Implementasi Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan Di Kota Medan Dalam Perspektif Pelayanan Publik

(1)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Al Fatih, Andy. 2010. Implementasi Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: UNPAD Press

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Darwin, Muhadjir. 1998. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pres.

Dwi, Yuni. 2008. Panduan Praktis Mengurus IMB. Yogyakarta: Pustaka Grahatama

Dunn, W. N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (terjemahan). Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press.

Gatut Susanta. 2009. Mudah Mengurus IMB (izin mendirikan bangunan) di 55

Kota dan Kabupaten di Indonesia. Jakarta: Raih Asa Sukses

Kusumanegara, S. 2010. Model dan Aktor dalam Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media.

Moleong, J.Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nasution, Arifin.2008. Perencanaan Pembangunan Daerah. Medan: USU Press Nugroho. D, Riant, 2008. Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo

Porwanto dan Dyah Ratih Sulistiatuty. 2012. Implementasi Kebijakan Publik:

Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta. Gava Media

Ridwan, Juniarso. 2010. Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan

Publik.Bandung: Nuansa

Saleh, Muwafik. 2010. Publlic Service Communication. Malang: UMM Press Santoso, A. (1988). Analisis Kebijakan Publik: Masalah dan Pendekatan. Dalam

Jurnal Ilmu Politik Nomor: 4 hlm 3-13

Sinambela, Lijan Poltak,dkk.2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta :Bumi Aksara


(2)

Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES

Solichin Abdul Wahab. 1991. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi Ke

Implementation. Jakarta: PT Bumi Aksara

Susanta, Gatut. 2002. Mudah Mengurus IMB. Jakarta: Raih Asa Sukses

Wibawa, Samodra, dkk. 2006. Evaluasi Kebijakan Publik, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Winarmo, Budi. 2005. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo

Sumber Perundang Undangan

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

Peraturan Daerah Kota Medan No. 2 Tahun 2015 tentangRencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Medan Tahuin 2015-2035

peratuturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 1993 Tentang Izin Mendirikan Bangunan Dan Izin Undang-Undang Gangguan Bagi Perusahaan Industri Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 tahun 2011 tentang Pembentukkan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan yang di tuangkan dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan


(3)

Jurnal

Implementasi Retribusi Izin Mendirikan Bangunan. Romi Eka Mahardhika Erfa dan Nur Laila Meilani: 2014

Implementasi Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Baubau Dalam Perfektif Good Governance Tahun 2012. L.M. Azhar Sa’ban: 2014 Implementasi Kebijakan izin Mendirikan Bangunan Di Kabupaten Bogor. Faizal

Madya: 2008

Jurnal Administrasi Publik: Volume 1 ( Nomor 1)Akib, Haedar tahun 2010). Internet

https://kertyawitaradya.wordpress.com/2010/04/13/implementasi-kebijakan-publik-model-van-meter-van-horn-the-policy-implementation-process/ (diakses pada Sabtu 10 Oktober 2015 pukul 00.39 Wib)

http://mulyono.staff.uns.ac.id/2009/05/28/model-implementasi-kebijakan-george-edward-iii( diakses pada Senin 2 November 2015 pukul 23.40 wib)

https://arpansiregar.wordpress.com/2013/01/17/model-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-implementasi-kebijakan (diakses pada 2 November 2015 pukul 01.00 Wib)


(4)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III. 1. Gambaran Umum Kota Medan

Kota medan merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Utara, yang memiliki kedudukan, fungsi dan peranan yang cukup penting dan strategis secara regional. Kota medan juga sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah. Secara administratif, wilayah kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia sehingga relatif dekat dengan kota kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, dan Singapura.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah daerah sekitarnya di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka kota Medan memiliki posisi strategis sebagai


(5)

gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor impor).

Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat kota Medan saat ini. Penduduk Kota Medan memiliki ciri majemuk yaitu yang meliputi unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan (modernisasi), dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai nilai budaya yang heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan. Jumlah kecamatan dan keluruhan yang ada di kota medan Hingga tahun 2016, terdapat 21 Kecamatan dengan 151Kelurahan, seperti yang diuraikan di dalam tabel berikut :

Tabel III. 1

Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas (Km2) Presentase (%)

1 Medan Tuntungan 20.68 7.8


(6)

3 Medan Amplas 14.58 5.5

4 Medan Denai 11.19 4.22

5 Medan Area 9.05 3.41

6 Medan Kota 7.99 3.01

7 Medan Maimun 5.27 1.99

8 Medan polonia 5.52 2.08

9 Medan Baru 5.84 2.2

10 Medan Selayang 9.01 3.4

11 Medan Sunggal 2.98 1.13

12 Medan Helvetia 15.44 5.83

13 Medan Petisah 13.16 4.97

14 Medan Barat 6.82 2.57

15 Medan Timur 5.33 2.01

16 Medan Perjuangan 7.76 2.93

17 Medan Tembung 4.09 1.54

18 Medan Deli 20.84 7.84

19 Medan Labuhan 36.67 13.83

20 Medan Marelan 23.82 8.99

21 Medan Belawan 26.25 9.9

Jumlah 265.10 100.00


(7)

Terlihat pada tabel diatas kecamatan yang paling luas adalah kecamatan medan labuhan dengan luas 36,67 Km² dan kecamatan yang paling sempit adalah kecamatan medan sunggal dengan luas 2,98 Km².

Tabel III. 2

Banyaknya Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan di Kota Medan No Kecamatan Kelurahan Lingkungan

1 Medan Tuntungan 9 76

2 Medan Johor 6 81

3 Medan Amplas 8 77

4 Medan Denai 6 82

5 Medan Area 12 172

6 Medan Kota 12 146

7 Medan Maimun 6 66

8 Medan Polonia 5 46

9 Medan Baru 6 64

10 Medan Selayang 6 63

11 Medan Sunggal 6 88

12 Medan Helvetia 7 88

13 Medan Petisah 7 70

14 Medan Barat 6 98

15 Medan Timur 11 128

16 Medan Perjuangan 9 128

17 Medan Tembung 7 95


(8)

19 Medan Labuhan 6 100

20 Medan Marelan 5 88

21 Medan Belawan 6 143

Jumlah 152 2004

Sumber :BPS Sumatera Utara

Berdasarkan tabel di atas kecamatan yang memiliki kelurahan paling banyak yaitu kecamatan medan area dengan jumlah kelurahan sebayak 12 dan memiliki 172 lingkungan, sedangkan kecamatan yang paling sedikit memiliki kelurahan adalah kecamatan medan polonia dengan 5 kelurahan dan 46 lingkungan

III. 2. Gambaran Umum Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan

Bidang penataan ruang/kota dan bangunan pada awalnya merupakan bagian dari pekerjaan umum, sehingga pengawasan bangunan dan planologi (perencanaan wilayah dan kota) sampai dengan tahun 1950 dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Pada tahun 1950, Dinas Pekerjaan Umum dipisah menjadi 2 (dua) dinas, yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pengawasan Bangunan.

Pada tahun 1963, Dinas Pengawasan Bangunan dimekarkan menjadi 2 (dua) dinas; yaitu Dinas Pengawasan Bangun-Bangunan dan Dinas Planologi. Dalam hal ini, Dinas Planologi dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya KDH Tingkat II Medan tanggal 22 Juni 1963 terhitung mulai 1 Juli 1963.

Pada tahun 1978 dibentuk Dinas Tata Kota Kotamadya Dati II Medan yang diatur dalam Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Medan No. 10 tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tata Kota Kotamadya Dati II


(9)

Medan. Penyempurnaan terhadap organisasi Dinas Tata Kota dilakukan pada tahun 1987 yang diatur dalam Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Medan No. 1 tahun 1987 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tata Kota Kotamadya Dati II Medan.

Pada tahun 2001, berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Medan; dibentuk Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan yang merupakan penggabungan kembali fungsi pengawasan bangun-bangunan dan penataan ruang kota dalam satu dinas; sebagaimana sebelum tahun 1963. Penggabungan Dinas Tata kota dengan sebagian Dinas Bangun-Bangunan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan perizinan dan penataan ruang serta penataan bangunan oleh Pemerintah Kota Medan. Perda tersebut menjelaskan kedudukan Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang penataan kota yang dipimpin oleh seorang kepala dinas.

Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah No. 3 tahun 2009 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medanmaka

lahirlah Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan sebagai perubahan dan pengganti Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan disertai dengan beberapa perubahan Tupoksi. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang tata ruang dan tata bangunan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.


(10)

Berdasarkan Pasal 3 Perda Kota Medan No.3 Tahun 2009 maka Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang tata ruang dan tata bangunan, antara lain menyusun, mengembangkan dan mengendalikan rencana tata ruang kota, pengurusan perizinan dan pembinaan terhadap pembangunan fisik kota yang sehat dan terarah sesuai dengan rencana tata ruang kota dan pola kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 3 tersebut, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan mempunyai fungsi :

a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang penataan ruang dan penataan bangunan;

b. Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian dalam rangka perumusan, pengembangan dan penetapan rencana tata ruang kota dan kebijakan penataan ruang kota dan bangunan yang berlaku;

c. Mengevaluasi dan merevisi rencana tata ruang kota dan kebijakan penataan ruang kota serta penataan bangunan yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta norma-norma penataan kota dan bangunan yang berlaku;

d. Menghimpun data dan informasi, mengadakan pengukuran dan pemetaan dalam rangka penyusunan dan evaluasi rencana tata ruang kota dan kebijakan penataan ruang kota dan penataan bangunan;


(11)

e. Perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan, penyuluhan dan pembinaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Kepala Daerah dan Peraturan yang berlaku;

f. Melaksanakan pola dan pengembangan rencana tata ruang kota dan kebijakan penataan ruang kota dan penataan bangunan yang telah ditetapkan;

g. Memberikan pelayanan terhadap permohonan Keterangan Rencana Peruntukan (KRP), Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan pelayanan lainnya serta memungut retribusi atas pemberian KRP, IMB dan pelayanan lain tersebut sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

h. Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap penataan ruang kota dan penataan bangunan serta teknis konstruksi yang telah ditetapkan bekerja sama dengan instansi terkait;

i. Merumuskan kebijakan dan pengawasan terhadap pelestarian dan konservasi bangunan;

j. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya;Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

III.2.1 Visi dan Misi A. Visi

Visi Dinas Tata Ruang danTata Bangunan mencanangkan suatu visi yaitu :“Terwujudnya Kota Medanyang Tertata, Nyaman, Modern, dan Berdaya Saing.”


(12)

B. Misi

Misi Dinas Tat Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan sebagai berikut : 1. Menyusun dan mengevaluasi rencana tata ruang dan kebijakan penataan

ruang dan penataan bangunan secara berkualitas dan berkesinambungan dengan melibatkan stake holder.

2. Mengembangkan manajemen organisasi SDM, Program Kerja dan Sarana Prasarana yang berkelanjutan

3. Memberikan pelayanan dan informasi yang prima dengan mengembangkan tekhnologi sistem informasi

4. Mengendalikann kebijakan penataan ruang dan bangunan melalui pengawasan, pembinaan, penertiban, dan koordinasi pembangunan

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penataan ruang kota dan bangunan

III.2.2. Struktur Organisasi

Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dipimpin oleh 1 (satu) orang Kepala Dinas yang membawahi 4 (empat) orang Kepala Bidang dengan 12 (dua belas) Kepala Seksi dan 1 (satu) orang Sekretaris dengan 3 (tiga) orang Kepala Sub Bagian serta Kelompok Jabatan Fungsional yang saat ini masih belum terbentuk.

Struktur Organisasi

Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan

JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS


(13)

III.2.3. Sumber Daya Manusia

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan pada tahun anggaran 2014 didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 148 orang dengan komposisi sebagai berikut :

Kasubbag Penyusunan Program Kasubbag Keuangan Kasubbag Umum KABID PENGUKURAN&PEMETAAN KABID TATA RUANG KABIDTATABAN GUNAN KABID PENGENDALIAN& PEMANFAATAN RUANG

- Kasi Pengembangan Data dan Sistem

- Kasi Pengukuran - Kasi Pemetaan

- Kasi Perencanaan Tata Letak

- Kasi Penelitian Rencana Tata Ruang

- Kasi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang

- Kasi Perencanaan Bangunan - Kasi

Pelestarian&Konservasi Bangunan

- Kasi Konstruksi Bangunan

- Kasi Pengaduan - Kasi Operasi

Pengawasan - Kasi Penyuluhan


(14)

Pegawai Negri Sipil : 127 orang Pegawain Honor : 21 orang

1. Jumlah Pegawai menurut Jenis Jabatan : Tabel III.3

No Uraian Jumlah

1 Kepala Dinas 1 orang

2 Sekertaris 1 orang

3 Kepala Bidang 4 orang

4 Kepala Sub Bagian 3 orang

5 Kepala Seksi 12 orang

Jumlah 21 orang

Sumber: Dinas TRTB Kota Medan

2. Komposisi SDM PNS Menurut Strata pendidikan : Tabel III. 4

No Uraian Jumlah

1 Magister (S2) Teknik 8 orang 2 Magister (S2) Non Teknik 2 orang 3 Sarjana (S1) Teknik 26 orang 4 Sarjana (S1) Non Teknik 29 orang 5 Diploma (D3) Teknik 1 orang 6 Diploma (D3) Non Teknik 5 orang

7 SMK Teknik 12 orang

8 SMK Non Teknik 1 orang

9 SMU 40 orang

10 SMP 6 orang

Jumlah 127 orang

Sumber: Dinas TRTB Kota Meda

3. Komposisi SDM Menurut Golongan : Tabel III. 5

No Uraian Jumlah

1 Golongan I 1 orang


(15)

3 Golongan III 93 orang

4 Golongan IV 5 orang

5 Non PNS 21 orang

Jumlah 148 orang

Sumber: Dinas TRTB Kota Medan

4. Komposisi Menurut Jabatan Struktural dan Fungsional : Tabel III. 6

No Uraian Jumlah

1 Kepala Dinas 1 orang

2 Sekretaris 1 orang

3 Kepala Bidang 4 orang

4 Kepala Sub Bagian 3 orang

5 Kepala Seksi 12 orang

6 Tenaga Fungsional 0 orang

7 Staf Bagian Tata Usaha 23 orang 8 Staf Bidang Tata Ruang 22 orang 9 Staf Bidang Tata Bangunan 13 orang 10 Staf BIdang Pengukuran dan Pemetaan 23 orang 11 Staf Bidang Penegendalian dan

Pemenfaatan Ruang

46 orang

Jumlah 148 orang

Sumber: Dinas TRTB Kota Medan

III.2.4. Sarana dan Pra sarana

Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota medan:


(16)

No Prasarana Jumlah Keterangan

1 Tanah 23.980 M² Tergabung dengan Dinas Perindag, Dinas Perkim, dan BPN Kota Medan 2 Bangunan 1.420 M² 1 Unit 2 lantai

3 Kendaraan Roda 4 14 Unit 1 unit hilang

4 Kendaraan roda 2 16 Unit 1 unit tidak layak pakai

Sumber: Dinas TRTB Kota Medan

III.2.5. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 tahun 2011 tentang Pembentukkan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan yang disahkan dan di tuangkan dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan, menetapkan tugas pokok dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang tata ruang dan tata bangunan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Sedangkan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang tata ruang dan tata bangunan

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata ruang dan tata bangunan

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tata ruang dan tata bangunan; dan


(17)

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya

Ada pun tugas dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan berdasarkan peraturan Walikota Nomor 16 Tahun 2014 atas perubahan peraturan Walikota Nomor 19 Tahun 2010 disebutkan bahwa :

Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kesekreatariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan

penyusunan program. Dengan fungsi :

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas

c. pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan Dinas

d. pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan

e. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas- tugas Dinas f. penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian g. pelaksanaan monitoring evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

Bidang Pengukuran dan Pemetaan bertugas melaksankan Tugas dinas lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan data dan sistem, dengan fungsi :


(18)

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengukuran dan Pemetaan

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan data dan sistem

c. pengumpulan dan pengolahan data yang berhubungan dengan bidang tugas Bidang Pengukuran dan Pemetaan

d. penyelenggaraan kegiatan pengukuran pemetaan dan fotogrametri rencana kota

e. penyelenggaraan kegiatan di bidang pengukuran tanah dan ketinggian bangunan untuk rencana pengembangan data tata ruang kota.

f. Penyelenggaraan pemeliharaan/ perawatan dan pembaharuan peta dasar, foto udara, dan dokumentasi lapangan, serta penerapan GIS dalam pemetaan g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang Bidang

Pengukuran dan Pemetaan

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

Seksi Pengukuran menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengukuran b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengukuran

c. Pelakasanaan pengukuran untuk bahan penetapan rencana kota dan untuk menerapkan ketinggian


(19)

d. Pelaksanaan pengukuran tanah untuk menentukkan letak tanah/ lokasi secara tepat sesuai permohonan untuk mendapatkan Keterangan Rencana Peruntukkan (KRP) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya

Seksi Pemetaan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pemetaan b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pemetaan

c. Pembuatan peta- peta ikhtiar dan memetakan seluruh hasil pengukuran yang telah dibuat oleh Seksi Pengukuran

d. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya

Seksi Pengembangan Data dan Sistem menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Data dan Sistem

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan data dan sistem c. Pelaksanaan pemetaan fotografis dan memetakan hasil evaluasi yang

telahterwujud di lapangan

d. Pelaksanaan pemeliharaan/ perawatan dan pembaharuan peta dasar dan foto udara yang dikembangkan dengan pola GIS.


(20)

e. Pelaksanaan pengumpulan, penghimpunan dana dan informasi untuk penyusunan dan evaluasi rencana tata ruang kota serta kebijaksanaan teknis penataan ruang kota dan bangunan

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksaanaan tugas g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai denga

tugas dan fungsinya

Bidang Tata Ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup penelitian rencana tata ruang dan tata letak, evaluasi, dan pengembangan rencana tata ruang, dengan fungsi :

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengukuran dan Pemetaan;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan pengembangan data dan sistem;

c. pelaksanaan pengendalian rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penataan ruang dan bangunan melalui mekanisme advis plan;

d. pelaksanaan penelitian terhadap lokasi permohonan Keterangan Rencana Peruntukan (KRP) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) serta Izin Reklame agar sesuai dengan rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penataan ruang dan bangunan;

e. perencanaan dan penelitian kelayakan site plan (tata letak) pada permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan permohonan Izin Reklame agar sesuai dengan rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penataan ruang dan bangunan;


(21)

f. perencanaan kebutuhan fasilitas sosial dan umum pada suatu kawasan atau lingkungan;

g. penyusunan advis plan;

h. penyusunan perencanaan penelitian/survey dalam rangka perumusan, penyusunan, evaluasi/revisi dan pengembangan rencana tata ruang kota, kawasan strategis, dan kebijaksanaan teknis penataan ruang kota dan bangunan yang telah ditetapkan;

i. penyusunan, dan penyebarluasan ketentuan-ketentuan norma, standar, pedoman dan manual bagi pelaksanaan penataan ruang di daerah dengan mempedomani ketentuan yang berlaku;

j. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang tata ruang; k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Seksi Penelitian Rencana Tata Ruang menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penelitian Rencana Tata Ruang;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penelitian rencana tata ruang; c. pelaksanaan penelitian/survey terhadap lokasi permohonan Keterangan

Rencana Peruntukan (KRP) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) serta Izin Reklame yang meliputi peruntukan tanah, rencana jalan, garis sempadan bangunan, ketinggian bangunan, letak reklame, koefisien dasar bangunan (KDB) dan kebutuhan fasilitas parkir, serta ketentuan-ketentuan dalam rencana tata ruang kota dan ketentuan lainnya;


(22)

d. penyusunan plot setiap advis plan yang telah diproses pada peta kerja rencana tata ruang kota;

e. pemberian saran terhadap permohonan perizinan yang memerlukan kajian kelayakan;

f. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya

Seksi Rencana Tata Letak menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Rencana Tata Letak; b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup rencana tata letak;

c. perencanaan dan penggambaran site plan (tata letak) permohonan IMB dan permohonan izin Reklame maupun advis plan (Keterangan Rencana Peruntukan/KRP) sesuai dengan hasil penelitian Seksi Penelitian Rencana Ruang ataupun hasil evaluasi Seksi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang;

d. penghitungan retribusi terkait izin pemanfaatan ruang dan merencanakan kebutuhan fasilitas sosial dan umum pada suatu kawasan atau lingkungan; e. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Seksi Evalusi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang menyelenggarakan fungsi :


(23)

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup evaluasi dan pengembangan rencana tata ruang

c. Penyiapan dan penyusunan perencanaan penelitian/ survey dalam rangka perumusan, evaluasi, revisi dan pengembangan rencana tata ruang kota d. Penyiapan plot advis plan yang telah dievaluasi pada peta kerja rencana tata

ruang dan kebijaksanaan teknis penataan ruang kota dan bangunan

e. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana tat aruang kota, kawasan strategis dan tata lingkungan, serta mempersiapkan dan meyebarluaskan norma, standar, pedoman, dan manual lingkup penataan ruang

f. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya

Bidang tata bangunan mempunyai tugas perancangan, konstruksi, dan konservasi bangunan dan kawasan, dengan fungsi :

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Tata Bangunan; b. penyusunan petunjuk teknis lingkup tata bangunan;

c. pelaksanaan proses penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Izin Reklame;

d. penelitian setiap permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Izin Reklame menyangkut desain dan konstruksi bangunan sesuai advis plan;


(24)

e. pemberian bimbingan kepada masyarakat menyangkut disain arsitektur, fasilitas bangunan dan konstruksi bangunan;

f. pengawasan, memfasilitasi, dan membina upaya-upaya pelestarian dan konservasi bangunan, kawasan dan lingkungan kota serta memberikan usulan-usulan peningkatan pelestarian bangunan/kawasan;

g. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang tata bangunan;

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Perancangan Bangunan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Perancangan Bangunan; b. penyusunan bahan pedoman dan standar disain serta fasilitas dan prasarana

bangunan/kelompok bangunan;

c. pelaksanaan proses penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan penerbitan izin Reklame sesuai dengan ketentuan;

d. penelitian setiap permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan izin Reklame menyangkut desain arsitektur dan perhitungan retribusi;

e. penelitian setiap permohonan Izin Reklame selain umbul-umbul dan spanduk menyangkut desain arsitektur dan perhitungan Pajak Reklame; f. pelaksanaan proses penerbitan Izin Penyelenggaraan Reklame selain

umbul-umbul dan spanduk sesuai dengan ketentuan;

g. pemberian bimbingan dan saran kepada masyarakat menyangkut desain arsitektur dan fasilitas bangunan/kelompok bangunan;


(25)

h. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Seksi Konstruksi Bangunan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Konstruksi Bangunan; b. penyiapan dan penyusunan standar penilaian dan pemeriksaaan gambar

konstruksi bangunan sesuai standar dan ketentuan yang berlaku;

c. penelitian setiap permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Izin Reklame menyangkut konstruksi bangunan;

d. pemberian bimbingan dan saran kepada masyarakat menyangkut konstruksi bangunan;

e. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Seksi Konservasi Bangunan dan Kawasan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi konservasi bangunan dan kawasan

b. Pelaksanaan penelitian dan perencanaan serta penyusunan ketentuan ketentuan teknis konservasi terhadap bangunan- bangunan dan kawasan yang perlu dilestarikan maupun direvitalisasi

c. Pengawasan, memfasilitasi dan pembinaan upaya- upaya pelestarian dan konservasi bangunan, kawasan dan lingkungan kota


(26)

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengawasan, penyuluhan, dan pengaduan, dengan fungsi :

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengendalian Pemanfaatan;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup pengawasan, penyuluhan dan pengaduan;

c. pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan mendirikan bangunan agar tidak menyimpang dari IMB dan atau tanpa IMB;

d. pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan reklame agar tidak menyimpang dari izin yang diberikan;

e. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait untuk penindakan / penertiban terhadap reklame yang menyimpang dari izin yang diberikan dan/atau tanpa izin, dan bangunan yang menyimpang dan tanpa IMB; f. pelaksanaan kegiatan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat yang

berkenaan dengan kebijakan dibidang rencana tata ruang kota serta menggali dan meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota;

g. penerimaan/proses pengaduan dan keberatan masyarakat sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku;


(27)

h. pelaksanaan proses hukum terhadap pelaksanaan pekerjaan mendirikan bangunan yang menyimpang dari IMB dan/atau tanpa IMB serta reklame yang menyimpang dari izin yang diberikan dan/atau tanpa izin dengan berpedoman kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk diajukan ke Pengadilan;

i. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang pengendalian pemanfaatan ruang;

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

Seksi Pengawasan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengawasan; b. penyusunan petunjuk teknis lingkup tata bangunan;

c. pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan mendirikan bangunan agar tidak menyimpang dari IMB dan/atau tanpa IMB;

d. pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan pembangunan reklame agar tidak menyimpang dari izin yang diberikan dan/atau tanpa izin;

e. penelitian, menganalisa, dan mengevaluasi bangunan yang menyimpang dari SIMB dan/atau tanpa SIMB;

f. penelitian, menganalisa, dan mengevaluasi bangunan reklame yang menyimpang dari izin yang diberikan dan/atau tanpa izin;


(28)

g. pembuatan laporan dan perintah pemberhentian secara tertulis tentang pelaksanaan pembangunan yang tidak memiliki SIMB dan yang menyimpang dari SIMB;

h. pembuatan laporan dan perintah pemberhentian secara tertulis tentang pelaksanaan pembangunan reklame yang tidak memiliki izin dan yang menyimpang dari izin yang diberikan;

i. penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait untuk penindakan/penertiban terhadap bangunan yang menyimpang dan/atau tanpa IMB;

j. penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait untuk penindakan/penertiban terhadap bangunan reklame yang menyimpang dan/atau tanpa izin;

k. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Seksi Penyuluhan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi penyuluhan b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup penyuluhan

c. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan bimbingan teknis kepada masyarakat menyangkut penerapan rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan penataan ruang kota dan bangunan


(29)

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

Seksi Pengaduan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengaduan; b. penyusunan petunjuk teknis lingkup pengaduan;

c. penerimaan, penelitian dan proses pengaduan dan keberatan masyarakat dalam bidang bangunan dan pemanfaatan ruang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku;

d. pelaksanaan proses hukum terhadap pelaksanaan pekerjaan mendirikan bangunan yang menyimpang dari IMB dan/atau tanpa IMB sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk diajukan ke pengadilan;

e. pelaksanaan proses hukum terhadap pelaksanaan pekerjaan mendirikan bangunan reklame yang menyimpang dari izin dan/atau tanpa izin yang diberikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk diajukan ke pengadilan; f. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan


(30)

Tabel III.8

Banyaknya Berkas Permohonan Izin Mendirikan Bangunan di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan Tahun 2015

No Bulan IMB Masuk IMB Ditolak IMB Selesai Panggilan

Melengkapi Berkas

1 Januari 192 43 144 51

2 Febuari 202 26 162 62

3 Maret 220 53 164 44

4 April 223 46 137 46

5 Mei 223 51 149 58

6 Juni 153 52 156 51

7 Juli 103 36 144 29

8 Agustus 128 28 146 52

9 Septemebr 174 41 127 53

10 Oktober 178 20 133 43

11 November 172 20 111 60

12 Desember 149 39 160 84

Jumlah 2.117 455 1.733 633

Sumber : Dinas TRTB Kota Medan

Berdasarkan data di atas IMB yang masuk tahun 2015 sebayak 2.117 berkas dan yang ditolak sebanyak 455 berkas IMB sedangkan IMB yang selesai sebayak 1.733 berkas IMB, dan yang mendapat panggilan melengkapi berkas sebayak 633 berkas. Dari data di atas tampak masyarakat yang mengurus IMB di Dinas TRTB setiap bulanya tidak relative selalu meningkat, kadang menurun kadang meningkat. Kesadaran masyarakat akan mengurus IMB masih dirasakan kurang mengingat laju pembangunan di Kota Medan yang tinggi, Dinas TRTB bertanggung jawab untuk


(31)

dapat mengajak seluruh elemen masyarakat yang memiliki bangunan untuk dapat mengurus IMB nya guna memberi kepastian hukum atas bangunan yang ia miliki


(32)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini hasil data yang diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan , wawancara, dan juga observasi langsung dilapangan akan dianalisis untuk mengetahui implementasi izin mendirikan bangunan (IMB) di kota medan dalam Perspektif pelayanan publik, apakah pelayanan izin mendirikan bangunan sudah berjalan dengan baik atau tidak di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan kota medan, dan untuk mengetahui faktor faktor yang mempengarui implementasi izin mendirikan bangunan di kota medan dalam perspektif pelayanan publik. Dalam pengumpulan data peneliti memperoleh dari Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan dengan pengumpulan dokumen tertulis menyangkut profil Dinas TRTB , struktur organisasi, kakateristik pegawai Dinas TRTB dan tugas dan fungsi Dinas TRTB. Untutk mendapatkan data selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan informan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk menjawab permasalahan peneliti, dan terakhir peneliti melakukan observasi langsung di Dinas TRTB untuk melihat pelayanan pegawai Dinas TRTB kepada masyarakat yang ingin mengurus Izin mendirikan bangunan. Tipe wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara berstruktur, terlebih dahulu peneliti menyiapkan pertanyaan wawancara yang disusun sesuai dengan permasalahan yang berkaitan dengan implementasi IMB di kota medan dalam perspektif pelayanan mengurus IMB di Dinas TRTB.

Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Medan diselenggarakan oleh dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan sebagai salah satu bagian dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yaitu pelayanan kepada


(33)

masyarakat yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Medan No 2 Tahun 2015 tentang Rencana detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Medan Tahun 2015-2035. Pelayanan Perizinan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks. Untuk mendirikan sebuah bangunan, masyarakat harus memiliki surat Izin Mendirkan Bangunan, karena tanpa memiliki izin, maka bangunan akan di katakan ilegal oleh pemerintah yang sewaktu-waktu dapat dirobohkan pula oleh pemerintah. Berdasarkan hal tersebut maka penulis menggunakan prinsip pelayanan publik menurut Ridwan (2010: 101) untuk melihat bagaimana implementasi pelayanan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan.

IV. 1. Implementasi Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan dalam Perspektif Pelayanan Publik

Rendahnya kualitas pelayanan pada era sekarang ini merupakan permasalahan yang sangat kompleks yang sedang dihadapi oleh pemerintah dalam berbagai bidang di instansi atau badan pemerintahan. Peran pemerintah harus lebih berfokus pada pelayanan publik, Pemerintah harus melakukan peningkatan sumber daya aparatur, kualitas, profesionalisme pada seluruh jajaran pemerinahan karena kedepanya tuntutan masyarakat unuk mendapatkan pelayanan publik akan semakin mendesak dimana masyarakat ingin pelayanan yang cepat,murah dan akurat. Berkaitan dengan penelitian ini mengenai Implementasi kebijakan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Medan dalam perspektif pelayanan publik peneliti melakukan wawancara dengan mengajukan pertayaan kepada kepala Dinas TRTB, Sub bagian umum dan staf di Dinas TRTB serta masyarakat untuk selanjutnya pada bab ini di analisi.


(34)

a) Kesederhanaan

Pelayanan publik menyangkut akan prosedur pelayanan publik tidak berbelit belit mudah ddi pahami dan dilaksanakan oleh masyarakat. Prosedur merupakan serangkaian aktivitas, tugas tugas, keputusan keputusan langkah langkah dan proses yang dilakukan melalui serangkaian pekerjaan untuk mendapatkan hasil atau tujuan yang diinginkan. Dalam pengurusan IMB di kota medan sudah memiliki tahapan tahapan antara lain: pertama, pengisian formulir oleh pemohon, kedua, pemohon mendampingi petugas pengukuran untuk menunjukan lokasi dan melakukan pengukuran batas persil, ketiga, pemohon meelampirkan gambar bangunan bila terdapat koreksi agar di ssuaikan dengan ketentuan rencana kota, keempat, pemohon membayar retribusi dan menerima dokumen IMB serta Plangk IMB.

Peneliti juga menanyakan kepada Kepala Sub Bagian Umum yang bernama Bapak Drs. Massa Simatupang mengenai apakah prosedur pelayanan IMB di Dinas TRTB ini sudah efektif dan beliau mengatakan sebagai berikut:

“ prosedur pelayanan IMB sudah cukup efektif karena semua berjalan sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan ,kita juga menerangkan prosedur pengurusan IMB dengan membentangkan tulisan mengenai alur prosedur pengursan IMB di Dinas TRTB ini. Yang menjadi kendala dalam prosedur pengurusan IMB ini persyaratan pemohon yang kurang lengkap dan terkadang jika dikatakan kurang lengkap pemohon ada yang tidak jadi datang lagi untuk mengurus IMB yang telah masuk.”( wawancara dengan kepala Sub Bagian Umum,Bapak Drs. Massa simatupang, kamis 18 februari 2016)

berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada masyarakat yang mengurus IMB mengatakan bahwa prosedur IMB sudah cukup baik jika kita tau alurnya prosedurnya yang menjadi masalah sekarang banyak masyarakat lain yang


(35)

tidak tau prosedur pengurusan IMB karena banyak menyangkut persyaratan teknis seperti gambar bangunan yang harus lengkap dan benar yang membuat sangat bingung dan membutuhkan biaya untuk meminta bantuan arsitek atau lulusan sma yang mengerti akan gambar dan konstruksi bangunan, ditambah lagi ketika terjadi kesalahan dalam gambar masyarakat akan disuruh mengganti atau memperbaiki gambar bangunan itu lagi dan menambah biaya lagi, mungkin yang membuat masyarakat berpendapat pengurusan IMB berbelit belit dikarenakan masalah teknis saja oleh karena itu seharusnya dinas TRTB ini melakukan sosialisasi yang cukup kepada masyarakat agar masyarakat tau prosedur dalam mengurus IMB sehingga masyarakat akan sadar untuk mengurus IMB.

Dari hasil wawancara diatas bersama pihak TRTB dan masyarakat peneliti menarik kesimpulan bahwa posedur penguruan IMB sudah cukup baik dan tidak berbelit belit jika masyarakat tau alur dalam pengurusan IMB nya dan melengkapi persyaratan IMB yang telah diminta oleh karena itu dibutuhkan sosialisasi kepada masyarakat.

b) Kejelasan

prinsip pelayanan yang menyangkut persyaratan teknis, administratif, unit kerja/pejabat pemberi layanan, rincian biaya dan tata cara pembayaran. Masyarakat yang ingin mengurus IMB sudah dapat melihat persyaratan di Dinas TRTB dengan lengkap, seperti: foto copy sertifikat tanah oleh BPN, foto copy akta kepemilikan tanah, rekomendasi bagi instansi terkait bagi pembangunan tempat( ibadah,sekolah dan kesehatan ), surat kuasa, gambar rencana peruntukan, izin dari warga sekitar,


(36)

dan denah lokasi tanah pemohon. Mengenai retribusi IMB juga jelas terlihat lengkap pada kantor dinas TRTB.

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengurusan IMB untuk membangun atau merenovasi temapat tinggal dan tempat usaha maka peneliti melakukan wawancara kepada Sub Bagian Umum TRTB Bapak Drs. Massa Simatupang, yang mengatakan sebagai berikut:

Perbedaannya terdapat pada persyarartanya pengurusanya saja dan perbedaan biaya retribusi IMB nya kalau tempat usaha biasnya dikenakan biaya yang lebih mahal dari pada mebangun rumah tempat tinggal.( wawancara dengan kepala Sub Bagian Umum , Bapak Drs. Massa simatupang, kamis 18 februari 2016)

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat ada permasalahan persyaratan pengurusan IMB yaitu masalah legalitas sertifikat surat surat tanah yang harus di urus ke BPN padahal ada notaris kenapa tidak ke notaris saja menurut masyarakat karena seharusnya notaris berhak meleges surat tanah tersebut, pihak TRTB tidak mengijinkan jika surat tanah yang dilampirkan dileges oleh notaris melainkan harus dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) sendiri. mengenai biaya retribusi IMB masyarakat mengatakan relatif saya setuju dengan retribusi yang ditetapkan namun jika dapat dikurangi lebih bagus lagi. Kalau persyaratan teknis tidak mengganggu karena digunakan untuk dapat menghitung besar retribusi IMB nya .

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan dalam mengurus bangunan tempat tinggal dan tempat usaha baik dalam persyaratan dan biaya retribusi.Mengenai retribusi juga tidak ada masalah karena


(37)

masyarakat tidak merasa keberatan membayar retribusi karena pembayaranya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c) Kepastian Waktu

menyangkut ketentuan jangka waktu yang ditentukan dalam penyelesaian pelayanan publik apakah sesuai atau tidak dengan waktu yang di tentukan. Berdasarkan hasil wawaancara dengan Kepala Sub Bagian Umum Bapak Drs. Massa Simatupang mengenai waktu pengurusan IMB sebagai Berikut:

kalau misalnya untuk bangunan rumah dan tempat tinggal yang luas tanahnya + 1000 meter dan luas bangunan + 400 meter waktu penyelesaian IMB itu 14 hari untuk bangunan yang lebih dari 400 meter prosesnya selama 16 hari kerja.”( wawancara dengan kepala Sub Bagian Umum ,Bapak Drs. Massa simatupang, kamis 18 februari 2016)

berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat tidak jauh berbeda dengan pihak TRTB, waktu pengurusan IMB cepat selesai jika persyaratan yang kita beikan lengkap dan sesuai dengan yang diminta kendati kelemahan dikita para pemohonnya seperti jika pihak TRTB ingin melakukan pengukuran terkadang kita nya yang tidak bisa menemanin sehingga mengulur waktu pengurusan menjadi meleset kalau pemohon membawa berkas yang lengkap dan dapat memberikan waktu mengurus IMB 14 hari dapat selesai IMB nya ungkap salah seorang masyarakat pengurus IMB.

d) Akurasi

menyangkut produk pelayanan publik yang diterima dengan benar dan sah. Dalam kaitnya dengan pengurusan IMB di kota medan persyaratan pengurusan IMB telah diatur dalam Perda Kota Medan No 2. Tahun 2015 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Medan Tahuin


(38)

2015-2035.Pengurusan IMB ini dimaksudkan agar pembangunan yang dilakukan teratur, tidak sembarangan. Oleh sebab itu apabila ada permohonan IMB yang lokasi pembangunannya tidak sesuai dengan RTRW Kota Medan maka permohonan IMB tersebut akan ditolak. Pihak DTRTB juga akan melakukan tindakan terhadap bangunan yang tidak sesuai dengan izin, pertama pihak DTRTB akan menghimbau kepada pemilik bangunannya bahwa bangunan yang didirikannya sudah tidak sesuai dengan izin peruntukannya. Kedua, Apabila pemilik bangunan tidak menghiraukan himbauan pihak DTRTB, maka pemilik bangunan akan diberikan surat peringatan dan jika sedang mengerjakan bangunannya, maka pemilik bangunan akan disuruh untuk memberhentikan pekerjaannya. Ketiga, apabila pembangunan masih dikerjakan, maka pihak DTRTB akan memberikan surat peringatan agar ia membongkar sendiri bangunannya, dan keempat apabila masih tetap mengerjakan bangunannya maka tim DTRTB akan membongkar bangunan yang tidak sesuai dengan izin peruntukannya. Peneliti melakukan wawancara kepada Sub Bagian Umum Bapak Massa Simatupang dengan menayakan bagaimana mekanisme tindakan pengawasan dinas TRTB terhadap bangunan ilegal , beliau mengatakan :

pertama melayangkan surat, selanjutnya surat pemberhentian atau penyetopan proses pembangunan jika tidak ditanggapi juga atau tetap melakukan proses pembangunan maka pihak TRTB melakukan proses pembongkaran jika memang tidak ditanggapin. Pihak TRTB juga melakukan patroli terhadap bangunan yang tidak memiliki IMBnamun bangunan yang terpantau saja karena kurangnya jumlah patroli Dinas TRTB dengan cara itu pihak TRTB dapat langsung menyurati pemilik bangunan yang menyalahi aturan.” ( wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum ,Bapak Drs. Massa simatupang, kamis 18 februari 2016)


(39)

berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat mengatakan pihak TRTB memang pernah melakukan patroli di kecamatan mereka walaupun hanya beberapa kali saja untuk mengecek bangunan dikarenakan ada saja bangunan yang seharusnya 100 M ternyata menjadi 200 M.

dapat simpulakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh pihak TRTB terhadap bangunan ilegal yang tidak memiliki SIMB sudah cukup baik karena menindak langsung dengan melalui prosedur yang di tetapkan namun pengawasan belum dapat dikatakan maksimal karena pihak TRTB tidak melakukan patroli setiap harinya karena keterbatasan sumber daya yg ada.

e) Keamanan

menyangkut proses pelayanan publik harus memberi rasa aman dan kepastian hukum kepada masyarakat. Pengurusan izin mendirikan bangunan memiliki tujuan memberikan rasa aman kepada masyarakat atas bangunan yang dimilikinya. Dengan menyelesaikan prosedur persyaratan IMB maka masyarakat akan diberikan sertifikat IMB yang menjamin bangunan yang dimilikinya Selanjutnya peneliti bertaya kepada Sub Bagian Umum bapak Drs. Massa Simatupang, beliau mengatakan sebagai berikut.

“ kalau diterima persyaratanya dan lengkap sesuai dengan yang ditetapkan pasti sertifikat akan keluar sesuai dengan waktunya dan juga jika telah sesuai dengan perencanaan kota kalau tidak sesuai permohonan IMB akan ditolak.” (wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum,Bapak Drs. Massa simatupang, kamis 18 februari 2016).

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat mengatakan, bahwa tujuan mereka menurus IMB adalah untuk medapatkan sertifikat IMB yang memberikan


(40)

kepastian hukum terhadap bangunan yang mereka miliki sehingga terhindar dari pergusuran atau pembongkaran. Tujuan lain di ungkapkan oleh masyarakat kebanyakan mengurus IMB karena untuk keperluan kredit Bank saja karena pihak bank akan meminta bukti sertifikat IMB jika ingin memberikan kredit kepada masyarakat kalau mengenai kesadaran mungkin masyarakat masih kurang dalam mengurus IMB.

Dapat dikatakan bahwa pengurusan IMB yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan sertifikat IMB yang digunakan untuk jaminan hukum terhadap bangunan dan untuk melakukan pinjaman ke bank kalau mengenai kesadaran saat ini masyarakat belum banyak yang peduli untuk mengurus IMB mereka karena alasan persyaratan yang sulit di mengerti dan biaya yang banyak keluar.

f) Tanggung Jawab

pelaksanaan pelayanan publik menyangkut tanggung jawab terhadap penyelengaraan pelayanan yang dilakukan, dan juga berusaha menyelesaikan keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan. Dalam memberikan pelayanan IMB dinas TRTB melakukan koordinasi dengan pihak terkait yang memiliki kepentingan mngurus IMB, untuk itu peneliti bertaya kepada Kepala Sub Bagian Umum Dinas TRTB bapak Drs. Massa Simatupang,yang mengatakan:

wajib berkoordinasi contoh dalam merenovasi bangunan bersejarah dinas TRTB berkoordinasi dengan balai warisan budaya kota medan begitu juga dengan pendirian bangunan sekolah pihak sekolah harus memberikan surat rekomendasi dari dinas pendidikan terlebih dahulu kepada dinas TRTB sebelum melakukan

proses pembangunan sekolah.” ( wawancara dengan Kepala Sub

Bagian Umum,Bapak Drs. Massa simatupang, kamis 18 februari 2016)


(41)

dalam memberikan pelayanan IMB kepada masyarakat, Dinas TRTB tidak lepas dari komplain atau keluhan dari masyarakat yang mengurus IMB. Menurut bapak Massa sendiri itu hal wajar karena ketidakpuasan masyarakat ,untuk itu peneliti menayakan hal tersebut kepada bapak Drs. Massa Simatupang selaku Kepala Sub Bagian Umum :

keluhan atau komplain masyarakat itu biasnya menyangkut waktu pengurusan IMB yang dirasa lama padahal itu semua diakibatkan kelengkapan persyaratan pemohon yang kurang jadi memperlama waktu penyelesaian IMB. Mengenai penolakan IMB yang tidak sesuai dengan tata letak ruang kota juga menjadi permasalahan di masyarakat karena masyarakat tidak mengerti bangunan yang ia dirikan berada pada daerah peruntukan atau zona hijau sehingga IMB mereka di tolak dan menyebabkan komplain pula dari masyarakat.”( wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum ,Bapak Drs. Massa simatupang, kamis 18 februari 2016)

Ketika ditaya kepada pihak TRTB apakah mereka bersedia mencari solusi atas permasalahan yang timbul pihak TRTB menjawab mereka selalu berusaha untuk mencari solusi atas komplain yang mereka terima karena hal tersebut dianggap sebagai masukan yang baik kepada Dinas TRTB. Dapat dikatakan pihak TRTB dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat telah melakukan tanggung jawab dengan selalu berkordinasi kepada instansi terkait yang mengurus IMB.

g) Kelengkapan Sumber Daya

Dalam memberikan pelayanan IMB ketersedianya sumber daya merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan.Sumber daya itu meliputi sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi komunikasi dan informatika (telematika); serta kualitas dan kuantitas SDM yang memadai untuk menjalankan tugas dan fungsinya.


(42)

Kelengkapan sumber daya akan mempercepat pelaksanaan kegiatan dalam proses izin mendirikan bangunan. Untuk mengetahui kelengkapan sumberdaya di masing masing bidang di dinas TRTB maka peneliti bertaya kepada Kepala Sub Bagian Umum Bapak Drs. Massa Simatupang, beliau mengatakan bahwa:

Sumber daya di masing masing bidang bisa di bilang cukup walaupun masih ada kekurangan sepeti pada bidang pengendalian dan pemanfaatan yang masih kekurangan transportasi, saat ini jumlahnya hanya 7 unit sedangkan yang mau di awasin ada 21 kecamatan jadi belum maksimal berjalanya pengawasan, untuk bidang tata ruang dan bidang pengukuran dan pemetaan kegiatan pengerjaan sudah menggunakan teknologi keseluruhanya seperti penggunaan GPS dan tidak manual lagi semua sudah teknologi. Mengenai jumlah pegawai saat ini dinas TRTB masih dirasa kurang namun penambahan jumlah pegawai sepenuhnya kebijakan bapak walikota”.( wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum ,Bapak Drs. Massa simatupang, kamis 18 februari 2016)

Dari penjelasan diatas dapat dilhat ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di masing” bidang TRTB sudah cukup baik namun sumber daya manusia sendiri di dians TRTB belum dapat dikatakan baik karena masih kurang mencukupi.

h) Kemudahan Akses

Kemudahan akses berarti tempat dan lokasi serta pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika. Saat ini dinas TRTB dalam memberikan pengetahuan kepada masyarakat memiliki satu website TRTB dimana dalam website terseebut terdapat panduan dalam mengurus IMB dan di sertai dengan peraturan peraturan yang mengatur program IMB di kota medan. Pihak TRTB juga melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat sebagai program dinas TRTB dan juga melakukan program IMB keliling agar masyarakat yang berada di lokasi


(43)

yang jauh dari kantor dians TRTB dapat mengurus langsung IMB mereka melalu program IMB keliling tanpa harus datang ke dinas TRTB ,dinas TRTB akan bekerja sama dengan pihak camat dalam penyerahan berkas IMB. Untuk itu peneliti menayakan hal tersebut kepada Kepala Sum Bagian Umum bapak Drs.Massa Situmorang, beliau mengatakan:

“ untuk sekarang tidak ada lagi program IMB keliling , terakhir dilaksanakan tahun 2013 saat ini diganti dengan program sosialisasi kepada masyarakat yang rutin dilakukan secara terus menerus untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam mengurus IMB pihak TRTB yaitu seksi penyuluhan akan berkordinasi kepada pihak camat untuk membeitahukan kedatangan pihak TRTB dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat selanjutnya camat akan mengumpulkan masyarakat dikantor camat untuk mendengarkan penyuluhan tentang IMB yang dijelaskan oleh pihak TRTB itu sendiri.”(wawancara

dengan Sub Bagian Umum ,Bapak Drs. Massa simatupang, kamis 18 februari 2016)

selanjutnya peneliti bertaya kepada masyarakat akan sosialisasi yang diberikan oleh dinas TRTB langsung ke kecamatan dan mengenai program IMB keliling, masyarakat cukup menyayangkan tidak dberlakukanya lagi IMB keliling padahal itu cukup membantu masyarakat dalam mengurus IMB apa lagi jika lokasi rumah tempat tinggal masyarakat itu ada di daerah yang jauh seperti belawan ataupun mandala yang butuh waktu lama untuk sampai ke dinas TRTB ini, mengenai sosialisasi pihak TRTB jarang melakukan sosialisasi, masyarakat yang banyak datang ke TRTB ini sampai di TRTB masyarakat akan menjadi bingung akan persyaratan yang sebelumnya tidak kita tau hal tersebut karena kurangnya sosialisasi jika pihak TRTB sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan mendorong kesadaran masyarakat untuk mengurus IMB nya di dinas TRTB ini.


(44)

Berdasarkan penjelasan diatas kemudahan akses belum dapat dikatakan baik dikarenakan adanya beberapa program yang kurang berjalan dengan baik dan kurang dari harapan masyarakat yang ingin mengurus IMB.

i) kedisplinan

dalam memberikan pelayanan Aparatur pemerintah harus bersikap disiplin, sopan, dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas agar masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang di berikan. Untuk mengetahui kedisplinan pegawai di dinas TRTB kota medan maka peneliti bertaya kepada Kepala Sub Bagian Umum bapak Drs. Massa Simatupang ,beliau mengatakan :

“ 80 % sudah dapat dikatakan disiplin dibandingkan dinas dinas lain, dinas TRTB ini tingkat kedisplinanya sudah cukup dirasakan baik.” ( wawancara dengan Sub Bagian Umum ,Bapak Drs. Massa simatupang, kamis 18 februari 2016)

Tidak jauh berbeda dengan pendapat masyarakat yang mengatakan bahwa kedisplinan pegawai di TRTB ini sduah cukup baik dan sopan masyarakat diarahkan dalam mengurus IMB mengenai etos kerja dan propersonalisme pegawai dinas TRTB ini sudah cukup baik dibanding beberapa tahun yang lalu. Dari hasil pengamatan peneliti di lapangan juga tampak sikap dan pelayanan yang diberikan pegawai kepada masyarakat cukup baik dilihat dari pegawai yang memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai persyaratan yang mereka kurang mengerti.

j) Kenyamanan

lingkungan yang tertib, bersih, teratur rapi, indah tersedianya fasilitas parkir ,tempat ibadah merupakan fasilitas pendukung pelayanan publik yang baik,di dinas TRTB sendiri tampak lingkungan yang bersih, tertib, indah, rapi dll seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.


(45)

Gambar VI. 1 : Ruang Tunggu Dinas TRTB Kota Medan

Sumber : Dokumentasi Peneliti di Dinas TRTB

Ruang tunggu dinas TRTB cukup nyaman terbukti ruang yang selalu bersih dan dilengkapi dengan AC serta ruangan yang tertib


(46)

Sumber : Dokumentasi Peneliti di Dinas TRTB Kota Medan

Terdapat 5 (lima) loket yang tersedia di Dinas TRTB dalam memberikan pelayanan terhadap permohonan IMB.

Gambar VI. 3: Miniatur Kota yang tersedia di Dinas TRTB

Sumber : Dokumentasi Peneliti di Dinas TRTB

Masyarakat dapat meihat miniature kota medan yang sesuai dengan ketentuan tata letak dan zona terbuka hijau yang di sajikan di Dinas TRTB. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang sedang mengurus IMB mengaku bahwa sarana dan prasarasana yang tersedia di TRTB ini sudah


(47)

mengalami banyak perubahan dari beberapa tahun yang lalu misalnya saja, dalam ruang tunggu dulunya ruangan sangat panas sekarang sudah cukup nyaman dengan adanya AC dan ruangannya yang cukup bersih , mengenai pelayanan juga pegawai di Dinas TRTB ini sudah cukup sopan dengan mengarahkan langsung masyarakat yang datang ke TRTB dalam mengurus IMB.

VI. 2. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan

Dalam sub bab ini berisi uraian mengenai faktor faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan Izin Mendirikan Bangunan dalam Perspektif Pelayanan Publik. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suatu implementasi kebijakan sehingga kebijakan tersebut dapat dilihat berjalan dengan baik atau tidak, terkait implementasi izin mendirikan bangunan di kota medan maka peneliti menggunakan teori George C. Edward III dengan membahas empat variabel yang dikaitkan dengan hasil penelitian yang di dapatkan dilapangan. Dengan indikator komunikasi , sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi indicator ini nantinya menjadi pengukur faktor faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan dalam Perspektif Pelayanan Publik.

a. Komunikasi

Komunikasi sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan dari sebuah implementasi kebijakan pubik. Implementasi yang efktif terjadi apabila para


(48)

pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang mereka keerjakan. Kebijakan yang dikomunikasikan pun harus tepat, jelas, akurat dan konsisten agar para pembuat keputusan dan para implementor tidak melakukan kesalahan dalam menerapkan setiap kebijakan di dalam masyarakat.Dalam menjalankan kebijakan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan Kepala Dinas sebagai pembuat keputusan melakukan kominukasi kepada setiap pegawai untuk menjalankan kebijakan yang telah di buat. Komunikasi yang dilakukan di dasarkan pada pencapaian tujuan kebijakan tersebut.Untuk mengetahui bentuk komunikasi yang ada di Dinas TRTB Kota Medan maka peneliti menanyakan kepada Kepala Dinas TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan. MT, beliau mengatakan:

“ komunikasi yang yang dilakukan bisa secara lisan dan tulisan dan komunikasi tersebut dilakukan setiap saat. Komunikasi lisan biasanya menjorok kepada kelengkapan berkas dalam menurus IMB di dinasTRTB dan juga untuk menjelaskan kepada pemohon cara cara dalam melakukan pengurusan izin mendirikan bangunan karena ada tenggang waktu yang di berikan dalam mengurus IMB yaitu 14 hari dan dalam waktu 14 hari tersebut proses IMB harus segera selesai karena ada tim audit oleh ISO yang rutin datang ke TRTB dan ada dilakukan survey kepuasan masyarakat terhadap kinerja dinas TRTB .ada pula pelayanan masyarakat oleh ombudsman mengenai prasarana dan saranan yang ada di TRTB dalam mengurus izin mendirikan bangunan. Komunikasi antar bidang juga dapat dilakukan melalui telepon untuk menayakan kesiapan dan kendala apa saja yang di temui dalam pengurusan IMB.”( wawancara dengan Kepala Dinas TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan MT, kamis 7 januari 2016)

Selanjutnya untuk mengetahui apa kendala yang dihadapi oleh Dinas TRTB menyangkut komunikasi antar pegawai di dinas TRTB dalam mengimplementasi kebijakan IMB maka peneliti malakukan pertayaan kepada Kepala Dinas TRTB


(49)

Kota Medan, Bapak Ir, Samporno Pohan. MT selaku kepala Dinas di TRTB ,beliau mengatakan :

“ kendala hampir tidak ada karena ruangan cukup kecil sehingga komunikasi dapat langsung secara face to face atau lewat telepon langsung sehingga komunikasi dapat berjalan dengan cepat, pegawai menjalankan perintah dengan baik sehingga sama sekali tidak pernah terjadi miskomunikasi di dinas ini, antara atasan dan bawahan juga semua biasa saja tidak ada rasa takut atau segan ketika menjalankan perintah yang diberikan karena semua dilakukan untuk pelayanan publik.”( wawancara dengan Kepala Dinas TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan MT, kamis 7 januari 2016)

berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat komunikasi antar pegawai di Dinas TRTB sudah cukup baik dikarenakan kominikasi dilakukan dalam bentuk lisan ataupun tulisan dan dapat dilakukan secara langsung face to face ataupun lewat telepon dengan cara tersebutkomunikasi dapat berjalan dengan cepat dan pegawai DTRTB pun melaksanakan printah dengan baik sehingga tidak terjadi miscomunikasi di dinas TRTB.

dalam menjalankan kebikan IMB di Kota Medan, Partisipasi Masyarakat merupakan hal yang penting di perhatikan untuk mencapai sasaran dari kebijakan IMB tersebut yang mana sasaran dari kebijakan IMB itu sendiri ialah masyarakat, swasta dan pemerintah sendiri. Dinas TRTB selaku Dinas yang bertanggung jawab dalam pengurusan Izin Mendirkan Bangunan oleh masyarakat harus mampu menghimbau dan mengajak seluruh masyarakat yang memiliki bangunan untuk mau mengurus IMB mereka masing masing. Untuk itu peneliti menanyakan kepada Kepala Dinas TRTB Kota Medan Bapak Ir. Samporno Pohan MT, beliau mengatakan:


(50)

“ sosialisasi pernah dilakukan contoh nya dalam bentuk plang yang menghimbau kepada masyarakat untuk mengurus IMB sendiri tanpa menggunakan calo, selanjutnya ada juga IMB keliling dulunya ,petugas pergi ke kantor camat untuk membantu masyarakat yang ingin mengurus IMB, IMB keliling pernah dilakukan selama tiga bulan berturut turut. Sosialisasi tentang perda terdahulu no 5 tahun 2012 juga pernah dilakukan dikantor camat dengan melibatkan organisasi propesi (REI) juga persatuan himpunan dari pada pengembang dan sejauh ini sudah cukup efektif tampak dari masyarakat yang sudah tau akan perda no 5 tahun 2012 dan masyarakat menerima dengan baik, tidak terjadi penolakan terhadap perda no 5 tahun 2012 mengenai hambatan Dinas TRTB masih kurang dalam jumlah pegawai yang melakukan sosialisasi mengenai prosedur semua sudah sesuai mulai dari surat ke camat dan selanjutnya masyarakat di kumpulkan di kantor camat untuk mendengar penyuluhan proses IMB yang dilakukan oleh dinas TRTB sendiri.”( wawancara dengan Kepala Dinas TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan MT, kamis 7 januari 2016)

berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang mengurus IMB, mereka mengatakan bahwa pihak TRTB memang pernah melakukan sosialisasi di kecamatan mereka tentang pengurusan IMB namun sosialisasi tersebut sangat jarang dilakukan sehingga masyarakat tetap saja tidak mengerti akan prosedur dan persyaratan akan pengurusan IMB yang membuat masyarakat menjadi malas mengurus IMB dan berpikir mengurus IMB hanya membuang uang saja, sekarang masyarakat kebayakan mengurus IMB dikarenakan hal tersedak saja seperti untuk keperluan Kredit dari bank yang memerlukan foto copy SIMB.

berdasarkan hasil wawancara diatas, Dinas TRTB selaku dinas yang mengurus IMB belum melaksanakan sosialisasi dengan baik kepada masyarakat sehingga masyarakat kekurangan informasi dalam pengurusan IMB. Dinas TRTB dalam hal ini memang sudah melakukan sosialissi, namun dikarenakan keterbatasan jumlah pegawai sehingga tidak dapat melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat


(51)

scara efektif, sosialisasi yang kurang efektif menjadikan masyarakat menjadi kurang kepedulian dalam mengurus IMB mereka.

b. Sumber Daya

Sumber daya merupakan hal yang penting dalam implementasi kebijakan, sumber daya menyangkut alat penggerak dalam melaksanakan suatu kebijakan.Indikator indikator yang digunakan untuk melihat sejauh mana sumber daya mempengaruhi implementasi kebijakan terdiri dari staf, yang merupakan seseorang atau pegawai yang menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Kekurangan staf atau pegawai dapat mempengaruhi jalanya kebijakan yang telah di buat, kemampuan dan keterampilan yang di miliki masing masing staf juga dapat mempengaruhi implementasi kebijakan, jika sesorang ditempatkan tidak sesuai dengan kemapuannya kemungkinan besar suatu kebijakan tidak dapat berjalan dengan baik dikarenakan seseorang tersebut tidak akan mengerti apa yang akan dia kerjakan .Dalam mengimplementasikan kebijakan IMB, Dinas TRTB di dukung oleh pegawai yang bekerja di masing masing bidang bagian. Peneliti selanjutnya melakukan wawancara kepada Kepala Dinas TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan MT. menyangkut staf yang dimiliki TRTB beliau mengatakan:

“ Staf saat ini diakui kurang dari segi jumlah dalam panambahan staf itu atas persetujuan walikota karena mengenai pegawai di TRTB seluruhnya diatur oleh walikota sendiri jika ingin menambah jumlah staf dinas TRTB harus ada permohonan terlebih dahulu ke pejabat walikota terkait untuk selanjutnya walikota akan menpertimbangkanya, Dinas TRTB sendiri telah melayangkan permohonan kepada walikota namun sampai saat ini belum ada penambahan jumlah pegawai di TRTB ini. Mengenai kemampuan dan keterampilan pegawai di dinas TRTB ini sudah sesuai dengan kemampuan dan keterampilanya di bidangnya masing masing karena pegawai disini berlatar belakang disiplin ilmu teknik sipil,ekonomi , keuangan, hukum ,


(52)

fisip dan seluruhnya mengerti akan IMB.”( wawancara dengan Kepala Dinas TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan MT, kamis 7 januari 2016)

Dalam menjalankan tugas setiap pegawai memiliki wewenang masing masing dan dituntut untuk patuh terhadap aturan dan peraturan yang berlaku agar setiap tugas yang dijalankan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang di inginkan, penggunaan sanksi juga dapat dilakukan dalam memberikan kedisplinan kepada setiap pegawai, terkait hal tersebut peneliti bertaya kepada Kepala Dinas TRTB Kota Medan Bapak Ir. Samporno Pohan MT, beliau mengatakan:

Pelanggaran disiplin pasti ada seperti sering terjadi pelanggaran disiplin tidak ikut apel, sanksi yang diberikan t egoran baik lisan atupun tertulis dalam hukuman disiplin juga dapat diberi sangsi berat dan dengan adanya sangsi tersebut memberi dampak positif dan efek jerah sehingga setiap pegawai menjalankan aturan peraturan semakin lebih baik dan tidak ada penyalahgunaan wewenang karena setiap pegawai bekerja berdasarkan tugas dan fungsinya masing masing itu tugas

mereka tidak ada yanga lain.” (wawancara dengan Kepala Dinas

TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan MT, kamis 7 januari 2016)

Fasilitas pendukung merupakan hal yang penting dalam menjalankan suatu kegiatan dengan adanya kekurangan fasilitas akan berakibat terhambatnya suatu kebijakan. Untuk mengetahui akan fasilitas di Dinas TRTB maka peneliti bertaya kepada Bapak Ir.Samporno Pohan MT. dan beliau mengatakan.

saat ini fasilitas di kantor mencukupi, alat cukup karena adanya computer sehingga memudahkan pengurusan imb di buat dengan auto cate. Saat ini sudah lengkap namum kedepanya jika ada penambahan pegawai otomatis sarana dan prasarana yang dibutuhkan juga harus bertambah. Untuk fasilitas bidang yang ada di TRTB ini memang masih ada kekurangan seperti di bidang pengendalian dan pemanfaatan yang masih kekurangan mobil dinas dalam melakukan patroli di seluruh kecamatan kota medan untuk mengawasi bangunan yang tidak memiliki IMB.”(

wawancara dengan Kepala Dinas TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan MT, kamis 7 januari 2016)


(53)

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa Dinas TRTB masih mengalami kendala di sumber daya yang ada baik dalam segi staf atau pegawai maupun sarana dan prasarana yang masih belum mencukupi sehingga di beberapa kegiatan masih belum berjalan secara efektif.

c. Disposisi

Sikap yang baik dan positif para pelaksana terhadap suatu kebijakan menandakan suatu dukungan yang mendorong mereka menunaikan kewajiban sebagaimana yang di inginkan para pembuat kebijakan, demikian sebaliknya bila tingkah laku para pelaksana berbeda dengan para pembuat keputusan maka proses pelaksanaan suatu kebijakan akan menjadi sulit. untuk mngetahui sikap pegawai di Dinas TRTB Kota Medan maka peneliti menanyakan kepada Kepala Sub Bagian Umum Bapak Drs. Massa Simatupang .beliau mengatakan:

“ pegawai pasti memiliki dedikasi yang tinggi karena kepala dinas sendiri merupakan orang yang disiplin, jika ada pegawai yang malas atau sering menyalahi aturan maka akan dikembalikan ke dewan kepegawaian daerah( DKD) yang ada di walikota. insentif juga diberlakukan di dinas ini ada namanya uang makan,ada tunjangan penghasilan,sesuai dengan pangkat dan jabatan masing masing dan berjalan dengan efektif setiap pegawai semakin terdorong untuk melaksanakan tugas nya dengan semakin lebih baik. ( wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum ,Bapak Drs. Massa simatupang, kamis 18 februari 2016)

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan pegawai TRTB melaksanakan tugasnya dengan baik dan tidak ada tampak tindakan pencaloan Di dinas TRTB Kota Medan sekarang ini, hal serupa dikatakan oleh masyarakat yang mengurus IMB, kalau dulu calo masih banyak di Dinas TRTB ini untuk sekarang sudah tidak tampak lagi ada calo dalam mengurus IMB


(54)

d. Struktur Birokrasi

Salah satu dari aspek struktural paling mendasar dari suatu organisasi adalah satndart operasional procedure (SOP). Sebagian kalangan menganggap SOP cenderung menghambat pelaksanaan implementasi kebijakan karena mendorong pelestarian status quo namun SOP juga beranfaat karena tindakan yang di seragamkan meenimbulkan fleksibilitas. Untuk mengetahui SPO pada Dinas TRTB maka peneliti menanyakan kepada Kepala Sub Bagian Umum Bapak Drs. Massa simatupang ,beliau mengatakan:

“ SOP sudah efektif seperti tampak pada meja saya surat” yang

begitu banyak harus saya selesaikan dalam waktu satu hari karena jika tidak akan menumpuk dan akan memakan waktu lama lagi sedangkan dalam mengurus IMB hanya dilakukan dengan tenggang waktu 14 hari kerja” ( wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum ,Bapak Drs. Massa simatupang, kamis 18 februari 2016)

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat mengenai waktu pengurusan IMB terkadang sering meleset dan lebih dari 14 hari dikarenakan persyaratan yang belum lengkap dan harus melengkapi persyaratan itu kembali.


(55)

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan tentang ( Implementasi Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan Dalam Perspektif Pelayanan Publik ) maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem dan Prosedur pengurusan IMB di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan sudah dapat dikatakan baik. Pemohon diminta mengisi formulir selanjutnya melengkapi persyaratan sampai dengan membayar retribusi IMB yang telah ditetapkan.Prosedur pengurusan IMB juga dapat dikatakan tidak berbeli belit hanya saja masyarakat diminta harus tau dan mengerti akan semua persyaratan pengurusan IMB baik persyaratan teknis maupun administratif yang diminta dan melengkapi persyaratan tersebut.

2. Komunikasi antar pegawai Dinas TRTB dapat dikatakan sudah cukup baik namun komunikasi Dinas TRTB kepada masyarakat di kecamatan masih dirasa kurangdalam memberi pengarahan mengenai persyaratan,prosedur dan retribusi IMB.

3. Lamanya waktu pengurusan IMB tergantung kepada masayarakat yang ingin mengurus IMB, kurangnya pengetahuan akan kelengkapan syarat dan kurangnya waktu luang pemohon dalam mengurus IMB menjadikan


(56)

4. Ketersediaan sumber daya manusia di Dinas TRTB secara kualitas telah memadahi, namun secara kuantitas (jumlah) belum memadahi, dengan jumlah pegawai 148 yang terdiri dari pns berjumlah 127 dan horror berjumlah 21 masih dirasa belum mencukupi dalam menjalankan kebijakan IzinMendirikan Bangunan di Kota Medan

5. Sarana dan prasarana dapat dikatakan belum memadahi seperti mobil patroli yang hanya berjumlah 7 buah yang masih dirasa kurang dalam melakukan pengawasan terhadap bangunan illegal yang tidak memiliki IMB di 21 Kecamatan di Kota Medan

6. Masalah persyaratan teknis seperti menggambar bagian rumah atau gedung yang masih dirasa memberatkan masyarakat karena di rasa cukup sulit sedangkan jika meminta bantuan jasa arsitek atau lulusan teknik SMA membutuhkan biaya tambah lagi.

V.2. saran

1. Dinas TRTB sebaiknya melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat mengenai prosedur , persyaratan IMB dan manfaat dari kebijakan IMB di kota medan dengan sosialisasi secara rutin diharapkan dapat memberi kesadaran kepada masyarakat untuk mengurus IMB mereka ke Dinas TRTB. Pemerintah dalam hal ini Dinas TRTB juga dituntut untuk menggunakan media yang memadahi agara isi dari kebijakan IMB bisa tersampaikan secara utuh kepada semua pihak. 2. Dinas TRTB sebaiknya menyediakan tempat khusus di kantor Dinas


(57)

teknis menggambar bangunan agar mempermudah masyarakat yang terkendala pada masalah teknis.

3. Dinas TRTB sebaiknya terus melakukan permohonan kepada Walikota Medan untuk penambahan jumlah pegawai di TRTB dan meminta kepada Pemerintah Kota Medan untuk penambahan jumlah sarana dan prasarana di Dinas TRTB yang masih dirasa kurang.


(58)

BAB II

METODE PENELITIAN II.1. Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Menurut Maleong (2001 : 3) penelitian deskriptif kualitatif yakni sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang orang dan prilaku yang dapat diamati, yang diarahkan untuk menjelaskan hal hal atau masalah yang terjadi dan digambarkan sesuai dengan fokus masalah penelitian. Dalam pendekatan kualitatif peneliti berusaha mengamati dan mengungkap realitas yang terjadi di lapangan kaitan dengan implementasi kebijakan IMB dari Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan, Menurut Sanapiah (1999 : 20) deskriptif yaitu untuk mengekplorasi dan mengklarifikasi mengenai suatu penomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel dengan masalah atau unit masalah yang di teliti.

II.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara yang terletak di Jalan Jenderal Besar Doktor Abdul Haris Nasution No. 17, telepon 7864147.Pemilihan tempat ini berdasarkan bahwa Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan (DTRTB) merupakan unsur pelaksana Pemerintahan Kota Medan yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan terhadap permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).


(1)

Gambar. Proses Pengurusan IMB

Penolakan pemberian IMB

Penolakan pemberian IMB sesuai pasal 12 Perda Kota Medan Tahun 2012 jika: a. Tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan.

b. Bertentangan dengan rencana tata ruang kota, bila:

1. Bangunan yang direncanakan tidak sesuai dengan peruntukantanah di lokasi yang dimaksud.

2. Di atas persil yang dimohon rencana jalan/pelebaran sehingga sisa luas tanah tidak dapat dibangun sesuai dengan persyaratan peruntukan.

3. Bangunan yang dimohon tidak sesuai ketentuan teknis lainnya.

c. Bertentangan dengan kelestarian, keserasian, dan keseimbangan lingkungan. d. Bertentangan dengan kepentingan umum dan / atau ketertiban umum. e. Bertentangan dengan peraturan perundangan undangan yang berlaku. f. Telah dibangun dan memiliki IMB tetapi menyimpang dari imb yang telah


(2)

I.6. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional I.6.1. Defenisi Konsep

Konsep merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Dengan konsep peneliti melakukan abstraksi dan menyederhanakan pemikiranya melalui penggunaan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan satu dengan yang lainya maka defenisi konsep untuk penelitian ini ialah:

1. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik yang dimaksud dalam penelian ini ialah pelayanan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan

2. Implementasi kebijakan adalah proses ataupun tindakan-tindakan terhadap kebijakan yang telah di tetapkan dan dijalankan oleh individu-individu (dan kelompok) pemerintah dan swasta yang diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Implementasi Kebijakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Implementasi Peraturan Daerah No 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izizn Mendirikan Bangunan di Kota Medan dengan memperhatikan variabel yang di kemukakan oleh George C. Edwards III Sebagai Berikut 1. Komunikasi


(3)

2. Sumberdaya 3. Disposisi

4. Struktur Birokrasi

3. Izin mendirikan bangunan adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada pihak pribadi atupun kelompok dalam mendirikan bangunan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

I.6.2. Defenisi Operasional

Defenisi Operasional adalah sebagai petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur suatu variabel atau suatu informasi yang membantu peneliti sehingga dari informasi tersebut diketahui bagaimana cara mengukur variabel penelitian tersebut. Adapun yang menjadi indikator implementasi pada penelitian ini adalah:

a. Komunikasi yaitu hubungan yang di lakukan oleh seseorang individu atau sekelompok dengan individu lain untuk memperoleh informasi dalam menjalankan suatu tugas ataupun kegiatan. Komunikasi juga diperlukan agar para pembuatan keputusan dan para implementor akan semakin konsisten dalam melaksanakan kebijakan yang akan di tetapkan dalam masyarakat. Komunikasi haruslah konsisten dan jelas karena jika komunikasi yang diberikan berubah ubah akan menimbulkan kebingungan bagi para agen pelaksana. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan komunikasi terhadap pihak pihak yang mengerti dan berperan penting dalam pelayanan izin mendirikan bangunan untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat mengenai pelayanan izizn mendirikan bangunan.


(4)

b. Sumber daya, meliputi :

1. Sumber daya manusia yang terdiri dari jumlah pegawai, tingkat pendidikan, keahlian atau keterampilan dan kemampuan dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing masing.

2. Fasilitas yaitu sarana dan perasaran yang di gunakan untuk mendukung terlaksananya suatu kegiatan.

c. Disposisi atau sikap pelaksanan menyangkut respon dari implementor terhadap pelaksanaan implementasi kebijakan. Pengangkatan personil perlu di perhatiakan untuk mencegah hambatan hambatan yang mungkin ditemui, pengangkatan personil pelaksana haruslah memiliki dedikasi terhadap kebijakan yang telah di tetapkan.

d. Struktur birokrasi menyangkut kerja sama diantara banyak orang, birokrasi sebagai pelaksana sebuah kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah di putuskan secara politik dengan jalan melakukan koordinasi yang baik. Dua karakteristik yang mendongkrak kinerja struktur birokrasi kea rah yang lebih baik yaitu dengan melakukan:

1. Standar operating prosedures (SPOs) adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan para pegawai setiap harinya sesuai standar yang di tetapkan dalam menjalankan suatu kebijakan.

2. Fragmentasi adalah tanggung jawab pegawai dalam menjalankan kegiatan atau aktivitas di beberapa unit kerja


(5)

I.7. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB III : DESKRIPS LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaran umum mengenai daerah penelitian dan karakteristik daerah penelitian.

BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini memuat hasil data data penelitian yang diperoleh dilapangan danmemberikan analisis atas data tersebut serta meberikan interprestasi terhadap perasalahan yang diajukan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang di peroleh dari hasil penelitian.


(6)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN IZIN MENDIRIKAN

BANGUNAN DI KOTA MEDAN DALAM

PERSPEKTIF PELAYANAN PUBLIK

Skripsi

DisusunUntukMemenuhiPersyaratanMenyelesaikan PendidikanSarjana (S-1) DepartemenIlmuAdministrasi Negara

FakultasIlmuSosialdanIlmuPolitik

Oleh

SUNTAMA SANTO RAJA MANULLANG 120903072

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN