on the other hand, the Pusmet
management has been quite successful in using EMS as a tool to increase its
environmental performance and company efficiency. Unclear role and
responsibilities, weak monitoring and checking process, and low effort on
document control are the main problems caused the EMS of Pusmet do not hlly
conform to IS0 14001 staildard as well as its suitability to company conditions.

SURAT PERNYATAAN
Bersama ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul "KINERJA
SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN I S 0 14001 Pusat Metalurgi

Mentok PT. Tambang Timah, Bangka" merupakan hasil karya saya sendiri dan
belum pernah dipublikasikan dimanapun. Semua sumber data dan informasi yang
digunakan sudah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Agustus 2002
Yang menyatakan,

Romatio Wulandari

NRP:P10500053

IUNERJA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN I S 0 14001
Pusat Metalurgi Mentok PT. Tambang Timah, Bangka

ROMATIO WULANDARI

Tesis
sebagai saiah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul tesis

: Kinerja Sistem Manajemen Lingkungan IS0 14001

Pusat Metalurgi Mentok PT. Tambang Timah, Bangka
Nama

: Romatio Wulandari

NRP

: P10500053

Program Studi


: Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing

P h '
Ir. Soeryo Adiwibowo, MS

Ir. Prastowo, M.Ena.

Ketua

Anggota

Mengetahui,
2. Ketua Program Studi Ilmu Pengelolaan

Sumberdaya Alarn dan Lingkungan

A\

Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni, MS

7 3 AUG 2002

Tanggal lulus: 29 Juli 2002

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 07 Desember 1978
sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Pdt.
Dr. Jan Sihar Aritonang dan Endang Pamerdihati Marmohadi
Sopater br. Lumbantobing. Pendidikan dasar dan menengah
ditempuh mulai tahun 1984 hingga 1996 di Jakarta.
Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Budidaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, lulus
pada bulan Juli tahun 2000. Pada bulan Februari tahun 2001, penulis diterima di
Program Magister Sains pada Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, dan
dinyatakan lulus pada bulan Juli 2002.

-


PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas
berkat dan penyertaan yang diberikan kepada penulis selama menempuh
pendidikan dan menyelesaikan tugas akhir ini. Kiranya karya kecil ini dapat
berguna sebagai penggugah terwujudnya pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan melalui pengembangan industri yang ramah lingkungan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
mereka yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan di IPB dan
menyelesaikan tugas akhir ini Ucapan terima ksih penulis sampaikan kepada
1. Bapak Ir. Soeryo Adiwibowo, MS, sebagai Ketua Komisi Pembimbing, atas

cakrawala baru pengelolaan lingkungan hidup yang dalam dan bertanggung
jawab, serta pemikirannya yang cerdas.
2. Bapak Ir. Prastowo, M.Eng., sebagai Anggota Komisi Pembimbing, atas
kesabarsnnya mengarahkan dan pemikirannya yang sistematis.
3. Seluruh staf pengajar dan administrasi PS. Ilmu Pengelolaan Sumberdaya

Alam dan Lingkungan (PSL) dan Program Pascasarjana IPB.

4. Seluruh staf Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH-IPB).
5. Seluruh staf Wasprod I Sungailiat, Pusat Metalurgi Mentok PT. Tambang

Timah dan PT. Timah Tbk, atas segala bantuan, keterbukaan dan pengalaman
yang mengesankan.
6. Papa, M o m , Kak Bin, dan "Adek" Unggul serta keluarga besar Aritonang

dan Marmohadi Sopater Ceyang kakung. eyang uti, tante dan oom) untuk doa
dan dorongan yang diberikan.
7. Keluarga Bapak Setiabudi Abdullah: Bapak, Ibu, Gara, dan Dinda, untuk

bantuan dan kenangan yang telah diberikan.
8. PSL 2000 Genap: Bu Muja, Mba Han dan "dede", "Tante" Rina, Ocha, Emmi,

Dayah, Dian, Pak Laode, Pak Heru, Bang Gurgur, Ginta, "Aa" Yan, dan
Apuk, untuk kebersamaannya dalam melewati tiga semester yang penuh
kenangan, semoga diberikan keberhasilan dalam menyelesaikan studi.
9. Seluruh teman-teman PSL 2000 dan 200 1.

10. Yu Ni clan teman-teman di Wismo Ayu, "Mbok'e" Arnis untuk semua yang


telah dilalui bersama selama 6 tahun, Mba Ervin, Rini, Intan, Heppy untuk
lagu-lagu indah yang dinyanyikan bersama, Desi, Lala, Umi, Titik, Ipit, Fitri,
Ane, Sofi, UKa, Dwi, Ari, Luki, Nia, Ferri, Ashan, dan Diah.
11.

Kru Sweet.com: Mas Supri, Gepeng, Heri dan Gondrong atas sweet.com-nya.

Kiranya Tuhan memberikan berkatnya pada kita semua.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian dan
penulisan karya tulis ini, namun biarlah pemikiran kecil dalam tesis ini dapat
~nenggugahkesalaran kita untuk lebih menghargai alam ciptaan Tuhan.

Bogor, Agustus 2002

DAFTAR IS1

DAFTAR TABEL .................................................................................

xi


DAFTAR GAMBAR

xii

...............................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

...

.......................................................................... xlll

1. PEMAHULUAN .............................................................................
1.1 Latar Belakang .............................................................................
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................
1.3 Tujuan dan Manfaat ......................................................................
1.3.1 Tujuan ..................................................................................
1 . 3.2 Manfaat ................................................................................
I1. TINJAU.bV PUSTAKA .....................................................................

2.1 Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ........................................
2.2 Standar Internasional Sistem Manajemen Lingkungan (SML)
I S 0 14001 ...................................................................................
2.2.1 Kebijakan Lingkungan .........................................................
3.3.2 Pereiicanaan ........................................................................
3.2.3 Penerapan dan Pengoperasian .............................................
2.2.4 Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi ......................................
2.3 5 Kaji Ulang Manajemen ........................................................

1
1
3
4
4
4

5
5

9
13
14
17
21
24

III . KER.LYGK.4 PEMIKlRAN .............................................................. 26
3.1 Pendekatan Studi ......................................................................... 26
3.2 Hipotesis ...................................................................................27
!V . METODE STUD1.......................................................................
4.1 \Vaktu dan Tempat .....................................................................
4.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian ...................................................
4.3 Metoda Pengumpulan Data ..........................................................
..
4.4 hletoda Analis~sData ...................................................................

28
28
28
28
29

V . HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 30
5.1 Kesesuaian dan Kecocokan .......................................................... 30
5.2 Efektifitas .................................................................................... 59
5.3 Manfaat SML ............................................................................
65

VI . KESlMPLJLAN DAN SARAN ........................................................

66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 68

No

Teks

Halaman

1 Manfaat Penerapan SML pada Beberapa Perusahaan ................................

8

2

Manfaat Penerapan SML IS0 14001 pada Beberapa Perusahaan .............

11

3

Kesesuaian dan Kecocokan SML LSO 14001 Pusmet Mentok ..................

31

4

Perkembangan Aspek Lmgkungan Pentmg Pusmet Mentok .....................

32

5

Resume Tujuan dan Sasaran SML IS0 14001 Pusmet Mentok.................

35

6

Kepedulian dan Kompetensi Pusmet Mentok .............................................

39

7

Keterkaitan Dokumen Prosedur (SOP dan WIF) ........................................

43

-8

Keterkaitan SOP EMS 4.4.6-01 (Penetapan dan Pemeliharaan Prosedur
Pelaksanaan Kegiatan) dan WIF pada Satuan Kerja ...................................

9

45

Perkembangan Pencapaian Program Manajemen Lingkungan
SML LSO 14001 Pusmet Mentok .................................................................

49

10 Ketidaksesuaian. Tindakan Koreksi dan Pencegahan.................................

54

11 Keterkaitan Dokumen Prosedur (SOP) dan Rekaman ................................

55

12 Pelaksanaan Audit SML dan Jum'ah Temuan ............................................

57

DAFTAR GAMBAR

No

Teks

Halaman

2

Pendekatan studi............................................................................................

27

3

~fisiensi'~onsumsi
~ i PPBT
r
~ a h u n2000-2001 .......................................

60

4

Efisiensi Konsumsi Air Peleburan Tahun 2000-2001 ................................

61

Efisiensi Konsumsi Listrik PPBT Tahun 2000-2001 ..................................

62

6

Ef%iensi Konsumsi Listrik Peleburan Tahun 2000-2001 ...........................

63

7

Efisiensi Konsumsi BBM PPBT Tahun 2000-2001 ...................................

64

8

Efisiensi Konsumsi BBM Peleburan Tahun 2000-2001.............................

65

5

.

No

Halaman

Teks

1 D~aftarNama Responden yang Diwawancara

.........2.......Hkisil
..........Lapang
...............

........................................
..............

70
72

3 P'erkembanganAspek Lingkungan Penting pada Satuan Kerja

Pusmet Mentok.................................... . .. ..........

4
5

6
7

.. . . . . .. .. ...........
K.eterkaitan SOP dan WIF ........................................ .. ........... ... . ..
K.eterkaitan SOP EMS 4.4.6-01 dan WIF pada Satuan Kerja .....................
Temuan Ketidaksesuaian ........................................ .. . .. .. . .. . . .. ...
K-eterkaitanSOP dan Rekaman .....................................................................

79
80
82

85
86

8 Fllow Chart (Bagan Alir) Kesesuaian Dokumen SML IS0 14001
p;ada Prinsip Perencanaan (Aspek Lmgkungan, Peraturan dan
Perundang-undangan, Tujuan dan Sasaran, Program Manajemen
Lingkungan) ...................................................................................................

90

9 Fl.ow Chart (Bagan Alir) Kesesuaian Dokumen SML IS0 14001

pada Klausul Aspek Lingkungan, Pengendalian Operasi serta
Pemantauan dan Pengdcwan............:.......................................................... 102

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Memasuki era pasar bebas yang berlaku mulai tahun 2003 dan
ditandatanganinya beberapa konvensi, deklarasi ataupun protokol internasional
sejak dari KTT Bumi di Stockholm tahun 1972 sampai Kyoto Protocol tahun
1997, masyarakat internasional ~nencoba untuk menyelaraskan keseimbzngan
kemajuan ekonomi dengan pelestarian sistem ekologi. Kepedulian lingkungan
dunia internaaional berkembang sejalan dengan berkembangnya gerakan
lingkungan yang mengecam perusakan lingkungan dan sumberdaya alam, disertai
dengan munculnya istilah kesadaran lingkungan (environmental consciousness) di
kalangan masyarakat internasional.
Perlunya peningkatan kesadaran lingkungan pada masyarakat sangat
penting untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, mengingat bahwa
sebagian besar kerusakan lingkungan bersifat antroposentris dan adanya faktor
pembatas yaitu daya dukung liilgkungan (Democratic Socialist Party, 1999). Bila
sebelum tahun 1980-an lingkungan dilihat sebagai suatu unsur biaya yang hams
dihindari, maka setelah tahun 1980-an pengelolaan lingkungan hidup dilihat
sebagai investasi masa depan dan penhgkatan daya saing. Kemudian terjadilah
perubahan paradigma lingkungan dari etika lingkungan dangkal (shallow
eizv~roim~eiztalisnt
ethics) ke ekologi lingkungan dalam (deep ecology ethics).
Etika lingkungan dalam menyatakan bahwa pertumbuhan ekologi hams
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan bahwa semua makhluk hidup adalah
sama tanpa ada yang merasa lebih berarti dibanding yang lainnya, dan yang
t erpenting adalah terjadinya keberlanjutan ekologis yang mempakan langkah awal
dari pembangunan berkelanjutan (Callenbach, et al, 1993). Etika lingkungan
dslam mengajarkan beberapa pokok pemikiran bahwa manusia adalah bagian dari
alam, ada hak hidup makhluk lain yang tidak boleh diperlakukan sewenangwenang, bahwa alam hams dilestarikan dan tidak dikuasai, pentingnya melindungi
keanekaragaman hayati, pentingnya menghargai dan memelihara tata alam
(Bonong, 1999).

Lingkungan

merupakan

suatu

sistem

yang

merupakan

tempat

berinteraksinya manusia dengan makhluk hidup dan komponen kehidupan
lainnya. Perkembangan industri dan eksploitasi sumberdaya seringkali memberi
dampak kerusakan lingkungan berupa pencemaran udara, air dan tanah, perusakan
vegetasi yang menyebabkan menurunnya daya dukung lingkungan serta
terganggunya interaksi sosial budaya di masyarakat. Adanya suatu sistem yang
mampu mengelola lingkungan diharapkan membantu terwujudnya keseimbangan
lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dan
diahinya halitas produk ekspor (environmentpreferable product) dalam bidang
industri dan perdagangan. Pelestarian sistem ekologi mencakup penerapan
ecolabeling pada industri, sistem eksploitasi yang bertanggung jawab, analisis
dampak lingkungan dan penerapan standar internasional untuk lingkungan.
International Organization for Standardization (ISO) yang didirikan pada
tahun 1947 mengeluarkan sebuah sistem manajemen lingkungan (SML)
internasional yaitu Seri IS0 14000 pada tahun 1996, dengan tujuan memajukan

p engembangan standar intern asional dan aktifitas terkait untuk pengembangan
barang dan jasa serta kejasama dalam aktifitas intelektual, ilmu pengetahuan,
teknologi dan ekonomi.' Standar IS0 14001 ditetapkan secara sukarela oleh
pemsahaan dan disusun dari berbagai standar nasional negara-nagara lain di dunia
untuk mencapai tujuan pelestarian lingkungan dan ekonomi, serta mendukung

pencegahan pencemaran dalam mencapai keseimbangan kebutuhan sosial
ekonomi (Technical Committee ISOiTC 207lSC 1,1996).
Rendahnya kesadaran pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan di
negara berkembang biasanya mengakibatkan industri mengalami kemunduran
produksi dan lingkungan mengalami kemunduran daya dukung. Selain itu,
fenomena yang berkembang di Indonesia adalah menurunnya kinerja lingkungan
suatu organisasi setelah mendapatkan sertifikat IS0 14001, yang dapat
menghambat usaha penyelarasan keseimbangan aspek ekonomi dan ekologi.
PT. Timah Tbk sebagai BUMN berkelas dunia yang bergerak di bidang
penambangan timah putih dalam kurun waktu antara tahun 1997-2000 telah
menerapkan SML di perusahaan-perusahaan anak dan telah mendapatkan lima

' www.i~~.cWinfbelintro.htm
[6 Mei 20011 dan www.tc207.org/faas/faas [6Mei 200 11

sertifikat SML IS0 14001. PT. Tambang Timah mendapat empat sertifikasi SML
IS0 14001 dan PT. Timah Industri mendapat satu sertifikasi SML IS0 14001.
Sertifikasi PT. Tambang Timah meliputi Pusat Metalurgi (Pusmet) Mentok
(1997), Balai Karya Air Kantung (1998), Kapal Keruk III dan Pencucian Bijih
Timah Kundur serta Pengawasan Produksi (Wasprod) I Sungailiat (2000) (PT
Timah Tbk, 2000b). Sertifikasi SML IS0 14001 Pusmet Mentok PT. Tambang
Timah mencakup satuan kerja Ekspedisi Muatan Kapal Laut, Pusat Pengolahan
Bijih Timah, Material Produksi, Peleburan, Kendali Mutu, Laboratorium,
Penelitian dan Pengembangan, Operasi Perawatan IV (Permesinan dan Balai
Karya Listrik), Balai Karya, PLTD, Gudang Mentok, Pelayaran, Administrasi
Perusahaan dan Pengawas Lingkungan Kerja.
PT. Tambang Timah adalah perusahaan anak PT. Timah Tbk yang
merupakan perusahaan terbesar di dunia penambangan terpadu, termasuk dalam
kategori perusahaan penambang timah dengan biaya produksi terendah. PT.
Tambang Timah menjadikan SMI, IS0 14001 sebagai tolok ukur peningkatan
secara berkala, untuk menjamin tercapainya peningkatan efektifitas dan efisiensi
pelestarian lingkungan secara berkesinambungan, dan menempatkan SML IS0
14001 sebagai landasan pijak dalam mewujudkan cita-cita menjadi pemimpin
dalam melaksanakan konservasi sumberdaya alam dan pencegahan terjadinya
dampak negatif terhadap lingkungan di setiap titik proses produksi di daerah
operasinya (PT Timah Tbk, 2000a).
1.2 Perumusan Masalah

Fusmet Mentok merupakan salah satu satuan kerja di lingkungiin PT.
'Tambang Timah selaku perusahaan anak PT. Timah Tbk yang telah memperoleh
sertifikat Sistem Manajemen Mutu (SMM) IS0 9002 pada tahun 1995 dan SML
[SO 14001 pada tahun 1997. Setelah hampir lima tahun (1997-2002) Pusmet
imenerapkan SML IS0 14001, menjadi menarik untuk ditelaah sejauh mana sistem
:yang diadopsi mampu meningkatkan kinerja lingkungan dan efisiensi usaha
rarganisasi. Sebab, dengan adanya peningkatan kinerja lingkungan dan efisiensi
usaha organisasi, maka organisasi dapat lebih mempunyai kemampuan untuk
~nenghadapi perubahan situasi internal dan eksternal organisasi. Berkenaan

dengan ha1 tersebut, maka muncul pertanyaan yang mendorong dilakukannya
penelitian ini, yaitu sejauh mana SML IS0 14001 yang diterapkan oleh Pusmet
Mentok dapat meningkatkan kinerja lingkungan dan efisiensi usaha organisasi
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
1. Mengkaji perubahan kinerja lingkungan dan efisiensi usaha Pusmet Mentok

PT. Tambang Timah setelah menerapkan SML IS0 14001.
2. Menelaah sejauh mana SML IS0 14001 yang diadopsi oleh Pusmet Mentok

PT. Tambang Timah digunakan untuk menghadapi perubahan situasi internal
dan eksternal organisasi.
1.3.2 Manfaat

Penelitian hi diharapkan bermadaat bagi Pusmet Mentok PT. Tambang
Timah dalam meningkatkan kinerja lingkungan dan efisiensi usaha organisasi
serta mencari solusi terhadap perubahan situasi internal dan eksternal organisasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Manajemen Lingkungan (SML)

Sebelum tahun 1980-an lingkungan dilihat sebagai suatu unsur biaya yang
hams dihindari dan setelah tahun 1980-an pengelolaan lingkungan hidup dilihat
sebagai investasi masa depan dan peningkatan daya saing. Dengan terjadinya
proses-proses di atas maka terjadilah pembahan paradigma lingkungan dari etika
lingkungan dangkal (shallow environmentalism ethics) ke etika lingkungan dalam
(deep ecology ethics). Etika lingkungan dalam menyatakan bahwa pertumbuhan
ekologi hams sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan bahwa semua makhluk
hidup sama tanpa ada yang merasa lebih berarti dibanding yang lainnya, dan yang
terpenting adalah terjadinya keberlanjutan ekologis yang merupakan langkah awal
dari pembangunan berkelanjutan (Callenbach, et al, 1993). Etika lingkungan
dalam mengajarkan beberapa pokok pemikiran bahwa manusia adalah bagian dari
alam, ada hak hidup makhluk lain yang tidak boleh diperlakukan sewenangwenang, bahwa alam hams dilestadcan dsn tidak dikuasai, pentingnya melindungi
keaneka-ragaman hayati, pentingnya menghasgai dan memelihara tata alam
(Borrong, 1999).
Kepedulisn hgkungan dunia internasional berkembang sejalan dengan
berkembangnya gerakan lingkungan yang mengecam perusakan linglcungan dan
sumberdaya alam disertai dengan munculnya istilah kesadaran lingkungan
(envirormtental consciousness) di kalangan masyarakat internasional. Perlunya
peningkatan kesadaran lingkungan di masyarakat sangat pentkj, mengingat
bahwa sebagian besar kerusakan lingkungan bersifat antroposentris dan adanya
faktor pembatas yaitu daya dukung lingkungan. Gerakan lingkungan bertujuan
untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (Democratic Socialist Party,
1999).
SML dimulai pada tahun 1992 dengan adanya British Standard 7750 dan
tahun 1993 dengan adanya EMAS (Eco Management and Audit Schemes) serta
terakhir pada tahun 1996 dengan adanya IS0 14001. Keuntungan adanya SML
adalah terjadinya kesesuaian dengan peraturan perundang-undarigan, kesesuaian
dengan keinginan konsumen, peningkatan proses pemasaran organisasi,

penggunaan sumberdaya secara lebih baik, pengurangan biaya operasi, proses
komunikasi yang baik, peningkatan kualitas produk dan kegiatan, penyederhanaan
fungsi kerja, peningkatan keselamatan kerja, peningkatan citra publik, pentaatan
pada kebijakan, perbaikan kepercayaan diri manajemen, kepuasan organisasi dan
personel, perbaikan kinerja, kerjasama yang baik dengan pemasok, peningkatan
unjuk kerja, peningkatan akses penanaman modal, pembatasan ketidaksesuaian,
penghematan biaya asuransi dan transfer teknologi (elements, 1996).
Manfaat dari penerapan SML pada beberapa perusahaan nasional dan
internasional dapat dilihat dari proiil beberapa perusahaan berikut (ringkasan
dapat d i i a t pada Tabel 1 halaman 8). Gmp Danone mengalami efisiensi usaha
seperti penghematan energi dan air serta pengolahan limbah, sehingga bisa
beroperasi secara ekonomis dan berkelanjutan, program ini telah berhasil untuk
kurun waktu lima tahun. Selain itu terjadi efisiensi daur ulang yang mencapai
50%, pengurangan polusi dan peningkatan citra perusahaan sebagai perusahaan

yang peduli lingkungan dan menghasilkan produk yang ramah lingkungan.2
Mustika Ratu yang dikenal sebagai perusahaan kosmetik besar di Indonesia,
mengalami efisiensi usaha seperti penghematan ongkos produksi dari sistem daur
ulang dan peningkatan citra perusahaan sebagai perusahaan yang peduli
lingkmgan dan menghasilkan produk yang ramah lingkungan.'
Hershey's yang bergerak di bidang makanan dan minuman, mengalami

efisiensi usaha seperti terlaksananya program konservasi sumberdaya alam,
penghematan dari dilakukannya daur ulang dan pengolahan limbah, peningkatan
kepedulian terbadap kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dan konsumen
serta peaingkatan citra perusahaan sebagai perusahaan yang peduli lingkungan

dan menghasikan produk yang ramah lingkungan.' GreenMarketplace sebagai
situs

penyedia

barang-barang

"hijau",

mengalami

kepuasan

karena

keberhasilannya dalam mendidik konsumen tentang peduli lingkungan, adanya
peningkatan citra perusahaan sebagai perusahaan yang peduli lingkungan dan

* www.danone.com/environmentalDolicv.html [18 September 20011
3

www.mustika-ratu.co.idbrofi1e.m
[21 September 20011
www.h e r s h e y ~ . c o m / s o c i a l r e s ~ o n ~ i b l e / e n v i 1 Agustus
[ 1 0 200 11

+

menjual hanya produk yang ramah lingkungan serta mampu menyisihkan $10 dari
setiap penjualan produknya untuk pelestarian lingkungan.'
Coca Cola mengalami efisiensi usaha seperti peningkatan citra perusahaan
sebagai perusahaan yang peduli lingkungan dan menghasillcan produk yang ramah
lingkungan.6 The Body Shop sebagai industri kosmetik bertaraf internasional,
mengalami efisiensi usaha seperti penghematan energi, pengolahan limbah dan
pengawasan kualitas lingkungan dan peningkatan citra perusahaan sebagai
perusahaan yang peduli lingkungan dan menghasilkm pioduk yang ramah
lingkungan.
Microelectrics sebagai produsen komponen semikonduktor optoelektronik,
mengalami penurunan dampak lingkungan karena

adanya pencegahan

pencemaran yang lebih efektif, efisiensi bisnis, konsumsi air dan energi serta
mampu mereduksi emisi PFC dalam operasionalnya (Houthuysen, 2000). Danish
sebagai sebuah perusahaan di Denmark, mengalami perkembangan positif dalam
kinerja lingkungannya seperti adanya rapi bersih dan kepedulian, rasa tanggung
jawab, peningkatan kredibilitas pada konsumen, penurunan bahkan penghilangan
da~npaklingkungan, pengembalian modal investasi yang cepat, peningkatan
penjualan, perbaikan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja serta
penghematan sumber daya (Pedersen dan Nielsen, 2000).
Kunda Nordic Cement sebuah pabrik semen di Estonia, menjalankan SML

sehingga mampu mengurangi polusi udara dan menurunkan kadar debu dengan
jumlah produksi yang meningkat (Randmer, 2000). Fresner (2000) yang
menangani tiga kasus perusahaan kecil dan sedang di Augria menyatakan bahwa
dengan diterapkannya SML produksi bersih (cleaner production) bersama-sama
dengan IS0 14001 pada ketiga perusahaan i t -memberikan dampak positif berupa
penghematan konsumsi air dan gas, kandungan bahan organik, penggunaan bahan
kimia yang lebih ramah lingkungan, penghematan bahan kimia, pengelolaan
limbah yang baik, produksi bersih menjadi lebih efisien dan penghematan ongkos
produksi.
www.gteenmarketDlace.mm/standar&.html [lo Agustus 20011 *
www.cocacola.comlwhatwedo.html [18September 20011
7
www.bodvsho~.com/environmentaluolicv.html
[loAgustus 2001)
6

Anguera et al. (2000) menyatakan bahwa pada usaha perhotelan yang
menerapkan SML dihasikan penghematan konsumsi energi, air dan bahan kimia,
p e n m a n emisi gas dan perbaikan operasional. Selain itu pada usaha perhotelan,
SML dapat menjadi perangkat penting dalam memperbaiki hubungan perusahaan
turisme dengan lingkungan dan membawa penghematan biaya, energi dan air,
pengelolaan limbah yang baik, dan meningkatkan citra hotel. Bahkan suku Indian
Arnerika menggunakan SML untuk membantu mereka melindungi sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui dan pentaatan pada peraturan kesukuan
((Evers,2000).
Adanya SML IS0 14001 mampu memperbaiki penerapan SML lainnya
seperti environmental, health and safety (EHS) menjadi lebih tersistematis, seperti
yang dialami oleh Jebsen & Jessen Pte Ltd (Toffel, 2000). Bridgen dan Helm
1(2000) menyatakan bahwa ada lima perbaikan kinerja lingkungan yang terjadi
dalam penerapan SML, yaitu pengelolaan limbah yang aman, perbaikan kualitas
.udara, perbaikan kualitas air, perbaikan manajemen ketaatan dan prosedural yang
'tepat.
Tabel 1. Manfaat Penerapan SML pada Beberapa Perusahaan
Nama organisasi
penerap SML
Danom
Mustika Ratu
Hershey's
Green Market
Coca Cola

Penghematan

Pengelolaan
li
gan

Manfaat SML
Citra
KepedUlian
organisasi

Lainnya

0

Pendidikan dan
usaha pelestarian

l3

Microelectric
Pengembalian modal

Kunda Nordic Cement
Perusahaan Austria
Perhotelan
Suku Indian
Jebsen & Jessen Pte
Ltd
EPA Region

Peahatan peratwan

kesukuan

-

Kineja SML lain
lebih sidematis
Manajanea keta*
dan prosedural

9

2.2 Standar Internasional Sistem Manajemen Lingkungan (SML) IS0 14001

IS0 (International Organization for Sta&rdization)

adalah organisasi

non pemerintah yang didirikan pada tahun 1947 di Jenewa dengan tujuan
memajukan pengembangan standar internasional dan aktifitas terkait untuk
pengembangan barang dan jasa serta kerjasama dalam aktifitas intelektual, ilmu
pengetahuan, teknologi dan ekonomi8 Standar IS0 14001 ditetapkan secara
sukarela cleh perusahaan dan disusun dari berbagai standar nasional negaranagara lain di dunia untuk mencapai tujuan pelestarian lingkungan dan ekonomi,
serta mendukung pencegahan pencemaran dalam mencapai keseimbangan
kebutuhan sosial ekonomi (Technical Committee ISOITC 207lSC 1, 1996).
SML mengarahkan perusahaan pada alokasi sumberdaya, . pemberian
tanggung jawab dan evaluasi atas kegiatan, proses dan prosedur yang ada (Sunu,
2001). SML adalah bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang mencakup
struktur, rencana kegiatan, tanggung jawab, kegiatan, prosedur, proses dan
sumberdaya untuk pengembangan, pelaksanaan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan lingkungan organisasi. Kinerja lingkungan adalah hasil
SML yang dapat diukur, yang berkaitan dengan pengelolaan aspek lingkungan
organisasi dan didasarkan pada kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan
organisasi. Evaluasi kinerja lingkungan adalah proses pengukuran, anzlisis,
penilaian, pelaporan dan komunikasi kinerja lingkungan organisasi melalui
kriteria yang telah ditetapkan oleh manajemen (Technical Committee ISO/TC
207/SC 4, 1996). IS0 14000 mengarah pada kesesuaian dengan keinginan
konsumen termasuk dalgm ha1 pentaatan pada peraturan perundang-undahgan
serta ketentuan yang bersifat wajib lainnya, proses yang terkontrol, perbaikan
terus menerus yang sesuai dengan keinginan konsumen dan juga dengan prioritas
dan tujuan internal organisasi (Fredericks dan McCallum, 1995).
Manfaat dari penerapan SML IS0 14001 pada beberapa perusahaan
nasional dan internasional dapat dilihat dari profil beberapa perusahaan berikut
(ringkasan dapat dilihat pada Tabel 2 halaman 11). PT. Timah Tbk melalui
beberapa anak perusahaan PT. Timah Tbk yang telah mendapatkan sertifikat ISQ
14001 memperoleh efisiensi usaha seperti penghematan energi (penghematan
www.iso.chlinfoeIintro.htm[6 Mei 20011 dan www.tc207.ore/faas/faas main.htm [6 Mei 20011

biaya produksi), peningkatan keunggulan dalam bersaing di pasar modal dunia
(London Stock Exchange) dan nasional (Bursa Efek Jakarta) yang meningkatkan
laba bersih dan labs saham, peningkatan citra perusahaan sebagai perusahaan
yang peduli lingkungan dan menghasilkan produk ramah lingkungan serta
peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja dimana terjadi p e n m a n
angka k e m a t i a ~ ~
Beberapa perusaha an kecil dan sedang yang bertempat di Hackefors

Industrial District Swedia yang bergabung dalam memperoleh sertifikat I S 0
14001, memperoleh keuntungan berupa penghematan dan adanya dampak
komersial serta perbaikan lingkungan (pengelolaan limbah, reuse, p e n m a n
emisi, efisiensi energi, bahan baku dan transportasi) (Ammenberg, et al., 2000).
Grup UBS merupakan bank hasil merger Union Bank of Switzerland dan Swiss
Bank Corporation yang memperoleh sertifikat IS0 14001 pada tahun 1999 dan
memperoleh keuntungan berupa penghematan konsumsi listrik dan energi panas,
dan peningkatan citra sebagai bank pertama di dunia yang peduli lingkungan
karena memasukkan lingkungan dalam resiko lingkungan pada kegiatan usaha
investor dan penerima pinjaman (Furrer dan Hugenschmidt, 2000).
Keuntungan yang diperoleh dari penerapan IS0 14001 bagi kotapraja
adalah adanya struktur sistem manajemen yang bertitik tolak pada perbaikan terus
menerus, adanya perhetian tentang isu lingkungan dan pengembangan
perencanaan dan program kerja jangka panjang, dan memperbaiki pemahaman
antar perso~ieltentang adanya dampak yang dihasilkan pada lingkungan dan
tanggung jawab masing-masing kelompok dakm pelayanan (Bekkering, 1998).
Keuntungan dari diterapkannya ISO 14000 menurut Fredericks dan McCallum
(1995) adalah adanya peningkatan pentaatan pada peraturan perundang-undangan,
memfasilitasi transaksi keuangan dimana lingkungan juga diperhitungkan,
mengurangi biaya yang berkaitan dengan audit konsumen, kemampuan
menawarkan kontrak keja, kekuatan pasar, pengembalian nilai ekonomi dari
adanya efisiensi sumber daya dan kemampuan untuk beradaptasi pada perubahan
yang terjadi. IS0 14000 merupakan SML yang unik karena sistem tersebut dapat
mengidentifikasi dampak, dapat menilai penting atau tidaknya dampak, terdapat

penetapan

tujuan

dan

sasaran,

dan

manajemen

mempunyai

hgsi

mengadaptasikan sistem agar terjadi kesesuaian dengan standar.
Tabel 2. Manfaat Penerapan SML IS0 14001 pada Beberapa Perusahaan
Nama organisasi
penerap SML
Hackefors
Grup UBS

Penghematan

Pengelolaan
gan

Manfaat S M L
Citra
organisasi

Lainnya

0
Pabaikantaus .
Menems
Pentaatan pfaundangundangan,nilai
ekonomi dan
kekuatsn pasar

Kota praja
Fredericks

Dalam SML IS0 14001 terdapat lima prinsip, yaitu:

'

1. Kebijakan lingkungan

2. Perencanaan

3. Penerapan dan pengoperasian

4. Pemeriksaan dan tindakan koreksi
5. Kaji ulang manajemen

(Technical Committee ISOITC 207lSC 1, 1996).
Keterkaitan lima prinsip pokok IS0 14001 dapat dilihat pada Gambar 1 halaman

Perbalkan terus menerus

4.2 Kebijakan llngkungan

4.6 Kaji ulang manajernen

4.3 Perencanaan
4.3.1 Aspek lingkungan
4.3.2 Peraturan dan perundang- undangan
4.3.3 Tujuan dan sasaran
4.3.4 Program manajemen lingkungan

4.5 Pemerikman dan tindakan korekd
4.5.1 Pemantauan dan pengukuran
4.5.2 Ketidaksesuaian,tindakan koreksi
dan pencegahan
4.5.3 Rekaman
4.5.4 AcdR stgem manajemen lingkungar.

I

4.4 Penerapan dan pengoperadan
4.4.1 StruMur, peran dan tanggung jawab
4.4.2 Pelatihan, kepeduiian dan kompetensl
4.4.3 Komunikasi
4.4.4 Dokumentasi sistem manajemen
lingkungan
4.4.5 Pengendalian dokumen
4.4.6 Pengendalian operasi
4.4.7 Kesiagaan dan tanggap darurat

Gambar 1. Siklus SML IS0 14001

2.2.1 Kebijakan Lingkungan (Klausul4.2)

Dalam perkembangan industri, lingkungan menjadi faktor penting pada
perencanaan strategis organisasi, karena adanya peningkah kesadaran untuk
melindungi lingkungan. Manajemen mempunyai tanggung jawab untuk
membuktikan kemampuan organisasi dalam mematuhi peraturan perundangundangan melalui kebijakan lingkungan yang dibuat dan operasional, serta
implementasi di lapang. Komitmen manajemen puncak dalam praktek menjaga
lingkungan dinyatakan dalam suatu kebijakan lingkungan yang ditandatangani
oleh eksekutif organisasi tertinggi dan mencakup visi organisasi tentang
lingkungan dan komitmen perbaikan terus menerus (Oliveira de, 1996).
Kebijakan

lingkungan

merupakan

.

penggerak

penerapan

dan

penyempurnaan SML organisasi, sehingga kebijakan lingkungan hams dipelihara
dan disernpurnakan. Pelaksanaan kebijakan lingkungan ditentukan oleh komitmen
manajemen puncak dan karyawan, namun komitmen manajemen puncaklah yang
paling penting (Casio, et al., 1996). Kebijakan lingkungan mencakup komitmen
perbaikan terus menerus, pencegahan pencemaran dan pentaatan terhadap
peraturan perundang-undangan, serta harus cukup spesifik untuk membentuk
dasar aksi yang nyata bukan hanya slogan. Kebijakan lingkungan harus
diimplementasikan, dipelihara dan dikomuliibasikan kepada seluruh bagian
organisasi dan tersedis untuk pubiik (Fredericks dan McCallum, 1995).
Kebijakan lingkungan juga merupakan refieksi komitmen manajemen
puncak untuk memenuhi peraturan hukum yang ada dan mencapai tujuan dan
sasiran serta program manajemen lingkungan organisasi yang telah ditetapkan
sebagai usaha perbaikan secara terus menerus dan pendorong bagi penerapan dan
peningkatan SML organisasi, sehingga kinerja lingkungannya dapat terpelihara
dan ditingkatkan (Sunu, 2001). Dalam standar dinyatakan bahwa manajemen
puncak hams menetapkan suatu kebijakan lingkungan dan memastikan bahwa
kebijakan tersebut sesuai dengan sifat, skala dan dampak lingkungan dari
kegiatan, produk atau jasanya, mencakup komitmen akan adanya perbaikan terus
menerus dan pencegahan pencemaran serta pentaatan pereturan dan perundang&dangan lingkungan yang relevan, dan ketentuan lain yang dijadikan acuan oleh
pihak perusahaan, memiliki kerangka kerja untuk menetapkan dan mengkaji

t.ujuan

dan

sasaran,

didokumentasi,

diterapkan

dan

dipelihara

serta

tlikomunikasikan kepada seluruh karyawan, dan tersedia untuk keperluan umum
(Technical Committee ISOITC 207lSC 1, 1996).
Mekanisme penyebarluasan kebijakan lingkungan pada karyawan bisa
lewat penerbitan surat manajemen puncak, penerbitan pada surat kabar organisasi,
penampilan gambar, pemberitahuan lisan secara perorangan, namun yang paling
efektif adalah presentasi pada semua karyawan oleh supervisor atau manager,
tlimana dalam presentasi ini dilakukan penjelasan tentang kebijakan lingkungan
dan diskusi tentang tujuan kebijakan lingkungan untuk mendapatkan cara
l~encapaianyang sesuai dengan sumber daya dan jangka waktu yang tersedia
(Oliveira de, 1996).
:2.2.2 Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses atau tahapan yang menciptakan kondisi
sedemikian sehingga organisasi dapat melaksanakan kegiatannya sesuai dengan
lrebijakan lingkungan yang didasarkan pada informasi yang benar dan usulan
internal maupun harapan organisasi tentang kinerja lingkungan (Casio, et al.,
1996).

:2.2.2.1 Aspek Lingkungan (Klausul4.3.1)

Dalam kajian awal perencanaan dilakukan evaluasi kegiatan, produk dan
j,asa organisasi yang mempunyai interaksi dengan lingkungan serta identifikasi
i~su-isulingkungan. Organisasi mendefinisikan .aspek yang dapat berinteraksi
ciengan lingkungan serta bagaimana cara mengontrol atau menanganinya
(Fredericks dan McCallum, 1995).
Aspek lingkungan adalah elemen dari kegiatan, produk atau jasa, yang
lberinteraksi dan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik dalam keadaan
normal, abnormal, maupun danu-at. Dampak lingkungan adalah perubahan

llingkungan baik yang merugikan ataupun menguntungkan, yang secara
lkeseluruhan ataupun sebagian disebabkan oleh kegiatan, produk atau jasa
~organisasi.Dalam standar dinyatakan bahwa organisasi hams menetapkan dan
~memeliharaprosedur untuk mengidentifikasi aspek lingkungan dari kegiatan,

produk atau jasanya, yang dapat dikendalikan dan diharapkan mempunyai
pengamh, dalam rangka mengukur hal-ha1 yang memiliki atau dapat memiliki
dampak penting pada lingkungan. Organisasi hams dapat memastikan bahwa
aspek lingkungan penting dimasukkan dalam tujuan dan sasaran. Informasi
tentang aspek lingkungan penting disimpan secara berkala (Technical Committee
ISOITC 207lSC 1, 1996).
2.2.2.2 Peraturan dan Perundang-undangan (Klausul4.3.2)

Peraturan perundang-undangan

yang

dimaksud adalah peraturan

perundang-undangan yang spesiflk pada kegiatan, produk d m jasa orgag ha si
(Sunu, 200 1). Dalam standar dinyatakan bahwa organisasi hams menetapkan dan
memelihara prosedur u t u k mengidentifikasi dan mengakses peraturan dan
perundang-undangan atau ketentuan lainnya yang diikuti oleh perusahaan, yang
berlaku bagi aspek lingkungan dari kegiatan, produk atau jasanya (Technical
Committee ISOITC 201lSC 1, 1996).
2.2.2.3 Tujuan dan Sasaran (Klausul4.3.3)

Pengelolaan aspek lingkungan yang dapat dikendalikan, membutuhkan
arahan tujuan dan sasaran yang tepat, sehingga dampak lingkungan yang timbul
dapat ditekan seminimal mungkin. Tujuan dan sasaran yang ditetapkan sesiuai
dengan kebijakan lingkungan dan komitmen pencegahan pencemaran adalah
tindakan pencegahan terhadap pencemaran. Namun tujuan dan sasaran bukanlah
suatu alat yang hams dibuktikan kemampuannya dalam mencegah pencemaran
(Casio, et al., 1996).
Hasil dari identifikasi dampak digunakan untuk menetapkan tujuan
organisasi dengan mempertimbangkan relevansi peraturan perundang-undangan
dan ketentuan lain, dana, ketentuan operasional dan bisnis serta pandanganpandangan pihak terkait yang menamh perhatian pada kinerja lingkungan
organisasi. Tujuan organisasi perlu dinilai dan ditetapkan dalam sasaran. Tujuan
adalah sesuatu yang ingin dicapai mulai dari ha1 sederhana seperti mentaati
peraturan dan mengqangi konsumsi energi, sedangkan sasaran memberikan sbatu

llkuran yang dapat dikuantifikasi. Tujuan dan sasaran ditentukan oleh organisasi
bukan oleh standar IS0 14001 (Fredericks dan McCallum, 1995).
Tujuan hams spesifik dan sasaran. hams dapat diukur. s a i r a n dibliat
untuk memenuhi kebijakan lingkungan perusahaan dan mencakup keseluruhan
tujuan kinerja lingkungan yang diidentfiasi dalam kebijakan lingkungan (Sunu,
:1001). Dalam standar dinyatakan bahwa organisasi hams menetapkan dan
mnemelhara dokumentasi tujuan dan sasaran lingkungan, pada tiap f h g s i dan
tingkatan yang relevan dalam organisasi. Dalam menetapkan dan mengkaji suatu
~ajuan,organisasi hams mempertimbangkan peraturan dan ketentuan lingkungan
lainnya, aspek lingkungan penting, pilihan teknologi dan pendanaan, operasional
!;erta ketentuan-ketentuannya. Tujuan dan sasaran hams sejalan dengan kebijakan
lingkungan, termasuk komitmen pada pencegahan pencemaran (Technical
Committee ISOITC 207lSC 1, 1996).
:2.2.2.4 Program Manajemen Lingkungan (Klausul4.3.4)
Bila tujuan dan sasaran sudah ditetapkan maka organisasi perlu
menetapkan rencana strategis implementasi (Frsderikcs dan McCallum, 1995).
]Program manajemen lingkungan adalah suatu kerangka kerja kegiatan
imenyeluruh yang digunakzn untuk memenuhi kebijakan lingkungan, kesesuaian
llengan ketentuan lingkungan dan perbaikan terus menerus (Casio, et al., 1996).
IPenciptaan dan penggunaan suatu program adalah kunci keberhasilan penerapan
SML. Pelaksanaan program manajemen lingkungan diharapkan sesuiii dengan
perencanaan yang telah ditetapkan dan pada akhirnya akan dievaluasi-apakah
pencapaiannya s e s ~ asasaran
i
(Sunu, 2001).
Lambatnya perkembangan program manajemen lingkungan dapat menjadi
ilndikator bahwa SML yang diterapkan tidak berjalan dengan baik. Sebuah
~organisasidapat saja memiliki kebijakan lingkungan, tujuan dan perencanaan
llingkungan yang sempuma, tetapi bila dalam penerapan dan pengoperasian SMG
lnya tidak memadai, maka akan timbul masalah lingkungan yang besar. Penerapan
Idan pengoperasian yang memadai akan dapat membantu organisasi q t u k
imengidentifikasi dampak lingkungan aktual dan potensial serta resiko lingkungan,

dim dalam prakteknya penerapan dan pengoperasian mencakup manajemen,
aclministrasi (dokumen) dan operasional lapang (Casio, et aL, 1996).
Dalam standar dinyatakan bahwa organisasi hams menetapkan dan
memelihara program untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran. Program
manajemen lingkungan hams mencakup struktur tanggung jawab dalam
pcacapaian tujuan dan sasaran pada tiap h g s i dan tingkatan dalam pemsahaan,
batasan w a h yang hams dipenuhi, serta jika proyek birksitan - dengan
pengembangan dan modifikasi bam kegiatan, produk dan jasa, program hams
djisesuaikan dengan aplikasi manajemen lingkungan (Technical Committee
ISOITC 207lSC 1, 1996).
2,2.3 Penerapan dan Pengoperasian
2.2.3.1 Struktur, Peran dan Tanggung Jawab (Klausul4.4.1)
Penetapan batasan struktur, peran dan tanggung jawab dilakukan agar
program manajemen lingkungan dan sistem yang diterapkan dapat berjalan
optimal mencapai tujilan dan memenuhi sasaran (Casio, et al., 1996). Dalam
standar dinyatakan bahwa organisasi harus menetapkan peran, tanggung jawab
dan kewenangan, untuk kemudian didokumentasi dan dikomunikasikan untuk
nienciptakan manajemen lingkungan yang efektif Manajemen menyediakan
slumberdaya (manusia, teknologi dan dana) untuk menjalankan penerapan dan
pengawasan dari SML (Technical Committee ISORC 207lSC 1, 1996).
2.2.3.2 Pelatihan, Kepedulian dan Kompetensi (Klausul4.4.2)

'

Pelatihan diberikan untuk membekali karyawan dalam menjalankan dan
niemahami SML IS0 14001. Pelatihan yang diberikan kepada karyawan
n~encakup pelatihan kepedulian dan pelatihan kompetensi dalam menangani
masalah-masalah operasional, sedangkan pelatihan yang diberikan kepada
pemasok adalah pelatihan kepedulian agar pemasok menyadari bahwa
k.egiatannya juga memberikan aspek dan dampak terhadap lingkungan (Casio, et
ad., 1996).
~ a l a mstandar dinyatakan bahwa personel yang dalam kegiatannya
nnengakibatkan dampak lingkungan penting hams mempunyai kompetensi sesuai

clengan pendidikan, pelatihan dan/atau pengalaman yang dimiliki. Organisasi
liarus mampu mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang diperlukan oleh semua
personel yang kegiatannya memberikan dampak penting terhadap lingkimgan da?
rnemberikan pelatihan yang sesuai (Technical Committee ISO/TC 207lSC 1,

1!.2.3.3 Komunikasi (Klausul4.4.3)

Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk saling tukar pikiran, dengan
~nenggunakanpendekatan yang konsisten, pertemuan berkala, penggunaan e-mail,
video atau teleconference (Carter, 2000). Komunikasi dilakukan agar perusahaan
rnempunyai akses terhadap informasi yang berkembang secara aktual dan agar
kebijakan yang telah ditetapkan dapat disosialisasikan untuk diterapkan kepada
s;elilruh karyawan yang terkait (Sunu, 2001). Dalam standar dinyatakan bahwa
organisasi hams menetapkan dan memelihara prosedur komunikasi internal antara
berbagai tingkat dan h g s i kerja dalam organisasi, peneikaan dan penyimpanan
clokumen tanggapan dari pihak luar, komunikasi eksternal mengenai aspek
liigkungan penting serta penyimpanan rekaman keputusan yang diambil
(Technical Committee ISO/TC 207lSC 1, 1996).
;!.2.3.4

Dokumentasi SML (Klausul4.4.4)
Dokumentasi ShlL akan memberikan gambaran elemen-elemen kunci

SML dan interaksinya serta arahan pada dokumen sistem manajemen yang terkait

clalam mencapai sasaran lingkungan organisasi serta m e m u n m a n evaluasi
krinerja liugkungan dalam bentuk tertulis di kertas ataupun dalam bentuk
t:lektronik (Technical Committee ISO/TC 207lSC 1, 1996). Hierarki dokumentasi

!3ML dimulai pada tingkat yang tertinggi adalah manual lingkungan, kemudian
prosedur (standard operation procedur), instruksi kerja (work instructionfiame)
clan catatan, formulir atau kartu kontrol.
Dokumen yang penting dalam SML adalah manual lingkungan, karena
tiokumen ini menjabarkan gambaran umum kebijalcan lingkungan, struktur, peran
dan t a n g G g jawab organisasi serta rencana implementasi standar pada
operasional organisasi, sekaligus menjabarkan sistem yang telah dan sedang

diimplementasikan. Keuntungan yang didapat dari adanya manual lingkungan
adalah adanya kejelasan tentang struktur, peran dan tanggung jawab, keperluan
audit, bahan dasar pelatihan karyawan bam, bukti yerijinan .dan keperluan
perdagangan (Oliveira de, 1996).
2(.2.3.5 Pengendalian Dokumen (Klausul4.4.5)
Dalam proses penyelesaian masalah perlu dilakukan suatu pengambilan
k.eputusan yang didasarkan pada kualitas, relevansi, kebenaran dan kemukhtahiran
informasi dan dokumentasi. Sistem dokumentasi bertujuan untuk mengumpulkan,
noenganalisis,

mendafiar serta memperbaiki informasi,

sehingga

dapat

aaemberikan gambaran implementasi SML. Organisasi hams mengantisipasi
k:ebutuhan dan keinginan konsumen sehingga sistem dan dokumentasi hams
dlirevisi secara berkala. Dokumen hams direvisi secara berkala oleh yang
blerwenang. Dokumen usang harus segera disingkirkan. Namun bila ada
kiebutuhan dalam menggunakan dokumen usang untuk keperluan peraturan
perundang-undangan atau pemeliharaan maka dokumen hams dapat ditemukan.
E'engendali dokumen hams memastikan bahwa semua dokumen dengan mudah
dlitemukan, sehingga hams dijelaskan siapa yang bertugas mengendalikan
dlokumen, mengontrol semua dokumen sistem serta mengontrol penerima
clokumen terbaru (Oliveira de, 1996).
Pengendalian dokumen dilakukan untuk menjaga informasi terkini (Casio,

et al., 1996). Pengendalian dokumen dilakukan agar dokumen dapat diteiusuri,
ditinjau secara berkala, direvisi bila perlu dm disetujl~iuntqk kecukupannya oleh
personel benvenang. Setiap versi terkini dari suirtu doltrmen hams dapat
cliperoleh dimana operasi berjalan, untuk mengefektifkan h g s i kinerja SML.
Ilokumen yang tidak lagi digunakan dipindahkan dari dokumen yang ada, atau
c:ara lain yang tidak menyebabkan pemakaian yang tidak diinginkan. Dokumen
hams mudah dibaca, bertanggal (tanggal revisi) dan mudah diidentifikasi,
clipelihara dalam urutan dan spesifikasi masa berlaku. Prosedur dan tanggung
jawab hams ditetapkan dan dipehara untuk mengantisipasi perubahan dan
modifikasi dokumen (Technical Committee ISOITC 207lSC 1,1996).

2.2.3.6 Pengendalian Operasi (Klausul4.4.6)

Kegiatan operasional harus dikendalikan untuk menghindari kejadian
abnormal dan menjaga kesesuaian de