bab6 PEMBAHASAN.docx

BAB VI
PEMBAHASAN
6.1

Fenotip F1 pada persilangan D. melanogaster strain ♂y> X2 tabel 0,05 (7,81), rasio fenotipe F2 pada persilangan strain
♀y>< ♀, X hitung (8,320279719)
> X2 tabel 0,05 (7,81) sehingga hipotesis penelitian juga ditolak.
Sedangkan ketika diuji chi-squre epistasis menunjukkan secara sementara
bahwa hipotesis penelitian diterima, sehingga menunjukkan fenomena epistasis
dengan perbandingan 9:4:3. Selain dari uji chi- square yang menunjukkan epistasis,
ternyata diperkuat lagi dari letak gen pada alela yang berbeda. Gen y dan gen e bukan
terletak pada satu alela yang sama yaitu y pada kromosom I dan e pada kromosom III
dari peta parsial kromosom D. Melanogaster. Gen y dan e menghasilkan satu sifat
beda yaitu terlihat dari mutan D. Melanogaster strain e yang warna tubuhnya abu-abu
kehitaman sedangkan D. Melanogaster strain y tubuhnya berwarna kuning. Satu sifat
beda ini akan saling menutupi satu sama lainnya.
Selain itu, menurut Gardner,dkk(1984) dalam Corebima (2003) “Gen-gen yang
mengontrol sintesis enzim-enzim yang terlibat dalam tahap-tahap yang berbeda dari
jalur metabolisme yang sama secara fungsional tidak akan independen, sebagai suatu
akibat gen-gen demikian tidak akan menghasilkan rasio pemisahan mendel klasik,
sebaliknya gen-gen itu akan menghasilkan rasio pemisahan fenotip yang

termodifikasi.” Ini menunjukkan adanya fenomena epistasis persilangan ♂y> X2 tabel 0,05 (7,81), hipotesis penelitian
ditolak sehingga rasio fenotipe F2 pada persilangan strain ♂tx> X2 tabel
0,05 (7,81), hipotesis penelitian ditolak sehingga rasio fenotipe F2 pada persilangan
strain ♀♂dp>