Analisis Pemasaran Pada Tanaman Kaktus Sukulen Di Malang

Analisis Pemasaran Pada Tanaman Kaktus Sukulen Di Malang
Oleh: Tisa Purwimaharsanti P. ( 04720017 )
Agribisnis
Dibuat: 2010-11-24 , dengan 8 file(s).

Keywords: Keyword : Marketing, Cactus Succulent
ABSTRAKSI
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus melakukan transaksi jual beli barang dan
jasa yang biasa dilakukan disuatu tempat yaitu pasar, kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup
ini biasanya disebut sebagai kegiatan tataniaga atau sering kita kenal sebagai pemasaran.
Sebelum produk-produk hasil pertanian ini sampai kepasaran dan dipasarkan, terlebih dahulu
hasil-hasil komoditas ini harus melewati beberapa lembaga pemasaran dan proses atau
perjalanan komoditas hasil pertanian dari produsen ke konsumen inilah yang disebut sebagai
saluran pemasaran. Salah satu komoditas yang menarik untuk dikaji saluran pemasarannya
adalah komoditas kaktus. Diantara bermacam-macam jenis kaktus, kaktus sukulen cukup banyak
dijumpai dipasaran, harganya terjangkau, bentuknya yang menarik membuat orang tertarik untuk
membelinya. Selain itu tanaman kaktus juga sangat mudah perawatannya dan tidak
membutuhkan banyak air. Tumbuhan kaktus ini juga sering dipasarkan di dalam pot-pot yang
berukuran kecil, sehingga mudah dibawa dan ditempatkan dimana saja. Sangat menarik jika
digunakan untuk memperindah ruangan atau sebagai hiasan untuk melengkapi koleksi tanaman
hias di rumah.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui saluran pemasaran komoditas kaktus
sekulen.(2) Untuk mengetahui keuntungan, distribusi margin dan share pada masing-masing
lembaga pemasaran. (3) Untuk mengetahui analisis efisiensi masing-masing saluran pemasaran.
Penelitian ini dilaksanakan di 3 tempat yaitu untuk petani mengambil lokasi di Kecamatan Bumi
Aji, dusun Banyuning, desa Punten, Batu, kemudian untuk tengkulak di Kios Bunga Barokah
Kota Batu, kemudian yang terakhir untuk pengecer di daerah Splendid-Malang yaitu sentra
penjualan tanaman hias. Penentuan daerah ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan
pertimbangan bahwa di kota Batu merupakan sentra penjualan bunga, tanaman hias dan buah
terbesar dan untuk di Splendid karena daerah ini adalah sentra penjualan tanaman hias yang
berada di tengah kota dimana para pedagang pengecer mengambil tanamannya dari daerah Batu
sendiri.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data primer adalah data yang
diperoleh dengan menggunakan kuisioner (daftar pertanyaan) melalui wawancara dengan petani,
tengkulak dan pengecer meliputi harga jual, harga beli, biaya transportasi, biaya bongkar muat,
biaya resiko, keuntungan. Selain itu, diadakan pengamatan langsung dilapang guna memperoleh
informasi tambahan yang dapat mendukung data yang diperoleh.
Metode analisis data terdiri dari analisis deskriptif, analisis margin pemasaran, analisis distribusi
margin dan analisis share pemasaran. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk
menjelaskan alur saluran pemasaran.
Hasil penelitian menunjukkan saluran pemasaran kaktus sukulen terdapat empat saluran. Nilai

margin pemasaran saluran pemasaran 1 yang diperoleh dari selisih antara harga jual di pengecer
sebesar Rp. 5000,00 dengan harga jual di petani sebesar Rp. 1500,00 adalah sebesar Rp.
3500,00. Nilai distribusi margin saluran pemasaran 1 pada tengkulak untuk biaya transportasi

sebesar 2.86%, biaya bongkar muat 0.71%, biaya resiko 0.57% dan keuntungan sebesar 10.14%.
Sedangkan nilai distribusi margin pada pengecer untuk biaya transportasi sebesar 19.06% dan
keuntungan sebesar 66.66%. Nilai share pada saluran pemasaran 1 untuk biaya transportasi
sebesar 13.34%, harga jual sebesar 100% dan keuntungan sebesar 46.66%. Sedangkan untuk
saluran pemasaran 2 nilai margin pemasaran yang diperoleh dari selisih antara harga jual di
pengecer sebesar Rp. 4000,00 dengan harga jual di petani sebesar Rp.1500,00 adalah sebesar
Rp.2500,00. Nilai distribusi margin saluran pemasaran 2 pada tengkulak untuk biaya transportasi
sebesar 4%, biaya bongkar muat 1%, biaya resiko 0.8% dan keuntungan sebesar 14.2%.
Sedangkan nilai distribusi margin pada pengecer untuk biaya transportasi sebesar 26.68% dan
keuntungan sebesar 53.32%. Nilai share pada saluran pemasaran 2 untuk biaya transportasi
sebesar 16.67%, harga jual sebesar 100% dan keuntungan sebesar 33.32%. Untuk saluran
pemasaran 3 nilai margin pemasaran yang diperoleh dari selisih antara harga jual di pengecer
sebesar Rp. 4500,00 dengan harga jual di petani sebesar Rp.1500,00 adalah sebesar Rp.3000,00.
Nilai distribusi margin saluran pemasaran 3 pada tengkulak untuk biaya transportasi sebesar
3.33%, biaya bongkar muat 0.83%, biaya resiko 0.67% dan keuntungan sebesar 11.83%.
Sedangkan nilai distribusi margin pada pengecer untuk biaya transportasi sebesar 22.23% dan

keuntungan sebesar 61.1%. Nilai share pada saluran pemasaran 3 untuk biaya transportasi
sebesar 14.42%, harga jual sebesar 100% dan keuntungan sebesar 40.73%. Saluran pemasaran 4
terdapat nilai margin pemasaran yang diperoleh dari selisih antara harga jual di pengecer sebesar
Rp. 5000,00 dengan harga jual di petani sebesar Rp. 1500,00 adalah sebesar Rp. 3500,00. Nilai
distribusi margin saluran pemasaran 4 pada tengkulak untuk biaya transportasi sebesar 2.86%,
biaya bongkar muat 0.71%, biaya resiko 0.57% dan keuntungan sebesar 10.14%. Nilai distribusi
margin pada pengecer untuk biaya transportasi sebesar 19.06% dan keuntungan sebesar 66.66%.
Nilai share pada saluran pemasaran 4 untuk biaya transportasi sebesar 13.34%, harga jual sebesar
100% dan keuntungan sebesar 46.66%.
Perhitungan analisis elastisitas transmisi pemasaran diketahui bahwa nilai Et sebesar -0.03, nilai
ini kurang dari 1 (Et ≤ 1). Hal ini berarti bahwa setiap perubahan harga 1% di tingkat petani akan
mengakibatkan penurunan harga sebesar 0.03% di tingkat pengecer.
Dari keempat saluran semua saluran dianggap efisien karena terdapat pembagian keuntungan
dari tiap-tiap lembaga pemasaran. Diharapkan budidaya kaktus dapat meningkat setiap tahunnya
karena sistem perawatan dan penanaman sangat mudah dilakukan dan merupakan tanaman yang
unik karena dapat menyimpan air didalam badannya sebagai persediaan makanan.

ABSTRACT
To meet the necessities of life, humans must make buying and selling goods and services that are
usually done in one place that is the market, the activities to make ends meet is usually referred

to as activity or frequent trading system we know as marketing. Before the products of this farm
until kepasaran and marketed, first results of these commodities must pass through several
marketing agencies and the process or journey of agricultural commodities from producers to
consumers is what is called as a marketing channel. One of the interesting commodity to be
studied is a commodity marketing channel cactus. Among the various types of cactus, succulent
cactus quite often found in the market, the price is affordable, attractive shape make people
interested to buy it. In addition, cactus plants are also very easy to maintain and does not require

much water. Cactus plants are also often sold in pots that are small, so easily carried and placed
anywhere. Very interesting if it is used to beautify a room or as a garnish to complement the
collection of ornamental plants in the house.
en commodity marketing channels. (2) To know the advantages, distribution margins and share
in their respective marketing agencies. (3) To determine the efficiency analysis of each
marketing channel.
This research was carried out in 3 places, namely to farmers took place in the District of Earth
Aji, Banyuning hamlets, villages Punten, Batu, then to middlemen in Flower Kiosk Barokah
Batu, and the last to retailers in the area of Splendid-Malang sales center for ornamental plants.
Determination of this area is done on purpose (purposive), figuring that in the town of Stone is
the sales center for flowers, ornamental plants and the largest fruit and to the Splendid because
this area is a center for the sale of ornamental plants in the middle of town where the retailers

Stone took the plants from the region itself.
Collecting data in this study using primary data. Primary data is data obtained by using a
questionnaire (questionnaire) through interviews with farmers, middlemen and retailers include
sales price, the purchase price, transportation cost, loading and unloading costs, risk costs,
profits. In addition, direct observation dilapang held in order to obtain additional information that
can support the data obtained.
Methods of data analysis consisted of descriptive analysis, analysis of marketing margins, the
margin distribution analysis and marketing share analysis. This research uses descriptive analysis
to explain the flow of marketing channels.
The results showed succulent cactus marketing channels there are four channels. Value of a
marketing channel marketing margins obtained from the difference between the selling price at
retail for USD. 5000.00 with the sale price of Rp farmers. 1500.00 was Rp. 3500.00. Value
distribution margin marketing channel 1 on the middlemen for transportation costs of 2.86%,
0.71% loading and unloading costs, risk costs and a gain of 0.57% 10:14%. While the value of
the margin distribution to retailers for the cost of transportation of 19:06% and a gain of 66.66%.
Value of a share in the marketing channel for the transportation of 13:34%, the selling price of
100% and a gain of 46.66%. As for the marketing channel marketing margin 2 values obtained
from the difference between the selling price at retail for USD. 4000.00 with the selling price at
the farm for Rp.1500, 00 amounted Rp.2500, 00. Value distribution margin marketing channel 2
in the middleman for transportation costs of 4%, 1% loading and unloading costs, risk costs 0.8%

and a gain of 14.2%. While the value of the margin distribution to retailers for transportation
costs amounted 26.68% and a gain of 53.32%. Value of share in the marketing channel 2 for the
transportation costs of 16.67%, the selling price of 100% and a gain of 33.32%. For marketing
channel 3 value of marketing margins obtained from the difference between the selling price at
retail for USD. 4500.00 with the selling price at the farm for Rp.1500, 00 amounted Rp.3000, 00.
Value distribution margin marketing channel 3 on the brokers for the transportation of 3:33%,
0.83% loading and unloading costs, risk costs 0.67% and a gain of 11.83%. While the value of
the margin distribution to retailers for the cost of transportation of 22:23% and a gain of 61.1%.
Value of share in the marketing channel 3 for the cost of transportation of 14:42%, the selling
price of 100% and a gain of 40.73%. Channel 4 marketing are the marketing margin value
obtained from the difference between the selling price at retail for USD. 5000.00 with the sale
price of Rp farmers. 1500.00 was Rp. 3500.00. Value distribution margin marketing channel 4
on middlemen for transportation costs of 2.86%, 0.71% loading and unloading costs, risk costs

and a gain of 0.57% 10:14%. Value of margin distribution to retailers for the cost of
transportation of 19:06% and a gain of 66.66%. Value of share in the marketing channel 4 for
transportation costs of 13:34%, the selling price of 100% and a gain of 46.66%.
Of the four channels all channels are considered efisien because there is sharing of the benefits of
each marketing agency. Cactus cultivation is expected to increase annually due to system
maintenance and planting are very easy to do and is a unique plant because it can store water

inside its body as food supplies.