memerlukan bilangan acak sebagai parameter masukannya seperti parameter kunci pada algoritma kunci publik dan
pembangkitan initialization vector IV pada algoritma kunci-simetri.
Walaupun terlihat
sederhana untuk
mendapatkan bilangan acak, tetapi diperlukan analisis matematika yang teliti untuk membangkitkan bilangan
seacak mungkin.
2.2.5 Algoritma CR4
RC4 merupakan salah satu jenis cipher aliran stream cipher, didesain oleh Ron Rivest di Laboratorium RSA
RSA Data Security Inc. pada tahun 1987. Cipher RC4 merupakan teknik enkripsi yang dapat dijalankan dengan
panjang kunci yang variabel dan memproses data dalam ukuran byte. Algoritma RC4 adalah sebagai berikut :
1. Inisialisasi larik S sehingga S0 = 0, S1 = 1, …, S255 =
255. Dalam notasi algoritmik, langkah 1 ditulis sebagai berikut:
for
i ← 0 to 255 do S[i] ← i
end for
2. Jika panjang kunci U 256, lakukan padding yaitu
penambahan byte semu sehingga panjang kunci menjadi
256 byte. Misalnya U = ”abcde” yang hanya terdiri dari
5 byte 5huruf, maka lakukan padding dengan penambahan byte huruf semu, misalnya U =
“abcdeabcdeabcdea..” sampai panjang U mencapai 256 byte.
3. Lakukan permutasi terhadap nilai-nilai didalam larik S
dengan cara: j
← 0
for i ← 0 to 255 do
j ← j + S[i] + U[i] mod 256
swap S[i], S[j]
end for
4. Bangkitkan keystream dan lakukan enkripsi dengan cara:
i ← 0 j ← 0
for idx ← 0 to PanjangPlainteks . 1 do
i ← i + 1 mod 256 j ← j + S[i] mod 256
swap S[i], S[j] t ← S[i] + S[j] mod 256
K ← S[t] C ← K XOR P[idx]
end for
P adalah array larik yang menyimpan karakter- karakter plainteks.
Keystream K dipilih dengan mengambil nilai S[i] dan S[j] dan menjumlahkannya dalam modul 256. Hasil
penjumlahan adalah indeks t sedemikian sehingga S[t] menjadi keystream K yang kemudian digunakan untuk
mengenkripsi plainteks ke-idx. Karena karakter-karakter kunci di-copy berulang-ulang untuk mengisi kekurangan
256 byte maka ada kemungkinan nilai-nilai di dalam larik S ada yang sama. Ron Rivest,2005
[4]
2.2.6 Algoritma F5
Algoritma steganografi F5 diperkenalkan oleh peneliti dari Plitzman dan Westfeld untuk mengembangkan konsep
embedding pesan
untuk gambar
format JPEG
Fridrich,dkk,2002
[5]
. Algoritma steganografi F5 dapat pul koefisien DCT dengan data pesan. F5 mengurangi nilai ab
yang disebut matriks encoding. Menurut deskripsi dari algoritma F5 versi 11, program aplikasi menerima 5 inputan
yaitu: Faktor kualitas dari stego image
Input file BMP,JPEG;
Output file name; Password atau stego
Pesan yang akan disembunyikan
Matrix encoding dengan menghitung ukuran blok pesan k dari panjang pesan dan koefisien non DC yang tidak
nol. Kode Hamming 1, 2 ᵏ-1, k mengkode pesan rahasia k-
bit dari m kata pesan kedalam n-bit kata kode a dengan n=2 ᵏ-
1. Dan dapat merecover dari single bit yang error dalam kata kode.
F5 menggunakan fungsi decoding fa = ⊕ni=1 ai. i
dan jarak Hamming d. Dengan matrix encoding, embedding pesan k-bit kedalam n-bit kata kode akan mengubahnya
maksimum dengan satu bit. Dengan kata lain, kita dapat menemukan kata kode yang sesuai a’ untuk setiap kata kode
a dan setiap kata pesan m sehingga m= fa’ and da, a’ ≤
1. Pertama, koefisien-koefisien DCT dipermutasi dengan
kunci pseudo random number generator PRNG, lalu diatur ke dalam kelompok-kelompok n , angka nol dan koefisien
DC dilompati. Pesan tersebut kemudian dipecah menjadi blok-blok k-bit. Untuk setiap blok pesan m, diperoleh kata
kode n-bit dengan penggabungan LSB koefisien nilai absolut. Jika blok pesan m dan pengkodean fa adalah sama,
maka blok pesan dapat diembed tanpa adanya perubahan,
sebaliknya bila digunakan s = m ⊕fa untuk menentukan
koefisien mana yang perlu dirubah nilai absolutnya dikurangi dengan satu. Jika koefisien menjadi nol, akan
terjadi pengurutan, dan dibuang dari kelompok koefisien. Kelompok tersebut diisi dengan koefisien yang bukan nol
berikutnya dan proses berulang sampai pesan dapat diembed.Irianto,2004
[3]
Untuk pesan-pesan yang lebih kecil, matrik encoding membuat F5 mengurangi jumlah perubahan pada gambar,
untuk contohnya, pada k = 3, tiap perubahan meng-embed 3,43 bit pesan sedangkan total ukuran kode lebih dari dua
kalinya. Karena F5 mengurangi koefisien DCT, jumlah koefisien yang berdekatan tidak lagi invariant, dan test x²
tidak dapat mendeteksi pesan yang ter-embed secara F5. Irianto,2004
[3]
2.2.7 Format File