Language in Qualitative Research
Conversation Analysis
Analisis percakapan adalah salah satu cara untuk menganalisis pembicaraan yang terjadi saat interaksi dalam situasi yang natural. Pembicaraan direkam dan dibuat
transkripnya, setelah itu bisa dilakukan analisis secara detil. Akar dari analisis percakapan ini berasal dari ethnomethodology. Dimana etnometodologi sendiri memandang analisis
percakapan sebagai salah satu fokus perhatian. Dua gagasan yang merupakan inti dari etnometodologi serta terkait juga dalam
analisis percakapan adalah : indexicality dan reflexivity. Indeksikalitas berarti bahwa makna dari suatu tindakan yang didalam analisis percakapan disebut juga kata yang
diucapkan, bergantung pada konteks penggunaannya. Refleksivitas berarti bahwa kata yang diucapkan akan sesuai dengan keadaan sosial dimana si pembicara berada.
Bukan hanya perkataan yang keluar dari pembicara yang dijadikan fokus perhatian dalam analisis percakapan, tapi bagaimana perkataan itu terjadi dalam interaksi
sosial. Lebih jelasnya, maksudnya adalah bagaimana cara penyampaian suatu perkataan dalam interaksi sosial.
Assumptions of conversation analysis
Dalam melakukan analisis percakapan, pengamat akan mengenal beberapa hal signifikan yang terjadi saat pembicara berkata akan sesuatu. Penganalisis percakapan
biasanya mengikuti beberapa asumsi dasar, yaitu :
1. Talk is structured
Permbicaraan anatara 2 atau lebih orang memiliki pola yang berubah- ubah. Pola yang selalu berubah itulah yang disebut struktur. Karena polanya yang
selalu berubah, pengamat menghindari melakukan perkiraan terhadap apa motivasi seseorang berbicara suatu hal dan mengaitkannya dengan kepribadian
orang tersebut.
2. Talk is forged contextually
Suatu pembicaraan harus dianalisis sesuai dalam konteksnya. Hal ini berarti pengamat mencari pengertian mengapa seseorang bisa berbicara seperti
itu, bisa dilihat dari pembicaraan sebelumnya.
3. Analysis is grounded in data
Para penganalisis percakapan mendebatkan bahwa karakteristik dari suatu pembicaraan dan tananan sosial dimana pembicaraan tersebut berlangsung,
harus diinduksi bukan dari data.
Transcription and attention to details
Dalam menganalisis percakapan, pengamat diharuskan membuat transkrip yang spesifik mengenai suatu percakapan. Pembuatan transkrip memperhatikan beberapa
simbol dasar notasi penggunaan seperti titik ., koma ,, dsb. Memperhatikan notasi pada urutan berbicara sangat penting dan mempresentasikan bahwa peneliti sosial
memperlakukan sebuat percakapan secara berbeda. Jadi, detil-detil dalam setiap urutan percakapan adalah hal utama dalam analisis percakapan. Setiap pause atau emphases
dianggap sebagai detil dari suatu interaksi dan tidak bisa begitu saja diabaikan.
Some basic tools of conversation analysis
Setiap detil dari percakapan menghasilkan kemunculan akan suatu pola akan bagaimana suatu percakapan berja
lan. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai ‘alat’ yang diaplikasikan dalam urutan percakapan. Beberapa hal dibawah ini semata-mata hanya
untuk menunjukkan keberagaman dalam memproses analisis percakapan.
1. Turn-taking
Menurut sacks, Schegloff, dan Jefferson 1974 turn taking adalah sebuah proses dalam percakapan sebagai sistem dalam untuk mengambil alih pembicaraan.
Giliran berbicara kita alami setiap hari. Ada suatu kode alamiah bahwa setelah seseorang berbicara, temannya akan menanggapi, sehingga transisi perkataan dari satu
orang ke orang lainnya berjalan lancar.
2. Adjacency pairs