Perancangan Media Informasi Gaya Hidup Hedon

(1)

7 BAB II

GAYA HIDUP HEDON

II.1 Pengertian Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat di sekitarnya. Definisi gaya hidup itu sendiri dikemukakan oleh Plummer sebagai berikut:

“Gaya hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya” (Plummer, 1983).

Jadi, gaya hidup dapat dikatakan sebagai suatu pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Chaney (seperti dikutip Subandy, 1997), ada beberapa bentuk gaya hidup, antara lain :

Industri Gaya Hidup

Dalam abad gaya hidup, penampilan-diri itu justru mengalami perubahan, "perubahan kehidupan sehari-hari" dan bahkan tubuh/diri pun justru mengalami perubahan tubuh. Tubuh dan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup. "Kamu bergaya maka kamu ada!" adalah ungkapan yang mungkin cocok untuk melukiskan kegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah sebabnya industri gaya hidup untuk sebagian besar adalah industri penampilan.

Iklan Gaya Hidup

Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan, para politisi, individu-individu semuanya terobsesi dengan citra. Di dalam era globalisasi informasi


(2)

8

seperti sekarang ini, yang berperan besar dalam membentuk budaya citra (image culture) dan budaya cita rasa (taste culture) adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang kadang-kadang mempesona dan memabukkan. Iklan merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara halus (subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.

Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup

Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada kesimpulan bahwa dalam budaya berbasis-selebriti (celebrity based-culture), para selebriti membantu dalam pembentukan identitas dari para konsumen kontemporer. Dalam budaya konsumen, identitas menjadi suatu sandaran "aksesori fashion". Wajah generasi baru yang dikenal sebagai anak-anak E-Generation, menjadi seperti sekarang ini dianggap terbentuk melalui identitas yang diilhami selebriti (celebrity-inspired identity), cara mereka menjelajahi di dunia maya (Internet), cara mereka gonta-ganti busana untuk jalan-jalan. Ini berarti bahwa selebriti dan citra mereka digunakan momen demi momen untuk membantu konsumen dalam parade identitas.

Gaya Hidup Mandiri

Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat untuk menyusun strategi. Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan secara sadar dan memahami betuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung resiko dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri. Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut.


(3)

9 Gaya Hidup Hedonis

Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pusat perhatian.

II.2 Pengertian Motivasi

Banyak ahli yang mendefinisikan motifasi. Berikut ini dijabarkan beberapa defenisi motivasi menurut beberapa ahli :

Definisi motivasi menurut Schiffman dan Kanuk (20008:72) adalah sebagai berikut : motivasi merupakan kekuatan penggerak dalan diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak.

Definisi motivasi menurut Robbins (2001:55) adalah sebagai berikut: Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu.

Berdasarkan beberapa definisi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan yang mendorong seorang individu untuk melakukan suatu tindakan demi pemenuhan suatu kebutuhan. Setiap orang tentunya memiliki keinginan yang kuat untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu, orang termotivasi untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini menunjukan bahwa orang akan bertindak atau melakukan tindakan suatu karena adanya suatu motivasi.

II.3 Pengertian Hedon

Dalam buku nisme, Hedon memiliki faculty atau kemampuan “Manusia diperlengkapi dengan berbagai daya kemampuan (faculty). Ada daya kemampuan


(4)

10

indrawi, intelektual, dan spiritual. Perwujudan dan pemenuhan daya-daya kemampuan itu membawa rasa nikmat tersendiri”. (h.90)

Kenikmatan indrawi merupakan kenikmatan karena dorongan pancaindra, satu, beberapa,, atau semua terpenuhi. Kenikmatan intelektual merupakan buah pemenuhan kemampuan budi entah entah karena keinginan tahu kesampaian atau pemahaman baru, lebih mendalam, lebih berarti, diperoleh. Kenikmatan estetis terjadi manakala hasrat akan keindahan manusia mendapatkan saluran lewat imajinasi atau karya seni. Kenikmatan etis-moral dialami manakala manusia berhasil memahami, mempraktekkan, dan menghayati nilai-nilai etis-moral. Kenikmatan religious mendatangi manusia jika berhasil memahami dan menghayati nilai-nilai religious, apalagi bertemu dengan “Realitas Tinggi”, Tuhan yang dipuja.

Dalam bahasa Yunani kata untuk kenikmatan adalah hedone. Dari kata itu terbentuklah istilah “hedonisme”. sebagai ajaan etis, hedonisme berpendirian bahwa kenikmatan, khususnya kenikmatan pribadi, merupakan nilai hidup tertinggi dan tujuan utama serta terakhir hidup manusia. Secara psikologi kesenangan memiliki kriteria, yaitu kenikmatan yang berbatas, tak berkelanjutan, tak bisa disimpan, tak diwariskan pada orang lain. Oleh karena itu, saat manusia menemui titik jenuh atau bosan, ia akan mencari kesenangan yang lain lagi, dan hal tersebut tak ada ujung kepuasan nya. Martin Seligman (seperti dikutip Messa, 2013) hidup yg penuh kesenangan, ialah kondisi kehidupan dimana pencarian kesenangan hidup, kepuasan nafsu, keinginan dan berbagai bentuk kesenangan lain nya, menjadi tujuan hidup manusia. Hidup yg menyenangkan, ialah ketika sebanyak mungkin kesenangan hidup telah dimiliki.

Di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalanani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Dalam kamus Collins Gem (1993) dinyatakan bahwa “hedonisme adalah doktrin yang menyatakan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup, atau hedonisme adalah paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-mata” (h. 97).


(5)

11

Hedonisme dikembangkan oleh dua orang filosof Yunani, Epicurus (341-270 SM) dan Aristippus of Cyrine (435-366 SM). Mereka berdualah yang dikenal sebagai perintis paham Hedonisme. Sebenarnya, dua filosofi ini menganut aliran yang berbeda. Bila Aristippus lebih menekankan kepada kesenangan badani atau jasad seperti makan, minum, seksualitas, maka Epicurus lebih menekankan kepada kesenangan rohani seperti bebas dari rasa takut, bahagia, tenang batin, dan lain sebagainya. Namun, kedua-duanya berpendapat sama yaitu kesenangan yang diraih adalah kesenangan yang bersifat privat atau pribadi (Muslimabipraya,2008). Aristippus menyetujui pendapat Sokrates bahwa keutamaan adalah mencari “yang baik”. Akan tetapi, ia menyamakan “yang baik” ini dengan kesenangan “hedone”. Menurutnya, akal (rasio) menusia harus memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan kesusahan. Hidup yang baik berkaitan dengan kerangka rasional tentang kenikmatan. Biarpun pada dasarnya setiap kesenangan bisa dinilai baik, namun itu tidak berarti bahwa setiap kesenangan harus dimamfaatkan juga. Dalam hal ini pentinglah perbedaan yang diajukan Epicurus antara tiga macam keinginan yaitu: keinginan alamiah yang perlu (seperti makanan), keinginan alamiah yang tidak perlu (seperti makanan yang enak), dan keinginan yang sia-sia (seperti kekayaan). Hanya keinginan macam pertama yang harus dipuaskan dan pemuasannya secara terbatas menghasilkan kesenangan paling besar.

Aristippus melihat kesenangan sebagai hal aktual, artinya kesenangan terjadi kini dan di sini. Kesenangan bukan sebuah masa lalu atau masa depan. Menurutnya, masa lalu hanya ingatan akan kesenangan (hal yang sudah pergi) dan masa depan adalah hal yang belum jelas (Bengkel pemikiran, 2012). Kesenangan menurut Aristippus bersifat badani (gerak dalam badan). Ia membagi gerakan itu menjadi tiga kemungkinan:

1. Gerak kasar, yang menyebabkan ketidak senangan seperti rasa sakit 2. Gerak halus, yang membuat kesenangan

3. Tiada gerak, yaitu sebuah keadaan netral seperti kondisi saat tidur


(6)

12

Karakteristik menurut Pospoprodijo (1999), “Kesenangan yang dimaksud adalah kesenangan untuk hidup saja, yakni kesenangan yang kita dapat dengan perantara kemampuan-kemampuan kita dari subyek-subyek yang mengelilingi kita didunia ini” (h. 71). Hedonisme dalam pelaksanaannya mempunyai karakteristik:

1. Hedonisme Egoistis: Hedonisme yang bertujuan untuk mendapatkan kesenangan semaksimal mungkin. Kesenangan yang dimaksud ialah dapat dinikmati dengan waktu yang lama dan mendalam.

2. Hedonisme Universal: Suatu aliran hedonisme yang mirip dengan ulitarisanisme yang artinya kesenangan maksimal bagi semua, bagi banyak orang.

II.5 Jenis-jenis Hedon

Sebenarnya tidak bisa disangkal lagi bahwa hedon banyak jenisnya, secara garis besarnya kesenangan dapat dibagi atas dua golongan:

1. Kesenangan Fisik

Yang berarti kesenangan yang dapat dirasakan dinikmati oleh batang tubuh/raga. Sumber dan jenisnya dari makan minum, yang menerima kesenangan itu dari tenggorokkan sampai keperut. Hasil kesenangan itu biasa dinilai dengan sebutan nikmat, enak, sedap, nyaman, delicious, dan sebagainya. Bila sumbernya hubungan badani, maka yang menerima kesenangan itu adalah alat kelamin, seluruh badan jasmani, dimana hasil kesenangan itu dinilai dengan sebutan: nikmat, enak, sedap dan sebagainya.

2. Kesenangan Psychis/Rohani

Bila sumbernya itu sebagai hasil seni, maka bentuknya itu berupa puisi, lukisan atau patung, atau serangkaian lagu-lagu merdu/musik, maka hasil kesenangan itu dinilai dengan sebutan: menarik, hebat, indah, memuaskan mengasikkan, dan sebagainya. Penilaian ini diberikan oleh rasa, emosi, dan getaran jiwa.


(7)

13

II.5.1 Ciri – Ciri Orang Bergaya Hidup Hedon

Ketidakstabilan emosi dan cara berpikir membuat remaja menjadi generasi yang rentan terjerat gaya hidup hedon. Paham ini mulai merasuki kehidupan remaja. Remaja sangat antusias terhadap adanya hal yang baru.

Ciri-ciri gaya hidup hedon menurut Cicerno dalam Russell (2004:335) :

1. Memiliki pandangan gaya instan, melihat sesuatu perolehan harta dari hasil akhir bukan proses untuk membuat hasil akhir. Hal ini membawa ke arah sikap selanjutnya yaitu, melakukan rasionalisasi atau pembenaran dalam memenuhi kesenangan tersebut.

2. Menjadi pengejar modernitas fisik. Orang tersebut berpandangan bahwa memiliki barang- barang berteknologi tinggi adalah kebanggaan.

3. Memiliki relativitas kenikmatan di atas rata-rata yang tinggi. Relativitas ini berarti sesuatu yang bagi masyarakat umum sudah masuk ke tataran kenikmatan atau dapat disebut enak, namun baginya itu tidak enak.

4. Memenuhi banyak keinginan- keinginan spontan yang muncul. Dalam penjabaran benteng penahan kesenangan yang sangat sedikit sehingga ketika orang menginginkan sesuatu harus segera dipenuhi.

5. Ketika mendapat masalah yang dia anggap berat muncul anggapan bahwa dunia begitu membencinya.

6. Berapa uang yang dimiliki akan habis dan atau tersisa sedikit dengan skala uang yang dimiliki berada di hidup orang menengah dan tidak ada musibah selama memegang uang tersebut. Untuk masalah makanan saja begitu kompleks dan jenisnya banyak belum termasuk pakaian, rumah, barang-barang mewah, dsb.


(8)

14

Secara umum ada dua faktor yang menyebabkan remaja atau masyarakat menjadi hedon. Yaitu faktor ekstern yang meliputi media dan lingkungan sosial serta faktor intern yang meliputi keyakinan dalam beragama dan keluarga. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Faktor ekstern

Derasnya arus industrialisasi dan globalisasi yang menyerang masyarakat merupakan faktor yang tak dapat dielakkan. Nilai-nilai yang dulu dianggap tabu kini dianggap biasa. Media komunikasi, khususnya media internet dan iklan memang sangat bersinggungan dengan masalah etika dan moral. Melalui simbol-simbol imajinatif media komunikasi massa jelas sangat memperhitungkan dan memanfaatkan nafsu, perasaan, dan keinginan.

Sikap terhadap gaya hidup hedonis

Menggambarkan pengalaman kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa objek atau gagasan sikap menempatkan individu pada satu kerangka berpikir menyukai atau tidak menyukai suatu objek, menghampiri atau menjauhi. Sikap hedonis artinya sejauhmana individu memilki respon aktif, kognitif, konatif terhadap serangkaian pola tingkah laku.

Pengalaman dan pengamatan

Hasil pengamatan seseorang akan membentuk suatu pandangan tertentu terhadap suatu objek, apabila pengamatan ditunjukan dengan pengalaman yang menghasilkan afek positif seperti rasa senang, bahagia dan nyaman maka akan muncul penguatan dalam diri seseorang untuk melakukan kembali perilaku atau aktivitas tersebut

Kepribadian

Kolter mengartikan bahwa kepribadian sebagai karakter psikologis yang memiliki perbedaan antara individu satu dengan individu lain, cara individu


(9)

15

memandang dirinya akan mempengaruhi minat dan perilakunya, begitu juga dengan kepribadiannya, dan cara individu memandang dirinya mencakup penerimaan diri. Seseorang yang memandang dirinya negative, dimana individu memandang bahwa dirinya serba kekurangan, akan mencoba mengisi kekurangan dalam dirinya dengan mengikuti gaya hidup hedonis.

Motif

Walgito 2001, motif dirartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu itu bertindak atau berbuat. Perilaku individu yang menyebabkan individu ini bertindak atau berbuat

b. Faktor intern

Sementara itu dilihat dari sisi intern, lemahnya keyakinan agama seseorang juga berpengaruh terhadap perilaku sebagian masyarakat yang mengagungkan kesenangan dan hura-hura semata. Binzar Situmorang menyatakan bahwa, “Kerohanian seseorang menjadi tolak ukur dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi mereka yang suka mengejar kesenangan”. Disamping itu keluarga juga memegang peranan terbesar dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.

Kelompok referensi

Ialah sarana indentifikasi seseorang, dengan atau tanpa perlu menjadi anggota dari kelompok tersebut, dan oleh orang-orang yang bersangkutan digunakan sebagai pembimbing bagi perilakunya yang patut dan tepat, atau dipakai untuk mengembangkan cita-cita tertentu. Kelompok referensi memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung dan dijadikan acuan individu

Keluarga

Keluarga memiki peranan terbesar dalam pembentukan sikap dan perilaku, hal ini disebabkan karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang


(10)

16

secara logika merupakan pola hidup. Individu yang tinggal dilingkungan keluarga yang terbiasa dengan gaya hedonis secara tidak sadar telah mengikuti proses pembelajaran dan proses peniruan sehingga akan berpola hidup sama seperti keluarganya.

Kelas sosial

Kelompok homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan pada anggota dalam setiap jenjang memilki minat dan tingkah laku yang sama.

Kebudayaan

Faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Tinjauan kebudayaan menekankan pada keberadaan unsur-unsur dalam budaya seperti nilai, moral kebiasaan, penghargaan dan ganjaran dalam sistem yang tertentu yang mampu mendorong individu untuk menjalankan gaya hidup.

II.6 Hedon, Konsumsi, dan Konsumtif

Terdapat banyak kesalah pahaman mengenai pemahaman hedon, konsumsi dan konsumtif. Ketiga kata tersebut memiliki makna berbeda namun berkaitan satu sama lain.

Konsumsi secara harafiah adalah suatu aktifitas memakai atau menggunakan suatu produk barang atau jasa yang dihasilkan oleh para produsen. Konsumsi ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Kegiatan konsumsi merupakan tindakan pemuasan atas berbagai jenis tuntutan kebutuhan manusia. Individu yang melakukan kegiatan konsumsi disebut juga konsumen.

Seluruh tipe aktifitas sosial yang orang lakukan sehingga dapat dipakai untuk mencirikan dan mengenal mereka, selain (sebagai tambahan) apa


(11)

17

yang mungkin mereka lakukan untuk hidup. Menurut Chaney (2003, h. 54).

Contohnya : Menghabiskan makanan dan minuman, memakai baju, menonton TV.

Konsumtif diartikan sebagai pemakaian (pembelian) atau pengonsumsian barang-barang yang sifatnya karena tuntutan gengsi semata dan bukan menurut tuntutan kebutuhan yang dipentingkan (Barry, 1994). Oleh karena itu, arti kata konsumtif adalah boros atau perilaku yang boros, yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan.

Dalam arti luas konsumtif adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah.

Contohnya : membeli handphone jenis terbaru, mengikuti trend dan membeli gadget yang sedang up to date.

Dengan kata lain, konsumsi dan konsumtif berfokus pada pembelian barang saja sedangkan hedon tidak hanya mengenai pembelian barang namun juga mencakup aktifitas atau kegiatan guna pemenuhan kesenangan. Perbedaan yang mencolok antara konsumsi, konsumtif dan hedon adalah fungsinya. Perlu di garis bawahi bahwa konsumsi merupakan pembelian barang yang berfungsi sebagai pemuas atas tuntutan dari kebutuhan atau guna memenuhi kebutuhan. Sedangkan konsumtif merupakan pembelian barang yang berfungsi sebagai pemuas atas tuntutan gengsi atau tidak sesuai kebutuhan. Dan hedon berfungsi sebagai pemuas atas tuntutan diri akan kesenangan dan kenikmatan semata yang tidak hanya bersifat pembelian barang namun juga aktifitas.

II.7 Remaja dan Gaya Hidup Hedon

Menurut Arthur T. Jersild cs. Dalam bukunya “Child Psychology” (dikutip dari Sofyan, 2010, p. 23), pada fase perkembangan, kedudukan usia remaja dibagi beberapa fase sebagai berikut:


(12)

18

1. X–0 tahun : Permulaan kehidupan (masa konsepsi), masaprenatal (dalam kandungan), proses kelahiran.

2. 0-1 tahun : masa bayi (infancy).

3. 1-5 tahun : masa kanak-kanak (early childhood). 4. 5-12 tahun : masa anak-anak (middle childhood). 5. 15-18 tahun : masa remaja (adolescence).

6. 18-25 tahun : masa dewasa awal (pre adulthood). 7. 25-45 tahun : masa dewasa (early adulthood).

Menurut Dr. Zakiah Daradjat (seperti dikutip Sofyan, 2010) dalam bukunya Remaja & Masalahnya oleh Prof. DR. Sofyan s. Willis, M.PD mengungkapkan bahwa:

“Remaja adalah usia transisi. Seorang individu, telah meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah dan penuh kebergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Banyaknya masa transisi ini bergantung pada keadaan dan tingkat sosial masyarakat dimana ia hidup. Semakin maju masyarakat semakin panjang usia remaja, karena ia harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat yang banyak syarat dan tuntutanya” (h. 23).

Ketidakstabilan emosi dan cara berpikir membuat remaja menjadi generasi yang rentan terjerat gaya hidup hedon. Paham ini mulai merasuki kehidupan remaja. Remaja sangat antusias terhadap adanya hal yang baru. Gaya hidup hedon sangat menarik bagi mereka. Daya pikatnya sangat luar biasa, sehingga dalam waktu singkat munculah fenomena baru akibat paham ini. Fenomena yang muncul, ada kecenderungan untuk lebih memilih hidup enak, mewah, dan serba kecukupan tanpa harus bekerja keras. Titel “remaja yang gaul dan funky ” baru melekat bila mampu memenuhi standar tren saat ini. Ciri-ciri hedon menurut Cicerno dalam Russell (2004) adalah sebagai berikut: Memiliki pandangan gaya hidup instan, melihat perolehan harta dari hasill kahir bukan proses untuk membuat hasil akhir. Menjadi pengejar modernitas fisik. Memiliki relativitas kenikmatan di atas rata-rata tinggi. Memenuhi banyak keinginan-keinginan spontan yang muncul. Ketika


(13)

19

mendapat masalah yang dianggap berat, muncul anggapan bahwa dunia begitu membencinya. Berapa uang yang dimilikinya akan habis. Melihat dari ciri-ciri tersebut, gaya hidup hedon lebih mengejar kesenangan sesaat atau duniawi.

II.8 Bagaimana Gaya Hidup Hedon Memberikan Dampak Negatif dan Positif

Perkembangan jaman dan teknologi yang semakin berkembang sangat mendorong remaja untuk melakukan gaya hidup hedon, dimana gaya hidup yang mengutamakan kesenangan, kepuasan, juga rasa ingin tahu atau mencoba hal-hal yang baru yang membuat hati senang dan tidak peduli akan lingkungan di sekitar, baik bersifat positif maupun negatif.

Salah satu dampak positif hedon adalah gaya hidup hedon lebih bersifat royal atau saling berbagi dengan orang lain, karena mereka selalu ingin mencukupi kebutuhannya agar tercapai kepuasaannya atau agar dapat diterima dilingkungan tempat mereka bergaul. Remaja dengan gaya hidup hedon juga memiliki tingkat stress yang lebih rendah karena mereka akan lebih sering melakukan hal untuk kesenangannya sendiri.

Selain dampak positif juga terdapat dampak negatif dari gaya hidup hedon yaitu orang dengan gaya hidup hedon cenderung ingin melakukan sesuatu hal yang baru dan mementingkan diri sendiri tanpa peduli orang lain walaupun hal tersebut melanggar aturan atau hukum serta mengganggu ketentraman public atau masyarakat, contohnya: sering pulang larut malam, membawa minuman keras (mabuk-mabukan), mendengarkan musik terlalu keras, tidak bersosialisasi dengan masyarakat (asocial), cenderung berkelompok, terlalu cuek dengan aturan lingkungan. Selain itu, remaja dengan gaya hidup hedon tejerumus kedalam pergaulan bebas seperti pergi ke klab malam atau ketempat dugem (dunia gemerlap), narkoba, sex bebas, menghamburkan uang yang tidak jelas (boros), yang pada intinya tidak hanya merusak diri sendiri tapi juga orang lain. Menurut Indonesia Children (seperti dikutip Andhiyantama, 2010), hedonisme setidaknya menganut paham-paham sebagai berikut:


(14)

20 1. Seks Bebas

2. Menjadi pecandu narkoba 3. Keranjingan disko

4. Tidak segan melakukan perbuatan kriminal

Pada point pertama dijelaskan bahwa pada kaum remaja dengan gaya hidup hedon kesenangan yang dicari adalah bentuk kesenangan seksual yang dengan sadar dilakukan dengan melanggar kaidah-kaidah agama dan social yang berlaku di masyarakat. Perbuatan tersebut tidak hanya akan berdampak bagi kesehatan pelakunya sendiri tapi juga memicu pada tingginya tingkat penularan penyakit menular seksual dan aborsi yang sudah tergolong ke dalam tindak kriminal.

Menjadi pecandu narkoba merupakan point kedua yang dianut bagi mereka pecandu budaya hedon. Budaya gaya hedon sangatlah memuja sebuah kenikmatan, karena itu alasan mencari kenikmatan demi menghilangkan rasa penat dijadikan sebuah dalih untuk menggunakan barang haram tersebut.

Pada point ke-3, bahasa keranjingan disko tersebut dalam perkembangannya sering disebut dengan istilah dugem. Dugem dapatlah diartikan sebagai hiburan dunia malam yang bernuansa bebas, ekspresif dan juga modern. Hiburan yang ditawarkan oleh tempat semacam ini pada dasarnya adalah tarian-tarian erotis, minuman beralkohol dan juga tentunya musik-musik yang berirama disko namun terkadang secara terselubung juga sering digunakan sebagai tempat untuk bertransaksi narkoba dan pelacuran.

Point ke-4 menjelaskan bahwa gaya hidup hedon bisa membuat remaja tidak segan melakukan perbuatan kriminal demi memenuhi kepuasan gaya hidupnya. Seperti dikutip merdeka.com (2013), Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil membekuk komplotan penjambret yang kerap beraksi di wilayah podok Aren, Pesanggrahan dan Kebayoran, Jakarta Selatan. Ironisnya komplotan itu sebagian besar pelajar aktif di sekolahnya masing-masing. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes


(15)

21

Toni Harmanto menjelaskan, Sudah 33 kali beraksi. 26 Kali jambret dan 17 kali melakukan pencurian dengan kekerasan dengan menggunakan senjata tajam terhadap pengendara sepeda motor. Sepeda motor yang berhasil mereka ambil dari korban kemudian dijual. Hasil penjualan digunakan pelaku untuk memenuhi gaya hidup mereka. Uangnya untuk makan-makan, minum-minuman, yang jelas gaya hidup mereka hedonis.

Gambar II.1 Gaya hidup hedon, 4 pelajar nekat jadi jambret

Sumber: http://www.merdeka.com/jakarta/gaya-hidup-hedon-4-pelajar-nekat-jadi-jambret.html ( 22 Februari 2013)

Remaja sebagai kaum „labil‟ dapat dengan mudah terjebak ke dalam ketiga dampak buruk dari gaya hidup hedon tersebut. Disengaja atau tidak, remaja dengan ketidakstabilan emosi dan sifat keingintauannya menjadi sebuah sasaran empuk. Dengan memasyarakatnya gaya hidup hedon, bahkan membuat banyak orang dewasa yang secara sengaja menutup mata dan telinga dengan perilaku remaja yang terjerat ke dalam kebiasaan buruk itu. Mereka terkesan membiarkan perilaku negatif tersebut.

II.9 Indikator Gaya Hidup Hedon

Skala gaya hidup hedon akan disusun berdasarkan konsep teori gaya hidup yang dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong (2008), dimana aspek-aspek gaya hidup


(16)

22

digabungkan dengan karakteristik-karakteristik hedonisme. Skala ini terdiri atas 3 item yang disusun berdasarkan tiga dimensi yang disertai dengan penjelasannya.

No Dimensi Indikator Perilaku

1 Activities

(aktivitas/kegiatan)

- Mengejar modernitas fisik.

- Menghabiskan banyak uang berapa pun yang dimiliki.

2 Interest (minat dan

kepentingan)

- Memenuhi banyak keinginan spontan yang muncul

- Memandang hidup sebagai sesuatu yang instan dengan melakukan rasionalisasi atau pembenaran dalam memenuhi kesenangan tersebut

3 Opinion (pendapat) - Memiliki anggapan

bahwa dunia sangat membencinya ketika sebuah masalah berat muncul

- Memiliki relativitas kenikmatan di atas rata-rata yang tinggi

Tabel II.1 Indikator Perilaku Gaya Hidup Hedon


(17)

23

Ketiga skala gaya hidup hedon di atas menjadi indicator bagaimana seseorang dengan gaya hidup hedon berperilaku, berkeinginan dan beranggapan dalam kesehariannya. Penelitian ini menggunakan indicator gaya hidup hedon sebagai acuan dalam mengobservasi perilaku remaja kota Bandung dengan membuat angket dan melakukan wawancara seputar gaya hidup.

II.10 Angket Penelitian Gaya Hidup Hedon di Kalangan Remaja

Angket dibawah ini berisi 9 pertanyaan yang berhubungan dengan gaya hidup hedonis guna mengetahui seberapa dalam pengetahuan remaja tentang gaya hidup hedon. Angket ini diberikan kepada 100 orang remaja kota Bandung yang berusia 15-18 tahun dan dipilih secara acak.

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah kamu pernah mendengar kata “Hedon”?

2. Apakah kamu merasa puas jika kamu bisa melakukan sesuatu yang membuat dirimu senang?

3. Apakah kamu senang atau puas jika bisa mengikuti tren?

Contoh: membeli barang-barang terbaru atau bermerk secara rutin/tidak pernah ketinggalan mengikuti tren fashion idola kamu

4. Apakah kamu senang atau puas ketika bisa bermain bersama teman-teman?

Contoh: nongkrong di mall/café/taman, nonton, dll

;

5. Apakah kamu selalu rutin menghabiskan waktu untuk bermain bersama teman-teman?


(18)

24

6. Apakah media (televise, sosial media, dll) dan lingkungan mempengaruhi caramu bergaul?

Contoh: kamu membeli barang atau pergi ke café karena melihat iklan di instagram

7. Apakah menurutmu bersenang-senang memberikan dampak negatif saja?

8. Menurutmu, apakah remaja yang terjerumus pergaulan bebas (sex bebas, narkoba, dll) melakukan perbuatan tersebut awalnya karena untuk kesenangan semata?

9. Menurutmu, apakah bersenang-senang bisa dilakukan dengan cara yang positif?

Jika Ya, berikan 1 contoh….

Tabel II.2 Angket Penelitian Gaya Hidup Hedon

Angket penelitian diatas terdiri dari 9 pertanyaan yang dirangkai berdasarkan indikator gaya hidup hedon. Penilaian hasil penyebaran angket dilakukan dengan menggunakan sistem perhitungan sebagai berikut:

1 jawaban „YA‟ dari setiap pertanyaan = 1 poin 1 jawaban „TIDAK‟ dari setiap pertanyaan = 0 poin

Seluruh poin yang diperoleh dari setiap angket yang diisi remaja dihitung menggunakan konsep:

9 jawanban „YA‟ mengindikasikan remaja mengetahui dan paham mengenai gaya hidup hedon

< 9 jawaban „YA‟ mengindikasikan misunderstanding mengenai gaya hidup hedon


(19)

25

< 5 jawaban „YA‟ mengindikasikan kurang atau tidak mengetahui mengenai gaya hidup hedon

Dari hasil penyebaran angket kepada 100 orang remaja kota Bandung usia 15-18 tahun yang dilakukan di beberapa pusat keramaian seperti mall, taman kota, café/resto, sekolah/universitas, dll menunjukkan data sebagai berikut:

70% remaja kota Bandung tidak mengetahui tentang gaya hidup hedon 30% remaja kota Bandung salah menafsirkan (miss understanding) mengenai gaya hidup hedon

Dengan kata lain, berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dilapangan remaja kota Bandung tidak mengetahui atau tidak memahami gaya hidup hedon beserta dampak/pengaruhnya terhadap kehidupannya sehari-hari. Melihat dari kenyataan tersebut, perlunya media informasi yang memberikan pengenalan dan pengetahuan seputar gaya hidup hedon agar remaja mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan gaya hidup hedon dan bagaimana media informasi tersebut bisa memberikan gambaran bahwa banyaknya pilihan-pilihan positif dari gaya hidup hedon.

II.11 Analisa Masalah

II.11.1 Penyebab Remaja Terjerumus Gaya Hidup Hedon 1. Kurangnya pemahaman gaya hidup hedon

Pengertian pemahaman menurut Anas Sudijono (1996), adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.

Sedangkan menurut Yusuf Anas (2008), yang dimaksud dengan pemahaman adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang sudah diingat


(20)

lebih-26

kurang sama dengan yang sudah diajarkan dan sesuai dengan maksud penggunaannya.

Secara tidak langsung pemahaman gaya hidup hedon berarti kemampuan untuk mengerti dan memahami makna dari hedon itu sendiri dalam berbagai sisi serta mengetahui bagaimana dampaknya jika gaya hidup tersebut diaplikasikan.

2. Kurangnya kesadaran akan dampak gaya hidup hedon

Kesadaran berdasarkan pendapat dari Solso (2008) pada bukunya Psikologi Kognitif menjelaskan bahwa kesadaran adalah kesiagaan seseorang terhadap peristiwa-peristiwa dilingkungannya (seperti pemandangan dan suara-suara dari lingkungan sekitarnya) serta peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran, perasaan dan sensasi-sensasi fisik. Dari definisi Solso terdapat dua kata kunci: Lingkungan (Eksternal) dan Peristiwa Kognitif (Internal).

Maka dapat disimpulkan bahwa kurangnya kesadaran akan dampak gaya hidup hedon dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.

3. Media informasi yang kurang menarik

Perkembangan media informasi sangat cepat dan diperlukan setiap saat karena media informasi memudahkan manusia untuk mengetahui segala informasi yang dibutuhkan, dengan media informasi manusia juga dapat berinteraksi satu samalain. Dengan menggunakan media informasi juga dapat menyampaikan pesan dengan baik dan dapat bermanfaat bagi pembuat dan target.

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Sedangkan pengertian dari informasi secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang (Gordon B. Davis 1990; 11).


(21)

27

Maka dapat disimpulkan bahwa media informasi berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat untuk disampaikan pada penerima informasi. Melalui media informasi iklan televisi ini memberikan penjelasan secara langsung kepada pengunjung mengenai dampak gaya hidup hedon.

II.11.2 Tinjauan Media Informasi Video Dukumenter

“Video dokumenter merupakan satu bentuk produk audio visual yang menceritakan suatu fenomena keseharian. Fenomena tersebut cukup pantas diangkat menjadi perenungan bagi penonton. Materi dokumenter dapat berupa cerita tentang keprihatinan sosial, pengalaman dan pergaulatan hidup yang memberikan inspirasi dan semangat hidup bagi penonton, atau kilas balik dan kupasan tentang peristiwa yang pernah terjadi dan ada kaitanya dengan masa sekarang” (Brata, 2007 : 57).

“Video dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, video dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin” (Javandalasta, 2011:2). Kunci utama dalam video dokumenter merupakan penyajian fakta. Video dokumenter berhubungan dengan tokoh, peristiwa dan lokasi yang nyata. Video dokumenter merupakan merekam peristiwa yang sungguh – sungguh terjadi tidak menciptakan suatu kejadian.

Dalam menbuat video dokumenter terdapat kriteria dimana video tersebut bagus atau tidak. berikut ini kriteria video dokumenter yang bisa dikatakan bagus.

1. Merupakan para pelaku yang sesungguhnya. 2. Tidak memiliki tokoh protagonis dan antagonis. 3. Struktur film sederhana


(22)

28

II.11.3 Fungsi dan Peranaan Video Dokumentasi

Dalam pengambilan gambar sebelumnya, berbagai pilihan harus diambil oleh para pembuat film dokumenter untuk menentukan sudut pandang, ukuran shot (type of shot), pencahayaan, dan lain-lain, agar dapat mencapai hasil akhir yang mereka inginkan.

Beberapa fungsi dalam dokumenter : (Directing The Documentary, Third Edition, Michael Rabiger, Focal Press, singapore, 1998. hal 3-6)

1. Dokumenter dan waktu.

2. Dokumenter sebagai penanganan kreatif atas realitas 3. Dokumenter untuk menangani masalah social 4. Dokumnter , individualitas dan cara pandang

5. Dokumenter sebagai sebuah cerita yang terorganisasi 6. Rentang bentuk documenter

7. Ketelitian untuk melihat situasi yang ada berhadapan dengan kenyataan yang sesungguhnya

8. Dokumenter untuk menggugah sebuah kesadaran 9. Documenter sebagai sebuah bentuk seni social

Unsur-unsur visual dan verbal yang biasa digunakan dalam dokumenter

(An introduction to film studies third edition Oleh Jill Nelmes (ed), routledge, london, 2003. hal 189-190)

a) . Unsur Visual:

Observasionalisme reaktif; pembuatan film dokumenter dengan bahan yang sebisa mungkin diambil langsung dari subyek yang difilmkan. Hal ini berhubungan dengan ketepatan pengamatan oleh pengarah kamera atau sutradara.

Observasionalisme proaktif; pembuatan film dokumenter dengan memilih materi film secara khusus sehubungan dengan pengamatan sebelumnya oleh pengarah kamera atau sutradara.


(23)

29

Mode ilustratif; pendekatan terhadap dokumenter yang berusaha menggambarkan secara langsung tentang apa yang dikatakan oleh narator (yang direkam suaranya sebagai voice over).

Mode asosiatif; pendekatan dalam film dokumenter yang berusaha menggunakan potongan-potongan gambar dengan berbagai cara. Dengan demikian, diharapkan arti metafora dan simbolis yang ada pada informasi harafiah dalam film itu, dapat terwakili.

b) Unsur Verbal:

Overheard exchange; rekaman pembicaraan antara dua sumber atau lebih yang terkesan direkam secara tidak sengaja dan secara langsung.

Kesaksian; rekaman pengamatan, pendapat atau informasi, yang diungkapkan secara jujur oleh saksi mata, pakar, dan sumber lain yang berhubungan dengan subyek dokumenter. Hal ini merupakan tujuan utama dari wawancara.

Eksposisi; penggunaan voice over atau orang yang langsung berhadapan dengan kamera, secara khusus mengarahkan penonton yang menerima informasi dan argumen-argumennya.

Maka dokumenter sering dianggap sebagai rekaman dari aktualitas,potongan rekaman sewaktu kejadian sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat di dalamnya berbicara, kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan, dan tanpa media perantara.Walaupun kadang menjadi bahan ramuan utama dalam pembuatan dokumenter, unsur-unsur itu jarang menjadi bagian dari keseluruhan film dokumenter itu sendiri, karena semua bahan tersebut harus diatur, diolah kembali, dan ditata struktur penyajiannya.


(24)

51 DAFTAR PUSTAKA

Abipraya. (2008). Gaya Hidup Hedonisme. Retrieved from Badan Koordinasi Dakwah Islam: http://muslimabipraya.wordpress.com

Adi, T. N. ( 2011, Oktober 5 ). sinaukomunikasi. Retrieved from SINEMATOGRAFI IV:FilmDokumenter:

http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/10/05/sinematografi-iv-film-dokumenter/

Admin. (2012, January 31). Membelah Gunung Bersama Komunitas Sepeda Gunung Bandung (SGB). Retrieved from amazingbandung.com:

http://amazingbandung.com/2012/01/31/membelah-gunung-bersama-komunitas-sepeda-gunung-bandung-sgb/

Aktualita, B. D. (2009, 02 22 ). Surabaya: Seribu Muslimah HTI Tolak Hedonisme dan Gaya Hidup Liberal. Retrieved from http://hizbut-tahrir.or.id/: http://hizbut-tahrir.or.id/2009/02/22/surabaya-kecam-hedonisme-remaja-ratusan-muslimah-hti-turun-ke-jalan/

Allathas, S. C. (2013). Gaya Hidup Hedonis Remaja. Retrieved from Gaya Hidup: http://syarifahchairulnisya30.wordpress.com

Apa itu Psikologi Komunikasi. (2009). Retrieved from Ilmu Komunikasi: http://jurusankomunikasi.blogspot.com

Definisi Pengertian Iklan Menurut Para Ahli, Contoh Iklan. (2013, Oktober 27). Retrieved from Krumpuls: http://www.krumpuls.net/2013/10/definisi-pengertian-iklan-menurut-para.html

Febriyan, L. (2013, Mei 15). Bentuk-bentuk Gaya Hidup. Retrieved from Life Style: http://octlaras.blogspot.com/2013/05/bentuk-bentuk-gaya-hidup.html


(25)

52

Gaya Hidup (Bergaya untuk Hidup). (2009, Mei 18). Retrieved from Sosiologi Budaya: http://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/05/18/gaya-hidup/

Grace. (2010, Oktober 2). konsumsi, konsumen, konsumtif dan konsumerisme.

Retrieved from Psikologi Konsumen:

http://psikologikonsumen.blogspot.com/2010/10/konsumsi-konsumen-konsumtif-dan.html

Hutahean, M. (2011, Oktober 9). Konsep Konsumsi, Konsumen, Konsumtif, Konsumerisme. Retrieved from Have you heard about Psychology ?:

http://meltri-elia.blogspot.com/2011/10/konsep-konsumsi-konsumen-konsumtif.html

Kaparang, O. M. (2013). Analisa Gaya Hidup remaja Dalam Mengimitasi Budaya POP KOREA.

Lihan, A. P. (2014). Virus Hedonisme di Kalangan Remaja. Retrieved from Analisa _Unesa: http://analisaunesa.wordpress.com

Lihin. (2014). Pengertian Pemahaman Dalam Pembelajaran. Retrieved from referensi makalah: http://www.referensimakalah.com/2013/05/pengertian-pemahaman-dalam-pembelajaran.html

Messa, h. (2013, Februari 18). Antara Kesenangan dan Kebahagiaan. Retrieved from Inspiring Points: https://hdmessa.wordpress.com/2013/02/18/apakah-kesenangan-membawa-kebahagiaan/

Sari, H. R. (2013 , Februari 22). Gaya hidup hedon, 4 pelajar nekat jadi jambret. Retrieved from merdeka.com: http://www.merdeka.com/jakarta/gaya-hidup-hedon-4-pelajar-nekat-jadi-jambret.html


(26)

53

Tanjung, F. A. (2014, mai 27). Memahami Arti Kesadaran Menurut Sains dan Filsafat. Retrieved from Bumi Ganesha Learning Community: http://www.bglconline.com/2014/05/kesadaran-menurut-sains-filsafat/

Wahyono, B. (2013, Februari 17). Pengertian dan Fungsi Periklanan. Retrieved from

Pendidikan Ekonomi:

http://www.pendidikanekonomi.com/2013/02/pengertian-dan-fungsi-periklanan.html


(27)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI GAYA HIDUP HEDON

DK38315/Tugas Akhir Semester I 2014 - 2015

Oleh :

Adnan Firmansyah 519091151

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(28)

41 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

Berikut ini akan dijelaskan tentang teknis produksi media utama informasi documenter yang berjudul “Positive Act Happy Life”

IV.1 Teknis Produksi

Teknis produksi adalah tahapan terakhir dari proses yang sudah disusun sebelumnya. Tahapan ini berisi seluruh dari gagasan dan materi yang telah dikumpulkan sebelumnya. Suatu proses untuk menjadi sebuah tampilan yang diharapkan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses eksekusi maka harus melalui beberapa tahapan seperti :

IV.1.1 Pra Produksi

Pra produksi adalah tahapan untuk mencari ide cerita, riset data, riset visual, inti cerita serta struktur cerita. Untuk tahapan pencarian ide diawali dengan riset secara wawancara langsung dilapangan tentang pemahaman gaya hidup hedon kepada remaja.

a) Menentukan inti cerita

Inti cerita dalam informasi dokumenter ini menceritakan tentang kurangnya pemahaman tentang gaya hidup hedon dikalangan remaja , dan memunculkan dampak negative dan positif gaya hidup hedon.

b) Membuat storyline

Storyline merupakan sebuah pengembangan dari inti cerita, yang membahas tentang alur cerita, yang dibuat dengan berisikan keterangan gambar atau visual dan audio berupa effek suara, juga musik). Yang kemudian di kembangkan kedalam bentuk skenario.

c) Storyboard

Pembuatan storyboard bertujuan untuk untuk memudahkan dalam pengambilan gambar dan memandu, sutradara, kameramen, editor dan


(29)

42

seluruh kru yang terlibat didalamnya. Dan memberikan arahan saat akan mengambil gambar agar sesuai dengan cerita yang diinginkan.

IV.1.2 Produksi

Produksi adalah tahapan dimana proses melakukan shooting film dokumenter yang menerapkan ide dan konsep pengambilan gambar yang sudah di rancang pada saat pra produksi.

IV.1.3 Pasca Produksi

Pasca produksi adalah tahapan akhir setelah melakukan produksi, dimana pada tahap ini dilakukan tahapan editing video dan audio hasil dari tahap produksi. Metode yang digunakan dalam proses editing yaitu secara digital atau menggunakan komputer atau laptop yang sebelumnya file dari hasil shooting telah dicopy atau dipindahkan ke komputer atau laptop, teknik editing menggunakan software edit video yaitu adobe premiere cs6 dengan melakukan berbagai tahapan diantaranya :

Logging : proses memilih shot – shot yang ada kemudian memotong sesuai dengan yang dibutuhkan.


(30)

43

Gambar IV.2 Memotong Video

Online editing : proses ketika mulai memperhalus hasil logging, memperbaiki kualitas hasil serta memberi tahapan transisi serta effect yang diperlukan

Mixing : proses syncroning audio serta ilustrasi musik, suara dan audio efek


(31)

44

Rendering : merupakan proses terakhir dalam editing dalam sebuah audio visual, yaitu untuk menggabungkan file – file yang telah melewati tahapan – tahapan sebelumnya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Gambar IV.4 Editing Audio


(32)

45 IV.2 Screenshot Video

Gambar IV.6 Screenshot Video 1

Gambar IV.7 Screenshot Video 2


(33)

46

Gambar IV.9 Screenshot Video 4


(34)

47 IV.3 Teknis Produksi Media Pendukung

Adapun teknis produksi media pendukung lainnya seperti :

1. Poster

Ukuran media : A3 (42,0cm x 29,7cm)

Teknis Produksi : Cetak Separasi, ArtPaper, 210 Gr. Poster merupakan media yang cukup efektif untuk menarik perhatian remaja, poster ini dapat di tempatkan dimana saja.

Gambar IV.11 Screenshot Video 6


(35)

48 2. Flyer

Ukuran media : A5 (14,8cm x 21 cm)

Teknis Produksi : Cetak separasi, Artpaper, 150Gr.

Media berbentuk flyer penyebaran yang mudah kepada target audience. Penggunaan warna yang mencolok agar target audience tertarik untuk melihatnya.

3. Billboard

Ukuran media : 10m x 5m

Teknis Produksi : Cetak Digital, ArtPaper, 120Gr.

Billboard dipasang di setiap perlintasan jalan dan dekat mall yang dapat dilihat oleh remaja yang melakukan aktifitas bermain.

Gambar IV.14 Flyer


(36)

49 4. Kaos

Ukuran media : M, L

Teknis Produksi : Printing

T-Shirt merupakan bagian promosi yang mendukung dalam media informasi yang akan dibagikan kepada setiap remaja.

5 . Sticker

Ukuran media : 10cm x 8cm

Teknis Produksi : Cetak Separasi Sticker merupakan media informasi yang mudah di temukan .

6. Pin dan Gantungan kunci

Ukuran Media : 5 cm x 4 cm

Teknik Produksi : Cetak Separasi Gambar IV.17Sticker


(37)

50

Pin dan Gantungan kunci merupakan media informasi yang akan dibagikan agar remaja selalu mengingat hal positif

Gambar IV. 18 Gantungan Kunci

7. Mug

Ukuran media : 20cm x 20cm ( 2 :1 )

Teknis Produksi : Cetak Separasi

Mug salah satu media pendukung yang selalu ada di sela aktifitas remaja.

8. Kalender

Ukuran media : 21cm x 14,8 cm

Teknis Produksi : Cetak Separasi, Art Paper 150Gr

Media kalender adalah salah satu pendekatan komunikasi informasi.

9. Totebag

Gambar IV.20 Kalender


(38)

51 Ukuran media : 21cm x 14,8 cm

Teknis Produksi : Cetak Separasi, Albatros

Media totebag ini untuk menginformasikan kepada reja yang senang belanja atau nongkrong.


(39)

30 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan

III.1.1 Strategi Komunikasi

Dalam perancangan film dokumenter gaya hidup hedon digunakan strategi komunikasi murni dikarenakan komunikasi murni adalah komunikasi tanpa persuasi tertentu. Agar informasi tersampaikan dengan baik, maka dibutuhkan sasaran dalam perancangan. Media informasi yang dipilih adalah film dokumenter dengan tujuan agar target audience mengetahui fenomena gaya hidup hedon baik dari sisi positif maupun negatifnya .

III.1.2 Pendekatan Visual

Tampilan visual yang diperlihatkan berhubungan dengan kejelasan penyampaian informasi realita, yang mempunyai kesan sederhana sebagaimana mestinya film dokumenter. Agar informasi yang disampaikan mudah untuk dipahami oleh setiap remaja yang menyaksikannya. Dengan ditambahkan efek-efek visual yang sederhana. Dalam pangambilan sudut (angle) kamera menggunakan teknik diantaranya sudut atas (high angle), sudut bawah (low angle) dan kamera candid.

III.1.3 Pendekatan Verbal

Pesan yang akan disampaikan dalam film ini adalah menginformasikan remaja yang beranggapan bahwa gaya hidup hedon bisa memberikan dampak positif bagi kehidupannya . Pendekatan verbal yang digunakan pada film adalah narasi dan narasumber . Narasi menggunakan bahasa Indonesia agar penyampaian informasi lebih mudah dan cepat dipahami oleh remaja.

Penggunaan bahasa Indonesia dipilih dikarenakan bahasa Indonesia adalah bahasa yang dimengerti oleh masyarakat pada umumnya dan merupakan bahasa persatuan.


(40)

31 III.1.4 Tujuan Komunikasi

Dalam perancangan film dokumenter gaya hidup hedon bertujuan untuk:

Memberikan informasi kepada remaja agar mereka lebih memahami dan mengerti tentang gaya hidup hedon.

Memberikan gambaran tentang dampak positif dan negatif yang diperoleh dari penerapan gaya hidup hedon

III.2 Strategi Kreatif

Pembuatan film dokumenter Gaya hidup hedon mempunyai strategi kreatif yaitu menghadirkan perbandingan gaya hidup hedon dalam sisi positif dan negatif dikalangan remaja. Film dokumenter akan menyajikan cuplikan-cuplikan pergaulan remaja baik yang bersifat positif maupun negatif. Cuplikan tersebut diambil berdasarkan realita atau kejadian yang sebenarnya agar remaja mengetahui fakta-fakta gaya hidup hedon yang terjadi di sekelilingnya. Film ini menampilkan pendapat dari pakar gaya hidup dan masyarakat mengenai gaya hidup hedon dan pengaruhnya terhadap pergaulan remaja baik yang pro maupun kontra.

Konsep dasar dalam informasi gaya hidup hedon adalah penggunaan positive adverb, yaitu penggunaan kata keterangan yang bersifat positif tanpa adanya unsur ajakan.

“Positive Act, Happy Life” merupakan kalimat yang dipilih sebagai logo dalam media informasi gaya hidup hedon. Positive Act dalam bahasa Indonesia berarti tindakan positif, sedangkan Happy Life dalam bahasa Indonesia berarti senang. Kedua frasa tersebut jika digabungkan mempunyai makna bahwa tindakan/kegiatan yang positif menuntun kita kepada hidup yang menyenangkan. Dengan kata lain, logo ini secara tidak langsung menginformasikan kepada remaja


(41)

32

bahwa hidup senang/hidup yang hedon tidak semata-mata bias dipenuhi dengan tindakan/kegiatan yang negatif.

Logo Akhir

Gambar III.1 Logo Informasi

III.3 Strategi Media

Pemilihan film dokumenter adalah berdasarkan dengan kebutuhan target audiens. Adapun media yang digunakan terbagi menjadi dua, yaitu media utama dan media pendukung.

Media Utama

Media utama yang dipilih adalah film dokumenter mengenai informasi gaya hidup hedon di kalangan remaja yang menampilkan cuplikan realita pergaulan remaja hedon berserta wawancara singkat.

“Video dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, video dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin” (Javandalasta, 2011:2).


(42)

33 Contoh video dokumenter

Gambar III.2 Contoh video dokumenter informasi masyarakat

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=PweIcg03XX4 ( 04 april 2013 )

Media pendukung

Media utama saja tidak cukup untuk menginformasikan kepada remaja, maka dibutuhkan beberapa media pendukung untuk memenuhi kebutuhan media informasi ini, adapun media pendukung dalam informasi ini diantaranya :

Poster

Poster digunakan sebagai pendukung media utama, yaitu video dokumenter. Poster akan diletakkan di sekitar taman-taman kota bandung untuk menarik perhatian remaja.

Billboard

Billboard digunakan sebagai pendukung media utama. Di letakan di dekat mall mall agar perhatian remaja lebih mudah. Fungsi billboard adalah untuk menyampaikan informasi-informasi secara langsung yang akan dilaksanakan pada tahap selanjutnya.


(43)

34

Pin berfungsi sebagai aksesoris remaja dan sebagai pengingat dapat di tempel di baju, tas, dan sebagainya.

Baju kaos

Sebagai media pelengkap agar remaja mudah mengenalkan. Mug

Sebuah cinderamata yang akan dibagikan setelah menginformasikan social Adapun susunan pemasaran strategi media yang akan diinformasikan.

Totebag

Totebag sebagian pelengkap informasi , karna media ini mudah di temukan

Stiker

Stiker menjadi bagian dari merchandise buku yang befungsi sebagai pengingat. Stiker bisa ditempel dimana saja.

III.4 Segmentasi

Menentukan segmentasi ditujukan agar pesan yang akan disampaikan tepat dan mudah dipahami masyarakat.

1. Segi Demografis

Dilihat dari segi demografis, sasaran dari perancangan film dokumenter cuplikan-cuplikan dan wawancara yang diyakini oleh remaja tentang gaya hidup hedon adalah:

- Usia : 15-18

- Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

- Kelas Sosial : Menengah ke atas

Alasan memilih usia tersebut adalah dikarenakan pada usia antara 14 tahun, masih mencari indentitas diri, diharapkan mereka dapat memperhatikan dan masih dapat belajar mengenai gaya hidup yang mereka ambil/gaya hidup yang salah dan benar.


(44)

35

Dan pada usia 25 tahun mereka sudah dapat mengambil keputusan mana yang baik dan buruk (Idham suryana, 2009)

2. Segi Geografis

Dalam segi geografis target sasaran perancangan meliputi kawasan kota Bandung dan sekitarnya.

3. Segi Psikografis

Dalam segi psikografis target audiens masih mempunyai minat untuk memilah dan memilih hal-hal yang berbeda di sekitarnya.

III.5 Strategi Distribusi

Dalam hal strategi distribusi, media informasi ini akan didistribusikan ke TV lokal yang berada di wilayah kota Bandung, yaitu Parijz van Java TV dan Kompas Tv Jawa Barat, serta dapat menjadi dokumen yang bisa disimpan, sehingga dapat berguna bagi ilmu pengetahuan di kemudian hari.

III.6 Judul Film

Judul film dokumenter ini adalah “Hedonis” mengenai paradigma negatif gaya hidup hedon dikalangan remaja yang diyakini bahwa hedon adalah sebuah gaya hidup yang dianggap sebagai gaya hidup yang hanya memikirkan kesenangan semata tanpa adanya dampak positif yang bisa diraih.

III.6.1 Inti Cerita

Hedon ialah sebuah gaya hidup yang tanpa sadar sudah mewabah dikalangan masyarakat seiring dengan meningkatnya taraf kesenangan seseorang atas tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sayangnya, banyak orang yang beranggapan bahwa hedon merupakan gaya hidup yang negatif. Anggapan tersebut tidak dilandasi dengan pengetahuan yang cukup mengenai hedon, sehingga terjadi kesalahpahaman. Film ini akan menginformasikan dan


(45)

36

memberikan pengetahuan tentang arti dasar gaya hidup hedon dan bagaimana gaya hidup tersebut bisa memberikan efek positif.

III.6.2 Struktur Cerita

Struktur cerita merupakan rancangan hasil penelitian, namun dalam pelaksanaannya struktur cerita kadang tidak semua dapat dieksekusi pada saat pengambilan gambar.

Dimulai dengan pengambilan gambar seputar gaya hidup hedon remaja Wawancara terhadap remaja mengenai gaya hidup mereka sehari-hari Wawancara terhadap pakar ilmu psikologi mengenai remaja dan gaya hidup hedon.

III.7 Konsep Visual

Konsep visual dalam pembuatan film dokumenter ini menggunakan elemen-elemen pengambilan gambar, serta elemen-elemen tipografi agar penyampaian media tersampaikan dengan baik dan mudah dimengerti oleh semua orang. Visual diarahkan pada realita yang terjadi di Kota Bandung dengan menggunakan sudut pengambilan gambar yang menarik.

III.7.1 Format Desain

Format desain pada video dokumenter tentang hedonis dikalangan remaja ini dengan menggunakan video high resolution yaitu 1280 x 720 pixel dengan perbandingan aspek rasio 4 : 3. Aspek rasio merupakan perbandingan lebar dan tinggi dari sebuah pixel dalam sebuah gambar. Sedangkan format kemasan dari film pendek ini berupa CD. Judul yang akan di pilih atau di gunakan dalam acara dokumenter ini adalah “positive act happy life”, judul tersebut dipilih sesuai dengan paradigma tentang prilaku hedonis dikalangan remaja.


(46)

37

Memberikan kesan kesederhanaan disertai penegasan, perpindahan pada gambar yang halus dari gambar yang satu ke yang lain yang berhubungan yang menerangkan dan diterangkan , serta perpindahan gambar secara halus dari satu narasumber ke narasumber yang lain sebagi perbandingan

Gambar III.3 Contoh Layout

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=b-V0EuZHMpc (Documentary NET)

Gambar III.4 Contoh Layout

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=b-V0EuZHMpc (Documentary NET)

III.7.3 Ilustrasi

Mengambarkan apa yang yang sedang dijelaskan narasumber sehingga memperkuat penjelasannya, dengan pengabungan gambar bergerak dengan foto yang manjadi salah satu isi dalam film dokumenter ini.


(47)

38

Gambar Iustrasi.III.5

(sumber: Dokumen Pribadi)

III.7.3 Tipografi

Huruf yang baik adalah mudah dibaca dan nyaman baik dari segi proporsi, spasi, ukuran maupun penempatannya. Penggunaan jenis huruf lebih detekankan pada kesan menarik. dan karakter huruf tidak terlihat kaku sehingga tidak melelahkan mata. Dengan keterbacaan yang baik.

Kindergarten:

Aa Bb Cc Dd Ee Ff G g Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 ! @ # $ % ^ & * ( ) _- = + Eras Demi ITC Aa Bb Cc Dd Ee Ff G g Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 ! @ # $ % ^ & * ( ) _- = +

HelveticaNeueLT Std Thin:

Aa Bb Cc Dd Ee Ff G g Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 ! @ # $ % ^ & * ( ) _- = + Eras Demi ITC Aa Bb Cc Dd Ee Ff G g Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 ! @ # $ % ^ & * ( ) _- = +


(48)

39

Aa Bb Cc Dd Ee Ff G g Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 ! @ # $ % ^ & * ( ) _- = + Eras Demi ITC Aa Bb Cc Dd Ee Ff G g Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 ! @ # $ % ^ & * ( ) _- = +

III.7.5 Warna

Sir Isaac Newton (seperti dikutip Kusrianti, 2007) warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih).

Albert H. Munsell (seperti dikutip Kusrianti, 2007) warna merupakan elemen penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa, bahkan secara umum warna merupakan bagian penting dari segala aspek kehidupan manusia.

Maka dapat disimpulkan sebenarnya warna adalah merupakan sesuatu elemen yang penting dalam semua kebutuhan, dan sangat dibutuhkan dalam media promosi iklan. Adapun warna dalam kampanye ini mendasar kepada warna yang mengandung unsur terror dan theatrical. warna yang diambil adalah :

III.8 Penataan Suara #FFFFFF R : 255 C : 0 G : 255 M : 0 B : 255 Y : 0 K : 0

#F47F2A R : 244 C : 0 G : 127 M : 61 B : 42 Y : 92 K : 0

#7D3619 R : 125 C : 32 G : 54 M : 82 B : 25 Y : 100

K : 36


(49)

40

Penata Suara adalah seorang yang bertanggung jawab atas segala yang berhubungan dengan audio, konsep serta kualitas audio yang dihasilkan menurut Diki Umbara dan Wahyu Wary Pintoko (2010:152).

Desain penata suara/audio apakah itu dialog, monolog, musik atau efek suara membantu memperkuat suasana ataood yang ingin dicapai oleh sebuah film atau drama. Desain tata suara yang baik sebaiknya dialog dan efek suara dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi film yang dibuat. Perencanaan tata suara juga membantu para kru yang bertanggung jawab menangani suara tahu pasti apa yang harus mereka kerjakan menurut Heru effendy (2009:67).

Untuk menciptakan dan merekam suara, penata suara harus memahami karakteristik dasar yaitu: frekuensi dan amplitudo. Frekuensi adalah banyaknya getaran perdetik dalam arus listrik yang terus berubah dan amplitudo merupakan tinggi maksimum dari sebuah gelombang. Selain itu seorang penata suara harus peka terhadap penyimpangan audio yaitu: distorsi dan noise. Distorsi adalah adanya perubahan yang tidak diinginkan dalam sinyal audio, pada umumnya disebabkan oleh usaha untuk mendapatkan perekaman tingkat sinyal audio yang terlalu tinggi untuk peralatan. Sedangkan noise adalah suara yang tidak dikehendaki yang masuk kedalam audio.

III.8.1 Tata Suara

Proses perekaman dialog dalam film dokumenter ini menggunakan beberapa cara yaitu :

Perekaman secara langsung yaitu bahasa komunikasi verbal yang digunakan semua karakter di dalam maupun di luar cerita film (narasi).

Bahasa bicara berhubungan pada jenis bahasa komunikasi verbal yang digunakan pada suatu film. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, bahasa bicara berhubungan dengan waktu dan wilayah, ada beberapa yang menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Sunda.


(50)

41

Musik merupakan salah satu elemen penting dalam memperkuat kesan, nuansa dan suasana sebuah film. Musik dapat dikelompokan dalam 2 kelompok yaitu ilustrasi musik dan lagu. Ilustrasi musik digunakan sebagai musik latar yang mengiringi selama cerita berjalan, sedangkan lagu digunakan sebagai pengiring dalam film yang membentuk karakter dam kesan dan suasana sebuah film.


(51)

1 BAB I

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat masyarakat dengan tanpa sengaja mengikut segala jenis perkembangan yang ada. Beberapa kalangan sudah bisa memilah dan memilih hal-hal yang bisa berdampak baik atau buruk bagi kehidupannya. Namun, hal tersebut tidak mudah bagi remaja. Remaja merupakan sebuah fase dimana seseorang dapat dengan mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Santrock (2003) mengemukakan bahwa remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

Pengaruh lingkungan tersebut bisa memberikan dampak bagi gaya hidup seseorang, baik positif atau negatif. Di setiap kota, hampir semua kalangan termasuk remaja dituntut agar bisa mengikuti perkembangan yang ada. Hal tersebut bisa saja dikarenakan tuntutan pekerjaan, pendidikan atau hanya agar dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Dengan memenuhi tuntutan akan perkembangan zaman tersebut dapat membuat sebuah gaya hidup berubah. Gaya hidup hedon merupakan satu dari beberapa bentuk gaya hidup yang ada di lingkungan kita. Gaya hidup hedon adalah sebuah gaya hidup yang berfokus pada pemuasan kesenangan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, hedon merupakan kenikmatan atau kesenangan. Kesenangan tidak selamanya memberikan dampak negatif. Sebuah kesenangan jika dipenuhi dengan cara yang baik apalagi dilakukan untuk hal yang baik tentunya akan memiliki dampak positif tidak hanya bagi pelakunya tapi juga bagi lingkungan sekitarnya. Hal tersebut juga berlaku pada penerapan gaya hidup hedon. Gaya hidup hedon memiliki dampak positif dan negatif, tergantung bagaimana penerapannya. Kebanyakan orang di Indonesia memandang gaya hidup hedon sebagai sebuah paradigma yang negatif yang apabila diterapkan akan berdampak buruk bagi pelaku dan lingkungannya. Seperti yang terjadi di Surabaya, sekitar seribu remaja Muslimah Hisbut Tahrir Indonesia menggelar orasi yang bertemakan aksi Remaja


(52)

2

Peduli Masa Depan sebagai bentuk keprihatinan mereka terhadap kondisi remaja yang sudah terpengaruh gaya hidup hedon. Hanin Asa‟adah selaku penanggungjawab aksi Muslimah HTI (seperti dikutip Aktualita, 2009) mengatakan remaja saat ini masih banyak yang terpengaruh gaya hidup liberal dan hedonis. Ini menjauhkan dan mengeluarkan mereka dari gaya hidup yang beradab, yaitu dari hukum Allah yang menciptakan manusia. Mereka beranggapan bahwa gaya hidup hedon hanya membuat remaja terjebak dalam pergaulan bebas. Bahkan dalam orasi tersebut dipajang juga tiruan alat suntik raksasa dan boneka penuh darah yang hancur yang melambangkan bahwa akibat gaya hidup hedon, para remaja mulai terjerumus narkoba dan tidak sedikit juga para remaja yang melakukan aborsi akibat hamil di luar nikah.

Gambar I.1 Sambil membawa poster, para remaja Muslimah HTI menolak gaya hidup hedonis dan mengajak remaja untuk kembali ke Syariah dan Khilafah

Sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2009/02/22/surabaya-kecam-hedonisme-remaja-ratusan-muslimah-hti-turun-ke-jalan/

Sayangnya, cara pandang tersebut tidak didasari dengan pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang gaya hidup hedon. Mereka hanya beranggapan bahwa gaya hidup hedon hanya akan memberikan dampak negatif bagi kehidupan remaja. Memang pada kenyataannya, banyak orang yang menerapkan gaya hidup hedon yang jika tidak diarahkan hanya akan memperoleh dampak buruk bagi hidupnya. Karena pada dasarnya yang dipikirkan adalah bagaimana memuaskan


(53)

3

kesenangan dalam hidupnya. Remaja dengan segala keingintauan dan emosinya yang menggebu-gebu dapat mejadi salah satu korbannya. Gaya hidup hedon jika salah menyikapinya akan berdampak negatif bagi kehidupan remaja. Gaya hidup hedon yang dimiliki oleh remaja merupakan sebuah wujud dari perilaku „ingin tahu‟ yang membuat mereka selalu bersemangat untuk mencoba suatu hal yang baru. Jika tidak diarahkan tentunya fokus remaja pada hidupnya hanyalah pemuasan kesenangan. Dampak negatif gaya hidup hedon tersebut dapat tercermin dari perilaku mereka sehari-hari, seperti kebiasaan nongkrong di kafe atau mall, belanja barang-barang yang tidak diperlukan atau lebih parahnya remaja dapat terjerumus pada sex bebas, narkoba, bahkan perbuatan kriminal. Perilaku tersebut lama-kelamaan dapat mengakar dalam kehidupan remaja yang pada akhirnya menjadi sebuah kebiasaan bahkan bisa menjadi sebuah candu yang sulit untuk ditinggalkan. Apatis, mungkin itulah kata yang cocok disematkan pada remaja yang terjerat pada dampak negatif gaya hidup hedon. Mereka akan memiliki sikap acuh tak acuh dengan lingkungan sekitarnya, terutama tugasnya sebagai pelajar. Hidup adalah kesempatan untuk bersenang-senang bagi mereka.

Pada dasarnya, gaya hidup hedon tidak hanya memberikan dampak negatif tapi juga memberikan dampak positif. Gaya hidup hedon ini tentunya akan membuat remaja mempunyai kemungkinan lebih sedikit terkena stress karena mereka hanya akan melakukan sesuatu yang membuat mereka senang. Selain itu, remaja yang paham bagaimana pemanfaatan gaya hidup hedon tidak hanya semata-mata memenuhi kesenangan mereka saja tapi juga kesenangan orang lain atau minimal pemenuhan kesenangan mereka tidak akan merugikan bagi orang lain. Karena setiap orang mempunyai tingkatan kesenangan yang berbeda, remaja sebagai generasi dengan perkembangan emosi yang belum stabil masih harus mendapat bimbingan dari orang tua dan lingkungan sekitar dalam menjalani kehidupannya sebagai pelajar dan makhluk sosial. Hal itu dimaksudkan agar remaja dapat melakukan kegiatan-kegiatan positif sebagai bentuk pemuas kesenangannya. Ikut serta dalam kegiatan olahraga, pertunjukan seni, aksi sosial, dan lain-lain merupakan contoh dari kegiatan-kegiatan postif yang dapat dilakukan remaja dalam memenuhi kesenangan hidupnya. Komunitas Sepeda Gunung Bandung (SGB) merupakan salah satu contoh komunitas di Bandung yang melakukan


(54)

4

kegiatan positif guna menyalurkan kesenangan bersepeda. Seperti dikutip Amazing Bandung (2012), komunitas ini dibentuk berdasarkan kegemaran atau hobi yang sama, yaitu bersepeda di alam bebas dan terjal, dari kesamaan dan kegemaran tersebut, digagaslah Sepeda Gunung Bandung (SGB).

Gambar I.2 Komonitas yang di berinama SGB “Sepeda Gunung Bandung” Sumber:

http://amazingbandung.com/2012/01/31/membelah-gunung-bersama-komunitas-sepeda-gunung-bandung-sgb/

Menyusuri alam terbuka, melintasi gunung dan menyeberangi sungai dengan sepeda merupakan contoh-contoh kegiatan yang rutin dilakukan komunitas ini guna menyalurkan hobi, memicu adrenalin dan sekaligus refreshing di alam terbuka. Agus selaku pemimpin komunitas SGB (seperti dikutip Amazing Bandung, 2012) mengatakan semua aktivitas yang dilakukan komunitas ini masih bersifat fun, belum ke arah profesional sebagai atlet sepeda. Karena itu, mereka memilih disebut sebagai komunitas hobi. Komunitas seperti ini tidak hanya memberikan kesenangan dan manfaat kesehatan bagi pelakunya saja, tapi juga memberikan dampak positif bagi orang lain dan masyarakat luas, seperti


(55)

5

mengurangi polusi kendaraan, kemacetan dan juga menjalin silaturahmi yang lebih luas.

Terlihat jelas dari contoh di atas bahwa pemenuhan kesenangan tentunya bisa dilakukan dengan kegiatan yang positif. Sebagai fokus utama dari gaya hidup hedon, pemenuhan kesenangan harus dipahami dan dimengerti dengan cara yang benar karena tidak selamanya bersenang-senang memberikan dampak yang negatif. Melihat bertapa beragamnya motivasi manusia berdasarkan keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda, maka berpendapat bahwa motivasi merupakan kekuatan penggerak dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak, khusunya tindakan-tindakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Demikian juga halnya, manusia juga memiliki motivasi hedonis merupakan satu bentuk motivasi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan kesenangan. Schiffman dan Kanuk berpendapat bahwa (2008) Keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda pada setiap manusia dapat memotivasi dirinya untuk melakukan sesuatu. (h. 72)

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan diatas, terlihat bahwa gaya hidup hedon dapat memberikan dampak positif dan negatif pada generasi muda khususnya remaja. Dengan melihat fenomena ini, penulis bermaksud untuk menginformasikan gaya hidup hedon beserta dampak positif dan negatifnya pada remaja melalui media yang menarik. Hal ini diharapkan agar remaja-remaja kota Bandung dapat memiliki pemahaman yang cukup tentang gaya hidup hedon dan bagaimana gaya hidup hedon tersebut dapat berdampak bagi kehidupannya di masa kini dan masa yang akan datang.


(56)

6 I.2 Identifikasi masalah

Setelah latar belakang dipaparkan, terdapat poin yang akan dibahas dari beberapa masalah yang muncul, yaitu:

1. Pemahaman remaja yang salah bahwa gaya hidup hedon hanya memberikan dampak negatif sebagai pengaruh dari budaya liberal.

2. Remaja belum memiliki pemahaman yang utuh tentang gaya hidup hedon. 3. Menginformasikan gaya hidup hedon beserta dampak positif dan negatif

kepada remaja kota Bandung.

I.3 Rumusan masalah

Setelah latar belakang dipaparkan, terdapat masalah yang muncul, yaitu:

Bagaimana menginformasikan gaya hidup hedon beserta dampak positif dan negatifnya pada remaja melalui media yang lebih menarik.

I.4 Batasan masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi penelitiannya hanya pada pengenalan gaya hidup hedon beserta dampaknya pada remaja kota Bandung.

I.5 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan pada penelitian ini adalah untuk mencapai beberapa hal, yaitu:

1. Menginformasikan gaya hidup hedon positif pada remaja.

2. Menyampaikan informasi mengenai dampak positif dan negatif gaya hidup hedon pada remaja melalui media yang lebih menarik.


(57)

v ABSTRAK

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI GAYA HIDUP HEDON Oleh :

Adnan Firmansyah 51909151

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat masyarakat dengan tanpa sengaja mengikut segala jenis perkembangan yang ada. Remaja merupakan sebuah fase dimana seseorang dapat dengan mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Pengaruh lingkungan tersebut bisa memberikan dampak bagi gaya hidup seseorang, baik positif atau negatif. Laporan ini berisikan perancangan media informasi tentang film dokumenter remaja kota bandung tentang gaya hidup hedon dengan tujuan agar target audience mengetahui fenomena gaya hidup hedon baik dari sisi positif maupun negatifnya .

Pendekatan verbal yang digunakan pada film adalah narasi dan narasumber. Narasi menggunakan bahasa Indonesia agar penyampaian informasi lebih mudah dan cepat dipahami oleh remaja. Konsep dasar dalam informasi gaya hidup hedon adalah penggunaan positive adverb, yaitu penggunaan kata keterangan yang bersifat positif tanpa adanya unsur ajakan. “Positive Act, Happy Life” merupakan kalimat yang dipilih sebagai logo dalam media informasi gaya hidup hedon.


(58)

vi ABSTRACT

DESIGN OF INFORMATION MEDIA HEDONIS LIFESTYLE

By :

Adnan Firmansyah 51909151

Study Programme Visual Communication Design

Developments in science and technology make people unwittingly follow any kind of changes. Teens is a phase in which a person can be easily influenced by the surrounding environment. The influence of the environment can have an impact on a person's lifestyle, whether positive or negative. This report contains information about the media design teen bandung documentary about Hedon lifestyle in order for the target audience know Hedon lifestyle phenomenon both positive and negative sides.

Verbal approach used in the film is a narrative and speakers. Narrative use Indonesian in order to deliver information more easily and quickly understood by teens. The basic concept in lifestyle information Hedon is the use of positive adverb, namely the use of adverbs that are positive without any element of solicitation. "Positive Act, Happy Life" is a phrase that is chosen as the logo in the media Hedon lifestyle information.


(59)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR ... ii

SURAT KETERANGAN PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 6

I.3 Rumusan Masalah... 6

I.4 Batasan Masalah ... 6

I.5 Tujuan Perancangan ... 6

BAB II GAYA HIDUP HEDON ... 7

II.1 Pengertian Gaya Hidup ... 7

II.2 Pengertian Motivasi... 9

II.3 Pengertian Hedon ... 10

II.4 Karakteristik Hedonisme ... 12

II.5 Jenis – Jenis Hedon ... 12

II.5.1 Ciri – Ciri Orang Bergaya Hidup Hedon ... 13

II.5.2 Faktor – Faktor Penyebab Hedonisme... 14


(60)

viii

II.7 Remaja dan Gaya Hidup Hedon ... 18

II.8 Bagaimana Gaya Hidup Hedon Memberikan Dampak Negatif dan Positif…... 19

II.9 Indikator Gaya Hidup Hedon ... 22

II.10 Angket penelitian Gaya Hidup Hedon ... 23

II.11 Analisa Masalah ... 25

II.11.1 Penyebab Remaja Terjerumus Gaya Hidup Hedon ... 25

II.11.2 Tinjauan Media Informasi Video Dokumenter ... 26

II.11.3 Fungsi dan peranan Video Dokumenter ... 27

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA INFORMASI ... 30

III.1 Strategi Perancangan ... 30

III.1.1 Strategi Komunikasi ... 30

III.1.2 Pendekatan Visual ... 30

III.1.3 Pendekatan Verbal ... 30

III.1.4 Tujuan Komunikasi ... 31

III.2 Strategi Kreatif ... 31

III.3 Strategi Media ... 32

III.3.1 Media Utama ... 32

III.3.2 Media Pendukung ... 33

III.4 Segmentasi ... 34

III.5 Strategi Distribusi ... 35

III.6 Judul Film ... 35

III.6.1 Inti Cerita ... 35

III.6.2 Struktur Cerita ... 36

III.7 Konsep Visual ... 36

III.7.1 Format Desain ... 36


(61)

ix

III.7.3 Illustrasi ... 37

III.7.4 Tipografi ... 38

III.7.Warna ... 39

III.8 Penata Suara ... 39

III.8.1 Tata Suara ... 40

III.8.2 Musik ... 40

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ... 42

IV.1 Teknis Produksi Media Utama ... 42

IV.1.1 Pra Prosuksi ... 42

IV.1.2 Prosuksi ... 43

IV.1.3 Pasca Produksi ... 43

IV.2 Teknis Produksi Media Pendukung ... 47

IV.2.1 Poster ... 47

IV.2.2 Flyer ... 48

IV.2.3 Billboard ... 48

IV.2.4 Kaos ... 49

IV.2.5 Sticker ... 49

IV.2.6 Pin dan Gantungan Kunci ... 49

IV.2.7 Mug ... 50

IV.2.8 Kalender ... 50

IV.2.9 Totebag ... 50

DAFTARPUSTAKA ... 51


(62)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul "Perancangan Media Informasi Gaya Hidup Hedon", dalam rangka memenuhi mata kuliah Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual UNIKOM BANDUNG. Terimakasih diucapkan kepada pihak terkait yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini bertujuan memberikan informasi serta pemahaman kepada remaja, sehingga remaja tersebut mengerti serta memahami gaya hidup hedonis. Sehingga diharapkan dengan adanya laporan ini pembaca dapat lebih memilih dan memilah kegiatan positif atau negatif.

Laporan ini dibuat untuk melengkapi tugas akhir perkuliahan Desain Komunikasi Visual, walaupun tanpa sadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar didalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran dari pembaca, yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih, dan semoga laporan ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi semua, semoga bermanfaat.

Bandung, 14 Febuari 2015


(63)

(64)

(65)

57

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

... Nama : Adnan Firmansyah

Tempat, Tangga Lahir : Bandung,02 Januari 1991 Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : S1

Alamat : Jl. Margahayu kopo Cilokotot RT. 04/03 40226 Kab.Bandung

Telepon : 085974555618 / 88887430

E-mail : adhmerch@gmail.com

...

PENDIDIKAN FORMAL

1995 - 1996 : TK Al-Haq Margahayu Kopo 1996 - 2002 : SDN Gentra Maksekdas (TKI II) 2002 - 2005 : Tsanawiya Al-Ihsan Balaendah Kab.Bandung

2006 - 2009 : SMA Pasundan 2 Cimahi

2009 - sekarang : Program S1 Fakultas Desain Jurusan Desain Komunikasi Visual


(66)

(1)

III.7.3 Illustrasi ... 37

III.7.4 Tipografi ... 38

III.7.Warna ... 39

III.8 Penata Suara ... 39

III.8.1 Tata Suara ... 40

III.8.2 Musik ... 40

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ... 42

IV.1 Teknis Produksi Media Utama ... 42

IV.1.1 Pra Prosuksi ... 42

IV.1.2 Prosuksi ... 43

IV.1.3 Pasca Produksi ... 43

IV.2 Teknis Produksi Media Pendukung ... 47

IV.2.1 Poster ... 47

IV.2.2 Flyer ... 48

IV.2.3 Billboard ... 48

IV.2.4 Kaos ... 49

IV.2.5 Sticker ... 49

IV.2.6 Pin dan Gantungan Kunci ... 49

IV.2.7 Mug ... 50

IV.2.8 Kalender ... 50

IV.2.9 Totebag ... 50

DAFTARPUSTAKA ... 51


(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul "Perancangan Media Informasi Gaya Hidup Hedon", dalam rangka memenuhi mata kuliah Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual UNIKOM BANDUNG. Terimakasih diucapkan kepada pihak terkait yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini bertujuan memberikan informasi serta pemahaman kepada remaja, sehingga remaja tersebut mengerti serta memahami gaya hidup hedonis. Sehingga diharapkan dengan adanya laporan ini pembaca dapat lebih memilih dan memilah kegiatan positif atau negatif.

Laporan ini dibuat untuk melengkapi tugas akhir perkuliahan Desain Komunikasi Visual, walaupun tanpa sadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar didalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran dari pembaca, yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih, dan semoga laporan ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi semua, semoga bermanfaat.

Bandung, 14 Febuari 2015


(3)

(4)

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

...

Nama : Adnan Firmansyah

Tempat, Tangga Lahir : Bandung,02 Januari 1991 Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : S1

Alamat : Jl. Margahayu kopo Cilokotot RT. 04/03 40226 Kab.Bandung

Telepon : 085974555618 / 88887430

E-mail : adhmerch@gmail.com

...

PENDIDIKAN FORMAL

1995 - 1996 : TK Al-Haq Margahayu Kopo

1996 - 2002 : SDN Gentra Maksekdas (TKI II)

2002 - 2005 : Tsanawiya Al-Ihsan Balaendah

Kab.Bandung

2006 - 2009 : SMA Pasundan 2 Cimahi

2009 - sekarang : Program S1 Fakultas Desain Jurusan Desain Komunikasi Visual


(6)