Rumusan Masalah Penelitian Terdahulu

7

1.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas maka peneliti mengajukan permasalahan sebagai berikut : Mengapa pemerintah Indonesia menyetujui liberalisasi perdagangan dalam forum APEC 2013 ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa tentang rasionalitas Indonesia dalam menyetujui liberalisasi perdagangan dalam forum APEC 2013. 1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Praktis Adapun manfaat dari penelitian ini bagi masyarakat luas juga mahasiswa adalah upaya pemahaman terhadap masyarakat Ilmu Hubungan Internasional sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, sumbangan pemikiran, serta penggunaan konsepsi dalam mengoperasionalkan dengan isu yang dibahas.

1.3.2.2 Akademis

Secara akademis penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya penelitian dibidang Ilmu Hubungan Internasional yakni untuk mengethui rasionalitas kebijakan luar negeri indonesia dalam menyetujui liberasi perdagangan dalam forum APEC. Dengan menggunakan , konsep perdagangan bebas dan teori ketiga dari Graham T. Alison yaitu birocratic politic model sebagai alat rasionalitas Indonesia dalam menyetujui liberalisasi perdagangan dalam forum APEC. 8

1.4 Penelitian Terdahulu

Baiq L.S.W wardhani juga menuliskan tentang forum APEC dengan judul artikel “ APEC 2020 bagi Indonesia Mitra atau pemangsa ? 10 , dalam tulisannya bagaimanakah posisi indonesia pada tahun 2020, apakah APEC menjadi mitra produktif untuk membangun perekonomian Indonesia ataukah indonesia hanya sebagai pemangsa perekonomian nasional. APEC “Bogor goal” merupkan deklarasi yang ditetapkan pada tahun 1994. Pada deklarasi tersebut, para pemimpin negara anggota APEC telah bersepakat untuk menetapkan tahun 2020 sebgai batas waktu pencapaian perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka di kawasan asia pasifik khususnya di negara sedang berkembang. Wardhani, melihat kondisi nyata di Indonesia memasuki pasar bebas memasuki pasar bebas pada tahun 2020 mendatang, yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian nasional. Seperti adanya kesenjangan sosial yang semakin lebarnya jurang si miskin dan melemahnya kontrol pemerintah dalam perekonomian. Perekonomian nasional lebih banyak dikuasai pihak asing dengan dijualnya aset-aset penting negara menguasai hidup orang banyak. Selain itu Nur Hidayat dalam skripsinya yang berjudul “Pengaturan APEC Buisness Card ABTC Sebgai Implementasi dari Perjanjian Kerjasama APEC di Indonesia” dengan pendekatan 1. Prinsip Most Favored Nation MFN Principle, 2. Prinsip National Treatment NT Principle, 3. Prinsip Resproritas Resprosity. Mengatakan berdasarkan deklarasi Bogor memberikan pada point ke tujuh. mengeluarkan kebijakan bersama dalam APEC memberikan kemudahan dengan memberlakukan kartu perjalanan pebisnis APEC KPP APEC implementasi KPP 10 Artikel Baiq L.S.W. APEC 2020 Mitra atau pemangsa di unduh dalam http:journal.unair.ac.idfilerPDFAPEC20202020BAGI20INDONESIA.pdf di akses tanggal 8 januari 2014 9 APEC di negara-negara anggota-anggota APEC yang memberlakukan KPP APEC di negaranya meratifikasinya untuk dapat melakukan semua kegitatan ekonomi dari negara-negara APEC dengan bebas tanapa ada hambatan dari negara yang dilalui. 11 Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Sigit Aris Prasetyo dalam penelitiannya Tren Integrasi ekonomi kawasan Asia Pasifik merupakan perkembangn regional yang sulit dihindari negara-negara di kawasan tersebut, termasuk Indonesia. Bahkan, Indonesia sebenarnya telah lama terlibat proses guliran integrasi ekonomi kawasan. Proses pembentukan FTA ASEAN hingga terbentuknya AEC 2015, APEC-Bogor Goals 1994 dan beberapa FTA bilateral maupun regional yang dilakukan seperti Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement IJEPA. Secara garis besar, kurangnya antusiasnya Indonesia akan FTAAP didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, dikhawatirkan terbentuknya FTAAP dapat mengubah nature APEC yang voluntary menjadi legally binding dan legal based karena setiap FTA pasti dilakukan melalui perundingan yang mengikat. Kedua, Indonesia lebih mendorong tercapainya Bogor Goals terlebih dahulu. Ketiga, hingga kini masih memfokuskan pembentukan ASEAN Economic Community AEC tahun 2015. Dalam hal ini agar Indonesia mampu bersikap bijak, mengombinasikan antara kebijakan perdagangan bebas dengan melindungi kepentingan dalam negerinya, khususnya sektor pertanian, industri dan sektor sensitif lainnya . 12 11 Skripsi Nur Hidayat Jurusan Hukum Universitas Andalas angkatan 2006 dengan judul “Pengaturan APEC Buisness CardABTC Sebagai Implementasi dari Perjanjian Kerjasama APEC di Indonesia” 12 Sigit Aris Prasetio yang berjudul “APEC dan Proses Integrasi Ekonomi” di unduh dalam http:webcache.googleusercontent.comsearch?q=cache:qCDvVb4O50wJ:jkw-lipi.orgwp- contentuploads2014017__APEC-dan-Proses-Integrasi-Ekonomi__Sigit-Aris-Prasetyo__JKW- 10 Nama Judul dan Peneliti Metodologi Teori dan Konsep Persamaan Perbedaan 1. Baiq L.S.W Wardhani. “APEC 2020 Mitra atau Pemangsa” 2. Nur hidayat “Pengatura n APEC Buisness CardABT C Sebgai Implement asi dari Perjanjian Kerjasama APEC di Indonesia” 3. Sigit aris Prasetyo “trend integerasi ekonomi asia pasifik” Perdagangan bebas dan kepentingan nasional Perdagangan bebas dan perarutan pemerintah no.75 tahun 2005 Regionalisme Meneliti posisi indonesia dalam APEC meneliti posisi Indonesia sejak hasil kesepakatan “bogor goals” Kerjasama APEC Rasionalitas Indonesia dalam menyetujui dalam forum APEC Meneliti tentang manfaat Pengaturan APEC Buisness CardABTC Sebgai Implementasi dari Perjanjian Kerjasama APEC di Indonesia Pro kontra dalam Vol.-2-No.2-Thn-2011__Page258-273.pdf+cd=4hl=idct=clnkgl=id di akses tanggal 1 Januari 2014 11 menyetujui liberalisasi perdagangan dalam forum APEC Jika pada penelitian terdahulu, peneltian pertama dan penelitian ketiga membahas tentang bagaimana kesiapan Indonesia dalam mengikuti APEC apakah hanya sebuah mitra atau pemangsa yang dapat memberikan dampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Kemudian pada dalam penelitaian ini membahas rasionalitas Indoensia dalam menyetujui liberalisasi perdagangan dalam forum APEC kemudian pro dan kontra dalam menyetujui liberalisasi dalam forum APEC. sehingga hal ini membedakan antara peneliti dan peneliti terdahulu. Kemudian dalam penelitian ketiga membahas tentang “Pengaturan APEC Buisness Card ABTC sebagai implementasi dari perjanjian kerjasama APEC di Indonesia” penelitian terdahulu yang ketiga ini lebih menitikberatkan pada manfaat dan kegunaan buisness card dalam kerjasama APEC dan Indonesia untuk memudahkan para pebisnis melakukan transaksi pedagangan. sehingga beberapa penelitian terdahulu tersebut menandingkan dengan apa yang diteliti sehingga dalam hal ini berbeda dengan peneletian sebelumnya peneliti hanya lebih memfokuskan pada rasionalitas Indonesia dalam menyetujui forum APEC menuju liberalisasi perdagangan pada tahun 2020. 12

1.5 Landasan Konsep