Laporan Praktik Pengalaman Lapangan PPL BK 2015 Page 20
a. Permasalahan Sekolah
Hasil observasi yang telah dilaksanakan secara garis besar adalah kurang baik.
Metode bIMBINGAN guru lebih banyak menggunakan metode konvensional atau ceramah
. Terdapat beberapa masalah utama yang dapat dijadikan sorotan
yaitu pergaulan siswa dan motivasi belajar yang rendah di sekolah. Siswa SMK YPKK 1 Sleman memiliki anggapan jika sekolah mereka merupakan sekolah
yang siswa siswinya banyak yang ― nakal ―, oleh sebab itu untuk mengubah persepsi mereka agar memiliki kesadaran untuk tidak membuat permasalahan
baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah sangatlah sulit bahkan hal ini menjadi salah satu masalah yang masih sulit dituntaskan oleh pihak sekolah
maupun pihak terkait lainnya.
b. Keadaan BK
Ruang BK terletak di lantai 1, bersebelahan dengan Perpustakaan Sekolah. Ruang BK berdekatan dengan Ruang Guru. Ruang ini cukup luas untuk kegiatan
yang berhubungan dengan BK. Di dalam ruang BK terdapat 3 meja kerja konselor, Ruang Konseling baik untuk konseling kelompok maupun konseling
individual serta ruang tamu yang biasanya di beri sekat dan di tutup dengan tirai..BK di SMK YPKK 1 Sleman memiliki 3 guru pengajar yang terdiri dari 1
pengajar laki – laki dan 2 pengajar perempuan, mereka memiliki tugas untuk
membimbing serta mendampingi kelas yang berbeda – beda, akan tetapi guru
tetap yang berada di SMK YPKK 1 Sleman hanyalah 1 guru pembimbing sedangkan 2 guru pembimbing lain hanya berada di sekolah untuk memberikan
layanan bimbingan konseling yaitu 2 kali dalam 1 minggu sehingga guru tetap yang berada di sekolah tersebut harus mengampu semua siswa selama guru yang
sebenarnya mengampu tidak berada di sekolah. Kompetensi guru BK di SMK YPKK sudah tidak di ragukan lagi, hanya saja untuk administrasi BK guru BK
yang selalu di sekolah kurang menguasai sehingga layanan BK tidak dapat di rasakan siswa secara maksimal. Selain itu, berbagai pihak sekolah baik siswa,
guru maupun kepala sekolah menganggap guru BK sebagai polisi sekolah yang jika siswa tidak tertib seperti baju tidak di masukkan, membolos, berkata kasar
dan tidak pernah berangkat sekolah selalu dilimpahkan ke guru BK. Hal ini yang membuat siswa merasa tidak nyaman ketika diruang BK karena mereka memiliki
Laporan Praktik Pengalaman Lapangan PPL BK 2015 Page 21
persepsi jika di ruang BK maka siswa bermasalah padahal mereka sendiri tidak memiliki rasa jera ketika membuat kesalahan . Media yang tersedia di SMK
YPKK 1 Sleman untuk mendukung kegiatan Bimbingan dan konseling cukup memadai meskipun tidak terletak langsung di dalam ruangan BK. BK di SMK
YPKK 1 Sleman sudah cukup optimal karena memiliki jam masuk kelas namun media bimbingan secara tidak langsung kurang diperhatikan serta jarang
diperbaharui.
F. RENCANA PROGRAM
Program PPL Bimbingan dan Konseling yang akan dilaksanakan yaitu layanan bimbingan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Materi praktik
bimbingan dan konseling di sekolah tidak dapat lepas dari kegiatan atau kerangka kerja bimbingan dan konseling di sekolah. Dengan demikian, praktik bimbingan dan
konseling disesuaikan dengan kerangka kerja atau program bimbingan dan konseling di sekolah tempat praktik serta disesuaikan dengan penilaian kebutuhan lingkungan
dan penilaian kebutuhan perkembangan konseli. Berdasarkan analisis situasi yang dilakukan maka secara umum materi praktek
yang akan dilakasanakan oleh praktikan dibagi menjadi 2 yaitu praktek pelaksanaan layanan dan praktek kegiatan pendukung beserta materi yang akan di berikan yaitu
sebgai berikut:
1. Praktik Pelaksanaan Layanan
a. Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal yang dilaksanakan di sekolah yaitu berupa penyampaian materi layanan di dalam kelas diantaranya melalui ceramah,
diskusi, kuis, games, dan beberapa media seperti leaflet.
b. Pelayanan orientasi
Layanan orientasi ditujukan pada siswa guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terhadap diri dan lingkungannya. Oleh karena itu, tujuan
layanan orientasi adalah membantu siswa memperoleh pemahaman dan penyesuian diri yang lebih baik terhadap lingkungan sekolah maupun terhadap
dirinya sendiri. Dalam layanan orientasi ini praktikan menyampaikan orientasi secara tertulis dengan handout dan penyampaian orientasi secara lisan dengan
ceramah, diskusi dan pengisian data pribadi, angket sosiometri, DCM, dll.