Maksud dan Tujuan Penelitian 1.Maksud Penelitian Analisis Jalur Path Analysis

4. Seberapa besar pengaruh Anggaran dan Break Even Point terhadap perencanaan laba jangka pendek di PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 secara simultan. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1.Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Anggaran penjualan, anggaran biaya, dan Break Even Point BEP Terhadap Perencanaan Laba Jangka Pendek pada PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 ”. 1.3.2.Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Anggaran yang terdiri dari Anggaran Penjualan dan Anggaran Biaya di PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2. 2. Untuk mengetahui Break Even Point di PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Anggaran dan Break Even Point terhadap perencanaan laba jangka pendek di PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 secara parsial. 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Anggaran dan Break Even Point terhadap perencanaan laba jangka pendek di PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 secara simultan. 1.4.Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Praktis Kegunaan praktis yang penulis tunjukkan pada perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Hasil Penelitian ini bagi perusahaan dapat digunakan sebagai masukan mengenai Anggaran dan break even point BEP terhadap perencanaan laba jangka pendek.

2. Bagi PT.BCKL 2 yang diteliti pada bagian akuntansi dan manajemen,

diharapkan dapat memberikan informasi dalam praktek Anggaran dan Break Even Point BEP terhadap perencanaan laba jangka pendek. 1.4.2.Kegunaan Akademis 1. Bagi Peneliti Dapat meningkatkan dan pengetahuan serta pemahaman penulis mengenai pengaruh Anggaran dan break even point BEP terhadap perencanaan laba jangka pendek. 2. Bagi Peneliti lain Dapat dijadikan sebagai referensi dan pemikiran dalam penelitian lebih lanjut dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama, yaitu Pengaruh Anggaran dan Break Even Point BEP terhadap perencanaan laba jangka pendek.

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam upaya mendapatkan data untuk menyusun skripsi ini, penulis mengadakan penelitian pada PT.Bina Citra Karisma Lestari 2 yang beralokasi di Jalan Cisirung No.175. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2011. Adapun waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Tahap Prosedur Bulan Feb Maret Apr Mei Juni Juli Agst Tahap kegiatan: 1.Membuat outline dan proposal skripsi 2.Mengambil formulir penyusunan skripsi 3.Menentukan tempat penelitian Tahap pelaksanaan: 1.Mengajukan out line dan proposal skripsi 2.Meminta surat pengantar ke perusahaan 3.penelitian di perushaan 4.penyusunan skripsi 14 BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis 2.1.Kajian Pustaka 2.1.1.Anggaran 2.1.1.1.Pengertian anggaran Menurut Wiliam K.Carter 2009;4 pengertian anggaran adalah : “Suatu anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara keuangan dan s ecara kuantitatif”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan sebuah rencana keuangan mengenai rencana perusahaan masa depan untuk mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan. Pengertian serupa mengenai anggaran dikemukakan oleh Mulyadi 2001;488 yaitu: “Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standard dan satuan ukuran yang lain, yang mencangkup jangka waktu satu tahun”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu perencanaan kerja dalam suatu perusahaan yang dapat dinyatakan secara kuantitatif, yang dapat diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, dan dapat dilakukan dalam jangka waktu satu tahun.

1.1.1.2. Jenis Jenis Anggaran

2.1.1.2.1.Anggaran Penerimaan 1.Anggaran penjualan Dalam berkembangnya usaha saat ini, yaitu dengan bertabah kompleksnya tantangan yang harus dihadapi dengan besarnya risiko yang ditanggung oleh pengusaha dirasakan makin pentingnya anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen. Untuk itu anggaran harus disusun secara cermat dan hati-hati dengan perhitungan dan estimasi yang baik dalam menetapkan suatu anggaran khusus penjualan, kegiatan penjualan dapat diwujudkan dengan cara menyusun suatu anggaran yang merupakan proyeksi penjualan yang diharapkan pada suatu periode, tujuan bagi perusahaan adalah untuk mencapai laba perusahaan. Salah satu komponen yang paling penting dalam suatu anggaran adalah estimasi penjualan yang realistis, berdasarkan analisis berdasarkan analisis atas penjualan di masa lampau dan kondisi pasar saat ini. Tetapi, seringkali penjualan merupakan komponen yang paling sulit untuk diprediksi. Permintaan bergantung pada kekuatan yang berada diluar kendali manajemen. Dalam kebanyakan kasus, ketidakpastian ini membuat perkiraan penjualan menjadi titik penting dari proses perencanaan.M.Munandar Pengertian anggaran penjualan menurut M.Munandar 2004;49 yaitu: “Anggaran penjualan adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis kualitas, jumlah kuantitas, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat daerah penjualannya”. Dari definisi diatas anggaran penjualan merupakan pedoman pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu laba. Secara tidak langsung anggaran penjualan yang telah dibuat perusahaan adalah untuk perencanaan laba di masa yang akan datang. Dengan adanya anggaran penjualan memudahkan management dalam perincian mengenai penjualan yang akan dilakukan di masa mendatang nanti, dan mengetahui laba yang diharapkan oleh perusahaaan pada masa yang akan datang. Menurut William K.Carter dan Milton F.Usry 2005:17 yang diterjemahkan oleh Krista,SE.,AK mengemukakan bahwa adanya hubungan antara anggaran penjualan dengan pencapaian laba adalah sbb: “Suatu Anggaran Penjualan yang terinci dapat menjadi alat yang efektif untuk menganalisis potensi penjualan baru. Hal itu membantu dalam mengidentifikasikan atas terjadinya penurunan atau kenaikan penjualan yang berpengaruh terhadap tercapainya laba atau rugi. Anggaran penjualan merupakan hal yang sangat penting, karena atas dasar anggaran penjualan ini seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan akan disusun perencanaan dan pelaksanaanya. Dalam pelaksanaanya anggaran penjualan pada umumnya dilaksanakan dalam jangka pendek 1 tahun dan jangka panjang 5 tahun. Keberhasilan pencapaian anggaran perlu mendapat dukungan dari tiap pegawai yang ada di dalam perusahaan. Anggaran yang akan dilaksanakan tersebut diimplementasikan, perlu terlebih dahulu disiapkan saran-saran kerja yang perlu untuk kelancaran pelaksanaan anggaran tersebut, pencapaian anggaran mendapat dukungan dari tiap pegawai yang ada di dalam suatu perusahaan, tanpa memandang pegawai bersangkutan. Pelaksanaan dalam penyusunan anggaran penjualan Pelaksanaan anggaran penjualan yang dilaksanakan di PT.BCKL 2 dilaksanakannya dalam jangka pendek dan jangka panjang sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun oleh perusahaan. Pelaksanaan dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut : 1. Rencana Jangka Panjang Rencana Jangka Panjang merupakan rencana perusahaan yang disusun untuk : A.Rencana Kerja Jangka Panjang Adalah rencana perusahaan yang disusun di kantor pusat dan mengacu pada sasaran strategi antara lain : 1. Meningkatkan kemampuan survival perusahaan 2. Menyesuaikan dengan peraturan pemerintah 3. Menyiapkan dan meningkatkan kemampuan bersaing B.Rencana jangka panjang disusun oleh suatu kantor yang dibentuk oleh direksi. 2. Rencana Jangka Pendek Rencana perusahaan selama satu tahun dengan mengacu pada rencana kerja jangka panjang untuk mencapai tujuan tingkat pertumbuhan efisiensi dan keuntungan dengan cara : a Rencana formasi Personalia b Rencana produksi c Proyeksi portofolio Berlaku akan banyak dimanfaatkan sebagai alat pengambilan keputusan manajemen yang penting, sebagai missal dalam penilaian performance pimpinan dalam PT.BCKL 2, hasil evaluasi antara realisasi yang telah dicapai, dengan target yang telah dianggarkan akan dipakai sebagai alat mengukur keberhasilan pimpinan kantor tersebut. Dan selanjutnya hasil evaluasi ini akan bermanfaat untuk penetapan pembayaran bonus maupun penetapan kenaikan pangkatjabatan dari pimpinan yang bersangkutan, dan sebaiknya apabila pimpinan kantor tersebut. Tujuan Anggaran Penjualan 1. Mengurangi ketidakpastian dimasa depan 2. Memasukkan pertimbangan keputusan manajemen dalam proses perencanaan 3. Memberikan informasi dalam profit planing control 4. Untuk mempermudah pengendalian penjualan 5. Dapat melihat tanda-tanda lebih dini akan kehadiran peluang-peluang maupun ancaman-ancaman. 6. Dapat digunakan sebagai alat analitik yang akurat dan tepat waktu 7.Mempunyai kemampuan untuk memprediksi kinerja. 2.1.1.2.1.Anggaran Pengeluaran Anggaran Biaya 1.Anggaran Produksi Menurut Gunawan Adisaputra 1996:65 pengertian anggaran produksi adalah : “Anggaran produksi adalah anggaran yang disusun dengan memperhatikan segala kegiatan produksi, yang diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun”. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa anggaran produksi dibuat atau disusun berdasarkan seluruh kegiatan produksi yang dapat menunjang anggaran penjualan. Setelah anggaran penjualan telah selesai disusun, kebutuhan produksi untuk periode anggaran anggaran yang akan datang dapat ditentukan dan diorganisasikan dalam bentuk anggaran produksi. Anggaran Produksi production budget adalah skedul rinci yang mengidentifikasi produk-produk atau jasa yang mesti dihasilkan atau disediakan untuk memenuhi penjualan yang dianggarkan dan kebutuhan-kebutuhan persediaan. Anggaran produksi berurusan dengan penjadwalan operasi, penentuan volume, dan penetapan kuantitas maksimum dan minimum dari persediaan. Hal tersebut memberikan dasar untuk membuat anggaran untuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Anggaran produksi, seperti anggaran anggaran lainnya, dapat dirinci per bulan atau per kuartalan. Dalam suatu perusahaan manufaktur, divisi yang paling banyak mencapai kemajuan dalam manajemen ilmiah adalah departemen produksi. Usaha konstan diarahkan menuju pembuatan teknik-teknik baru yang akan membawa kepada produksi yang lebih efisien. Dalam perusahaan BCKL 2 ini terdapat bagian produksi, pemasaran, dan administrasi dan umum yang didalamnya memiliki anggaran masing-masing yang berbeda, yaitu: 1. Bagian Produksi : Biaya yang dikeluarkan pada bagian produksi ini adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang mulai dari barang mentah menjadi barang jadi yang siap untuk dijual ke pasaran. Dalam biaya produksi ini dibedakan menjadi : a Biaya Bahan Baku :  Biaya Variabel: Kain, benang, bahan penolong kancing, sleting. b Biaya Tenaga Kerja Langsung :  Biaya Tetap : Biaya gaji mandor, gaji kepala bagian produksi, gaji direktur.  Biaya Variabel : Biaya tenaga pemasangan aksesoris pakaian, gaji operator mesin operasi, gaji tukang jahit, gaji tukang potong. c Biaya Overhead Pabrik :  Biaya Tetap : depresiasi mesin dan peralatan, pajak bangunan, asuransi pabrik, gaji karyawan di luar produksi, gaji mandor, sewa mesin .  Biaya Variabel: Amortisasi hak paten, biaya listrik air dan telepon, reparasi gedung dan peralatan pabrik, biaya bahan pembantu. 2. Bagian Pemasaran : Biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan barang yang telah siap diproduksi dan di jual terhadap konsumen.  Biaya Tetap : Biaya gaji karyawan yang bersangkutan, biaya iklan, biaya promosi, biaya contoh sampel.  Biaya Variabel : biaya pengemasan 3. Bagian Administrasi dan Umum : biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.  Biaya Tetap : Biaya gaji direksi, karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia, humas.  Biaya Variabel : biaya fotocopy.

2. Anggaran Biaya Distribusi

Menurut Gunawan Adisaputra 1996:66 pengertian anggaran biaya distribusi adalah: “Anggaran biaya distribusi merupakan anggaran yang mencangkup seluruh biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan kegiatan memasarkan produ k”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa anggaran biaya distribusi didalamnya mencangkup seluruh biaya-biaya untuk memasarkan barang hasil produksi yang telah selesai diproduksi perusahaan. Contohnya : biaya salesman, supervisor, ongkos pengangkutan, biaya transport, penginapan, makanan, promosi, asuransi. 3.Anggaran Biaya Umum dan Administrasi Menurut Gunawan Adi Saputra 1996:90 definisi anggaran biaya umum dan administrasi adalah sbb : “Anggaran biaya umum dan administrasi adalah anggaran yang berisi semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk direksi dan stafnya, bagian keuangan dan administrasi”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa anggran biaya umum dan administrasi dikeluarkan perusahaan umumnya dapat dimasukan sebagai biaya tetap perusahaaan, yang rutin selalu dikeluarkan perusahaan dan cenderung biayanya tetap. Contoh biaya gaji direktur, biaya gaji bagian keuangan, dsb.

2.1.2. Pengertian Biaya

Biaya dalam suatu perusahaan merupakan komponen yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan. Tujuan itu dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai suatu bentuk pengorbanan oleh perusahaan yang bersangkutan telah diperhitungkan secara tepat. Dalam menentukan apakah suatu pengorbanan merupakan biaya atau tidak, maka terlebih dahulu harus dipahami pengertian tentang biaya diantaranya adalah: Menurut Supriyono 1999:16 mengemukakan bahwa : “Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan revenue dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan suatu hal yang harus dikorbankan yaitu dengan membeli kebutuhan-kebutuhan mulai dari produksi sampai dengan penjualan demi mendapatkan pendapatan. Adapun pengertian biaya menurut Mulyadi 1999 : 8 dalam arti luas mengemukakan bahwa : “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujua n tertentu”. Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan. Dari pengertian di atas, walaupun nampak ada perbedaan namun pada dasarnya memiliki persamaan yaitu biaya adalah pengorbanan ekonomis, yang di ukur dengan nilai uang untuk memperoleh barang atau jasa. Pengklasifikasian biaya atau penggolongan biaya dilakukan sesuai dengan tujuan biaya itu sendiri. Untuk tujuan yang berbeda, diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula. Penggolongan biaya atas dasar tendensi perubahan terhadap aktivitas tertentu sangat penting dalam proses perencanaan laba. Biaya ini dikelompokan menjadi biaya tetap, biaya variable dan biaya semi variable. Untuk kepentingan analisis break event, biaya semi variable akan dianalisis lebih lanjut kedalam biaya tetap dan biaya variable.

1. Biaya tetap

Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Menurut Mulyadi 1999:507 menyatakan biaya tetap dalam hubungannya untuk perencanaan dan pengawasan biaya,biaya tetap dibedakan menjadi: a.Committed fixed cost b.Discretionary fixed cost Committed fixed cots adalah biaya tetap dikeluarkan,yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaaan di dalam memenuhi tujuan- tujuan jangka panjang. Contoh : committed cost adalah biaya depresiasi, PBB, sewa, asuransi, dan gaji karyawan utama. Kebijakan menjadi committed cost terutama dipengaruhi oleh rencana kegiatan jangka panjang. Discretionary fixed cost adalah biaya yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala biasanya tahunan yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diizinkan untuk dikeluarkan, dan yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara masukan dengan keluaran yang di ukur dengan volume penjualan, jasa atau produk. Contoh : discretionary fixed cost adalah biaya riset dan dan pengembangan, biaya iklan, biaya promosi penjualan, biaya program latihan karyawan. 2.Biaya Variabel Biaya Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Untuk tujuan perencanaan dan pengawasan, biaya variable dibedakan menjadi: a.Engineered Variabel Cost Engineered Variabel Cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu atau biaya yang antara masukan dan keluaran mempunyai hubungan yang erat dan nyata. Contohnya : Biaya Bahan Baku b.Discretionary Variabel Cost Discretionary Variabel Cost adalah biaya-biaya yang jumlah totalnya sebanding dengan perubahan volume kegiatan sebagai akibat kebijakankeputusan manajemen. Contohnya biaya iklan yang ditetapkan oleh manajemen. 3.Biaya Semi Variabel Biaya semi variable adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variable didalamnya. Unsur biaya tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa sedangkan unsur variable merupakan bagian dari biaya semi variable yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.Biaya semi variable memiliki unsur biaya tetap dan biaya variable. Contoh biaya semi variabel adalah selling exspense, administrasi dan umum, biaya perawatan dan perbaikan. 2.1.2.1.Harga Pokok Penjualan Harga pokok dikenal dengan nama singkatnya “HPP” adalah salah satu komponen dari laporan laba rugi, yang menjadi perhatian manajemen perusahaan dalam mengendalikan operasional perusahaan. A. Pengertian Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual. Manfaat harga pokok penjualan: 1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual. 2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian. B. Rumus Menghitung Penjualan Bersih. Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan Perusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari: 1. penjualan kotor 2. retur penjualan 3. potongan penjualan; 4. penjualan bersih. Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut: Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan. C. Rumus Menghitung Pembelian Bersih. Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga pokok penjualan. Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari: 1. pembelian kotor; 2. biaya angkut pembelian; 3. retur pembelian dan pengurangan harga; 4. retur pembelian; 5. potongan pembelian. Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut: Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian. D. Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan. Untuk menghitung harga pokok penjualan terlebih dahulu harus memperhatikan Unsur-unsur dibawah ini: 1. persediaan awal barang dagangan; 2. pembelian; 3. biaya angkut pembelian; 4. retur pembelian dan pengurangan harga ; 5. potongan pembelian Rumus harga pokok penjualan: HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan akhir HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir Keterangan : Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih. Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian. Atau Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban angkut Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian. Persediaan akhir barang yang tersedia dikuasai pada akhir periode akuntansi. 2.1.2.2.Penjualan Mulyadi dalam bukunya menyat akan bahwa: “Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Selain itu Hansen dan Mowen mengemukakan bahwa “Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. 2.1.2.3.Volume Penjualan Besar kecilnya hasil penjualan dipengaruhi oleh jumlah produk yang terjual.Makin tinggi jumlah produk yang terjual maka semakin meningkat pula penjualan yang diperoleh, begitupun sebaliknya semakin rendah jumlah produk yang terjual maka tingkat penjualan pun semakin rendah. Menurut Sujana Ismaya mengidentifikasikan bahwa: “Volume penjualan adalah jumlah penjualan yang berhasil dicapai atau diingin kan oleh suatu perusahaan dalam suatu jangka waktu tertentu”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa volume penjualan merupakan suatu pencapaian yang diinginkan perusahaan dalam jangka waktu tertentu atas penjualannya. Menurut Asegaf Abdulah dalam “kamus akuntansi” mengidentifikasikan bahwa: “Volume penjualan adalah jumlah unit yang terjual dari unit prosuksi suatu pemindah dari pihak produksi ke pihak konsumen,dan tetap pada suatu periode tertentu”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah yang berhasil terjual dan sampai di tangan konsumen dari unit produksi pada suatu periode tertentu.

2.1.2.4 . Break Even Point BEP

Menurut Bambang Riyanto 2001: 359 pengertian break even point adalah : “Break Even Point adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.” Dari pengertian diatas Break Even point secara umum dapat dikatakan untuk menyajikan dan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai hubungan yang erat atas ketiga variabel berikut yaitu biaya, volume penjualan dan laba. Selanjutnya dapat memudahkan pimpinan perusahaan untuk melihat bagaimana perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi laba dengan cara penyajian yang ringkas sehingga pemimpin perusahaan dapat dibantu dalam pengambilan keputusan dalam hal ini kebijakan mengenai penetapan harga. Adapun pengertian lain menurut Martono dan Agus Harjito 2005 : 288 adalah : “Break Even Point BEP adalah sangat bermanfaat untuk merencanakan laba perusahaan. Dengan mengetahui besarnya BEP maka kita dapat menentukan berapa jumlah minimal produk yang harus dijual budget sales dan harga jualnya sales price. Apabila kita mengiginkan laba tertentu.” Analisis Biaya, Volume, laba atau yang lebih dikenal dengan BEP Break Even Point merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan dalam menentukan volume produksi dan volume penjualan yang dapat menutup biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu periode tertentu. Break Even Point sendiri diartikan suatu keadaan usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak juga mengalami rugi. Dengan kata lain suatu usaha dapat dikatakan impas jika jumlah pendapatan yang didapat sama dengan biaya yang dikeluarkan selama produksi. Dalam perencanaan laba dengan menggunakan analisa break event merupakan “profit planning approach” yang mendasar pada hubungan biaya cost dan penghasilan penjualan revenue. Henik Kustantik :2009. Menurut Supriyono, BEP dan analisis hubungan biaya volume-laba merupakan teknik perencanaan laba dalam jangka pendek atau dalam satu periode akuntansi tertentu dengan mendasarkan analisanya pada varibialitas penghasilan penjualan maupun biaya terhadap volume kegiatan sehingga teknik-teknik tersebut akan dapat digunakan baik sebagai alat perencanaan laba dalam jangka pendek. Dalam perencanaan laba dengan teknik BEP dan analisa hubungan biaya, volume, laba digunakan dasar anggapan sebagai berikut : a. Harga jual produk per unit satuan yang dianggarkan tetap konstan pada berbagai tingkat volume penjualan dalam periode yang bersangkutan, apabila anggapan tidak terpenuhi penghasilan penjualan tidak dapat digambarkan dalam garis lurus. b. Semua biaya yang dianggarkan dapat dikelompokan ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variable yang mempunyai tingkat variabilitas terhadap produk yang diproduksi atau dijual, bukan terhadap dasar kegiatan yang lain. c. Harga dari biaya atau masukan misalnya harga bahan baku, upah langsung dan lain-lain yang dianggarkan tetap konstan pada berbagai kegiatan, sehingga dapat digambarkan secara garis lurus. d. Kapasitas yang dimiliki perusahaan tidak berubah, misalnya karena adanya ekspansi, karena perubahan kapasitas yang dimiliki akan merubah pola hubungan biaya-volume-laba. e. Tingkat efisiensi dari perusahaan tidak berubah, karena program efisiensi yang sangat berhasil atau terjadinya pemborosan yang luar biasa akan berpengaruh terhadap pola hubungan biaya-volume-laba. f. Tingkat dan metode teknologi yang dimiliki perusahaan tidak berubah, perubahan teknologi yang dapat mengubah pola hubungan biaya-volume-laba. g. Apabila perusahaan menjual beberapa macam produk,maka komposisi produk yang dianggarkan pada berbagai tingkatan penjualan tidak berubah, perubahan komposisi akan berakibat berubahnya porsentase batas konstitusi. Penyimpangan harga jual, biaya, dan komposisi penjualan yang sesungguhnya dibandingkan dengan yang dianggarkan dianalisa melalui analisa selisih laba. 2.1.3.Perencanaan laba Menurut Mulyadi 2009:4 pengertian perencanaan laba : “Perencanaan laba profit planning adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita- cita dan tujuan perusahaan”. Dalam pengertian diatas perencanaan laba merupakan sebuah rencana perusahaan untuk mendapatkan laba yang maksimal, apa yang direncanakan perusahaan untuk masa depan dapat terealisasi. Adapun pengetian perencanaan menurut Cuningham mengemukakan bahwa : ”Perencanaan merupakan menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasikan dan mempormulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian”. Perencanaan dalam pengertian ini menitiberatkan kepada usaha untuk menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan. yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tujuan perusahaan pada periode yang akan datang. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba yang optimal sesuai dengan kemampuan perusahaan, oleh karena itu untuk mencapai laba optimal tersebut perlu disusun perencanaan laba agar kemampuan yang dimiliki perusahaan dapat dikerahkan secara terkooddinasi dalam mencapai tujuan tersebut. Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Laba perusahaan merupakan selisih antara penghasilan penjualan diatas semua biaya dalam periode akuntansi tertentu, oleh karena itu perencanaan laba untuk periode akuntansi tertentu akan berhubungan dengan perencanaan atas penghasilan penjualan dan atas biaya pada periode akuntansi yang bersangkutan.

2.1.3.1. Keuntungan Perencanaan Laba

Perencanaan laba, atau penganggaran, memiliki manfaat dan keunggulan berikut : 1. Perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin terhadap identifikasi dan penyelesaian masalah. Manajemen diwajibkan untuk mempelajari semua aspek bisnis dalam mengembangkan anggaran. Hal ini memungkinkan adanya peluang untuk menilai kembali setiap segi operasi dan memeriksa kembali kebijakan program. 2. Perencanaan laba menyediakan arahan ke semua tingkatan manajemen. Hal ini membantu mengembangkan kesadaran akan laba di seluruh lapisan organisasi dan mendorong kesadaran akan biaya serta efisiensi biaya. 3. Perencanaan laba meningkatkan koordinasi. Hal ini menyediakan suatu cara untuk menyelaraskan usaha-usaha dalam mencapai cita-cita. Anggaran membuat identifikasi dan eliminasi dari halangan serta ketidakseimbangan menjadi mungkin, sebelum kedua hal itu terjadi dan untuk menyalurkan usaha- usaha ke aktivitas-aktivitas yang paling menguntungkan. 4. Perencanaan laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerja sama dari semua tingkatan manajemen. Keahlian dan pengetahuan dari semua manajer dibutuhkan untuk mengembangkan rencana yng paling efektif. Partisipasi dari semua tingkatan membantu mengeluarkan ide-ide dan menyediakan suatu cara untuk mengkomunikasikan tujuan serta memperoleh dukungan atas rencana akhir. Manajer yang berpartisipasi belajar mengenai apa yang diharapkan, sehingga mereka mengembangkan komitmen terhadap cita- cita yang ikut mereka tetapkan. 5. Anggaran menyediakan suatu tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari individu-individu. Hal ini mendorong manajer untuk merencanakan dan berkinerja secara efisien. 2.1.4.1.Kaitan Anggaran dengan perencanaan laba jangka pendek Menurut William K Carter 2009:4 mengemukakan bahwa : “Suatu rencana atau anggaran mencerminkan tingkat atau target laba yang berusaha untuk dicapai manajemen.” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan anggaran dapat digunakan bagi pihak manajemen dalam merencanakan laba yang diharapkan perusahaan. Anggaran dibuat pada tahun sebelumnya dan untuk direalisasikan di masa yang akan datang.

2.1.4.2. Kaitan Break even point dengan perencanaan laba jangka pendek

Menurut Muslieh 2003:308 mengemukakan bahwa : “Teknik analisis Break Even Point memberikan dasar hubungan antara berbagai variabel untuk menentukan aktivitas perusahaan dalam suatu proses perencanaan keuangan dalam mencapai target laba yang ditentukan.” Jadi, analisis Break Even Point akan memberikan dasar hubungan antara berbagai variabel untuk menentukan aktivitas perusahaan dalam suatu proses perencanaan keuangan dalam mencapai target laba yang ditentukan. Menurut Supriyono 1998:1 mengemukakan bahwa : “BEP Break Even Point merupakan teknik perencanaan laba dalam jangka pendek atau dalam satu periode akuntansi tertentu dengan mendasarkan analisanya pada variabilitas pengendalian penjualan maupun biaya terhadap volume kegiatan sehingga teknik-teknik tersebut akan dapat digunakan dengan baik sebagai alat perencanaan laba jangka pendek”. 2.2.Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran disusun untuk menjelaskan mengenai cara berfikir dalam melakukan penelitian. Serta kerangka pemikiran digunakan untuk menegaskan masalah yang akan diteliti oleh peneliti.

2.2.1. Karakteristik Anggaran

Anggaran harus disusun dan dihitung dengan cermat agar operasionalisasi perusahaan dapat berjalan dengan efektif. Dapat diikhtisarkan bahwa anggaran harus berupa satuan keuangan mencakup jangka waktu satu tahun, berisi komitmen, disetujui oleh pihak berwenang, dapat berubah dalam kondisi tertentu dan harus berupa hasil aktual.

2.2.1.1 Klasifikasi Anggaran

Anggaran perusahaan berfungsi sebagai alat bantu manajemen dalam pengambilan keputusan setiap kegiatan yang dilaksanakan suatu perusahaan, sehingga dalam hal ini anggaran perusahaan akan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Seluruh kegiatan yang ada di perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan. Oleh karena itu, anggaran perusahaan akan terdiri dari berbagai macam anggaran lainnya baik dari segi isi, bentuk maupun fungsinya. Sehubungan dengan hal di atas, maka perlu diketahui jenis anggaran apa saja yang umumnya ada dalam suatu organisasi. Klasifikasi anggaran dapat dibedakan dengan melihat dari dasar penyusunan, cara penyusunan, jangka waktu, bidang anggaran, kemampuan penyusunan dan dari fungsinya.

2.2.1.2. Manfaat dan Keterbatasan Anggaran

Dalam suatu proses kegiatan aktivitas yang dilakukan perusahaan, anggaran memiliki berbagai manfaat yang dapat dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan tersebut. Anggaran memiliki banyak manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan dibuatnya anggaran tersebut, baik keefektivitasan maupun keefisienan dalam hal produktivitas kerja perusahaan dan sumber daya manusianya. Walaupun anggaran mempunyai banyak manfaat dan kegunaan bagi perusahaan, anggaran juga tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang ada. Hal-hal yang menjadi keterbatasan anggaran diantaranya yaitu keefektivitasan dari penggunaan anggaran sangat bergantung kepada keterlibatan semua pihak dalam perusahaan tersebut. Pelaksanaan dari suatu anggaran memerlukan kerjasama dan partisipasi dari seluruh anggota manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan, karena pelaksanaan dari anggaran tidak berjalan dengan sendirinya dan penyesuaian terhadap kondisi yang terjadi hatus terus menerus dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan agar anggaran yang dibuat tidak menyimpang dari kondisi saat itu. 2.2.1.3.Anggaran Penjualan Anggaran Penerimaan Anggaran penjualan merupakan anggaran yang dibuat pada suatu perusahaan yang dapat membantu manajemen dalam merinci biaya dan melihat laba yang akan dihasilkan pada periode yang akan datang. 2.2.1.4.Anggaran Biaya anggaran Pengeluaran 1. Anggaran Biaya Produksi Anggaran produksi dibuat harus sesuai dengan anggaran penjualan yang telah direncanakan sebelumnya. Karena pembuatan anggaran biaya harus melihat anggaran penjualan yang dibuat seperti jumlah barang yang diproduksi dalam 1 tahun, dan harga penjualannya.

2. Anggaran Biaya Distribusi

Anggaran biaya distribusi menampilkan atau menyusun biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendistribusikan barang. 3.Anggaran Biaya Administrasi dan Umum. Anggaran biaya administrasi dan umum merupakan pengeluaran biaya administrasi perusahaan yang dapat menunjang kegiatan operasional perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa jika perusahaan membagi kantor administrasi menjadi beberapa bagian, maka rencana tentang biaya administrasi dan masing- masing bagian tersebut juga harus diperinci dan dipisahkan secara jelas.

2.2.2. Break Even Point BEP

Adapun pengertian Break Even Point adalah sebagai berikut : 1. Adalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum agar suatu usaha tersebut tidak menderita rugi , tetapi juga belum tentu memperoleh laba. 2. Adalah suatu tekhnik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan laba atau volume kegiatan. 3. Disebut pula cost-profit-volume analysis, karena mempelajari hubungan antara biaya-laba-volume kegiatan. Adapun Rumus untuk menghitung BEP titik impas Sumber :William Carter Akuntansi Biaya 2.2.3.Perencanaan laba Perencanaan adalah konstruksi dari laporan operasional terinci, merupakan proses dari menyadari kesempatan maupun ancaman eksternal, menentukan tujuan yang diinginkan, dan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Penjualan = FC 1- Vc S Bahwa pada dasarnya anggaran itu merupakan sebuah rencana yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif pada periode tertentu yang biasanya dinyatakan dalam periode tahun. Adapun untuk menghitung perencanaan laba adalah sebagai berikut: Sumber : Henry Simamora akuntansi managemen Keterangan : FC : fixed cost Biaya Tetap Vc: Vareiabel Cost Biaya Variabel S : Penjualan Keuntungan : laba yang diharapkan Penjualan = FC + Keuntungan 1 - Vc S Selanjutnya dibawah ini secara sederhana kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 MANAGER PERENCANAAN ANALISIS BEP ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN LR 1.Anggaran penjualan 2.anggaran Biayabiaya tetap dan biaya variabel PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PT.BCKL 2 merupakan suatu perusahan yang memasok seluruh produknya kepada masyarakat. Produk yang dihasilkan yaitu untuk kepentingan sandang diperlukan masyarakat Indonesia umumnya setiap waktu. PT.BCKL 2 ini merupakan perusahaan manufaktur yang yang bergerak di bidang garmen. Dalam perencanaan labanya PT.BCKL 2 menggunakan anggaran penjualan untuk mengetahui bagaimana penjualan dimasa yang akan datang dan menghitungnya menggunakan analisis break even point untuk mengetahui titik impas apakah perusahaan itu mangalami keuntungan atau kerugian. 2.3.Hipotesis Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara yang digunakan sebelum dilakukannya penelitian dalam hal pendugaannya menggunakan statistika untuk menganalisanya. Sugiyono 2008:64 menyatakan bahwa Hipotesis adalah sebagai berikut : “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penel itian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam kalimat.” Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian merupakan pernyataan mengenai hubungan antara tiga variabel yang belum terbukti. Hipotesis dari penelitian ini adalah: Anggaran dan Break Even Point BEP berpengaruh perencanaan laba jangka pendek. 44 BAB III Objek dan Metode penelitian 3.1.Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulis dalam rangka menyusun suatu laporan. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang berkaitan dengan objek penelitan yang berjudul “Pengaruh Anggaran dan Break Even Point BEP Terhadap Perencanaan Laba Jangka Pendek pada PT.Bina Citra Karisma Lestari 2 ”. Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan tiga variabel sebagai objek penelitian. Adapun yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 1.Variabel bebas, yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel tidak bebas. Dalam hal ini yang menjadi variable X adalah X 1 Anggaran Penjualan, X 2 Anggaran Biaya, X 3 Break Even Point. 2.Variabel tidak bebas, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam hal ini variabel Y adalah Perencanaan Laba Jangka Pendek. Anggaran dan break even point sebagai salah satu alat bantu perusahaan merupakan faktor penyebab, sedangkan laba jangka pendek merupakan faktor akibat. Objek penelitian menurut Sugiono sebagai berikut: “Objek penelitian sarana ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan guna tertentu sesuatu hal objektif, valid , realiabel tentang suatu hal variabel tertentu”. Berdasarkan definisi diatas maka yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah anggaran ,break even point, dan perencanaan laba jangka pendek.

1.2 Metode Penelitian

Umi Narimawati 2007 : 60 mengungkapkan metode penelitian sebagai berikut : “Metode penelitian menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian”. Menurut Sugiyono 2010:2 pengertian metode penelitian adalah sebagai berikut: “Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Verifikatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric Angka, dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Sugiyono 2010 :147 mengemukakan metode deskriptif sebagai berikut: “Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas” Selanjutnya Masyhuri 2009 : 45 mengemukakan metode verifikatif sebagai berikut : “Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar atau tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.” Metode penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

3.2.1. Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan – perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Pengertian desain penelitian menurut Moh. Nazir adalah: “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlikan dalam perencanaan – perencanaan dan pelaksanaan penelitian ”. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode Deskriptif dan Verifikatif, serta menggunakan metode pendekatan Kuantitatif. Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian dilakukan seorang penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan yang dilakukan pada waktu tertentu. Dalam melakukan suatu penelitian maka diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian menurut William M.K. Torchim 2006 yaitu: “Research design can be thought of as the structure of research. It is the glue that holds all od the elements in the research project together”. Sedangkan menurut Lincoln dan Guba 1985:226 mendefinisikan desain penelitian sebagai berikut: “Desain penelitian merupakan usaha merencanakan kemungkinan- kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsur masing- masing”. Pendekatan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif sendiri adalah pendekatan yang mendasarkan diri pada paradigma post positivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Ciri khas pendekatan kuantitatif adalah:  Bersandar pada pengumpulan dan analisis data kuantitatif numerik.  Menggunakan strategi survei dan eksperimen.  Mengadakan pengukuran dan observasi.  Melaksanakan pengujian teori dengan uji statistik. Dalam penelitian eskperimen data dirancang untuk meningkatkan validitas internal maupun eksternal. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Menetapkan judul yang akan diteliti, sebagai dapat di ketahui apa yang akan diteliti dan menjadi masalah dalam penelitian. 2 Merumuskan masalah penelitian, masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu anggaran penjualan, anggaran biaya dan break even point X sebagai Variabel bebas dan dalam perencanaaan laba jangka pendek Y sebagai variable terikat. 3 Memilih serta memberikan pengukuran variabel, pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran dengan skala ordinal karena data yang diukurnya berupa tingkatan. 4 Memilih prosedur dan teknik yang di gunakan. Teknik yang digunakan untuk membuktikan hipotesis, yaitu dengan menggunakan analisis deskriftif kualiitatif yang meliputi uji validitas dan uji reabilitas. 5 Menyusun alat serta teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket atau kuesioner 6 Menyimpulkan penelitian kedalam rangka pemuikiran, dikarenakan diperoleh penyelesaian atas identifikasi masalah dalam penelitian dan dimana tempat perusaha yang akan di teliti Dalam pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan jenis atau bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan. Yaitu : a Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data dengan rumus yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan dari tahun 2006 sampai 2008 data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan break event point sebagai dasar kebijakan penetapan harga untuk memperoleh laba. Menurut Sugiyono 2004:11 bahwa: “Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independent tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”. b Sedangkan verifikatif pada dasarnya untuk menguji teori dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel x terhadap variabel y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian status hipotesis, apakah diterima atau tidak. Metode tersebut diatas bertujuan untuk membuat suatu uraian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari objek yang diteliti, kemudian menggabungkan antar variabel yang terlibat didalamnya. Dalam hal ini penulis berusaha mencari seberapa besar hubungan antara anggaran penjualan, anggaran biaya dan break even point sebagai variabel x independent terhadap perencanaan laba jangka pendek sebagai variabel y dependen sehingga diketahui seberapa besar pengaruh anggaran penjualan, anggaran biaya dan break even point terhadap Perencanaan Laba Jangka Pendek. 3.2.2.Operasionalisasi Variabel Sesuai dengan judul yang diteliti yaitu “Pengaruh Anggaran Penjualan, Anggaran Biaya Dan Break Even Point .”, maka terdapat tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel tersebut adalah: 1. Variabel Independent X 1 , X 2 dan X 3 Variabel Independent bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau timbulnya variabel dependent terikat. Adapun yang menjadi variabel Independent dalam penelitian ini adalah “Anggaran Penjualan, anggaran biaya dan break even point ”. 2. Variabel Dependent Y Variabel Dependent terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent adalah Perencanaan Laba jangka pendek. Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel Variabel Konsep variable Indikator Skala Anggaran “Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standard dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun”. Mulyadi,2001:488 Anggaran penjualan Price x Kuantity Anggaran Biaya Biaya tetap + Biaya Variabel Rasio Break even point “Break Even Point BEP adalah alat yang sangat bermanfaat untuk merencanakan laba perusahaan. Dengan mengetahui besarnya BEP maka kita dapat menentukan berapa jumlah minimal produk yang harus dijual budget sales dan harga jualnya sales price. Apabila kita mengiginkan laba tertentu.” Martono dan Agus Harjito,2005:288 Total Biaya, Total volume penjualan, laba. Biaya Tetap BEP = 1- Vc S Rasio Perencanaan laba jangka pendek. Perencanaan laba adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan , fakta, imajinasi, asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasikan dan mempormulasi hasil yang diinginkan,urutan kegiatan yang diperlukan,dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian mengenai laba. Cuningham:2004 Penjualan =FC+keuntungan 1- Vc S Rasio 3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian terdiri dua yaitu : 1. Data primer, yaitu data-data, fakta-fakta atau informasi yang diambil langsung dari objek yang ditinjau yaitu pada PT.BCKL 2. 2. Data sekunder, yaitu data-data, fakta-fakta atau informasi yang sudah diolah pihak pertama. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data sekunder yang didapat dari pihak kedua di perusahaan seperti data yang diberikan manager.

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data

1. Populasi Menurut sugiyono 2004:72 populasi adalah : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ”. Populasi dalam penelitian ini anggaran penjualan, anggaran biaya tahun 2002- 2010. 2. Sampel Menurut sugiyono 2004:73 adapun pengertian sampel adalah sebagai berikut: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut ”. Menurut Sugiyono 2004:3: “Untuk memperoleh besar sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan menggunakan sampel kecil yaitu untuk menentukan sampel cara praktis sehingga tidak memerlukan suatu perhitungan yang rumit dengan taraf kesalahan 5 ”. Dalam penelitian ini tidak dilakukan sampling karena populasinya sedikit, sehingga dilakukan sensus.

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang penulis gunakan adalah data sekunder, merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data atau pihak lain. Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk data, tabel-tabel, diagram atau segala informasi yang berasal dari literatur yang ada hubungannya dengan teori- teori mengenai topik penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan mengenai biaya, harga, dan volume penjualan serta laba bersih perusahaan. Agar dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan pengumpulan data sebagai berikut: 1. Studi Pustaka library research Yaitu mengumpulkan data dan mempelajari atau membaca pendapat para ahli yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk memperoleh landasan teoritis yang dapat menunjang penelitian, sehingga penelitian yang dibuat mempunyai landasan teori yang kuat dan menunjang. 2. Studi Lapangan field research Dalam teknik ini peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data yang diperlukan sedangkan cara yang ditempuh dalam penelitian di lapangan adalah sebagai berikut: 1.Observasi Observasi ini dilakukan langsung terhadap objek penelitian dengan mendatangi perusahaan ketempat penelitian langsung. Data atau informasi yang diperoleh secara langsung didapat dari sumber-sumber tertulis yang diberikan perusahaan. Data dikumpulkan dengan cara pengamatan langsung di perusahaan yang diteliti. Maksud pengamatan langsung ini adalah untuk melengkapi data yang diperlukan serta membandingkan keterangan yang diperoleh sebelumnya dengan kesesuaian yang ada di perusahaan. 2.Wawancara Menurut Nazir 2002:234 wawancara adalah: “Proses untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antar pewawancara dengan responden dengan alat yang dinamakan interview guide panduan wawancara ”. 3.Dokumentasi Yaitu mengumpulkan dan menganalisis data-data penting tentang perusahaan, terutama yang berhubungan dengan biaya, harga dan volume penjualan. 3.2.5.Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis lebih lanjut dengan alat- alat bantu, berupa dasar-dasar teori yang telah dipelajari sebelumnya. Sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai obyek yang diteliti, dan dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Adapun analisis penelitiannya akan dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode statistik, untuk pengujian hipotesis. Untuk melakukan pengujiannya diperlukan serangkaian langkah yang akan dimulai dari operasionalisasi variabel, teknik pengumpulan data, penentuan populasi dan sampel, serta metode analisa dan rancangan pengujian hipotesis.Analisis kuantitatif menurut Sugiyono 2010 : 31 yaitu : “Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensialinduktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart diagram lingkaran, dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data- data yang telah disajikan.” Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Analisis Jalur Path Analysis

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin 2006:259 mengemukakan bahwa: “Analisis jalur path analysis digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat. Tujuanya adalah menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.” Dalam penelitian ini, analisis jalur path analysis digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat, dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan akibat tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur path analysis karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh anggaran dan break even point terhadap perencanaan laba jangka pendek. Model analisis jalur adalah sebagai berikut: X 1 X 2 X 3 Y  P YX1 P YX2 P YX3 r X1X2 r X1X3 r X2X3 Gambar 3.1 Diagram Jalur Paradigma Penelitian Gambar diagram jalur seperti terlihat diatas dapat diformulasikan kedalam bentuk persamaan struktural sebagai berikut. Y = P YX1 X 1 + P YX2 X 2 + P YX3 X 3 +  Keterangan: Y = Perencanaan laba jangka pendek X 3 = Break even point X 2 = Anggaran biaya X 1 = Anggaran penjualan P YX1 = Koefisien jalur anggaran penjualan terhadap perencanaan laba jangka pendek P YX2 = Koefisien jalur anggaran biaya terhadap perencanaan laba jangka pendek P YX3 = Koefisien jalur break even point terhadap perencanaan laba jangka pendek r X1X2 = Koefisien jalur anggaran penjualan dengan anggaran biaya r X1X3 = Koefisien jalur anggaran penjualan dengan break even point r X2X3 = Koefisien jalur anggaran biaya dengan break even point  = Pengaruh faktor lain a Pengujian Hubungan Anggaran Penjualan Dengan Anggaran Biaya Hipotesis pertama yang akan diuji adalah hubungan anggaran biaya produksi dengan biaya standar ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1 Menghitung Koefisien korelasi Hubungan antara antara anggaran dengan BEP menggunakan korelasi productmoment dengan rumus sebagai berikut: Dimana         1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 X X n X X X X r n X X n X X                   2 Pengujian Hipotesis Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol H o tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif H a menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini Untuk membuktikan apakah anggaran X 1 memiliki hubungan dengan BEP X 2 , maka dilakukan pengujian dengan hipotesis statistik sebagai berikut: H :  X2X1 = 0 Anggaran tidak memiliki hubungan dengan BEP break even point. H 1 :  X2X1  0 Anggaran memiliki hubungan dengan BEP break even point. Untuk menguji hipotesisi diatas digunakan uji t dengan formula sebagai berikut: X1X2 2 1 2 n-2 t = r 1-r X X Kriteria ujinya adalah Tolak Ho jika t hitung t tabel atau t hitung negatif t tabel . 3 Menghitung Koefisien korelasi Hubungan antara antara anggaran dengan BEP menggunakan korelasi productmoment dengan rumus sebagai berikut: Pada analisis jalur, variabel anggaran dan BEP berfungsi sebagai variabel sebab eksogenus variabel dan perencanaan lab sebagai variabel akibat endogenus variabel. Selanjutnya untuk menguji pengaruh anggaran dan BEP terhadap perencanaan laba ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: Menyusun matriks korelasi antar variabel independen, dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah anggaran penjualan X 1 , anggaran biaya X 2 dan break even point X 3 . X 1 X 2 X 3 R = X 1 1,000 r X1X2 r X1X3 X 2 r X2X1 1,000 r X2X3 X 3 r X3X1 r X3X2 1,000 1 Menghitung invers dari matriks korelasi antara variabel independen, anggaran penjualan X 1 , anggaran biaya X 2 dan break even point X 3 . X 1 X 2 X 3 R -1 = X 1 C 11 C 12 C 13 X 2 C 21 C 22 C 23 X 3 C 31 C 32 C 33 2 Menyusun matrik korelasi antara variabel independen anggaran penjualan, anggaran biaya dan break even point dengan perencanaan laba jangka pendek. Y R XiY = X 1 r X1Y X 2 r X2Y X 3 r X3Y 3 Selanjutnya untuk memperoleh koefisien jalur, kalikan invers dari matriks korelasi antara variabel independen terhadap matriks korelasi variabel independen dengan variabel dependen. P YX1 = C 11 C 12 C 13 × r X1Y P YX2 C 21 C 22 C 23 r X2Y P YX3 C 31 C 32 C 33 r X3Y 1. Menghitung Koefisien Determinasi Setelah koefisien jalur diperoleh, maka dapat ditentukan besar pengaruh anggaran dan BEP secara bersama-sama terhadap perencanaan laba yang dikenal sebutan dengan koefisien determinasi. Koefisien determinasi didapat dari hasil perkalian koefisien jalur terhadap matriks korelasi antara variabel eksogen sebab dengan perencanaan laba.   1 2 3 1 2 1 2 3 2 3 X Y Y X X X YX YX YX X Y X Y r R P P P r r             2. Pengujian Hipotesis Untuk membuktikan apakah anggaran dan BEP berpengaruh terhadap perencanaan laba baik secara bersama-sama maupun secara parsial. 3.2.5.2.Rancangan Pengujian Hipotesis Sebelum melakukan pengujian hipotesis, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu:

1. Merumuskan Hipotesis Penelitian

Hipotesis 1, 2, dan 3 dioperasikan sebagai berikut: H0 1 : βi = 0 i = 1, 2 Anggaran dan break even point secara simultan tidak memiliki pengaruh signifikan perencanaan laba Ha 1 : βi ≠0 i = 1, 2 Anggaran dan break even point operasi secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap perencanaan laba H0 2 : β 1 = 0 Anggaran tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perencanaan laba Ha 2 : β 1 ≠ 0 Anggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap perencanaan laba H0 3 : β 2 = 0 break even point tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perencanaan laba Ha 3 : β 2 ≠ 0 break even point memiliki pengaruh signifikan terhadap perencanaan laba 2 Pengujian Koefisien Jalur Secara Bersama-sama. Hipotesis Statistik: H : YX i = 0 i = 1,2 Anggaran dan BEP secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap perencanaan laba. H 1 : YX i  0 i = 1,2 Anggaran dan BEP secara bersama-sama berpengaruh terhadap perencanaan laba. Untuk menguji hipotesis diatas digunakan uji F dengan formula sebagai berikut: F hitung = 1 2 3 1 2 3 2 YX X X 2 YX X X n k 1R k1 R    Statistik uji diatas mengikuti distribusi F- dengan derajat bebas v 1 = k dan v 2 = n-k- 1. Kriteria pengujiannya adalah ”Tolak H yang menyatakan bahwa 1 2 3 yx yx yx       jika F hitung F tabel ”. 4 Pengujian Koefisien Jalur Secara Parsial. Apabila hasil dari pengujian secara bersama-sama menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan, selanjutnya dilakukan pengujian parsial untuk melihat lebih jelas variabel mana saja diantara kedua variabel eksogen, yaitu anggaran dan BEP yang pengaruhnya signifikan terhadap perencanaan laba. Untuk menguji koefisien jalur dari masing-masing variabel eksogen tersebut digunakan uji t, dengan formula sebagai berikut:     YXi i 2 Y.X1X2X3 ii P t = 1-R ×C n-k-1 Statistik uji diatas mengikuti distribusi t- dengan derajat bebas n-k-1. Kriteria pengujiannya adalah ”Tolak H yang menyatakan bahwa i yx   jika t hitung t tabel ”. Setelah dilakukan perhitungan koefisien jalur untuk substruktur 2, maka selanjutnya dilakukan perhitungan besar pengaruh masing-masing variabel X 1 dan X 2 sebagai berikut:  Pengaruh variabel X 1 terhadap variabel Y : Pengaruh X 1 terhadap Y secara langsung = PyX 1 . PyX 1 = ……… Pengaruh X 1 terhadap Y melalui X 2 = PyX 1 . rx 1 x 2 . PyX 2 = ……… Pengaruh X 1 terhadap Y melalui X 3 = PyX 1 . rx 1 x 3 . PyX 3 = ……… + Pengaruh Total = ………. Berdasarkan pada nilai pengaruh total di atas, maka dapat ditunjukkan jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X1 terhadap variabel Y.  Pengaruh variabel X 2 terhadap variabel Y : Pengaruh X 2 terhadap Y secara langsung = PyX 2 . PyX 2 = ……… Pengaruh X 2 terhadap Y melalui X 1 = PyX 2 . rx 2 x 1 . PyX 1 = ……... Pengaruh X 2 terhadap Y melalui X 3 = PyX 2 . rx 2 x 3 . PyX 3 = ……...+ Pengaruh Total = ……… Berdasarkan pada nilai pengaruh total di atas, maka dapat ditunjukkan jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X 2 terhadap variabel Y.  Pengaruh variabel X 3 terhadap variabel Y : Pengaruh X 3 terhadap Y secara langsung = PyX 3 . PyX 3 = ……… Pengaruh X 3 terhadap Y melalui X 1 = PyX 3 . rx 3 x 1 . PyX 1 = ……... Pengaruh X 3 terhadap Y melalui X 2 = PyX 3 . rx 2 x 3 . PyX 2 = ……...+ Pengaruh Total = ……… Berdasarkan pada nilai pengaruh total di atas, maka dapat ditunjukkan jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X 2 terhadap variabel Y. Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent X yaitu anggaran X 1 dan BEP break even point X 2 terhadap profitabilitas sebagai variabel dependen Y, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :  Hasil t hitung dibandingkan dengan F tabel dengan kriteria : a. Jika t hitung ≥ t tabel maka H ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. b. Jika t hitung ≤ t tabel maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya. c. t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan d. t tabel; dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut,α = 0,05 dan dk = n-k-1 atau 24-2-1=21  Hasil F hitung dibandingkan dengan F tabel dengan kriteria : a. Tolak ho jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien positif. b. Tolak Ho jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien negatif. c. Tolak Ho jika nilai F-sign ɑ ,05.

2. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

3. Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung dan F hitung jatuh di daerah penolakan penerimaan, maka Ho ditolak diterima dan Ha diterima ditolak. Artinya koefisian regresi signifikan tidak signifikan. Kesimpulannya, anggaran dan BEP berpengaruh tidak berpengaruh terhadap perencanaan laba. Tingkat signifikannya yaitu 5 α = 0,05, artinya jika hipotesis nol ditolak diterima dengan taraf kepercayaan 95, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 dan hal ini menunjukan adanya tidak adanya pengaruh yang meyakinkan signifikan antara dua variabel tersebut. 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang garmen. PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 merupakan perusahan yang berkembang, terbukti dengan adanya kenaikan volume penjualan perusahaan. PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 berdiri sejak tahun 1998. Awalnya PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 merupakan perusahan garmen yang tidak terlalu besar dikarenakan oleh keterbatasan modal yang dimiliki oleh perusahaan dan managerial perusahaan kurang baik yang menyebabkan perusahaan belum berkembang. Sejak awal tahun 2000 PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 mulai berkembang dan menambah modal serta kegiatan perusahaan sudah terorganisir dengan baik. Managemen yang baik pula membuat PT.Bina Citra Kharisma Lestari 2 berkembang sedikit demi sedikit. PT.Bina Citra Kharisma Lestari beralamatkan di jalan cisirung No.175. Dimana daerah tersebut merupakan kawasan industri manufaktur, yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi yang siap pakai.