Aplikasi Panduan Pariwisata Berbasis Mobile Android di Kota Bandung dan Sekitarnya

(1)

APLIKASI PANDUAN PARIWISATA

BERBASIS MOBILE ANDROID

DI KOTA BANDUNG DAN SEKITARNYA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata 1) Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

LIA YULIANTI 1.05.09.339

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2013


(2)

APLIKASI PANDUAN PARIWISATA BERBASIS MOBILE ANDROID DI KOTA BANDUNG DAN SEKITARNYA

LIA YULIANTI NIM. 1.05.09.339

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal : ____________________

Menyetujui, Pembimbing

Yasmi Afrizal, S.Kom., M.Kom. NIP. 4127.70.26.011

Dekan Fakultas Ketua Program Studi Teknik dan Ilmu Komputer Sistem Informasi

Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir.,M.Sc Syahrul Mauluddin, S.Kom M.Kom NIP. 4127.70.015 NIP. 4127.70.26.021


(3)

SURAT KETERANGAN

PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF

Bahwa yang bertandatangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :

“Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, (31 Juli 2013)

Penulis, KA SUB BAGIAN UMUM

DAN KEPEGAWAIAN

Lia Yulianti Hj. Euis Nellawati, SH, MM

NIM. 1.05.09.339 NIP. 19610427.198903.2.003

Mengetahui, Pembimbing

Yasmi Afrizal, S.Kom., M.Kom NIP. 4127.70.26.011

Catatan :

Bila keberatan dengan di-online-kan misalkan data instansi di BAB III/ di Bab yang mencantumkan data perusahaan, ketikan pada catatan ini.


(4)

vi LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK ………... i

ABSTRACT ………. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR GAMBAR ………... xiii

DAFTAR TABEL ……… xvii

DAFTAR SIMBOL ………. xix

BAB I. PENDAHULUAN ………... 1

1.1.Latar Belakang Penelitian ……… 1

1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah ……….. 3

1.2.1.Identifikasi Masalah ………... 4

1.2.2.Rumusan Masalah ……….. 4

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian ………. 5

1.4.Kegunaan Penelitian ……… 5

1.4.1.Kegunaan Akademis ………... 6

1.4.2.Kegunaan Praktis ……… 6

1.5.Batasan Masalah ……….. 7


(5)

vii

BAB II. LANDASAN TEORI ……… 10

2.1. Aplikasi ……… 10

2.2. Pariwisata ………. 10

2.2.1. Pelaku Pariwisata ………... 12

2.2.2. Struktur Administrasi Pariwisata ………... 16

2.2.3. Peraturan Perundang-undangan ………. 17

2.3. Android ………. 18

2.3.1. Sejarah Android ………. 18

2.3.2. Arsitektur Android………. 20

2.3.3. Komponen Aplikasi Android………. 22

2.3.4. Versi Android………. 23

2.4. Google Maps……… 26

2.5. Konsep Perancangan Beroirientasi Objek ……… 27

2.5.1 Object / Objek ………. 27

2.5.2. Class / Kelas ……….. 28

2.5.3. Attribute / Atribut ………... 29

2.5.4. Operation / Operasi ……… 30

2.5.5. Inheritance / Pewarisan ……….. 31

2.5.6. Polymorphisme / Kebanyakan ………... 32

2.5.7. Encapsulation / Pembungkusan ……… 32

2.5.8. Responsibilities / Tanggung Jawab ……… 33


(6)

viii

BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN ………... 38

3.1. Objek Penelitian ………... 38

3.1.1. Sejarah Perusahaan ……… 38

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ……….. 40

3.1.3. Struktur Organisasi ……… 41

3.1.4. Deskripsi Tugas ………. 43

3.2. Metode Penelitian ……… 44

3.2.1. Desain penelitian ……… 45

3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ……… 45

3.2.2.1. Sumber Data Primer ……….. 45

3.2.2.2. Sumber Data Sekunder ……….. 46

3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem …… 46

3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem ……… 47

3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem ……….. 47

3.2.3.3. Alat Bantu Analisi dan Perancangan ………. 51

3.2.4. Pengujian Perangkat Lunak ……… 53

BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ……….. 55

4.1. Analisis Sistem yang sedang Berjalan ………. 55


(7)

ix

4.1.1.1. Use Case Diagram ………. 56 a. Use Case Diagram yang sedang Berjalan … 56 4.1.1.2. Activity Diagram ……… 62 a. Activity Diagram Pencarian ……….. 62 b. Activity Diagram Melihat Kategori Wisata .. 63 c. Activity Diagram Melihat Peta ………. 64 d. Activity Diagram Mengolah Data Objek

Wisata ………...

65

4.1.2. Evaluasi Sistem yang sedang Berjalan ……… 66 4.2. Perancanga Sistem ………... 67 4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem ……….. 67 4.2.2. Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan ……….. 67 4.2.3. Perancangan Prosedur yang Diusulkan ……….. 67 4.2.3.1. Use Case Diagram ………. 69 4.2.3.2. Activity Diagram ……… 79 a. Activity Diagram Mengolah Data Wisata .. 78 b. Activity Diagram Melihat Informasi Wisata . 81 c. Activity Diagram Melihat Rute ………. 82 d. Activity Diagram Melihat Pencarian Wisata 83 e. Activity Diagram Peta Wisata ……….. 84 f. Activity Diagram Melihat Informasi

Tranfotasi ...

85


(8)

x

4.2.3.4. Sequence Diagram ………. 88

a. Sequence Diagram Mengolah Data Wisata 89 b. Sequence Diagram Wisata ………... 90

c. Sequence Diagram Search ……… 91

d. Sequence Diagram Peta ……… 91

e. Sequence Diagram Transportasi …………... 92

f. Sequence Diagram About Us ……… 93

4.2.3.5. Deployment Diagram ………. 93

4.2.4. Perancangan Antarmuka ………... 94

4.2.4.1.Perancangan Antarmuka Frontend Application ………. 95 4.2.4.2.Perancangan Antarmuka Backend Application……… 104 4.2.5. Perancangan Arsitektur Jaringan ………... 110

BAB V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM …………... 112

5.1. Implementasi ……… 112

5.1.1. Implementasi Perangkat Lunak ……….. 112

5.1.2. Implementasi Perangkat Keras ……….. 113

5.1.3. Implementasi Basis Data ……… 113

5.1.4. Implementasi Class ……… 114


(9)

xi

5.1.5.1. Antarmuka Aplikasi Frontend ………... 116

5.1.5.2. Antarmuka Aplikasi Backend ……… 126

5.2. Pengujian ……….. 134

5.2.1. Rencana Pengujian……….. 135

5.2.2. Kasus dan Hasil Pengujian ………. 136

5.2.2.1 Pengujian Pilih Menu Wisata ………. 136

5.2.2.2 Pengujian Pilih Kategori Wisata ……… 137

5.2.2.3 Pengujian Pilih List Wisata ……… 137

5.2.2.4 Pengujian Rute Wisata ……….. 138

5.2.2.5 Pengujian Search Wisata ……….. 139

5.2.2.6 Pengujian Peta Wisata ……….. 140

5.2.2.7 Pengujian Transportasi ………. 140

5.2.2.8 Pengujian About Us Wisata ……… 141

5.2.2.9 Pengujian Login Admin ………. 142

5.2.2.10 Pengujian Tambah Data ………. 143

5.2.2.11 Pengujian Edit Data ………. 144

5.2.2.12 Pengujian Hapus Data ………. 144

5.2.2.13 Pengujian Pencarian Data ……… 145

5.2.2.14 Pengujian Lihat Data ……… 146

5.2.3. Kesimpulan Hasil Pengujian ……… 146

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ……… 147

6.1. Kesimpulan ……….. 147


(10)

(11)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun Laporan Skripsi yang berjudul “APLIKASI PANDUAN PARIWISATA BERBASIS MOBILE ANDROID DI KOTA BANDUNG DAN SEKITARNYA” yang telah sesuai dengan tujuan dan tepat pada waktunya. Penyusunan Laporan Sripsi ini merupakan salah satu syarat sidang dalam menyelesaikan Program Studi Sistem Informasi Jenjang Strata Satu di Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dalam isi maupun penyajiannya dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu adanya saran dan kritik untuk dapat menyempurnakan laporan skripsi ini sangat peneliti harapkan.

Dalam menyelesaikan laporan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan baik berupa moril serta materil hingga terselesaikannya Laporan Skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:


(12)

iv

2. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indanesia.

3. Prof. Dr. Ir. H. Denie Kurniadi, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.

4. Syahrul Mauluddin, S.Kom., M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.

5. Diana Effendi, ST, MT selaku wali dosen

6. Yasmi Afrizal, S.Kom., M.Kom selaku dosen pembimbing

7. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu kepada penulis mudah-mudahan ilmu yang diajarkan bermanfaat dan menjadi amal kebaikan.

8. Doni dan seluruh staff dan karyawan/i Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.

9. Seluruh staff dan karyawan/i Dinas Kota Bandung.

10. Ibunda dan Ayahanda serta kakak-kakak tercinta yang tanpa batas memberikan kasih sayang serta doa kepada penulis.“Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, dan cintai mereka, sebagaimana mereka telah mendidikku sewaktu aku masih kecil”.

11. Special thanks to Alfi Yudha Khadami atas kebersamaannya selama ini yang selalu memberikan perhatian dan dukungan, terimaksih untuk semuanya.


(13)

v

12. Sahabat-sahabatku Diyan, Shanty, Rahma terimakasih atas dukungannya, bantuan dan do’anya pada Penulis.

13. Untuk sahabat-sahabat comic 8 Dianti, Tesa, Upi, Putri, Fiana, Fitri, Rian, Riandi dan seluruh teman MI-8 Angkatan 2009 terima kasih atas dukungan, bantuannya dan kebersamaannya selama ini.

14. Untuk Kang Sandi, A Egi, Aziz, Ahmad dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Skripsi ini.

15. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu terima kasih atas dorongan, do’a, serta motivasi yang sangat berharga bagi penulis.

Akhir kata, semoga laporan skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis. Wassalam…

Bandung, Juli 2013


(14)

Buku:

Prof. Dr. I Gde Pitana, M.Si. dan Ir. Putu G. Gayatri M.Di. 2005. Sosiologi Pariwisata. ANDI. Yogyakarta.

Janianton Damanik dan Helmut F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata. ANDI. Yogyakarta.

onathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Dr. Juliansyah Noor,S.E.,M.M. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Nazruddin Safaat H. 2012. Android Pemograman Aplikasi Mobile Smartphone

dan Tablet Pc Berbasis Android. Informatika. Bandung.

Roger S Pressman. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi. ANDI. Yogyakarta

Dr Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Cv Alfabeta. Bandung.

Sutarman. 2007. Membangun Aplikasi Web dengan PHP MySQL. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Tim Peneliti dan Pengembangan Wahana Komputer. 2005. Pengembangan Web di Linux dengan Apache, Mysql, dan PHP (LAMP). Salemba Infotek. Jakarta.

Drs.Wardiyanta, M.Hum. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. ANDI. Yogyakarta.

Yasmi Afrizal dan Wahyuni. 2013. Rekayas Perangkat Lunak. Unikom. Bandung.

Karya Ilmiah:

Baban Bakti Nugraha. 2012. Aplikasi Layanan Informasi Transportasi Umum Kota Bandung Berbasis Android. 53-56.


(15)

Website:

http://era.nih.gov/docs/rup_fundamentals.htm http://maps.google.com


(16)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah membawa manusia memasuki kehidupan yang berdampingan dengan teknologi dan informasi, yang berdampak pada sebagian orang untuk meninggalkan proses pencarian informasi secara manual yang membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan informasi. Dengan teknologi informasi yang berkembang pesat pengelolaan informasi dapat dilakukan secara lebih efektif dan efesien.

Teknologi Informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, seperti memasukan, menyimpan, memanipulasi data sehingga menjadi sebuah informasi yang berguna bagi banyak orang. Seiring dengan berkembang teknologi yang tidak ada habisnya, hal itu menjadi sebuah peluang besar bagi para pengembang Teknologi Informasi apalagi saat ini teknologi handphone berkembang sangat signifikan.

Perkembangan perangkat mobile yang banyak dibicarakan saat ini adalah android. Android merupakan Operating System(OS) yang berjalan pada perangkat mobile dan bersifat open source. Sistem operasi ini telah men-support berbagai tools dan API untuk pembuatan program mobile termasuk dalam pengaksesan google maps.


(17)

2

Sebagian besar orang telah bergantung pada mobile device untuk memperoleh informasi. Informasi merupakan kebutuhan utama bagi sebagian besar manusia. Dengan menggunakan perangkat bergerak (mobile device), informasi bisa didapatkan dimanapun dalam waktu singkat salah satu diantaranya yaitu Informasi Pariwisata.

Menurut I Gde Pitana dan Putu G. Gayatri (2005:91) Pariwisata adalah suatu aktivitas yang kompleks, yang dapat dipandang sebagai suatu sistem yang besar, yang mempunyai berbagai komponen, seperti ekonomi, ekologi, politik, sosial, budaya, dan seterusnya..

Bandung merupakan ibukota Provinsi Jawa Barat ialah kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada jaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Paris van Java karena keindahannya, menyebabkan banyak orang dari berbagai penjuru baik itu dari Indonesia maupun dunia datang untuk melihat langsung keanekaragaman objek wisata yang merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata.

Kota Bandung sebagai salah satu tujuan wisata yang memiliki beberapa jenis wisata yaitu wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata religi, wisata kuliner, wisata belanja dan masih banyak jenis wisata lainnya. Hal ini merupakan suatu daya tarik para wisatawan mancanegara dan domestik untuk melakukan kunjungan ke Kota Bandung.


(18)

akan tetapi masih ada wisatawan yang mengalami kesulitan dalam proses pencarian lokasi wisata di Kota Bandung. Sehingga masih banyak lokasi wisata yang masih sepi dari kunjungan wisatawan. Tentu saja ini berakibat pada perkembangan lokasi wisata tersebut. Ditambah lagi dengan kondisi lalu-lintas di Kota Bandung yang relatif padat. Tentu saja akan menghabiskan banyak waktu untuk menuju lokasi wisata tersebut, sehingga waktu akan terbuang sia-sia selama diperjalanan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengusulkan suatu rancangan aplikasi untuk membantu wisatawan dalam menemukan lokasi wisata di Kota Bandung. Aplikasi ini nantinya dapat memberikan informasi lokasi wisata, seperti deskripsi singkat, alamat harga, dan fasilitas yang tersedia di lokasi wisata tersebut. Tidak hanya itu, aplikasi wisata juga dapat menampilkan peta yang dapat membantu wisatawan dalam menemukan rute terdekat menuju lokasi wisata yang akan dituju melalui Google Maps APIs. Aplikasi ini dapat diakses secara online dan dapat berjalan pada perangkat mobile yang memiliki sistem operasi Android. Adapun judul penulisan tersebut adalah “Aplikasi Panduan Pariwisata Berbasis Mobile Android di Kota Bandung dan Sekitarnya ”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, adapun isi dari identifikasi dan rumusan masalah yang di maksud adalah sebagai berikut:


(19)

4

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam proses pencarian informasi wisata kurang efesien karena pengguna harus mengakses informasi wisata dengan membuka desktop browser dimana dalam proses pencariannya memerlukan waktu yang cukup lama dan hasil yang diberikan tidak langsung sesuai dengan keinginan pengguna.

2. Belum tersedia fasilitas rute dimana pengguna kesulitan dalam proses pencarian lokasi wisata.

3. Belum maksimalnya aplikasi panduan pariwisata pada desktop browser.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penulis merumuskan hal-hal yang harus dianalisis diantaranya :

1. Bagaimana aplikasi panduan pariwisata yang sedang berjalan

2. Bagaimana merancang sistem panduan pariwisata berbasis mobile android di Kota Bandung dan sekitarnya.

3. Bagaimana membangun aplikasi panduan pariwisata berbasis mobile android di Kota Bandung dan sekitarnya.

4. Bagaimana melakukan pengujian aplikasi panduan pariwisata berbasis mobile andrioid di Kota Bandung dan sekitarnya.


(20)

Maksud penelitian ini adalah membangun sebuah aplikasi mobile panduan pariwisata Kota Bandung dan sekitarnya untuk dapat diimplementasikan pada masyarakat khususnya wisatawan, dan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang Pendidikan Program S1 (Strata 1) Jurusan Sistem Informasi pada Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan rancangan aplikasi panduan pariwisata berbasis mobile android Kota Bandung dan sekitarnya.

2. Menghasilkan perangkat lunak aplikasi panduan pariwisata berbasis mobile android Kota Bandung dan sekitarnya.

3. Menghasilkan aplikasi panduan pariwisata berbasis mobile android Kota Bandung dan sekitarnya yang layak, efektif dan efesien.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis diharapkan mempunyai dampak yang positif dan berguna dalam bidang akademis dan praktis. Manfaat-manfaat tersebut antara lain:


(21)

6

1.4.1 Kegunaan Akademis

a. Bagi Pengembang Ilmu

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi pengembang lainnya terutama mengenai pembuatan aplikasi mobile android. b. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti lain atau para akademis yang akan mengkaji di sistem yang sama sebagai referensi di dalam penulisan.

c. Bagi Penulis

Menambah dan memperkaya wawasan mengenai pemahaman tentang penerepan aplikasi mobile android dan meningkatkan pengetahuan teori yang didapat dalam perkuliahan dan diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya perbaikan masalah yang terkait dengan panduan pariwisata dan memberikan masukan Kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.


(22)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai panduan dan informasi mengenai pariwisata yang ada di Kota Bandung.

1.5 Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah tetap berada dalam batasan yang diinginkan dan tidak menyimpang terlalu jauh melewati batas yang akan dibahas dari permasalahan sebenarnya, maka diperlukan sebuah pembatasan. Adapun batasan masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah :

1. Penelitian dilakukan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung mengenai pariwisata.

2. Informasi mengenai pariwisata hanya mencakup wisata alam, wisata keluarga, wisata pendidikan dan wisata rohani, wisata belanja, wisata seni, wisata gedung sejarah, wisata sovenir, wisata kuliner. 3. Aplikasi ini hanya menampilkan informasi wisata saja berupa nama

wisata, kategori wisata, alamat wisata, harga tiket masuk lokasi wisata, detail wisata, rute, peta dan informasi kendaraan angkutan umum di Kota Bandung.

4. Sebagian informasi, data atau sampel dari lokasi wisata Kota Bandung merupakan data sekunder, yaitu data yang diambil melalui


(23)

8

berbagai sumber seperti dinas pariwisata, badan statistik internet, buku, laporan jurnal, dan menampilkan rute

5. Aplikasi ini dibuat di atas platform Android sehingga hanya dapat dijalankan pada mobile device yang menggunakan platform Android versi 4.0

6. Tools yang diguunakan untuk membangun aplikasi ini adalah IDE Eclipse, Android Develpment Tools versi 4.0

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi objek penelitian dilaksanakan di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung yang beralamat Jalan jendral Ahmad Yani No. 277 Bandung.

Waktu penelitian ini berlangsung dari tanggal 16 Februari 2013 hingga selesai. Adapun jadwal mengenai kegitanan yang penulis lakukan digambarkan pada table dibawah ini.


(24)

No Kegiatan

Tahun 2013

Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Business Modeling

2 Requirement

3 Analysis and Design

4 Implementation

5 Test

6 Deployment

7 Configuration and change management 8 Project management


(25)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Aplikasi

Sumber Wikipedia (17:04:2013) Perangkat lunak aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna. Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna. Contoh utama perangkat lunak aplikasi adalah pengolah kata, lembar kerja, dan pemutar media.

2.2 Pariwisata

Menurut I Gde Pitana dan Putu G. Gayatri (2005:91) Pariwisata adalah suatu aktivitas yang kompleks, yang dapat dipandang sebagai suatu sistem yang besar, yang mempunyai berbagai komponen, seperti ekonomi, ekologi, politik, social, budaya, dan seterusnya.

Sebagaimana dikatakan oleh Mill and Morrison (1985: xix), pariwisata adalah sistem dari berbagai elemen yang tersusun seperti sarang laba-laba: “like a spider’s web-touch one part of it and reverberations wll be felt thoughout” (dikutip dari Fennel, 199: 4).


(26)

Pariwisata sebagai suatu sistem juga dijelaskan oleh Fennel (1999), yang memandang pariwisata sebagai :

… the interrelated system that includes tourists and the associated services that are provided and utilized (facilities, attractions, transportation, and accommodation) to and it movement” (1999:4).

Model sistem pariwisata secara sederhana diusulkan oleh Leiper (1979), yang menyebutkan bahwa sistem pariwisata terdiri dari atas tiga komponen utama, yaitu:

1. Daerah asal (origin)

2. Daerah tujuan (destination) 3. Daerah antara (routes perjalanan).

Secara sederhana sistem pariwisata menurut Leiper digambarkan seperti terlihat pada Gambaar 2.1.


(27)

12

Gambar 2.1 Sistem Pariwisata menurut Leiper (1979)

2.2.1 Pelaku Pariwisata

Di dalam pasar wisata banyak pelaku yang terlibat. Meskipun peran mereka berbeda-beda, tetapi mutlak harus diperhitungkan dalam perencanaan pariwisata.

1. Wisatawan

Menurut Janianton Damanik & Helmut (2006:19) Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan.

Departing Tourists

Returning Tourists TOURIST GENERATIO

NG REGION

Transit

Routes

Tourists arriving and staying

TOURIST DESTINATION REGION


(28)

2. Industri Pariwisata

Menurut Janianton Damanik & Helmut (2006:20) Industri pariwisata artinya semua usaha yang menghasilkan barang dan jasa bagi pariwisata (Freyer, 1993:121). Mereka dapat dikelompokan ke dalam dua golongan utama berikut ini:

a. Pelaku langsung yaitu usaha-usaha wisata yang menawarkan jasa secara langsung kepada wisatawan atau yang jasanya langsung dibutuhkan oleh wisatawan. Termasuk dalam kategori ini adalah hotel, restoran, biro perjalanan, pusat informasi wisata, atraksi hiburan, dll. Secara faktual hotel menjadi pihak paling utama yang bersentuhan langsung dengan wisatawan, kemudian diikuti oleh biro perjalanan.

b. Pelaku tidak langsung, yakni usaha yang mengkhususkan diri pada produk-produk yang secara tidak langsung mendukung pariwisata, misalnya kerajinan tangan, penerbit buku atau lembar panduan wisata, dll.

Pelaku terdepan dalam kedua kelompok ini adalah tenaga kerja, karena yang akan menjadi penanggungjawab kualitas layanan di hotel, di biro perjalanan, di restoran, maupun usaha kerajinan.

3. Pendukung Jasa Wisata

Disamping itu masih ada lagi pelaku lain yang disebut pendukung jasa wisata. Kelompok ini adalah usaha yang tidak secara khusus menawarkan produk dan jasa wisata tetapi sering kali bergantung pada wistawan sebagai pengguna


(29)

14

jasa fotografi, jasa kecantikan, olahraga, usaha bahan pangan, penjualan BBM, dan sebagainnya.

4. Pemerintah

Pemerintah mempunyai otoritas dalam pengaturan, penyediaan, dan peruntukan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan pariwisata. Pemerintah bertanggungjawab dalam menentukan arah yang dituju pejalanan pariwisata. Kebijakan makro yang ditempuh pemerintah merupakan panduan bagi stakeholder yang lain di dalam memainkan peran masing-masing. Beberapa peran yang mutlak menjadi tanggungjawab pemerintah adalah sebagai berikut:

a. Penegasan dan konsistensi tentang tata-guna lahan untuk pengembangan kawasan wisata, termasuk kepastian hak kepemilikan sistem persewaan, dan sebagainya.

b. Perlindungan lingkungan alam dan cagar budaya untuk mempertahankan daya tarik objek wisata, termasuk aturan pemanfaatan sumberdaya lingkungan tersebut.

c. Penyediaan infrastruktur (jalan, pelabuhan, bandara, dan angkutan pariwisata).

d. Fasilitas fiskal, pajak, kredit, dan izin usaha yang tidak rumit agar masyarakat lebih terdorong untuk melakukan wisata dan usaha-usaha pariwisata semakin cepat berkembang.


(30)

e. Keamanan dan kenyamanan berwisata melalui penugasan polisi khusus pariwisata di kawasan-kawasan wisata dan uji kelayakan fasilitas wisata (kendaraan, jembatan, dll).

f. Jaminan kesehatan di daerah tujuan wisata melalui sertifikasi kualitas lingkungan dan mutu barang yang digunakan wisatawan.

g. Penguatan kelembagaan pariwisata dengan cara memfasilitasi dan memperluas jaringan kelompok dan organisasi kepariwisataan.

h. Pendampingan dalam promosi wisata, yakni perluasasn dan internsifikasi jejaring kegiatan promosi di dalam dan luar negeri.

i. Regulasi persaingan usaha yang memungkinkan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk berusaha di sektor pariwisata melindungi UKM wisata, mencegah perang tarif dan sebagainya.

j. Pengembangan sumberdaya manusia dengan menerapkan sertifkasi kompetensi tenaga kerja pariwisata dan akreditasi lembaga pendidikan pariwisata.

5. Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal, terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata, menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata, karena sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Pengolahan lahan pertanian secara tradisional seperti di bali, upacara adat, kerajinan tangan dan kebersihan merupakan beberapa contoh peran yang memberikan daya tarik bagi pariwisata.


(31)

16

6. Lembaga Swadaya Masyarakat

Banyak LSM, baik lokal, regional, maupun internasional yang melakukan kegiatan di kawasan wisata. Bahkan jauh sebelum pariwisata berkembang, organisasi non-pemerintah ini sudah melakukan aktivitasnya baik secara partikuler maupun bekerjasama dengan masyarakat. Kadang-kadang fokus kegiatan mereka dapat menjadi salah satu daya tarik wisata, seperti proyek WWF untuk perlindungan Orang Utan di Kawasan bahorok, seperti Sumatera Utara atau Tanjung Puting, Kalimatan Selatan. Kelompok Pecinta Lingkungan, Walhi, asosiasi-asosiasi kekerabatan yang masih hidup di dalam komunitas lokal juga merupakan pelaku tidak langsung dalam pengembangan pariwisata.

2.2.2 Struktur Administrasi Pariwisata

Disamping pembangunan berkelanjutan, perencanaan pariwisata juga mempunyai dasar pijakan yang kuat lainnya, yakni adanya struktur administrasi pariwisata yang formal dan banyak melakukan kebijakan dan program yang terkait dengan pariwisata.

1. Departmenen Pariwisata 2. Dinas Pariwisata Daerah

3. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) 5. Kementrian Lingkungan Hidup


(32)

7. Departmenen Pendidikan nasional 8. Departmenen Perhubungan

9. Departmenen Pertanian dan Kehutanan

10. Industri Kepariwisataan (PHRI, ASITA, HPI, Asosasi Penyelenggara MICE, dsb)

11. Lembaga-lembaga Studi Kepariwisataan 12. Lembaga Swadaya Masyarakat

13. Lembaga Keuangan

2.3.3 Peraturan Perundang-undangan

Kebutuhan perencanaan pariwisata juga didasari oleh berbagai peraturan perundangan-undangan. Peraturan tersebut memberikan arahan bagi setiap pelaku pariwisata untuk mengembangkan kegiatan pariwisata. Dukungan politik pemerintah sangat penting dalam hal ini dan telah ditegaskan misalnya di dalam Rencana Strategis Nasional yang meneteapkan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan ekonomi, khususnya untuk menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan dan pemberdayaan ekonomi rakyat, pelestarian budaya, dll. Jelas bahwa implikasi dari penegasan itu adalah perlunya perencanaan dan penyusunan program-program yang operasional untuk mencapai sasaran yang ditentukan.

Sebelum rencana strategis dihasilkan maka perlu disusun suatu Rencana Induk (Master plan) Pariwisata Nasional yang mampu memetakan potensi, eksistensi, dan kecenderungan pengembangan pariwisata nasional. Di dalam


(33)

18

master plan ini lah sebenarnya dapat dilihat skenario-skenario dan program-program pengembangan kepariwisataan secara menyeluruh.

Undang-undang Kepariwisataan yang mengatur usaha wisata dan pemanfaatan sumberdaya pariwisata juga menjadi bahan pertimbangan lain dalam menyusun perencanaan pariwisata. Undang-Undang No. 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan. Sayang sekali undang-undang ini tidak mengatur maslah perencanaan yang sebenarnya sangat elementer dalam pembangunan pariwisata. Meskipun undang-undang ini lebih banyak mengatur urusan usaha wisata, namun ia dapat dijadikan sebagai basis perencanaan pengembangan produk atau penataan organisasi kepariwisataan. Salah satu pesan undang-undang ini adalah penegasan tentang partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan usaha pariwisata, pemanfaatan, dan konservasi peninggalan budaya secara berkelanjutan.

2.3 Android

Menurut Nazruddin Safaat H (2012:1) Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka.

2.3.1 Sejarah Android

Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan open source pada perangkat mobile. Di lain pihak, Google merilis kode-kode Android di bawah


(34)

lisensi Apache, sebuat lisensi perangkat lunak dan open platform perangkat selular.

Sekitar September 2007 Google mengenalkan Nexus One, salah satu jenis smartphone yang menggunakan Android sebagai sistem operasinya. Telepon selular ini diproduksi oleh HTC Corporation dan tersedia di pasaran pada 5 selular ini diproduksi oleh HTC Corporation dan tersedia di pasaran pada 5 Januari 2010.

Pada 9 Desember 2008, diumumkan anggota baru yang bergabung dalam program kerja Android ARM Holdingd, Atheros Communicatons, diproduksi oleh Asustek Computer Inc, Garmin Ltd, Softbank, Sony Ericsson, Toshiba Corp, dan Vodafone Group Plc. Seiring pembentukan Open Handset Alliance, OHA mengumumkan produk perdana mereka, Android, perangkat mobile uang merupakan modifikasi kernel Linux 2.6. sejak Android dirilis telah dilakukan berbagai pembaruan berupa perbaikan bug dan penambahan fitur baru.

Pada masa saat ini sebagian besar vendor-vendor smartphone sudah memproduksi smartphone berbasis android, vendor-vendor ini antara lain HTC, Motorola, Samsung, LG, HKC, Huawei, Archos, Webstation Camangi, Dell, Nexus, SciPhone, WayteQ, Sony Ericsson, Acer, Philips, T-Mobile, Nexian, IMO, Asus dan masih banyak lagi vendor smartphone di dunia yang memproduksi android. Hal ini, karena android itu adalah sistem operasi yang open source sehingga bebas didistribusikan dan dipakai oleh vendor manapun.


(35)

20

2.3.2 Arsitektur Android

Secara garis besar arsitektur Android dapat dijelaskan dan digambarkan sebagai berikut

1. Applications dan Widgets

Applications dan Widgets ini adalah layer dimana kita berhubungan dengan aplikasi saja dimana biasanya kita download aplikasi kemudian dengan kita lakukan instalasi dan jalankan aplikasi tersebut. Di layer terdapat aplikasi inti termasuk klien email, program SMS, kalender, peta, browser, kontak, dan lain-lain. Semuanya aplikasi ditulis menggunakan bahasa pemrograman Java. 2. Applications Frameworks

Android adalah “Open Development Platform” yaitu Android menawarkan kepada pengembangnya atau member kemampuan kepada pengembang untuk membangun aplikasi yang bagus dan inovatif. Pengembang bebas untuk mengakses perangkat keras, akses informasi resources, menjalankan service background, mengatur alarm, dan menambahkan status notifications, dan sebagainya. Pengembang memliki akses penuh menuju API framework seperti yang dilakukan oleh aplikasi yang kategori inti. Arsitektur aplikasi dirancang supaya kita dengan mudah dapat menggunakan kembali komponen yang sudah digunakan (reuse). Komponennya meliputi views, Content Provider, Resource Manager, Notification Manager, Activity Manager.

3. Libraries

Libraries ini adalah layer dimana fitur-fitur Android berada, biasanya para pembuat aplikasi mengakses libraries untuk menjalankan aplikasinya.


(36)

Berjalan diatas kernel, Layer ini meliputi berbagai library C/C++ inti seperti Libc dan SSL, serta:

a. libraries media untuk pemutaran media audio dan video, b. libraries untuk manajemen tampilan,

c. librariesGraphics mencakup SGL dan OpenGL untuk grafis 2D dan 3D, d. libraries SQLite untuk dukungan database,

e. libraries LiveWebcore mencakup modern web browser dan security, f. libraries 3D yang mencakup implementasi OpenGL ES 1.0 API‟s. 4. Android Run Time

Layer yang membuat aplikasi Android dapat dijalankan di mana dalam prosesnya menggunakan Implementasi Linux. Dalvik Virtual Machine (DVM) merupakan mesin yang membentuk dasar kerangka aplikasi Android. Di dalam Android Run Timae dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Core Libraries merupakan Aplikasi Android dibangun dalam bahasa java, sementara Dalvik sebagai virtual mesinnya bukan virtual Machine Java, sehingga diperlukan sebuah libraries yang berfungsi untuk menerjemahkan bahasa java/c yang ditangani oleh Core Libraries.

b. Dalvik Virtual machine meruapakan Virtual mesin berbasis register yang dioptimalkan untuk menjalankan fungsi-fungsi secara efesien, di mana merupakan pengembangan yang mampu membuat linux kernel untuk melakukan threading dan manajemen tingkat rendah.


(37)

22

5. Linux Kernel

Linux Kernel adalah layer di mana inti dari operating sistem dari Android itu berada. Berisi file-file system yang mengatur sistem processing, memory, resourse, drivers, dan sistem-sistem operasi android lainnya. Linux kernel yang digunakan android adalah linux kernel relase 2.6.

Gambar 2.2 Arsitektur Android

2.3.3 Komponen Aplikasi Android

Aplikasi Android ditulis dalam bahasa pemrograman java. Kode java dikompliasi bersama dengan data file resource yang dibutuhkan oleh aplikasi di mana prosesnya di package oleh tools yang dinamakan “apt tools” ke dalam paket Android sehingga menghasilkan file dengan ekstensi apk. File apk itulah yang kita


(38)

sebut dengan aplikasi, dan nantinya dapat di install di perangkat mobile. Ada enam jenis komponen pada aplikasi Android yaitu:

a. Activities

Suatu activity akan menyajikan user interface (UI) kepada pengguna, sehingga pengguna dapat melakukan interaksi. Banyaknya activity tergantung pada tujuan aplikasi dan desain dari aplikasi tersebut.

b. Service

Service tidak memiliki Graphic User Interface (GUI), tetapi service berjalan secara background. Service dijalankan pada thread utama dari proses aplikasi. c. Broadcast Receiver

Broadcast receiver berfungsi menerima dan bereaksi untuk menyampaikan notifikasi.

d. Content Provider

Content provider membuat kumpulan suatu aplikasi data secara spesifik sehingga bisa digunakan oleh aplikasi lain. Data disimpan dalam file system seperti databse SQLite. Content provider menyediakan cara untuk mengakses data yang dibutuhkan oleh suatu activity.

2.3.4 Versi Android

Telepon pertama yang memakai sistem operasi Android adalah HTC Dream, yang dirilis pada 22 Oktober 2008. Pada penghujung tahun 2010 diperkirakan hamper semua vendor seluler di dunia menggunakan Android sebagai operating system. Adapun versi-versi Android yang pernah dirilis adalah sebagai berikut:


(39)

24

1. Android versi 1.1

Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaharuan estetis pada aplikasi, jam, alarm, voice search (pancairan suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.

2. Android versi 1.5 (Cupcake)

Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis telepon selular dengan menggunakan Android dan SDK (Software development Kit) dengan versi 1.5 (Cupcake). Terdapat beberapa pembaharuan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, meng-upload video ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan system.

3. Android versi 1.6 (Donut)

Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menapilkan proses pencarian yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, penggunaan baterai indicator dan control applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus; kamera,, camcorder, dan text-to-speech engine, kemampuan dial kontak, teknologi text to change speech (tidak tersedia pada semua ponsel, pengadaan resolusi VWGA.


(40)

4. Android versi 2.0/2.1 (Éclair)

Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android dengan versi 2.0/2.1 (Éclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1.

5. Android versi 2.2 (Froyo : Frozen Yoghurt)

Pada bulan Mei 2010 Android versi 2.2 Rev 1 diluncurkan. Android inilah yang sekarang sangat banyak beredar di pasaran, salah satunya inilah dipakai di Samsung FX tab yang sudah dip saran. Fitur yang tersedia di Android versi inii sudah kompleks di antaranya adalah:

a. Kerangka aplikasi memungkinan pengguna dan penghapusan komponen yang tersedia.

b. DalvikVirtual Machine dioptimalkan untuk perangkat mobile. c. Grafik, grafik di 2D dan grafis 3D berdasarkan libraries OpenGL d. SQLite untuk penyimpanan data.

e. Mendukung media : audio, video, dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF)

f. GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, dan WiFi (hardware independent)

g. Kamera, Global Positioning system (GPS), kompas, dan accelerometer (tergantung hardware).


(41)

26

6. Android versi 2.3 (Gingerbread)

Android versi 2.3 diluncurkan pada Desember 2010, hal-hal yang direvisi dari versi sebelumnya adalah kemampuan adalah SIP-based VoIp, Near Field Communications (NFC), Gyroscope dan sensor, Multiple cameras support, mixable audio effect, Downnload manager.

7. Android versi 3.0 (Honeycomb)

Dirilis Februari 2011 sebagai amdroid 3.0 revisi 1 serta android versi 3.0 revision 2 telah dirilis pada juli 2011.

8. Android versi 3.1

Dirilis Mei 2011 sedangkan android 3.1 versi 2 juga dirilis mei 2011, serta android 3.1 revision 3 dirilis pada Juli 2011.

9. Android versi 3.2 Dirilis Juli 2011 10. Android versi 4.0

Dirilis November 2011 2.4 Google Maps

Menurut Wikipedia (17:04:2013) Google Maps adalah sebuah jasa peta globe virtual gratis dan online disediakan oleh Google dapat ditemukan di http://maps.google.com. Ia menawarkan peta yang dapat diseret dan gambar satelit untuk seluruh dunia

Google Maps merupakan Peta Online atau Membuka peta secara online. kini dapat dilakukan secara mudah melalui servis gratis dari Google ini. Bahkan,


(42)

servis ini menyediakan API (Application Programming Interface) yang memungkinkan developer lain untuk memanfaatkan aplikasi ini di aplikasi buatannya. Tampilan GoogleMaps pun dapat dipilih, berdasarkan foto asli atau peta gambar rute saja.

2.5 Konsep Perancangan Berorientasi Objek

Untuk memahami titik pandang dan maksud dari “berorientasi objek” kita dapat mempelajarinya dari alam secara luas. Objek ada disekeliling kita, baik yang konkrit atau konseptual. Dalam susut pandang Eksekutif perusahaan: Karyawan, Absesnsi, Gaji, Profit dapat disebut sebagai Objek. Seorang Arsitek melihat Gedung, Biaya dan tenaga kerja sebagai objek. Konsep-konsep dasar dalam memahami Objek dapat dilihat pada subjudul berikut:

2.5.1 Object / Objek

Menurut Yasmi Afrizal dan Wahyuni (2013:165) Objek adalah orang, tempat, benda, kejadian atau konsep-konsep yang ada di dunia nyata dan penting bagi suatu aplikasi. Sebuah objek adalah Entitas yang memiliki Identitas, States (keadaan sesaat) dan Behavior (perilaku).

State sebuah objek adalah kondisi objek tersebut yang dinyatakan dalam Atribut atau property. Behavior sebuah objek mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak/bereaksi yang dinyatakan dalam Operation. Satu objek dapat diturunkan menjadi objek dalam bentuk lain, kemudian saling mengkait menyusun sesuatu yang lebih rumit.


(43)

28

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengembangan PL berorientasi objek adalah melakukan Abstraksi yaitu kegiatan atau suatu usaha untuk mengenali objek-objek dan mengelompokkannya kedalam suatu kelas. Misalkan objek Hewan : Unggas, Reptil, maka Unggas dan Reptil adalah kelas-kelas dalam objek Hewan. Tata cara atau notasi pembuatan entitas objek digambarkan sebagai berikut:

Televisi merk

model nomorSeri besarInchi ubahVolume() ubahChannel() ubahContrast()

Gambar 2.3 Pembuatan Object

Sumber : Yasmi Afrizal dan Wahyuni (2012:166) 2.5.2 Class / Kelas

Class adalah kumpulan atau himpunan objek-objek yang sejenis, memiliki kesamaan atribut/property, perilaku, serta relasi dengan objek lain yang mirip. Notasi kelas digambarkan dengan kotak, dengan nama kelas didalamnya ditulis menggunakan huruf besar di awal kata. Bila sebuah kelas memiliki 2 suku kata atau lebih, maka penulisannya disatukan tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku menggunakan huruf besar. Contohnya adalah Barang elektronik dapat dikatakan

Object name

Attribute


(44)

sebagai sebuah Kelas apabila memiliki kesamaan dengan objek yang ada padanya misalnya Mesin Cuci, Televisi, Radio, Kulkas adalah objek-objek yang dapat dikelompokan satu kelas yaitu Barang Elektronik rumah tangga.

Gambar 2.4 Pembuatan Class

Sumber : Yasmi Afrizal dan Wahyuni (2013:166)

2.5.3 Attribute / Atribut

Attribute adalah data yang dimiliki suatu objek atau property dari sebuah Class yang menggambarkan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari kelas. Sebuah bisa memiliki nol atau lebih atribut. Notasi atribut digambarkan dengan kotak dibawah class, dengan nama atribut didalamnya ditulis menggunakan huruf kecil. Jika sebuah atribut memiliki 2 atau lebih suku kata, maka semua suku kata ditulis disatukan tanpa spasi, awal suku kata pertama dengan huruf kecil dan awal suku kata berikutnya dengan huruf besar.


(45)

30

Notasi atribut dapat ditambahkan informasi dengan tipe-tipe atribut tersebut. Penulisan tipe pada atribut dipisahkan denngan tanda titik dua (:), tipe ditambahkan berupa String, Floating-Point number, Integer dan Boolean.

MesinCuci merk model noSeri kapsitas

Gambar 2.5 Pembuatan Attribute

Sumber : Yasmi Afrizal dan Wahyuni (2013:167)

2.5.4 Operation / Operasi

Operation adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class. Notasi penulisannya sama dengan atribut. Bagian operation ini juga bisa diberikan tambahan informasi, yaitu dengan menambahkan parameter yang akan dilakukan operation dalam tanda kurung. Contoh parameternya adalah function.

MesinCuci

Merk : String=‟sharp‟ model : String

noSeri : String kapasitas : Integer

Notasi Attribute dengan

tambahan tipe atau


(46)

MesinCuci merk model nomorInchi besarInchi masukanBaju() keluarkanBaju() tambahkanSabun() nyalakan()

Gambar 2.5 Pembuatan Operation

Sumber : Yasmi Afrizal dan Wahyuni (2013:167)

2.5.5 Inheritance / Pewarisan

Inheritance atau pewarisan memungkinkan dibuat class yang menyerupai class lain yang telah ada sebelumnya, tetapi masih memiliki beberapa sifat induknya. Misalkan dari sebuah mobil biasa, anda dapat membuat mobil balap serta mobil angkutan umum. Prosesnya adalah mengubah sifat dari mobil biasa tersebut.

MesinCuci

merk : String=‟sharp‟ model : String

noSeri : String kapasitas : Integer masukanBaju(C:String) keluarkanBaju(C:String) tambahkanSabun(D:Integer) nyalakan(Boolean)

atau


(47)

32

Gambar 2.6 Pembuatan Inheritance

Sumber : Yasmi Afrizal dan Wahyuni (2013:168)

2.5.6 Polymorphisme / Kebanyakrupaan

Polymorphisme adalah object yang memiliki fungsi sama dengan object dasar tetapi memiliki satu atau lebih sifat berbeda atau dengan kata lain Polymorphisme adalah pemisah secara jelas diantara subsistem yang berbeda. Sebagai contoh misalkan sebuah kelas memiliki operasi „OPEN‟, operasi open ini bisa dipakai untuk membuka pintu, membuka buku, membuka baju dan lainnya. Meskipun „OPEN‟ memiliki tujuan yang sama, tapi apa yang dilakukannya berbeda.

2.5.7 Encapsulation / Pembungkusan

Encapsulation sering disebut dengan penyembunyian informasi (Hidding), suatu konsep berdasarkan fakta di dunia nyata yang menyatakan bahwa segala

PeralatanElektronik RumahTangga

MesinCuci merk

model noSeri

Kulkas merk model noSeri

Televisi merk model noSeri


(48)

sesuatu tidak perlu diperlihatkan. Misalnya kita perlu tahu apa yang dilakukan sistem ketika kita menekan remote untuk menghidupkan televisi.

2.5.8 Responsibilities / Tanggung Jawab

Responsibilities adalah model tambahan yang digambarkan pada bagian bawah suatu kelas setelah bagian operasi digunakan untuk menjelaskan pernyataan-pernyataan yang bisa dilakukan oleh kelas tersebut.

MesinCuci

merk : String=‟sharp‟ model : String

noSeri : String kapasitas : Integer masukanBaju(C:String) keluarkanbaju(C:String) tambahkanSabun(D:Integer) nyalakan(Boolen)

Mesin cuci diisi air terlebih dahulu selanjutnya masukan baju, tambahkan sabun, nyalakan selama 10 menit, keluarkan pakaian untuk dibilas

Gambar 2.7 Pembuatan Responsibilities Sumber : Yasmi Afrizal dan Wahyuni (2013:168)


(49)

34

2.5.9 Unified Modeling Language (UML)

Menurut Yasmi Afrizal dan Wahyuni (2013:183) UML (Unified Modeling Language) meruapakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA & OOD) yang dimunculkan sekitar akhir tahun 80-an dan awal tahun 90-an.

UML merupakan gabungan dari metode Grady Booch (Booch Method), James Rumubaugh (OMT) dan Ivar Jacobson (OOSE). Tetapi UML ini akan mencakup lebih luas daripada OOA&D. Pada pertengahan pengembangan UML dilakukan standarisasi proses dengan OMG (Object Managemet Group) dengan harapan UML akan menjadi bahsa standar pemodelan masa yang akan datang.

UML disebut sebagai pemodelan bukan metode. Kebanyakan metode terdiri paling sedikit prinsip, bahasa pemodelan dan proses. Bahasa pemodelan (sebagai besar grafik) merupakan notasi dari metode yang digunakan untuk mendesain secara cepat.

Bahasa pemodelan merupakan bagian terpenting dari metode. Ini merupakan bagian kunci tertentu untuk komunikasi. Jika anda ingin berdiskusi tentang desain dengan seseorang, maka anda hanya membutuhkan bahasa pemodelan bukan proses yang digunakan untuk mendapatkan desain.

UML merupakan bahasa standar untuk penulisan Blueprint Software yang digunakan untuk Visualisasi (Visualize), Spesifikasi (Specify), Pembentukan (Contruct) dan Pendokumentasian (Documentation) alat-alat dari sistem perangkat lunak. Tujuan UML adalah sebagai berikut:


(50)

1. Memodelkan suatu sistem (bukan hanya perangkat lunak) yang menggunakan konsep berorientasi objek.

2. Menciptakan suatu bahasa pemodelan yang dapat digunakan baik oleh manusia maupun mesin.

Keunggulan menggunakan UML dibandingkan menggunakan metodologi terstruktur:

1. Uniformity

Pengembang cukup menggunakan 1 metodologi dari tahap analisis hingga perancangan. Memungkinkan merancang komponen antarmuka secara integrasi bersama perancangan PL dan perancangan struktur data

2. Understandability

Kode yang dihasilakn dapat diorganisasi kedalam kelas-kelas yang berhubungan dengan masalah yang sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami.

3. Stability

Kode program yang dihasilkan relative stabil sepanjang waktu, karena mendekati permaslahan yang sesungguhnya.


(51)

36

4. Reusability

Dengan metodologi berorientasi objek, dimungkinkan pengguna ulang kode, sehingga pada akhirnya akan sangat mepercepat waktu pengembangan perangkat lunak (atau sistem informasi).

2.6 PHP

Menurut Sutarman (2007:94) PHP adalah salah satu bahasa Server-side yang didesain khusus untuk aplikasi web. PHP dapat disisipkan diantara bahasa HTML dan karena bahasa Server side, maka bahasa PHP akan dieksekusi di server, sehingga dikirimkan ke browser adalah “hasil jadi” dalam bentuk HTML, dan kode PHP anda tidak akan terlihat.

PHP termasuk dalam Open Source Product. Jadi anda dapat merubah source code dan mendistribusikan secara bebas. Adapun kelebihan-kelebihan dari PHP yaitu:

1. PHP mudah dibuat dan kecepatan akses tinggi.

2. PHP dapat berjalan dalam web server yang berada dan dalam system operasi yang berbeda pula. PHP dapat berjalan disistem operasi UNIX, Windows98, Windows NT dan Macintosh.

3. PHP diterbitkan secara gratis.

4. PHP juga dapat berjalan pada web server Microsoft Personal Web Server, Apache, IIS, Xitami dan sebagainya.

5. PHP adalah termasuk bahasa yang embeddeb (bisa ditempel atau diletakkan dalam tag HTML).


(52)

6. PHP termasuk server-side programming.

Sistem database yang didukung oleh PHP seperti Oracle, Sybase, mSQL, MySQL, Solid, Generic ODBC, Postgres SQL.

2.7 Mysql

Server database pada dasarnya berfungsi untuk mengelola, memproses, dan menampung berbagai data. Dalam bahasa SQL data akan diatur dalam baris dan kolom pada table, karena pada database di dalamnya pasti akan anda temukan beberapa table. Ada banyak server database yang bisa digunakan, namun salah satu server database yang popular dan banyak digunakan orang adalah MySQL. Selain karena bisa didapat dengan mudah dan gratis, MySQL juga dapat berjalan pada sistem operasi apa pun. Berikut beberapa kelebihan yang dimiliki MySQL: 1. Program database MySQL memang merupakan pasangan setia yang sering

diintegrasikan dengan Apache.

2. MySQL memiliki kemampuan server multithread sehingga dapat menangani banyak permintaan (requet) layanan secara bersamaan.

3. Dapat berjalan pada banyak sistem operasi (Linux, Windows, SunOS, MacOS).

4. Memiliki metode enkripsi yang baik.

5. Mampu menangani data yang besar dan banyak.

6. Menggunakan autentifikasi pengguna (user) dan kata sandi (password) sehingga menjadikannya lebih aman.


(53)

38 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah “Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Objek penelitian merupakan sesuatu hal yang akan diteliti dengan data yang didapatkan untuk suatu tujuan tertentu. Dengan demikian objek penelitian yang diambil oleh peneliti pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Selanjutnya untuk melengkapi objek penelitian ini, akan diuraikan tentang sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi dan deskripsi tugasnya di bawah ini. 3.1.1 Sejarah Perusahaan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yaitu jabatan segala sesuatu yang berhubungan dengan tourism atau perpelancongan. Pemerintah Pusat dalam mengatur kepariwisataan di seluruh Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden No. 30 Tahun 1986 yang berisi tentang pembentukan Dewan Pertimbangan Kepariwisataan Nasional. Lembaga ini mempunyai tugas utama yaitu membantu Presiden dalam menetapkan kebijaksanaan umum di bidang kepariwisataan nasional. Di dalam keputusan ini dicantumkan pula tentang pembentukan


(54)

Direktorat Jendral Pariwisata dalam suatu Struktur Organisasi Departemen Perhubungan.

Pada tahun 1969, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden No. 9/1969 yang berisi tentang pembentukan Badan Pariwisata Nasional (BAPARNAS) dalam rangka untuk menjamin pembinaan dan pengembangan yang efektif dan berlanjut dalam pelaksanaan yang diusahakan oleh pihak pemerintah dan swasta. BAPARNAS bertugas untuk membantu Mentri Perhubungan dan Dirjen Pariwisata.

Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Mentri Perhubungan No. SK. 71/11/1969, dibentuklah Dinas Pariwisata di Tingkat Daerah (Dinas Pariwisata Daerah/ DISPARDA). Kemudian Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat membentuk Dinas Pariwisata Tingkat I Jawa Barat, setelah itu dibentuklah Dinas Pariwisata Kotamadya Tingkat II Bandung berdasarkan Peraturan Daerah No. II/ 1969. Pada tahun 1971 samapi dengan 1987 tercatat dengan nama Kantor Pariwisata Daerah (KAPARDA).

Sejak keluarnya Peraturan Daerah No. II/ 1985 tentang pembentukan Dinas Pariwisata Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung, maka sejak tahun 1987 KAPARDA diganti menjadi Dinas Pariwisata Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung. Sejalan dengan adanya otonomi daerah Indonesia, seluruh tingkat Pemerintah di Indonesua baik di pusat, propinsi, maupun kota dan kabupaten mengalami beberapa perubahan. Berdasarkan UU No. 22/ 1999, Dinas Pariwisata Daerah Tingkat II Kotamadya mengalami perubahan menjadi Dinas Pariwisata


(55)

40

Kota Bandung dan mendapatkan penambahan kewenangan yang lebih luas terhadap urusan Biro Perjalanan dan Hotel Berbintang.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam upaya memenuhi kewenangan yang diberikan berdasarkan UU no. 22/ 1999 struktur organisasi dan tata kerja Dinas Pariwisata Kota Bandung pun mengalami beberapa Perubahan yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 5 tanggal 7 Maret 2001 mengenai struktur organisasi Dinas Pariwisata kota Bandung. Kemudian pada tanggal 4 Desember 2007 melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007 Dinas Pariwisata Daerah Kota Bandung dirubah menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung sampai sekarang.

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Visi Dinas dan Pariwisata Kota Bandung Tahun 2009-2013 adalah “MEMANTAPKAN KOTA BANDUNG SEBAGAI KOTA SENI BUDAYA DAN TUJUAN WISATA TAHUN 2013”

Visi di atas mengandung pengertian bahwa Kota Bandung sebagai Kota Seni Budaya (Puseur Budaya) dan Kota Tujuan Wisata saat ini merupakan upaya secara intens dilakukan pada periode 2004-2008 akan dan perlu dimantapkan keberadaannya pada periode 2009-2013. Sehingga Kota Bandung ke depan benar-benar menjadi Kota Seni Budaya dan Tujuan Wisata yang berdaya saing tinggi sejajar dengan kota-kota lain di dalam dan luar negeri yang selama ini telah menunjukan kiprahnya di Bidang Budaya dan Pariwisata.


(56)

Misi

Misi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung adalah:

1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Kepariwisataan Yang Profesional, Berkarakteristik Sunda Dan Berwawasan Global.

2. Meningkatkan pelestarian, pemberdayaan, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan dan kesenian.

3. Mengembangkan industri pariwisata yang kreatif, inovatif dengan memperhatikan terlaksananya sapta pesona.

4. Meningkatkan destinasi pariwisata kota yang berdaya saing tinggi baik pada tingkat regional, nasioanal maupun internasional.

5. Meningkatkan pemasaran melalui kemitraan dan kerjasama budaya dan pariwisata dengan pemangku kepentingan dan/atau Kab/Kota/Negara lain. 3.1.3. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah, Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung adalah sebagai berikut:


(57)

42

Gambar 3.1. Struktur Organisasi


(58)

3.1.4 Deskripsi Tugas

Berdasarkan Perda 13 Tahun 2007, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung adalah melaksanakan sebagaian urusan Daerah di Bidang Kebudayaan dan Pariwisata. Sedangkan Rincian Tugas Pokok dan Fungsinya ditentukan dengan Peraturan Walikota Bandung Nomor: 475 Tahun 2008. Pada dasarnya kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah melakukan pembinaan dan pengembangan bidang-bidang kebudayaan dan kepariwisataan.

1. Sekretaris

Melaksanakan pelayanan administratif kesekretariatan Dinas yang meliputi adminitrasi umum dan kepegawaian serta keuangan dan program Dinas, pengkoordinasian penyelengaraan tugas-tugas Bidang serta melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi, peloporan dan pengendalian kegiatan kesekretariat Dinas.

2. Bidang Objek Wisata

Melaksanakan pembinaan objek wisata yang sudah ada seperti museum, kebun binatang, tempat hiburan, sedangkan pengembangan objek wisata mencari alternatif yang bisa dijadikan objek wisata baru seperti wisata belanja, wisata kuliner dan wiasta air Cikapundung.

3. Bidang Sarana Wisata

Melaksanakan pembinaan sarana wisata yang sudah ada seperti hotel-hotel dan restouran-restouran, sedangkan pengembangan sarana wisata antara lain


(59)

44

dengan merekomendasikan pendirian hotel-hotel dan restouran-restouran baru serta memantau mobilitas masyarakat pengguna sarana wisata.

4. Bidang Pemasaran

Melaksanakan promosi dengan mengadakan pameran-pameran, merekomendasikan acara-acara untuk menarik wisatawan, sedangkan kerjasama wisata untuk bekerjasama mempromosikan Kota Bandung.

5. Bidang Seni Budaya

Melaksanakan pengembangan dan pembinaan kesenian dan kebudayaan yang ada di Kota Bandung terutama kesenian dan kebudayaan tradisional dengan memfasilitasi kelompok-kelompok masyarakat yang berkecimpung di bidang seni budaya.

6. Unit Pelaksana Teknis Padepokan

Salah satu gedung yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang dapat digunakan untuk berbagai macam acara-acara pementasan kesenian atau acara serimonial, baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bandung atau acara-acara masyarakat umum.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis.


(60)

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini komponen desain dapat mencakup semua struktur penelitian diawali saat menemukan ide, menentukan tujuan, kemudian merencakan penelitian (permasalahan, merumuskaa, menetukan tujuan penelitian, sumber informasi dan melakukan kajian dari berbagai pustaka, menentukan metode yang digunakan, analisis data dan menguji hipotesis untuk mendapatakan hasil penelitian).

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah data sekunder dimana dokumen-dokumen yang didapat ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung yang berhubungan dengan penelitian.

3.2.2.1 Sumber Data Primer

Penelitian primer membutuhkan data atau informasi dari sumber pertama, biasanya kita sebut dengan responden. Data atau informasi diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan menggunakan metode wawancara. Yang termasuk dalam kategori ini ialah:

a. Studi Kasus

Studi kasus menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studinya. Biasanya studi kasus bersifat longitudinal.


(61)

46

b. Survei

Survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Pada umumnya survey menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data.

c. Riset Eksperimental

Riset eksperimental menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studi. Pada umumnya riset ini menggunakan dua kelompok atau lebih untuk dijadikan sebagai obyek studinya.

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder

Penelitian sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti. Penelitian ini juga dikenal dengan penelitian yang menggunakan studi kepustakaan dan yang biasanya digunakan oleh para peneliti yang menganut paham pendeketan kualitatif. Data sekunder yang peneliti ambil yaitu profil perusahaan, struktur organisasi, sejarah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, serta dokumen-dokumen yang diperoleh dari tempat penelitian.

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem yang diambil dalam penelitian ini adalah metode pendekatan berorientasi objek dengan metode pengembangan sistem menggunakan model prototype, hal ini diambil sesuai masalah yang dipecahkan dan kemampuan dari penulis.


(62)

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan sistem yang digunakan adalah menggunakan metode pendeketan berorientasi objek. Pendekatan berorientasi objek adalah cara memandang persoalan menggunakan model-model yang diorganisasikan seputar konsep objek yang mengkombinasikan struktur data dan perilaku entitas.

Dengan menggunakan pendeketan berorientasi objek dapat menuntun penggunaan ulang (reuse) komponen-komponen program sebelumnya. Penggunaan kembali menuntun pengembangan perangkat lunak lebih cepat dan berkualitas lebih tinggi. Berorientasi objek mempermudah pemeliharaan karena strukturnya secara inheren sudah decouple di dalam level mikro. Dan sistem berorientasi objek lebih mudah diadaptasi dan diskala menjadi sistem lebih besar karena sistem-sistem lebih besar dibuat dengan subsistem-subsistem yang dapat diguna ulang.

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan penulis adalah model Rational Unified Process (RUP). Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perangkat lunak. Gambar dibawah menunjukkan secara keseluruhan arsitektur yang dimiliki RUP.


(63)

48

RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language (UML). Melalui gambar dibawah dapat dilihat bahwa RUP memiliki, yaitu: 1. Dimensi pertama

Digambarkan secara horizontal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir dari awal dari phase selanjutnya. Setiap phase dapat berdiri dari satu beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri atas Inception, Elaboration, Construction, dan Transition.

2. Dimensi kedua

Digambarkan secara vertikal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing, what, how dan when. Dimensi ini terdiri atas Business Modeling, Requirement, Analysis and Design, Implementation, Test, Deployment, Configuration dan Change Manegement, Project Management, Environtment.

Secara umum tahapan pada model Rational Unified Process (RUP) dapat dilihat pada gambar berikut :


(64)

Gambar 3.2 Arsitektur Rational Unified Process

(Diadopsi : http://era.nih.gov/docs/rup_fundamentals.htm)

Pada penggunaan kedua standard tersebut diatas yang berorientasi objek (object orinted) memiliki manfaat yakni:

1. Improve productivity

Standard ini dapat memanfaatkan kembali komponen-komponen yang telah tersedia/dibuat sehingga dapat meningkatkan produktifitas.

2. Deliver high quality system

Kualitas sistem informasi dapat ditingkatkan sebagai sistem yang dibuat pada komponen-komponen yang telah teruji (well-tested dan well-proven) sehingga dapat mempercepat delivery sistem informasi yang dibuat dengan kualitas yang tinggi.


(65)

50

3. Lower maintenance cost

Standard ini dapat membantu untuk menyakinkan dampak perubahan yang terlokalisasi dan masalah dapat dengan mudah terdeteksi sehingga hasilnya biaya pemeliharaan dapat dioptimalkan atau lebih rendah dengan pengembangan informasi tanpa standard yang jelas.

4. Facilitate reuse

Standard ini memiliki kemampuan yang mengembangkan komponen-komponen yang dapat digunakan kembali untuk pengembangan aplikasi yang lainnya.

5. Manage complexity

Standard ini mudah untuk mengatur dan memonitor semua proses dari semua tahapan yang ada sehingga suatu pengembangan sistem informasi yang amat kompleks dapat dilakukan dengan aman dan sesuai dengan harapan semua manajer proyek IT/IS yakni deliver good quality software within cost and schedule time and the users accepted.

Metodologi Rational Unified Process (RUP). Metode RUP merupakan metode pengembangan kegiatan yang berorientasi pada proses. Dalam metode ini, terdapat empat tahap pengembangan perangkat lunak yaitu:

a. Inception

Pada tahap ini pengembang mendefinisikan batasan kegiatan, melakukan analisis kebutuhan user, dan melakukan perancangan awal perangkat lunak (perancangan arsitektural dan use case). Pada akhir fase ini, prototipe perangkat lunak versi Alpha harus sudah dirilis.


(66)

b. Elaboration

Pada tahap ini dilakukan perancangan perangkat lunak mulai dari menspesifikasikan fitur perangkat lunak hingga perilisan prototipe versi Betha dari perangkat lunak.

c. Construction

Pengimplementasian rancangan perangkat lunak yang telah dibuat dilakukan pada tahap ini. Pada akhir tahap ini, perangkat lunak versi akhir yang sudah disetujui administrator dirilis beserta dokumentasi perangkat lunak.

d. Transition

Instalasi , deployment dan sosialisasi perangkat lunak dilakukan pada tahap ini.

3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Dengan menggunakan metode pendekatan berorientasi objek akan menggambarkan dengan menggunakan pemodelan Unified Modeling Language (UML).

1. Use Case Diagram

Diagram ini memperlihatkan himpunan Use-Case dan Actor-Actor (jenis khusus dari kelas). Diagram ini penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

2. Activity Diagram

Diagram ini adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran suatu aktifitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting


(67)

52

dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

3. Class Diagram

Diagram ini memperlihatkan kelas-kelas, antamuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, dan relasi-relasi. Diagram ini umum ditemui pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meski sifatnya statis, sering pula memuat kelas-kelas aktif. 4. Sequence Diagram

Sequence Diagram menggambarkan alur kerja dari fungsi-fungsi dalam sistem dengan use-case dimana didalamnya terdapat actor. Diagram ini sangat memperhatikan waktu/ terurut berdasarkan kejadian (sequence).

5. Deployment Daigram

Deployment Diagram memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan, memuat simpul-simpul atau node beserta komponen-komponen yang ada didalamnya. Deployment Diagram berhubungan erat dengan diagram komponen dimana Deployment Diagram memuat satu atau lebih komponen-komponen. Diagram ini menggambarkan bentuk layout secara fisik bentuk jaringan dan posisi komponen-komponen dari sistem.


(68)

3.2.4 Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan mempresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain, dan pengkodean.

Pada penelitian ini penulis menggunakan pengujian Black-Box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikina pengujian black-box memungkinkan perekayasaan perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsioanal untuk suatu program. Pengujian black-box bukan merupakan alternative dari teknik white-box, tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan daripada metode white-box.

Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut:

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2. Kesalahan antarmuka.

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses basis data eksternal. 4. Kesalahan kinerja.

5. Kesalahan inisialisasi atau terminasi.

Tidak seperti pengujian white-box, yang dilakukan pada saat diawal proses pengujian black-box cenderung diaplikasikan selama tahap akhir pengujian. Karena pengujian black-box memperhatikan struktur control, maka perhatian


(69)

54

berfokus pada domain informasi. Pengujian didesain untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Bagaimana validasi fungsional diuji?

2. Kelas input apa yang akan membuat test case menajdi baik? 3. Apakah sisstem sangat sensitive terhadap harga input tertentu? 4. Bagaimana batasan dari suatu data diisolasi?

5. Kecepatan data apa dan volume data apa yang dapat ditolerir oleh sistem? 6. Apa pengaruh kombinasi tertentu dari data terhadapat opersai sistem?

Dengan mengaplikasikan teknik black-box, maka kita menarik serangkaian test case yang memenuhi kriteria berikut ini :

1. Test case yang mengurangi, dengan harga lebih dari satu, jumlah test case tambahan yang harus didesain untuk mencapai pengujian yang dapat dipertanggungjawabkan, dan

2. Test case yang memberi tahu kita sesuatu mengenai kehadiran atau ketidakhadiran kelas kesalahaman daripada memberi tahu kesalahan yang berhubungan hanya dengan pengujian spesifikasi yang ada.


(70)

55 4.1 Analisis Sistem yang sedang Berjalan

Analisis sistem yang sedang berjalan merupakan pemaparan prosedur-prosedur yang sedang berjalan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung karena dengan analisa sistem peneliti dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem yang sudah ada. Analisis ini dimaksudkan agar aplikasi yang dibangun tidak keluar dari cakupan sistem yang ada.

4.1.1 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

Analisis prosedur yang sedang berjalan lebih difokuskan pada layanan informasi mengenai objek wisata yang terdapat di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Berdasarkan metode analisis yang digunakan, berikut ini merupakan gambaran sistem yang sedang berjalan pada layanan informasi objek wisata di Kota Bandung.

1. Bagian Bidang Objek Wisata mempunyai data potensi kuantitatif mengenai objek wisata di Kota Bandung.

2. Kemudian data tersebut diberikan kepada pihak ketiga yaitu Bagian IT untuk menginput, mengupdate atau mendelete data objek wisata kedalam database web Bandung Tourism.


(71)

56

3. Untuk melihat apa saja objek wisata yang terdapat di Kota Bandung pengguna dapat mengakses di situs web resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung di alamat : www.bandungtourism.com

4. Setelah masuk pada web tersebut pengguna dapat melihat daftar objek wisata pada menu Thing To Do guna mendapatkan informasi mengenai objek wisata yang terdapat di Kota Bandung.

4.1.1.1 Use Case Diagram

Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem yang menekankan apa yang dibuat sistem dan mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem.

a. Use Case Diagram yang sedang Berjalan

Use Case Diagram pada website pariwisata Kota Bandung adalah sebagai berikut:


(72)

1. Identifikasi Aktor

Aktor berperan dalam menjalankan sistem dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Deskripsi Aktor Sistem yang Berjalan

No Aktor Deskripsi

P-01 Pengguna Merupakan aktor yang menggunakan aplikasi pariwisata tersebut.

A-02 Admin Merupakan aktor yang mengelola data informasi wisata.

2. Deskripsi Use Case Diagram Aplikasi Pariwisata

Menggambarkan atau menjelaskan bagaimana fungsi Use Case ini bekerja dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.


(73)

58

Tabel 4.2 Deskripsi Use Case Diagram Pencarian Pengguna Identifikasi

No Use Case UC-01

Nama Use Case Pencarian

Aktor Pengguna

Tujuan

Mencari tempat objek wisata berdasakan kata kunci

Kondisi Awal Menampilkan halaman website Skenario Utama

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1.Input nama objek wisata

2. Menampilkan objek wisata berdasarkan hasil pencarian

3.Mengklik wisata berdasarkan hasil pencarian

4. Menampilkan informasi objek wisata sesuai hasil pencarian.


(74)

Table 4.3 Deskripsi Use Case Diagram Melihat Kategori Wisata Identifikasi

No Use Case UC-02

Nama Use Case Melihat Kategori Wisata

Aktor Pengguna dan admin

Tujuan Menamplikan Kategori Wisata Kota Bandung Kondisi Awal Menampilkan halaman website

Skenario Utama

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1.Membuka halaman website

2. Menampilkan halaman website 3.Mengklik menu wisata

4. Menampilkan kategori wisata Kota Bandung

5.Mengklik salah satu kategori wisata

6. Menampilkan list wisata Kota Bandung. 7. Mengklik objek wisata yg

diinginkan

8. Menampilkan deskripsi wisata Kondisi Akhir Menampilkan informasi wisata


(75)

60

Table 4.4 Deskripsi Use Case Diagram Melihat Peta Pengguna Identifikasi

No Use Case UC-03

Nama Use Case Melihat Peta

Aktor Pengguna dan admin

Tujuan Menamplikan Peta Kota Bandung

Kondisi Awal Menampilkan halaman website Skenario Utama

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1.Mengklik menu peta

2. Menampilkan peta Kota Bandung beserta icon wisata

3.Mengklik icon objek wisata

4. Menampilkan alamat objek wisata

Kondisi Akhir

Menampilkan informasi alamat wisata di dalam peta kota bandung


(1)

Tabel 5.15 Pengujian Hapus Data Kasus dan hasil pengujian (data benar)

Data masukan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan Pilih salah satu

data wisata yang akan dihapus

Menampilkan konfirmasi data berhasil dihapus

Menampilkan pesan data berdasarkan nomor id berhasil dihapus

[√] diterima [ ] ditolak

5.2.2.13 Pengujian Pencarian Data

Pengujian ini dilakukan pada saat admin memilih menu cari kemudian admin memasukan keyword berdasarkan nama wisata dan sistem akan menampilkan data wisata berdasarkan pencarian

Tabel 5.16 Pengujian Pencarian Data

Kasus dan hasil pengujian (data benar)

Data masukan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan Kata Kunci :

“kawah putih”

Menampilkan data berdasarkan kata kunci

Menampilkan data wisata

berdasarkan nama wisata “kawah putih”

[√] diterima [ ] ditolak


(2)

146

Kasus dan hasil pengujian (data salah)

Data masukan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan Kata kunci yang

diinputkan tidak sesuai

Menampilkan

pesan “DATA

TIDAK

DITEMUKAN”

Menampilkan

pesan “DATA

TIDAK

DITEMUKAN”

[√] diterima [ ] ditolak

5.2.2.14 Pengujian Lihat Data

Pengujian ini dilakukan pada saat admin memilih menu lihat data dan akan menampilkan semua data wisata pda halaman lihat data.

Tabel 5.17 Pengujian Lihat Data

Kasus dan hasil pengujian (data benar)

Data masukan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan Pilih menu lihat

data

Menampilkan semua data wisata

Menampilkan semua data wisata

[√] diterima [ ] ditolak 5.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi sudah berjalan cukuo maksimal sebagaimana mestinya, tetapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi kesalahan pada saat aplikai digunakan, sehingga dibutuhkannya proses pemeliharaan atau maintenance untuk mengetahui kekurangan aplikasi ini.


(3)

147 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan, maka penulis menyimpulkan hasil akhir dari penelitian yang berjudul “Aplikasi Panduan Pariwisata Berbasis Mobile Android di Kota Bandung” adalah sebagai berikut :

1. Dengan dibangunnya aplikasi panduan pariwisata ini memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi mengenai lokasi wisata di Kota Bandung secara lengkap dan detail.

2. Aplikasi ini dilengkapi dengan fasilitas rute yang dapat menunjukan keberadaan pengguna sekaligus menunjukan tempat lokasi wisata yang akan dituju, sehingga pengguna tidak perlu bertanya untuk mengetahui keberadaaan lokasi wisata tersebut.

3. Aplikasi ini hanya bisa digunakan oleh pengguna smartphone yang bersistem operasi android dengan difasilitasi akses internet (online).

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dalam pembuatan “Aplikasi Panduan Pariwisata Berbasis Mobile Android di Kota Bandung” masih jauh dari sempurna. Oleh karena perlu dilakukan pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut.


(4)

148

Adapun saran agar aplikasi ini dapat berfungsi secara optimal dan menarik adalah sebagai berikut :

1. Aplikasi yang dibangun dapat dikembangkan untuk dapat digunakan tanpa terkoneksi internet (offline).

2. Aplikasi yang dibangun dapat dikembangkan dengan menampilkan lokasi wisata terdekat sesuai dengan keberadaan pengguna.

3. Aplikasi yang dibangun dapat dikembangkan dengan penambahan jenis wisata, menggunakan bahasa asing khususnya bahasa inggris agar aplikasi ini dapat di mengerti oleh wisatawan mancanegara. Demikian saran yang dapat penulis berikan, semoga saran tersebut bisa dijadikan sebagai bahan masukkan yang dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca.


(5)

A. Biodata

NIM : 10509339

Nama Lengkap : Lia Yulianti Nama Panggilan : Lia

Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 28 Juni 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Wastukencana Gg Nangkasuni No 57/24A RT 04 RW 18

Kecamatan Bandung Wetan

Kelurahan Tamansari Bandung 40116

Status : Belum Menikah

Warga Negara : Indonesia

Nomor Telepon : 0898638321505


(6)

B. Pendidikan Formal

1. 1997-2003 : SD Negeri Dr Cipto 2. 2003-2006 : SMP Negeri 40 Bandung 3. 2006-2009 : SMA Pasundan 2 Bandung

4. 2009-2013 : Mahasiswa Strata Satu (S1) Program Sarjana Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung