Kerajaan Banjar Banjarmasin Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan
71
Sejarah Indonesia
dengan gelar Sultan Suryanullah. Yang mengajarkan agama Islam kepada Raden Samudera dengan patih-patih serta
rakyatnya ialah seorang penghulu Demak. Proses Islamisasi di daerah itu, menurut A.A. Cense, terjadi sekitar 1550 M.
Sejak pemerintahan Sultan Suryanullah, Kerajaan Banjar atau Banjarmasin meluaskan kekuasaannya sampai Sambas,
Batanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madawi, dan Sambangan. Sebagai tanda daerah takluk biasanya pada
waktu-waktu tertentu mengirimkan upeti kepada Sultan Suryanullah sebagai penguasa Kerajaan Banjar. Setelah Sultan
Suryanullah wafat, ia digantikan oleh putra tertuanya dengan gelar Sultan Rahmatullah. Ketika menjabat sebagai raja, ia
masih mengirimkan upeti ke Demak, yang pada waktu itu sudah menjadi Kerajaan Pajang. Setelah Sultan Rahmatullah,
yang memerintah Kerajaan Banjarmasin ialah seorang putranya yang bergelar Sultan Hidayatullah. Pengganti
Sultan Hidayatullah ialah Sultan Marhum Panambahan atau dikenal dengan gelar Sultan Mustain Billah yang pada masa
pemerintahannya berupaya memindahkan ibu kota kerajaan ke Amuntai. Ketika memerintah pada awal abad ke-17 Sultan
Mustain Billah ditakuti oleh kerajaan-kerajaan sekitarnya dan ia dapat menghimpun lebih kurang 50.000 prajurit. Demikian
kuatnya Kerajaan Banjar sehingga dapat membendung pengaruh politik dari Tuban, Arosbaya, dan Mataram, di
samping menguasai daerah-daerah kerajaan di Kalimantan Timur, Tenggara, Tengah, dan Barat.
Pada abad ke-17 di Kerajaan Banjar ada seorang ulama besar yang bernama Muhammad Arsyad ibn Abdullah
al-Banjari 1710-1812 lahir di Martapura. Atas biaya kesultanan masa Sultan Tahlil Allah 1700-1745 pergi belajar
ke Haramayn selama beberapa tahun. Sekembalinya dari Haramayn ia mengajarkan fikih atau syariah, dengan kitabnya
Sabîl al-Muhtadîn. Ia ahli di bidang tasawuf dengan karyanya Khaz al-Ma’rifah. Mengenai riwayat, ajaran dan guru-guru
serta kitab-kitab hasil karyanya secara panjang lebar telah
72
Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semestert 2
dibicarakan oleh Azyumardi Azara dalam Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan
XVIII. Sejak wafatnya Sultan Adam, pada 1 November 1857, pergantian sultan-sultan mulai dicampuri oleh kepentingan
politik Belanda sehingga terjadi pertentangan-pertentangan antara keluarga raja, terlebih setelah dihapuskannya Kerajaan
Banjar oleh Belanda. Perlawanan-perlawanan terhadap Belanda itu terus-menerus dilakukan terutama antara tahun
1859-1863, antara lain oleh Pangeran Antasari, Pangeran Demang Leman, Haji Nasrun dan lainnya. Perlawanan
terhadap penjajah Belanda itu sebenarnya terus dilakukan sampai tahun-tahun selanjutnya.
Ulasan di atas hanya salah satu dari kerajaan yang ada di Kalimantan, tentu kamu dapat mencari informasi lebih
mendalam tentang kerajaan Islam yang ada di Kalimantan
Sumber : Taufik Abdullah dan A.B Lapian ed. 2012. Indonesia Dalam Arus Sejarah. Jilid III. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.
Gambar 3.27 Mesjid peninggalan Kesultanan Banjar, Kesultanan Islam di Kalimantan
73
Sejarah Indonesia