Activity Diagram Konsep UML

Pengolahan citra adalah pemrosesan citra menjadi citra yang lain dengan kualitas yang lebih baik, yaitu pemrosesan pada usaha untuk memanipulasi [8]. Citra yang telah menjadi gambar lain menggunakan algoritma atau teknik tertentu. Beberapa jenis operasi pengolahan citra adalah sebagai berikut : 2.2.3.1 Modifikasi Kecemerlangan Brightness Modification Mengubah nilai keabuanwarna dari gelap menuju terang atau sebaliknya mengubah citra yang terlalu cemerlangpucat menjadi gelap.

2.2.3.2 Peningkatan Kontras Contast Enhancement

Dengan peningkatan kontras maka titik yang cenderung gelap menjadi lebih gelap dan yang cenderung terang menjadi lebih cemerlang.

2.2.3.3 Negasi

Operasi untuk mendapatkan citra negatif negative image

2.2.3.4 Pengabuan grayscale

Merupakan proses konversi citra dengan warna sebenarnya true color menjadi citra keabuan grayscale.

2.2.3.5 Pengambangan Thresholding

Operasi pengambangan digunakan untuk mengubah citra dengan format skala keabuan, yang mempunyai kemungkinan nilai lebih dari dua ke citra biner yang memiliki dua buah nilai yaitu 0 dan 1.

2.2.3.6 Pencerminan Flipping

Pencerminan merupakan proses menggambar citra ke bentuk kebalikannya seperti ketika sedang bercermin.

2.2.3.7 Rotasi Rotating

Rotasi yaitu proses memutar koordinat citra sesuai derajat yang ditentukan.

2.2.3.8 Pemotongan Cropping

Memotong satu bagian dari citra sesuai kebutuhan.

2.2.3.9 Pengskalaan Scaling

Mengubah ukuran citra menjadi lebih besar atau lebih kecil.

2.2.3.10 Deteksi Tepi Edge Detection

Deteksi tepi pada suatu citra adalah suatu proses yang menghasilkan tepi- tepi dari obyek-obyek citra.

2.2.4 Metode

Haar Cascade Classifier Proses deteksi adanya citra wajah dalam sebuah gambar dapat menggunakan sebuah metode yang dipublikasikan oleh Paul Viola dan Michael Jones tahun 2001. Umumnya disebut metode Haar Cascade Classifier. Metode ini merupakan metode yang menggunakan statistik model classifier. Pendekatan untuk mendeteksi wajah dalam gambar menggabungkan empat konsep utama : 1. Training data 2. Fitur segi empat sederhana yang disebut fitur Haar. 3. Integral image untuk pendeteksian fitur secara cepat. 4. Pengklasifikasi bertingkat Cascade classifier untuk menghubungkan banyak fitur secara efisien.

2.2.4.1 Training Data Pada

Haar Metode ini memerlukan 2 tipe gambar objek dalam proses training yang dilakukan, yaitu : 1. Positive samples Berisi gambar obyek yang ingin dideteksi, apabila ingin mendeteksi mata maka positive samples ini berisi gambar mata, begitu juga objek lain yang ingin dikenali. 2. Negative samples Berisi gambar objek selain objek yang ingin dikenali, umumnya berupa gambar background tembok, pemandangan, lantai, dan gambar lainnya. Resolusi untuk sampel negatif disarankan untuk memiliki resolusi yang sama dengan resolusi kamera. Training dari Haar menggunakan dua tipe sampel diatas. Informasi dari hasil training ini lalu dikonversi menjadi sebuah parameter model statistik.

2.2.4.2 Sistem Kerja Algoritma

Haar Cascade Classifier Algoritma Haar menggunakan metode statistikal dalam melakukan pengenalan wajah. Metode ini menggunakan simple haar-like features dan juga a cascade of boosted tree classifier . Classifier ini menggunakan gambar berukuran tetap. Cara kerja dari algoritma haar dalam mendeteksi wajah adalah menggunakan teknik sliding window pada keseluruhan gambar dan mencari apakah terdapat bagian dari gambar yang berbentuk seperti wajah atau tidak. Haar juga memiliki kemampuan untuk melakukan scaling sehingga dapat mendeteksi adanya mata yang berukuran lebih besar ataupun lebih kecil dari gambar pada classifier . Tiap fitur dari haar-like fitur didefinisikan pada bentuk dari fitur, diantaranya koordinat dari fitur dan juga ukuran dari fitur tersebut.