Dampak Neraca Perdagangan Pada Nilai Mat (1)
Dampak Neraca Perdagangan Pada Nilai Mata Uang
12 DEC 2013 OLEH:MARTIN
KATEGORI:ANALISA FUNDAMENTAL
Di masa lalu, data neraca perdagangan berdampak tinggi pada pasar forex mengingat pengaruhnya
yang langsung pada nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara partner dagangnya. Namun
pada dekade terakhir ini pengaruhnya tampak semakin berkurang seiring dinamika pasar dengan
indikator fundamental lainnya yang lebih berdampak pada perekonomian. Namun demikian dalam
jangka pendek neraca perdagangan masih berdampak terutama jika data yang dirilis menyimpang
jauh dari perkiraan pasar.
Secara sederhana neraca perdagangan atau trade balance adalah nilai total ekspor suatu negara
dikurangi dengan nilai total impornya. Jika nilai total ekspor suatu negara lebih besar dari nilai total
impornya maka neraca perdagangan dikatakan mengalami surplus. Dalam hal ini artinya negara
tersebut mampu menjual produk-produk yang dihasilkan dengan nilai total lebih banyak dari nilai
total yang dibelinya dari negara-negara lain. Pendapatan yang diperoleh dari total ekspor lebih besar
dari pengeluaran untuk impor, sehingga mengalami surplus.
Secara umum hal ini berarti perekonomian negara tersebut relatif lebih kuat dibandingkan negara
partner dagangnya. Akibatnya nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat terhadap
negara partner dagang. Penguatan nilai tukar mata uang tersebut mengakibatkan harga produkproduk yang diekspor lebih mahal dari produk-produk yang diimpor dari negara partner dagang.
Dalam kenyataannya nilai tukar mata uang suatu negara akan cenderung menguat jika negara
tersebut mampu mempertahankan kondisi surplus neraca perdagangannya.
Sebaliknya jika total pengeluaran suatu negara untuk impor lebih besar dari total yang diperolehnya
dari ekspor, maka artinya negara tersebut membeli lebih banyak produk-produk dari negara partner
dagangnya dibandingkan negara tersebut menjual produk-produknya ke negara partner dagang.
Dalam hal ini neraca perdagangan dikatakan mengalami defisit. Negara tersebut lebih banyak
membeli dan mengkonsumsi produk-produk negara partner dagang daripada menjual produkproduknya sendiri ke negara partner dagangnya, sehingga negara partner dagang relatif lebih
untung dari produk-produk yang diekspor.
Secara umum hal ini berarti perekonomian negara partner dagang relatif lebih kuat dibandingkan
negara tersebut, akibatnya nilai tukar mata uang negara partner dagang cenderung menguat, atau
nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung melemah terhadap mata uang negara partner
dagang. Pelemahan nilai tukar mata uang tersebut mengakibatkan harga produk-produk yang
diimpor lebih mahal dari produk-produk yang diekspor ke negara partner dagang. Negara yang
mengalami defisit neraca perdagangan secara terus-menerus, dalam jangka panjang nilai tukar mata
uangnya cenderung melemah.
Negara dengan neraca perdagangan yang surplus akan mendorong negara partner dagang yang
defisituntuk memperlemah (men-devaluasi) nilai tukar mata uangnya untuk membuat produk-produk
ekspornya lebih kompetitif. Produk-produk ekspor yang lebih kompetitif akan meningkatkan volume
ekspor dan pada akhirnya mempersempit defisit neraca perdagangan. Jika nanti neraca perdagangan
kembali surplus, maka dalam jangka panjang nilai tukar mata uang negara tersebut akan cenderung
menguat.
Sumber : www.etoro.com : The Implications of the Balance of Trade on Forex Trading
http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?
id=146738&title=dampak_neraca_perdagangan_pada_nilai_mata_uang
12 DEC 2013 OLEH:MARTIN
KATEGORI:ANALISA FUNDAMENTAL
Di masa lalu, data neraca perdagangan berdampak tinggi pada pasar forex mengingat pengaruhnya
yang langsung pada nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara partner dagangnya. Namun
pada dekade terakhir ini pengaruhnya tampak semakin berkurang seiring dinamika pasar dengan
indikator fundamental lainnya yang lebih berdampak pada perekonomian. Namun demikian dalam
jangka pendek neraca perdagangan masih berdampak terutama jika data yang dirilis menyimpang
jauh dari perkiraan pasar.
Secara sederhana neraca perdagangan atau trade balance adalah nilai total ekspor suatu negara
dikurangi dengan nilai total impornya. Jika nilai total ekspor suatu negara lebih besar dari nilai total
impornya maka neraca perdagangan dikatakan mengalami surplus. Dalam hal ini artinya negara
tersebut mampu menjual produk-produk yang dihasilkan dengan nilai total lebih banyak dari nilai
total yang dibelinya dari negara-negara lain. Pendapatan yang diperoleh dari total ekspor lebih besar
dari pengeluaran untuk impor, sehingga mengalami surplus.
Secara umum hal ini berarti perekonomian negara tersebut relatif lebih kuat dibandingkan negara
partner dagangnya. Akibatnya nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat terhadap
negara partner dagang. Penguatan nilai tukar mata uang tersebut mengakibatkan harga produkproduk yang diekspor lebih mahal dari produk-produk yang diimpor dari negara partner dagang.
Dalam kenyataannya nilai tukar mata uang suatu negara akan cenderung menguat jika negara
tersebut mampu mempertahankan kondisi surplus neraca perdagangannya.
Sebaliknya jika total pengeluaran suatu negara untuk impor lebih besar dari total yang diperolehnya
dari ekspor, maka artinya negara tersebut membeli lebih banyak produk-produk dari negara partner
dagangnya dibandingkan negara tersebut menjual produk-produknya ke negara partner dagang.
Dalam hal ini neraca perdagangan dikatakan mengalami defisit. Negara tersebut lebih banyak
membeli dan mengkonsumsi produk-produk negara partner dagang daripada menjual produkproduknya sendiri ke negara partner dagangnya, sehingga negara partner dagang relatif lebih
untung dari produk-produk yang diekspor.
Secara umum hal ini berarti perekonomian negara partner dagang relatif lebih kuat dibandingkan
negara tersebut, akibatnya nilai tukar mata uang negara partner dagang cenderung menguat, atau
nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung melemah terhadap mata uang negara partner
dagang. Pelemahan nilai tukar mata uang tersebut mengakibatkan harga produk-produk yang
diimpor lebih mahal dari produk-produk yang diekspor ke negara partner dagang. Negara yang
mengalami defisit neraca perdagangan secara terus-menerus, dalam jangka panjang nilai tukar mata
uangnya cenderung melemah.
Negara dengan neraca perdagangan yang surplus akan mendorong negara partner dagang yang
defisituntuk memperlemah (men-devaluasi) nilai tukar mata uangnya untuk membuat produk-produk
ekspornya lebih kompetitif. Produk-produk ekspor yang lebih kompetitif akan meningkatkan volume
ekspor dan pada akhirnya mempersempit defisit neraca perdagangan. Jika nanti neraca perdagangan
kembali surplus, maka dalam jangka panjang nilai tukar mata uang negara tersebut akan cenderung
menguat.
Sumber : www.etoro.com : The Implications of the Balance of Trade on Forex Trading
http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?
id=146738&title=dampak_neraca_perdagangan_pada_nilai_mata_uang