Pengaruh Perubahan Eksitasi Pada Faktor Daya

Ery Brendy Ginting : Analisis Karakteristik Torsi-Putaran Pada Motor Sinkron Tiga Phasa, 2007. USU Repository © 2009

II.7. Pengaruh Perubahan Eksitasi Pada Faktor Daya

Pada saat motor sinkron memikul beban mekanis yang konstan, penambahan arus medan akan menyebabkan bertambah besarnya tegangan jangkar E A motor ggl lawan. Tapi kenaikan arus medan I f dan tegangan jangkar E A tidak mempengaruhi besar daya nyata yang disuplai oleh motor sinkron dan kecepatan putaran motor. Karena daya yang disuplai motor sinkron hanya akan berubah bila torsi beban yang dipikul motor berubah. Bertambahnya nilai tegangan jangkar E A akan menyebabkan arus jangkar I A akan semakin kecil sampai arus minimumnya dan selanjutnya akan bertambah besar. Pada saat sebelum E A bertambah besar, arus jangkar I A adalah lagging dan motor merupakan beban induktif. Saat arus medan yang diberikan pada motor semakin besar yang menyebabkan tegangan jangkar juga semakin besar, arus jangkar akan menjadi leading. Pada kondisi ini motor merupakan beban kapasitif yang dapat menyuplai daya reaktif Q ke sistem. Hubungan arus medan I f dan arus jangkar I A pada kondisi ini diperlihatkan pada plot I f vs I A pada gambar 2.13. Plot seperti ini disebut dengan kurva V motor sinkron. Ery Brendy Ginting : Analisis Karakteristik Torsi-Putaran Pada Motor Sinkron Tiga Phasa, 2007. USU Repository © 2009 Gambar 2.13. Kurva V motor sinkron Untuk masing-masing kurva pada gambar 2.13, arus jangkar minimum terjadi saat faktor daya sama dengan 1, yakni ketika hanya daya nyata yang disuplai ke motor. Pada kurva yang sama dititk yang lain, ada daya reaktif yang disuplai oleh motor. Untuk arus medan yang lebih kecil dari harga minimum I A yang diberikan, arus jangkar akan lagging dan mengkomsumsi daya reaktif Q. Untuk arus medan lebih besar dari arus minimum I A yang diberikan, arus jangkar akan leading dan mensuplai daya reaktif ke sistem seperti halnya kapasitor. Perubahan arus medan pada motor sinkron akan mempengaruhi faktor daya motor sinkron. Perubahan ini membuat motor sinkron dapat berada pada 3 kondisi operasi berdasarkan faktor dayanya, yaitu : 1. Saat motor sinkron mengalami pengurangan arus medan maka motor akan beroperasi dengan faktor daya lagging. Diagram fasor untuk kondisi ini diperlihatkan pada gambar 2.14.a Ery Brendy Ginting : Analisis Karakteristik Torsi-Putaran Pada Motor Sinkron Tiga Phasa, 2007. USU Repository © 2009 E r V t V I θ α Gambar 2.14.a. Diagram fasor motor sinkron dengan faktor daya lagging 2. Saat motor sinkron mengalami pengaturan arus medan yang menyebabkan arus jangkar bernilai minimum maka motor beroperasi dengan faktor daya sama dengan 1. Diagram fasor untuk kondisi ini diperlihatkan pada gambar 2.14.b. E r V t V I α Gambar 2.14.b. Diagram fasor motor sinkron dengan faktor daya satu 3. Saat motor sinkron mengalami penambahan arus medan maka motor akan beroperasi dengan faktor daya leading. Diagram fasor untuk kondisi ini diperlihatkan pada gambar 2.14.c E r V t V I θ α Gambar 2.14.c. Diagram fasor motor sinkron dengan faktor daya leading Ery Brendy Ginting : Analisis Karakteristik Torsi-Putaran Pada Motor Sinkron Tiga Phasa, 2007. USU Repository © 2009

BAB III KARAKTERISTIK TORSI-PUTARAN PADA

MOTOR SINKRON TIGA PHASA III.1. Umum Karakteristik yang umum dari suatu motor sinkron adalah karakteristik torsi. Karakteristik dari suatu motor layak diketahui, karena karakteristik dari suatu motor akan mencerminkan performansi unjuk kerja dari motor listrik tersebut selam kondisi operasinya. Dalam tugas akhir ini akan dibahas karakteristik berbeban dari motor sinkron tiga phasa yaitu karakteristik torsi- putaran. Untuk mengetahui karakteristik motor sinkron tiga phasa dilakukan pengujian pembebanan terhadap motor sinkron tiga phasa di Laboratorium. Dan data hasil hasil pengujian yang didapat akan dianalisis untuk mengetahui karakteristik dan mendapatkan grafik karakteristik berbeban motor sinkron tiga phasa. III.2. Pengaruh Perubahan Beban Pada Motor Sinkron Pada motor induksi dan DC, penambahan beban akan menyebabkan kecepatan motor berkurang. Pada motor sinkron, hal ini tidak terjadi. Karena rotor terikat secara magnetik dengan medan putar dan harus terus berputar pada kecepatan sinkron untuk semua beban. Pada keadaan tanpa beban, posisi relatif kutub stator dan kutub medan DC motor sinkron selalu segaris mempunnyai sudut kopel sebesar 0 . Tetapi jika