Pembinaan akhlak remaja melalui majelis Taklim al-Barkah : studi kasus majelis taklim remaja masjid jami al-barkah duren sawit jakarta timur

PEMBINAAN AKHLAK REMAJA MELALUI
MAJELIS TAKLIM AL-BARKAH
(Stadi Kasus Majelis Taklim Remaja Masjid Jami AI-barkah
Duren Sawit - Jakarta Timur)

Disusun Oleh :

MARFUAH

NIP. 102011023606

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

2007

PEMBINAAN AKHLAK REMAJA MELALUI MAJLIS TAKLIM
AL-BARKAH
(Studi Kasus Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' AI-Barkah Duren - Sawit

Jakarta Timur)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:
MARFUAH
NIM: 102011023606

Di Bawah Bimbimgan

Pembimbing I


Drs. Rusdi djamil, M. Ag
NIP. 150274762

Ora. Hi. Nuraini Ahmad, M.Hum
NIP. ISO 218 681


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

1427 H /2006 H

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul PEMBINAAN AKHLAK REMAJA MELALUI
MAJLIS TAKLIM (Studi Kasus Remaja Masjid Jami' AI-Barkah Duren-Sawit Jakarta-

Timur) telah di ujikan pada Sidang Munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari senin tanggal 20
November 2006, pukul 11.00-12.00 WIB. Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Progaram Strata Satu (SI) pada Jurusan Pendidikan
Agama Islam.

Jakarta, 20 November 2006
SlDANG MUNAQASAH


Pembantu Dekan I

Dekan

Sekretaris Merangkap Anggota

Ketua Merangkap Anggota

Prof Dr. H. Aziz
NIP. 150202343

f。セゥL

M.A

Anggota

:iii


M Mセ

khmad Shodiq, M.Ag
NIP. 150289321

Penguji II

Dra. Nurdelima W, M.Pd
NIP. 150318723

KATAPENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim

Dengan kerendahan hati dan kedhoifan penulis memanjatkan puji syukur
kepada Allah SWT, yang melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan menjadi Strata Satu
(Sl).
Sholawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya yang selalu setia

mengikuti ajarannya.
Ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setingg-tingginya penulis
sampaikan kepada segenap pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun
materil, terutama kepada :
1. Bapak Prof Dr. Dede Rosyada, MA. , selaku Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan
Keguruan, dan

Bapak Drs. Abdul Fatah Wibisono, MA serta Bapak Drs.

Sapiudin Shiddiq, M.Ag selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis selama
penulis berada dibangku kuliah.
2.

Ibu Dra. Hj. Nuraini Ahmad, M.Hum dan Bapak Drs. Rusdi Djamil, M.Ag yang
masing-masing selaku Pembimbing I dan II yang telah bermurah hati dan penuh

IV

dedikasi membimbing penulis dari awal sampai akhir hingga terwujudnya naskah

skripsi ini.
3. Ibu Dra. Hj Elok El-Bugis, M.Ag, sebagai Pembimbing Akademik selama penulis
menjadi Mahasiswi di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
4. Seluruh pengurus Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' Al-Barkah, khususnya
Saudara Ahmad Faiz, S.H! selaku ketua Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' AlBarkah yang telah banyak memberikan berbagai informasi tentang kegiatan
remaja, di dalam melengkapi data-data yang penulis butuhkan dalam penulisan
skripsi ini.
5. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang telah bersusah payah mengasuh, mendidik
dan membiayai serta memberikan do'a, dukungan serta perhatian dan kasih
sayang yang tiada terhingga pada penulis, semoga Allah membalas semua dengan
pahala yang berlipat ganda.
6. yang tercinta kakaku Halimah, Aliyah, Jakaria, S.Sos,I, adikku M. Yusuf serta
ponakan ku yang centil dan imut-imut Siti Wulan Dari dan Siti Rahmawati yang
telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Untuk sahabat dan teman-temanku, Asri Nurmalis Budiyani, Fitriah, Emawati,
Hanifah, Firda Miziela, Tuti Alawiyah, Dewi Diah Lesmana dan semua temantemanku khususnya Kelas D kaliansemua ternan terbaikku yang telah membantu
penulis selama ini dan bersama-sama selama menuntut ilmu di kampus ini.

v


8. Yang tercinta dan yang aku sayangi seseorang yang paling special dalam hidup ku
"Muh Guntur" yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan oleh segenap pihak
kepada penulis, penulis serahkan segalanya kepada Allah, semoga Allah SWT yang
membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Amien.
Akhirnya penulis berharap semoga hasil skripsi ini menambah khazanah
intelektual, khususnya bagi penulis dan khalayak pada umumnya.

Jakarta, 07 November 2006

Penulis

DAFTAR lSI
Halaman
KATAPENGANTAR
DAFTAR lSI

iii
,


,

, ...

...

DAFTAR TABEL

BAH I

viii

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah


5

C. Tujuan Penelitian

6

D. Metodologi Pene1itian

7

E. Sistematika Penyusunan
BAH II

vi

11

KAJIAN TEORITIS
A. Akhlak


1. Pengertian Akhlak

12

2. Akhlak dalam Islam

14

3. Kepentingan Akhiak bagi Ummat

21

B. Remaja
1. Pengertian Remaja

'" ...... ..

24

2. Problematika Remaja


26

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja

29

vii

UAB III HASIL PENELITIAN

BAB IV

A. Gambaran Dmum Majlis Taklim Remaja Masjid AI-Barkah

34

B. Kegiatan Pembinaan Akhlak

45

C. Tujuan Pembinaan Akhlak

48

D. Analisis Terhadap Efektifitas Akhlak Remtlja

49

PENUTUP
A. Kesimpulan

59

B. Saran-saran

61

DAFTAR PUSTAKA
LAMPlRAN-LAMPlRAN

DAFTAR TABEL

1. Perlunya Pembinaan Akhlak

49

2. Manfaat Pembinaan AkhIak

50

3. Standar Berkonsultasi

51

4. Keberhasilan Pembinaan Akhlak

51

5. Perhatian Remaja Terhadap Pelaksanaan Pembinaan Akhlak

52

6. Kualitas Pembinaan

53

7. Alasan Berkonsultasi

53

8. Motifasi Mengikuti Kegiatan Pembinaan Akhlak

54

9. Waktu yang disediakan untuk Pembinaan Akhlak ..

54

10. Kegiatan Pembinaan AkhIak

55

11. Metode Pembinaan Akhlak

56

UIN

SYARIF HIPAYI\.TUI.\J>.\\
JAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan
beragama, yang keberadaannya dirasakan sangat penting dalam pembinaan dan
terbentuknya mentalitas manusia, yaitu bagaimana cara berprilaku dengan baik dan
benar, baik di dalam keluarga maupun dalam masyarakat di lingkungannya masingmasing.
Akhlak dan budi pekerti merupakan ukuran kemanusia yang membedakan
dari sifat-sifat hewan atau binatang. Oleh karena pembinaan akhlak di dalam ajaran
agama Islam adalah merupakan bagian yang integral dari keseluruhan ajaran agama
Islam, yang tidak hanya sekedar dilakukan secara lisan, tetapi hendaknya dibuktikan
dengan amal perbuatan secara nyata dan kontinyu. Bila dilihat dan diperhatikan
prinsip pokok yang ditegaskan oleh Islam, maka dirasakan bahwa tujuannya adalah
untuk mencapai suatu tata karma dan budi pekerti yang luhur dengan penghayatan
dan pengalaman yang nyata.
Pergaulan yang baik adalah melaksanakan pergaulan menurut norma-norma
kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan hukum syara' serta memenuhi
segala yang berhak mendapatkannya, menerut ketentuan masing-masing. Pribadi
seseorang yang dijawai dengan akhlak yang kuat senantiasa mampu menerima dan
menghadapi penderitaan yang pedih dalam keadaan apapun karena seseorang yang

2

dijiwai dengan akhlak yang kuat akan lebih tegar dalam mengarungi samudera
kehidupan.
Di dalam salah satu hadits Nabi Muhammad SAW, menegaskan bahwa
diutusnya aku di dunia untuk menyempurnakan akhlak dan budi pekerti.
Hadits tersebut menegaskan bahwa pembinaan akhlak itu sangat penting
bagi generasi penerus bangsa yang tidak hanya dilakukan sebagai penanggulangan
akhlak remaja yang sudah semakin buruk akan tetapi pembinaan akhlak juga
merupakan tindakan preventif
Dewasa ini nilai-nilai agama terutama nilai-nilai akhlak pada generasi muda.
Mereka dihadapkan kepada berbagai kontradiksi dan keanekaragaman moral, yang
menyebabkan mereka bingung untuk memilih. Hal ini nampak je/as pada mereka
yang sedang berada pada usia remaja, terutama bagi mereka yang hidup dikota-kota
besar, mencoba mengembangkan diri kearah kehidupan yang disangka maju dan
modern, dimana berkecamuk aneka kebudayaan asing yang masuk seolah-olah tanpa
disadarinya,

sehingga

remaJa

mengalami

goncangan

jiwa

yang

sudah

mengkhawatirkan, misalnya mengkonsumsi miras. Akibatnya mereka menerima
pengalaman-pengalaman akhlak yang tidak baik bagi perkembangan jiwanya, maka
timbulah apa yang disebut dengan dekadensi moral atau krisis akhlak sekarang ini,
teIjadilah tawuran pelajar, tindakan kriminal seperti pembunuhan, pencurian dan lain
sebagainya.
Kegiatan pembinaan akhlak remaja Islam Al-Barkah merupakan salah satu
cara yang sangat efektif dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi

3

pada remaja, karena melalui metode pembinaan dapat juga diadakan suatu kegiatan
yang mengarah kepada bentuk metode pembinaan akhlak, yaitu dengan metode
ceramah, diskusi, atupun Tanya jawab seputar masalah yang sedang dihadapi.
Majlis Taklim Remaja Masjid AJ-Barkah Duren-Sawit merupakan wadah
yang tepat untuk mengarahkan para remajanya kepada sesuatu yang lebih baik. Hal
ini dapat terlihat dari semakin berkurangnya para remaja mengisi waktu luangnya
dengan sesuatu yang kurang bermanfaat. Semula para remaja yang berada di sekitar
majlis taklim mempunyai kebiasaan kurang baik seperti berkumpul tanpa tujuan yang
pasti, padahal waktu - waktu tersebut dapat mereka gunakan untuk hal-hal lebih
positi£ Selain itu juga para remaja lebih tertarik untuk menghadiri konser-konser
musik dibandingkan menghadiri peringatan hari-hari besar Islam, oleh karena itu
melalui majlis taklim ini mereka dibina, diajak, dituntun untuk melakukan sesuatu
yang lebih baik, dan untuk memotivasi para remaja di dalam mengikuti kegiatan ini
para pengurus majlis taklim juga menyediakan suatu wadah bagi para remaja untuk
mengkonsultasikan masalah yang mereka hadapi. Arti pembinaan diterjemahkan dari
kata Inggris training, yang berarti latihan, pendidikan, pembinaan dan jika
dirumuskan dalam bentuk definisi, pembinaan adalah "suatu proses belajar dengan
melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki, dengan tujuan membantu orang yang
menjalaninya, untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapa

4

yang sudah ada selia mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai
tujuan hidup dan kerja yang sedang dijalani, secara lebih efektif".!
Majlis Taklim Remaja Masjid Al-Barkah telah berdiri sejak 15 Juli 1989.
seperti malis taklim lainnya, Majlis Taklim Remaja Masjid AI-Barkah juga
mengalami pasang surut dalam perkembangannya, oleh karena itu selalu diadakan
pembenahan untuk kemajuan Majlis Taklim Remaja Masjid AI-Barkah 2 Hari besar
Islam merupakan program tahunan yang memang rutin dilakukan, hal ini merupakan
salah satu rangkaian upaya majlis taklim dalam mengarahkan para remaja khususnya
dan masyarakat umumnya untuk lebih mengenal Islam secara sempurna. Walaupun
Majlis Taklim Remaja Masjid Al-Barkah tidak hanya diadakan untuk memenuhi
kebutuhan para remaja, akan tetapi untuk berbagai kalangan, seperti ibu-ibu dan
bapak-bapak, namun di sini penulis hanya memfokuskan penulisan skripsi pada
majlis taklim remaja yang terdiri dari laki-Iaki dan perempuan.
Demikian juga dengan Majlis Taklim Remaja Masjid Al-Barkah berbagai
upaya dilakukan untuk mencapai tujuannya. Adapun upaya yang dilakukan Majlis
Taklim

Remaja

Masjid

Al-Barkah

adalah

diadakannya

berbagai

kegiatan

menggunakan sarana masjid yang memang telah tersedia, yaitu ; Masjid Jami' AIBarkah yang terletak di Duren-Sawit, Jakarta-Timur.
Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
suatu penelitian agar dapat lebih dekat melihat pembinaan akhlak remaja melalui
Amangunllmjana, Pembinaan arti & metadenya Kanisius, (Yogyakarta 1989), cet-2, h.11
Ahmad Faiz, S.m, Ketua Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' AI-Barkah, Wmt'ancara
Pribadi, Jakarta, 17 Juni 2006.
1
2

5

majlis taklim yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan
judul:
PEMBINAAN AKHLAK REMAJA MELALUI MAJLIS TAKLIM ALBARKAH ( Studi Kasus Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' AI-Barkah DurenSawit Jakarta-Timur)

B. Identifikasi, Pemhatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah
Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang di atas bahwa para remaja
yang berada di sekitar majlis taklim mempunyai kebiasaan kurang baik seperti
berkumpul tanpa tujuan yang pasti, padahal waktu - waktu tersebut dapat mereka
gunakan untuk hal-hal yang lebih positif. Hal ini tentu saja di sebabkan oleh beberapa
masalah.
Adapun masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a. Sejauhmana keberhasilan Majlis Taklim Remaja Masjid AI-Barkah dalam upaya
pembinaan akhlak remaja?
b. Bagaimana Peran Majlis Taklim Remaja Masjid Al-Barkah dalam upaya
pembinaan akhlak remaja?
c. Bagaimana respon para remaja terhadap pembinaan akhlak?
d. Bagaimana bentuk kegiatan pembinaan akhlak Remaja Islam Masjid AI-Brrkah?
e. Hambatan apa saja yang dihadapi remaja dalam pembinaan akhlak di Masjid
Al-Barkah?

6

2. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah yang berhubungan dengan pembinaan
akhlak remaja, maka perlu diadakan pembatasan masalah yang telah di identifikasi,
penelitian ini hanya dibatasi pada "Pembinaan akhlak remaja melalui majlis taklim
AI-Barkah (studi kasus majlis taklim remaja masjid AI-Barkah Duren-Sawit JakartaTimur). Pembinaan akhlak di sini adalah membina akhlak remaja masjid AI-Barkah
agar lebih berakhlak mulia dan berperilaku baik. Sedangkan remaja yang dimaksud
adalah Remaja Masjid AI-Barkah khususnya JI. Kol. Sugiono no.24 Duren-Sawit
Jakarta-Timur.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Bagaimanakah Bentuk Kegiatan Pembinaan Akhlak Remaja Masjid Jami' AIBarkah?
b. Hambatan apa saja yang dihadapi remaja dalam pembinaan akhlak di Masjid
AI-Barkah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah :
1. Untuk mendapatkan data dan informasi yang faktual tentang peranan Majlis
Taklim Remaja Masjid AI-Barkah di dalam membantu para remaja untuk
memecahkan permasalahannya.

7

2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat Majlis Taklim
Remaja Masjid AI-Barkah
3. Untuk mengetahui bentuk dan macam-macam kegiatan pembinaan yang
diharapkan pada remaja Masjid AI-Barkah.
4. Bagi Peneliti, Majlis Taklim Remaja Masjid AI-Barkah dapat dijadikan sebagai
masukan dalam upaya pembinaan akhlak masyarakat Duren-Sawit JakartaTimur.

D. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua metode yaitu :
I. Penelitian Kepustakan (LibrGlY Research)
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil bahan-bahan yang dapat menunjang
penelitian ini yang diambil dari berbagai buku bacaan, majalah, dan sumbersumber lain yang berhubungan dengan pembahasan.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan di Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' AI-Barkah untuk
memperoleh data dengan metode ini penulis terjun langsung ke lapangan yang
dijadikan objek penelitian.
Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa teknik
pendekatan metodologis yang dapat menunjang penelitian ini yaitu :
a. Waktu dan Tempat Penelitian

8

Temapt yang menjadi penelitian lapangan (studi kasus) adalah Majlis
Taklim Remaja Masjid Jami' A1-Barkah Duren-Sawit Jakarta-Timur.
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 12 Juni sid 07
Agustus 2006.
b. Populasi dan Sampel
Menurut terminologi riset, bahwa yang dimaksud dengan populasi
adalah sejumlah massa (manusia atau bukan) yang terdapat dalam satu
kawasan tertentu atau berada dalam satu unit kesatuan. Ada juga yang
mengatakan bahwa populasi (population) adalah keselurahan objek penelitian
dalam suatu tempat tertentu. Populasi ini dapat berbentuk manusia, hewan,
tumbuhan, nilai tes atau peristiwa yang menjadi sumber data. Sedangkan yang
dimaksud dengan sampel adalah bagian terkecil dari suatu populasi yang
mewakili secara representative.
Adapun populasi ini adalah seluruh remaja Masjid A1-Barkah JI. Kol.
Sugiono no.24 Duren-Sawit Jakarta-Timur yaitu sekitar 80 orang. Dari
populasi tersebut diambil 5011 00 X 80. Jadi yang menjadi sampel adalah 40
orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penulisan skripsi ini dilakukan
secara random sampling, yang dalam hal ini peneliti tidak mengendalikan
salah satu variabel tersebut dan setiap responden akan diberikan kesempatan
yang sama. Dengan perincian bahwa sampel yang diambil tersebut telah

9

mewakili dan sesuai dengan perbandingan frekuensi di dalam populasi secara
keseluruhan.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang penulis gunakan dalam memperoleh data adalah melalui
angket, observasi dan wawancara. Melalui angket, dalam menyebarkan angket
ini adalah Angket tertutup, yaitu angket yang pada setiap itemnya telah
tersedia alternative-alternatif jawaban sehingga responden dapat dengan
mudah memilih salah satu jawaban dari jawaban alternatif yang telah tersedia,
adapun angket yang penulis sebarkan kepada remaja usia 16-25 tahun yang
berdomisili di remaja masjid yang berjumlah 40 responden, terdiri dari satu
variable Pembinaan akhlak remaja masjid jami' Al-Barkah yang berisikan 11
item pertanyaan yang akan dianalisa dengan menggunakan tabel.
Melalui observasi ini adalah suatu penelitian dengan menggunakan
pengamatan langsung terhadap objek yang akan dicatat datanya, dengan
persiapan yang matang, dilengkapi instrumen tertentu tentang pelaksanaan
pendidikan yang dilakukan di Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' Al-Barkah
dalam Pembinaan Akhlak Remaja, khususnya di JI. Kolonel Sugiono no 24
Duren-Sawit Jakarta-Timur.
Melalui wawancara ini adalah pengumpulan data berbentuk pengajuan
pertanyaan secara lisan, dan pertanyaan yang diajukkan dalam wawancara itu
telah dipersiapkan secara tuntas, dilengkapi dengan instrumennya untuk

10

memperoleh data tentang pembinaan akhlak remaJa melalui majlis taklim
yang dilakukan dengan mewawancarai para pengurus majlis taklim tersebut.
c. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul, selanjutnya diseleksi dan untuk kemudian
disusun. Dalam hal ini data yang dikumpulkan, penulis adalah data yang
bersifat kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif Untuk
mengambil kesimpulan, pelaksanaannya menggunakan model prosentase
dengan rumus sebagai berikut :
I. Pentabelan Data, yaitu memasukkan data kedalam tabel yang berisikan
nomor urut , kolom al-ternatif jawaban dan kolom-kolom frekuensi
jawaban (P).
2. Mencari frekuensi jawaban (F) dengan cara menjumlahkan setiap
jawaban.
3. Mencari persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P =

L

x 100%

N

Keterangan :
p

=

Persentase

F = Frekuensi Jawaban Responden
N = Number Gfeases (jumlah banyaknya responden)
d. Teknik Penulisan

11

Adapun teknik penulisan menggunakan metode penulisan yang merujuk
pada "Pedoman penulisan skripsi, Tesis, Disertai DIN Syarif Hidayatullah
Jakarta," yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press Anggota IKAPI, 2002.

E. Sistematika Penyusunan
Sistematika penulisan di dalam skripsi ini terbagi atas 5 (lima) bab, yang
disusun sebagai berikut :
BAB I

bab ini terdiri dari pendahuluan, yang meliputi latar belakang
permasalahan,

identifikasi

masalah,

pembatasan dan

perumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi pene1itian, serta
sistematika penyusunan.
BABII

bab ini berkenaan dengan kajian pustaka yang meliputi pengertian
akhlak, akhlak dalam Islam, kepentingan akhlak bagi ummat, dan juga
membahas tentang remaja, beberapa problematika remaja, faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan remaja.

BAB III

bab ini merupakan hasil penelitian yang mencakup gambaran umum
majlis taklim remaja masjid al-barkah, kegiatan pembinaan akhlak
remaja, tujuan pembinaan akhlak remaja, deskripsi data, analisa dan
interpretasi data.

BABIV

bab ini Merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini yang terdiri
dari kesimpulan dan saran.

SYARIFセNGji |utaydih

UIN

JAKARTA

BAB II
KAJIAN TEORlTIS

A. Pengeliian Akhlak
Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab, jama' dari "Khuluqun" yang
menurut loghat diartikan : budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi' at.
Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan
,? '??

) yang berarti : kejadian, serta erat hubungannya dengan

:"khuluqun" (

セyNゥM

"khaliq" ( |ェ[セI

yang berarti : Pencipta dan "Makhluk" (

J

? ..

セL

,'yJfl

)yang berarti

yang diciptakan I.
Menurut kamus bahasa Indonesia akhlak adalah : "budi pekerti atau tabi'at"Z
yang baik maupun yang buruk sesuai dengan tabi' at atau wataknya sedangkan
pengertian akhlak menurut istilah atau definisi yang dikemukakan oleh para ulama
akhlak antara lain sebagai berikut :
Menurut Imam Gozali : Akhlak ialah sifat yang melekat dalam jiwa
seseorang yang menjadikan ia dengan mudah bertindak tanpa banyak pertimbangan
lagi. Sebagian ulama mengatakan akhlak ialah : suatu sifat yang terpendam dalam
jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah bertindak tanpa banyak
pertimbangan lagi. Sebagian ulama mengatakan akhlak ialah : suatu sifat yang
terpendam dalam jiwa seseorang yang sifat itu akan timbul waktu ia bertindak tanpa
merasa sulit (timbul dengan mudah). Pendapat ini tidak jauh berbeda dengan
pendapat Imam Gozali di atas 3

1

Hamzah la'cub, Etika Islam ( Pokok - pokok Kuliah Akhlak), ( Jakarta: Cv. Publicita,

1978 ), h. 10
2 W. J. S. Poerwadanninto, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1986),
Cel. IX, h. 25
3 Oemar BakrL Akhlak Muslim, (Bandung: Angkasa, tt), h.IO

13

Istilah lain yang dipakai adalah, "perkataan moral yang berasal dari bahasa
Latin" moes " bentuk jama' dari kata "mas" yang berarti : adapt kebiasaan. Dalam
bahasa Indonesia, moral diterjemahkan dengan arti : "susila,,4 Ibu Zakiah Daradjat
memberikan definisi moral sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan moral ialah kelakuan yang sesuai dengan ukuranukuran (nilai-nilai) masyarakat, yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar,
yang disertai oleh rasa tanggung jawab atau kelakuan atau tindakan tersebut.
Tindakan itu haruslah mendahulukan kepentingan umum dari pada keinginan atau
kepentingan pribadi 5
Setelah melihat beberapa definisi akhlak yang dikemukakan di atas dan
istilah lain yang digunakan dalam perkataan akhlak, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian akhlak pada hakikatnya mempunyai jangkauan yang lebih luas dari
pada etika, tidak hanya terbatas pada peranan manusia berkenaan dengan masyarakat
semata-mata, tetapi meliputi hubungan manusia dengan Khaliqnya dalam wujud
) hubungan manusia sesama manusia (

ibadah (

)

bahkan hubungan manusia dengan alam semesta dalam bentuk keIja sarna saling
Bantu membantu, tolong menolong dalam usaha memenuhi kebutuhan masingmasing, demikian pula terhadap alam nabati sedangkan etika atau moral adalah
pengetahuan berhubungan dengan budi pekerti atau aturan-aturan yang normatif
tentang perbuatan-perbuatan manusia, yaitu : nilai-nilai kebaikan pada diri pribadi,
masyarakat dan alam sekelilingnya.

Ham711h Ja'cub, op. Cil., h. 13
Zakiah Damdjal, Peranan Agama dan Kesehalan iV/mlal, ( Jakarta : Gunung Agung"
1985), eel. VIII, h. 63
.j

5

14

Akan tetapi untuk tidak mengaburkan permasalahan, disini penulis akan
mengungkapkan beberapa ciri yang dapat membedakan etika Islam (akhlak) dengan
etika baik menurut pandangan umum ataupun filsafat yaitu sebagai berikut :
a. Etika dalam Islam mengajarkan dan menuntut manusia kepada tingkah
laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
b. Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral ukuran baik
buruk perbuatan didasarkan kepada ajaran Allah SWT. ( Al-Qur'an )
dan ajaran RasulNya.
c. Etika Islam bersifat universal dan komprehensip, dapat diterima oleh
seluruh ummat manusia disegala waktu dan tempat;
d. Dengan rumusan-rumusan yang praktis dan tepat cocok dengan fitrah
(naluri) dan akal fikiran manusia, maka etika Islam dapat di jadikan
pedoman oleh seluruh manusia.
e. Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak
yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia di bawah pancaran sinar
petunuk Allah SWT menuju keridlaan Nya. Sehingga terhindarlah
manusia dari fikiran-fikiran dan perbuatan-perbuatan yang keliru dan
menyesatkan 6
] . Akhlak dalam Islam
Dalam Islam akhlak menduduki tempat yang paling tinggi. Islam dengan
segala bimbingan

dan

ajarannya

menanamkan

sifat-sifat

yang

mulia dan

mengutamakan akhlak sebagai sendi kehidupan bangsa, dasar pokok yang kokoh
untuk menjamin kerukunan hidup dan ketertiban, keamanan serta kesetabilan
masyarakat.
Islam datang tepat pada waktu keadaan masyarakat Arab sedang mengalami
kemerosotan akhlak yang disebut dengan zaman jahiliah, kejahatan timbul merajale1a,
kepercayaan dan kebudayaan rusak, hukum diabaikan, kaum wanita diperkosa
kesuciannya dan lain sebagainya. Itulah bentuk kejahatan yang dilakukan oleh
"Hamzah Ja'cub, Loc. Cit. ,

15

masyarakat Arab pada zaman jahiliah itu. Dalam keadaan yang demikian ini Nabi
Muhammad menjadikan ajaran yang dibawanya untuk membina akhlak ummat demi
tercapainya keamanan ketertiban serta tegaknya hukum dan kebenaran.
Nabi dalam menjalankan tugasnya menyampaikan ajarannya itu, beliau
mendapatkan hambatan-hambatan yang sangat berat diantaranya

ada yang ingin

membunuhnya. Ada yang membujuk dengan berbagai kemewahan hidup, seperti :
harta, tahta dan wanita. Semua ini dimaksudkan agar Nabi tidak menyampaikan
ajaran itu dan sekaligus

meninggalkan agamanya. Namun walaupun demikian

keadaannya, dengan segenap kesungguhan dan kebesaran jiwanya Nabi tetap
menjalankan tugas itu sampai ajaran suci itu dapat meresap kedalam jiwa umatnya
dan diwujudkan dalam bentuk sikap hidup ummat ketika itu.
Pada akhirnya " tugas Nabi yang digariskan dalam hidupnya cukup menarik simpatik
manusia untuk mengikuti dan melaksanakan ajaran risalahnya, karena risalah yang
diajarkan Nabi memberikan informasi tentang factor-faktor keutamaan akhlak,
lengkap dengan menjelaskan aspek-aspeknya ,.7
Yaitu menyuruh manusia berakhlak baik, bersopan santun yang sempurna
dengan cara berkata juur, tidak melihat barang yang haram, dermawan, hormat
kepada sesame, suka memberi pertolongan dan lain sebagainya.
Sebelum melanjutkan penjelasan diatas, penulis akan mengungkapkan
terlebih dahulu makna yang tersirat dalam kata Islam.

7

H. Moh. Rifai,Akhlak Seorang Muslim, (Semarang: Wicaksana, 1986), eel. t, h. 10

16

Islam adalah abstrak nounlmasdar dari kata aslama. Aslama menurut arti
bahasanya berarti dua macam :
I) Berserah diri (bagi yang menerimalkawan);
2) Memberikan tidak ditolong (terhadap yang mengingkarillawan):
Jika antara keduanya kita hubungkan, kita dapati hasil sebagai berikut :
"yang menerima", aslama lalu berarti :
a) Secara explicit: berserah diri :
b) Secara implicit: menyelamatkan / menolong.
"Terhadap yang mengingkari", aslama berarti :
a) Secara implicit: menjauhkan diri ;
b) Secara explicit: membiarkan tidak ditolong.
Bagi orang yang memeluk Islam sebagai pedoman hidup, berarti bahwa
ia berserah diri kepada Allah, 8 sebagaimana dalam firman Allah di surat Al-Baqarah
ayat 208 :

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kepada Islam secara
keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti jejak-jejak syetan, sesungguhnya syetan
itu musuh kamu yang nyata 9
Untuk dapat dikatakan bahwa seseorang benar-benar disebut muslim sesuai
dengan pengertian di atas ia harus secara konsekuen dan dengan ikhlas melaksanakan
segala aturan yang sudah digariskan oleh Allah, sebagai kewaiban yang dibebankan
kepadanya yaitu berupa amal ibadah terhadap Tuhan, muamalah terhadap sesama dan
ihsan.

, Mudlor Aclunad, Elika dalam Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, It.), h. II I
H. Malunud Junus, Terjemahan AI-Quran AI-Karim, (Jakarta : PT. Hidakarya Agung,
1990 ), Cel. 28, h. 44
9

17

Islam telah menetapkan bahwa ibadah itu merupakan pokok-pokok akhlak,
bukan hanya merupakan upacara agama yang bersifat abstrak. Islam tidak
mengaarkan manusia melakukan perbuatan mungkar yang tidak mempunyai nilai
akhlak yang mulia akan tetapi Islam mengajarkan manusia hidup bersahaya dengan
akhlak yang mulia dalam keadaan yang bagaimanapun.
Jadi syariat Islam itu mengandung tiga aspek yaitu Iman, Islam dan Ihsan
dimana ketiga aspek ini merupakan suatu kesatuan bulat yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan, saling lengkap melengkapi dan isi
mengisi.

Iman sebagai dasar Islam sebagai persesuain dan Ihsan sebagai

penyempurna.
Sebagai penyempurna maka tidak adanya ihsan menunukkan tidak
lengkapnya Iman dan Islamnya seseorang, dapat dimengerti mengapa ajaran Nabi
Muhammad menurus langsung pada masalah akhlak, sebab dapat dipastikan bahwa
dengan bertingkah laku baik terhadap Tuhan dan Rasul-Nya, diri sendiri maupun
terhadap sesama makhluk lain akan terwuudlah suatu perdamaian dunia antar seluruh
bangsa. Ketentraman, kesetabilan dan keadilan akan dapat dirasakan dalam
kehidupan.
Dalam ajaran Islam itu sendiri dapat dilihat, bahwa rukun-rukun Islam yang
berjumlah lima buah itu sebenarnya telah tersirat dasar-dasar pendidikan akhlak.
Rukun-rukun Islam itu merupakan pokok-pokok akhlak dalam Islam, karena
ia tidak saja merupakan latihan lahir, tetapi uga latihan batin yang lebih mendalam
dan mempunyai tujuan untuk memperbaiki budi pekerti manusia. Segala ibadah yang

18

terkandung dalam rukun Islam, jika dikerjakan semestinya akan membangkitkan
suatu pembangunan budi pekerti dalam diri seseorang yang tidak hanya menambah
kuat ikatannya dengan Tuhan penciptanya. Tetapi uga menyehatkan badannya dan
menyelamatkan hidupnya.

IO

Hal ini dapat dilihat dalam ucapan syahadat umpamanya, pada lahirnya ia
hanya merupakan dua kalimat pengakuan, "tiada Tuhan selain Allah dan Nabi
Muhammad itu utusan Allah".
Syahadat pertama mengandung pengertian kepercayaan terhadap adanya
Allah yang patut dan wajib disembah, yang disebut dengan syahadat tauhid, yaitu
pengakuan untuk menegaskan Tuhan, sehingga tertanamlah kedalam hati orang yang
mengucapkannya, bahwa tidak ada yang berkuasa selain dari pada Tuhan yang satu.
Kalau

seseorang

sudah

percaya

(

iman

kepada

Allah

),

maka

konsekuensinya ialah mengakui dan mematuhi segala apa yang diperintahkan-Nya,
dan ia akan bertindak sesuai dengan perintah Allah.
Kalimat yang kedua dinamakan syahadat Rasul yang berarti pengakuan
bahwa Nabi Muhammad itu pesuruh Allah dan apa yang disampaikan bukanlah
berasal dari hawa nafsunya sendiri, tetapi adalah pelajaran-pelajaran Allah untuk
mmperbaiki pergaulan manusia diatas dunia ini. ll

10

II

H. Aboe baker A\ieh, Mutiara Akhlak, (Jakarta, PT. Bintang, 1959), h. 2
Ibid. , h. 26

19

Dan orang yang telah mempunyai keyakinan ini, maka dia akan patuh dan
cinta kepada Nabinya dan jiwanya siap menerima segala apa yang disampaikan dan
contoh-contoh kehidupan yang ditunukkan kepadanya.
"Demikian pula mengenai sembahyang adalah suatu unsure dari pada
unsure-unsur yang membentuk kepribadian seorang mukmin". 12
Al-Quran telah menerangkan pula bahwa pengaruh dari pada sembahyang
adalah untuk mendidik jiwa manusia dan menyelamatkan dari perbuatan-perbuatan
keji, serta membersihkan diri dari pada naluri kejahatan yang merusak prikehidupan
manusia, sebagaimana dalam firman Allah, Surat Al-Ankabut ayat 45 :

Artinya : "Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan munkar".
Sabda Rasul1

Dari Huzaifah ra, dari Nabi saw bersabda : demi jiwaku yang berada
ditangan-Nya, kamu menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
atau Allah khawatir bahwa ia akan menurunkan azab atas kamu, kemudian kamu
berdo'a tidak dikabulkan. (H.R. Tirmizi)13

12 H. Bustami A. Gani dau B. Hamdani Ali MA. , Islam sebagai Aqidah dan Syariah,
(Jakarta, PT. Bulan Bintang, 1986), Jilid II, eel. I, !l.5
13 Adnan Nahwi, Darul Minhaji Fid-Da'witilIslamiyah, (Kairo : Maktabatu al-I'tis!lam, ttl,
!l. 56

20

Kemudian mengenai ibadah zakat yaitu ibadah dengan mengeluarkan harta
benda yang diwajibkan oleh Islam supaya orang kaya memberikan pertolongan
kepada orang miskin yang pada hakekatnya bukan merupakan pajak, tetapi
merupakan pembinaan, penanganan rasa kasih yang mulus dan mendekatkan
hubungan persaudaraan yang baik diantara lapisan masyarakat. Dan untuk
membersihkan jiwa dan mengangkat derajat manusia ke jenjang yang lebih mulia,
sebagaimana firman Allah surat At-Taubah ayat 71 :
o


o
Iセ
,

(I

J

0

L...e セ,
LJ.r--JY-) ;; J

"'y\
:;i

"('::...
' セN

....

I)

.:P

A.

.::i

:

....

'I

0

I? II LJ j

' ,'C- .;))1 0\ .;))1 B セ

j--!.-:

J

,.,

}.o,;

'"

)0.....

G'
u

Jo J./....

'"

0

"I

,

....



0

, J J"

'---! U)..r"

;; j

Nセ

..-

Q

jセG

\

v

',.r ) r:.r )

\' J J"

)."

•. S A I セ Q

[ エセZ\

".....

, セNi
.r.:---""



,
l'"

, ./

oj'

,., . .

"""., . . . .

r )
J

0..

ljセI

,

J

..-

).;))1 PGセQ⦅ZI

',I \

0 ........

..セ

Artinya : Dan orang-orang yang beriman, pria dan wanita, bergotong royong
satu sarna lain, menyuruh ma'ruf dan melarang munkar, mendirikan shalat,
membayar zakat, taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Kepada mereka itu Allah akan
memberi rahmat, sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. 14
Begitu juga dengan puasa yang merupakan ibadah keagamaan, yang
menahan diri dari makan dan minum serta hubungan sek suami istri sepanjang hari
dari mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari, dengan maksud mematuhi
perintah Allah.
Adapun hikmah dari mengerjakan puasa ini adalah :
a. Menahan nafsu kebiasaan dari makan dan minum termasuk bersetubuh.
Hal ini berarti mendidik pribadi supaya dapat mengendalikan nafsu,
memimpin diri sendiri.
b. Mendidik ketabahan (kesabaran), karena ketabahan itu mengandung
saripati keimanan (Agama) dalam hidup ini;
14

28,h.27

Malunud Ywms, Taftir Qur'an Karim, (Jakarta: PT. Hidakarya Aguug, 1990), eel. Ke-

21

c. Memelihara kesehatan badan dan fikiran
d. Mendidik kesederhanaan, ialah rasa keindahan yang hakiki yang harus
dimiliki oleh manusia yang hidup secara fitri;
e. Mendidik dan menahan kesadaran hidup bermasyarakat, supaya turut
merasakan penderitaan masyarakat yang kekurangan (fakir miskin)
Dengan demikian elaslah bahwa mengerjakan ibadah puasa bukan hanya
menahan diri dari makan dan minum dalam waktu yang terbatas, tetapi merupakan
latihan membersihkan jiwa dari sesuatu yang dapat merusaknya, menanamkan akhlak
kesabaran dalam jiwa kaum mukminin.
Kemudian menunaikan ibadah haji. Haji adalah suatu ibadah yang menuntut
diri manusia supaya dikerjakan dengan hati, badan dan harta, waib dikerjakan dengan
penuh kesadaran dan keikhlasan hati, sebagai perwujudan iman dan taqwa kepada
Allah dan RasulNya, dan ibadah haji mempunyai keutamaan untuk memperbaiki budi
pekerti manusia yang disebut dengan pembinaan akhlak.
Demikianlah isi pokok ibadah dalam Islam yang tertuang dalam rukun Islam
yang mempunyai hubungan erat dengan pembinaan akhlak. Dan merupakan tingkatan
kesempurnaan yang harus dicapai manusia, sebagai sarana membersihkan dan
memelihara kehidupan untuk meningkatkan keimanan yang dipancarkan melalui
akhlak luhur dan mulia. Dan bagi orang yang tidak bias mengambil intisari dari
ibadah ini maka merugilah dia dan turunlah martabatnya. Oleh karena itu akhlak
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam.
2. Kepentingan Akhlak bagi Ummat
Manusia semenjak lahir ke dunia telah membawa perasaan-perasaan yang
disebut dengan fitrah manusia. Ada lima perasaan yang dibawa yaitu : "1. Perasaan

22

Agama, 2. Perasaan Intelek, 3. Perasaan Akhlak, 4. Perasaan keindahan dan 5.
Perasaan Ke-akuan".
Perasaan-perasaan ini akan tumbuh dan berkembang pada diri seseorang
seSUaI dengan keadaan yang mempengaruhinya, yaitu keadaan lingkungan, baik
keluarga, lingkungan rumah tangga, lingkungan alam dan pendidikan serta tuntunan
yang diterimanya.
Akhlak itu pun harus dipupuk dibiasakan, dipelihara, disempurnakan dan
dipimpin sesuai dengan aturan-aturan agama yang telah di contoh tauladan oleh Nabi
Muhammad Saw. Sebaga pembawa ajaran agama Islam dan menyempurnakan akhlak
manusla.
Manusia sebagai makhluk pribadi (individu) ia bebas memikirkan dan
memntingkan dirinya sendiri menurut kehendaknya. Akan tetapi manusia juga adalah
anggota masyarakat, maka dalam kebebasan berbuat untuk kepentingan pribadinya ia
sangat membutuhkan orang lain, baik perorangan maupun golongan, dengan kata lain
manusia bantuan tidak akan dapat berdiri sendiri sebagai individu, tetapi
membutuhkan bantuan dan pertolongan orang lain serta memerlukan kerjasama untuk
membina kese1amatan diri dan masyarakat.
Semakin baik manusia dalam pergaulan maka semakin terjamin keselamatan
dirinya, dengan terjaminnya kese1amatan masing-masing individu akan terjamin pula
keselamatan masyarakat. Dengan demikian individu yang satu dengan yang lainnya
harus ada penyesuaian kehendak, terutama harus memelihara tingkah laku dan
kesopanan, dimana seseorang harus berperilaku sesuai dengan kehendak dan

23

kemauan orang lain. Karena jika masing-masing orang berpedoman kepada masingmasing kepentingan dan kesenangan dirinya tanpa memikirkan dan memperhatikan
kepentingan orang lain atau dengan kata lain tidak mau menyesuaikan dengan
kehendak

masyarakat,

maka

akan

teIjadilah

kekacauan-kekacauan

dan

pemberontakan-pemberontakan dalam masyarakat yang mungkin sangat sulit untuk
diatasi.
Dengan demikian untuk mencapai untuk mencapai ketertiban, keamanan
hidup bermasyarakat sangat diperlukan tata tertib, tatakrama, sopan santun dalam
masyarakat tersebut, maka jelaslah bahwa etika, moral dan akhlakul karimah sangat
diperlukan oleh ummat manusia, baik untuk keselamatan dirinya maupun untuk
ketertiban dan perdamaian ummat manusia.
Negara yang telah dimiliki masyarakat yang berakhlak baik akan dapat
menjamin keayaannya tetapi apabila warga atau masyarakat berakhlak rusak atau
dengan kata lain merosot akhlaknya niscaya hilanglah kejayaan Negara itu dan
kacaulah yang akan teIjadi.
Demikian pula halnya dengan keadaan dunia, apabila dunia ditangani oleh
para pemimpin yang memiliki akhlakul karimah (budi pekerti) yang luhur, keadaan
dunia akan damai dan tenang karena mereka selalu mengajak ummat manusia untuk
memiliki budi pekerti yang luhur. Akan tetapi sebaliknya sejarah dunia selalu
dilumuri oleh darah peperangan, karena dunia selalu dilanda kerusuhan dan bentrokan
yang mengalirkan darah manusia. Di satu bagian dunia damai, tetapi di bagian lain
dunia bergolak. Sehingga menelan korban yang begitu besar, sampai kini manusia

24

ditelan kecemasan akan til11bulnya perang yang lebih besar lagi. Negara-negara besar
berlomba l11embuat senjata yang lebih l11utakhir untuk siap l11embela dan
l11emusnahkan lawan.
Kejadian sepel1i ini pada hakekatnya tergantung pada akhlak pemimpinpel11il11pin dunia itu sendiri yang bertindak penggerak dan pelakunya.
Seandainya pemimpin-pemimpin dari suatu Negara terdiri dari orang yang
tidak berakhlak baik, maka dia akan berbuat dan bertindak yang merugikan
bangsaObangsa lain.
Demikianlah kepentingan akhlak bagi ummat, dimana akhlakul karimah
sangat diperlukan oleh ummat manusia untuk mendapatkan keselamatan, baik untuk
diri sendiri maupun untuk masyarakat seluruhnya.

B. Remaja
1. Pengertian I'emaja

Masa remaja merupakan suatu fase dimana dalam perkembangan ini disebut
masa yang unik, dimana pada masa ini manusia mengalami suatu dinamika yang
khas, peralihan dan perubahan baik dari segi biologis maupun psikologis dengan alas
an tersebut dilihat dari berbagai sisi kehidupan remaja menjadi suatu yang menarik
untuk dikaji baik oleh para pendidik, pemikir, maupun dari pihak diri sendiri.

25

Remaja dalam bahasa latin disebut dengan kata pubertas yang berarti usia
mef\jadi

orang, 15

sedangkan kata lainnya

"pubescere" yang berarti masa

pertumbuhan rambut di daerah tulang "pusic" (diwilayah kemaluan).
Mengenai

masa rel11aja Sarlito Wirawan l11engutip pendapat yang

l11engatakan bahwa seksualitas pada rel11aja dil11ulai dengan perubahan - perubahan
tubuh dan faali yang menil11bulkan tujuan barn dari dorongan seks, yaitu : reproduksi
(keturunan). Tahap ini disebutnya fase "genital," yang l11erupakan perkel11bangan
terakhir dari tahap-tahap sebelul11nya yang belul11 bertujuan reproduktif. 16
Dra, Melli Srisulisatri Rifa'I mengemukakan tentang pengertian rel11aJa
yakni :
"Rel11aja adalah pemuda yang berada pada masa perkembangan yang
disebut masa adolesia (masa remaja menuju kedewasaan) l11asa ini merupakan taraf
perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang sudah tidak dapat
dikatakan anak kecil lagi, tapi juga belum dapat disebut orang dewasa. Taraf
perkembangan ini pada umumnya disebut masa pancaroba adalah masa peralihan dari
masa anak-anak menuju kearah kedewasaan,,17
Mengenai batas usia remaja menurut Ibu Hj. Zakiah Drajat menetapkan
batas usia remaja dari 13-21 tahun I8 Menurut Sarlito Wirawan usia 12 tahun sampai
21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Jika dibagi atas remaja
awal dan remaja akhir, maka remaja awal berada dalam usia 12/13 tahun sampai
17/18 tahun sampai 21/22 tahun

I9

Andi Mapiare, Psikologi Remaja, (Surabaya : Uasaha Nasional, 1982), h.27
Sarlito Wirawan Samono, Psikologi Remaja, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2001), h. 30 -31
17 Melli Sri Sulastri Rifa'!, Psikologi Perkembangan Remaja, (Jakarta: Bina AJ(sam, 1987),
h.1
18 Zakiab Damjat, IlmuJiwa Agama, (Jakarta: Bnlan Bintang, 1986), eet. Ke-9
19 Sarlito Wirawan, op. cit. , h. 27
15

16

26

Pada masa ini dalam segala segi dia sedang mengalami kegoncangan dan
ketidak pastian, lebih lanjut beliau menegaskan, masa remaja adalah masa yang
penuh dengan kegoncangan jiwa, masa yang berada dalam peralihan adalah jembatan
goyang yang menghubungkan l11asa anak-anak dengan masa yang l11atang berdiri
· ·20
sendlfl.

2. Problematika Remaja
Masa remaja adalah masa yang banyak menimbulkan problem baik itu bagi
dirinya sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar. Problem remaja adalah masalah
- masalah yang dihadapi para remaja sehubungan dengan adanya kebutuhan mereka
dalam rangka menyesuaikan diri terhadap lingkungan dimana remaja itu hidup dan
7j

berkembang. -

Dalam dirinya, remaja l11engalami problem individual yang disebut identitas
ego, dimana pada saat itu remaja berusaha mencari identitas dirinya dengan tidak mau
menerima keterlibatan orang lain, dalam setiap permasalahan.
Sotyan S. Willis menjelaskan bahwa
"Remaja dalam kehidupan tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan
seperti kebutuhan yang bersifat biologis, psikis, maupun yang bersifat social, maka
sehubungan dengan kebutuhan remaja tersebut timnullah berbagai problem yang
dihadapi oleh remaja-remaja". 22

21

Zakiah d。ョ|ゥセ
Op. Cit. , h. 72
Sofyan S. Willim, Problema Remaja dan Pemecahannya. (Bandung: aォウ。ョセ

22

Ibid. . h.23

20

Ke-3, h. 69

1981), eet.

27

Lebih lanjut problem-problem yng dihadapi remaja antara lain:
a. Problem penyesuaian penyesuaian diri
b. Problem beragama, terletak pada tiga hal, yaitu masalah keyakinan dan
kesadaran, pelaksanaan ajaran agama secara teratur dan masalah perubahan
tingkah laku agama
c. Problem kesehatan
d. Problem ekonomi23
Di antara problema yang dirasakan dan sekarang semakin nampak dengan
jelas ialah :
1) Pengaruh lingkungan.
Yang dimaksud lingkungan adalah dimana ia bertempat tinggal, bisa jadi
lingkungan keluarganya atau lingkungan masyarakatnya. Karena itu, perilaku
orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anal..'. 24
2) Orang tua.
Sebagaimana halnya dengan masalah penyalahgunaan narkotikalzat adiktif,
maka terdapat kesan bahwa penanganan perilaku menyimpang remaja kita tidaklah
cukup kalau hanya diserahkan kepada pihak yang berwajib. Pengertian orang tua
hendaknya diartikan dalam konteks yang luas, yaitu tidak hanya orang tua dirumah
(sebagai ayah dan ibu), melainkan juga orang tua diluar rumah (sebagai anggota
profesi lainnya). Atas dasar itulah kita semua sebagai orang tua wajib menciptakan

23

24

Ibid. hA5
Fuad Kauma, Sesuai Remaja