Pengaruh kompetensi auditor eksternal dan masa perikatan audit terhadap kualitas audit : (survey pada kantor akuntan publi yang terdapat di Kota Bandung)

(1)

Nim : 21109114

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 26 Oktober 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Perum Griya Jatinangor 1 B-3 No. 14 RT/RW 05/09 Desa sukarapih, Kec. Sukasari, Kab.

Sumedang

e-mail : ifvie_suci@yahoo.com

Riwayat Pendidikan :

Tahun Pendidikan

1996-1997 TK Aisyah

1997-2003 SDN 2 Tanjungsari 2003-2006 SMPN 1 Tanjungsari 2006-2009 SMAN 1 Tanjungsari 2009-Sekarang UNIKOM Bandung

Pengalaman Organisasi :

Tahun Organisasi

2007-2008 Karang Taruna Griya Jatinangor 1

2010-2011 HIMA Akuntansi Unikom

Pengalaman Kerja :

Tahun Kerja


(2)

THE INFLUENCE OF EKSTERNAL AUDITOR COMPETENCE AND AUDIT TENURE ON AUDIT QUALITY

(Survey on Kantor Akuntan Publik of Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh : Ivie Suci Okterin

21109114

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG 2013


(3)

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga Skripsi ini dapat di selesaikan dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR EKSTERNAL DAN MASA PERIKATAN AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT”.

Adapun tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Program studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Dalam penyusunan Skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Dengan terselesaikannya Skripsi ini penulis merasa patut menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala dorongan, bimbingan, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.

2. Prof. Dr. Hj. Ernie Trisnawati Sule, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3. Dr. Surtikanti SE.,M.Si.,Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi


(4)

4. Wati Aris Astuti, SE., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan selaku Dosen Wali Ak-3.

5. Dr. Ely Suhayati, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya Skripsi ini.

6. Seluruh Staff Dosen Pengajar Universitas Komputer Indonesia yang telah membekali Penulis dengan pengetahuan

7. Staff Kesekertariatan Program Studi Akuntasi (Ibu Senny, Ibu Dona) terimakasih banyak untuk pelayanan dan informasinya

8. Kedua orangtuaku tercinta yang selalu mendukung dan senantiasa memberikan do’a dengan penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran serta pengorbanan yang tiada henti mendorong dan selalu memberi semangat Penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini

9. Kepada kakak dan adikku, Wiwit Purnami Sari, Dina Dien Novita, Muhamad Rizky Raffa Alif’ya dan semua keluarga yang sangat aku sayangi, yang telah banyak mendukung dalam penulisan Skripsi ini.

10. Muhamad Asip Trisnawan dan Keluarga yang telah banyak memberikan setiap perhatian, motivasi, dukungan, semangat, masukan dan bantuan selama penyelesaian Skripsi ini.

11. Teman – temanku Julianet Farrah B, Gita Kania Mutiara, Isvihana Siti B, Rio Chandra R, Dimas S, terimakasih untuk segala bentuk dukungannya kepada penulis selama ini hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 12. Sahabat-sahabatku Yuni Avionita, Tita Ratnasari, Tika Sartika.


(5)

13. Teman-teman AK-3 yang telah berjuang dan berusahan bersama dalam menyelesaikan Skripsi ini.

14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan, yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun usulan penelitian ini.

Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas kepada penulis, akan dibalas dengan pahala dan rejeki yang berlimpah oleh Allah SWT Yang Maha Esa. Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan Skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga penyusunan Skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran bagi kita semua.

Bandung, September 2013 Penulis

Ivie Suci Okterin NIM: 21109114


(6)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN MOTTO

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Rumusan Masalah ... 11

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.5 Kegunaan Penelitian ... 12

1.5.1 Kegunaan Akademis ... 12

1.5.2 Kegunaan Praktis ... 12

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

1.6.1 Lokasi Penelitian ... 13

1.6.2 Waktu Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 15

2.1.1 Kompetensi Auditor Eksternal ... 15

2.1.1.1 Pengertian ... 15

2.1.1.2 Komponen-komponen Kompetensi Auditor Eksternal ... 17


(7)

2.1.3.1 Pengertian ... 22

2.1.3.2 Faktor-faktor Kualitas Audit Eksternal ... 24

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 26

2.2 Kerangka Pemikiran ... 28

2.2.1 Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal Terhadap Kualitas Audit ... 30

2.2.2 Pengaruh Masa Perikatan Audit (Tenure) Terhadap Kualitas Audit ... 32

2.3 Hipotesis ... 34

BAB III Objek Dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian ... 36

3.2 Metode Penelitian ... 37

3.2.1 Desain Penelitian ... 39

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 43

3.4 Sumber Data ... 47

3.5 Alat Ukur penelitian ... 48

3.5.1 Uji Validitas ... 48

3.5.2 Uji Realibilitas ... 48

3.6 Populasi dan Penarikan Sampel ... 49

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 53

3.8 Metode Pengujian Data ... 54

3.8.1 Uji MSI (Methode of Successive Interval) ... 54

3.8.2 Uji Normalitas ... 54

3.8.3 Uji Multikolinearitas ... 55

3.8.4 Uji Heterokedastisitas ... 56

3.9 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 57


(8)

4.1.1.1 Sejarah Singkat perusahaan ... 70

4.1.1.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 73

4.1.1.3 Uraian Tugas Perusahaan (Job description) ... 75

4.1.1.4 Aktivitas Kantor Akuntan Publik ... 77

4.1.1.5 Karateristik responden ... 78

4.1.2 Pengujian Alat Analisis ... 82

4.1.2.1 Uji Validitas ... 82

4.1.22 Uji Reliabilitas ... 84

4.1.3 Analisis Deskriftif ... 85

4.1.3.1 Analisis Deskriftif Kompetensi Auditor Eksternal ... 86

4.1.3.2 Analisis Deskriftif Masa Perikatan audit ... 93

4.1.3.3. Analisis Deskriftif Kualitas Audit ... 97

4.1.4 Analisis Verifikatif ... 102

4.1.4.1 Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal Terhadap Kualitas Audit ... 108

4.1.4.2 Pengaruh Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit ... 111

4.1.4.3 Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal Dan Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit ... 114

4.2 Pembahasan Penlitian ... 117

4.2.1 Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal Terhadap Kualitas Audit ... 117

4.2.2 Pengaruh Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit ... 119 4.2.3 Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal dan


(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 125 RIWAYAT HIDUP ... 133 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 134


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Aamir, Suhaib, and Umar Farooq. 2011. “Auditor – Clients Relationship, and

Audit quality”: the Effects Of Long – Term Auditor – Clients Relationship On Audit Quality, in Small and Medium – Sized Entities (SMEs), 1st Edition, LAP Lambert Gmbh & Co. KG, Germany.

Akmal. 2006. Sistem Pengendalian Intern. Percetakan Penebar Swadaya. Jakarta

Ali, M. Dan Ansori, M. 2009. Psikologi Remaja. Bandung : Bumi Aksara

Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi

dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai

Variabel Moderasi. SNA X. Makassar.

Al Rasyid, Harun, (Penyunting : Teguh Kismantoroadji, dkk). 1994. Dasar-Dasar

Statistika Terapan, Program Pascasarjana, Unpad : Bandung.

Arens, A. A., Elder, R. J., and Beasley, m.s,. 2012. “Auditing and Assurance Service An Integrated Approach”. 14th Edition. Pearson Education Limited, Edinburg UK.

Ashton, A.H. 1991. Experience and Error Frequency Knowledge as Potential Determinants of Audit Expertise. The Accounting Review. April. p. 218-239.

Bambang Supomo dan Nur Indriantoro, (2002), Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, Yogyakara; Penerbit BPEE UGM.

Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, Yogyakarta; BPFE.


(11)

126

Bawono, Singgih, 2010. “Faktor-Faktor dalam Diri Auditor dan Kualitas Audit:

Studi Pada KAP Big four di Indonesia”. Skripsi. Jurusan Akuntansi.

UNSOED. Purwokerto

Bedard, J. and Chi, MT. 1993. Expertise in auditing. Auditing: Journal of Practice & Theory 12: 21-45.

Biro Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan. 2009. Diakses melalui http://www.ppadepkeu.go.id/index.php?option=com_content&task=jew&d 156&temid=1.

Boyton, William C., Walter G. Kell, and R. N. Jhonson. 2006. Modern Auditing. Edition 7th, John Wiley and Sons Inc.

Carey, Peter. Simnett, Roger. 2006. Audit Partner Tenure and Audit Quality. The Accounting Review.

Casterella, J., W. R. Knechel, and P. L. Walker. 2002. The relationship of audit failures and auditor tenure.Working paper. University of Florida.

Christiawan, Y.J. 2002. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris”. Journal Directory: Kumpulan Jurnal Akuntansi dan Keuangan Unika Petra. Vol. 4 / No. 2.

DeAngelo, L.E. 1981b. “Auditor Size and Audit Quality”. Journal of Accountingand Economics. December. pp. 183—199.

Deis, D.R. dan G.A. Groux. 1992. Determinants of Audit Quality in The Public Sector. The Accounting Review. Juli. p. 462-479.

Diani Mardisar dan Ria Nelly Sari, 2007. Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar 26 – 28 Juli 2007

Dye, R. 1991. Informationally Motivated Auditor Replacement. Journal of Accounting and Economics 14:347-374.


(12)

Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Ferdinan, Efraim. 2010. “Pengaruh Tenure Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor Di

Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Gaspersz, Vincent. 2000. Manajemen Produktivitas Total, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Geiger, Marshall A. and Raghunandan, K. 2002. Auditor Tenure and Audit Reporting Failures, Auditing: A Journal of Practice & Theory, Vol 21 No 1: 67-78.

Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar : Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Harhinto, Teguh . 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur. Semarang. Tesis Maksi. Universitas Diponegoro.

Hayes, rick., roger dassen, arnold schilder and philip wallage. 2005. Principle of auditing : an introduction to international standards on auditing. 2nd edition. Prentice hall, pearson education limited.

Hendriksen E. and M. Van Breda. 1992. Accounting Theory, 5th edition, Irwin, Homewood, IL.

Hernadianto. 2002. ”Pengaruh Pengalaman Terhadap Pengetahuan dan Penggunaan Intuisi Mengenai Kekeliruan (Pada KAP di Jateng dan DIY)”,

Universitas Diponegoro Semarang.

Husein Umar, 2011, “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

IAI. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Cetakan Kedua. Jakarta : Salemba Empat.


(13)

128

Ida Rosnidah. 2008. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalama Audit dan Risiko Audit dan Spesialisasi Auditor di Bidang Industri Klien Terhadap Kualitas Audit dan Implikasinya pada Kepuasan Pengguna Jasa Audit (survei pada Emiten Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.) Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana Unpad. http://ejournal.unud.ac.id

I Made Wirartha (2006:39) Wirartha, I Made. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi Offset.

Johnson, v., i. Khurana, and j.k. reynolds. 2002. “audit firm tenure and the quality of accounting earnings,” contemporary accounting research, pp: 637-660. Kane, Gregory D., Uma Velury. 2005. "The Impact of Managerial Ownership on

the Likelihood of Provision of High Quality Auditing Services", Review of Accounting and Finance, Vol. 4, Number 2. 2005 ABI/ INFORM Global,

pp. 86-106.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Kusharyanti. 2003. Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan topic penelitian di masa datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Desember).

Manry, D. L., T.J. Mock, and J.L. Turner. 2008. Does Increased Audit Partner Tenure Reduce Audit Quality? Journal of Accounting, Auditing & Finance: 553-572.

Maradona, A.G. 2009. Tenur Auditor Dan Kualitas Audit: Suatu Pembuktian Bagi Kewajiban Rotasi Auditor Di Indonesia. Thesis. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Mashuri, Ilham. 2008. Penentuan Tajuk dan Klasifikasi. http://perpusstainkdr.multiply.com/journal/item/4/Penentuan_Tajuk_dan_ Klasifikasi. 09/04/2011.


(14)

Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh keahlian dan independensi terhadap pendapat audit: Sebuah kuasieksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.6 No.1 Januari.

Meier, Heidi Hylton and Fuglister, Jayne. 1992. “How to Improve Audit Quality: Perceptions of Auditor and Client”, The Ohio CPA Journal. June 1992.

Meinhardt, Joan, Joseph F. Moraglio dan Harold I. Steinberg (1987).

Governmental Audits: An Action Plan for Exellence” Journal of Accountancy. pp. 86-91.

Mock, T.J., and Samet, M. (1982). ‗A multi-attribute model for audit evaluation’. In

Moh. Nazir. Ph.D, 2005, Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2008. Auditing. Jakarta : Salemba Empat.

Mulyadi. 2009. Auditing. Cetakan keenam. Jakarta : Salemba Empat.

Nugrahaningsih, P. 2005. Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-faktor Individual: Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity). SNA VIII Solo. p. 617-630.

Nuratama, I Putu. 2011. Pengaruh Tenure dan Reputasi Kantor Akuntan Publik pada Kualitas Audit dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi. Universitas Udayana.

Paino, halil., m. Smith and z. Ismail. 2010. Impairment of audit quality. Published by LAP lambert academic publishing AG & Co, Germany.

Purbayu Budi Santosa dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Semarang : Andi.


(15)

130

Quick, reiner., stuart turley and marleen willekens. 2008. Auditing, trush and governance. 1st edition. Published by routledge, london.

Ririn Choiriyah. 2012. Pengaruh Time Budget Pressure dan Pengalaman Kerja Auditor Terhadap Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik di Bali. Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia. Edisi III Volume I.

Roberta S.Russel, Bernard W.Taylor. 2000. Operations Management. Third

Edition. International Edition. Penerbit Prentice Hall International, Inc.

Russell, R.S. and Bernard W Taylor III. 2006. Operation Management : Quality and Competitiveness in A Global Environment, New York : John Willey and Sons Inc.

Simon, D. T., and J. R. Francis. 1988. The effects of auditor change on audit fees; Tests of price cutting and price recovery. The Accounting Review

63(April): 255-269.

Singgih Santoso. 2002. SPSS Versi 11.5 Cetakan Kedua Jakarta: Gramedia.

Siti Kurnia Rahayu, dan Ely Suhayati. 2009. Auditing Konsep Dasar Dan Pedoman Pemerikasaan Akuntan Publik. Yokyakarta : Graha Ilmu.

Sososutikno Christina. 2003. “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan

Perilaku Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit”.

Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Sugiyono. 2004. Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. ALFABETA.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV ALFABETA.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV ALFABETA.


(16)

Independensi, Obyektivitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Simposium Nasional Akuntansi XII.

Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sutton, S.G. 1993. Toward An Understanding of The Factors Affecting The Quality of The Audit Process. Decision Sciences. Vol. 24. p. 88-105. Syaiful F Prihadi. 2004. Assesment Centre, Identifikasi Pengukuran dan

Pengembangan Diri. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Teoh, S. 1992. “Auditor Independence, Dismissal Threats, and The Market Reaction to Auditor Switches”. Journal of Accounting Research 30. pp 1 -23.

Teoh, S.H., and T.J. Wong. 1993. Perceived Auditor quality and the earnings response coefficient. The Accounting Reviews 68(2): 346-366.

Turban, Efraim, (2010) Decision Support System and Business Intelligence System. Ninth Edition, Pearson Educational International: Prentice Hall.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia: Aplikasi Contoh dan Perhitungannya. Jakarta: Agung Media.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung : Agung Media.

Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Genesis.

Wibowo. 2009. Manajemen Kerja. PT. Raja Grajindo Persada, Jakarta.

Widagdo, R, S. Lesmana, dan S.A.Irwandi. 2002."Analisis Pengaruh Atribut atribut Kualitas Audit terhadap Kepuasan Klien (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)". SNA 5 Semarang. P.560–574


(17)

132

Widiastuty, Erna dan Febrianto, Rahmat. 2003. Pengukuran Kualitas Audit:Sebuah Esai. Audi Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol 5 No2, Juli 2010.Denpasar: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.


(18)

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kompetensi Auditor Eksternal 2.1.1.1 Pengertian

Standar umum pertama SA seksi 210 dalam SPAP (2001) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga SA seksi 230 dalam SPAP (2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan cermat dan seksama (due professional care) (Arens dkk., 2008 : 5).

Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu (Arens dkk., 2008 : 5).

Menurut Bedard (1993) mendefinisikan kompetensi adalah sebagai berikut

“Kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yangluas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit Bedard, dalam standar pengauditan, khususnya standar umum disebutkan bahwaaudit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor serta dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnyadengan


(19)

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:2) menefinisikan kompetensi adalah sebagai berikut :

“Suatu kemampuan, keahlian, dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat

mendukung kesimpulan yang akan diambilnya”.

Menurut MC Acshan dalam Sutrisno (2010:203) mendefinisikan kompetensi adalah sebagai berikut :

”Sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh

seorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat efektif dengan sebaik-baiknya”.

Menurut menurut Wibowo (2007:86) mendefiniskan kompetensi adalah sebagai berikut :

“Suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau

tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh

sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut”.

Sedangkan menurut Umi Narimawati (2007:79) mendefinisikan kompetensi adalah sebagai berikut :

“Karakter sikap dan perilaku atau kemampuan dan kemauan individual yang relatif stabil ketika mengahadapi situasi dan tempat yang terbentuk dari sinergi antara watak, konsep diri, motivasi, interval, serta kapasitas

pengetahuan konseptual”.

Menurut Iskandar Dinata (2006:36) kompetensi adalah sebagai berikut :

“Kompetensi adalah keseluruhan pengetahuan, kemampuan, atau keterampilan dan sikap kerja ditambah atribut kepribadian yang dimiliki oleh


(20)

seseorang yang mencakup kemampuan berfikir kreatif, keluasan pengetahuan, kecerdasan emosional, pengalaman, pelatihan, sikap positif, keterampilan kerja serta kondisi kesehatan yang baik dan bisa dibuktikan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya”.

Menurut Ida Rosnidah (2005:118)menyatakan bahwa kompetensi adalah sebagai berikut:

“Kompetensi sebagai keahlian professional yang dimiliki oleh auditor sebagai

hasil pendidikan formal, ujian professional maupun keikutsertaan dalam

pelatihan, seminar, symposium.”

Di dalam SPAP Seksi 210 PSA No.04 (2001:210.1) yang tercantum dalam standar umum pertama berbunyi :

“Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”.

Ukuran kompetensi tidak cukup hanya penghalam tetapi diperlukan pertimbangan-pertimbangan lain dalam pembuatan keputusan yang baik, karena pada dassarnya manusia memiliki sejumlah unsure lain diselain pengalaman Ashton (1991).

2.1.1.2 Komponen-komponen Kompetensi Auditor Ekternal

Kompetensi terbagi dalam beberapa komponen, yaitu pengetahuan, pengalaman (SPAP, PSA No.04, 2001).

Berdasarkan komponen-komponen diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pengetahuan


(21)

“Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena

dengan demikian auditor akan mempunyai semakin banyak pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah

dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks”.

Pengetahuan memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit (Widhi, 2006). Adapun SPAP (2001) tentang standar umum, menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup (SPAP 2001). Pengetahuan diukur dari beberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan demikian auditor akan mempunyai pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks (Meinhard et.al, 1987 dalam Harhinto, 2004). Pengetahuan akan mempengaruhi keahlian audit yang pada gilirannya akan menentukan kualitas audit (Harhinto, 2004).

Pengetahuan pengauditan umum seperti risiko audit, prosedur audit, dan lain-lain kebanyakan diperoleh diperguruan tinggi, sebagian dari pelatihan dan pengalaman. Demikian juga dengan isu akuntansi, auditor bisa mendapatkannya dari pelatihan profesional yang diselenggarakan secara berkelanjutan. Pengetahuan mengenai industri khusus dan hal-hal umum kebanyakan diperoleh dari pelatihan dan pengalaman.

Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhi antara lain adalah pengalaman.


(22)

b. Pengalaman

Menurut Harhianto (2006:34) Pengalaman adalah sebagai berikut :

“Pengetahuan atau keahlian yang didapat dari pengamatan langsung atau

partisipasi dalam suatu peristiwa dan aktivitas yang nyata”.

Pengalaman menciptakan struktur pengetahuan, yang terdiri atas suatu sistem dari pengetahuan yang sistematis dan abstrak (Murphy dan Wright, 1984 dalam Hernadianto, 2002). Masih menurut Murphy dan Wright (1984) dalam Hernadianto (2002), Pengetahuan ini tersimpan dalam memori jangka panjang dan dibentuk dari lingkungan pengalaman langsung masa lalu, singkat kata, teori ini menjelaskan bahwa melalui pengalaman auditor dapat memperoleh pengetahuan dan mengembangkan struktur pengetahuannya, auditor yang berpengalaman akan memiliki lebih banyak pengetahuan dan struktur memori lebih baik dibandingkan auditor yang belum berpengalaman.

Seorang auditor menjadi ahli terutama diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman, seorang auditor yang lebih berpengalaman akan memiliki skema yang lebih baik dalam mendefinisikan keliruan-keliruan daripada auditor yang kurang berpengalaman (Libby, 1991).

Auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik (Libby dan Frederick, 1990). Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari (Libby et.al, 1985).


(23)

Dari karakteristik diatas, penulis dapat mengungkapkan pendapat tentang pandangan mengenai kompetensi auditor berkenaan dengan masalah kemampuan atau keahlian yang dimiliki auditor didukung dengan pengetahuan yang bersumber dari pendidikan formal dan disiplin ilmu yang relavan dan pengalaman yang sesuai dengan bidang pekerjaan (Syaiful F Pribadi, 2004:92).

2.1.2 Masa Perikatan Audit (Tenure) 2.1.2.1 Pengertian

Menurut Suhaib Aamir et.,al (2011:6) definisi jumlah masa perikata audit berturut-turut (audit tenure) adalah sebagai berikut :

“Audit tenure is defined as the audit firm’s (auditor’s) total duration to hold

their certain or the number of consecutive years that the audit firm (auditor)

has audited it’s certain client”.

Johnson et.al (2002:640) mengemukakan jumlah masa perikatan audit berturut-turut (audit tenure) adalah :

Audit firm tenure is the number of consective years that the audit firm has

conducte audits for a particular client”.

Menurut Johnson et al (2002), menjelaskan tenure audit adalah sebagai berikut:

“Tenur KAP adalah masa jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama”.

Tenur KAP diukur dengan menghitung tahun dimana KAP yang sama telah melakukan prikatan dengan auditee dalam batas regulasi yang telah ditentukan oleh


(24)

pemerintah (Johnson et al., 2002). Masih menurut Johnson et al (2002) kualitas audit dapat ditentukan antara lain oleh independensi auditor. Menurut Johnson et al (2002), masa perikatan audit dibagi menjadi tiga kategori. Kategori pertama adalah pendek, yaitu dua sampai tiga tahun. Masih menurut Menurut Johnson et al (2002) Kategori kedua adalah medium atau sedang yang panjang perikatannya empat sampai delapan tahun. Kategori ketiga adalah panjang, yaitu lebih dari delapan tahun (Johnson et al., 2002).

Menurut Rick hayes et al (2005:51) menyatakan bahwa :

“Salah satu ciri dari panjang masa audit (audit Tenure) adalah keterlibatan tahun pertama audit (masa tenure pendek) dianggap kurang menyeluruh (kurang mendalam) karena hal ini membutuhkan waktu beberapa waktu untuk mengidentifikasi semua risiko audit potensial untuk klient baru, sehingga

mengurangi kualitas audit”.

Menurut Geigher dan Raghunandan (2002) mendefiniskan Tenure audit sebagai berikut:

Audit Tenure adalah lamanya hubungan auditor dan klien yang diukur

dengan jumlah tahun”.

Menurut Deis dan Giroux (1992) mendefinisikan tenure sebagai berikut :

“Tenure adalah lamanya waktu auditor tersebut telah melakukan

pemeriksaan terhadap suatu unit/unit usaha/perusahaan atau instansi”.

Di Indonesia sendiri, peraturan yang mengatur tentang audit tenure adalah Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 42/KMK.06/2002, yang mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas


(25)

dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

2.1.2.2 Indikator Masa Perikatan Audit (tenure)

Menurut Johnson et al (2002), telah mengembangkan model masa perikatan audit (tenure) dari membangun teori dan penelitian empiris yang ada. Model yang disajikan oleh Johnson et al (2002), dalam penelitian ini dijadikan sebagai dimensi untuk masa perikatan audit (tenure), yaitu :

1. Audit firm tenure 2. Audit partner tenure

Berdasarkan dimensi diatas maka dalam penelitian ini dijadikan indikator untuk masa perikatan audit (tenure), yaitu :

1. Lamanya kap melakukan perikatan audit dengan klien 2. Lamanya kap melakukan pergantian atas klien

3. lamanya partenr tetap melakukan penugasan audit

4. lamanya partner melakukan pergantian dalam pekerjaan audit.

2.1.3 Kualitas Audit 2.1.3.1 Pengertian

Menurut Mulyadi (2008:9) audit adalah :

“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara

objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah di tetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”.


(26)

Menurut Boyton dkk (2006:7) menjelaskan bahwa :

“Kualitas jasa sangat penting untuk menghasilkan bahwa profesi bertanggung jawab kepada klien, masyarakat umum dan aturan-aturan, kualitas audit mengacu pada standar yang berkenaan pada kriteria atau ukuran mutu pelaksanaan serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan

menggunakan prosedur yang berkaitan”.

Menurut Akmal (2006:65) kualitas audit adalah :

“Kualitas adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh subjek/objek untuk

memperoleh tingkat kepuasan, sehingga akan menimbulkan hasrat

subjek/objek untuk menilai suatu kegiatan tersebut”

Arens et.,al (2012: 105) mendefinisikan kualitas audit sebagai berikut :

“Audit quality means how tell an audit detects an report material misstements

in financial statements. The detection aspect is a reflection of auditor competence, while reporting is a reflection of ethics or auditor integrity,

particulary independence.”

Sedangkan menurut penelitian Aamir et.,al (2011: 1-3) adalah sebagai berikut :

“Audit quality is defined as a positive constructive process used to assess,

verify and validate the quality of audit process and activities performed by an

auditor.”

Menurut Sososutikno (2003), mendefinisikan kualitas audit adalah sebagai berikut :

“Kualitas Audit adalah probabilitas seorang auditor dapat menemukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien”.


(27)

Menurut De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai berikut :

“Kualitas audit adalah kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien, temuan penganggaran tergantung pada dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran

tersebut”.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesian (2001:20), mendefinisikan kualitas audit adalah sebagai berikut :

“ Audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing”.

Dari berbagai pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi yang terjadi dalam sistem akuntansi dan melaporkannya dalam hasil audit, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan.

2.1.3.2 Faktor-faktor Kualitas Audit

Berbagai penelitian tentang kualitas audit pernah dilakukan, salah satunya meneliti faktor penentu kualitas audit di sektor publik dengan menggunakan sampel KAP yang mengaudit institusi sektor publik, Studi ini menganalisis temuan-temuan Quality Control Review, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lama hubungan dengan klien (audit tenure), jumlah klien, telaah dari rekan auditor (peer review), ukuran dan kesehatan keuangan klien serta jam kerja audit secara signifikan


(28)

berhubungan dengan kualitas audit (Deis dan Giroux, 1992). Masih menurut Deis dan Giroux, (1992) Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah pendidikan, struktur audit, kemampuan pengawasan (supervisor), profesionalisme dan beban kerja. Semakin lama audit tenure, kualitas audit akan semakin menurun, sedangkan kualitas audit akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah klien, reputasi auditor, kemampuan teknis dan keahlian yang meningkat.

Menurut Ririn Choiriyah (2012), indikator kualitas audit adalah sebagai berikut:

1. Melaporkan semua kesalahan klien.

2. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien. 3. Komitmen yang kuat dalam menyelesaikan audit.

Berikut penjelasan dari indikator kualitas audit: 1. Melaporkan semua kesalahan klien.

Auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien, tidak terpengaruh pada besarnya kompensasi yang diterima.

2. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien

Pemahaman yang mendalam terhadap sistem akuntansi klien sangat membantu dalam pelaksanaan audit karena auditor akan lebih mudah dalam menemukan salah saji laporan keuangan klien.


(29)

Auditor yang mempunyai komitmen tinggi dalam menyelesaikan tugasnya, maka ia akan berusaha memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan anggaran waktu yang ditetapkan.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Adapun tabel yang menjelaskan mengenai perbedaan dan perbandingan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu seperti dibawah ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu N

o

Peneliti

dan Tahun Judul

Variabel yang Diteliti Hasil Penelitian (Kesimpulan) 1 Rohami Shafie (2009) Audit Firm Tenure and Auditor Reporting Quality: Evidence in Malaysia

1. Tenure Audit 2. Audit Quality

audit tenure has positive significant

association with

auditor’s reporting

decision 2 Efraim Ferdinan Giri (2010) Pengaruh Tenure Kantor Akuntan

Publik (KAP) dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia.

1. Tenure KAP 2. Reputasi KAP 3. Kualitas Audit

Tenure audit

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap kualitas audit. 3 I Putu Nuratama (2011). Pengaruh Tenure dan Reputasi KAP dengan

kualitas audit dengan komite audit sebagai moderasi.

1. Tenure KAP 2. Reputasi KAP 3. Kualitas Audit 4. Komite Audit

Variabel Tenure berpengaruh positif terhadap variabel kualitas audit, yang berarti bahwa semakin lama KAP melakukan perikatan dengan kliennya


(30)

menyebabkan kualitas auditnya semakin baik. 4 Elfarini, Eunike Christina. (2007) Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Tengah)

Keahlian diproksikan dalam 2 sub variabel pengalamandan pengetahuan. Sedangkan Independensi diproksikan dalam lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor dan jasanon audit.

Kompetensi dan Independensi

berpengaruh terhadap kualitas audit secara parsial dan simultan.

5 Ali

Mansouri (2009)

Audit Competence

and Audit

Quality: Case in Emerging Economy

1. Independence 2. Audit Quality 3. Competence 4. Detection fraud

Independence, competence, and detection fraud has signifikan positive has Audit quality.

6 M. Nizarul Alim (2007) Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kuaitas Audit Dengan Etika Auditor

Sebagai Variabel Moderasi

1. Kompetensi 2. Independensi 3. Kualitas Audit

Kompetensi

berpengaruh positif terhadap kualitas Audit.

7 Kitta

(2009) Pengaruh Kompetensi, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit yang dimoderasi Kompetensi dan independensi sebagai variabel independen. Kualitas auditor sebagai variabel dependen, dan etika auditor sebagai variabel moderasi. Kompetensi dan independensi auditor berpengaruh meningkatkan kualitas audit, idealisme orientasi etika auditor tidak menguatkan atau melemahkan


(31)

Orientasi Etika Auditor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan kompetensi dengan kualitas audit.

8 Supriyono, R.A. (1988) Pengaruh akuntabilitas dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit (studi empiris pada kantor akuntan publik di semarang).

1. Akuntabilitas 2. Kompetensi

Audittor 3. Kualitas audit

Apabila akuntabilitas dan kompetensi auditor yang memiliki pengetahuan dan pengalaman akan berpengaruh positif terhadap kualitas audit yang dihaliskan oleh kantor akuntan publik.

9 . Lilis Ardini ( 2010) Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit

1. Kompetensi 2. Independensi 3. Akuntabilitas 4. Motivasi 5. Kualitas Audit

Dari hasil uji t diketahui bahwa masing-masing variabel kompetensi, independensi dan akuntabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit

2.2 Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen agar dapat dipercaya oleh para pemakai laporan keuangan, maka diperlukan pengujian oleh pihak ketiga yaitu akuntan publik atau auditor. Salah satu fungsi dari akuntan publik adalah menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan.


(32)

Tujuan audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor yang kompeten adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam hal yang meteril, posisi keuangan dan usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dengan demikian tujuan audit umum akan tercapai bila auditor yang memeriksa adalah auditor yang kompeten.

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely suhayati (2009;2) menjelaskan kompetensi adalah sebagai berikut :

“Kompetensi artinya auditor harus mempunyai kemampuan, ahli dan

berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan

diambil”

Dalam melaksanakan proses audit, auditor membutuhkan pengetahuan, pengalaman, pendidikan dan pelatihan yang baik karena dengan hal itu auditor menjadi lebih mampu memahami kondisi keuangan dan laporan keuangan kliennya dan akan menghasilkan kualitas audit yang baik. Untuk menghasilkan audit yang berkualitas seorang akuntan publik yang bekerja dalam suatu tim di tuntut untuk memiliki kompetensi yang cukup.

Sebagai seorang auditor kualitas audit dapt dipengaruhi oleh masa perikatan audit.

Menurut Johnson et al (2002), menjelaskan tenure audit adalah sebagai berikut:

“Tenur KAP adalah masa jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama”.


(33)

Auditor bertanggung jawab untuk menyedikan informasi yang berkualitas tinggi yang akan berguna untuk pengambilan keputusan para pemakai laporan keuangan.

Menurut De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai berikut :

“Kualitas audit adalah kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan

melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien, temuan penganggaran tergantung pada dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran

tersebut”.

Sehingga berdasarkan logika diatas maka kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal Terhadap Kualitas Audit

Kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalamannya yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif,

Manajemen

Laporan Keuangan

Sebelum Diaudit Akuntan Publik

Kompetenai Auditor Eksternal

Masa Perikatan Audit (tenure)


(34)

cermat dan seksama Kompetensi Auditor merupakan kulaifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan audit dengan benar (Sukriah et al., 2009). Masih menurut Sukriah et al (2009) Dalam melaksanakan audit seoranng auditor harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai, dan pengalaman kerja yang cukup. Pada penelitian ini kompetensi akan diproksikan dengan variabel masa perikatan terhadap kualitas auditor (Sukriah et al., 2009).

Kualitas audit merupakan segala kemungkinan ( probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan, oleh karena itu dapat dipahami bahwa seorang auditor yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai akan lebih memahami dan mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam dan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks dalam lingkungan audit kliennya (De Angelo, 1981).

De Angelo, (1981) menjelaskan bahwa :

“Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki auditor maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkannya”.

Deis dan Groux (1992) menjelaskan bahwa :

“Probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada


(35)

Alim Hapsari dan Purwanti (2007) dalam penelitiannya berkaitan kompetensi dan indepedensi terhadap kualitas audit menjelaskan bahwa :

“Kompetensi Auditor yang berdimensi pengetahuan dan pengalaman kerja auditor memiliki hubungan positif terhadap kualitas hasil auditor”.

Menurut Mulyadi (2008:58) terdapat hubungan antara kompetensi dan kualitas audit antara lain sebagai berikut :

“Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman, setiap anggota harus melakukan upaya untuk mencapai tingkatan kompetensi yang akan meyakinkan bahwa kualitas jasa yang di berikan memenuhi tingkatan profesionalisme tinggi seperti di syaratkan oleh prinsip etika.”

2.2.2 Pengaruh Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit

Menurut Efraim (2010) Pengaruh tenur KAP dengan kualitas audit telah lama menjadi debat. Debat mengenai tenur selalu dikaitkan dengan independensi. Independensi auditor merupakan pondasi bagi laporan auditor yang reliable (Publik Oversight Board, 2000 dalam Efraim, 2010). Efraim (2010) menyatakan bahwa tenur memiliki hubungan erat dengan tindakan low-balling yang dilakukan oleh auditor. Berdasarkan perspektif ekonomi, low-balling merupakan usaha auditor untuk mendapatkan klien dengan menurunkan harga pada tugas audit awal dengan harapan akan mendapatkan fee tambahan pada masa depan (Simon and Francis, 1988 dalam Efraim, 2010). Masih menurut Simon and Francis (1988) dalam Efraim (2010) Pendekatan ekonomi memandang bahwa independensi dan objektivitas auditor akan rendah pada awal penugasan auditor. Dye (1991) dalam efraim (2010) berargumen bahwa low-balling mendorong auditor membuat opini yang member keuntungan bagi


(36)

klien pada awal periode, dan kondisi ini digunakan auditor untuk memperoleh pendapatan harapan dari klien pada periode selanjutnya.

Manry et al (2008) menemukan bahwa:

“Tenur auditor berhubungan negative dengan kualitas audit yang diukur dengan discretionary accruals yang artinya kualitas audit meningkat sejalan dengan peningkatan tenur.

Menurut Efraim (2010) ada pandangan lain berhubungan dengan tenur yang lama tenur audit lama akan mendorong terciptanya pengetahuan bisnis bagi seorang auditor. Pengetahuan ini dapat digunakan untuk merancang program audit yang efektif dan menciptakan laporan keuangan yang berkualitas tinggi (Simon and Francis, 1988 dalam Efraim, 2010).

Menurut Simon and Francis, (1988) dalam Efraim, (2010), menjelaskan bahwa :

“kualitas audit akan semakin tinggi ketika tenur auditor semakin lama”. Menurut Casterella et al. (2002), menjelaskan bahwa :

“Kualitas audit menjadi rendah ketika tenur auditor jangka panjang, sehingga

kegagalan audit kurang (lebih) mungkin terjadi ketika tenur auditor pendek

(panjang)”.

Penelitian Carey dan Simnett (2006), yang menemukan bahwa :

tenur audit yang panjang berhubungan negatif terhadap kualitas audit”. Menurut Quick et al (2008:161) menjelaskan bahwa :


(37)

“Aturan rotasi secara wajib dilakukan untuk meningkatkan independensi dari

audit firm, dan juga untuk meningkatkan kualitas audit”.

Menurut Paino et al (2010:38) menjelaskan bahwa :

“faktor yang mempegaruhi kualitas audit adalah audit tenure (jangka waktu audit) suatu audit firm”.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka paradigma penelitiannya adalah sebagai berikut:

M. Nizarul Alim ( 2007)

Efraim (2010)

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:64) mendefinisikan hipotesis adalah sebagai berikut:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan”.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis mencoba merumuskan hipotesis:

Kompetensi Auditor

Masa Perikatan Audit


(38)

1. Kompetensi Audit Eksternal berpengaruh terhadap Kualitas Audit pada KAP yang terdapat di kota Bandung.

2. Masa Perikatan Audit berpengaruh terhadap Kualitas Audit pada KAP yang terdapat di kota Bandung.

3. Kompetnsi Auditor Eksternal dan Masa Perikatan Audit berpengaruh terhadap Kualitas Audit pada KAP yang terdapat di kota Bandung.


(39)

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Menurut Sugiyono (2010:41), bahwa:

“Sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan

studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan yang diteliti. Jangan sampai pembuatan rancangan penelitian dilakukan tanpa mengetahui terlebih

dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian.”

Menurut Husein Umar (2005:303) pengertian objek penelitian menyatakan bahwa :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek

penelitian dilakukan, bisa juga dirambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”. Sedangkan pengertian objek penelitian yang dikemukakan oleh I Made Wirartha (2006:39), menyatakan bahwa objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai:.


(40)

Maka obyek dari penelitian ini adalah kompetensi Auditor Eksternal (X1), Masa Perikatan Audit (X2), terhadap Kualitas Audit (Y). penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel pada beberapa Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di kota Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat data, baik primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atau data yang diperoleh.

Dalam proses penelitian untuk dapat memecahkan suatu permasalah antara suatu kasus diperlukan cara yang sistematis, langkah penelitian yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan metode penelitian.

Menurut Umi Narimawati (2008:127) mendefinisikan metode penelitian adalah sebagai berikut :

“Metode Penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk

mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.

Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2010:2):

“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”.


(41)

Menurut Sugiyono (2011:21) mendefinisikan metode deskriptif sebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk

membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Menurut Mashuri (2008:45) dalam Umi Narimawati (2010:29) mendefinisikan metode verifikatif sebagai berikut:

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk

menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di

tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Menurut Sugiyono (2011:8) mendefinisikan metode penelitian kuantitatif sebagai berikut:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Dalam penelitian ini, metode deskriptif verifikatif tersebut digunakan untuk menguji lebih dalam pengaruh kompetensi auditor eskternal dan masa perikatan audit terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Kota bandung serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak


(42)

3.2.1 Desain Penelitian

Desain Umi Narimawati (2010:30) mendefinisikan desain penelitian adalah sebagai berikut:

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalm perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) yang peneliti terapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

“1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi; 3. Menetapkan rumusan masalah;

4. Menetapkan tujuan penelitian;

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori; 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang

digunakan;

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data;

8. Melakukan analisis data;

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian”.

Menurut Moh. Nazir (2005:84) mendefinisikan desain penelitian adalah sebagai berikut :

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan

dan pelaksanaan penelitian”.

Menurut Sugiyono (2009:50) menjelaskan proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:

“1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis


(43)

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan”.

Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber Masalah

Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan. Identifikasi masalah diperoleh dari adanya fenomena yang terjadi di masyarakat.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan yang akan diuji dengan cara menguji hipotesis.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka peneliti mengkaji teori-teori yang relevan dengan masalah. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.


(44)

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual). 5. Metode penelitian

Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif.

6. Menyusun instrument penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk kuesioner dan data sekunder. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrument penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reabilitasnya. Dimana validitas digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah alat ukur dan reabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setalah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir berupa jawaban atas rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.


(45)

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan

Penelitian

Desain Penelitian Metode yang

digunakan

Unit analisis Time Horizon

T-1 Descriptive

Survey KAP Cross Sectional

T-2 Descriptive

Survey KAP Cross Sectional

T-3 Descriptive

Survey KAP Cross Sectional

Sumber : Umi Narimawati (2010:31)

Menurut Mudrajat Kuncoro (2003:3)

“Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang ada, sehingga dapat diketahui penyebabnya untuk selanjutnya diambil soslusi untuk menyelesaikannya”.

Menurut Mudrajat Kuncoro (2003:3) enjelaskan bahwa :

“Penelitian ilmiah adalah aplikasi secara formal dan sistematis dari metode ilmiah untuk mempelajari dan menjawab permasalahan, dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode asosiatif".

Menurut Sugiyono (2011:11) menjelaskan bahwa :

“Metode asosiatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih”.

Selanjutnya akan dilakukan analisis data dengan menggunakan uji validitas dan uji reabilitas. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel X terhadap variabel Y maka digunakan pehitungan koefisien determinasi.


(46)

3.3 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2011:2) mendefinisikan Variabel penelitian adalah sebagai berikut :

“Variabel penelitian pada dasarnya yaitu segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Umi Narimawati (2010:31) mendefinisikan operasionalisasi variabel adalah sebagai berikut:

“Operasionalisasi variabel adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.

Untuk mempermudah mendapatkan data yang diperlukan bagi penilaian masalah yang diteliti, perlu adanya operasionalisasi variabel. Operasionalisasi variable ini memecah variabel-variabel yang terkandung dalam masalah tersebut diatas menjadi bagian-bagian yang paling kecil.

Pengertian variable menurut Sugiyono (2010: 31) adalah sebagai berikut :

“Sesuatuhal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.

Sedangkan definisi operasionalisasi variable menurut Nazir (2003: 126) sebagai berikut:


(47)

“Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variable atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variable tersebut”.

Didalam penelitian ini terdapat 3 variabel penelitian, yaitu :

1. Variabel Independen (variabel Bebas) yaitu X1 atau Kompetensi Auditor Eksternal yaitu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh auditor, hal ini berdasarkan konstruk yang dikemukakan ole DeAngelo ( Kusharyanti, 2003). Kemudian X2 atau Masa perikatan audit KAP adalah masa jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP dengan audite yang sama.

2. Variabel Dependent (Variabel tidak bebas)

Suatu variabel digolongkan ke dalam variabel tidak bebas adalah apabila dalam hubungannya dengan variabel lain, variabel tersebut fungsinya diterangkan dengan variabel lain. Dalam penelitian ini variabel tidak bebas adalah kualitas audit.


(48)

Tabel 3.2 Operasional Variabel

variabel Konsep Variabel Indikator No

Kuisioner Skala Kompeten-

si Auditor Eksternal (X1)

Suatu kemampuan,

keahlian, dan

berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambilnya. Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:2)

1. Pengetahuan 2. Pengalaman

1-6 7-12

Ordinal

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:2)

Masa Perikatan Auditor (Tenure) (X2)

“Salah satu ciri dari

panjang masa audit (audit

Tenure) adalah

keterlibatan tahun pertama audit (masa tenure pendek) dianggap kurang menyeluruh (kurang mendalam)

karena hal ini

membutuhkan waktu beberapa waktu untuk mengidentifikasi semua risiko audit potensial untuk klient baru, sehingga mengurangi kualitas audit”.

Rick hayes et al (2005:51)

1. Audit firm

tenure.

2. Audit partner

tenure. 13-14 15-17 Ordinal Johnson et.al (2002:640)


(49)

Kualitas Audit (Y)

“Kualitas audit adalah Kemungkinan bahwa

auditor akan

menemukan dan

melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi

klien, temuan

penganggaran

tergantung pada

dorongan auditor untuk mengungkapkan

pelanggaran tersebut “ . De Angelo (1981)

1. Melaporkan semua

kesalahan klien. 2. Pemahaman

terhadap sistem informasi akuntansi klien. 3. Komitmen

yang kuat

dalam

menyelesaikan audit.

Ririn Choiriyah (2012)

18-19

20-22

23-24

Ordinal

Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal.

Pengertian dari skala ordinal menurut Nur Indrianto dan Bambang (2002:98) adalah sebagai berikut:

“Skala Ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan

kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct diukur”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala Likert’s.


(50)

Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan (item positif) atau tidak mendukung pernyataan (item negatif).

Tabel 3.3

Scoring Untuk Jawaban Kuesioner Positif

Jawaban Responden Score

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu – Ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono (2010:94)

Sedangkan skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan untuk pernyataan negatif adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Scoring Untuk Jawaban Kuesioner Negatif

Jawaban Responden Score

Sangat Setuju 1

Setuju 2

Ragu – Ragu 3

Tidak Setuju 4

Sangat Tidak Setuju 5

Sumber : Sugiyono (2010:94) 3.4 Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Sugiyono (2010:137) mendefinisikan data primer adalah sebagai berikut:


(51)

“Data primer berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara

dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti”.

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yaitu pada Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Kota Bandung.

3.5 Alat Ukur Penelitian

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dibagi kedalam 2 kategori, diantaranya :

3.5.1 Uji validitas

Menurut Sugiyono (2011:348) menjelaskan sebagai berikut :

Dalam penelitian yang menggunakan instrument, maka instrument penelitian tersebut harus memiliki syarat valid dan reliable, Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang dugunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan unuk mengukur apa yang hendak diukur”.

3.5.2 Uji Realibilitas

Menurut Purbayu (2005: 251) menjelaskan sebagai berikut :

“Realibilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama dilain kesempatan. Realibilitas suatu variabel yang dibentuk dari daftar pertanyaan dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0,60”.


(52)

3.6 Populasi Dan Penarikan Sampel

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersifat kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk penyebaran kuisioner yang dapat di jadikan keputusan dalam mengambil hipotesis apakah ada keterkaita dalamvariabel-variabel tersebut.

Sebelum menentukan teknik penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukan mengenai populasi dan sampel.

1. Populasi

Pada umumnya dalam sebuah penelitian para peneliti membutuhkan apa itu populasi.

Menurut Umi Narimawati (2008:161), populasi adalah :

“Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai

informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian”. Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah KAP wilayah Bandung sebanyak 26 KAP .


(53)

Tabel 3.5

KAP wilayah Bandung yang menjadi populasi

No KAP Auditor Keterangan

1 KAP Achmad Rasyid, Hisbullah & Jerri 2 auditor Menerima

2 KAP. Sugiono Poulus - Tidak menerima

3 Af.Rachman& Rekan 1 Auditor Mnerima

4 Arifin, Halid, & Rekan - Tidak menerima

5 Drs. Bambang Budi Tresno 2 Auditor Menerima

6 Djoemarma, Wahyudin & Rekan 2 Auditor Menerima 7 Ekamasni Bustaman & Rekan(CAB) - Tidak ditemukan 8 Erwan, Sugandhi & Jajat Marjat (CAB) - Tidak ditemukan

9 Drs. Gunawan sudradjat - Tidak menerima

10 Dr. H.E.R. Suhardjadinata, Ak., MM - Tidak menerima 11 Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin & rekan 2 Auditor Menerima 12 Heliantono & Rekan (CAB) 1 Auditor Menerima 13 Hendrawinata gani & hidayat (CAB) - Tidak menerima

14 Drs. Joseph Munthe, MS. Ak. - Tidak ditemukan

15 Drs. Karel & Widyarta - Tidak menerima

16 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 2 Auditor Menerima Kuisioner 17 Dr. La midjan & rekan 1 Auditor Menerima Kuisioner

18 Drs. Moch. Zainuddin - Tidak menerima

19 Dr. Moh. Mansur se. MM. Ak - Tidak menerima

20 Peddy Hf. Dasuki - Tidak ditemukan

21 Roebiandini & Rekan 2 Auditor Menerima kuisioner

22 Drs. Ronald Haryanto - Kuisioner tidak

kembali

23 Sahat p. Situmorang - Tidak menerima

24 Sanusi, Supardi & Soegiharto - Alamat tidak

ditemukan 25 DRS.Sehat, Bukit, Kataren &Rekan - Tidak menerima

26 Dra. Yati ruhiyati 2 Auditor Menerima Kuisioner,

Sumber telah diolah :(http://www.iapi.or.id/iapi/directory.php

2. Sample

Menurut Umi Narimawati (2008:161), sampel adalah:

“Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian ini”.


(1)

1. Uji MSI (Methode of Successive Interval) 2. Uji Normalitas

3. Uji Multikolinearitas 4. Uji Heteroskedastisitas

3.9 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.9.1 Rancangan Analisis

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Umi Narimawati (2008:5) mendefinisikan analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

“Analisis regresi linier berganda adalah suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan skala interval”.

Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menerangkan besarnya pengaruh independensi dan perilaku disfungsional auditor terhadap kualitas audit. Persamaan analisis regresi linier berganda secara umum untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber:Sugiono (2009:192) Keterangan :

Y :Kualitas Audit X1 : Kompetensi

X2 : Masa Perikatan Auditor (tenure)

O:Konstanta merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat variabel

bebasnya adalah 0 (X1 dan X2 = 0)

: Koefisien regresi multiple antara variabel bebas X1 terhadap variabel terikat Y, bila

variabel bebas lainnya dianggap konstan. : Faktor pengganggu di luar model 2. Analisis Korelasi Berganda

Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur kuat lemahnya hubungan antar variabel independensi dan perilaku disfungsional auditor dengan kualitas audit.

Rumus dari korelasi berganda adalah :

Sumber:Sugiono (2009:192) Keterangan :

X1: Kompetensi

X2 : Masa Perikatan Auditor (tenure)

Y :Kualitas Audit n : Banyaknya Sampel

R :Koefisien korelasi berganda 3. Koefisien Determinasi

Besarnya pengaruh kompetensi audit eksternal (X1) dan masa perikatan audit (tenure)

(X2) terhadap kualitas audit (Y) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien

determinasi atau disingkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu :

Y = O + �� + �� +�

R

Y.X1X2

= b

1

∑X

1

Y + b

2

X

2

Y

∑Y

2


(2)

Sumber : Sugiyono, 2008 Keterangan :

R : Koefisien Korelasi Berganda Kd :Nilai Koefisien Determinasi

100% :Pengali yang menyatakan dalam persentase 3.9.2 Rancangan Pengujian Hipotesis

Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah dan merupakan cara dalam statistika untuk menguji populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Langkah-langkah dalam analisisnya adalah sebagai berikut:

1) Uji Statistik t

Pengujian secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi secara parsial). 2) Uji Statistik F

Pengujian secara simultan menggunakan uji F (pengujian signifikansi secara bersama-sama).

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskriftif

4.1.1 Analisis Deskriptif Kompetensi Auditor Eksternal

Setelah diuraikan masing-maing butir pernyataan pada variabel Kompetensi Auditor Eksternal selanjutnya untuk menghasilkan gambaran Kompetensi Auditor ekstrnal secara menyeluruh maka dihitung akumulasi skor dari seluruh indiakor yang membentuknya.

Tabel 4.1

Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Kompetensi Auditor Eksternal

Indikator Skor Aktual Skor Ideal % Skor Aktual Kriteria

Pengetahuan 360 510 70.42% Baik

Pengalaman 241 340 70.88% Baik

Total 601 850 70,65% Baik

sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Melalui tabel 4.1 dapat diketahui Rekapitulasi keseluruhan persentase skor jawaban responden sebesar 70,65%. Artinya Kompetensi Auditor Eksternal Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung secara keseluruhan sudah baik.

4.1.2 Analisis Deskriftif Masa Perikatan Audit

Setelah diuraikan masing-maing butir pernyataan pada variabel Masa Perikatan auditor selanjutnya untuk menghasilkan gambaran Masa Periktan Auditor secara menyeluruh maka dihitung akumulasi skor dari seluruh indiakor yang membentuknya.

Tabel 4.2

Persentase Skor Jawaban Responden Mengenain Masa Perikatan Audit

Indikator Skor Aktual Skor Ideal % Skor Aktual Kriteria Audit Firm

Tenure 68 85 80% Baik

Audit Partner

167 255 65.46%


(3)

Total 235 340 72,73% baik Sumber : Data primer yang telah diolah, 2013

Melalui table 4.2 memperlihatkan bahwa hasil persentase total skor jawaban responden pada variabel masa perikatan audit sebesar 72,73% berada di interval “baik”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masa perikatan audit yang terjalin pada KAP di wilayah bandung secara umum berada dalam kondisi baik.

4.1.3 Analisis Deskriftif Kualitas Audit

Setelah diuraikan masing-masing butir pernyataan pada variabel kualitas audit selanjutnya untuk menghasilkan gambaran kualitas audit secara menyeluruh maka dihitung akumulasi skor dari seluruh indiakor yang membentuknya.

Tabel 4.3

Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Kualitas audit

Indikator Skor Aktual Skor

Ideal

% Skor

Aktual Kriteria Melaporkan semua kesalahan

klien 119 170 70.00% Baik

Pemahaman terhadap sistem

informasi akuntansi klien 129 170 75.88% Baik

Komitmen yang kuat dalam

menyelesaikan audit 122 170 71.76% Baik

Total 370 510 72,55% Baik

sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Dari tabel 4.3 memperlihatkan bahwa hasil persentase total skor jawaban responden pada variabel kualitas audit sebesar 72,55% berada di interval “baik”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas audit yang yang dihasilkan oleh sebagian kap yang berada di wilayah Bandung sudah baik.

4.2 Analisis Verifiatif 1. Uji Multikolinieritas

Berdasarkan nilai VIF yang diperoleh, bahwa nilai VIF kedua variable independen (Kompetensi Auditor Eksternal dan Masa Perikatan Audit) kurang dari 10 yaitu masing-masing bernilai 1.039 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam data.

2.

Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji pada tabel Spearman’s, untuk variable Kompetensi Auditor Eksternal didapatkan nilai Sig. 0,940 dan untuk variable Masa Perikatan Audit Sig. 0,963. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

3.

Uji Normalitas

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov untuk setiap variabel (Kompetensi Auditor Eksternal = 0,512>0,05; Masa Perikatan Audit = 0,892<0,05, dan Kualitas Audit = 0,893>0,05). Karena nilai probabilitas pada uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0.05), maka disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal.

4. Analisis Regresi Berganda

Hasil pengolahan software SPSS 20 untuk analisis regresi berganda disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.22

Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients


(4)

B Std. Error Beta

1

(Constant) 6,548 2,978 2,199 ,045

kompeten

si ,459 ,067 ,745 6,814 ,000

tenure ,620 ,166 ,409 3,738 ,002

a. Dependent Variable: kualitas

Melalui hasil pengolahan data seperti diuraikan pada tabel 4.22 maka dapat dibentuk model prediksi variabel kompetensi auditor eksternal dan masa perikatan audit terhadap kualitas audit adalah sebagai berikut.

+ +

Dari persamaan regresi di atas diperoleh nilai konstanta sebesar 6,548 artinya jika Kompetensi Auditor Eksternal (X1) dan Masa Perikatan Audit (X2) nilainya adalah 0, maka

Kualitas audit berarti tetap sebesar 6,548. Koefisien regresi variabel kompetensi auditor eksternal (X1) sebesar 0,459 artinya jika variabel kompetensi auditor eksternal nilainya 1 dan

masa perikatan audit mengalami perubahan sebesar 0 maka kualitas audit (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 6,548 + 0,459(1)+ 0,620(0) = 6,548. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara kompetensi auditor eksternal terhadap kualitas audit. Artinya semakin meningkat kompetensi auditor eksternal maka semakin meningkat kualitas audit.

Koefisien regresi variabel masa perikatan audit (X2) sebesar 0.620, artinya jika variabel

masa perikatan audit nilainya 1 dan kompetensi auditor eksternal mengalami perubahan sebesar 0 maka kualitas audit (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 6,548 + 0,459(0)+ 0,620 (1) = 6,548. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara mas aperikatan audit dengan kualitas audit. Artinya semakin tinggi masa perikatan audit maka kualitas audit semakin meningkat.

4.2.1 Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit 1. Korelasi Person

koefisien korelasi antara kompetensi auditor eksternal dengan kualitas audit r = 0,877, ini berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antara kompetensi auditor eksternal dengan kualitas audit, berarti apabila kompetensi auditor eksternal meningkat maka kualitas audit akan meningkat.

2. Koefisiensi Determinasi

kompetensi auditor eksternal hanya memberikan pengaruh sebesar 76,91% terhadap kualitas audit. Sedangkan sisanya sebesar 23,09% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

3. Uji t

Berdasarkan keluaran software SPSS diperoleh nilai thitung sebesar 2,416 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,034. Karena nilai thitung (6,814) lebih besar dari ttabel (1,761)

maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho2 sehingga Ha2

diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa Kompetensi Auditor Eksternal berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung.

4.2.2 Pengaruh masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit 1. Korelasi Person

koefisien korelasi antara kompetensi auditor eksternal dengan kualitas audit r = 0,707, ini berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antara kompetensi auditor eksternal dengan kualitas audit, berarti apabila kompetensi auditor eksternal meningkat maka kualitas audit akan meningkat.

2. Koefisiensi Determinasi

masa Perikatan Audit hanya memberikan pengaruh sebesar 49,98% terhadap kualitas audit. Sedangkan sisanya sebesar 50,02% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(5)

Berdasarkan keluaran software SPSS diperoleh nilai signifikansi < 5% (0.000<0.05), maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Perilaku masa

perikatan audit terhadap kualitas audit.

4.3.2 Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal dan Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit

1. Analisis Koefisiensi Determinasi

Dapat diperoleh hasil R Square = 0,839 berarti variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh variabel kompetensi auditor eksternal (X1) dan masa perikatan auditor (X2) sebesar

83,9% sedangkan sisanya 16,01% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Dengan kata lain, besarnya nilai variabel kualitas audit ditentukan oleh variabel kompetensi auditor eksternal (X1) dan masa perikatan auditor (X2) sebesar 83,9%

sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain. 2. UJI f

Tabel 4.26 Uji F Secara Simultan ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 221,629 2 110,814 36,475 ,000b

Residual 42,533 14 3,038

Total 264,162 16

a. Dependent Variable: kualitas

b. Predictors: (Constant), tenure, kompetensi

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai signifikansi penelitian untuk uji F-test dengan menggunakan α = 0,05 adalah sebesar 0,00 atau F hitung>Ftabel (36,475<3,74). Karena nilai signifikansi penelitian <α, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berartii Kompetensi Auditor Eksternal (X1) dan Masa Perikatan Audit (X2) secara simultan

berpengaruh terhadap kualitas audit. V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan mengacu pada rumusan masalah serta tujuan dari penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan-kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompetensi auditor eksternal memberikan pengaruh yang kuat terhadap Kualitas Audit yang terdapat di kota Bandung. Artinya smakin baik/meningktanya kompetensi auditor eksternal maka akan menghasilkan kualitas yang baik.

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa Masa Perikatan Audit memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh suatu KAP yang terdapat di kota Bandung dimana masa perikatan audit yang kurang baik akan menghailkan kualitas yang cukup baik juga, hal tersebut juga terlihat dengan adanya fenomena yang menyatakan pembatasan jasa yang dilakukan oleh suatu kap atau sorang auditor akan menurunkan kualitas yang dihasilkan oleh suatu kap atau auditor itu sendiri.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi auditor eksternal dan masa perikatan audit memiliki pengaruh yang kuat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh kantor akuntan publik yang terdapat di kota Bandung, namun dalam penelitian ini variabel yang paling memepengaruhi variabel Y yaitu variabel X1, yaitu kompetensi auditor eksternal,

namun dalam hal ini kedua variabe memberikan pengaruh yang positif terhadap kualitas audit.


(6)

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mencoba menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermafaat dan juga sebagai bahan pertimbangan bagi Kantor Akuntan Publik terutama yang terdapat di Kota Bandung, ataupun bagi peneliti selanjutnya, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Agar pengaruh kompetensi auditor eksternal dalam meningkatkan kualitas audit yang optimal maka sebaiknya kantor akuntan publik lebih berhati-hati dalam mencari auditor-auditor baik itu senior ataupun junior, audit sebaiknya dilakukan oleh auditor-auditor yang sudah berpengalaman dan dipandang mempunyai pengetahuan yang memadai, disamping itu, harus juga diberikannya pelatihan khusus audit.

2. Agar pengaruh masa perikatan audit dalam meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan oleh kantor akuntan publik optimal maka perlu dilakukan rotasi sehigga seorang auditor tidak terlibat terlalu lama dan dekat dengan klien tertentu. Rotasi dilakukan sebagai upaya menjaga independensi auditor, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas audit. Selain itu mengikuti peraturan yang berlaku dalam masa penugasan Akuntan Publik yaitu 5 tahun untuk KAP tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama 3 tahun berturut-turut yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 42/KMK.06/2002.

3. Agar pengaruh kompetensi auditor eksternal dan masa perikatan audit dalam meningkatkan kalitas audit secara optimal, maka diharapkan kantor akuntan publik lebih merhatikan mutu pengetahuan dan pengalaman masing-masing auditor di suatu kantor akuntan publik tersebut, selain itu auditor juga bisa mendapatkan pengetahuan dengan melakukan audit berulang-ulang terhadap klien yang sama sehingga kemungkinan terdeteksinya kesalahan akan semakin besar, sehingga kualitas yang dihasilkan pun lebih baik.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. SNA X. Makassar.

Arens, A. A., Elder, R. J., and Beasley, m.s,. 2012. “Auditing and Assurance Service – An

Integrated Approach”. 14th Edition. Pearson Education Limited, Edinburg UK.

Bawono, Singgih, 2010. “Faktor-Faktor dalam Diri Auditor dan Kualitas Audit: Studi Pada KAP Big four di Indonesia”. Skripsi. Jurusan Akuntansi. UNSOED. Purwokerto

Biro Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan. 2009. Diakses melalui http://www.ppadepkeu.go.id/index.php?option=com_content&task=jew&d156&temid=1. Ferdinan, Efraim. 2010. “Pengaruh Tenure Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP

terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor Di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Hayes, rick., roger dassen, arnold schilder and philip wallage. 2005. Principle of auditing : an introduction to international standards on auditing. 2nd edition. Prentice hall, pearson education limited.

Mulyadi. 2009. Auditing. Cetakan keenam. Jakarta : Salemba Empat.

Quick, reiner., stuart turley and marleen willekens. 2008. Auditing, trush and governance. 1st edition. Published by routledge, london.

Ririn Choiriyah. 2012. Pengaruh Time Budget Pressure dan Pengalaman Kerja Auditor Terhadap Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik di Bali. Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia. Edisi III Volume I.

Roberta S.Russel, Bernard W.Taylor. 2000. Operations Management. Third Edition. International Edition. Penerbit Prentice Hall International, Inc.

Siti Kurnia Rahayu, dan Ely Suhayati. 2009. Auditing Konsep Dasar Dan Pedoman Pemerikasaan Akuntan Publik. Yokyakarta : Graha Ilmu..

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV ALFABETA. Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Genesis.