Prosedur Pelayanan dan Pencairan Administrasi Kredit (ADK) pada PD. BPR Kota Bandung
PROSEDUR PELAYANAN DAN PENCAIRAN
ADMINISTRASI KREDIT (ADK) PADA BPR BANK KOTA
BANDUNG
Laporan Kerja Praktek
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Studi S-1 Program Studi Akuntansi
Oleh:
Nur Madiani Lubis
21110088
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
(3)
(4)
iv
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 4
1.2.1 Maksud Kerja Praktek ... 4
1.2.2 Tujuan Kerja Praktek ... 5
1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 5
1.4 Metode Kerja Praktek ... 6
1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek. ... 7
1.5.1 Lokasi Kerja Praktek ... 8
1.5.2 Waktu Kerja Praktek ... 8
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Pendirian PD BPR BANK Kota Bandung ... 10
(5)
v
2.1.1 Visi dan Misi BPR BANK Kota Bandung ... 18
2.2 Struktur Organisasi PD BPR BANK Kota Bandung. ... 19
2.3 Uraian Tugas Perusahaan ... 20
2.4 Aktivitas Usaha PD BPR BANK Kota Bandung ... 22
BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN PREKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. ... 24
3.2 Pengertian Prosedur Pelayanan. ... 24
3.3 Pengertian Administrasi Kredit ... 25
3.4 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Prekatek ... 27
3.4.1 Prosedur Pelayanan dan Pencairan Administrasi Kredit ... 27
3.4.2 Hambatan atau Permasalahan Dalam Prosedur Pelayanan dan Pencairan Administrasi Kredit ... 36
3.4.3 Upayah Yang Dilakukan Dalam Menghadapi Hambatan Prosedur Pelayanan dan Pencairan Administrasi Kredit ... 36
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 39
4.2 Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
(6)
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat yang diberikan kepada Penulis dalam menyelesaikan laporan
Kerja Praktek dengan judul “Prosedur Pelayanan dan Pencairan Administrasi
Kredit (ADK) Pada BPR BANK Kota Bandung”.
Dalam pelaksanaan kerja praktek dan pembuatan laporan kerja praktek ini
Penulis telah mendapatkan bimbingan , saran, motivasi dan bantuan yang besar
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
Dalam kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M. Sc., selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia
3. Dr.Surtikanti, SE., M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Wati Aris Astuti, SE., M.Si., Selaku Sekertaris Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Wati Aris Astuti, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan
(7)
ii
6. Lilis Puspitawati.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA selaku Dosen Wali Ak2.
7. Lilis Puspitawati.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA selaku Koordinator Kerja Praktek.
8. Bapak Egi, bapak Agil dan Ibu Melly selaku pembimbing dari BPR BANK
Kota Bandung yang telah memberikan pengarahan dalam kuliah kerja praktek
ini.
9. Kedua orang tua, kakaku (kakak herlina Lubis, kakak Hotnida Sari Lubis dan
kakak Siti Wardana Lubis) yang selalu memberikan do’a dan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
10. Kakak Ichwan dan untuk teman-teman yang selalu membantu dan memberikan
dukungan, Melda , Silvia, Fahmi, Rafael, Lia, Mila, Nina. Serta untuk
teman-teman Ak-2.
11. Teman-teman kakak kelas Teh Rani, Teh Restu dan The Fujie, yang telah
berbagi pendapat dan pengarahan.
12. Teman-teman Daima Hsb, Fanny Hsb, Elva Lubis, Rahma Dly, Jhoni, Ansori
Hsb, Duma Nst, yang telah memberikan semangat dalam kuliah kerja praktek
ini.
13. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Akuntansi Universitas
(8)
iii
14. Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Akhir kata Penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi rekan-rekan yang
membaca laporan ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, Agustus 2013
Penulis
Nur Madiani Lubis
(9)
41
DAFTAR PUSTAKA
Maryati. 2008. Manajemen Perkantoran Efektif. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
SumberSumber Lain :
http : //www.bernas.co.id/news/CyberNas/JAWA+TENGAH/7400.htm (diakses pada tanggal 11/04/09,17.00 WIB).
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/03/23/22072697/rasio.kredit.berma salah.bpr.meningkat (diakses pada tanggal 23/03/09, 17.30 WIB).
(10)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap
barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan ό ος (nomos) yang berarti
"peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan
rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud
dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi
dan data dalam bekerja. (Arjuna Bahagia,2010).
Perkembangan perekonomian dan perubahan lingkungan yang dihadapi
dunia usaha termasuk bank saat ini sangat cepat dan dinamis, dalam media masa
akhir-akhir ini diberitakan dituntutnya sebuah bank oleh para nasabahnya untuk
mengembalikan uang mereka yang disimpan di bank tersebut. Hal ini menguatkan
bahwa bank dalam menjalankan fungsinya harus senantiasa berasaskan prinsip
kehati -hatian.
Bank sebagai salah satu lembaga keuangan, selain berfungsi sebagai
penampung dana masyarakat, juga berfungsi sebagai penyalur dana dalam bentuk
kredit yang diberikan kepada masyarakat berupa pinjaman dana atau tambahan
(11)
2
perubahan lingkungan strategis yang dihadapi dunia usaha termasuk bank saat ini
sangat cepat dan dinamis.
Bank Perkreditan Rakyat mempunyai potensi dan peran yang besar untuk
memberikan kredit khususnya kepada usaha kecil dan menengah. Dari peran
tersebut bank ikut serta mempercepat perubahan dalam rangka meningkatkan taraf
hidup orang banyak, berdasarkan data yang bersumber dari bi.go.id (11/4/09).
PD.BPR Kota Bandung adalah sebuah Bank yang lebih tepatnya adalah Bank
Perkreditan Rakyat yang pelayanannya menawarkan jasa pinjaman berupa uang
dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor, mobil ataupun sertifikat rumah.
Prosedur adalah Suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa
orang dalam suatu department atau lebih, yang dibuat untuk menjamin
penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
(Mulyadi, 2009:5).
Prosedur pada PD.BPR Kota Bandung berawal dari nasabah yang di
haruskan mengisi data kemudian marketing kredit melakukan verifikasi data awal
nasabah yang akan di analisa oleh administrasi kredit dan di setujui manager
bisnis, direkutr, direktur utama dan dewan pengawas.
Kredit adalah kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam (debitur)
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga,
(12)
3
Dua fungsi yang saling berkaitan dari kredit yaitu keuntungan
(profitability) dan keamanan (safety). Disatu pihak dari uang yang dipinjamkan
diharapkan diperoleh hasil berupa keuntungan dari pemungutan bunga, di lain
pihak kredit yang diberikan harus terjamin keamanannya. Kondisi aman yang
dimaksudkan adalah pengembalian hutang pokok dan bunga kredit dapat
dilakukan sesuai dengan jumlah dan jadwal waktu yang telah disepakati bersama
antara bank dan nasabah.
Aktivitas kredit dalam pengamatan ini adalah permohonan kredit untuk
mendapatkan suatu jenis fasilitas kredit, pengajuan permohonan kredit hendaknya
mencantumkan latar belakang perusahaan maksud dan tujuan memperoleh kredit
dan jangka waktu, para calon nasabah mengembalikan kredit dan jaminan kredit.
Setelah permohonan kredit diterima oleh bank, maka calon nasabah
diminta untuk memberi keterangan-keterangan tambahan yang dapat menjelaskan
isi dari berbagai dokumen yang disampaikannya kepada bank.
Keterangan-keterangan tersebut bisa disampaikan secara lisan melalui wawancara maupun
tertulis sesuai dengan informasi maupun data yang diminta oleh petugas bank.
Selanjutnya, petugas bank melakukan analisis kredit berdasarkan pedoman yang
sudah ditentukan dalam bank.
Aktivitas kredit pada PD BPR Bank Kota Bandung yaitu menyiapkan
persyaratan administrasi kredit, meminta kepada bagian marketing untuk
melengkapi kekurangan persyaratan kredit yang diperlukan, menyiapkan akad
kredit berdasarkan permohonan kredit yang disetujui dan menyiapkan bukti
(13)
4
Fenomena yang banyak terjadi dilapangan mengenai prosedur pelayanan
dan pencairan administrasi kredit adalah pelayanan masih tidak efektif pada jam
waktu kerja yang seharusnya melayani nasabah sesuai dengan jam waktu
prosedur. Akan tetapi pelayanan dari BPR tidak berjalan dengan cepat sehingga
banyak nasabah yang protes karena menunggu terlalu lama. Berdasarkan sumber
dari (RezNovianto pada, 2012).
Serta ada beberapa nasabah yang sering mengajukan pinjaman yang
jaminannya serifikat rumah dan BPKB motar/mobil tetapi setelah disurvei
ternyata nilai agunan yang dijaminkan, tidak sesuai dengan besarnya pinjaman
yang di ajukan nasabah disebabkan karena segmen pasar yang terlampau
melemah. Sehingga pinjaman nasabah tidak bisa dicairkan oleh bank. Berdasarkan
sumber dari (Bove dan Shiu, 2009).
Dari penjelasan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitan
terhadap cara pencatatan transaksi-transakasi lainnya khususnya dalam pencatatan
yang berasal dari rekening nasabah yang meminjam atau di beri pinjaman.
Hasil dari penelitian tersebut dituangkan dalam Laporan Kerja Praktek
dengan judul “Prosedur Pelayanan dan Pencairan Administrasi Kredit (ADK)
pada PD. BPR Kota Bandung”
1.2 Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Kerja Praktek
Maksud dari kerja praktek ini bagi penulis yaitu :
Untuk mengetahui Prosedur Pelayanan dan pencairan Administrasi Kredi (ADK)
(14)
5
1.2.1 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitin ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui Prosedur Pelayanan dan Pencairan Administrasi
Kredit (ADK) Pada PD. BPR Bank Kota Bandung
2. Untuk mengetahui hambatan atau permasalahan yang ada di dalam
Prosedur Pelayanan dan Pencairan Kredit (ADK) Pada PD. BPR
Bank Kota Bandung
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam menghadapi
hambatan yang ada di dalam Prosedur Pelayan dan Pencairan Kredit
(ADK) Pada PD. BPR Bank kota Bandung.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
1. Bagi Penulis
Bagi penulis merupakan kesempatan baik untuk mengetahui
bagaimana Prosedur Pelayanan dan Pencairan Administrasi Kredit
(ADK) Pada PD. BPR Bank Kota Bandung.
2. Bagi PD.BPR Bank Kota Bandung
Bagi BPR Bank Kota Bandung adalah sebagai masukan mengenai
Pelayanan dan Pencairan Administrasi kredit (ADK).
3. Bagi Universitas Komputer Indonesia
(15)
6
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi pembaca
untuk mengkaji lebih dalam ilmu tentang Prosedur Pelayanan dan
Pencairan Administrasi Kredit (ADK) Pada PD. BPR Bank Kota
Bandung.
1.4 Metode Kerja Praktek
Metode yang digunakan penulis pada saat melakukan Kerja Praktek adalah
metode block release. Metode block release adalah pelaksanaan kerja praktek
yang dilakukan dalam satu periode penuh. Metode ini digunakan apabila dalam 7
hari atau satu minggu, bahkan 30 hari atau 1 Bulan yang diisi penuh dengan
kegiatan kerja praktek kecuali Hari Sabtu dan Hari Minggu. Kerja Praktek
tersebut dilakukan pada tanggal 22 Juli sampai dengan 30 Agustus 2013.
Dalam penyusunan suatu laporan tertulis, data harus terkumpul secara
lengkap atau sesuai dengan judul yang dipilih. Adapun teknik pengumpulan data
yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan dan mengumpulkan data adalah
sebagai berikut :
1. Studi Lapangan (Field Research)
Studi Lapangan (Field Research) yaitu merupakan suatu teknik pengumpulan
data dengan mengadakan pengamatan langsung pada objek penelitian.
Adapun penelitian yang dilakukan dengan metode pengambilan data yang
tersedia dilapangan adalah sebagai berikut :
2. Pengamatan (Observation)
Dengan menggunakan metode observasi, penulis melakukan pengamatan
(16)
7
Pencairan Administrasi Kredit (ADK) dan mencatat semua infomasi yang ada
dan mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Selain itu, mengenai
kegiatan dan kondisi kantor tempat penulis melakukan kerja praktek.
3. Wawancara (Interview)
Penulis mengadakan tanyajawab secara langsung baik secara formal maupun
non formal dengan pihak-pihak yang terkait salah satunya dengan staf bagian
keuangan dalam permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan laporan
kerja praktek, yaitu mengenai Prosedur Pealayanan dan Pencairan
Administrasi Kredit (ADK)
4. Dokumentasi
Penulis mendapatkan dokumen softcopy berupa struktur organisasi
Pelayanan dan Pencairan Administrasi kredit (ADK).
1. Studi Kepustakaan (library research)
Studi Kepustakaan (library research) yaitu merupakan suatu kegiatan
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan
menelaah berbagai macam bahan bacaan yang ada di perpustakaan, baik
buku-buku, diktat dan bahan-bahan lain yang ditulis dan disusun oleh
beberapa Penulis yang erat hubungannya dengan masalah yang dibahas.
Juga catatan-catatan pribadi yang pernah didapat selama mengikuti
perkuliahan.
1.5 Lokasi Dan Waktu Kerja Praktek
Berdasarkan maksud dan tujuan dari kerja praktek yang penulis
(17)
8
1.5.1 Lokasi Kerja Praktek
Lokasi penulis melaksanakan Kerja Praktek ini adalah di PD. BPR Bank
Kota Bandung di Jl Naripan No 29, Bandung.
1.5.2 Waktu Kerja Prkatek
Adapun waktu kerja praktek, dilaksanakan dari mulai tanggal 22 Juli
sampai dengan 30 Agustus 2013, masuk setiap hari Senin sampai dengan Jumat
mulai pukul 08.00-16.00 WIB.
Tabel 1.1. Aktivitas Kerja Praktek
Tabel 1. 2. Aktivitas PD BPR Bank Kota Bandung
NO HARI WAKTU KETERANGAN
1 Senin – Jumat 08.00 -12.00 WIB Doa dan Aktivitas Kerja Praktek
2 Senin – Jumat 12.00-13.00 WIB Istirahat dan Shalat Dzuhur
3 Senin – Jumat 13.00-15.00 WIB Aktivitas Kerja Praktek
4 Senin – Jumat 16.00 WIB Selesai Kerja Praktek
NO HARI WAKTU KETERANGAN
1 Senin – Jumat 08.00 – 16.00 WIB Jam Kerja
2 Senin – Jumat 12.00 - 13.00 WIB Jam Istirahat Kerja
3 Senin - Jumat 16.00 WIB Jam Pulang kerja
(18)
9
Tabel 1.3. Pelaksanaan Kerja Praktek
NO KEGIATAN BULAN JULI 2013 AGTS 2013 SEPT 2013 OKT 2013 NOV 2013 DES 2013 I PENDAHULUAN
1.Permohonan Surat Kerja
Praktek
2.Pengajuan Kerja Praktek Ke
Perusahaan
3.Persetujuan Kerja Praktek
II PELAKSANAAN KERJA
PRAKTEK
1.Kerja Praktek
III PELAPORAN KERJA
PRAKTEK 1.Pengajuan Judul
2.Bimbingan Kerja Praktek dengan dosen pembimbing
3.Bimbingan Kerja Praktek dengan pembimbing perusahaan
4.Laporan Kerja Praktek
5.Revisi Laporan Kerja Praktek
(19)
10
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Pendirian PD.BPR BANK Kota Bandung
Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung didirikan pada tanggal 1 Agustus
1968 sesuai instruksi Wali Kota Bandung No 476/67/DPP dengan status
merupakan seksi dari Dinas Pendapatan Daerah dengan Modal Pertama Rp.
200.000,- ( dua ratus ribu rupiah ) dengan izin usaha Depkeu No. Tahun
99/Dim/III/B173 yang mempunyai Kantor Perwakilan sebanyak 9 (sembilan)
buah. Tahun 1976 seksi Bank Pasar dari Dinas Pendapatan berubah menjadi 10 (
sepuluh ) PD.Bank Pasar yang berdiri sendiri sesuai SK Wali Kotamadya Kepala
TK II Bandung No 1021/72 Tgl 28 Juni 1976 yang berpedoman pada surat edaran
Bank Indonesia No 8/54/54/UPPB/PPTR tanggal 16 september 1975 tentang tidak
diperkenankannya Bank Pasar memiliki kantor cabang atau perwakilan. Maka
terbentuklah 10 PD.Bank Pasar yang masing-masing dipimpin oleh Direktur yang
terdiri dari :
1. PD.Bank Pasar Pungkur
2. PD Bank Pasar Cicadas
3. PD.Bank Pasar Kosambi
4. PD.Bank Pasar Kiaracondong
5. PD.Bank Pasar Ciroyom
6. PD.Bank Pasar Baru
(20)
11
8. PD.Bank Pasar Anyar
9. PD.Bank Pasar Balubur
10. PD.Bank Pasar Sederhana
Pada tahun 1977 memperoleh ijin melanjutkan usaha dari Departemen
keuangan dengan No. 99/DPM/III/3/73 untuk PD.Bank Pasar Pungkur dan
No.350/MK/6/77 untuk kesembilan PD.Bank Pasar lainnya. Pada Desember 1979
Peraturan Daerah mengenai PD.Bank Pasar disahkan oleh DPRD Kotamadya
Bandung dengan No.09/PD/1979 dan perubahan modal disetor sebesar Rp.
300.000,- (tiga ratus ribu rupiah).
Atas dasar surat Keputusan diatas, dapat dilaksanakan pola operasional
merger baru yang dimulai pada tanggal 1 Januari 1994 sesuai SK Walikota
No.16870 tahun 1993, tanggal 15 Oktober 1993 tentang Pemberlakuan Neraca
(pelaporan) PD.Bank Pasar Pusat dipimpin oleh seorang Direktur Utama,
sedangkan untuk kantor kas dipimpin oleh seorang Kepala Kas.
Pada tanggal 22 Oktober 1996 status nama PD.Bank Pasar Kota Bandung
berubah nama menjadi Bank Perkreditan Rakyat Daerah Tingkat II Bandung
sesuai Surat Keputusan Walikota No.529/SK-Bdg/1996 tentang Pelaksanaan
Peraturan Daerah Tingkat II Bandung dan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Keuangan No. KEP314/KM/17/1996 tentang Persetujuan Perubahan Nama
Perusahaan Daerah Tingkat II Bandung menjadi Perusahaan Daerah Bank
Perkreditan Rakyat Kotamadya Bandung Daerah Tingkat II Bandung dan
(21)
12
Maka dikeluarkan berbagai macam peraturan guna menyempurnakan
kedudukannya dalam hukum. adapun peraturan-peraturan tersebut adalah :
1. Undang-undang No.05 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah;
2. Undang-undang No.5 tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan di
Daerah;
3. Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, dan diperbaharui
dengan UU No. 10 tahun 1998;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1993
tentang Perusahaan Daerah Bank Perkerditan Rakyat;
5. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: Kep.314/KM.17/1996 tentang
persetujuan perubahan PD. Bank Perkreditan Rakyat Kodya Dati II Bandung;
6. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 21 tahun 2002 tentang Perusahaan
Daerah Bank Perkreditan rakyat, dan diperbaharui dengan Peraturan Daerah
Nomor : 05 tahun 2005;
7. Peraturan Bank Indonesia Nomor; 6/22/PBI/2004 tanggal 09 Agustus 2004,
Diperbahatui dengan peraturan BI Nomor 8/26/PBI/ tanggal 8 November
2006 tentang Bank Perkreditan Rakyat;
8. Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor :22 tahun 2006 tentang pengelolaan
Bank Perkreditan Rakyat milik Pemerintahan Daerah.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa SDM PD.BPR Kota Bandung sebagian
besar berpendidikan S1 (sarjana) yaitu sebanyak 43%. Kompetensi bagi sumber
daya manusia bagi perkembangan teknologi PD.BPR Kota Bandung akan selalu
(22)
13
pendidikan baik di lingkungan PD.BPR Kota Bandung sendiri maupun menjalin
kerjasama dengan berbagai Diklat dan lembaga di dalam dan luar kota.
Teknologi yang digunakan untuk aktivitas Perbankan sudah lebih dari 85%
menggunakan system komputerisasi meskipun ada sebagian dengan manual, akan
tetapi untuk lintas transaksi antar kantor pelayanan kas sudah secara on-line
sehingga kapan dan dimanapun nasabah dapat terlayani dengan baik. Sejaarah PD
BRP Kota Bandung antara lain:
a. Perusahaan Daerah (PD) Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung yang
semula bernama Perusahaan Daerah Bank Pasar Kotamadya Daerah Tingkat
II Bandung yang diatur dengan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 1986
tanggal 9 Agustus 1986 adalah merupakan kelanjutan dari Bank Simpan
Pinjam Pasar yang sudah ada berdasarkan Peraturan Daerah Nomor
09/PD/1979.
b. Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 1986 disahkan oleh Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Surat Keputusan tanggal 4
Januari 1990 Nomor 188.342/SK.2511-HUK/90. Berdasarkan Peraturan
Daerah tersebut ditetapkan bahwa modal dasar Perusahaan Daerah Bank
Pasar sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) yang merupakan
kekayaan yang dipisahkan.
c. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
Kep-143/KM.17/1992 tanggal 29 Desember 1992, maka diperoleh ijin
penggabungan usaha (merger) PD.Bank Pasar Cicadas, PD.Bank Pasar Baru,
(23)
14
Kiaracondong, PD.Bank Pasar Kosambi, PD.Bank. Pasar Balubur, PD.Bank
Pasar Babatan, PD.Bank Pasar Sederhana, PD.Bank Pasar Kotamadya DT II
Bandung (semula PD. Bank Pasar Pungkur) berkedudukan di jalan Pungkur
No.12.
d. Selanjutnya sehubungan dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 71
tahun 1992 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 tahun 1993 untuk keperluan
penyesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tersebut
maka ditetapkan Peraturan Daerah Kotamadya Tingkat II Bandung Nomor 24
tahun 1994 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Kotamadya
Daerah Tingkat II Bandung. Peraturan tersebut disahkan oleh Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan surat keputusan Nomor
88.342/SK.1033-HUK/95 tanggal 13 Juni 1995.
e. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 24 tahun 1994 tersebut antara lain
ditetapkan beberapa perubahan sebagai berikut :
1) Perubahan nama BPR menjadi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan
Rakyat.
2) Perubahan modal dasar menjadi Rp 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah)
3) Perubahan modal disetor menjadi Rp 835.753.000,- (delapan ratus tiga
puluh lima juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu rupiah)
4) perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor : Kep-314/KM.17/1996 tanggal 22 Agustus
(24)
15
f. Berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II
Bandung Nomor 570/SK.203 Bag.HUK/1998 tanggal 20 April 1998.
Pemerintah Daerah Tingkat II Bandung, dalam tahun anggaran 1998/1999
memutuskan untuk menambah modal disetor Bank Perkreditan Rakyat
sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), sehingga dengan adanya
penambahan modal disetor tersebut serta jumlah modal disetor tahun-tahun
anggaran sebelumnya, maka jumlah modal disetor keseluruhan pada tanggal
31 Desember 1998 adalah sebesar Rp.2.350.000.000,- (dua milyar tiga ratus
lima puluh juta rupiah).
g. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 1999 tentang perubahan
pertama Peraturan Daerah Nomor 24 tahun 1994, modal dasar Bank
Perkreditan Rakyat dirubah menjadi Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar
rupiah) dan modal disetor menjadi Rp.3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah).
h. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor 339 tahun 2000
tanggal 20 Mei 2000, Pemerintah Kota Bandung memutuskan untuk
menambah modal disetor Bank Perkreditan Rakyat sebesar Rp
1.495.000.000,- (satu milyar empat ratus sembilan puluh lima juta rupiah),
sehingga dengan adanya penambahan modal disetor tersebut maka tanggal 31
Desember 2000 modal disetor seluruhnya adalah Rp 4.345.000.000,- (empat
milyar tiga ratus empat puluh lima juta rupiah).
i. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor 570/KEP.520 tahun
2001 tanggal 4 Juli 2001, Pemerintah Kota Bandung menetapkan
(25)
16
2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah), sehingga posisi 31
Desember 2001 Modal Disetor berubah menjadi sebesar Rp 6.845.000.000,-
(enam milyar delapan ratus empat puluh lima juta rupiah).
j. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor
570/KEP.094-HUK/2002 tanggal 30 Januari 2002, diputuskan penambahan Modal disetor
pemerintah Kota Bandung kepada PD. BPR Kota Bandung sebesar Rp
1.600.000.000,- (satu milyar enam ratus juta rupiah) dan sesuai Surat
Keputusan Walikota Bandung Nomor 570/KEP.883-HUK/2002 tanggal 16
Juni 2002 pemerintah kota Bandung menambah lagi modal disetor sebesar
Rp.6.300.000.000,- (enam milyar tiga ratus juta rupiah), sehingga posisi 31
Desember 2002 seluruh modal disetor Rp.14.745.000.000,- (empat belas
milyar tujuh ratus empat puluh lima juta rupiah).
k. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung nomor 21 tahun 2002 tentang
PD.BPR Kota Bandung, dilakukan perubahan Modal Dasar dari
Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) (berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Bandung Nomor 3 tahun 1999) menjadi Rp 25.000.000.000,-(dua puluh
lima milyar rupiah.
l. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor
570/KEP.1548-BAG-HUK/2003 tanggal I Oktober 2003, Pemerintah Kota Bandung
menambah modal disetor sebesar Rp 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah),
sehingga posisi 31 Desember 2003 modal disetor seluruhnya Rp
16.545.000.000,- (enam belas milyar lima ratus empat puluh lima juta
(26)
17
m. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandung nomor 570/KEP.882-
HUK/2004 tanggal 10 November 2004, pemerintah kota Bandung menambah
modal disetor sebesar Rp 14.800.000.000,- (empat belas milyar delapan ratus
juta rupiah) yang dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) kota Bandung tahun anggaran 2004, sehingga posisi 31
Desember 2004 modal disetor seluruhnya Rp 31.545.000.000,- (tiga puluh
satu milyar lima ratus empat puluh lima juta rupiah).
n. Berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor 570/KEP.287-HUK/2005
tanggal 3 maret 2005, Pemerintah kota Bandung menambah modal disetor
sebesar Rp.12.000.000.000,- (dua belas milyar rupiah) yang dibebankan pada
anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung.
o. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 tahun 2005 tentang
Perubahan Kedua Peraturan Daerah Kota Bandung No.21 tahun 2002, modal
dasar Bank Perkreditan Rakyat dirubah menjadi Rp 50.000.000.000,-(lima
puluh milyar rupiah).
p. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 tahun 2009 tentang
Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung sebagaimana
diubah dengan Peraturan Daerah kota Bandung No.17 tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2009 tentang Perusahaan
Daerah Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung, Modal Dasar PD. BPR kota
Bandung ditetapkan menjadi Rp 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah).
q. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 tahun 2009 tentang
(27)
18
Bandung, bahwa Pemerintah Kota Bandung melakukan penyertaan modal
dalam bentuk uang sebesar Rp. 10.000.000.000 ,- (sepuluh milyar rupiah)
yang dianggarkan pada tahun anggaran 2010 dan penyertaan modal berupa
tanah dan bangunan yang digunakan sebagai kantor pusat PD. BPR Kota
Bandung senilai Rp 14.495.794.540,- (empat belas milyar empat ratus
Sembilan puluh lima juta tujuh ratus Sembilan puluh empat ribu lima ratus
empat puluh rupiah). Sehingga modal disetor Pemerintah Kota Bandung
sampai dengan 2010 adalah sebesar Rp. 68.040.794.540,- (enampuluh
delapan milyar empat puluh juta tujuh ratus Sembilan puluh empat ribu lima
ratus empat puluh rupiah).
2.1.1 Visi dan Misi PD. BPR Bank Kota Bandung
Setiap perusahaan memiliki visi, misi dan strategi perusahaan agar
persahaan tersebut mencapai apa yang perusahaan inginkan.
A. Visi PD. BPR Kota Bandung
" Menjadi Bpr Yang Unggul, Handal, Professional Dan terpercaya "
B. Misi PD. BPR Kota Bandung
“ Tumbuh Bersama Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Dan Perekonomian
Masyarakat Serta Memberikan Kontribusi Kepada Stakeholder Melalui Jasa
(28)
19
2.2 Struktur Organisasi Administrasi Kredit (ADK)
Struktur organisasi dalam suatu perusahaan dibuat agar tujuan yang telah
ditetapkan oleh suatu organisasi ataui perusahaan tersebut dapat tercapai secara
efektif dan efisien, maka langkah pertama yang harus ditempuh yaitu menyusun
struktur organisasinya. struktur organisasi menggambarkan pola susunan kerja
dalam suatu organisasi antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya, juga
mencakup tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda anta bagian tersebut.
Prosedur pertama perencanaan organisasi bank adalah pengelompokan yang logis
dari kegiatan-kegiatan bank, sebagai berikut:
Struktur Organisasi Administrasi Kredit (ADK) PD. BPR Kota Bandung
MANAGER OPERASIONAL
Spv. Akunting Spv. Keungan Spv. Analisa Spv. Adm Kredi
& Edp Kredit
Staff Staff Staff Staff Staff Staff Staff ADK
Akunting Edp Keuangan Analisa Bag. Penge- Bag. Jeminan Bag. Reali-
Kredit masan SID sasi Kredit
Sumber : PD BPR Bank Kota Bandung Gambar 2.1
(29)
20
2.3 Uraian Tugas Perusahaan
Adapun tugas dan wewenang adalah :
1. Manager Operasional
- Formulir analis kredit yang digunakan untuk mengisi data-data
mengenai aspek hokum manajemen, teknis, pemasaran, social ekonomis
dan keuangan dari perisahaan calon nasabah.
- Laporan penilaian jaminan yang digunakan untuk mengisi identitas
agunan yang disediakan nasabah.
- Perhitungan kemampuan membayar dari ikhtisar rugi laba yang
digunakan untuk mengisi pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya calon
nasabah.
2. Spv. Akunting
a. Staff akunting dan EDP
- Membantu direksi sesuai dengan bidang tugasnya.
- Membuat laporan secara berkala baik berupa neraca dan laba/rugi
maupun laporan-laporan lain yang menjadi tanggung jawabnya untuk
bahan penetapan kebijakan Pimpinan Perusahaan Daerah.
- Menjamin bahwa semua peralatan pembukuan berjalan dengan baik,
efisien, dan terpelihara sesuai dengan petunjuk penggunaannya.
- Menyusun Perencanaan Anggaran Perusahaan dan membuat
perhitungan anggaran dalam rangka pembuatan Rencana Kerja dan
Anggaran (RAK) tahunan.
- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi sesuai
(30)
21
3. Spv. Keuangan
a. Staff keuangan
- Memeriksa kebanaran laporan kredit dan tabungan harian dan
bulanan.
- Menyimpan Fisik Uang Kas di dalam brankas uang yang telah
disediakan.
- Memeriksa kebenaran transaksi dan saldo kartu rekening kredit,
tabungan, deposito berjangka, register deposito berjangka
4. Spv. Analisa Kredit
a. Staff analisa kredit
- Melakukan analisa laporan keuangan nasabah
- Melakukan analisa jaminan nasabah
- Melakukan analisa lapangan (survey)
5. Spv. Administrasi Kredit
a. Staff bagian pengemasan
- Melakukan pengemasan agunan atau barang tetap maupun barang
bergerak yang memiliki nilai likuid yang diserahkan oleh nasabah
kepada PD. BPR
b. Staff bagian jaminan dan SID
- Menyimpan Agunan Kredit di dalam brankas yang telah disediakan.
- Mengecek Sistem Informasi Debitur apakah calon nasabah
mempunyai pinjaman pada bank lain dan bagaimana kualitasnya
(31)
22
c. Staff ADK bagian realisasi kredit
- Membuat perjanjian kredit
- Membuat surat kuasa
- Membuat persetujuan kredit
- Membuat nota perhitungan
2.4 Aktivitas Usaha PD.BPR Bank Kota Bandung
BPR hanya diizinkan melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan Prinsip Syariah. BPR dapat melakukan kegiatan usaha yang meliputi:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit
c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
d. Menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan tabungan pada bank lain.
Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 yang
menjelaskan bahwa Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan
kegiatan bank umum. Kegiatan BPR hanya meliputi kegiatan penghimpunan dan
penyaluran dana saja, bahkan dalam menghimpun dana BPR dilarang untuk
(32)
23
hanya dibatasi dalam wilayah-wilayah tertentu saja. BPR dalam melakukan
aktivitas usahanya wajib mematuhi prinsip kehati-hatian, yang antara lain
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan Bank Indonesia
(33)
39
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab pembahasan, maka penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Prosedur pelayanan dan pencairan administrasi kredit (ADK) pada PD BPR Bank
Kota Bandung. Para debitur yang ingin mengajukan kredit harus memenuhi
beberapa syarat yang telah ditentukan. Debitur melakukan pengajaun permohonan
kredit, setelah itu akan dianalisa dengan melakukan kunjungan ke lapangan,
kemudian asisten analisis kredit mikro utama harus selalu mengecek calon debitur
yang akan diberikan kredit dengan melihat dari para supplier, SID dan melakukan
kunjungan.
2. Hambatan atau Permasalahan Dalam Prosedur Pelayanan dan Pencairan
Administrasi Kredit (ADK). Calon nasabah yang nilai jaminan yang diberikan
debitur jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah kredit yang diajukan dan
pihak Bank mengetahui adanya tunggakan tersebut melalui mutasi rekening koran
debitur setiap bulannya.
3. Upaya Yang Dilakukan Dalam Menghadapi Hambatan Prosedur Pelayanan dan
Pencairan Administrasi Kredit (ADK). keputusan Rapat Komite Kredit untuk
(34)
40
terlebih dahulu mempertimbangkan dengan melihat prospek usaha milik debitur
dan pihak bank melakukan penagihan baik secara lisan melalui telepon maupun
tertulis melalui Surat Peringatan kepada debitur untuk penyelamatan kredit.
4.2 Saran
Setelah mengetahui prosedur pelayanan dan pencairan administrasi kredit PD
BPR Bank Kota Bandung dan beberapa kekurangannya, penulis mencoba
memberikan saran yang semoga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi PD
BPR Bank Kota bandung dalam pelaksanaan prosedur pencairan kredit, yaitu:
1. Dalam melakukan penilaian atau analisis terhadap suatu kredit, Bank harus benar
benar menganalisis kredit yang akan disalurkan, dengan berpegang pada aturan
perbankan/prinsip-prinsip yang ada dibank.
2. Sebaiknya mengadakan sosialisasi tentang persyaratan pengajuan kredit kepada
nasabah yang akan melakukan kerja sama, agar tidak terjadi suatu hambatan
proses pemberian kredit.
3. Pihak bank terlebih dahulu mengetahui kemampuan ekonomi calon debitur yang
akan mengajukan kredit agar tidak terjadi keterlambatan pembayaran, dan agar
(35)
50
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Nur Madiani Lubis
Tempat Tanggal Lahir : Tobing Tinggi, 27 Npvember 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Tobing Tinggi, Sumatera Utara
DATA PENDIDIKAN
Tahun 1998 – 2004 : SD N 145671 Sihiuk, Sumatera Utara
Tahun 2004 – 2007 : SMP Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Tahun 2007 – 2010 : SMK Swasta Al-Hasanah, Sumatera Utara
Tahun 2010 – Sekarang : Mahasiswi Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung
DATA PENGALAMAN KERJA
Tahun 2009 UPTD DIKBUDPORA, Sumatera Utara
(1)
21
3. Spv. Keuangan a. Staff keuangan
- Memeriksa kebanaran laporan kredit dan tabungan harian dan bulanan.
- Menyimpan Fisik Uang Kas di dalam brankas uang yang telah disediakan.
- Memeriksa kebenaran transaksi dan saldo kartu rekening kredit, tabungan, deposito berjangka, register deposito berjangka
4. Spv. Analisa Kredit a. Staff analisa kredit
- Melakukan analisa laporan keuangan nasabah - Melakukan analisa jaminan nasabah
- Melakukan analisa lapangan (survey) 5. Spv. Administrasi Kredit
a. Staff bagian pengemasan
- Melakukan pengemasan agunan atau barang tetap maupun barang bergerak yang memiliki nilai likuid yang diserahkan oleh nasabah kepada PD. BPR
b. Staff bagian jaminan dan SID
- Menyimpan Agunan Kredit di dalam brankas yang telah disediakan. - Mengecek Sistem Informasi Debitur apakah calon nasabah
mempunyai pinjaman pada bank lain dan bagaimana kualitasnya apakah bermasalah atau tidak.
(2)
c. Staff ADK bagian realisasi kredit - Membuat perjanjian kredit - Membuat surat kuasa - Membuat persetujuan kredit - Membuat nota perhitungan
2.4 Aktivitas Usaha PD.BPR Bank Kota Bandung
BPR hanya diizinkan melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah. BPR dapat melakukan kegiatan usaha yang meliputi: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. Memberikan kredit
c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
d. Menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan tabungan pada bank lain.
Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan bahwa Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Kegiatan BPR hanya meliputi kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saja, bahkan dalam menghimpun dana BPR dilarang untuk menerima simpanan giro. Begitu pula dalam hal jangkauan wilayah operasi, BPR
(3)
23
hanya dibatasi dalam wilayah-wilayah tertentu saja. BPR dalam melakukan aktivitas usahanya wajib mematuhi prinsip kehati-hatian, yang antara lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan Bank Indonesia seperti KPMM, KAP, BMPK, dan PPAP.
(4)
39 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab pembahasan, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Prosedur pelayanan dan pencairan administrasi kredit (ADK) pada PD BPR Bank Kota Bandung. Para debitur yang ingin mengajukan kredit harus memenuhi beberapa syarat yang telah ditentukan. Debitur melakukan pengajaun permohonan kredit, setelah itu akan dianalisa dengan melakukan kunjungan ke lapangan, kemudian asisten analisis kredit mikro utama harus selalu mengecek calon debitur yang akan diberikan kredit dengan melihat dari para supplier, SID dan melakukan kunjungan.
2. Hambatan atau Permasalahan Dalam Prosedur Pelayanan dan Pencairan Administrasi Kredit (ADK). Calon nasabah yang nilai jaminan yang diberikan debitur jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah kredit yang diajukan dan pihak Bank mengetahui adanya tunggakan tersebut melalui mutasi rekening koran debitur setiap bulannya.
3. Upaya Yang Dilakukan Dalam Menghadapi Hambatan Prosedur Pelayanan dan Pencairan Administrasi Kredit (ADK). keputusan Rapat Komite Kredit untuk menjaminkan harta benda milik debitur yang nilainya lebih kecil tetapi dengan
(5)
40
terlebih dahulu mempertimbangkan dengan melihat prospek usaha milik debitur dan pihak bank melakukan penagihan baik secara lisan melalui telepon maupun tertulis melalui Surat Peringatan kepada debitur untuk penyelamatan kredit. 4.2 Saran
Setelah mengetahui prosedur pelayanan dan pencairan administrasi kredit PD BPR Bank Kota Bandung dan beberapa kekurangannya, penulis mencoba memberikan saran yang semoga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi PD BPR Bank Kota bandung dalam pelaksanaan prosedur pencairan kredit, yaitu:
1. Dalam melakukan penilaian atau analisis terhadap suatu kredit, Bank harus benar benar menganalisis kredit yang akan disalurkan, dengan berpegang pada aturan perbankan/prinsip-prinsip yang ada dibank.
2. Sebaiknya mengadakan sosialisasi tentang persyaratan pengajuan kredit kepada nasabah yang akan melakukan kerja sama, agar tidak terjadi suatu hambatan proses pemberian kredit.
3. Pihak bank terlebih dahulu mengetahui kemampuan ekonomi calon debitur yang akan mengajukan kredit agar tidak terjadi keterlambatan pembayaran, dan agar mempermudah serta mempercepat waktu pencairan kredit.
(6)
50 DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Nur Madiani Lubis
Tempat Tanggal Lahir : Tobing Tinggi, 27 Npvember 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Tobing Tinggi, Sumatera Utara
DATA PENDIDIKAN
Tahun 1998 – 2004 : SD N 145671 Sihiuk, Sumatera Utara Tahun 2004 – 2007 : SMP Tapanuli Selatan, Sumatera Utara Tahun 2007 – 2010 : SMK Swasta Al-Hasanah, Sumatera Utara Tahun 2010 – Sekarang : Mahasiswi Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung
DATA PENGALAMAN KERJA
Tahun 2009 UPTD DIKBUDPORA, Sumatera Utara