Umur Kebiasaan Merokok Pemakaian Masker

dan perempuan pada kelompok kontrol berbeda dengan kelompok kasus, yaitu laki-laki sebanyak 2 orang 13.3 dan perempuan 13 orang 86.7.

2. Umur

Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan mengenai karakteristik sampel menurut umur di bagian proses tenun dan winding, ditampilkan dalam tabel berikut ini : Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada Tenaga Kerja Bagian Proses Tenun dan Winding Titik Lokasi N SD Nilai t Nilai .Sig Kasus 15 40 7.9 0.659 0.531 Kontrol 15 42.13 8.2 Sumber : Data Primer penelitian, Februari 2013 Berdasarkan hasil uji “ t “t Independent yang telah dilakukan pada bagian proses tenun dan winding terhadap karakteristik umur responden sebesar 0.659, jadi nilai p 0.05, yang berarti bahwa hasil tersebut tidak signifikan, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan dari karakteristik umur tenaga kerja antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol.

3. Kebiasaan Merokok

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai karakteristik responden menurut kebiasaan merokok di bagian proses tenun dan winding , ditampilkan dalam tabel berikut ini : Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok Pada Tenaga Kerja Bagian Proses Tenun dan Winding . No Kebiasaan Merokok Kasus Kontrol N N 1 Merokok 4 26.7 2 13.3 2 Tidak Merokok 11 73.3 13 86.7 Jumlah 15 100 15 100 Sumber: Data Primer Penelitian, Februari 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tenaga kerja di bagian proses tenun sebagai kasus yang merokok sebanyak 4 orang tenaga kerja 26.7 dan yang tidak merokok sebanyak 11 orang 73.3 sedangkan di bagian winding sebagai kontrol yang merokok sebanyak 2 orang tenaga kerja 13.3 dan yang tidak merokok sebanyak 13 orang 86.7.

4. Pemakaian Masker

Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan mengenai karakteristik sampel menurut pemakaian masker di bagian proses tenun dan winding, ditampilkan dalam tabel berikut ini : Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian Masker Pada Tenaga Kerja Bagian Proses Tenun dan Winding No Pemakaian Masker Kasus Kontrol N N 1 Memakai 11 73.3 13 86.7 2 Tidak Memakai 4 26.7 2 13.3 Jumlah 15 100 15 100 Sumber : Data Primer Penelitian, Februari 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tenaga kerja di bagian proses tenun sebagai kasus yang memakai masker sebanyak 11 orang 73.3 dan yang tidak memakai masker sebanyak 4 orang 26.7, sedangkan tenaga kerja di bagian winding sebagai kontrol yang memakai masker sebanyak 13 orang 86.7 dan yang tidak memakai masker sebanyak 2 orang 13.3. HASIL BIVARIAT Hasil uji statistik SPSS kadar debu kapas terhadap kapasitas fungsi paru dengan menggunakan uji Chi Square. Tabel 10. Case Processing Summary Kadar debu kapas dengan kapasitas fungsi paru. Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent kadar_debu kapas kapasitas_fungsi_paru 30 100.0 .0 30 100.0 Berdasarkan tabel Case Processing Summary di atas, maka dapat dijelaskan yaitu : Sampel atau kasus sebanyak N = 30, sampel yang dihilangkan missing data = 0, sampel atau kasus yang valid dalam angka = 30 dan sampel atau kasus yang valid dalam persentase = 100 Tabel 11. Crosstabulation Kadar Debu kapas dengan Kapasitas Fungsi Paru kadar_debu kapasitas_fungsi_paru Crosstabulation kapasitas_fungsi_paru Total Normal Tidak Normal kadar_debu Di atas NAB Proses Tenun Count 3 12 15 Expected Count 6.0 9.0 15.0 within kadar_debu 20.0 80.0 100.0 within kapasitas_fungsi_paru 25.0 66.7 50.0 of Total 10.0 40.0 50.0 Dibawah NAB Winding Count 9 6 15 Expected Count 6.0 9.0 15.0 within kadar_debu 60.0 40.0 100.0 within kapasitas_fungsi_paru 75.0 33.3 50.0 of Total 30.0 20.0 50.0 Total Count 12 18 30 Expected Count 12.0 18.0 30.0 within kadar_debu 40.0 60.0 100.0 within kapasitas_fungsi_paru 100.0 100.0 100.0 of Total 40.0 60.0 100.0 Berdasarkan tabel Crosstabulation di atas : Hasil dari kadar debu kapas dengan kapasitas fungsi paru bagian proses tenun kasus yaitu normalnya 10.0 dan tidak normal 40.0, sedangkan hasil dari kadar debu kapas dengan kapasitas fungsi paru bagian winding kontrol yaitu normalnya 30.0 dan tidak normal 20.0 . Tabel 12. Chi Square Kadar Debu Tekstil dengan Kapasitas Fungsi Paru Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2-sided Exact Sig. 2-sided Exact Sig. 1-sided Pearson Chi-Square 5.000 a 1 .025 Continuity Correction b 3.472 1 .062 Likelihood Ratio 5.178 1 .023 Fishers Exact Test .060 .030 Linear-by-Linear Association 4.833 1 .028 N of Valid Cases 30 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00. b. Computed only for a 2x2 table Sumber : Data Primer Penelitian, Februari 2013 Berdasarkan hasil uji statistik dari data tabel Chi Square yang di atas, nilai Pearson Chi Square P sebesar 0.025, jadi nilai p 0.05, yang berarti bahwa hasil tersebut signifikan, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh pemaparan debu kapas terhadap kapasitas fungsi paru. PEMBAHASAN 1. Jenis Kelamin Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pekerja wanita yang bekerja di bagian proses tenun dan winding PT Iskandar Indah Printing Textile yang berjumlah 30 orang, yaitu 15 orang pekerja di bagian proses tenun dan 15 orang pekerja di bagian winding. Para pekerja di bagian proses tenun adalah para pekerja yang terpapar debu kapas di atas NAB di atas 0,2 mgm³ Sedangkan pembandingnya adalah pekerja yang bekerja di bagian winding, Dimana kadar debu kapasnya di bawah NAB. Para pekerja yang menjadi responden atau sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan teknik Quota sampling , yaitu cara pengambilan sampel dengan jatah hampir sama dengan pengambilan sampel seadanya, tetapi dengan kontrol yang lebih baik untuk mengurangi bias Eko, 2002.

2. Umur dan Masa Kerja

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KADAR DEBU KAPAS DENGAN PENURUNAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING Hubungan Antara Kadar Debu Kapas Dengan Penurunan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Weaving PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar.

0 4 13

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KADAR DEBU KAPAS DENGAN Hubungan Antara Kadar Debu Kapas Dengan Penurunan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Weaving PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU TENAGA KERJA TERPAPAR DEBU KAPAS PADA Hubungan antara Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Masker dengan Kapasitas Fungsi Paru Tenaga Kerja Terpapar Debu Kapas pada Bagian Windi

0 4 16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU TENAGA KERJA TERPAPAR Hubungan antara Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Masker dengan Kapasitas Fungsi Paru Tenaga Kerja Terpapar Debu Kapas pada Bagian Winding di PT. Bintan

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan antara Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Masker dengan Kapasitas Fungsi Paru Tenaga Kerja Terpapar Debu Kapas pada Bagian Winding di PT. Bintang Makmur Sentosa Tekstil Industri (BMSTI) Sragen.

0 5 5

PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS FUNGSI PARU PEKERJA DI PERUSAHAAN KASUR KAPUK X SUKOHARJO

5 18 73

PENGARUH PEMAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS FUNGSI PARU KARYAWAN BAGIAN PROSES TENUN DAN WINDING Pengaruh Pemaparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Karyawan Bagian Proses Tenun Dan Winding Di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Pemaparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Karyawan Bagian Proses Tenun Dan Winding Di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 0 5

PENGARUH LAMA PEMAPARAN KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN FUNGSI PENDENGARAN PADA TENAGA Pengaruh Lama Pemaparan Kebisingan Terhadap Penurunan Fungsi Pendengaran pada Tenaga Kerja di Bagian Proses PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 0 15

PENDAHULUAN Pengaruh Lama Pemaparan Kebisingan Terhadap Penurunan Fungsi Pendengaran pada Tenaga Kerja di Bagian Proses PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 0 5