Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk meningkatkan sumber daya manusia. Berdasarkan Undang-Undang Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Pemerintah telah melakukan berbagai macam upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan berbagai macam inovasi pendidikan dan program pendidikan. Salah satu diantaranya adalah pengadaan berbagai fasilitas pendidikan khususnya media dan sistem informasi perpustakaan. Mengingat betapa pentingnya sistem informasi perpustakaan sebagai sumber belajar karena menyimpan informasi dan ilmu pengetahuan guna mencerdaskan bangsa. Sehingga dengan sistem informasi perpustakaan memungkinkan tiap orang bisa memilih apa yang sesuai dengan minat dan kepentingannya, dan kalau warga masyarakat tersebut masing- masing menambah pengetahuannya melalui pustaka pilihannya, maka akhirnya merata pula peningkatan taraf kecerdasan masyarakat itu Hasan, 2004: 1. Ilmu pengetahuan dan informasi merupakan sumber daya yang strategis sepanjang hidup kita. Sehingga diperlukan tempat untuk menampung dan mengelola sumber daya yang tak ternilai tersebut. Sistem Informasi Perpustakaan sebagai tempat penyimpanan dan penyebaran informasi dan ilmu pengetahuan yang sangat diperlukan. Ini sesuai dengan paradigma perpustakaan, yang semula sebagai tempat penyimpanan pengetahuan terekam, kemudian pengolahan lalu penyebaran dengan orientasi kepada pemakai Sulistyo-Basuki, 2000: 3 dengan menyediakan sarana dan sumber belajar yang efektif untuk menambah pengetahuan melalui beraneka bacaan. Sudah merupakan suatu keharusan bagi setiap penyelenggaraan pendidikan atau sekolah, sistem informasi perpustakaan harus dikelola dengan baik dan selalu menjadi pendamping dalam usaha memberikan kemudahan kepada siswa terhadap akses informasi yang dijadikan rujukan siswa dan guru dalam mendalami materi pendidikannya. Karena sistem informasi perpustakaan merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, di mana secara bersama-sama dengan komponen pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran Darmono, 2001: 3. Jika kita lihat di berbagai negara maju, dalam rangka peningkatan mutu dan modernisasi pendidikan orang tidak segan-segan mengambil manfaat dari kemajuan ilmu dan teknologi modern dewasa ini. Kemajuan dalam teknologi komunikasi elektronis misalnya melalui internet maupun perpustakaan digital, telah memberikan kemungkinan yang luas bagi pengembangan ilmu dan penerapan pendidikan. Seperti Luhan dalam Soekarman, 1980: 48 menyatakan bahwa perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, sistem alat-alat audio visual, dewasa ini merupakan atribut- atribut yang terdapat pada sekolah-sekolah pada banyak negara maju, untuk menyusunnya dalam suatu sistem pendidikan, yang disebut sistem pendidikan Post Literair, bersama-sama buku, kaset, radio, televisi, komputer termasuk didalamnya adalah internet dan audio visual lainnya akan berfungsi sebagai pusat layanan informasi dan ilmu pengetahuan yang semuanya ada dan terintegrasi dengan perpustakaan. Berkaca dari pernyataan tersebut diatas, maka sangatlah penting bahwa keberadaan sistem informasi perpustakaan, harus dikelola dan dimanfaatkan sebaik mungkin guna menampung dan menyebarluaskan informasi dan ilmu pengetahuan demi kemajuan siswa, guru maupun dunia pendidikan itu sendiri. Dan tidak kalah pentingnya perpustakaan harus ditata dengan baik dan menarik agar bisa memberi memotivasi siswa untuk berkunjung, belajar, membaca serta mengakses informasi melalui internet. Sistem informasi perpustakaan, dewasa ini perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dalam pengelolaannya, karena perpustakaan adalah sumber pengetahuan dan informasi sebagai sarana dalam memotivasi minat, bakat dan kreativitas siswa. Dengan kata lain idealnya perpustakan haruslah bisa menarik minat dan bisa dijadikan tempat atau sarana mengagairahkan belajar, menumbuhkan minat baca, dan mendorong membiasakan siswa belajar secara mandiri Darmono, 2007: 7. Upaya pengelolaan sistem informasi perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan, perlu diadakan usaha peningkatan secara kualitatif maupun kuantitatif. Hal ini guna menjamin daya dan tepat gunanya serta bagaimana cara menyediakan buku-buku dan alat-alat pustaka lainnya yang menyenangkan atau menghibur juga menyegarkan jiwa manusia, sebagai alat pambantu para peserta didik termotivasi untuk berkreatifitas yang memungkinkan untuk menciptakan bermacam-macam karya dari sumber daya yang terbatas Surya dan Hariwijaya 2008: 143 dan tempat tersedianya bahan informasi tentang teknologi, ilmu pengetahuan. Untuk dapat menjalankan fungsinya sebaik mungkin, sistem informasi perpustakaan harus mudah dicapai, terbuka secara bebas bagi semua warga sekolah tanpa membeda-bedakan. Perpustakaan sekolah harus dapat berfungsi sebagai sumber belajar, informasi dan pengetahuan. Dan petugas perpustakan maupun pustakawan mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah, menyimpan, mendayagunakan dan menyebarluaskan bahan pustaka kepada guru, siswa dan tenaga administrasi Purwati, 2007: 1. Sistem informasi perpustakaan harus dapat mempercepat dalam rangka mengakses ilmu pengetahuan. Dengan bacaan up to date yang terus berganti dan berkembangnya sistem informasi perpustakaan, siswa akan menjadi kaya akan wawasan, ilmu pengetahuan, informasi. Esensinya para pemakai akan lebih mementingkan dan mencurahkan perhatiannya pada pengelolaan serta pengamanan koleksi perpustakaan yang menjadi kebutuhan aktualnya Anonim, 1996: 1. Walaupun sistem informasi perpustakaan semakin cepat perubahannya, namun peran pustakawan tidak lagi sebagai pengumpul informasi dan menyediakannya bagi pengguna tetapi peran pustakawan juga perlu mengadakan pelatihan, orientasi dan secara aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dan menumbuhkan masyarakat yang melek teknologi dan informasi. Agar siswa diarahkan menjadi lebih mandiri, pustakawan berperan sebagai sumber informasi dan membantu apa yang dibutuhkan siswa sehingga mendukung pengembangan strategi yang tepat dengan membantu siswa dalam mengakses koleksi pustaka. Pustakawan sekolah harus menyediakan informasi plus, paling up to date dan juga harus menyiapkan ruang belajar, ruang diskusi, serta ruang untuk penelitian.dalam memberi solusi atas kesulitan siswa dalam belajar. Sehingga ada sinkronisasi antara kegiatan belajar di kelas dengan kegiatan nyata di lingkungan masyarakat sekitar yang pada akhirnya perpustakaan memungkinkan menjadi the only centralized location satu-satunya sentralisasi lokasi dimana informasi teknologi yang baru dan sedang muncul dapat dipadukan dengan sumber daya pengetahuan tradisional dalam pengguna yang terfokus pada lingkungan yang kaya layanan yang mendukung pendidikan belajar mengajar, dan penelitian. “The library is the only centralized location where new and emerging information technologies can be combined with traditional knowledge resources in a user-focused, service-rich environment that supports today’s social and educational patterns of learning, teaching, and research” Anonim, 2005:3. Betapapun sempurnanya sistem informasi perpustakaan tidak akan dapat melaksanakan tugasnya tersendiri. Diperlukan kepedulian semua pihak, utamanya adalah pemerintah yang memiliki kebijakan dalam menentukan program pembangunan secara universal, jika semua ini dapat direalisasikan dengan baik, tidak mustahil bangsa ini mampu bersaing di era global melalui anak-anak yang telah dibekali sejak dini dengan ilmu pengetahuan yang sumbernya adalah buku-buku di perpustakaan, maupun dalam internet, atau secara digital maupun secara multimedia, yang memadai dan ditangani pustakawan yang professional. Dewasa ini, kedudukan guru sebagai pendidik mengalami perubahan menjadi seorang educational supervisor. Dari instruktor menjadi pembina pendidikan, yang menitikberatkan perhatian dan usahanya untuk membantu peserta didik dalam proses belajar dan mengarahkan penggunaan sarana- sarananya. Perubahan fungsi guru ini pada umumnya membawa akibat diperlukannya sarana belajar dalam mendidik para siswa. Sehingga peran guru, pustakawan juga perlu dioptimalkan dalam penggunaan, pelayanan maupun pengelolaannya. Pustakawan dapat bekerja sama dengan guru kelas untuk memetakan kurikulum dengan menggunakan standar-standar literature informasi sebagai bagian dari proses tersebut. Pemetaan kurikulum menunjukkan hubungan antara daerah isi kurikulum dan kurikulum media perpustakaan`seperti yang dikatakan Papas 2007: 1. “Teacher librarians can achieve the same type of correlation by working with classroom teachers to map the curriculum using the Information Literacy Standards as part of that process. Curriculum mapping shows the connections between the content area curriculum and the library media curriculum”. Papas, 2007:1 . Sistem informasi perpustakaan yang diterapkan dan fungsi pustakawan harus bisa dilihat dalam kurikulum saat ini dengan penekanan pada belajar dan pengetahuan karena sistem informasi perpustakaan merupakan kunci untuk belajar, bagaimana cara belajar dalam lingkungan yang kaya akan informasi dan teknologi. “The modern library requires flexibility, for its uses range from private study to group work. The advent of voice instead of keyboard-activated computers, as well as requirements for students with disabilities can complicate matters. To further complicate matters, many multimedia projects are group efforts; librarians are often required to be media specialists, teaching classes in the use of computers especially for research; and outreach community programs often mean that the space will also be used for meetings” Dolan, 2001: 3. Perpustakaan modern memerlukan fleksibilitas, baik penggunaannya untuk keperluan studi pribadi maupun kerja kelompok. Sarana multimedia komputer diperlukan untuk mengatasi kesulitan belajar. Pustakawan sering diperlukan sebagai tenaga ahli dalam menggunakan media komputer untuk pengajaran di dalam kelas. Sehingga perpustakaan disamping diperlukan untuk hal-hal tersebut bisa juga digunakan untuk pertemuan Dolan, 2004: 3. Pemanfaatan sistem informasi perpustakaan dan komunikasi yang canggih dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat. Sementara kepuasan pengguna terhadap layanan perpustakaan ditentukan oleh kinerja pelayanan yang mampu menekan sekecil mungkin tingkat kesalahan dan berusaha memberikan yang terbaik terhadap permintaan pengguna, responsif terhadap keinginan pengguna; kompeten dalam melayani disertai kemampuan teknis dan etika komunikasi yang baik; akses terhadap informasi relatif mudah, cepat dan akurat; ruangan dan peralatan penunjang tertata dengan baik dan nyaman. Dewasa ini mulai menjadi semacam trend baru pada sebagian sekolah unggulan, bahwa sistem informasi perpustakaan dipandang sebagai alat vital dan trade mark yang perlu di tumbuhkan secara kreatif, ditempatkan dalam wadah dan struktur strategis serta didaya gunakan dengan baik agar supaya bisa memberi pelayanan yang baik guna memotivasi, mengembangkan minat, belajar berkreasi dalam menunjang bakat maupun prestasi siswa dan bisa mendorong keaktifan dan kreatifitas siswa dalam belajar. Meier 2005: 23 mengemukakan bahwa belajar adalah berkreasi bukan mengkonsumsi, berperan aktif dalam menemukan apa yang mereka cari, sehingga keberadaan perpustakaan sekolah Lasa, 2007: 13 diharapkan berfungsi sebagai media pendidikan, tempat belajar, penelitian sederhana, pemanfaatan teknologi informasi, kelas alternatif, dan sumber informasi.

B. Fokus Penelitian