Sejarah Batik Gajah Oling Tatsaka

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Batik Gajah Oling Tatsaka

Batik Gajah Oling Tatsaka merupakan usaha yang memproduksi batik, tulis dan batik stampcap dengan berbagai macam motif. Batik yang diunggulkan di Batik Gajah Oling Tatsaka yaitu batik khas Banyuwangi yaitu dengan motif gajah oling. Batik Gajah Oling Tatsaka ini berdiri sejak tahun 2009, ketika Bapak Edy Fitrianto memiliki modal dan ingin mendirikan sebuah usaha batik yang didukung dengan keterampilan yang dimilikinya. Batik Gajah Oling Tatsaka beralamat di Jl.SMA 1 Cluring, Dusun Simbar II Kulon Ban, Desa Tampo, Kematan Cluring, Kabupaten Banyuwangi. Bapak Edy Fitrianto mendirikan usaha ini denga tujuan untuk mencari laba dan untuk membuka lapangan pekerjaan di daerah tempat usahanya berdiri. Sebagai pemilik Batik Gajah Oling Tatsaka Edy Fitrianto sudah memiliki ketrampilan dalam hal membatik sejak tahun 2001 diawali dengan menjadi karyawan pada usaha yang sejenis. Edy Fitrianto berkeinginan untuk mengembangkan usahanya dan memperluas jangkauan pasarnya. Saat ini industri Batik Gajah Oling Tatsaka cukup berkembang ini dibuktikan dengan batik Bapak Edy Fitrianto ini dipercaya sebagai batik yang digunakan sebagai seragam para guru maupun siswa di sebagain wilayah Kabupaten Banyuwangi diantaranya yaitu SD Kalibaru, Glemor, SMK Tegalsari, SMAN 1 Bangorejo, Purwoharjo, Srono dan Wongsorejo. Usaha Bapak Edy Fitrianto ini terbilang cukup besar dibandingkan dengan usaha-usaha sejenis yang berada di daerah usaha ini berdiri, untuk lokasi usahanya ini bisa dibilang kurang stategis karena keberadaannya jauh dari jalan raya. Tetapi hal tersebut tidak membuat Bapak Edy Fitrianto kehilangan konsumen. Para konsumen sudah cukup mengenal batik hasil karya Bapak Edy Fitrianto ini. Untuk karyawan Batik Gajah Oling Tatsaka ini merupakan warga daerah tempat usaha ini berdiri. Sistem pemberian gaji karyawan berbeda dengan usaha-usaha lain yang biasanya dibayarkan berdasarkan bulanan, tetapi pada usaha Batik Gajah Oling ini untuk sistem pemberian gajinya berdasarkan borongan atau berdasarkan produk yang dihasilkan dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Meraka biasa bekerja dua puluh enam hari dalam sebulan. Untuk hari libur karyawan tidak dilakukan secara bersamaan karena agar proses produksi tetap berjalan setiap harinya. Pada Batik Gajah Oling Tatsaka juga melayani pesanan baik untuk batik stamp maupun batik tulisnya. Untuk jenis pewarna yang digunakan pada Batik Gajah Oling Tatsaka mengunakan jenis pewarna Remasol dan pewarna alami. Jenis pewarna alami yang biasa digunakan yaitu kulit-kulit tumbuhan, kulit buah manggis dan kulit buah naga. Untuk jenis pewarna alami ini Batik Gajah Oling Tatsaka hanya memproduksi jika ada pesanan. Hal ini dikarenakan kurang minatnya para konsumen dan harganya yang relatif mahal. Kegiatan produksi usaha ini sangat tergantung pada cuaca karena dalam proses pewarnaan dibutuhkan cahaya matahari, jika pada saat musim penghujan usaha ini bisa mengalami kendala dalam memproduksi produknya. Untuk peralatan yang ada untuk membantu proses pengeringan tidak secepat jika mengunakan cahaya matahari langsung. Penjualan Batik Gajah Oling Tatsaka mengalami kenaikan pada hari tertentu misalnya ajaran baru anak sekolah dan pada saat menjelang hari raya. Pada saat ajaran baru untuk penjualan biasa sampai dengan dua kali lipat dibandingkan dengan hari biasanya. Batik Gajah Oling ini juga digunakan oleh siswa-siswi SMP, SMA dan para guru kesenian untuk belajar cara membatik. Sejak tahun 2009 sampai saat ini, pencatatan yang dimiliki oleh usaha Batik Gajah Oling Tatsaka masih terbilang sangat sederhana. Proses produksi dilakukan setiap hari mulai jam 07.00 WIB sampai 16.00 WIB. Untuk memproduksi batik tulis dimulai dengan cara mendesain motif batik pada kertas kemudian pemindahan dari kertas ke kain marser selajutnya menchating, kemudian setelah selesai dichanting kemudian dilakukan pewarnaan kemudian dijemur. Proses pewarnaan dilakukan berulang-ulang sampai warna yang diinginkan dapat tercapai setelah warna sudah merekat dan kain kering langkah selanjutnya yaitu dimasukkan ke drum yang berisi water glass ini bertujuan untuk mematikan warna, kemudian dibilas kemudian dijemur langkah yang terakhir yaitu finishing. Pembuatan batik stamp dan batik tulis hanya berbeda pada proses mendesain dan menchanting, jika pada proses batik tulis terlebih dahulu melakukan desain kemudian menchanting, pada batik stampcap langsung dilakukan pengecapan pada kain, untuk proses selanjutnya sama. Setelah proses finishing Batik Gajah Oling Tatsaka siap untuk dijual.

4.1.2 Struktur Organisasi Batik Gajah Oling Tatsaka