Sebagai maunsia yang beriman kita harus menjauhi akhlat tercela, sebagaimana yang nyatakan dalam beberapa keterangan.
1. Rasulullah saw.bersabda:
“ seandainya akhlak buruk itu seseorang yang berjalan ditengah-tengah manusia, ia pasti seseorang yang buruk. Sesungguhnya Allah tidak menjadikan perangiku jahat.”
2. Rasulullah saw bersabda:
“ sesungguhnya akhlak tercela merusak kebaikan sebagaimana cuka merusak madu”.
C. Macam- Macam Akhlak Terpuji
1
HUSNUZAN
Pengertian
Husnuzan secara bahasa berarti “berbaik sangka” lawan katanya adalah su’uzan yang berarti berburuk sangka atau apriori dan sebagainya. Husnuzan adalah cara pandang seseorang
yang membuatnya melihat segala sesuatu secara positif, seorang yang memiliki sikap husnuzan akan mepertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran dan hatinya bersih dari
prasangka yang belum tentu kebenaranya. Sebaliknya orang yang pemikirannya senantiasa dikuasai oleh sikap su’uzan selalu akan memandang segala sesuatu jelek, seolah-olah tidak ada
sedikit pun kebaikan dalam pandanganya, pikirannya telah dikungkung oleh sikap yang menganggap orang lain lebih rendah dari pada dirinya. Sikap buruk sangka identik dengan rasa
curiga, cemas, amarah dan benci padahal kecurigaan, kecemasan, kemarahan dan kebencian itu hanyalah perasaan semata yang tidak jelas penyebabnya, terkadang apa yang ditakutkan bakal
terjadi pada dirinya atau orang lain sama sekali tak terbukti.
Kembali kepada husnuzan, secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu : 1. Husnuzan kepada Allah, ini dapat ditunjukan dengan sifat tawakal, sabar dan ikhlas
dalam menjalani hidup.
2. Husnuzan kepada diri sendiri, ditunjukan dengan sikap percaya diri dan optimis serta inisiatif
3. Husnuzan kepada sesama manusia, ditunjukan dengan cara senang, berpikir positif dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga.
Macam-macam husnuzan
1. Husnuzan Kepada Allah
Salah satu sifat terpuji yang harus tertanam pada diri adalah adalah sifat husnuzan kepada Allah, sikap ini ditunjukan dengan selalu berbaik sangka atas segala kehendak allah terhadap
hamba-Nya. Karena banyak hal yang terjadi pada kita seperti musibah membuat kita secara tidak langsung menganggap Allah telah tidak adil, padahal sebagai seorang mukmin sejati semestinya
kita harus senantiasa menganggap apa yang ditakdirkan Allah kepada kita adalah yang terbaik.Seseorang boleh saja sedih, cemas dan gundah bila terkena musibah, akan tetapi jangan
sampai berlarut-larut sehingga membuat dirinya menyalahkan Allah sebagai Penguasa Takdir. Sikap terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan cara segera menata hati dan perasaan
kemudian menegguhkan sikap bahwa setiap yang ditakdirkan Allah kepada hamba-Nya mengandung hikmah. Inilah yang disebut dengan sikap husnuzan kepada Allah.
Sebagai seseorang mukmin yang meyakini bahwa Allah Maha Tahu atas apa yang terjadi terhadap hamba-Nya, karena itu kita semestinya berpikir optimis, yakin bahwa rahmat dan
karunia yang diberikan Allah kepada manusia tidak akan pernah putus. Sebagaimana Firman Allah Swt :
ءءييشش للشكك تيعشسسوش يتسمشحيرشوش
“Dan rahnat ku meliputi segala sesuatu” Q.S.Al-A’raf : 156 Sehubungan dengan ayat ini, kita perlu ber-husnuzan kepada Allah dalam segala hal dan
keadaan, Allah Maha Tahu apa yang terbaik buat hamba-Nya, ketika kita senang dan suka karena mendapatkan rezeki dan kenikmatan dari Allah, maka sebaliknya saat kita dalam keadaan
nestapa dan duka karena mendapatkan ujian dan cobaan hendaknya tetap ber-husnuzan kepada Allah Swt., sebab semua yang diberikan oleh Allah, baik berupa kenikmatan maupun cobaan
tentu mengandung banyak hikmah dan kebaikan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam sebuah Hadits Qudsi yang artinya :
“Selalu menuruti sangkaan hamba ku terhadap diriku jika ia berprasangka baik maka akan mendapatkan kebaikan dan jika ia berprasangka buruk maka akan mendapatkan
leburukan” H.R.at-Tabrani dan Ibnu Hiban. 2.
Husnuzan terhadap Diri Sendiri Perilaku husnuzan terhadap diri sendiri artinya adalah berperasangka baik terhadap
kemampuan yang dimilki oleh diri sendiri. Dengan kata lain, senantiasa percaya diri dan tidak
merasa rendah diri di hadapan orang lain. Orang yang memiliki sikap husnuzan terhadap diri sendiri akan senantiasa memiliki semangat yang tinggi untuk meraih sukses dalam setiap
langkahnya. Sebab ia telah mengenali dengan baik kemempuan yang dimilikinya, sekaligus menerima kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga ia dapat menetahui kapan ia harus maju
dan tampil di depan dan kapan harus menahan diri karena tidak punya kemampuan di bidang itu.
3. Husnuzan terhadap Sesama Manusia
Husnuzan terhadap sesama manusia artinya adalah berprasangka baik terhadap sesama dan tidak meragukan kemampuan atau tidak bersikap apriori. Semua orang dipandang baik sebelum
terbukti kesalahan atau kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan dalam pergaulan. Orang yang ber-husnuzan terhadap sesama manusia dalam hidupnya akan memiliki banyak
teman, disukai kawan dan disegani lawan.Husnuzan terhadap sesama manusia juga merupakan kunci sukses dalam pergaulan, baik pergaulan di Sekolah, keluarga, maupun di lingkungan
masyarkat. Sebab tidak ada pergaulan yang rukun dan harmonis tanpa adanya prasangka baik antara satu individu dengan individu lainnya.
Contoh Perilaku Husnuzan
1.
Husnuzan kepada Allah dan Sabar Menghadapi Cobaan-Nya Berprasangka baik kepada Allah Swt. artinya menganggap qada dan qadar yang diberikan
Allah adalah hal yang terbaik untuk hamba-Nya, karena Allah Swt. bertindak terhadap hamba- Nya seperti yang disangkakan kepada-Nya, kalau seorang hamba berprasangka buruk kepada
Allah Swt., maka buruklah prasangka Allah kepada orang tersebut, jika berprasangka baik kepada-Nya, maka baik pulalah prasangka Allah kepada hamba-Nya.
Cara menunjukkan sikap husnuzan kepada Allah swt adalah : a. Senantiasa taat kepada Allah.
b. Bersyukur apabila mendapatkan kenikmatan. c. Bersabar dan ikhlas apabila mendapatkan ujian serta cobaan.
d.Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan. 2.
Husnuzan kepada Diri Sendiri.
Husnuzan kepada diri sendiri adalah sikap baik sangka kepada diri sendiri dan meyakini akan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Husnuzan kepada diri sendiri dapat ditunjukkan
dengan sikap gigih dan optimis. Gigih berarti sikap teguh pendirian, tabah dan ulet atau berkemauan kuat dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita. Sedangkan optimis adalah sikap yang
selalu memiliki harapan baik dan positif dalam segala hal.
Manfaat sikap gigih adalah : 1. Membentuk pribadi yang tangguh
2. Menjadikan seseorang teguh pendirian dan tidak mudah terpengaruh 3. Menjadikan seseorang kreatif.
4. Menyebabkan tidak gampang putus asa dan menyerah terhadap keadaan
5. Berinisiatif, artinya pelopor atau langkah pertama atau senantiasa berbuat sesuatu yang sifatnya produktif. Berinisiatif menuntut sikap bekerja keras dan etos kerja yang tinggi. Adapun
ciri-ciri orang penuh inisiatif adalah kreatif dan tidak kenal putus asa.
3. Husnuzan kepada Sesama Manusia
Husnuzan kepada sesama manusia adalah sikap yang selalu berpikir dan berprasangka baik kepada sesama manusia. Sikap ini ditunjukkan dengan rasa senang, berpikir positif dan sikap
saling menghormati antar sesama hamba Allah tanpa ada rasa curiga, dengki dan perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas.
Nilai dan manfaat dari sikap Husnuzan kepada manusia mengandung nilai dan manfaat sebagai berikut :
a. Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik. b. Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.
c. Selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain.
Hikmah Husnuzan
Di antara hikmah husnuzan adalah sebagai berikut: 1.
Menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah, artinya melaksanakan perintah Allah dan Rasul serta menjauhi segala larangannya, melaksanakan jihad fisabillilah dan mencintai sesame
manusia karena Allah. 2.
Menumbuhkan perasaan syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya.Menumbuhkan sikap sabar dan tawakal.
3. Menumbuhkan keinginan untuk berusaha beroleh rahmat dan nikmat Allah
.
4. Mendorong manusia mencapai kemajuan.
5. Menimbulkan ketentraman.
6. Menghilangkan kesulitan dan kepahitan.
7. Membuahkan kreasi yang produktif dan daya cita yang berguna.
2
TOBAT
Hakekat Tobat
Kata taubat adalah terambil dari bahasa arab “taubatun”, kata tersebut berasal dari kata “taaba-yatubu-taubatun” yang artinya kembali. Orang yang taubat karena takut azab Allah
disebut “taaibun” isim fail dari taba. Orang bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari sesuatu menuju sesuatu: kembali dari sifat-sifat tercela menuju sifat yang terpuji, kembali
dari larangan Allah menuju perintah-Nya, kembali dari maksiat menuju taat, kembali dari segala yang dibenci Allah menuju yang diridhai-Nya,kembali dari saling bertentangan menuju saling
menjaga persatuan, kembali kepada Allah setelah meninggalkan-Nya yang kembali taat setelah melanggar larangan-Nya.
:namrifreb hallA …..
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan
nasuhaa taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jan
nah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, ….
Q.S. At-Tahrim66:8
Jadi, Taubat yaitu menyesali perbuatan dasa yang telah dilakukan, dan akan mengulangi kembali. Dalam kehidupan ini manusia pasti berbuat dosa. Tak satupun manusia yang tidak
berbuat dosa, walau dosa kecil. Rasulullah saw. Bersabda yang artinya:“Setiap anak Adammanusia berdosa. Sebaik-baik orang yang bedosa ialah yang mau bertaubat. H.R.
Tirmidzi, Ibnu Hibban dengan sanad yang kuat”.
Hukum bertaubat
Bertaubat termasuk perkara yang diwajibkan dalam agama. Dengan bertaubat manusia akan berhenti dari berbuat dosa.Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun. Ia senantiasa memberi
kesempatan kepada hambaNya yangmau memohon ampun atas segala dosa yang telah dia perbuat.Seperti dalam firman Allah dalam Q.S. An-Nuur Ayat 31 yang artinya:
ننوححللففتح مفكحللنعنلن ننونحملؤفمحلفا اهنيلحأن اععيملجن هلللنلا ىلنإل اوبحوتحون
“ bertaubatlah kamu semua kepada Allah hai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung”.
Penggolongan taubat
Secara umum para ulama membagi tobat menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut: 1.
Tobat Awam tobat manusia umum,yaitu tobat manusia secara umum. Yang dimaksud ialah bahwa hati seseorang tunduk dikarenakan dirinya telah melakukan perbuatan salah dan dosa.
2. Tobat Khawash tobat orang-orang khusus, tobat tingkat ini sebagai pertanda meningkastnya
makrifah manusia kepada Allah. Mereka merasa malu dikarenakan telah melakukan perbuatan- perbuatan yang mekruh. Hatinya tunduk dan khusyuk dihadapan Allah, tobat semacam ini
sebagaimana yang dilakukan nabi Adam yang menangis dan menyesal karena telah melanggar larangan Allah yaitu memakan buah Khuldi.
3. Tobat Akhash Al-khawash, tingkatan tobat yang paling tinggi adalah tobat ini. Tobat rasulullah
manakala dia berkata, “sesungguhnya ini adalah kebodohan pada hatiku, dan sesungguhnya aku akan memohon ampun kepada Allah sebanyak tujuh puluh kali dalam sehari”. Dengan kata lain,
untuk membersihkan hatinya dari menaruh perhatian kepada selain Allah, Rasulullah bristigfar kepada Allah.
Tata cara untuk bertobat
Untuk melakukan tobat yang sempurna, seseorang yang bersalah harus memenuhi lima tahapan :
1. Menyadari kesalahan
2. Menyesali kesalahan
3. Memohon ampun kepada Allahistigfar dengan keyakinan atau husnuzhzhan bahwa Allah swt.
Akan mengampuninya 4.
Berjanji tidak akan mengulanginya 5.
Menutupi kesalahan masa lalu dengan amal shaleh, untuk membuktikan bahwa dia benar-benar bertobat.firman Allah swt. :
’
Artinya :
“Dan Sesungguhnya aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang
benar.”Q.S.Taha20:82
Jenis dosa dan cara tobatnya
Secara umum perbuatan dosa dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu :
a. Dosa yang berkaitan dengan hak Allah. Seperti berkata dusta, meninggalkan sholat lima waktu,
berbuat syirik,meminum khamar, berjudi, main perempuan, menyaksikan film-film yang mengundang syahwat, semua diatas adalah termasuk dosa besar. Caranya seseorang harus
berhenti dari perbuatan dosa tersebut dan menyesali perbuatan yang telah dilakukan, memperbaiki diri dan tidak melakukan dosa yang sama untuk kedua kalinya.
b. Dosa yang berkaitan dengan hak Allah namun hak Allah yang wajib ditutupi atau diqada, seperti
orang yang tidak mengerjakan puasa caranya apabila dia meninggalkan satu hari saja puasa maka dia harus berpusa selama enam puluh hari sebagai kafarah dari perbuatannya atau dia memberi
makan enam orang miskin.
c. Dosa yang terkait dengan hak manusia yang tidak membutuhkan kepada pengganti, seperti
perbuatan gibah mengumpat, mencari-cari kesalahan orang lain atau menggunjing. Caranya dengan tidak mengumpat serta menyesali apa yang telah mereka lakukan dan memperbaiki
dirinya, maka pasti Allah mengampuninya.
d. Dosa yang berkaitan dengan hak manusia, yang wajib dikembalikan kepada mereka. Seperti
memakan harta orang lain, walaupun hanya sekedar satu karat, walaupun hanya sebutir gandum. Caranya mengembalikan harta orang lain yang telah dighashabnya, kemudian menyesali apa
yang telah terjadi dan tidak memakan harta haram lagi dan dia juga tidak boleh seperti seekor lintah yang menghisap darah manusia.
D. Macam-Macam Akhlak Tercela