Dasar Teori T1 192008018 Full Text

2 roket. Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan pembaca. Bagi guru akan sangat bermanfaat karena diberikan contoh RPP sebagai referensi untuk melaksanakan CTL dalam kelas. Bagi siswa akan diberikan pengalaman baru agar anak belajar secara kontekstual. Sedangkan bagi pembaca sendiri dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan CTL pada konteks yang lain.

2. Dasar Teori

1 Contextual Teaching and Learning CTL CTL adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa seorang pembelajar akan mau dan mampu menyerap materi pelajaran jika mereka dapat menangkap makna dari pelajaran tersebut [1]. CTL dapat membantu siswa untuk mengaitkan antar materi atau konsep yang mereka pelajari sehingga menjadi suatu pemahaman yang utuh dan nyata dalam suatu konteks. Oleh Departemen Pendidikan Nasional CTL dibagi menjadi 7 komponen yaitu: 1 Kontruktivisme Kegiatan pendidikan menunjukkan bahwa ilmu tidak hanya dikonsumsi, tetapi dikonstruksi dibangun. Pengetahuan bukanlah serangkaian fakta, konsep dan kaidah yang siap dipraktekkan, melainkan harus dikontruksi terlebih dahulu dan dapat memberikan makna melalui pengalaman nyata. [1][5] 2 Inkuiri Proses pembelajaran didasarkan pada proses mencari dan menemukan makna dari apa yang dipelajari. Dalam proses inilah guru harus benar-benar menyiapkan rencana pembelajaran yang dapat menuntun siswa untuk berfikir dan menemukan secara sistematis. Langkah – langkah kegiatan unkuiri adalah : merumuskan masalah, mengamati atau observasi, menganalisa data, dan menarik kesimpulan. [1][5] 3 Bertanya aktif Questioning Bertanya adalah salah satu cara untuk memunculkan interaksi di dalam kelas, baik interaksi antara guru dan siswa, maupun antara siswa sendiri. Peran guru adalah membantu menyiapkan instrument berupa pertanyaan-pertanyaan untuk menggiring siswa mencapai suatu pemahaman tertentu. Selain berfungsi sebagai alat untuk merefleksikan diri, siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya, dan mengeksplor rasa ingin tahunya dengan bertanya baik pada rekan maupun pada guru pembimbing. [1][5] 4 Belajar dari masyarakat learning Community Pembelajaran tidak selalu dilakukan oleh guru dan di lingkungan sekolah saja. Belajar dapat dilakukan dimanapun dan dari siapapun anggota masyarakat. Misalnya untuk mempelajari suatu keahlian, kita bisa belajar dari seseorang yang memang berprofesi dan ahli dibidang tersebut. [1][5] 5 Pemodelan modeling 3 Pemodelan adalah memberikan gambaran atau contoh kepada siswa. Contoh dapat diberikan secara langsung oleh guru atau menggunakan alat bantu seperti gambar, video atau alat peraga. [1][5] 6 Refleksi Reflektion Di akhir pelajaran, guru memberi waktu siswa untuk merenung dan mereflesikan kembali dari apa yang sudah mereka dapat. Refleksi dapat dilakukan dengan meminta siswa untuk menulis, apa yang telah mereka pelajari hari ini? Apakah ada sesuatu yang baru yang didapat? Pengalaman yang telah didapat siswa akan menjadi makna dari pembelajaran yang telah mereka lakukan. [1][5] 7 Penilaian nyata authentic assessment Penilaian dilakukan oleh guru secara terintegtasi selama proses pembelajaran mengacu pada indikator-indikator yang telah ditentukan. Ada tiga kelompok penilaian yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik. Jadi penilaian ditekankan pada proses belajar bukan pada hasil belajar. [1][5] 2 Materi Fisika yang dipelajari melalui permainan roket air : a Tekanan Penerapan Hukum Pascal Tekanan udara dalam roket dapat diartikan sebagai gaya dorong udara yang bekerja pada suatu luasan permuakan di dalam roket. Maka dari itu tekanan dapat digambarkan sebagai gaya-gaya yang bekerja dalam roket seperti pada gambar. Saat roket belum dilu urka tidak ada resulta gaya ya g ekerja pada roket ΣF= . “etelah roket diluncurkan muncul resultan gaya , hal ini terjadi karena gaya dorong pada dinding bagian bawah roket berkurang. Seperti terlihat pada gambar 2.1 gaya dorong pada dinding bagian bawah roket lebih sedikit dari gaya dorong pada dinding bagian atas roket. Karena ada resultan gaya ke atas maka roketpun bergerak ke atas. [2][6] Gambar 2.1. Gambar gaya yang bekerja pada dinding – dinding roket pada saat sebelum dan sesudah diluncurkan. b Gaya Aksi Reaksi Gaya aksi reaksi juga terjadi pada sistem roket. Syarat terjadinya gaya aksi reaksi adalah bekerja pada dua benda yang berbeda, arahnya saling berlawanan dan sama besar. Pada roket, gaya aksi reaksi dikerjakan oleh udara di dalam roket dan dinding F ma F 4 roket. Ketika udara di dalam roket mendorong dinding roket maka muncul gaya deformasi dari dinding roket yang mendorong udara di dalam roket. Gaya aksi reaksi juga dapat menjelaskan mengapa roket dapat bergerak. Ketika roket diam maka pasangan gaya aksi reaksi adalah sama besar. Akan tetapi ketika roket bergerak, muncul percepatan ke atas yang menyebabkan gaya dorong udara pada pada dinding bagian atas roket akan lebih besar dibanding gaya deformasinya, sedangkan pada dinding bagian bawah roket terjadi sebaliknya gaya dorong udara pada dinding roket lebih kecil disbanding gaya deformasinya. [2][6] Gambar 2.2. Gaya aksi reaksi yang terjadi antara dinding roket dengan udara c Gerak Parabola Lintasan roket air berbentuk parabola. Kecepatan awal v terhitung ketia air dalam roket habis. Sehingga gerak parabola memiliki ketinggian awal y Gerak parabola memiliki 2 komponen yaitu gerak pada sumbu x dan gerak pada sumbu y. Gerak pada sumbu x merupakan gerak lurus beraturan GLB dan gerak ke arah sumbu y adalah gerak lurus berubah beraturan GLBB gambar 2.3. Lintasan gerak parabola pada roket Kecepatan awal roket v di uraikan menjadi 2 komponen yaitu v x dan v y v x dirumuskan sebagai cos v v x ……………………………………………………………………….3.1 sehingga persamaan gerak kearah sumbu x menjadi t v x . cos …………………………3.2 5 y sedangkan v y dirumuskan sebagai sin v v y ………………………………………………………3.3 sehingga persamaan geraknya menjadi t g v v o y . sin …………………………………………………………………………………………………… 3.4 Dan, 2 2 1 . sin gt t v y y o o ……………………………………………………………………...........3.5 Percepatan gravitasi bernilai negatif karena berlawanan dengan arah gerak roket. Untuk mengetahui waktu yang diperlukan roket dari ketinggian y sampai menyentuh tanah, gunakan persamaan 3.5 karena waktu yang dicari adalah waktu saat roket mencapai tanah, maka nilai 2 2 1 . sin gt t v y o o ……………………………………………………………………………………….3.6 gunakan solusi persamaan kuadrat untuk mencari nilai t pada persamaan di atas. a ac b b t 2 4 2 2 , 1 ……………………………………………………………………………………………3.7 Kemudian subtitusikan nilai t yang diperoleh dari persamaan 3.6 pada persamaan x 3.2 sehingga didapatkan jarak jangkauan roket x. Jarak total yang ditempuh roket dapat dihitung dengan persamaan x x x total …………………………………………………………………………………………………………3.8 Pada penelitian ini tidak dibahas bagaimana cara mendapatkan persamaan lintasan awal roket y , x dan s karena pembelajaran difokuskan pada konsep gerak parabolanya. [6] d Hukum Kekekalan Momentum Roket air termasuk sistem bergerak yang mengalami perubahan kecepatan dan masa. Kerangka acuan yang digunakan adalah bumi sebagai kerangka acuan. Jika masa roket awal roket adalah M, masa roket setelah berkurang adalah M’ Perubahan masa ΔM ditunjukkan oleh berkurangnya masa roket sebesar M M M ………………………………………………………………………………………………..………….4.1 ∆M bernilai negatif karena M’ M. Sedangkan untuk kecepatan awal roket v, kecepatan akhir roket v’, maka perubahan kecepatan yang dialami roket Δv adalah 6 v v v …………………………………………………………………………………………………………………4.2 Menurut hukum Newton II gaya eksternal F eks dirumuskan sebagai hasil kali masa m dengan percepatan a a m F eks . ……………………………………………………………………………………………..……………….4.3 Dapat diturunkan menjadi persamaan lain untuk menyelesaikan persamalahan momentum menjadi t v m F eks ……………………………………………………………………………………………………………..4.4 t P F eks ………………………………………………………………………………………………………………..4.5 Jika momentum roket sebelum diluncurkan p adalah Mv p ……………………………………………………………………………………………………………..4.6 dan momentum roket ketika diluncurkan p’ adalah air Mv v v M M p ……………………………………………………………………4.7 v air adalah kecepatan semburan air bernilai negatif karena arah geraknya berlawanan terhadap arah gerak roketmaka, t P P F eks t Mv Mv v v M M F air eks …………………………………………………… 4.8 t M v v v t v M F air eks ………………………………………………………………4.9 Bila ∆t dibuat mendekati 0 dan nilai t M kita ganti dengan dt dM , sedangkan ∆v dapat di abaikan karena nilainya sangat kecil, maka persamaan menjadi : dt dM v dt dM v dt dv M F air eks …………………………………………………………………….4.10 dt dM v v F dt dv M air eks ………………………………………………………………………….4.11 Besaran v v air merupakan kecepatan relatif masa yang ditolakkan terhadap bumi, disebut juga v rel Besaran dt dM v rel merupakan gaya reaksi atau besarnya gaya dorong roket, sehingga persamaan menjadi dt dM v F F rel eks roket ………………………………………………………………………….……………4.12 [6] e Prinsip Aerodinamis Fluida Dinamis 7 Sedangkan pada fluida yang bergerak tekanan dipengaruhi oleh kecepatan dan rapat aliran fluida Gambar 2.4. Gaya angkat pada sayap yang terjadi karena aliran udara disekitarnya Sesuai dengan asas bernoulli yang menyatakan bahwa semakin besar kecepatan aliran suatu fluida maka semakin kecil tekanannya, begitu pula sebaliknya semakin kecil aliran fluida semakin besar tekanannya. Kecepatan aliran udara pada bagian atas sayap lebih besar dari pada bagian bawahnya, ini menyebabkan tekanan pada bagian atas sayap lebih kecil dari pada bagian bawahnya. Karena gaya berbanding lurus dengan tekanan. Maka Gaya dorong yang dihasilkan oleh sayap F sebanding dengan luas permukaan sayap A dikali dengan beda tekanan pada sisi-sisi sayap ΔP, dirumuskan dengan P A F . Artinya semakin besar beda tekanan pada sisi – sisi sayap, semakin besar gaya dorongnya. [6]

3. Metodologi Penelitian