Fungsi masjid jami Al-Anwar sebagai lembaga pendidikan dalam membentuk kepribadian muslim : studi kasus pada anggota Remaja Masjid Jami Al-Anwar di jalan Mampang Prapatan X1

Fungsi Masjid Jami AI-Anwar Sebagai Lembaga Peilldidikan Dalam
Membentuk Kepribadian Muslim
(Studi Kasus Pada Anggota Remaja Masjid Jami AI-Anwar
di Jalan Mampang Prapatan XI)

Skripsi
)iajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat-syarat
mencapai gelar SaJjana Pendidikan Islam.

AhmadRizki
103011026667

Pendidikan Agama Islam
Fakultas Hmu Tarbiyah dan Keguman
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2007

Fungsi Masjid Jami AI-Anwar Sebagai Lembaga Pendidikan
Dalam Membentuk Kepribadian Muslim
(Studi Kasus Pada Anggota Rcmaja Masjid .'ami AI-Anwar

di Jalan Mampang Prapatan XI)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syaratsyarat mcncapai gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Oleh

Ahmad Rizki
NIM. 103011026667

Di Bawa Bimbingan

P f. Dr. H. Arm . Arief. MA
NIP. 150 7748

Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan
Pendidikan Agama Islam
DIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2007


Skripsi

berjudul

FUNGSI

MASJID

JAMI

AL-ANWAR

LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK

SEBAGAI

KEPRIBADIAN

MUSLIM (STUDI KASUS PADA ANGGOTA REMAJA MASJID JAMI

AL-ANWAR DI JALAN MAMPANG PRAPATAN XI) telah diujikan dalam
sidang munaqasyah Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal I Oktober 2007. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta,

Oktober 2007

Panitia Ujian Mnnaqasyah
Tanda tangan

Ketua Jurusan

ZセNl

Drs. H. A. F. Wibisono, M. Ag.
NIP. 150236 009

...


]セ

Sekretaris Jurusan
Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag.
NIP. 150299477
Penguji I
Sururin, M. Ag.
NIP. 150289483
Penguji II
Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag.
NIP. 150299477

セO

. .エセ
Mengetahui:
Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah

I


d Rosyada, M. A.
256

Lembar Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S 1) di UlN
SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis Illcnyadari bahwa pcnclitian ini Illasih jauh dari kcsclllpurnaan.
dan karena itu penulis tidak Illenutup kelllungkinan bila terdapat kritik dan saran
yang Illelllbangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya hanya pada Allah swt.

sajalah penulis berharap semoga apa yang rcnulis

ォ・セェ。ォ ョ

mendapat keridhaan

dan kecintaan-Nya. Amin

JakarUl. 20 Scptcmber 2007

Ahmad Rizki

ABSTRAKSI
Pada masa Nabi Muhammad saw. peran Masjid Nabawi yang dibangunya
tidak hanya semata-mata untuk menjalankan ritus keagamaan saja. Banyak hal
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. beserta para sahabatnya itu, salah
satunya pelaksanaan pendidikan. Kegiatan pendidikan yang diselenggarakannya
itu mempunyai efek yang sungguh signifikan bagi perkembangan umat
selanjutnya.
Pendidikan utama yang ditanamkan oleh Nabi Muhammad saw. ialah

membentengi para sahabatnya dari akidah-akidah yang menyimpang lagi tersesat.
Pendidikan utama ini terangkum dalam istilah kepribadian muslim, yaitu
ketundukan seorang muslim hanya kepada Allah swt. semata.
Berbeda dengan psikologi kepribadian barat, psikologi kepribadian
muslim tidak hanya menggambarlmn manusia apa adanya, tetapi seorang muslim
dibimbing ke arah terbentuknya kepribadian yang ideal itu. Sehingga, segala
tindak-tanduknya meneerminkan apa yang diinginkan oleh Islam.
Masjid Jami AI-Anwar merupakan representasi dari sekian banyak masjid
yang meneoba memainkan peranan pendidikan di dalamnya, selain tempat ibadah.
Komunitas remaja yang tergabung dalam RISALA (Remaja Islam AI-Anwar)
menyuguhkan berbagai aneka maeam pendidikan untuk masyarakat. Selain itu,
komunitas remaja ini juga mencerminkan kepribadian muslim dalam tingkah
lakunya sehari-hari. Hal ini terlihat dari eara mereka berinteraksi, berpakaian, dan
beribadah.

DAFTAR lSI

Kata Pcngalltar

"


,

.

Abstraksi

iii

Danar lsi

IY

Danar Tabel

VI

Ba b I Pendah uluan

.


A. Latar Belakang Masalah

.

B. IdentiJikasi Masalah

5

C. Pembatasan Masalah

5

D. Perumusan Masalah

6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

6


Bab II Kaj ian Tcori

7

A. Masjid

7

I. Pengcrtian Masj id

7

2. Fungsi Masjicl Sebagai Lembaga Penclidikan

10

B. Kepribadian Muslim

;


II

I. Pengertian Kepribadian Muslim

II

2. Aspek-aspek Kepribadian Muslim

22

3. Bentuk-bentuk Kepribaclian dalam Islam

23

4. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian

27

C. Rem,\ja

29

I. Pengertian Remqja

29

2. Sikap Rcmaja Terhaclap Agama

31

Bab III Metoclologi Penclitiun

34

A. Waktu clan Lokasi I'cnclitian

34

B. Populasi dan Sampcl

34

C. Metodc I'cnelitian
..'

34

D. Teknik Pcnglll1lpLilan Data

34

E. Tcknik Analisis Data

35

37

Bab IV I-Iasil Pcnelitian
1\. Gamhnran Ulllurn i'vlasjid Jami AI-Anwar

_

,

37

B. Dcskripsi Data

4'].

C. Analisis Data

43

D. Irllcrprctasi D"I" .

.

_

57

Bab V KesirnpLilan dan Saran

59

A. Kcsil1lplilan

59

13. Saran

60

DAFTAR PUSTAKA

61

LAMPIRAN-L.AMPIRAN

63

DAFTAR TABEL

Tebel 1 Skor

36

Tabel 2 Fungsi masjid selain tempat ibadah

43

Tabel 3 Membaca doa ketika memasuki masjid

43

Tab'" 4 Pelaksanaan pendidikan di dalam masjid

44

Tabel 5 M:lleri yang berhubungan dengan keimanan

44

Tabel6 Jumlah materi keimanan

45

Tabel7 Materi kecintaan pada Nabi Muhammad saw

45'

Tabel 8 Jumlah materi kecintaan pada Nabi Muhammmad saw

46

Tabel 9 Membaca doa ketika ke luar masjid

46

Tabel 10 Materi berakhlak dengan sesama

47

Tabel II jumlah materi berakhlak antar sesama

47

Tabel 12 Tingkat penguasaan Ustadz

48

Tabel 13 Fasilitas pendidikan yang diberikan

48

Tabel 14 Kinerja pengurus dalam mengelola kegiatan pendidikan

48

Tabel 15 Aktif dalam mengikuti kegiatan

49

Tabel 16 Dorongan bergabung dengan RISALA

49

Tabel 17 Mengucapkan istigfar selesai salat

50

Tabel 18 Bersalawat pada Nabi Muhammad saw

50

Tabel 19 Salat fardhu awal waktu

51

Tabel 20 Mengucapkan salam

51

Tabel 21 Puasa sunnah senin dan kamis

52

Tabel 22 Sabar menghadapi kesulitan

;............................................ 52

Tabel 23 Mencaci ternan yang salah

53

Tabel 24 Berzikir pada Allah swt•••••..•••••.••.•.•••••••....••••.....••••••••..••••.........•••• 53
Tabel 25 Menghormati para ulama

54

Tabel26 Menyayangi usia yang lebih muda

54

Tabel 27 Ikhlas menerima keputusan Allah swt

55

Tabel28 Mengenakan busana menutup aurat

55

Tabel 29 Meninggalkan salat berjamaah

56

Tabel 30 Memutuskan tali silaturahim

56

Tabel 31 berdusta pada ternan

57

Tabcl

セR

Kisi-kisi soal angkcI

Vセ

Tabel 33 Daftar nHai dan inlcrpretasi

64

Tabel34 Product moment

65

BAR I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ants modernisasi di samping berdampak positi:' bagi kehidupan umat
manusia, namun di sisi lain ternyata telah melahirkan dampak yang kurang
menguntungkan bagi. kehidupan umat manusia itu sendiri, ynitu dengan
menggejalanya berbagai problema yang semakin kompleks, baik
personal

maupun sosial.

pemikirannya

セ・ョ、ゥイ L

Manusia modern telah

セi。ャ ァ

bersifat

terpedaya oleh produk

karen a kurang mampu mengontrol dek sampingnya.

Kehidupan yang tcrlalu berorientasi kepaja kemajuan dalam bidang
material te,iah menelantarkan supra empiris manusia, sehingga terjadi kemiskinan
rohaniah dalam dirinya. Kondisi ini ternyata sangat kondusifbagi ber!(embangnya
masalah-masalah pribadi dan sosial yang lerekspresikan dalam suasana psikilogis
yang kurang nyaman, seperti perasaan cemas, strees, dan perasaan tCTasing, serta
terjadinya penyimpangan moral atau sistem nilai.'
Derasnya arus moderni.sasi membutuhkan penanganan serius di kalangan
rcmaja, khusunya, scbab pada musa ini rCI11«ja mcngalami rermasalahan-

permasalahan yang khas, seperti dorongan seksual, pekerjaan, hllbungan dengan
orang tua, pergalilan sosial, interaksi keblldayaan, emosi, pertllmbllhan pribadi
dan sosial, penggunaan waktu luang, keuangan, kesehatan, dan agama,z
Penanaman pendidikan yang bernuansa Islami merupakan kegiatan yang
dektif untuk menjallhkan rema.Ja jatuh kc dalam hal-hal yang tak diinginkan.
Memang tujllan diselenggarkannya pendidikan Qセャ。ュ

ialah untllk mewujudkan

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt., cerdas, tcrampil,
memiliki etos kerja yang tinggi, berblldi pekerti luhur, mandiri, bertanggung
jawab terllddap dirinya, bangsa dan negara, serta agama. 3

I Syamsu Yusul: MenIal Ii)Xiell'!: Perkembangan KesehalQn Menta! da/am Kajian
j)sikolvgi dan Agama, (B:ll1uung: Pustuka Bani Qun.isy, 2004), cct. I, h. 81.
.

L。ュ kiオセキゥj
(Jakarta: PT. l{aja Grafindo Pcrsada, 2004), eel. I, h. 65.
: Sururi,n, オュセャ
Alma! Anef, Pengantar IImu dan Metod%gi Pendidikanlslam, (Jakarta: Ciputat Pefs,

2002). h. 3.

2

Tujuan pendidikan ini sesuai dengan konsep AI-Quran yaitu tentang tujuan
utama diciptakannya manusia, ialah semata-mata menghambakan diri atau
mengabdi kepada-Nya.

Dan Aku tidak menciptakanjin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. (QS. AI-Zariyat 56)4

Pendidikan memang memainkan peran penting dalam kehidupan, bahkan
tumbuh dan besamya suatu negara tidak terlepas dari sektor ini. Kita ambil contoh
Negara Jepang, di mana kemajuan ekonomi yang didapatnya sekarang tak lepas
dari peran serta pendidikan. Sistem pendidikan Jepang yang baik telah
menghasilkan manusia-manusia berkualitas sehingga walaupun hancur setelah
kekalahan dalam perang dunia II, mereka dapat cepat bangkit maju dan bahkan
bersaing dengan negara yang mengalahkannya dalam perang. Dan karena itu tidak
salah kalau Scuhtz dan Solow menegaskan bahwa "Pendidikan mempakan faktor
penting dalam pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kualitas SDM."s
Dalam Islam sendiri pendidikan mempunyai posisi yang sangat signifikan
sebagai bagian dari suksesnya dakwah agama ini. Hal ini terlihat dari tumnya
wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw., surat al-Alaq. Kata Iqra
yang biasa diteIjemahkan dengan bacalah! mempakan pintu gerbang bagi
terbukanya ilmu pengetahuan. Perintah membaca merupakan perintah yang paling
berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia. Karena membaca
merupakan jalan yang mengantar manusia mencapai derajat kemanusiaannya yang
sempuma. Sehingga, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa membaca adalah
syarat utama guna membangun peradaban. Dan bila diakui bahwa semakin luas
pembacaan semakin tinggi peradaban, demikian pula sebaliknya. 6
4 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir AI-Quran, AI-Quran dan Terjemahnya,
(tt.p: t.p., 1997), h. 862.
5 Oede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokra!is: Sebuah Model Peliba!an
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. (Jakarta: Prenada Medi", 2004), cet. I, hal. 2.
6

,..-



••

_."



3

Selain itu, bentuk kepeJuIian Nabi Muhammad saw. terhadap pendidikan
juga terlihat ketika mengajar dijaJikan syarat bagi bebasnya para tawanan perang,
yJkni apabiia mercka mengajarkan baca tulis kepada orang Islam. Ini
dimaksudkan, agar pengajaran baca tulis bisa menyebar dan mentradbi di
kalangan umat Isl3m.'
Pendidikan dalam Islam rapat sekaH hubungannya dengan masjid. Hal ini
dapat dilihat dari usaha Nabi Muhammad saw. bersama kaum muslim in setibanya
dl kota Madinah. Bangunan pertama kali yang dibangunnya ialah masjid. Fungsi
masjid yang dibangunllya itu tidak hanya sllbatas untuk mengadakan komunikasi
alJara kaum muslim dengan A:lah, akan tetapi jangkauannya Illbih luas lagi. Di
masjid itulah para sahabat mencurahkan perhatiannya untuk mempelajari Islam
lebih jauli bersama Rasulullah saw. Kalan terdapat persoalan-persoalan di antara
mereka tentang ajaran Islam, rna:", Rasulullah saw. meqjadi tumpuan pertanyaan
mereka. 8 Di tempat itu pula pusat kegiatan nabi bersama kaum muslimin untuk
secara bersama-sama membina ma;yarakal baru, masyarakat yang disinari oleh
tauhid, dan mencerminkan persaiuan dan kesatuan umat. Di masjid itulah beliau
bermusyawarah mengenai berbagai urusan, salat berjamaah, membacakan AIQuran, baik dalam mengulang ayat-ayat yang sudah ditnrunk&n terdahulu maupun
membacakan ayat-ayr.t yang baru diturunkan. 9
Di dalam masjid itu ada suatu ruangan yang disebut d'ongan sujrah, tempa!
bagi kallm Muhajirin yang tidak mempunyai rumuh tinggal di Madinah. Dengan
adanya suJfah itu bertambah nyn!a fungsi lIla!;jid scbagai lembaga pengajaran dan
pendidikan. 1O
AI-Abdi, sebagaimana dikutip Athiyah AI-Abrasyi, mt'ngungkapkan
:ahwa:
Tempat yang terbaik lIntuk belajar ialah masjid, karena dengan dudnk
belajar di masjid jtu akan kelihatanlah hidupnya sunnah, bid'ah-bid'ah
7 Muhammad Athiyah Ai-Ahrasyi, Beberapa Pemikirall Pendidikan Islam. lerj. dari Ruh
AI-Islam eleh Syamsuddin Asyrofi, dirk., (Yegyakalla: Titian Hahi Press, 1996), oct. 1, h. 36.
8 Armai Arief, Rejormulasi Pendioikan Islam. (Jvkarta: CRSD PRESS, 2005), eet. I, h.
109.
ゥョ イ _ィセzッZ
dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakartu: Bumi Aksara, 1997), eet. V, h. 35.
Sid' Gazalba, Masyarakat Islam: Penganlar Sosiologi dan Sosiografi. (Jakarta: Bulan
3intang, 1976), eel. I h. 150.

4

dapat dimatikan, hukum-hukum Tuhan dapat diungkapkan. Hal ini
merupakan tempat
hanya bisa dicapai di dalam masjid, karena ュ。セゥ、
pertemuan umum dari semua lapisan, tingkat tinggi dan rendah, para
smjana dan buta huruf."
Melalui pendidikanlah para pendidik Islam menghasilkan pribadi-pribadi
yang nanti menjadi pendidik pula, menyebarkan Agama Islam kepada generasi
yang akan datang, sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad saw. kepada
para sahabatnya, sehingga pada tiap-tiap diri para sahabat terpancar ke-Islaman
yang utuh.
Akan tetapi, pada masa belakangan ini banyak sekali masjid-masjid berdiri

yang keberadaanya tidak lagi seaktif masa Rasulullah saw., khususnya dalam hal
pembinaan pendidikan. Masjid-masjid itu hanya ramai pada acara yang sifatnya
ritual dan seremonial semata.
Lain halnya dengan Masjid Jami AI-Anwar yang berada di jalan Mampang
Parapatan XI. Meskipun masjid ini tidak semegah masjid-masjid yang ada
disekitarnya,

tetapi

kegiatan

pendidikan

yang diselenggarakannya

dapat

membanggakan, paling tidak untuk masyarakat sekitar. Remaja masjid ini yang
tergabung dalam wadah organisai Remaja Islam AI-Anwar (RISALA) menjadi
penggerak utama dalam memakmurkan Masjid Jami Al-Anwar dalam hal
pendidikan. Organisasi Remaja Islam AI-Anwar ini dapat dijadikan sebagai
referensi bagi remaja masjid Iainnya.
Sementara itu, dalam pergaulannya sehari-hari kamunitas remaja ini juga
mencerminkan kepribadian yang baik, yaitu suatu kepribadian yang dilandasi atas
takwa pada Allah swt. atau yang biasa disebut dengan kepribadian muslim.
Kepribadian muslim yang dimiliki inilah yang nantinya akan mencerminkan
seorang muslim yang sesunggulmya.
Berdasarkan landasan ini maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian guna mengungkap kernbali tradisi yang pemah dibangun oleh Nabi
Muhammad saw. dan para sahabatnya tersebut. Maka penulis beri judul penelitian

II Muhammad Athiyah AI-Abrasyi, Dasar-dasar pokok pendidikan Islam, 1eIj. dati AITarbiyah AI-Islamiyah oleh Bustami A. Ganl dan Djohar Bahry, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970),
eet. I, h. 66.

ini dan dituangkan dalam sebuah skripsi dengan judul "FUNGSI MASJID JAMI
AL-ANWAR

SlmAGAl

MEMBENTUK
ANGGOTA

LRMRAGA

KEPRIBADIAN

REMA.JA

MASJID

MUSLIM
JAMl

PRNDlIJ)IKAN
(STUDI

DALAM

KASUS

AL-ANWAR

DI

PADA
JALAN

MAMPANG PRAPATAN XI)"

B. Identifikasi Masalah
Beberapa hal yang penulis jumpai di Masjid Jami AI-Anwar ialah:
1. Aktifuya kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh remaja.
2. Adanya kepribadian muslim pada komunitas remaja Masjid Jami AIAnwar.
3. Fungsi Masjid Jami AI-Anwar selain tempat ibadah juga tempat lembaga
pendidikan.
Dari beberapa pemyataan di atas. maka beberapa hal yang dapat penulis
identifikasi ialah:
1. Pengertian masjid.
2. Fungsi masjid sebagai lembaga pendidikan.
3. Pengertian kepribadian muslim.
4. Aspek-aspek yang meliputi kepribadian muslim.
5. Bentuk-bentuk kepribadian dalam Islam.
6. Faktor pembentuk kepribadian muslim.
7. Pengertian remaja.
8. Sikap remaja terhadap agama.

C. Pembatasan Masalah
Karena begitu luas dalam membahas penelitian ini, maka penulis
membatasi masalahnya sebagai berikut:
1. Masjid yang menjadi objek penelitian ialah Masjid Jami AI-Anwar yang
berada di Jalan Mampang Prapatan XI Jakarta Selatan.
2. Kegiatan pendidikan yang menjadi penelitian di Masjid Jami AI-Anwar ini
di pusatkan pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Remaja Islam AI-

Anwar (RISALA). khususnya kegiatan pengaiian pada setiap malam selasa
selepas salat magrib.
3. Kepribadian muslim yang penulis maksud di sini ialah kepribadian seorang
muslim di mana aspek lahiriah dan batiniahnya menuniukkan pribadi yang
tunduk pada Allah swt.. menjalankan sunnah Nabi Muhammad saw.. dan
bertingkah laku secara Islami terhadap sesama manusia.

D. Perumllsan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan ini ialah
I. Pendidikan apa saja yang diselenggarakan oleh Masjid Jami AI-Anwar?
2. Bagaimana tingkat kepribadian muslim yang dimiliki oleh Remaja Islam
AI-Anwar?
3. Bagaimana hubungan Masjid Jami AI-Anwar sebagai lembaga pendidikan
dalam membetuk kepribadian muslim pada remaja?

E. Tlljllan dan Kegllnaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk memperoleh gambaran tentang kegiatan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Remaja Islam AI-Anwar (RISALA).
b. Untuk mengetahui pula apakah kepribadian muslim sudah terbentuk
pada remaja tersebut.
c. Dan bagaimana hubungan pendidikan di Masjid Jami AI-Anwar
dengan terbentuknya kepribadian muslim.
2. Kegunaan Penelitian
a. HasH penelitian ini diharapkan memberi sumbangan positifbagi orangorang yang konsen dan bergerak dalam dunia pendidikan.
b. HasH penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi atau bahan
kajian di dunia akedemik.
c. Sebagai acuan bagi pengurus Masjid Jami AI-Anwar untuk langkah
pengembangan selanjutnya dalam pendidikan.

BABII
KA.JlAN TEORT

A. Masjid
I. Pengertian Masjid

Kata masjid terambil dari kata sajada-ya:,judu-sujudan, yang berarti sujud
atau mcnundukkan kcpala sampai kc tanah. Sedangkan masjid mcrupakan isim

malean dari kala sajada tadi, yang mempunyai arti tempat sembahyang. 1 Memang
tindakan Rasulullah saw. pertama setelah masjid yang peltama beliau dirikan ialah
melakukan sujud, yakni salat bersama-sama dengan kaum Muhajirin dan AnsaI'
dengan beliau sendiri sebagai imam. 2
Sujud adalah pengakuan ibadat, yaim pernyataan pengabdian lahir yang
dalam sekali. Setelah iman cJimiliki jiwa.. maka lidah mengueapkan ikrar
keyakinan sebagai pernyataan dari milik. rohaniah itu. Setela!t lidah menyatakan
kata keyakinan, jasmaniah menyatakan gerak keyakinan dengan sl.ljud, dalam
sembahyang. Sujud mcmbcri makna bahwa upa yung dillcapkan olch lidah
bukanlah kata-kata kosong belaka. Kesaksian atau pengakuan lidah itu diakui oleh
selurllh jasmani manllsia dalam bentuk gel'llk lahir, menyambung gerak batin yang
'ncngaklli dan mcyakini iman. Ilanya kcpada Tuhunluh sutu-sutullYu muslim sujud
dan tidak kepada yang Iuin, tidak kepada satu pun dalam ulam ini. Betapa
perkasanya manusia, hebatnya tenaga, rahasianya kegaiban, asal ia alam ia adalah
makhluk, dan ia bukanlah sasaran sujud. Satu-satunya sasaran sujud adalah
Khalik.)
AI-Quran menggunakarl kata sujud untuk berbagai arti. Sekali diartikan
sebagai penghormatan dan pengakuan akan kelcbihan pihak lain, seperti sujudnya
malaikat kepada Adam as., sebagaimana diungkapkan dalam surat al-Baqarah ayat
34.

I
:!

Mahmud Yuous, Kamus L。ゥウ・iャッ、ョOセィ。ja
lJakarla: PT. Hidakaryu Agung, 1990), h. lo3.
Sidi Guzalba. Mm,yarakat lv/am: Peng,'mlar Sosiologi dan Sosiografi, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1976), eel. 1, h. 150.
] Sidi Gazalba, A4t!,'ijid PWilif Ibm/af dan !\'eIJlulayaan Islam,

199·1), eet. VI, h. 119.

(Jakarta: Pu:.;taka L。ョウオhセia

8

Dan (ingallah) ketika Kami ber}irman kepada malaikat: Sujudlah
kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka keeuali fblis; ia enggan
dan lakabur dan adalah ia lermasuk golongan orang-orang yang ka}ir.
(QS. Al-Baqarah 34)4
Oi waktu lain sujud berarti kesadaran terhadap kekhilafan, selia
pengakuan kebenaran yang disampaikan pihak lain, itulah arti sujud di dalam
firman-Nya:

Lalu /lIkang-lukang sihir ilu lersungkur dengan bersujud, seraya
berkala: Kami lelah pereaya kepada Tuhan Harun dan Musa. (QS.
Thaha 70)5
Yang ketiga sujud berarti mengikuti maupun menyesuaikan diri dengan
ketetapan Allah yang berkaitan dengan alam raya ini. 6

Dan lumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon kedua-duanya lunduk
kepada-Nya. (QS. Ar-Rahman 6).7
Masjid merupakan suatu bangunan, gedung, atau suatu lingkaran yang
berpagar sekelilingnya yang didirikan secara khusus sebagai tempat beribadah
kepada Allah swt. khususnya untuk mengeIjakan salat. 8 Tetapi, karena akar
katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat masjid adalah tempat

4 Yayasan Penyelenggara PenterjemahlPentafsir AI-Quran, A/-Quran dan Teljemahnya,
(!l.p: I.p., 1997), h. 14.
5 Yayasan, A/-Quran dan ... , h. 483.
6 M. Quraish Shihab, Wawasan A/-Quran: Taj,ir Maudhui alas Pe/bagai Persoa/an Umal
(Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2003), eet. XIV, h. 459.
7 Yayasan, A/-Quran dan ... , h. 885.
Sl
_.
_


9

melakukan segala aktivitas yang mengandung kepatuhan kepada Allah swt.
semata. 9 Karena itu AI-Quran surat AI-Jin ayat 18 misalnya menegaskan bahwa:

Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka
janganlah kamu menyembah seseorang pun. di dalamnya di samping
(Menyembah) Allah. 10
Dalam Ensiklopedi Islam disebutkan bahwa:
Masjid merupakan salah satu karya budaya umat Islam di bidang
teknologi konstruksi yang telah dirintis sejak masa permulaannya dan
menjadi ciri khas dari suatu negeri atau kota Islam. Masjid juga
merupakan salah satu corak dan perwujudan perkembangan kesenian
Islam dan dipandang sebagai salah satu kebudayaan Islam terpenting.
Perwujudan bangunan masjid juga merupakan lambang dan cermin
kecintaan umat Islam kepada Tuhannya dan menjadi bukti tingkat
perkembangan kebudayaan Islam. I I
Akan tetapi, bagi seorang muslim apabila mereka hendak melakukan salat
tidak perIu membangun masjid terIebih dahulu, sebagaimana halnya agama lain
yang harus melakukan ritual di tempat khusus, seperti gereja bagi orang Nasrani.
Seluruh jagat adalah masjid bagi muslim. Jadi seluruh bumi adalah tempat sujud
kepada Tuhan. Ini berarti bahwa seluruh bumi adalah tempat untuk memperhamba
diri pada Tuhan, tempat meluhurkan Tuhan. Ini sebagaimana yang disabdakan
Nabi Muhammad saw.:

Telah dijadikan bagiku bumi ini sebagai mWi]'id dan sarana penyucian
diri. (HR. Bukhari) I2

Shihab, Wawasan AI-Quran... , h. 459.
Yayasan, AI-Quran dan ... , h. 985.
II Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam. Jilid III, h. 170.

9

10

12

A l,.:

A 1......1:11_1.

'L A __ l ⦅ セ



,.

T

10

2. Fungsi Masjid Sebagai Lembaga Pendidikan
Masjid dalam sejarah pendidikan Islam tidak hanya berfungsi sebagai
tempat beribadah, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan.
Masjid dalam fungsinya sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan memainkan
peranan yang penting pada periode pertama. 13
Untuk melihat fungsi masjid sesungguhya, ada baiknya kalau kita melihat
peranan masjid yang dibangun oleh Rasulullan saw. bersama umatnya pada masa
awal Islam tumbuh. Masjid Nabawi di Madinah telah menjabarkan fungsinya
sehingga lahir peranan masjid yang beraneka ragam. Sejarah mencatat tidak
kurang dari sepuluh peranan yang diemban oleh Masjid Nabawi, yaitu:
a. Tempat Ibadah (salat dan zikir).
b. Tempat konsultasi dan komunikasi (masalah ekonomi, sosial, dan
budaya).
c. Tempat pendidikan.
d. Tempat santunan sosial.
e. Tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya.
f. Tempat pengobatan para korban perang.
g. Tempat perdamaian dan pengadilan sengketa.
h. Aula dan tempat menerima tamu.
i. Tempat menawan tahanan.
j. Pusat penerangan dan pembelaan agama. 14
Praktek nabi di Madinah ini menjadi model bagi para sahabat sesudahnya
dalam melakukan praktek pengajaran tentang Islam dan kemasyarakatan. Di
mana-mana di daerah yang ditaklukkan muslim di situlah dibangun masjid
sebagai tempat ibadah sekaligus tempat studL I5
Dalam konteks ke-Indonesiaan pun banyak daerab ini menjadikan masjid
sebagai pusat kegiatan pendidikan dan pengajaran. BaWmn di Minangkabau,
masjid menduduki tempat penting dalam struktur sosial dan keagamaan
masyarakat. Karena itu, surau yang bentuknya lebih kecil dari masjid menjadi
penting pula bagi kehidupan masyarakat Minang. Fungsinya sebagai tempat
13 Armai Arlef (ed), Sejarah Pertumlmhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan
[slam Klasik, (Bandung: Angkasa, 2005), eet. T, h. 35.
14 Shihab, Wawasan AI-Quran..., h. 462
15 Arief, Reformu[asi Pendidikan..., h. T09.

II

penginapan anak-anak bujang tidak berubah, Ialu fungsi tersebut diperluas
menjadi tempat pengajaran dan pengembangan ajaran Islam, menjadi tempat
mengaji, belajar agama, dan tempat upacara-upacara yang berkaitan dengan
agama.
Sistem pengajaran di masjid, sering memakai sistem halaqah, yaitu guru
membaca dan menerangkan pelajaran sedangkan siswa mempelajari atau
mendengar saja, hampir mirip dengan sistem klasikal yang berlaku sekarang.
Salah satu sisi baik dari sistem halaqah ialah pelajar-pelajar diminta terlebih
dahulu mempelajari sendiri materi-materi yang akan diajarkan oleh gurunya,
sehingga seolah-olah pelajar menselaraskan pemahamannya dengan pemahaman
gurunya tentang maksud dari teks yang ada dalam sebuah kitab. Sistem ini
mendidik palajar belajar secara mandiri.
Adapun metode yang digunakan adalah metode bandongan atau sorogan.
metode bandongan adalah metode dimana seorang guru membacakan dan
menjeIaskan isi sebuah kitab, dikerumuni oleh sejumlah murid yang masingmasing memegang kitab yang serupa, mendengarkan dan mencatat keterangan
yang diberikan gurunya berkenaan dengan bahasan yang ada dalam kitab tersebut
pada lembaran kitab atau pada kertas catatan yang lain. Sedagkan metode sorogan
merupakan metode di mana santri menyodorkan sebuah kitab dihadapan gurunya,
kemudian

guru

memberikan

tuntunan

bagaimana

cara

membacanya,

menghafalkannya, dan pada jenjang berikutnya bagaimana menterjemahkan serta
menafsirkannya. '0

B. Kepribadian Muslim
1. Pengertian Kepribadian Muslim
Kepribadian muslim adalah kumpulan dua kata yang masing-masing
katanya mempunyai arti tersendiri. Kepribadian terambil dari kata pribadi,
mendapat awalan ke dan akhiran an, yaitu manusia sebagai perseorangan (diri
manusia atau diri sendiri); keadaan manusia sebagai perseorangan.

11

eprints.ums.ac.idJ285101IBibliografi-wahyu.doc tgl. 24-10-2007
.::n t"cnyusun h.amus t'usat Hahasa ted), Kamus Besar Bahasa indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002), cet. II, h. 895
16

12

Term kepribadiandalam beberapa hahasa disebut dengan personality
(Inggris), persoonlijkheid (BehlOda), pm>'Onnafita (Prancis), personlichkeit
(Jerman), personalita (ltali), dan pasonalidad (Spanyol). Akal" kata masingmasing sebutan itu berasal dari kata latin persona yang berarti topeng, yaitu
lopeng yang dipakai oleh aktor drama atau sandiwara. Atau juga dari kata latin

personare yang berarti to soulUl through (suara tembus).18
Seorang aklor Yunani kuno lelah l"rbiasa memukai topeng, persona,
ketika memerankan seorang tokoh dalam suatu drama. Tentu pemakaian topeng
ini f'elain untuk menyembunyikan identitasnya, juga untuk keleluasaannya dalam
memerankan sosok pribadi lain. Teknik drama ini kernudian diambil alih oleh
bangsa R,)ma dengan istilah personality. Bagi bangsa Roma, persona semula
diartikan dengan bagaimana scscorang tampak pada orang lain dan bukan pribadi
yang sesungguhnya. Aklor mcn