Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

Borg dan Gall dalam Sukmadinata 2007 : 169 mengemukakan bahwa: Penelitian pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Dengan demikian, konsep penelitian pengembangan lebih tepat diartikan sebagai upaya pengembangan yang sekaligus disertai dengan upaya validasinya. Menurut Sugiono 2010 : 409, langkah-langkah penelitian dan pengembangan meliputi: 1 Identifikasi masalah, 2 pengumpulan informasi, 3 disain produk, 4 validasi disain, 5 perbaikan disain, 6 uji coba produk, 7 revisi produk, 8 uji coba pemakaian, 9 revisi produk tahap akhir, dan 10 produksi massal. Selain itu, terdapat juga model penelitian pengembangan media instruksional yang dijelaskan oleh Suyanto dan Sartinem 2009 : 1. Tahapan prosedur pengembangan produk dan uji produk yang perlu dilakukan, yaitu: 1 analisis kebutuhan, 2 identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan, 3 identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, 4 pengembangan produk, 5 uji internal: uji kelayakan produk, 6 uji eksternal: uji kemanfaatan produk oleh pengguna, dan 7 produksi. Borg dan Gall 1989 dalam Sukmadinata 2007: 169-170 menjelaskan sepuluh prosedur penelitian pengembangan yang akan dijadikan pedoman dalam penelitian pengembangan, yaitu: 1 penelitian dan pengumpulan data Research and Information Collecting yang meliputi pengukuran kebutuhan, kaji pustakaan, pengamatan kelas; 2 perencanaan Planning, yaitu merumuskan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan langkah-langkah pembelajaran; 3 pengembangan draf produk awal Develop Preliminary Form of Product, yakni perumusan butir-butir materi, menganalisis indikator, dan perumusan alat ukur keberhasilan; 4 melakukan uji coba awal Preliminary Field Testing; 5 melakukan revisi terhadap produk utama Main Product Revision; 6 melakukan uji lapangan utama Main Field Testing; 7 melakukan revisi terhadap produk operasional Operational Product Revision; 8 Melakukan uji lapangan operasional Operational Field Testing; 9 melakukan revisi terhadap produk akhir Final Product Revision; dan 10 mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk Disemination and Implementation. Berdasarkan produk yang akan dikembangkan, peneliti memilih model pengembangan media pembelajaran instruksional milik Suyanto dan Sartinem 2009. Peneliti memilih model pengembangan ini karena tahap-tahap pengembangannya lengkap, namun tidak terlalu panjang dibanding dengan model lainnya. Terdapat tujuh langkah pengembangan yang harus dilakukan. Selain itu, langkah revisi selalu diletakkan setelah tindakan uji dilakukan. Uji yang dilakukan pun sesuai dengan komponen yang akan diuji secara spesifik sehingga revisi lebih terarah sesuai dengan komponen yang diujikan.

B. Media Pembelajaran

Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Kata ”media” berasal dari kata Latin, merupakan bentuk jamak dari kata ”medium”. Kemudian telah banyak pakar yang memberikan batasan mengenai pengertian atau media. Salah satunya adalah Arsyad 2011: 3 yang menyatakan bahwa media adalah alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Sukiman 2012 : 29 menyatakan: Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Heinich dalam Susilana dan Riyana 2007 : 6 menjelaskan: Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan a source dengan penerima pesan a receiver. Heinich mencontohkan media ini dapat berupa film, televisi, diagram, bahan tercetak printed material, komputer, dan instruktur. Contoh media tersebut dapat dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan wadah dari pesan pembelajaran yang akan disampaikan, di mana materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran tersebut dan tujuan yang ingin dicapai adalah proses pembelajaran. Selain pengertian media yang telah diuraikan di atas, Asyhar 2011: 4 menyatakan bahwa: Media memiliki peran yang sangat penting, yaitu suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antara komunikator dan komunikan.