akan informasi yang bernilai bagi media. Sehingga dapat memaksimalkan publikasi dari informasi yang dikirimkan kepada
jurnalis dan media.
1.5. Kerangka Teori
1.5.1. State of The Art
Dalam jurnal Public Relations Review 35 tahun 2009 hal 56-65 berjudul “Understanding how health journalists judge public
relations sources: A rules theory approach”, María E. Len-Ríos, Amanda Hinnant, Sun-A Park menjelaskan bagaimana jurnalis
kesehatan menilai sumber informasi PR dengan pendekatan teori aturan. Shimanoff dalam teori aturan komunikasi menjelaskan
harapan komunikasi terjadi antara organisasi dan stakeholdernya, Len-Rios, 2009: 58-59.
Teori ini menyebutkan bahwa kekuatan aturan berhubungan dengan upaya mendapatkan evaluasi yang menguntungkan atau
menghindari evaluasi yang tidak menguntungkan. Jurnalis dalam hal ini mempunyai aturan komunikasi secara umum, yang berbeda
pada masing-masing tipe jurnalis. Len-Rios, 2009: 59 Jurnalis seringkali menggunakan materi pers yang sesuai
dengan ketertarikan audiens, mengandung konteks lokal dan ditulis dengan baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti Jerman
tahun 2005 menyebutkan bahwa 31 berita menggunakan materi
pers. Penelitian juga menunjukkan bahwa media publik lebih sering menggunakan siaran pers dibanding media komersial. Studi
ini menambah wawasan teoritis tentang mengapa perilaku jurnalis dalam memilih siaran pers yang sesuai dengan harapannya.
Wilzig, 2012: 14 Jurnal kedua berjudul “Building the news media agenda on
the environment: a comparison of public relations and journalistic sources” menjelaskan kritik yang menyebutkan bahwa praktisi
Public Relations menyediakan materi dengan agenda aksi lingkungan yang kurang mempunyai nilai berita bagi jurnalis.
Curtin, 2001: 179 Studi analisis isi digunakan untuk membandingkan dua tipe
informasi yang diberikan pada asosiasi jurnalis lingkungan dimana PR menggunakan materi dan berita yang diemail ke anggota untuk
digunakan secara bersama. Analisis isi pada dua sumber informasi yang disediakan bagi anggota asosiasi jurnalis lingkungan SEJ
selama satu tahun, antara lain 1 materi PR yang diemail kepada anggota asosiasi, dan 2 tip sheet yang dibuat staf SEJ untuk
anggota, menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara isu, sumber, tone, kelayakan berita dan utilitas materi yang disediakan
oleh praktisi PR untuk jurnalis lingkungan. Curtin, 2001: 179 Penelitian ini menjelaskan tip sheet lebih banyak digunakan
oleh jurnalis dibanding sumber PR karena mengandung keluasan
konten dan variasi tone yang digunakan. Sumber PR yang kebanyakan bernada mendukung dan tidak secara langsung
berhubungan dengan kepentingan publik, membuat bahan ini minim digunakan. Studi ini memberi gambaran tentang bahan
publikasi yang sesuai dengan kebutuhan jurnalis. Curtin, 2001: 188
Jurnal selanjutnya yang berjudul “Credibility of PR practitioners: The impact of professional journalism background on
trustworthiness, expertness, and homophily evaluations”
menjelaskan secara spesifik perbedaan persepsi di kalangan praktisi PR, jurnalis dan masyarakat umum mahasiswa. Sinaga,
2008: 293 Penjelasan ini dalam konteks praktis berguna bagi praktisi
PR untuk merumuskan pendekatan media relations yang tepat dilakukan pada jurnalis. Yang dipentingkan dalam hal ini, bukan
pada apa yang dipersepsi oleh praktisi PR dan mahasiswa, tetapi bagaimana cara pandang jurnalis dalam menilai kredibilitas PR.
Jurnalis mempunyai persepsi bahwa praktisi PR dengan latar belakang jurnalis lebih ahli dan lebih mampu memenuhi harapan
jurnalis dibanding praktisi PR yang tanpa latar belakang. Sinaga, 2008: 293
State of the art terakhir yang diambil dari jurnal berjudul “How intrinsic and extrinsic news factors affect health journalists’
cognitive and behavioural attitudes toward media relations” memberikan gambaran yang lebih spesifik bagaimana menilai
kesuksesan publikasi siaran pers di media. Len-Rios, 2010: 1 Selain itu juga menjelaskan bagaimana faktor internal dari
PR berpengaruh terhadap publikasi, mulai dari pengalaman, hubungan pribadi, dan kepercayaan. Studi ini juga menjelaskan
bagaimana keragaman transmisi, ketepatan waktu, dan aspek kegunaan berhubungan dengan positif terhadap kesuksesan
publikasi
3
. Len-Rios, 2010: 1 Penelitian berjudul “Predicting Indonesian Journalist’ Use
of Public Relations-Generated News Material” yang dilakukan pada 299 jurnalis surat kabar nasional dan TV di Jakarta dapat
dijadikan rujukan dalam melihat konteks permasalahan penelitian. Sinaga, 2005: iv
Penelitian ini menemukan bahwa faktor news value berasal dari prediksi penggunaan materi PR. Survei menunjukkan bahwa
jurnalis berada di bawah tekanan dari kepentingan bisnis organisasi dan hubungan informal yang menjelaskan penggunaan dan
3
Meskipun demikian, pembandingan media populer dan media elit yang mempunyai karakteristik yang berbeda membuat perbandingan tidak terlalu relevan dilakukan. Pembandingan dalam hal ini
hanya bertujuan untuk membedakan tetapi tidak untuk membandingkan. Studi yang fokus pada media yang sejenis di masa mendatang akan lebih mampu menjelaskan aspek-aspek yang
mempengaruhi publikasi dari media yang sama. Sehingga kesimpulan yang dihasilkan bisa lebih maksimal mengeksplor variabel penentu publikasi itu sendiri.
penerimaan siaran pers. Hal ini dijelaskan dalam penyediaaan nilai tukar amplop dari pemberitaan positif. Sinaga, 2005: iv
1.5.2. Paradigma Penelitian