Keterbatasan Penelitian Implikasi Keperawatan

BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang hubungan dukungan keuarga denga motivasi remaja terhadap pernikahan pernikahan dini di Desa Sukowono Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Karakteristik rsponden menunjukan rata-rata responden berusia 13 tahun dan memiliki suku madura. Orang tua responden ayah beusia rata-rata 42 tahun dan ibu 37 tahun. Orang tua sebgaian besar memiliki suku madura dan berpendidikan SD. Penghasilan keluarga sebagian besar dibawah UMR yaitu kurang dari Rp. 1.460.500 dan jumlah saudara responden memiliki dua saudara. b. Sebagian besar remaja memiliki dukungan keluarga tinggi di Desa Sukowono Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember sebesar 56,7. c. Sebagian besar remaja memiliki motivasi rendah terhadap pernikahan dini di Desa Sukowono Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember sebesar 54,6 d. Ada hubungan yang signifikan bermakna antara dukungan keluarga dengan motivasi remaja terhadap pernikahan dini di Desa Sukowono Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember dibuktikan p value =0,005

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Peneliti Hasil dan pembahasan dari penelitian ini diharapkan menjadi suatu referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian dengan tema penelitian terkait: a. Hubungan persepsi remaja tentang pernikahan dini dengan motivasi menikah dini b. Hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan reproduksi dengan tindakan menikahkan anak di usia muda c. Hubungan minat dengan motivasi remaja menikah di usia muda d. Studi fenomenologi terkait fenomena pernikahan dini pada kalangan remaja. e. Pengalaman remaja atau orang tua yang menikah dini dengan metode kualitatif. 6.2.2 Bagi Keperawatan Perawat komunitas sebagai tenaga kesehatan dapat lebih meningkatkan perannya sebagai konselor dan edukator terhadap permasalahan remaja secara khusus mengenai pernikahan dini. Peran sebagai edukator dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan terkait kesehatan reproduksi, perilaku seks berisiko, dan bahaya pernikahan dini. Peran perawat sebagai konselor dapat dilakukan perawat bersama remaja serta keluarga mengadakan sharing terkait permasalahan- permasalahan yang dihadapi guna memperoleh informasi, saran, dan solusi. Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilakukan dengan kolaborasi dengan kesehatan masyarakat untuk membuat program dan memaksimalkan program yang sudah ada terkait promosi dan prevensi kesehatan di komunitas terkait kesehatan reproduksi bagi remaja. Perawat komunitas dapat bekerjasama lintas sektor dengan Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional untuk lebih meningkatkan program Bina Keluarga Remaja dengan tujuan agar keluarga lebih memperhatikan dan mengawasi remaja dalam pertumbuhan dan perkembangannya. 6.2.3 Bagi Institusi Pendidikan Hasil dan pembahasan dari penelitian diharapkan dapat menjadi suatu refrensi institusi pendidikan: a. Mengadakan praktik belajar lapangan keperawatan keluarga dengan cara pemberdayaan keluarga dalam upaya pereventif terkait pernikahan dini. b. Mengadakan praktik belajar lapangan keperawatan komunitas dengan pemberian pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi, bahaya seks bebas dan pernikahan dini pada remaja. c. Sosialisasi pentingnya keluarga memberikan dukungan yang bersifat positif seperti mendukung anak untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya, mengawasi pergaulan anak, dan memberikan support terkait masalah sekolah dan teman sebayanya untuk mencegah pergaulan bebas yang memungkinkan terjadinya pernikahan dini. 6.2.4 Bagi Masyarakat Bagi masyarakat khususnya keluarga dalam pemberian dukungan yang positif kepada remaja terkait pencegahan terjadinya pernikahan dini. Orang tua dapat memberikan kebebasan namun tetap memberikan batasan-batasan pada remaja misalnya dengan menganjurkan remaja mengikuti kegiatan ekstrakulikuler disekolahnya atau membiarkan remaja mengikuti kegiatan karang taruna didesa atau lingkungannya namun tetap orang tua mengawasi aktivitas yang dilakukan oleh remaja.