4. Seberapa besar pengaruh Anggaran dan Break Even Point terhadap perencanaan laba jangka pendek di PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2
secara simultan.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1.Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Anggaran penjualan, anggaran biaya, dan Break Even Point BEP Terhadap Perencanaan
Laba Jangka Pendek pada PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 ”.
1.3.2.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Anggaran yang terdiri dari Anggaran Penjualan dan Anggaran Biaya di PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2.
2. Untuk mengetahui Break Even Point di PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Anggaran dan Break Even Point
terhadap perencanaan laba jangka pendek di PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 secara parsial.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Anggaran dan Break Even Point terhadap perencanaan laba jangka pendek di PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2
secara simultan.
1.4.Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis yang penulis tunjukkan pada perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Hasil Penelitian ini bagi perusahaan dapat digunakan sebagai masukan
mengenai Anggaran dan break even point BEP terhadap perencanaan laba jangka pendek.
2. Bagi PT.BCKL 2 yang diteliti pada bagian akuntansi dan manajemen,
diharapkan dapat memberikan informasi dalam praktek Anggaran dan
Break Even Point BEP terhadap perencanaan laba jangka pendek.
1.4.2.Kegunaan Akademis
1. Bagi Peneliti Dapat meningkatkan dan pengetahuan serta pemahaman penulis mengenai
pengaruh Anggaran dan break even point BEP terhadap perencanaan laba
jangka pendek.
2. Bagi Peneliti lain Dapat dijadikan sebagai referensi dan pemikiran dalam penelitian lebih
lanjut dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama, yaitu Pengaruh Anggaran dan Break Even Point BEP terhadap perencanaan laba jangka
pendek.
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam upaya mendapatkan data untuk menyusun skripsi ini, penulis mengadakan penelitian pada PT.Bina Citra Karisma Lestari 2 yang beralokasi di
Jalan Cisirung No.175. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli
2011. Adapun waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tahap Prosedur
Bulan Feb
Maret Apr
Mei Juni Juli
Agst
Tahap kegiatan:
1.Membuat outline dan proposal skripsi
2.Mengambil formulir penyusunan skripsi
3.Menentukan tempat penelitian
Tahap pelaksanaan:
1.Mengajukan out line dan proposal skripsi
2.Meminta surat pengantar ke
perusahaan
3.penelitian di perushaan
4.penyusunan skripsi
14
BAB II
Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis
2.1.Kajian Pustaka 2.1.1.Anggaran
2.1.1.1.Pengertian anggaran
Menurut Wiliam K.Carter 2009;4 pengertian anggaran adalah : “Suatu anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara keuangan
dan s ecara kuantitatif”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan sebuah rencana keuangan mengenai rencana perusahaan masa depan untuk
mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan. Pengertian serupa mengenai anggaran dikemukakan oleh Mulyadi 2001;488
yaitu: “Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif,
yang diukur dalam satuan moneter standard dan satuan ukuran yang lain, yang mencangkup jangka waktu satu tahun”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu perencanaan kerja dalam suatu perusahaan yang dapat dinyatakan secara
kuantitatif, yang dapat diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, dan dapat dilakukan dalam jangka waktu satu tahun.
1.1.1.2. Jenis Jenis Anggaran
2.1.1.2.1.Anggaran Penerimaan 1.Anggaran penjualan
Dalam berkembangnya usaha saat ini, yaitu dengan bertabah kompleksnya tantangan yang harus dihadapi dengan besarnya risiko yang ditanggung oleh
pengusaha dirasakan makin pentingnya anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen. Untuk itu anggaran harus disusun secara cermat dan hati-hati dengan
perhitungan dan estimasi yang baik dalam menetapkan suatu anggaran khusus penjualan, kegiatan penjualan dapat diwujudkan dengan cara menyusun suatu
anggaran yang merupakan proyeksi penjualan yang diharapkan pada suatu periode, tujuan bagi perusahaan adalah untuk mencapai laba perusahaan. Salah
satu komponen yang paling penting dalam suatu anggaran adalah estimasi penjualan yang realistis, berdasarkan analisis berdasarkan analisis atas penjualan
di masa lampau dan kondisi pasar saat ini. Tetapi, seringkali penjualan merupakan komponen yang paling sulit untuk diprediksi. Permintaan bergantung pada
kekuatan yang berada diluar kendali manajemen. Dalam kebanyakan kasus, ketidakpastian ini membuat perkiraan penjualan menjadi titik penting dari proses
perencanaan.M.Munandar
Pengertian anggaran penjualan menurut M.Munandar 2004;49 yaitu: “Anggaran penjualan adalah anggaran yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis kualitas, jumlah
kuantitas, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat
daerah penjualannya”.
Dari definisi diatas anggaran penjualan merupakan pedoman pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai
tujuan perusahaan yaitu laba. Secara tidak langsung anggaran penjualan yang telah dibuat perusahaan adalah untuk perencanaan laba di masa yang akan datang.
Dengan adanya anggaran penjualan memudahkan management dalam perincian mengenai penjualan yang akan dilakukan di masa mendatang nanti, dan
mengetahui laba yang diharapkan oleh perusahaaan pada masa yang akan datang. Menurut William K.Carter dan Milton F.Usry 2005:17 yang diterjemahkan
oleh Krista,SE.,AK mengemukakan bahwa adanya hubungan antara anggaran penjualan dengan pencapaian laba adalah sbb:
“Suatu Anggaran Penjualan yang terinci dapat menjadi alat yang efektif untuk menganalisis potensi penjualan baru. Hal itu membantu dalam
mengidentifikasikan atas terjadinya penurunan atau kenaikan penjualan yang berpengaruh terhadap tercapainya laba atau rugi.
Anggaran penjualan merupakan hal yang sangat penting, karena atas dasar anggaran penjualan ini seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan akan disusun
perencanaan dan pelaksanaanya. Dalam pelaksanaanya anggaran penjualan pada umumnya dilaksanakan dalam jangka pendek 1 tahun dan jangka panjang 5
tahun.
Keberhasilan pencapaian anggaran perlu mendapat dukungan dari tiap pegawai yang ada di dalam perusahaan. Anggaran yang akan dilaksanakan
tersebut diimplementasikan, perlu terlebih dahulu disiapkan saran-saran kerja yang perlu untuk kelancaran pelaksanaan anggaran tersebut, pencapaian anggaran
mendapat dukungan dari tiap pegawai yang ada di dalam suatu perusahaan, tanpa memandang pegawai bersangkutan.
Pelaksanaan dalam penyusunan anggaran penjualan
Pelaksanaan anggaran penjualan yang dilaksanakan di PT.BCKL 2 dilaksanakannya dalam jangka pendek dan jangka panjang sesuai dengan rencana
kerja yang telah disusun oleh perusahaan. Pelaksanaan dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :
1. Rencana Jangka Panjang Rencana Jangka Panjang merupakan rencana perusahaan yang disusun untuk :
A.Rencana Kerja Jangka Panjang Adalah rencana perusahaan yang disusun di kantor pusat dan mengacu pada
sasaran strategi antara lain : 1. Meningkatkan kemampuan survival perusahaan
2. Menyesuaikan dengan peraturan pemerintah 3. Menyiapkan dan meningkatkan kemampuan bersaing
B.Rencana jangka panjang disusun oleh suatu kantor yang dibentuk oleh direksi.
2. Rencana Jangka Pendek Rencana perusahaan selama satu tahun dengan mengacu pada rencana kerja
jangka panjang untuk mencapai tujuan tingkat pertumbuhan efisiensi dan keuntungan dengan cara :
a Rencana formasi Personalia b Rencana produksi
c Proyeksi portofolio Berlaku akan banyak dimanfaatkan sebagai alat pengambilan keputusan
manajemen yang penting, sebagai missal dalam penilaian performance pimpinan dalam PT.BCKL 2, hasil evaluasi antara realisasi yang telah dicapai, dengan
target yang telah dianggarkan akan dipakai sebagai alat mengukur keberhasilan pimpinan kantor tersebut. Dan selanjutnya hasil evaluasi ini akan bermanfaat
untuk penetapan pembayaran bonus maupun penetapan kenaikan pangkatjabatan dari pimpinan yang bersangkutan, dan sebaiknya apabila pimpinan kantor
tersebut.
Tujuan Anggaran Penjualan
1.
Mengurangi ketidakpastian dimasa depan
2.
Memasukkan pertimbangan keputusan manajemen dalam proses perencanaan
3.
Memberikan informasi dalam profit planing control
4.
Untuk mempermudah pengendalian penjualan 5. Dapat melihat tanda-tanda lebih dini akan kehadiran peluang-peluang maupun
ancaman-ancaman.
6. Dapat digunakan sebagai alat analitik yang akurat dan tepat waktu 7.Mempunyai kemampuan untuk memprediksi kinerja.
2.1.1.2.1.Anggaran Pengeluaran Anggaran Biaya 1.Anggaran Produksi
Menurut Gunawan Adisaputra 1996:65 pengertian anggaran produksi adalah : “Anggaran produksi adalah anggaran yang disusun dengan memperhatikan
segala kegiatan produksi, yang diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun”.
Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa anggaran produksi dibuat atau disusun berdasarkan seluruh kegiatan produksi yang dapat menunjang
anggaran penjualan. Setelah anggaran penjualan telah selesai disusun, kebutuhan produksi untuk
periode anggaran anggaran yang akan datang dapat ditentukan dan diorganisasikan dalam bentuk anggaran produksi. Anggaran Produksi production
budget adalah skedul rinci yang mengidentifikasi produk-produk atau jasa yang mesti dihasilkan atau disediakan untuk memenuhi penjualan yang dianggarkan
dan kebutuhan-kebutuhan persediaan. Anggaran produksi berurusan dengan penjadwalan operasi, penentuan
volume, dan penetapan kuantitas maksimum dan minimum dari persediaan. Hal tersebut memberikan dasar untuk membuat anggaran untuk bahan baku, tenaga
kerja, dan overhead pabrik. Anggaran produksi, seperti anggaran anggaran
lainnya, dapat dirinci per bulan atau per kuartalan. Dalam suatu perusahaan manufaktur, divisi yang paling banyak mencapai kemajuan dalam manajemen
ilmiah adalah departemen produksi. Usaha konstan diarahkan menuju pembuatan teknik-teknik baru yang akan membawa kepada produksi yang lebih
efisien. Dalam perusahaan BCKL 2 ini terdapat bagian produksi, pemasaran, dan
administrasi dan umum yang didalamnya memiliki anggaran masing-masing yang berbeda, yaitu:
1. Bagian Produksi : Biaya yang dikeluarkan pada bagian produksi ini adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang mulai
dari barang mentah menjadi barang jadi yang siap untuk dijual ke pasaran. Dalam biaya produksi ini dibedakan menjadi :
a Biaya Bahan Baku : Biaya Variabel: Kain, benang, bahan penolong kancing, sleting.
b Biaya Tenaga Kerja Langsung : Biaya Tetap : Biaya gaji mandor, gaji kepala bagian produksi, gaji
direktur. Biaya Variabel : Biaya tenaga pemasangan aksesoris pakaian, gaji operator
mesin operasi, gaji tukang jahit, gaji tukang potong.
c Biaya Overhead Pabrik : Biaya Tetap : depresiasi mesin dan peralatan, pajak bangunan, asuransi
pabrik, gaji karyawan di luar produksi, gaji mandor, sewa mesin . Biaya Variabel: Amortisasi hak paten, biaya listrik air dan telepon,
reparasi gedung dan peralatan pabrik, biaya bahan pembantu. 2. Bagian Pemasaran : Biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan barang yang
telah siap diproduksi dan di jual terhadap konsumen. Biaya Tetap : Biaya gaji karyawan yang bersangkutan, biaya iklan, biaya
promosi, biaya contoh sampel. Biaya Variabel : biaya pengemasan
3. Bagian Administrasi dan Umum : biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.
Biaya Tetap : Biaya gaji direksi, karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia, humas.
Biaya Variabel : biaya fotocopy.
2. Anggaran Biaya Distribusi
Menurut Gunawan Adisaputra 1996:66 pengertian anggaran biaya distribusi adalah:
“Anggaran biaya distribusi merupakan anggaran yang mencangkup seluruh biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam
hubungannya dengan kegiatan memasarkan produ k”.
Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa anggaran biaya distribusi didalamnya mencangkup seluruh biaya-biaya untuk memasarkan barang hasil
produksi yang telah selesai diproduksi perusahaan. Contohnya : biaya salesman, supervisor, ongkos pengangkutan, biaya transport, penginapan, makanan,
promosi, asuransi.
3.Anggaran Biaya Umum dan Administrasi
Menurut Gunawan Adi Saputra 1996:90 definisi anggaran biaya umum dan administrasi adalah sbb :
“Anggaran biaya umum dan administrasi adalah anggaran yang berisi semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk direksi dan
stafnya, bagian keuangan dan administrasi”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa anggran biaya umum dan administrasi dikeluarkan perusahaan umumnya dapat dimasukan sebagai biaya
tetap perusahaaan, yang rutin selalu dikeluarkan perusahaan dan cenderung biayanya tetap. Contoh biaya gaji direktur, biaya gaji bagian keuangan, dsb.
2.1.2. Pengertian Biaya
Biaya dalam suatu perusahaan merupakan komponen yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan. Tujuan itu
dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai suatu bentuk pengorbanan oleh perusahaan yang bersangkutan telah diperhitungkan secara tepat. Dalam
menentukan apakah suatu pengorbanan merupakan biaya atau tidak, maka terlebih dahulu harus dipahami pengertian tentang biaya diantaranya adalah:
Menurut Supriyono 1999:16 mengemukakan bahwa : “Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau yang digunakan
dalam rangka memperoleh penghasilan revenue dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan suatu hal yang harus dikorbankan yaitu dengan membeli kebutuhan-kebutuhan mulai
dari produksi sampai dengan penjualan demi mendapatkan pendapatan. Adapun pengertian biaya menurut Mulyadi 1999 : 8 dalam arti luas
mengemukakan bahwa : “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang di ukur dalam satuan
uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujua
n tertentu”.
Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut dengan istilah harga pokok, atau dalam
pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam
suatu usaha
untuk memperoleh
penghasilan. Dari pengertian di atas, walaupun nampak ada perbedaan namun pada dasarnya
memiliki persamaan yaitu biaya adalah pengorbanan ekonomis, yang di ukur dengan nilai uang untuk memperoleh barang atau jasa. Pengklasifikasian biaya
atau penggolongan biaya dilakukan sesuai dengan tujuan biaya itu sendiri. Untuk tujuan yang berbeda, diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula.
Penggolongan biaya atas dasar tendensi perubahan terhadap aktivitas tertentu sangat penting dalam proses perencanaan laba. Biaya ini dikelompokan
menjadi biaya tetap, biaya variable dan biaya semi variable. Untuk kepentingan analisis break event, biaya semi variable akan dianalisis lebih lanjut kedalam
biaya tetap dan biaya variable.
1. Biaya tetap
Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.
Menurut Mulyadi 1999:507 menyatakan biaya tetap dalam hubungannya untuk perencanaan dan pengawasan biaya,biaya tetap dibedakan menjadi:
a.Committed fixed cost b.Discretionary fixed cost
Committed fixed cots adalah biaya tetap dikeluarkan,yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaaan di dalam memenuhi tujuan-
tujuan jangka panjang. Contoh : committed cost adalah biaya depresiasi, PBB, sewa, asuransi, dan gaji karyawan utama. Kebijakan menjadi committed cost
terutama dipengaruhi oleh rencana kegiatan jangka panjang. Discretionary fixed cost adalah biaya yang timbul dari keputusan penyediaan
anggaran secara berkala biasanya tahunan yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diizinkan
untuk dikeluarkan, dan yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara masukan dengan keluaran yang di ukur dengan volume
penjualan, jasa atau produk. Contoh : discretionary fixed cost adalah biaya riset dan dan pengembangan, biaya iklan, biaya promosi penjualan, biaya program
latihan karyawan.
2.Biaya Variabel
Biaya Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Untuk tujuan perencanaan dan pengawasan, biaya variable dibedakan menjadi:
a.Engineered Variabel Cost Engineered Variabel Cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu
dengan ukuran kegiatan tertentu atau biaya yang antara masukan dan keluaran mempunyai hubungan yang erat dan nyata. Contohnya : Biaya Bahan Baku
b.Discretionary Variabel Cost Discretionary Variabel Cost adalah biaya-biaya yang jumlah totalnya sebanding
dengan perubahan volume kegiatan sebagai akibat kebijakankeputusan manajemen. Contohnya biaya iklan yang ditetapkan oleh manajemen.
3.Biaya Semi Variabel
Biaya semi variable adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variable didalamnya. Unsur biaya tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk
menyediakan jasa sedangkan unsur variable merupakan bagian dari biaya semi variable yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.Biaya semi variable
memiliki unsur biaya tetap dan biaya variable. Contoh biaya semi variabel adalah selling exspense, administrasi dan umum, biaya perawatan dan perbaikan.
2.1.2.1.Harga Pokok Penjualan
Harga pokok dikenal dengan nama singkatnya “HPP” adalah salah satu komponen dari laporan laba rugi, yang menjadi perhatian manajemen perusahaan
dalam mengendalikan operasional perusahaan.
A. Pengertian Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual. Manfaat harga pokok penjualan:
1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual. 2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih
besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh
kerugian.
B. Rumus Menghitung Penjualan Bersih. Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan
Perusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari: 1. penjualan kotor
2. retur penjualan 3. potongan penjualan;
4. penjualan bersih. Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:
Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan.
C. Rumus Menghitung Pembelian Bersih. Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga pokok
penjualan.
Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari: 1. pembelian kotor;
2. biaya angkut pembelian; 3. retur pembelian dan pengurangan harga;
4. retur pembelian; 5. potongan pembelian.
Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian –
potongan pembelian.
D. Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan. Untuk menghitung harga pokok penjualan terlebih dahulu harus memperhatikan
Unsur-unsur dibawah ini: 1. persediaan awal barang dagangan;
2. pembelian; 3. biaya angkut pembelian;
4. retur pembelian dan pengurangan harga ; 5. potongan pembelian
Rumus harga pokok penjualan: HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih
– persediaan akhir HPP = Barang yang tersedia untuk dijual
– persediaan akhir
Keterangan : Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan +
pembelian bersih. Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian
– retur pembelian – potongan pembelian.
Atau Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban angkut
Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.
Persediaan akhir barang yang tersedia dikuasai pada akhir periode akuntansi.
2.1.2.2.Penjualan
Mulyadi dalam bukunya menyat akan bahwa: “Pada prinsipnya harga jual
harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Selain itu Hansen dan Mowen mengemukakan bahwa “Harga jual adalah jumlah moneter
yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa
ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan
untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan
kualitas produk suatu barang, dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
2.1.2.3.Volume Penjualan
Besar kecilnya hasil penjualan dipengaruhi oleh jumlah produk yang terjual.Makin tinggi jumlah produk yang terjual maka semakin meningkat pula
penjualan yang diperoleh, begitupun sebaliknya semakin rendah jumlah produk yang terjual maka tingkat penjualan pun semakin rendah.
Menurut Sujana Ismaya mengidentifikasikan bahwa: “Volume penjualan adalah jumlah penjualan yang berhasil dicapai atau
diingin kan oleh suatu perusahaan dalam suatu jangka waktu tertentu”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa volume penjualan merupakan suatu pencapaian yang diinginkan perusahaan dalam jangka waktu
tertentu atas penjualannya. Menurut Asegaf Abdulah dalam
“kamus akuntansi” mengidentifikasikan bahwa: “Volume penjualan adalah jumlah unit yang terjual dari unit prosuksi suatu
pemindah dari pihak produksi ke pihak konsumen,dan tetap pada suatu periode tertentu”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah yang berhasil terjual dan sampai di tangan konsumen dari unit produksi pada suatu periode
tertentu.
2.1.2.4 . Break Even Point BEP
Menurut Bambang Riyanto 2001: 359 pengertian break even point adalah : “Break Even Point adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.”
Dari pengertian diatas Break Even point secara umum dapat dikatakan untuk menyajikan dan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
hubungan yang erat atas ketiga variabel berikut yaitu biaya, volume penjualan dan laba. Selanjutnya dapat memudahkan pimpinan perusahaan untuk melihat
bagaimana perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi laba dengan cara penyajian yang ringkas sehingga pemimpin perusahaan dapat dibantu dalam
pengambilan keputusan dalam hal ini kebijakan mengenai penetapan harga.
Adapun pengertian lain menurut Martono dan Agus Harjito 2005 : 288 adalah :
“Break Even Point BEP adalah sangat bermanfaat untuk merencanakan laba perusahaan. Dengan mengetahui besarnya BEP maka kita dapat
menentukan berapa jumlah minimal produk yang harus dijual budget sales dan harga jualnya sales price. Apabila kita mengiginkan laba
tertentu.” Analisis Biaya, Volume, laba atau yang lebih dikenal dengan BEP Break
Even Point merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan dalam menentukan volume produksi dan volume penjualan yang dapat
menutup biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu periode tertentu. Break Even Point sendiri diartikan suatu keadaan usaha yang tidak
memperoleh laba dan tidak juga mengalami rugi. Dengan kata lain suatu usaha dapat dikatakan impas jika jumlah pendapatan yang didapat sama dengan biaya
yang dikeluarkan selama produksi. Dalam perencanaan laba dengan menggunakan analisa break event merupakan
“profit planning approach” yang mendasar pada hubungan biaya cost dan penghasilan penjualan revenue. Henik Kustantik
:2009. Menurut Supriyono, BEP dan analisis hubungan biaya volume-laba
merupakan teknik perencanaan laba dalam jangka pendek atau dalam satu periode
akuntansi tertentu dengan mendasarkan analisanya pada varibialitas penghasilan penjualan maupun biaya terhadap volume kegiatan sehingga teknik-teknik
tersebut akan dapat digunakan baik sebagai alat perencanaan laba dalam jangka pendek.
Dalam perencanaan laba dengan teknik BEP dan analisa hubungan biaya, volume, laba digunakan dasar anggapan sebagai berikut :
a. Harga jual produk per unit satuan yang dianggarkan tetap konstan pada berbagai tingkat volume penjualan dalam periode yang bersangkutan, apabila
anggapan tidak terpenuhi penghasilan penjualan tidak dapat digambarkan dalam garis lurus.
b. Semua biaya yang dianggarkan dapat dikelompokan ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variable yang mempunyai tingkat variabilitas terhadap produk
yang diproduksi atau dijual, bukan terhadap dasar kegiatan yang lain. c. Harga dari biaya atau masukan misalnya harga bahan baku, upah langsung dan
lain-lain yang dianggarkan tetap konstan pada berbagai kegiatan, sehingga dapat digambarkan secara garis lurus.
d. Kapasitas yang dimiliki perusahaan tidak berubah, misalnya karena adanya ekspansi, karena perubahan kapasitas yang dimiliki akan merubah pola
hubungan biaya-volume-laba. e. Tingkat efisiensi dari perusahaan tidak berubah, karena program efisiensi yang
sangat berhasil atau terjadinya pemborosan yang luar biasa akan berpengaruh terhadap pola hubungan biaya-volume-laba.
f. Tingkat dan metode teknologi yang dimiliki perusahaan tidak berubah, perubahan teknologi yang dapat mengubah pola hubungan biaya-volume-laba.
g. Apabila perusahaan menjual beberapa macam produk,maka komposisi produk yang dianggarkan pada berbagai tingkatan penjualan tidak berubah, perubahan
komposisi akan berakibat berubahnya porsentase batas konstitusi. Penyimpangan harga jual, biaya, dan komposisi penjualan yang sesungguhnya
dibandingkan dengan yang dianggarkan dianalisa melalui analisa selisih laba.
2.1.3.Perencanaan laba
Menurut Mulyadi 2009:4 pengertian perencanaan laba : “Perencanaan laba profit planning adalah pengembangan dari suatu
rencana operasi guna mencapai cita- cita dan tujuan perusahaan”.
Dalam pengertian diatas perencanaan laba merupakan sebuah rencana perusahaan untuk mendapatkan laba yang maksimal, apa yang direncanakan
perusahaan untuk masa depan dapat terealisasi. Adapun pengetian perencanaan menurut Cuningham mengemukakan
bahwa : ”Perencanaan merupakan menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan,
fakta, imajinasi, asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasikan dan mempormulasi hasil yang diinginkan, urutan
kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian”.
Perencanaan dalam pengertian ini menitiberatkan kepada usaha untuk menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan
datang serta usaha untuk mencapainya. Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan
perusahaan. yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tujuan perusahaan pada periode yang akan datang. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk
memperoleh laba yang optimal sesuai dengan kemampuan perusahaan, oleh karena itu untuk mencapai laba optimal tersebut perlu disusun perencanaan laba
agar kemampuan yang dimiliki perusahaan dapat dikerahkan secara terkooddinasi dalam mencapai tujuan tersebut. Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi
keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Laba perusahaan merupakan selisih antara penghasilan penjualan diatas
semua biaya dalam periode akuntansi tertentu, oleh karena itu perencanaan laba untuk periode akuntansi tertentu akan berhubungan dengan perencanaan atas
penghasilan penjualan dan atas biaya pada periode akuntansi yang bersangkutan.
2.1.3.1. Keuntungan Perencanaan Laba
Perencanaan laba, atau penganggaran, memiliki manfaat dan keunggulan berikut : 1. Perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin terhadap
identifikasi dan penyelesaian masalah. Manajemen diwajibkan untuk mempelajari semua aspek bisnis dalam mengembangkan anggaran. Hal ini
memungkinkan adanya peluang untuk menilai kembali setiap segi operasi dan memeriksa kembali kebijakan program.
2. Perencanaan laba menyediakan arahan ke semua tingkatan manajemen. Hal ini membantu mengembangkan kesadaran akan laba di seluruh lapisan organisasi
dan mendorong kesadaran akan biaya serta efisiensi biaya. 3. Perencanaan laba meningkatkan koordinasi. Hal ini menyediakan suatu cara
untuk menyelaraskan usaha-usaha dalam mencapai cita-cita. Anggaran membuat identifikasi dan eliminasi dari halangan serta ketidakseimbangan
menjadi mungkin, sebelum kedua hal itu terjadi dan untuk menyalurkan usaha- usaha ke aktivitas-aktivitas yang paling menguntungkan.
4. Perencanaan laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerja sama dari semua tingkatan manajemen. Keahlian dan pengetahuan dari semua
manajer dibutuhkan untuk mengembangkan rencana yng paling efektif. Partisipasi dari semua tingkatan membantu mengeluarkan ide-ide dan
menyediakan suatu cara untuk mengkomunikasikan tujuan serta memperoleh dukungan atas rencana akhir. Manajer yang berpartisipasi belajar mengenai apa
yang diharapkan, sehingga mereka mengembangkan komitmen terhadap cita- cita yang ikut mereka tetapkan.
5. Anggaran menyediakan suatu tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari individu-individu. Hal ini mendorong
manajer untuk merencanakan dan berkinerja secara efisien.
2.1.4.1.Kaitan Anggaran dengan perencanaan laba jangka pendek
Menurut William K Carter 2009:4 mengemukakan bahwa : “Suatu rencana atau anggaran mencerminkan tingkat atau target laba yang
berusaha untuk dicapai manajemen.” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan anggaran dapat digunakan bagi
pihak manajemen dalam merencanakan laba yang diharapkan perusahaan. Anggaran dibuat pada tahun sebelumnya dan untuk direalisasikan di masa yang
akan datang.
2.1.4.2. Kaitan Break even point dengan perencanaan laba jangka pendek
Menurut Muslieh 2003:308 mengemukakan bahwa : “Teknik analisis Break Even Point memberikan dasar hubungan antara
berbagai variabel untuk menentukan aktivitas perusahaan dalam suatu proses perencanaan keuangan dalam mencapai target laba yang
ditentukan.” Jadi, analisis Break Even Point akan memberikan dasar hubungan antara
berbagai variabel untuk menentukan aktivitas perusahaan dalam suatu proses perencanaan keuangan dalam mencapai target laba yang ditentukan.
Menurut Supriyono 1998:1 mengemukakan bahwa : “BEP Break Even Point merupakan teknik perencanaan laba dalam
jangka pendek atau dalam satu periode akuntansi tertentu dengan mendasarkan analisanya pada variabilitas pengendalian penjualan maupun
biaya terhadap volume kegiatan sehingga teknik-teknik tersebut akan dapat
digunakan dengan baik sebagai alat perencanaan laba jangka pendek”.
2.2.Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran disusun untuk menjelaskan mengenai cara berfikir dalam melakukan penelitian. Serta kerangka pemikiran digunakan untuk menegaskan
masalah yang akan diteliti oleh peneliti.
2.2.1. Karakteristik Anggaran
Anggaran harus disusun dan dihitung dengan cermat agar operasionalisasi perusahaan dapat berjalan dengan efektif. Dapat diikhtisarkan bahwa anggaran
harus berupa satuan keuangan mencakup jangka waktu satu tahun, berisi komitmen, disetujui oleh pihak berwenang, dapat berubah dalam kondisi tertentu
dan harus berupa hasil aktual.
2.2.1.1 Klasifikasi Anggaran
Anggaran perusahaan berfungsi sebagai alat bantu manajemen dalam pengambilan keputusan setiap kegiatan yang dilaksanakan suatu perusahaan,
sehingga dalam hal ini anggaran perusahaan akan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Seluruh kegiatan yang ada di perusahaan akan terkait dengan
anggaran perusahaan. Oleh karena itu, anggaran perusahaan akan terdiri dari berbagai macam anggaran lainnya baik dari segi isi, bentuk maupun fungsinya.
Sehubungan dengan hal di atas, maka perlu diketahui jenis anggaran apa saja yang umumnya ada dalam suatu organisasi.
Klasifikasi anggaran dapat dibedakan dengan melihat dari dasar penyusunan, cara penyusunan, jangka waktu, bidang anggaran, kemampuan
penyusunan dan dari fungsinya.
2.2.1.2. Manfaat dan Keterbatasan Anggaran
Dalam suatu proses kegiatan aktivitas yang dilakukan perusahaan, anggaran memiliki berbagai manfaat yang dapat dirasakan baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh perusahaan tersebut. Anggaran memiliki banyak manfaat yang dapat diperoleh perusahaan
dengan dibuatnya anggaran tersebut, baik keefektivitasan maupun keefisienan dalam hal produktivitas kerja perusahaan dan sumber daya manusianya.
Walaupun anggaran mempunyai banyak manfaat dan kegunaan bagi perusahaan, anggaran juga tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang ada.
Hal-hal yang menjadi keterbatasan anggaran diantaranya yaitu keefektivitasan dari penggunaan anggaran sangat bergantung kepada keterlibatan semua pihak
dalam perusahaan tersebut. Pelaksanaan dari suatu anggaran memerlukan kerjasama dan partisipasi dari seluruh anggota manajemen dalam mencapai tujuan
perusahaan, karena pelaksanaan dari anggaran tidak berjalan dengan sendirinya dan penyesuaian terhadap kondisi yang terjadi hatus terus menerus dilakukan oleh
pihak manajemen perusahaan agar anggaran yang dibuat tidak menyimpang dari kondisi saat itu.
2.2.1.3.Anggaran Penjualan Anggaran Penerimaan
Anggaran penjualan merupakan anggaran yang dibuat pada suatu perusahaan yang dapat membantu manajemen dalam merinci biaya dan melihat laba yang
akan dihasilkan pada periode yang akan datang.
2.2.1.4.Anggaran Biaya anggaran Pengeluaran 1. Anggaran Biaya Produksi
Anggaran produksi dibuat harus sesuai dengan anggaran penjualan yang telah direncanakan sebelumnya. Karena pembuatan anggaran biaya harus melihat
anggaran penjualan yang dibuat seperti jumlah barang yang diproduksi dalam 1 tahun, dan harga penjualannya.
2. Anggaran Biaya Distribusi
Anggaran biaya distribusi menampilkan atau menyusun biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendistribusikan barang.
3.Anggaran Biaya Administrasi dan Umum.
Anggaran biaya administrasi dan umum merupakan pengeluaran biaya administrasi perusahaan yang dapat menunjang kegiatan operasional perusahaan.
Hal ini menggambarkan bahwa jika perusahaan membagi kantor administrasi menjadi beberapa bagian, maka rencana tentang biaya administrasi dan masing-
masing bagian tersebut juga harus diperinci dan dipisahkan secara jelas.
2.2.2. Break Even Point BEP
Adapun pengertian Break Even Point adalah sebagai berikut : 1. Adalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum agar
suatu usaha tersebut tidak menderita rugi , tetapi juga belum tentu memperoleh laba.
2. Adalah suatu tekhnik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan laba atau volume kegiatan.
3. Disebut pula cost-profit-volume analysis, karena mempelajari hubungan antara biaya-laba-volume kegiatan.
Adapun Rumus untuk menghitung BEP titik impas
Sumber :William Carter Akuntansi Biaya
2.2.3.Perencanaan laba
Perencanaan adalah konstruksi dari laporan operasional terinci, merupakan proses dari menyadari kesempatan maupun ancaman eksternal,
menentukan tujuan yang diinginkan, dan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut.
Penjualan = FC 1- Vc
S
Bahwa pada dasarnya anggaran itu merupakan sebuah rencana yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif pada periode tertentu yang biasanya
dinyatakan dalam periode tahun. Adapun untuk menghitung perencanaan laba adalah sebagai berikut:
Sumber : Henry Simamora akuntansi managemen Keterangan :
FC : fixed cost Biaya Tetap Vc: Vareiabel Cost Biaya Variabel
S : Penjualan Keuntungan : laba yang diharapkan
Penjualan = FC + Keuntungan 1
- Vc S
Selanjutnya dibawah ini secara sederhana kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran
PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2
MANAGER
PERENCANAAN
ANALISIS BEP ANGGARAN
LAPORAN KEUANGAN LR
1.Anggaran penjualan 2.anggaran Biayabiaya tetap
dan biaya variabel
PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK
PT.BCKL 2 merupakan suatu perusahan yang memasok seluruh produknya kepada masyarakat. Produk yang dihasilkan yaitu untuk kepentingan
sandang diperlukan masyarakat Indonesia umumnya setiap waktu. PT.BCKL 2 ini merupakan perusahaan manufaktur yang yang bergerak di bidang garmen.
Dalam perencanaan labanya PT.BCKL 2 menggunakan anggaran penjualan untuk mengetahui bagaimana penjualan dimasa yang akan datang dan
menghitungnya menggunakan analisis break even point untuk mengetahui titik impas apakah perusahaan itu mangalami keuntungan atau kerugian.
2.3.Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara yang digunakan sebelum dilakukannya penelitian dalam hal pendugaannya menggunakan statistika untuk
menganalisanya. Sugiyono 2008:64 menyatakan bahwa Hipotesis adalah sebagai berikut :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penel
itian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam kalimat.”
Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian merupakan pernyataan mengenai hubungan antara tiga variabel yang belum
terbukti. Hipotesis dari penelitian ini adalah: Anggaran dan Break Even Point BEP berpengaruh perencanaan laba jangka pendek.
44
BAB III
Objek dan Metode penelitian
3.1.Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulis dalam rangka menyusun suatu laporan. Dalam penelitian ini untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan objek penelitan yang berjudul “Pengaruh Anggaran dan Break Even Point BEP Terhadap Perencanaan Laba
Jangka Pendek pada PT.Bina Citra Karisma Lestari 2 ”.
Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan tiga variabel sebagai objek penelitian. Adapun yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1.Variabel bebas, yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel tidak bebas. Dalam hal ini yang menjadi variable X
adalah X
1
Anggaran Penjualan, X
2
Anggaran Biaya, X
3
Break Even Point.
2.Variabel tidak bebas, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam hal ini variabel Y adalah Perencanaan Laba Jangka Pendek.
Anggaran dan break even point sebagai salah satu alat bantu perusahaan merupakan faktor penyebab, sedangkan laba jangka pendek merupakan faktor
akibat.
Objek penelitian menurut Sugiono sebagai berikut:
“Objek penelitian sarana ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan guna tertentu sesuatu hal objektif, valid , realiabel tentang suatu hal
variabel tertentu”.
Berdasarkan definisi diatas maka yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah anggaran ,break even point, dan perencanaan laba jangka
pendek.
1.2 Metode Penelitian
Umi Narimawati 2007 : 60 mengungkapkan metode penelitian sebagai berikut : “Metode penelitian menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian”.
Menurut Sugiyono 2010:2 pengertian metode penelitian adalah sebagai berikut:
“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Verifikatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk
diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric Angka, dengan menggunakan
metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel
yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Sugiyono 2010 :147 mengemukakan metode deskriptif sebagai berikut: “Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”
Selanjutnya Masyhuri 2009 : 45 mengemukakan metode verifikatif sebagai berikut :
“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar atau tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang
telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa
dengan kehidupan.”
Metode penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji
pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.Dengan
menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas
gambaran mengenai objek yang diteliti.
3.2.1. Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan –
perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.
Pengertian desain penelitian menurut Moh. Nazir adalah: “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlikan dalam perencanaan –
perencanaan dan pelaksanaan penelitian ”.
Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode Deskriptif dan Verifikatif, serta menggunakan metode pendekatan Kuantitatif.
Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian dilakukan seorang penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan
sampai dengan pelaksanaan yang dilakukan pada waktu tertentu. Dalam melakukan suatu penelitian maka diperlukan suatu desain
penelitian. Desain penelitian menurut William M.K. Torchim 2006 yaitu:
“Research design can be thought of as the structure of research. It is the glue that
holds all od the elements in the research project together”.
Sedangkan menurut Lincoln dan Guba 1985:226 mendefinisikan desain
penelitian sebagai berikut: “Desain penelitian merupakan usaha merencanakan kemungkinan-
kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsur masing-
masing”.
Pendekatan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif sendiri adalah pendekatan yang
mendasarkan diri pada paradigma post positivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Ciri khas pendekatan kuantitatif adalah: Bersandar pada pengumpulan dan analisis data kuantitatif numerik.
Menggunakan strategi survei dan eksperimen. Mengadakan pengukuran dan observasi.
Melaksanakan pengujian teori dengan uji statistik. Dalam penelitian eskperimen data dirancang untuk meningkatkan validitas
internal maupun eksternal. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Menetapkan judul yang akan diteliti, sebagai dapat di ketahui apa yang akan diteliti dan menjadi masalah dalam penelitian.
2 Merumuskan masalah penelitian, masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu anggaran penjualan, anggaran biaya dan break even point X sebagai
Variabel bebas dan dalam perencanaaan laba jangka pendek Y sebagai variable terikat.
3 Memilih serta memberikan pengukuran variabel, pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran dengan skala ordinal karena
data yang diukurnya berupa tingkatan.
4 Memilih prosedur dan teknik yang di gunakan. Teknik yang digunakan untuk membuktikan hipotesis, yaitu dengan menggunakan analisis deskriftif
kualiitatif yang meliputi uji validitas dan uji reabilitas. 5 Menyusun alat serta teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket
atau kuesioner 6 Menyimpulkan penelitian kedalam rangka pemuikiran, dikarenakan diperoleh
penyelesaian atas identifikasi masalah dalam penelitian dan dimana tempat perusaha yang akan di teliti
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan jenis atau bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data
dilapangan. Yaitu : a Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang
dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data dengan rumus yang bersumber dari laporan keuangan
perusahaan dari tahun 2006 sampai 2008 data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk
menggambarkan break event point sebagai dasar kebijakan penetapan harga untuk memperoleh laba.
Menurut Sugiyono 2004:11 bahwa: “Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independent tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”.
b Sedangkan verifikatif pada dasarnya untuk menguji teori dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan perhitungan
statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel x terhadap variabel y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian status hipotesis,
apakah diterima atau tidak. Metode tersebut diatas bertujuan untuk membuat suatu uraian secara
sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari objek yang diteliti, kemudian menggabungkan antar variabel yang terlibat didalamnya.
Dalam hal ini penulis berusaha mencari seberapa besar hubungan antara anggaran penjualan, anggaran biaya dan break even point sebagai variabel x
independent terhadap perencanaan laba jangka pendek sebagai variabel y dependen sehingga diketahui seberapa besar pengaruh anggaran penjualan,
anggaran biaya dan break even point terhadap Perencanaan Laba Jangka Pendek.
3.2.2.Operasionalisasi Variabel
Sesuai dengan judul yang diteliti yaitu “Pengaruh Anggaran Penjualan,
Anggaran Biaya Dan Break Even Point .”, maka terdapat tiga variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.
Variabel tersebut adalah: 1. Variabel Independent X
1
, X
2
dan X
3
Variabel Independent bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau timbulnya variabel dependent terikat. Adapun yang menjadi variabel
Independent dalam penelitian ini adalah “Anggaran Penjualan, anggaran biaya
dan break even point ”.
2. Variabel Dependent Y Variabel Dependent terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent adalah Perencanaan Laba jangka pendek.
Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel
Variabel Konsep variable
Indikator
Skala
Anggaran “Anggaran merupakan suatu
rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur
dalam satuan moneter standard dan satuan ukuran yang lain, yang
mencakup jangka waktu satu
tahun”.
Mulyadi,2001:488 Anggaran penjualan
Price x Kuantity
Anggaran Biaya
Biaya tetap + Biaya Variabel
Rasio
Break even
point “Break Even Point BEP adalah
alat yang sangat bermanfaat untuk merencanakan laba perusahaan.
Dengan mengetahui besarnya BEP maka kita dapat menentukan
berapa jumlah minimal produk yang harus dijual budget sales
dan harga jualnya sales price. Apabila kita mengiginkan laba
tertentu.”
Martono dan Agus Harjito,2005:288
Total Biaya, Total volume
penjualan, laba.
Biaya Tetap
BEP = 1- Vc
S
Rasio
Perencanaan laba jangka
pendek. Perencanaan
laba adalah
menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan , fakta, imajinasi,
asumsi untuk masa yang akan datang
dengan tujuan
memvisualisasikan dan
mempormulasi hasil
yang diinginkan,urutan kegiatan yang
diperlukan,dan perilaku
dalam batas-batas yang dapat diterima
dan digunakan dalam penyelesaian mengenai laba.
Cuningham:2004
Penjualan =FC+keuntungan 1- Vc
S
Rasio
3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian terdiri dua yaitu : 1. Data primer, yaitu data-data, fakta-fakta atau informasi yang diambil
langsung dari objek yang ditinjau yaitu pada PT.BCKL 2. 2. Data sekunder, yaitu data-data, fakta-fakta atau informasi yang sudah diolah
pihak pertama. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data sekunder yang didapat
dari pihak kedua di perusahaan seperti data yang diberikan manager.
3.2.3.2. Teknik Penentuan Data
1. Populasi Menurut sugiyono 2004:72 populasi adalah :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ”.
Populasi dalam penelitian ini anggaran penjualan, anggaran biaya tahun 2002- 2010.
2. Sampel Menurut sugiyono 2004:73 adapun pengertian sampel adalah sebagai berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
”.
Menurut Sugiyono 2004:3: “Untuk memperoleh besar sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu
dengan menggunakan sampel kecil yaitu untuk menentukan sampel cara praktis sehingga tidak memerlukan suatu perhitungan yang rumit dengan
taraf kesalahan 5 ”.
Dalam penelitian ini tidak dilakukan sampling karena populasinya sedikit, sehingga dilakukan sensus.
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang penulis gunakan adalah data sekunder, merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data atau pihak lain.
Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk data, tabel-tabel, diagram atau segala informasi yang berasal dari literatur yang ada hubungannya dengan teori-
teori mengenai topik penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan mengenai biaya, harga, dan volume penjualan serta laba bersih
perusahaan. Agar dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan pengumpulan data sebagai berikut:
1. Studi Pustaka library research Yaitu mengumpulkan data dan mempelajari atau membaca pendapat para
ahli yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk memperoleh landasan teoritis yang dapat menunjang penelitian, sehingga
penelitian yang dibuat mempunyai landasan teori yang kuat dan menunjang.
2. Studi Lapangan field research Dalam teknik ini peneliti langsung turun ke lapangan untuk
mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data yang diperlukan sedangkan cara yang ditempuh dalam penelitian di lapangan adalah
sebagai berikut: 1.Observasi
Observasi ini dilakukan langsung terhadap objek penelitian dengan mendatangi perusahaan ketempat penelitian langsung. Data atau
informasi yang diperoleh secara langsung didapat dari sumber-sumber tertulis yang diberikan perusahaan. Data dikumpulkan dengan cara
pengamatan langsung di perusahaan yang diteliti. Maksud pengamatan langsung ini adalah untuk melengkapi data yang diperlukan serta
membandingkan keterangan yang diperoleh sebelumnya dengan kesesuaian yang ada di perusahaan.
2.Wawancara Menurut Nazir 2002:234 wawancara adalah:
“Proses untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antar pewawancara dengan
responden dengan alat yang dinamakan interview guide panduan wawancara
”.
3.Dokumentasi Yaitu mengumpulkan dan menganalisis data-data penting tentang
perusahaan, terutama yang berhubungan dengan biaya, harga dan volume penjualan.
3.2.5.Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis lebih lanjut dengan alat- alat bantu, berupa dasar-dasar teori yang telah dipelajari sebelumnya. Sehingga
diperoleh gambaran yang jelas mengenai obyek yang diteliti, dan dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Adapun analisis penelitiannya akan dilakukan melalui
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode statistik, untuk pengujian hipotesis. Untuk melakukan pengujiannya diperlukan serangkaian langkah yang
akan dimulai dari operasionalisasi variabel, teknik pengumpulan data, penentuan
populasi dan sampel, serta metode analisa dan rancangan pengujian hipotesis.Analisis kuantitatif menurut Sugiyono 2010 : 31 yaitu :
“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan
inferensialinduktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial
bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan.
Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart diagram lingkaran, dan pictogram. Pembahasan
hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-
data yang telah disajikan.”
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Analisis Jalur Path Analysis
Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin 2006:259 mengemukakan bahwa:
“Analisis jalur path analysis digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat. Tujuanya
adalah menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang
merupakan variabel akibat.”
Dalam penelitian ini, analisis jalur path analysis digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat, dengan tujuan menerangkan akibat langsung
dan akibat tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur path analysis karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh
anggaran dan break even point terhadap perencanaan laba jangka pendek.
Model analisis jalur adalah sebagai berikut:
X
1
X
2
X
3
Y
P
YX1
P
YX2
P
YX3
r
X1X2
r
X1X3
r
X2X3
Gambar 3.1 Diagram Jalur Paradigma Penelitian
Gambar diagram jalur seperti terlihat diatas dapat diformulasikan kedalam bentuk persamaan struktural sebagai berikut.
Y = P
YX1
X
1
+ P
YX2
X
2
+ P
YX3
X
3
+
Keterangan: Y
= Perencanaan laba jangka pendek X
3
= Break even point X
2
= Anggaran biaya X
1
= Anggaran penjualan
P
YX1
= Koefisien jalur anggaran penjualan terhadap perencanaan laba jangka pendek
P
YX2
= Koefisien jalur anggaran biaya terhadap perencanaan laba jangka pendek
P
YX3
= Koefisien jalur break even point terhadap perencanaan laba jangka pendek
r
X1X2
= Koefisien jalur anggaran penjualan dengan anggaran biaya
r
X1X3
= Koefisien jalur anggaran penjualan dengan break even point
r
X2X3
= Koefisien jalur anggaran biaya dengan break even point = Pengaruh faktor lain
a Pengujian Hubungan Anggaran Penjualan Dengan Anggaran Biaya
Hipotesis pertama yang akan diuji adalah hubungan anggaran biaya produksi dengan biaya standar ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Menghitung Koefisien korelasi
Hubungan antara antara anggaran dengan BEP menggunakan korelasi
productmoment dengan rumus sebagai berikut:
Dimana
1 2
1
1 2
1 2
2 2
2 2
1 2
2 X X
n X X
X X
r n
X X
n X
X
2 Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik,
perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol H
o
tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif H
a
menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini Untuk membuktikan apakah
anggaran X
1
memiliki hubungan dengan BEP X
2
, maka dilakukan pengujian dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
H :
X2X1
= 0 Anggaran tidak memiliki hubungan dengan BEP break even
point.
H
1
:
X2X1
0 Anggaran memiliki hubungan dengan BEP break even
point.
Untuk menguji hipotesisi diatas digunakan uji t dengan formula sebagai berikut:
X1X2 2
1 2
n-2 t = r
1-r
X X
Kriteria ujinya adalah Tolak Ho jika t
hitung
t
tabel
atau t
hitung
negatif t
tabel
.
3 Menghitung Koefisien korelasi
Hubungan antara antara anggaran dengan BEP menggunakan korelasi
productmoment dengan rumus sebagai berikut:
Pada analisis jalur, variabel anggaran dan BEP berfungsi sebagai variabel sebab eksogenus variabel dan perencanaan lab sebagai variabel akibat
endogenus variabel. Selanjutnya untuk menguji pengaruh anggaran dan BEP terhadap perencanaan laba ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Menyusun matriks korelasi antar variabel independen, dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah anggaran penjualan X
1
, anggaran biaya X
2
dan break even point X
3
. X
1
X
2
X
3
R = X
1
1,000 r
X1X2
r
X1X3
X
2
r
X2X1
1,000 r
X2X3
X
3
r
X3X1
r
X3X2
1,000
1 Menghitung invers dari matriks korelasi antara variabel independen, anggaran penjualan X
1
, anggaran biaya X
2
dan break even point X
3
. X
1
X
2
X
3
R
-1
= X
1
C
11
C
12
C
13
X
2
C
21
C
22
C
23
X
3
C
31
C
32
C
33
2 Menyusun matrik korelasi antara variabel independen anggaran penjualan, anggaran biaya dan break even point dengan perencanaan laba jangka
pendek. Y
R
XiY
= X
1
r
X1Y
X
2
r
X2Y
X
3
r
X3Y
3 Selanjutnya untuk memperoleh koefisien jalur, kalikan invers dari matriks
korelasi antara variabel independen terhadap matriks korelasi variabel independen dengan variabel dependen.
P
YX1
= C
11
C
12
C
13
× r
X1Y
P
YX2
C
21
C
22
C
23
r
X2Y
P
YX3
C
31
C
32
C
33
r
X3Y
1. Menghitung Koefisien Determinasi Setelah koefisien jalur diperoleh, maka dapat ditentukan besar pengaruh
anggaran dan BEP secara bersama-sama terhadap perencanaan laba yang dikenal sebutan dengan koefisien determinasi. Koefisien determinasi didapat
dari hasil perkalian koefisien jalur terhadap matriks korelasi antara variabel eksogen sebab dengan perencanaan laba.
1 2
3
1 2
1 2
3 2
3 X Y
Y X X X YX
YX YX
X Y X Y
r R
P P
P r
r
2. Pengujian Hipotesis Untuk membuktikan apakah anggaran dan BEP berpengaruh terhadap
perencanaan laba baik secara bersama-sama maupun secara parsial.
3.2.5.2.Rancangan Pengujian Hipotesis
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu:
1. Merumuskan Hipotesis Penelitian
Hipotesis 1, 2, dan 3 dioperasikan sebagai berikut:
H0
1
: βi = 0 i = 1, 2
Anggaran dan break even point secara simultan tidak memiliki pengaruh signifikan perencanaan laba
Ha
1
: βi ≠0 i = 1, 2
Anggaran dan break even point operasi secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap perencanaan laba
H0
2
: β
1
= 0 Anggaran
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perencanaan laba
Ha
2
: β
1
≠ 0 Anggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap perencanaan
laba
H0
3
: β
2
= 0 break even point tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
perencanaan laba Ha
3
: β
2
≠ 0 break even point memiliki pengaruh signifikan terhadap perencanaan laba
2 Pengujian Koefisien Jalur Secara Bersama-sama.
Hipotesis Statistik: H
: YX
i
= 0 i = 1,2
Anggaran dan BEP secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap perencanaan laba.
H
1
: YX
i
0 i = 1,2
Anggaran dan BEP secara bersama-sama berpengaruh terhadap perencanaan laba.
Untuk menguji hipotesis diatas digunakan uji F dengan formula sebagai berikut:
F
hitung
=
1 2
3 1
2 3
2 YX X X
2 YX X X
n k 1R
k1 R
Statistik uji diatas mengikuti distribusi F- dengan derajat bebas v
1
= k dan v
2
= n-k- 1. Kriteria pengujiannya adalah ”Tolak H
yang menyatakan bahwa
1 2
3
yx yx
yx
jika F
hitung
F
tabel
”.
4 Pengujian Koefisien Jalur Secara Parsial.
Apabila hasil dari pengujian secara bersama-sama menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan, selanjutnya dilakukan pengujian parsial untuk melihat
lebih jelas variabel mana saja diantara kedua variabel eksogen, yaitu anggaran dan BEP yang pengaruhnya signifikan terhadap perencanaan laba. Untuk menguji
koefisien jalur dari masing-masing variabel eksogen tersebut digunakan uji t, dengan formula sebagai berikut:
YXi i
2 Y.X1X2X3
ii
P t =
1-R ×C
n-k-1 Statistik uji diatas mengikuti distribusi t- dengan derajat bebas n-k-1.
Kriteria pengujiannya adalah ”Tolak H yang menyatakan bahwa
i
yx
jika t
hitung
t
tabel
”. Setelah dilakukan perhitungan koefisien jalur untuk substruktur 2, maka
selanjutnya dilakukan perhitungan besar pengaruh masing-masing variabel X
1
dan X
2
sebagai berikut:
Pengaruh variabel X
1
terhadap variabel Y :
Pengaruh X
1
terhadap Y secara langsung = PyX
1
. PyX
1
= ………
Pengaruh X
1
terhadap Y melalui X
2
= PyX
1
. rx
1
x
2
. PyX
2
= ………
Pengaruh X
1
terhadap Y melalui X
3
= PyX
1
. rx
1
x
3
. PyX
3
= ……… +
Pengaruh Total =
……….
Berdasarkan pada nilai pengaruh total di atas, maka dapat ditunjukkan jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X1 terhadap variabel
Y.
Pengaruh variabel X
2
terhadap variabel Y :
Pengaruh X
2
terhadap Y secara langsung = PyX
2
. PyX
2
= ………
Pengaruh X
2
terhadap Y melalui X
1
= PyX
2
. rx
2
x
1
. PyX
1
= ……...
Pengaruh X
2
terhadap Y melalui X
3
= PyX
2
. rx
2
x
3
. PyX
3
= ……...+
Pengaruh Total =
………
Berdasarkan pada nilai pengaruh total di atas, maka dapat ditunjukkan jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X
2
terhadap variabel Y.
Pengaruh variabel X
3
terhadap variabel Y :
Pengaruh X
3
terhadap Y secara langsung = PyX
3
. PyX
3
= ………
Pengaruh X
3
terhadap Y melalui X
1
= PyX
3
. rx
3
x
1
. PyX
1
= ……...
Pengaruh X
3
terhadap Y melalui X
2
= PyX
3
. rx
2
x
3
. PyX
2
= ……...+
Pengaruh Total =
………
Berdasarkan pada nilai pengaruh total di atas, maka dapat ditunjukkan jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X
2
terhadap variabel Y.
Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent X yaitu anggaran X
1
dan BEP break even point X
2
terhadap profitabilitas sebagai variabel dependen Y, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :
Hasil t
hitung
dibandingkan dengan F
tabel
dengan kriteria : a.
Jika t
hitung
≥ t
tabel
maka H ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima
artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. b.
Jika t
hitung
≤ t
tabel
maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak
artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya. c.
t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan d.
t tabel; dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut,α = 0,05 dan dk = n-k-1 atau 24-2-1=21
Hasil F hitung dibandingkan dengan F
tabel
dengan kriteria : a.
Tolak ho jika F
hitung
F
tabel
pada alpha 5 untuk koefisien positif. b.
Tolak Ho jika F
hitung
F
tabel
pada alpha 5 untuk koefisien negatif. c.
Tolak Ho jika nilai F-sign ɑ ,05.
2. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
3. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika t
hitung
dan F
hitung
jatuh di daerah penolakan penerimaan, maka Ho ditolak diterima dan Ha diterima ditolak. Artinya koefisian regresi signifikan tidak
signifikan. Kesimpulannya, anggaran dan BEP berpengaruh tidak berpengaruh terhadap perencanaan laba. Tingkat signifikannya yaitu 5
α = 0,05, artinya jika hipotesis nol ditolak diterima dengan taraf kepercayaan 95, maka
kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 dan hal ini menunjukan adanya tidak adanya pengaruh yang meyakinkan
signifikan antara dua variabel tersebut.
68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan
PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang garmen. PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 merupakan
perusahan yang berkembang, terbukti dengan adanya kenaikan volume penjualan perusahaan.
PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 berdiri sejak tahun 1998. Awalnya PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 merupakan perusahan garmen yang tidak terlalu
besar dikarenakan oleh keterbatasan modal yang dimiliki oleh perusahaan dan managerial perusahaan kurang baik yang menyebabkan perusahaan belum
berkembang. Sejak awal tahun 2000 PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 mulai berkembang dan menambah modal serta kegiatan perusahaan sudah terorganisir
dengan baik. Managemen yang baik pula membuat PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 berkembang sedikit demi sedikit.
PT.Bina Citra Kharisma Lestari beralamatkan di jalan cisirung No.175. Dimana daerah tersebut merupakan kawasan industri manufaktur, yang mengolah
barang mentah menjadi barang jadi yang siap pakai.