Akidah Akhlak, Kurikulum 2013
73 diri superiority complex dalam bidang keilmuan, amal perbuatan ataupun
kesempurnaan moral. dan disaat ia menampakkan kelebihanya pada orang lain dengan sombong, maka ia telah terjangkit penyakit Takabur. Oleh
karena itu, sikap Ujub dan Takabur memiliki keterkaitan satu sama lain. Dan sikap takabur adalah sifatnya Iblis.
Jika perasaan senang itu di sertai pelanggaran hak orang lain misalnya dengan cara meremehkan dan menganggap kecil apa yang keluar dari
mereka maka hal ini dinamakan ghurur atau i’jab yang berlebihan. Jika rasa senang tersebut disertai pelampauan dan pelanggaran hak orang lain
dengan cara meremehkan kepribadian dan jati diri mereka serta merasa lebih tinggi atas mereka maka hal ini dinamakan takabur atau ghurur
berlebih. Lalu apa beda ujub dan takabur? Al-Mawardi mengatakan: Kibr itu
terkait dengan kedudukan, sedangkan Ujb terkait dengan kelebihan. Jadi seorang yang memiliki akhlak Kibr membesarkan dirinya melebihi
kapasitas orang yang sedang belajar sedangkan orang yang memiliki ‘Ujb memandang dirinya banyak memiliki kelebihan sehingga tidak perlu lagi
untuk menambah ilmunya. Sedangkan pendapat lainnya mengatakan bahwa Kibr adalah akhlak batin yang darinya muncul banyak perbuatan.
Akhlak yang dimaksud adalah melihat diri sendiri lebih tinggi daripada orang lain. Sedangkan Ujb bisa terjadi walaupun tidak ada pembandingan
orang lain. Jadi seorang yang memiliki akhlak Kibr melihat dirinya lebih tinggi dari orang lain, karenanya ia merasa bangga berlebihan, gembira dan
puas terhadap apa yang diyakininya
b. PenyebabTakabur-Ujub
1 Ujub dan takabur karena kelebihan ¿sik, misalnya tampan, cantik dan
kuat. Ia merasa bahwa ¿siknya lebih hebat, lebih cantik atau lebih
tampan dan kuat daripada yang lainnya. Ditambah dengan suaranya yang lebih merdu. lantas ia takabur dan merendahkan yang lainnya.
2 Ujub dan takabur karena kekuatan ¿siknya dalam melawan musuh.
Ia takabur dan sesumbar bahwa tidak akan ada orang yang dapat mengalahkan Dia. Ini adalah sikap yang keliru, karena akan
menghilangkan kewaspadaannya. Ia akan lemah karena menganggap enteng lawan.
3 Ujub dan takabur karena ilmu, akal dan kecerdikannya dalam memahami ilmu-ilmu agama dan juga urusan-urusan keduniaannya.
Umumnya orang yang demikian itu merasa dan menggap dirinya paling pintar dan merasa bahwa pendapatnya paling benar.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Buku Siswa Kelas X MA 74
4 Ujub dan takabur karena keturunan. Artinya sombong dirinya,
karena ia merasa dirinya turunan ningrat atau bangsawan. Biasanya orang yang demikian itu menganggap bahwa dirinyalah yang harus
dihormati dan di muliakan. Ia harus di perioritaskan dalam segala hal. ia selalu mebayangkan bahwa orang yang ada di sekitarnya itu adalah
pembantunya. 5 Ujub dan takabur karena banyak anaknya yang dapat diandalkan,
banyak keponakan dan anggota lainnya yang sukses, banyak temannya yang mempunyai kedudukan tinggi dan lain sebagainya. Semuanya
dibangga-banggakan secara berlebihan sampai takabur dan sombong. 6 Ujub dan takabur karena harta yang berlimpah ruah. Ia sombong,
takabur, dan riya dengan hartanya itu. Seolah-olah dia saja yang yang kaya. Ia suka bercerita dan pamer tentang hartanya yang melimpah
dan terdapat di mana-mana. Termasuk ketika ia berbuat baik dengan hartanya misalnya zakat dan sedekah ia lakukan bukan karena Allah
tetapi karena pamer atau riya’.
c. Bahaya Takabur-Ujub
1. ‘Ujub menyebabkan timbulnya rasa sombong takabur, sebab
memang ‘ujub itulah yang menyebabkan salah satu dari berbagai sebab kesombongan timbul. Dari ‘ujub maka muncullah ketakaburan.
2. Bila seseorang sudah dihinggapi penyakit ‘ujub dan takabur, ia lupa pada bahaya-bahaya ‘ujub dan takabur itu sendiri, ia sudah tertipu oleh
perasaan, dan pendapatnya sendiri. Ia merasa apa yang datang dari dirinya sendiri semua serba hebat dan agung.
3. Karena ‘ujub dan takabur membuat seseorang kurang sadar terhadap kedudukan dirinya, ia akan memuji-muji dirinya, menyanjung dirinya
sendiri dan menganggap suci dirinya serta bersih dari segala kesalahan dan dosa. .
4. Seorang yang ‘ujub dan takabur tidak mau belajar kepada orang lain, sebab ia sudah merasa amat pandai. Ia tidak suka bertanya kepada
siapapun juga, karena merasa malu, khawatir dianggap bodoh. 5. Orang yang memiliki sikap ujub dan takabur jika usahanya gagal,
orang ini akan melemparkan kesalahan pada orang lain, rekan atau bawahannya.
6. Orang yang sombong dan takabur akan bangga dan gembira kalau segala sesuatu itu timbul dari gagasannya dan suka sekali mempopulerkan apa-
apa yang ada pada dirinya, sebaliknya tidak suka kepada kemashuran yang dicapai oleh apa-apa yang digagas oleh orang lain.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Akidah Akhlak, Kurikulum 2013
75 7. Membatalkan pahala. Seseorang yang merasa ujub dengan amal
kebajikannya, maka pahalanya akan gugur dan amalannya akan sia- sia. Karena Allah tidak akan menerima amalan kebajikan sedikitpun
kecuali dengan ikhlas karena-Nya.
8. Menyebabkan orang lain membenci pelakunya. Pada umumnya, orang
tidak suka terhadap orang yang membanggakan diri, mengagumi diri sendiri dan sombong. Oleh karena itu, orang yang ujub tidak akan
banyak temannya, bahkan ia akan dibenci meskipun luas ilmunya dan terpandang kedudukannya
9. Ujub dan takabur adalah gambaran kejiwaan yang sangat berlebih- lebihan, saat seseorang menganggap dirinya paling hebat dibandingkan
yang lainnya. Ia merasa paling pintar, paling gagah, paling kaya, paling berkuasa, paling dominan dan sebagainya. Pokoknya ia merasa orang
super dalam segala hal, yang akhirnya memicu sifat arogansi dalam dirinya, menghina dan melecehkan orang lain
10. Akibat buruk dari ujub dan takabur ialah hilangnya rasa saling hormat menghormati, lenyapnya rasa simpati orang kepadanya, menanamkan
kebencian.
d. Cara Menghindari
Takabur-Ujub
1 Kita harus memiliki sifat percaya diri , tetapi jika sudah
memasuki ketakaburan dan menganggap rendah terhadap yang lain, inilah yang dikatakan ujub yang di larang agama. Hal tersebut harus
dihindari dengan cara bahwa kita harus percaya diri tetapi ingat bahwa kita tetap punya sisi lemah. Orang lain juga mempunyai potensi dan
kita harus menghargai potensi tersebut. Ada pepatah yang mengatakan bahwa di atas langit masih ada langit.
2 Kita harus ingat dan sadar, bahwa dalam sejarah, orang yang ujub, takabur dengan kekuatannya, maka Allah yang akan menghancurkannya, karea
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. 3 Kita juga harus sadar bahwa ilmu yang kita miliki sangatlah sedikit
dibandingkan dengan ilmu Allah Swt. Bakhan sesungguhnya ilmu kita lebih sedikit dibandingkan dengan orang-orang sekitar kita. Kita hanya
paham sesuatu yang pernah kita lihat, kita baca dan kita dengarkan, selebihnya kita tidak mengerti. Hal tersebut seperti pengakuan para
malaikat. 4 Kita harus sadar bahwa
¿sik yang gagah, wajah yang tampan rupawan, cantik jelita adalah anugrah Allah dan sifatnya sementara, yaitu ketika
masih usia muda. Hal tersebut juga merupakan ukuran kemulian
Di unduh dari : Bukupaket.com
Buku Siswa Kelas X MA 76
seseorang di hadapan Allah Swt. Karena yang menentukan kemulian adalah ketakwaannya.
5 Kita juga harus ingat bahwa harta yang kita miliki juga titipan Allah yang harus dijaga dan digunakan untuk jalan yang benar. Harta bukan
untuk disombong-sombongkan seperti yang dilakukan oleh Qarun. Demikian pula dengan jabatan, kedudukan dan leluhur yang bangsawan
tidak pantas untuk dijadikan alas an untuk sombong. Semua adalah amanah dan anugerah dari Allah Swt.
D. Riya’
a. Pengertian
Riy Ɨ adalah mengerjakan suatu perbuatan atau ibadah untuk
mendapatkan pujian dari orang lain, bukan karena Allah semata. Orang riya’ tidak ikhlas dalam beramal, ia senantiasa pamer dan cari perhatian
supaya mendapat pujian, sanjungan dan pengakuan. Ada beberapa ayat yang membahas tentang riya’ antara lain :
1. QS. Al-M
Ɨ’un [107] : 4-7. 2. QS. Al-Baqarah [2] : 264.
3. QS. An-Nis
Ɨ’ [4] : 142.
b. Bentuk Riya’
1. Riy Ɨ’ dalam niat
Ketika seseorang akan melakukan sebuah amal dalam hatinya telah ada keinginan atau tujuan selain mencari ridha Allah.
Ia sejak awal telah mempunyai niat tidak ikhlas. Padahal diterima atau tidaknya amal ibadah yang kita lakukan sangatlah bergantung
pada niat.
“ Sesungguhnya sahnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya” HR. Muslim
2. Riy Ɨ’ dalam perbuatan
Yang dimaksud dengan riya’ dalam perbuatan adalah ketika kita melakukan sebuah amal ibadah ia berharap mendapat perhatian dari
orang lain. Kadang-kadang berlebih-lebihan di dalam melakukan ibadah tersebut contoh ketika ia membaca al-Fatihah dalam salat ia
baca dengan cara yang tidak wajar. Ia juga menunda sebuah amal karena belum ada yang memperhatikan misalnya ia mau memasukkan
uang amal ke kotak amal, ia menunggu ada orang lain yang melihatnya
Di unduh dari : Bukupaket.com