POKOK BAHASAN 4. PENGUKURAN KONSISTENSI INTERNAL
POKOK BAHASAN 4. PENGUKURAN KONSISTENSI INTERNAL
Pengukuran konsistensi internal terdiri dari 2 indikator yaitu 1) konsistensi cakupan dari tahun ke tahun dan 2) konsistensi satu indikator dengan indikator lainnya.
1. Konsistensi cakupan dari tahun ke tahun
Definisi
Angka cakupan tidak mengalami perubahan sangat tajam dari tahun ke tahun
Perhitungan Angka cakupan tahun ini dibagi dengan rata-rata cakupan 3
tahun sebelumnya (dalam satuan Rasio)
Rumus
Angka cakupan tahun ini
Rata rata cakupan 3 tahun sebelumnya
Standar Kualitas Baik Jika rasio berkisar 0,67 sd 1,33
(selisih rasio tidak melebihi +33% dari rata-rata 3 tahun sebelumnya)
Catatan:
1. Ketidakkonsistenan data dapat terjadi jika program tidak berjalan dengan optimal sehingga cakupan tahun ini menurun tajam
2. Ketidakkonsistenan data dapat pula terjadi jika ada penambahan sangat mendasar pada sumberdaya (tenaga dan peralatan) sehingga cakupan tahun ini meningkat tajam
3. Untuk memastikan penyebab ketidak konsistenan data harus dilakukan verifikasi data.
2. Konsistensi antar indikator
Definisi
Kesesuaian suatu indikator dengan indikator lainnya, misalnya membandingkan rasio jumlah absolut evaluasi
pasien baru TB (kasus BTA positif, BTA negatif dan ekstra Paru) dengan jumlah absolut pasien baru TB (kasus BTA positif, BTA negatif dan ekstra Paru) yang diobati .
Perhitungan Jumlah absolut pasien baru TB (kasus BTA positif, BTA negatif dan ekstra Paru) yang dievaluasi dibagi dengan jumlah absolut pasien baru TB (kasus BTA positif, BTA negatif dan ekstra Paru) yang diobati
Rumus
Jumlah absolut pasien TB Baru dievaluasi Jumlah absolut pasien TB Baru diobati
Standar Kualitas Baik Jika selisih rasio tidak lebih dari 33%
dibanding rasio rata-rata di wilayah tersebut
Berbagai contoh ukuran konsistensi internal menurut jenis program dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Contoh ukuran konsistensi internal menurut jenis program
Konsistensi antar indikator Program
Jenis
Konsistensi dari tahun ke
tahun
Tuberkulosis Capaian CNR kasus baru TB dalam 3 Jumlah (absolut) pasien baru TB yang dievaluasi dan jumlah tahun terakhir
(absolut) pasien baru TB yang diobati. Malaria
Cakupan API dalam 3 tahun terakhir Jumlah (absolut) kasus malaria yang diobati dan jumlah (absolut) kasus Malaria positif (+).
Diare Cakupan Pelayanan Diare dalam 3 tahun Jumlah (absolut) penderita Diare balita yang mendapat oralit terakhir
dan jumlah (absolut) penderita Diare balita yang tercatat. Kesehatan Ibu
Cakupan PN dalam 3 tahun terakhir. Jumlah (absolut) Bumil yang mendapat pelayanan PN dan jumlah (absolut) Bumil yang mendapat pelayanan K4. Atau: jumlah absolut bumil mendapatkan pelayanan dengan jumlah absolut bumil yang mendapat pelayanan Fe3. Atau: jumlah absolut bumil mendapatkan pelayanan Fe3 dengan jumlah absolut bumil yang mendapat pelayanan K4.
Kesehatan Anak Cakupan KN1 dalam 3 tahun terakhir. Jumlah bayi (absolut) mendapat pelayanan KN1 dan jumlah bayi (absolut) mendapat pelayanan KN lengkap.
Imunisasi Cakupan DPT3 atau DPT/HB (3) dalam 3 Jumlah (absolut) balita mendapat imunisasi DPT3 atau tahun terakhir.
DPT/HB (3) dan DPT1.
Gizi Cakupan Balita Ditimbang D/S dalam 3 Jumlah absolut D (Balita yang ditimbang) dan S (semua tahun terakhir.
sasaran Balita).
HIV AIDS Jumlah pasien yang mendapat ARV dalam Jumlah pasien (absolut) yang mendapat ARV dan jumlah
3 tahun terakhir
pasien HIV positif yang memenuhi syarat (eligible).
Catatan:
Pemilihan indikator untuk diperbandingkan merupakan hasil kesepakatan. Indikator tersebut dapat diganti sesuai kebutuhan masing-masing program.
Contoh Penyajian Hasil Pengukuran Konsistensi dari Tahun ke Tahun
Gambar 2.5. Rasio cakupan imunisasi DPT-HB3 tahun 2015 terhadap rata-rata cakupan DPT-HB3 dalam 3 tahun terakhir (2012-2014)
Interpretasi
Dari gambar 2.5 terlihat rasio cakupan imunisasi DPT-HB3 tahun 2015 terhadap rata-rata cakupan DPT-HB3 dalam 3 tahun terakhir (2012-2014). Ada
7 provinsi yang cakupan imunisasi DPT-HB3 nya meningkat (di atas 33% dari nilai rata-rata 3 tahun sebelumnya) yaitu Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sulawesi Utara, Papua Barat dan Papua. Ada pula 3 provinsi yang cakupan imunisasi DPT-HB3 nya menurun (di bawah 33% dari nilai rata-rata 3 tahun sebelumnya) yaitu Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Banten. Perlu dilakukan verifikasi data terhadap provinsi-provinsi tersebut .
Contoh Penyajian Hasil Pengukuran Konsistensi Antar Indikator
Gambar 2.6. Rasio Cakupan Imunisasi DPT-HB3 Terhadap Cakupan Imunisasi DPT-HB1
Interpretasi
Dari gambar 2.6 terlihat bahwa rasio cakupan imunisasi DPT-HB3 dan DPT-HB1 pada tahun 2015. Ada 3 provinsi yang rasionya melebihi 33% dari nilai rata-rata yaitu DI Yogyakarta, NTT dan Kalimantan Timur. Perlu dilakukan verifikasi data pada provinsi-provinsi tersebut.