Pendugaan Suction Head Berdasarkan Pendugaan Nilai Permeabilitas

5 I t,50 I t,16 I t,5 Rt t,50 Rt t,16 Rt t,5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 Lama hujan t; jam Int ensi tas hu jan I; m m j am 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Ju m lah huj an R t ; m m 1,E-01 1,E+00 1,E+01 1,E+02 1,E+03 1,E+04 1,E+05 1,E+06 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 Kelembaban tanah Suc tion He ad-1 data kejadian hujan yang direkam selama kurun 3 tahun. Formulasi pola intensitas hujan dilakukan melalui proses : i Pengelompokan data hujan menurut durasi hujan t = 0,25; 0,5; 1; 2; 3; dan 6 jam ii Transformasi logaritmik data, agar diperoleh data intensitas hujan yang mempunyai sebaran normal. iii Perhitungan probabilitas hujan p; . iv Menghitung pola hubungan antara I dengan p pada setiap kelompok durasi hujan. Hubungan tersebut berbentuk : I 0,25 = 10 -0,0163.p + 1,6345 10 I 0,5 =10 -0,0163.p + 1,4060 11 I 1 = 10 -0,0163.p + 1,1770 12 I 2 = 10 -0,0163.p + 1,0760 13 I 3 = 10 -0,0163.p + 0,9823 14 I 6 = 10 -0,0163.p + 0,8950 v Menentukan intensitas hujan berdasarkan sembarang nilai probabilitas untuk setiap kelompok durasi hujan. 15 vi Menentukan pola hubungan antara intensitas hujan dengan durasi dan probabilitas hujan, atau I=ft,p. Pola hubungan tersebut berbentuk : t e e I p p 1 16 , 9 61 , 6 . 0375 , . 0375 , − − + = 16 Persamaan akhir pola intensitas hujan yang sesuai untuk areal penelitian adalah : k p t e t t I −       + = . 61 , 6 16 , 9 , 17 dengan, I adalah intensitas hujan mmjam; t adalah durasi hujan jam; e = 2,718; k=0,0375. p; dan p adalah probabilitas . Ketebalan hujan selama kejadian hujan Rt t,p t I t R p t p t . , , = dihitung dengan : 18 Dengan persamaan 17 dan 18 dihitung intensitas dan ketebalan hujan untuk t = 0,25; 0,5; 1; 2; 3; 4; 5; dan 6 jam, dalam kelompok probabilitas p kejadian hujan 50; 16; dan 5. Nilai probabilitas 50 adalah nilai rata-rata; probabilitas 16 , adalah nilai rata-rata ditambah standar deviasi; dan probabilitas 5 adalah nilai ekstrim Gambar. 5. Gambar. 5 Intensitan dan Ketebalan hujan pada t dan p

b. Pendugaan Suction Head Berdasarkan

Kelembaban Tanah Suction head ψ adalah nilai yang menyatakan energi hisapan tanah terhadap air di dalam pori atau sekitar butir tanah soil water 6. pF 10 − = ψ 19 dengan pF adalah nilai potensial free energy tanah, yang besanya dangat bergantung atas kandungan air tanah. Dari 96 buah sampel tanah, diperoleh hubungan antara kandungan air tanah θ dengan nilai pF, yaitu Gambar 6 : pF=29,30–1,684 θ+0,0371θ 2 –0,00029 θ 3 Gambar. 6 Suction Head versus Kelembaban Tanah

c. Pendugaan Nilai Permeabilitas

Berdasarkan Sifat Fisik Tanah Permeabilitas menyatakan kemampuan media porus tanah untuk meloloskan zat cair air hujan baik secara lateral maupun vertikal cmjam. Hubungan antara permeabilitas dengan sifat fisik tanah 12 variabel, masing-masing merupakan rata-rata dari 96 buah data dilakukan dengan analisis regresi linier berganda - metode Backward. Agar data K tersebar secara normal, data K ditransformasi menjadi Lon K. Hasil akhir analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel sifat fisik tanah yang mempunyai efek signifikan terhadap permeabilitas tanah ln K, yaitu kelembaban tanah θ; kandungan pori drainase cepat η c ; dan kandungan pori drainase lambat η l l c e K η η θ . 845 , . 161 , . 090 , 391 , 2 + + − − = , sehingga pendugaan permeabilitas K dilakukan oleh : 20 d. Pengembangan Persamaan Tipikal Kuantitas Infiltrasi Berdasarkan persamaan 19 dan 20, persamaan infiltrasi 9 dikembangkan menjadi : 6 ft; p = 50 ft; p = 16 ft; p = 5 Ft; p = 50 Ft; p = 16 Ft; p = 5 2 4 6 8 10 12 14 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 Lama hujan t; jam L a ju i n fi lt ra si f t ; m m j a m 4 8 12 16 20 24 28 In fi ltr a si ku m u la ti f F t ; m m ft; p = 50 ft; p = 16 ft; p = 5 Ft; p = 50 Ft; p = 16 Ft; p = 5 2 4 6 8 10 12 14 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 Lama hujan t, jam Laj u inf il tr as i m m j am 4 8 12 16 20 24 28 Inf il tr as i k um ul at if F t ; m m       + = 1 . 10 Cr a e t f χ µ 21 dengan : ft adalah laju infiltrasi mmjam; e a adalah Permeabilitas tanah cmjam; e= 2,718; a=- 2,391–0,090. θ+0,161.η c +0,845. η l ; µ = [-10 pF . ∆θ]; ∆θ = η - θ; dan χ Cr adalah infiltrasi kumulatif dummy yang harus dicari formulanya cm; sedangkan Cr adalah W palawija; A agroforrestri; N tidak digarap; H kayu campuranhutan; P permukiman. Parameter χ Cr a pF a a a Cr e t f e e t f e − ∆ − = − = 10 θ µ χ dicari dengan pengubahan bentuk persamaan 21 menjadi : 22 Parameter ft pada persamaan 22, diperoleh dari pembagian infiltrasi kumulatif empirik pada lima macam penggunaan lahan oleh lama hujannya, atau : t t F t f Cr = 23 Berdasarkan hasil pengamatan, nilai parameter Ft Cr 1 10 − = Cr K Cr t F mengikuti persamaan : 24 dengan Ft Cr adalah infiltrasi kumulatif empirik mm untuk masing-masing macam penggunaan lahan cr; K Cr adalah pola hubungan antara Ft empirik dengan ketebalan hujannya Rt untuk masing- masing macam penggunaan lahan, yaitu : K W = -0,0005.Rt 2 + 0,045.Rt + 0,37 K A = -0,0005.Rt 2 + 0,045.Rt + 0,40 K N = -0,0004.Rt 2 + 0,039.Rt + 0,38 K H = -0,0006.Rt 2 + 0,050.Rt + 0,33 K P = -0,0004.Rt 2 Dengan pola hujan Persamaan 18, dan sifat fisik tanah masing masing penggunaan lahan Tabel 1, serta infiltrasi kumulatif Persamaan 24, parameter χ + 0,040.Rt + 0,42 Cr 59 . 99 . 1 091 . 36 . 69 − = p t W e p χ untuk masing-masing penggunnaan lahan diformulasikan sebagai : ; 40 . 77 . 077 . 93 . 95 − = p t A e p χ ; 46 . 03 . 2 148 . 48 . 59 − = p t N e p χ ; 75 . 95 . 4 268 . 58 . 61 − = p t H e p χ ; 66 . 72 . 5 251 . 46 . 57 − = p t P e p χ Pada setiap probabilitas, semua χ Cr Tabel 1 Sifat-sifat fisik tanah di areal penelitian sebagai fungsi dari durasi hujan membentuk garis linier pada grafik semilogaritmik.

e. Tipikal Kuantitas Infiltrasi