Teori Pembangunan Ekonomi Daerah

7 Pertumbuhan ekonomin berdasarkan pemikiran-pemikiran Hirchsman dan Myrdal tersebut lebih cenderung menggunakan pemakaian pemikiran yang praktis dalam penelitiannya, dan menguji peranan berbagai faktor dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut mendukung pengembangan suatu wilayah untuk lebih berkembang melalui mekanisme kegiatan dalam perekonomian.

2.1.2 Teori Pembangunan Ekonomi Daerah

1. Basis Ekonomi Teori Basis Ekonomi merupakan suatu pendekatan atau teori yang bertujuan untuk menjalaskan perkembangan dan pertumbuhan wilayah yang mengklasifikasikan kegiatan ekonomi menjadi dua sektor yakni sektor basir dan sektor non basis. a Sektor basis : sektor unggulan yang diproduksi untuk keperluan wilayah maupun luar wilayah yang nantinya sektor tersebut akan mendatangkan arus pendapatan ke wilayah yang bersangkutan. b Sektor non basis : sektor yang hanya mampu melayani pasar daerah itu sendiri sehingga permintaannya sangat dipengaruhi kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Sektor seperti ini dikenal sebagai sektor non unggulan Dengan adanya sektor basis dalam suatu wilayah maka akan memberikan keuntungan yakni terciptanya arus pendapatan ke wilayah yang bersangkutan. Peningkatan pendapatan wilayah akan meningkatkan pula tingkat konsumsi wilayah maupun investasi wilayah yang akan menciptakan kesempatan kerja. Landasan utama dalam model basis ekonomi yakni persoalan multiplier dampak pengganda yang merupakan landasan dari model input-output dan pengklasifikan sektor apakah tergolong sektor basis atau tidak basis yang di kenal dengan analisis Location Quctient Wibowo dan Januar, 1998. 8 2. Teori lokasi Para ekonom regional sering mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan daerah yakni lokasi, peryataan tersebut masuk akal jika dikaitkan dengan penentuan atau pengembangan kawasan industri di suatu daerah. Inti pemikiran teori ini di dasarkan pada sifat perusahaan yang cenderung akan meminimumkan biaya dengan cara memilih lokasi yang dekat dengan pasar. Selain itu memnurut model pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi yang terbaik adalah lokasi yang termurah antara bahan baku dengan pasar Arsyad, 1997 3. Teori Tempat Sentral Pada tahun 1933, Walter Christaller memusatkan perhatiannya terhadap penyebaran pemukiman, desa dan kota-kota yang berbeda-beda ukuran luasnya.pernyebaran tersebut kadang-kadang bergerombol atau berkelompok dan kadang-kadang terpisah jauh satu sama lain. Atas dasar lokasi dan pola penyebaran pemukiman dalam ruang Walter Christaller mengemukakan teori yang di sebut teori tempat yang sentral. Teori tempat sentral ini menekankan pada hinarki tempat, yakni setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumber daya industri dan bahan baku. Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman yang menyebabkan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya. Teori tempat sentral ini dapat di terapkan dalam pembangunan ekonomi daerah, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan Arsyad, 1997.

2.1.3. Peranan Sektor Industri dalam Pengembangan Wilayah