FUNGSI TAMAN KOTA METRO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TAHUN 2012 FUNGSI TAMAN KOTA METRO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TAHUN 2012

ABSTRACT
FUNGSI TAMAN KOTA METRO SEBAGAI
RUANG TERBUKA PUBLIK
TAHUN 2012
Oleh
Ova Andrahan

This research was aimed at finding the function of Metro City park as an open public
area in 2012.
The method used of descriptive The population of the research was Metro City
visitor. The sample was taken based on the quota sampling consists of fifty respindets
both men and women. The data collecting technique were used of observation,
interview and documentation. The data analysis used of the table in the form of
presentage.
The result of this research showed that (1) The most visitors Metro City Park (58%)
stating that the Metro city park had socialfunction of culture, (2) The most visitors
Metro City Park (58%) stating that the Metro city park had aesthetic function, (3) The
most visitors Metro City Park (66%) stating that the Metro city park had ecological
function and The mostvisitors (78%) agreed that Metro city park had recreation
function.


Key Word: city, function, metro, park

ABSTRAK
FUNGSI TAMAN KOTA METRO SEBAGAI
RUANG TERBUKA PUBLIK
TAHUN 2012
Oleh
Ova Andrahan

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui fungsi taman Kota Metro sebagai
ruang terbuka publik tahun 2012.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi
dalam penelitian ini adalah pengunjung taman Kota Metro. Sampel diambil
berdasarkan quota sampling sebanyak 50 orang responden laki-laki dan
perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabel
presentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Sebanyak 58% pengunjung taman kota
meyatakan bahwa taman Kota Metro memiliki fungsi sosial. Sebanyak 58%
pengunjung taman kota meyatakan bahwa taman Kota Metro memiliki fungsi

estetika. Sebanyak 66% pengunjung taman kota meyatakan bahwa taman Kota
Metro memiliki fungsi ekologis. Sebanyak 78% pengunjung taman kota
meyatakan bahwa taman Kota Metro memiliki fungsi rekreasi.

Kata Kunci: fungsi, kota, metro, taman

FUNGSI TAMAN KOTA METRO
SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK
TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh
OVA ANDRAHAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014


Riwayat Hidup

Ova Andrahan dilahirkan di Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro pada
tanggal 7 Juli 1990, merupakan anak pertama dari dua bersaudara
pasangan Bapak Mulyani dan Ibu Purwati, S.Pd.
Penulis memulai pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 1
Nunggalrejo Punggur Lampung Tengah pada tahun 2001 dan
Sekolah Lanjutan Tinggkat Pertama Negeri (SMP N) 1 Kota
Metro pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas
Negeri 3 Kota Metro pada tahun 2007.
Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tanggal 11
sampai dengan 17 Juni 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) II
di Propinsi Jawa Barat dan sekitarnya. Pada tahun yang sama pula penulis melakukan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N 1 Anak Ratu Aji Lampung Tengah.

MOTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

“inna ma’al usri yusroo.” (Q.S: Al insyiroh:6)
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.”(Aristoteles)
“Yang sanggup menyesuaikan dirilah yang sanggup bertahan hidup.”
(Ova Andrahan)

PERSEMBAHAN
Seiring dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT
Dengan kerendahan hati….
Ku persembahkan karya kecilku ini untuk…
Bapak dan Ibuku tercinta untuk perjuangannya, ketulusan kasih sayang dan
dukungan moril material, cintanya yang telah membesarkanku dengan
penuh kesabaran serta iringan doa yang beliau panjatkan untuk keberhasilanku.
Almamater tercinta “Universitas Lampung”.

SANWACANA

Bismillahhirohmannirohim,
Puji syukur Alhamdulillah panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Judul skripsi ini
mengenai “Fungsi Taman Kota Metro Sebagai Ruang Terbuka Publik Tahun

2012”. Adapun penulisan skripsi ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan IPS FKIP
Universitas Lampung.
Dengan perasaan yang mendalam dan tidak terhingga saya mengucapakan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Yarmaidi, M.Si selaku
Pembimbing utama sekaligus pembimbing akademik dalam penulisan skripsi ini,
yang telah meluangkan waktu khusus untuk memberikan bimbingan, motivasi
yang sangat berharga kepada penulis sejak menyusun proposal sampai selesainya
skripsi ini. Demikian juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Edy Haryono, M.Si selaku pembimbing pembantu yang telah memberikan banyak
masukan serta meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada saya,
sehingga skripsi ini dapat terselesai dengan baik. Selanjutnya saya juga
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Hi. Pargito, M.Pd.

selaku Pembahas, atas bimbingan, arahan, motivasi, serta telah meminjamkan
buku-buku demi kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi. Tidak ada yang
dapat saya haturkan kepada beliau bertiga kecuali doa yang tulus dan ikhlas,
Semoga Allah menbalas Jasa-jasa beliau.
Dalam kesempatan ini, tanpa mengurangi rasa hormat saya menghanturkan
ucapan terima kasih kepada:

1.

Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Kependidikan Universitas Lampung.

2.

Bapak Dr. M. Thoha B. Sampurna Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3.

Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4.

Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


5.

Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas
Lampung.

6.

Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
dan Ilmu Kependidikan Universitas Lampung.

7.

Seluruh Dosen Pendidikan Geografi, semoga bekal ilmu yang diberikan
selama ini kepada penulis dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

8.

Bapak Drs. Yarmaidi, M. Si, selaku Pembimbing Utama atas kesediaan

memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi
ini.

9.

Bapak Drs. Edy Haryono, M. Si, selaku pembimbing kedua atas kesediaan
memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi
ini.

10. Bapak Dr. Hi. Pargito, M. Pd, selaku Penguji Utama pada ujian skripsi.
Terima kasih untuk masukan dan saran-saran pada seminar proposal
terdahulu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
berguna bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, April 2014
Penulis

Ova Andrahan


DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang Masalah ........................................................................
Rumusan Masalah .................................................................................
Tujuan Penelitian ..................................................................................
Manfaat Penelitian ................................................................................
Ruang Lingkup Penelitian .....................................................................


1
7
8
8
9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................
1. Aspek Geografis .............................................................................
2. Taman Kota ....................................................................................
3. Standar Taman Kota .......................................................................
4. Ruang Terbuka Publik ....................................................................
5. Tipe Ruang Publik ..........................................................................
a. Berdasarkan Kegiatannya ...........................................................
b. Berdasarkan Fungsinya ...............................................................
c. Berdasarkan Kepemilikannya .....................................................
d. Berdasarkan Sifatnya ...................................................................
e. Berdasarkan Bentuknya ...............................................................
6. Elemen Ruang Terbuka ...................................................................
7. Tipologi Ruang Terbuka Hijau (RTH) ...........................................

8. Kategorisasi Ruang Terbuang Hijau (RTH) ....................................
9. Fungsi dan Pemanfaatan Ruang Publik ..........................................
a. Fungsi Umum ............................................................................
b. Fungsi Ekologis .........................................................................
c. Fungsi Rekreasi ..........................................................................
1). Aktivitas Aktif .......................................................................
2). Aktivitas Pasif .......................................................................
d. Fungsi Sosial Budaya .................................................................
e. Fungsi Estetika ...........................................................................
f. Fungsi Ekologis .........................................................................

11
11
13
14
15
16
16
16
17
17
18
18
20
22
23
24
24
24
24
25
25
26
26
xiii

g. Fungsi Fisik.................................................................................
10. Sarana dan Prasarana ....................................................................
a. Pengertian Sarana dan Prasarana .............................................
b. Akses .......................................................................................
c. Memenuhi Fungsi ....................................................................
d. Memiliki Unsur Alami ............................................................
11. Tempat Parkir ................................................................................
12. Peranan Parkir ...............................................................................
13. Kapasitas Parkir.............................................................................
14. Indeks Parkir .................................................................................
15. Pusat Informasi dan Pos Penjagaan ...............................................
16. Pedagang Kaki Lima .....................................................................
a. Pedagang Kaki Lima (PKL) Tertata ........................................
b. Pedagang Kaki Lima (PKL) Binaan ........................................
B. Kerangka Pikir ........................................................................................

27
28
28
29
29
30
33
34
34
35
35
35
36
36
36

III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian.................................................................................
B. Populasi dan Sampel ...........................................................................
1. Populasi ...........................................................................................
2. Sampel .............................................................................................
C. Definisi Operasional Variabel .............................................................
1. Fungsi Sosial Budaya .....................................................................
2. Fungsi Estetika ...............................................................................
3. Fungsi Ekologis ..............................................................................
4. Fungsi Rekreasi ..............................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
E. Teknik Analisa Data ............................................................................

38
39
39
39
40
40
41
42
43
44
46

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum Daerah Penelitian ......................................................
1. Sejarah Singkat Kota Metro ...........................................................
2. Letak Geografis dan Luas Wilayah .................................................
3. Administrasi Pemerintahan..............................................................
4. Kependudukan .................................................................................
5. Kepadatan Penduduk .......................................................................
6. Topografi .........................................................................................
7. Penggunaan Lahan ..........................................................................
8. Sarana dan Prasarana .......................................................................
a. Pohon dan Tanaman....................................................................
b. Pedestrian ....................................................................................
c. Bangku Taman atau Tempat Duduk Yang Nyaman ...................
d. Gazebo ........................................................................................
e. Arena Bermain Anak-anak .........................................................
f. Arena Olah Raga .........................................................................
g. Toilet/ WC ..................................................................................

48
48
50
52
54
55
56
57
58
58
58
59
60
60
60
61

xiv

h. Saluran Air ..................................................................................
i. Tempat Sampah ..........................................................................
j. Lampu Taman .............................................................................
k. Pos Keamanan.............................................................................
B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................
1. Identitas Responden .........................................................................
a. Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Usia ......................
b. Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Tingkat pendidikan ....
c. Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Status Pekerjaan....
d. Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Status Asalnya .....
C. Pembahasan Tentang Fungsi Taman Kota Metro ..............................
1. Fungsi Sosial Budaya .....................................................................
2. Fungsi Estetika ................................................................................
3. Fungsi Ekologis ...............................................................................
4. Fungsi Rekreasi ...............................................................................

61
61
62
62
63
63
63
63
64
65
66
68
68
69
69

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

75
76

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Taman Skala Kota Metro ...........................................................................

5

2. Jenis, Fungsi, dan Tujuan Pembangunan Ruang Terbuja Hijau (RTH).....

19

3. Kepemilikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) ................................................

21

4. Fungsi dan Penerapan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada Beberapa
Tipologi Kawasan Perkotaan .....................................................................

22

5. Tabel Kerja Untuk Mengetahui Pendapat Pengunjung tentang Fungsi
Sosial Budaya ............................................................................................

41

6. Tabel Kerja Untuk Mengetahui Pendapat Pengunjung tentang Fungsi
Estetika .......................................................................................................

42

7. Tabel Kerja Untuk Mengetahui Pendapat Pengunjung tentang Fungsi
Ekologis .....................................................................................................

43

8. Tabel Kerja Untuk Mengetahui Pendapat Pengunjung tentang Fungsi
Reakreasi ....................................................................................................

44

9. Luas Wilayah Tiap Kecamatan di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2012 .

50

10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kota
Metro ..........................................................................................................

54

11. Luasan Ruang Terbuka Hijau Khusus Perkotaan (RTHKP) Kota Metro ..

57

12. Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Usia ....................................

63
xvi

13. Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Pendidikan .........................

64

14. Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Status Pekerjaan ................

64

15. Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Asalnya. .............................

65

16. Tanggapan Responden Tentang Taman Kota ...........................................

67

17. Tanggapan Responden Tentang Taman Kota Memiliki Unsur Budaya ...

70

18. Tanggapan Responden Tentang Taman Kota Memiliki Unsur Estetika...

70

19. Tanggapan Responden Tentang Taman Kota Memiliki Unsur Ekologis .

71

20. Tanggapan Responden Tentang Taman Kota Memiliki Unsur Rekreasi..

71

21. Hubungan Taman Kota Sebagai Fungsi Sosial Budaya ............................

72

22. Hubungan Taman Kota Sebagai Fungsi Estetika ......................................

73

23. Hubungan Taman Kota Sebagai Fungsi Ekologis ....................................

74

24. Hubungan Taman Kota Sebagai Fungsi Rekreasi .....................................

75

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Tipologi Ruang Terbuka Hijau ..................................................................

20

2. Peta Administratif Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2012 ................

51

3. Jenis Pohon dan Tanaman di Taman Kota Metro ......................................

58

4. Pedestrian di Taman Kota Metro ...............................................................

59

5. Tempat Duduk di Taman Kota Metro ... ....................................................

59

6. Gazebo di Taman Kota Metro ....................................................................

60

7. Toilet/WC di Taman Kota Metro ...............................................................

61

8. Kotak Sampah di Taman Kota Metro ........................................................

62

9. Lampu Penerangan di Taman Kota Metro .................................................

62

10. Peta Asal Daerah Pengunjung Taman Kota Metro ....................................

66

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan (Kuesioner) Fungsi Taman Kota Metro
Sebagai Ruang Publik 2012 ........................................................

79

Lampiran 2. Rekapitulasi Nilai Kuesioner Penelitian .....................................

84

Lampiran 3. Rekapitulasi Mengenai Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan,
Pekerjaan, Asal, Agama, Suku Bangsa Pengunjung Taman Kota
Metro Tahun 2012 ......................................................................

85

Lampiran 4. Rekapitulasi Jawaban Responden ...............................................

86

xix

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota adalah sebuah sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomis yang
heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu
mengalami perkembangan dari waktu ke waktu yang mencakup berbagai dimensi
antara lain dimensi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan teknologi dan fisik. Salah
satu kebutuhan fisik masyarakat perkotaan adalah tersedianya areal ruang publik
(public space). Setiap kota diharapkan melakukan penataan terhadap kawasan
ruang publik, dan disusun dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota.
Selama ini pembangunan kota dicerminkan oleh perkembangan kota secara fisik
melalui pertumbuhan sarana dan prasarana pendukung kehidupan masyarakat
perkotaan.

Pembangunan kota yang cenderung kearah fisikal tanpa diiringi dengan kesadaran
pembangunan lingkungan telah menyebabkan dilema sangat minimnya ruang
terbuka publik di daerah perkotaan. Padahal jika ditelaah lebih lanjut,
keseimbangan lingkungan perkotaan sama pentingnya dengan pertumbuhan fisik
dan ekonomi kota. Dalam menyusun rencana tata ruang wilayah kota, suatu kota
diharapkan menyediakan dan memanfaatkan ruang terbuka hijau dan ruang

2

terbuka publik. Menurut UU No.26 Tahun 2007, penyediaan areal untuk ruang
terbuka hijau dan ruang terbuka publik dalam suatu wilayah kota, paling sedikit
40 % dari luas wilayah kota, dengan proporsi 30 % untuk ruang terbuka hijau dan
seluas 10 % untuk areal terbuka publik.

Dari informasi yang di dapat dari Dinas Pertamanan Kota Metro, terdapat 38 ha
ruang terbuka hijau (RTH) publik atau sebesar 0,55 % dari luas wilayah Kota
Metro didominasi oleh hutan kota/taman kota. Dari jumlah tersebut yang
dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Metro dan satu-satunya ruang terbuka publik
yang dimanfaatkan adalah Taman Kota Metro atau Taman Merdeka Metro.

Ruang terbuka hijau (RTH) memiliki beragam fungsi yang dapat ditinjau dari
beberapa aspek. Dari aspek fungsi ekologis, sosial/budaya, arsitektural, dan
ekonomi. Secara ekologis RTH dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah
banjir, mengurangi polusi udara, dan menurunkan suhu kota tropis yang panas
terik. Bentuk-bentuk RTH perkotaan yang berfungsi ekologis antara lain seperti
sabuk hijau kota, taman hutan kota, taman botani, jalur sempadan sungai dan lainlain.

Secara sosial budaya keberadaan RTH dapat memberikan fungsi sebagai ruang
interaksi sosial, sarana rekreasi. Bentuk RTH yang berfungsi sosial-budaya antara
lain taman-taman kota, lapangan olah raga, kebun raya, tempat pemakaman umum
(TPU), dan sebagainya. Secara arsitektural RTH dapat meningkatkan nilai
keindahan dan kenyamanan kota melalui keberadaan taman-taman kota, kebunkebun bunga, dan jalur - jalur hijau di jalan-jalan kota. Wujud fisik kawasan
kepentingan umum dapat berupa jalur hijau seperti tempat pejalan kaki

3

(pedestrian), danau, pantai maupun buffer zone yang berfungsi sebagai jogging
track dan bicycle track. Jalur biru yang berfungsi untuk kegiatan olahraga, ruang
terbuka, seperti taman-taman atau ruang terbuka hijau, area bermain anak-anak,
plaza, alun-alun, dan hutan kota. Adanya wujud fisik kawasan kepentingan umum
tersebut diharapkan fungsi dari ruang publik dapat dipergunakan secara maksimal
dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan ruang publik.

Peran ruang publik bagi masyarakat kota sangat penting selain menyangkut tata
ruang fisik lingkungan, ruang publik juga mengemban fungsi dan makna sosial
dan kultural yang sangat tinggi seperti yang dikemukakan oleh Budiharjo dan
Sujarto (1999:34), ruang publik merupakan; tempat dimana masyarakat dapat
melakukan aktivitas sehubungan dengan kegiatan rekreasi dan hiburan, bahkan
dapat pula mengarah pada jenis kegiatan hubungan sosial lainnya seperti untuk
jalan-jalan, melepas lelah, duduk bersantai-santai, pertemuan akbar pada saat
tertentu atau juga digunakan untuk upacara-upacara resmi, dapat pula dipadukan
dengan tempat-tempat perdagangan.

Di sisi lain, minimnya ruang terbuka publik yang dapat menampung aktivitas
bersama dapat mengakibatkan masalah sosial sebagai akibat kurangnya waktu
bersama dan sosialisasi antar masyarakat, anak-anak tidak lagi memiliki tempat
bermain di ruang terbuka, sehingga toleransi semakin berkurang dan budaya
kebersamaan semakin hilang. Selain itu juga dengan terbatasnya ruang terbuka
menjadikan

masyarakat

seperti

kurang

memiliki

ruang

gerak

untuk

mengekspresikan atau perlu untuk tempat bersantai setelah mereka bekerja atau
melakukan rutinitas sehari-hari yang dapat menimbulkan kepenatan sehingga

4

dibutuhkan suatu ruang atau space utuk mengakomodir kepentingan masyarakat
perlunya ruang terbuka tersebut.

Taman Kota mutlak dibutuhkan bagi masyarakat kota, karena terdapat unsurunsur seperti keserasian, reaksi aktif, pasif, nuansa rekreatif, terjadinya
keseimbangan mental (psikologis) dan fisik manusia, habitat, keseimbangan
ekosistem.

Dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988, tentang Penataan
Ruang terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan, dijelaskan bahwa ruang terbuka
adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk
area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana di dalam
penggunaannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuh-tumbuhan
secara alamiah ataupun budidaya tanaman. Ruang terbuka hijau di wilayah
perkotaan merupakan bagian dari penataan ruang kota yang berfungsi sebagai
kawasan hijau pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi
kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, kawasan hijau, dan kawasan pekarangan.

Kota Metro seiring dengan perkembangannya, bertambahnya jumlah penduduk,
dan pembangunan infrastruktur yang semakin marak dilakukan, maka akan
berdampak pada tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang. Oleh karena itu
dibutuhkan adanya perhatian khusus terhadap penataan ruang kawasan perkotaan,
terutama yang terkait dengan penyediaan ruang terbuka publik, fasilitas umum
dan sosial. Salah satu ruang publik di Kota Metro adalah Taman Kota. Selain itu
juga terdapat taman- taman antara lain:

5

Tabel 1. Taman Skala Kota Metro
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nama Taman
Lokasi (Kecamatan)
Taman Perbatasan Kota
Metro Barat
Taman Gajah
Metro Barat
Taman Univ.Muhamadiyah
Metro Barat
Taman Simpang 3 Makam
Metro Barat
Taman Prestasi Kencana
Metro Barat
Taman Depan Indah Permai
Metro Pusat
Taman Gedung Sesat
Metro Pusat
Taman BRI
Metro Pusat
Taman PT.Pos
Metro Pusat
Taman Merdeka
Metro Pusat
Taman Masjid Taqwa
Metro Pusat
Taman Pojok Shopping
Metro Pusat
Taman RSU IPDAM
Metro Pusat
Taman Primkopti
Metro Pusat
Taman Bank Eka
Metro Pusat
Taman SMPN 3
Metro Pusat
Taman Depan Kecamatan
Metro Pusat
Taman Terminal 16 C
Metro Barat
Taman makam Sumber
Metro Pusat
Taman Pojok Polisi
Metro Pusat
Taman Santap dan Parkir
Metro Pusat
Taman Depan Pemda
Metro Pusat
Taman Depan Kantor Tata Kota
Metro Pusat
Taman Depan Chandra
Metro Pusat
Taman Median Jalan
Metro Pusat
Taman Bunderan (pos polisi)
Metro Pusat
Taman Santa Maria
Metro Pusat
Taman Depan Kalasan
Metro Pusat
Taman Depan RSU
Metro Pusat
Taman Segitiga Kampus
Metro Timur
Taman Bola Tejosari
Metro Timur
Taman Bunderan Karangrejo
Metro Utara
Taman Bunderan Banjarsari
Metro Utara
JUMLAH
Sumber: Dinas Pertamanan Tata Kota Metro

Luas ( M2 )
30
1100
900
300
1500
700
15
150
50
24.400
50
75
400
20
25
15
15
400
10
150
30
200
200
100
3.976
15
230
40
20
20
400
15
10
31.935

Taman Kota Metro merupakan salah satu ruang publik satu-satunya dan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat saat ini. Menurut Profesor Eko Budiharjo ( 2013,
91 ), ruang terbuka memiliki beberapa fungsi, yaitu:

6

1. Fungsi Umum


Tempat bermain dan berolahraga,



Tempat bersantai,



Tempat komunikasi sosial,



Tempat peralihan, tempat menunggu.



Sebagai ruang terbuka, untuk mendapatkan udara segar dengan lingkungan.



Sebagai sarana penghubung antara tempat yang satu dengan tempat yang lain.



Sebagai pembatas atau jarak diantara massa bangunan.

2. Fungsi Ekologis


Penyegaran udara,



Menyerap air hujan,



Pengendalian banjir,



Memelihara ekosistem tertentu.



Pelembut arsitektur bangunan.

Jika dikaitkan dengan fungsi ruang terbuka publik yang telah dikemukakan,
kecenderungan antara teori dan realita tidak sesuai. Fenomena yang terjadi saat ini
bahwa terlihat di sekitar Taman Kota banyak terdapat pedagang yang berjualan di
sekitar taman tersebut. Sehingga hal ini dapat menimbulkan perubahan tatanan kota,
Artinya di sekitar area taman secara estetika terlihat tidak rapi dan tidak teratur. Selain
itu juga dari segi fasilitas khususnya parkir juga tidak tersedia dengan baik. Sebagai
contoh banyak kendaraan yang parkir di jalan sehingga dapat mengganggu arus
lalulintas kendaraan di area tersebut. Banyaknya Masyarakat yang berkunjung
khususnya pada akhir pekan, namun tidak diiringi dengan peningkatan dalam hal

7

fasilitas, seperti tempat parkir. Keadaan tempat parkir di Taman Kota bisa dikatakan
kurang tertata, karena masih sering terlihat pengunjung parkir di tempat yang tidak
semestinya, diantaranya di badan jalan sehingga dapat mengganggu aktivitas lalu lintas.
Hal ini terjadi karena kurangnya kapasitas parkir yang dapat ditampung oleh tempat
parkir.

Aktivitas Taman Kota Metro berlangsung dari pagi hingga malam hari. Taman Kota
Metro Banyak dikunjungi masyarakat ketika menjelang sore atau setelah mereka
melakukan aktivitas sehari-hari. Mereka berkunjung unruk bersantai, duduk-duduk
ataupun berolahraga. Masyarakat yang memanfaatkan Taman terdiri dari berbagai
kalangan diantaranya anak-anak, remaja bahkan orang tua. Pada Malam hari area
taman banyak dimanfaatkan oleh kalangan muda sebagai tempat akhir pekan mereka
sambil menikmati suasana taman.

Fenomena yang terjadi saat ini bahwa Pemanfaatan Taman Kota kurang dimanfaatkan
sesuai fungsinya , penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Fungsi Taman
Kota Sebagai Ruang Terbuka Bagi Masyarakat tahun 2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tentang ruang terbuka tersebut, maka masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini untuk mengetahui secara rinci yaitu
1. Apakah di Taman Kota Metro terdapat Fungsi sosial budaya, seperti adanya unsur
tempat duduk, tempat berkumpul (gazebo), dan Keadaan yang nyaman?
2. Apakah di Taman Kota Metro terdapat Fungsi estetika, seperti adanya unsur
keindahan, kebersihan, kenyamanan, dan menarik?

8

3. Apakah di Taman Kota Metro terdapat Fungsi ekologis, seperti adanya unsur
vegetasi yang teduh dan nyaman serta tata letak yang sesuai?
4. Apakah di Taman Kota Metro terdapat Fungsi rekreasi, seperti adanya unsur
aktivitas aktif yaitu jalan-jalan, olahraga dan bermain, serta aktivitas pasif yaitu
duduk–duduk?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang dipakai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui fungsi sosial budaya, seperti terdapat unsur tempat duduk, tempat
berkumpul (gazebo), dan Keadaan yang nyaman.
2. Untuk mengetahui fungsi estetika, seperti terdapat unsur keindahan, kebersihan,
kenyamanan, dan menarik.
3. Untuk mengetahui fungsi ekologis, seperti terdapat unsur vegetasi yang teduh dan
nyaman serta tata letak yang sesuai.
4. Untuk mengetahui Fungsi rekreasi, seperti terdapat unsur aktivitas aktif yaitu jalanjalan, olahraga dan bermain, serta aktivitas pasif yaitu duduk–duduk.

D. Manfaat Penelitian

Dari informasi yang didapat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui terdapat perbedaan pandangan .tentang fungsi Taman Kota bagi
masyarakat.

9

2. Untuk mengetahui terdapat fungsi sosial budaya, estetika, ekologis, dan rekreasi di
Taman Kota Metro.
3. Bagi masyarakat, dapat menjadi salah satu gambaran mengenai fungsi Taman Kota
sebagai ruang terbuka yang ada di Kota Metro.
4. Peneliti memperoleh pengalaman empiris dalam mengaplikasikan teori-teori untuk
menganalisa permasalahan ruang publik yang ada di Kota Metro terkait dengan
Taman Kota.
5. Bagi Pemerintah dan Dinas terkait, dapat dijadikan pertimbangan Pemerintah Kota
Metro dalam penataan ruang dan dapat dijadikan pedoman bagi pengelola Taman
Kota Metro sebagai ruang publik yang lebih baik lagi.
6. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Kependidikan di Universitas Lampung.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah pengunjung Taman Kota Metro di
Kecamatan Metro Pusat Kota Metro.
2. Ruang Lingkup objek penelitian adalah fungsi Taman Kota Metro sebagai ruang
publik masyarakat di Kecamatan Metro Pusat Kota Metro
3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah Taman Kota Metro di
Kecamatan Metro Pusat Kota Metro tahun 2012.
4. Ruang lingkup ilmu adalah geografi perencanaan dan pembangunan wilayah
(GPPW). Geografi Pembangunan adalah cabang dari disiplin geografi yang
mempelajari/ mengkaji mengenai keterkaitan antara proses pembangunan yang

10

dilakukan sesuatu region dengan keadaan alam serta penduduk region tersebut.
Atau dengan kata lain merupakan bagian dari ilmu geografi yang mempelajari alam
semesta dengan segala isinya (aspek keruangan geografi) yang diperlukan untuk
menyusun rancangan atau perencanaan pembangunan.

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Aspek Geografis

Menurut Bintarto (1977:9) Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan
(to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala alam dan

penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha
mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Jadi geografi tidak
hanya mempelajari bumi (alam) dan gejala-gejalanya tetapi juga mempelajari
manusia dan budayanya dalam ruang dan waktu.

Pada hakikatnya geografi dibagi menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi
manusia. Berkaitan dengan pendapat tersebut ilmu geografi sangat berperan dalam
manggambarkan kejadian-kejadian alam maupun kehidupan sosial dengan variasivariasi kewilayahanya.

Geografi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tata laku manusia dan
lingkungan totalnya (Bintarto,1998:15). Kajian geografi sosial di sini mempelajari
prilaku manusia dengan alam sekitar secara keseluruhan dalam artian ilmu yang
mempelajari timbal balik antara manusia dengan alam secara seutuhnya.

12

Aspek geografis di sini ialah melihat suatu objek maupun fenomena-fenomena
yang terdapat di bumi dari pendekatan geografi maupun konsep geografi. Menurut
Bintarto dalam bukunya yang berjudul Pengantar Geografi Pembangunan, (1975;
105) dijelaskan sebagai berikut: geografi pembangunan adalah suatu studi yang
memperhatikan aspek-aspek geografi yang menunjang suatu pembangunan
wilayah. Wilayah di sini adalah wilayah pedesaan atau wilayah perkotaan, dapat
pula diartikan sebagai daerah yang dibatasi oleh batas-batas politis atau
administratif. Aspek- aspek geografi meliputi:

1) Aspek Fisikal, aspek fisikal geografi meliputi:
a. Aspek fisis, seperti: tanah, daerah perairan, iklim, dan sebagainya yang
dapat dipelajari dalam geomorfologi, hidrologi, dan klimatologi.
b. Aspek manusia atau aspek sosial, seperti: jumlah penduduk, pertambahan
penduduk, tenaga kerja, perindustrian, kemasyarakatan, dan sebagainya
yang dapat dipelajari dalam demografi, geografi ekonomi, sosiologi dan
geografi desa.
c. Aspek Biotis
Seperti: hewan dan tanaman yang dipelajari dalam biogeografi dan
ekologi.
d. Aspek topologi
Seperti: letak, luas, batas bentuk yang dipelajari dalam studi lokasi dan
studi ruang.
2) Aspek NonFisik
Aspek ini menitikberatkan pada kajian manusia dari segi karakteristik
perilakunya. Pada aspek ini manusia dipandang sebagai fokus utama dari

13

kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang
dan kaitan perilaku manusia dengan lingkungannya. Beberapa kajian pada
aspek ini antara lain :

a. Aspek Sosial
Membahas tentang adat, tradisi, kelompok masyarakat dan lembaga
sosial.

b. Aspek Ekonomi
Membahas tentang industri, perdagangan, pertanian, transportasi, pasar
dan sebagainya

c. Aspek Budaya
Membahas tentang Pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.
d. Aspek Politik
Misalnya membahas tantang kepartaian dan pemerintahan.

2. Taman Kota
Menurut Djamal Irwan (2005:17) taman adalah sebidang tanah terbuka dengan
luasan tertentu didalamnya ditanami pepohonan, perdu, semak, dan rerumputan
yang dapat dikombinasikan dengan kreasi bahan lainnya. Umumnya digunakan
untuk olahraga, bermain, dan bersantai.

Taman kota merupakan satu satu bentuk ruang terbuka yang banyak digunakan
oleh masyarakat untuk melakukan berbagai macam aktivitas mulai rekreasi,
olahraga maupun aktivitas yang bersifat pasif seperti duduk santai dan melihat
lihat pemandangan yang ada. Keberadaan ruang terbuka hijau seperti taman kota

14

sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang setiap hari digunakan untuk beraktivitas
penuh untuk melepas penat.

Taman dalam skala kota adalah sebuah ruang terbuka (open space) dimana
didalamnya terdapat suatu aktivitas. Taman sebagai ruang terbuka menjadi pilihan
warga kota untuk bersantai atau bersenang-senang secara individu atau kelompok.

3. Standar Taman Kota

Menurut Hasmi (2008:253) tentang penataan ruang dan tata guna tanah di wilayah
perkotaan, mensyaratkan tersedianya taman lingkungan dan taman kota sebagai
berikut:
a) Setiap 250 penduduk tersedia satu taman seluas 250 m2, taman ini merupakan
taman lingkungan perumahan untuk melayani aktivitas balita, manula, dan ibu
rumah tangga sehingga menjadi sarana sosialisasi penduduk di sekitarnya.
b) Setiap 2500 penduduk tersedia satu taman seluas 1.250 m2, taman ini untuk
menampung kegiatan remaja seperti berolahraga atau kegiatan masyarakat
lainnya.
c) Setiap 30.000 penduduk tersedia satu taman seluas 9000 m2, taman ini untuk
melayani kegiatan masyarakat seperti pertunjukkan musik atau kegiatan
olahraga pada minggu pagi, seperti jogging atau sepakbola, pameran
pembangunan.
d) Setiap 120.000 penduduk tersedia satu taman seluas 24.000 m2, RTH ini sudah
dikategorikan sebagai taman kota, untuk menampung berbagai kegiatan baik
skala kota baik skala bagian wilayah kota. Seperti halnya taman 30.000 taman
ini juga dapat berupa RTH yang didominasi pohon tahunan sehingga kegiatan
di dalamnya lebih banyak kegiatan pasif, atau hanya jogging mengikuti jalur
sirkulasi yang ada, dan dilengkapi fasilitas pendukung seperti MCK, tempat
parkir dan sebagainya.
Menurut UU No.26 Tahun 2007, penyediaan areal untuk ruang terbuka hijau dan
ruang terbuka publik dalam suatu wilayah kota, paling sedikit 40 % dari luas
wilayah kota, dengan proporsi 30 % untuk ruang terbuka hijau dan seluas 10 %
untuk areal terbuka publik.Sehingga berdasarkan hal tersebut Kota Metro masih

15

dikatakan kurang dalam memenuhi ruang terbuka yang dalam hal ini khususnya
Taman Kota.

4. Ruang Terbuka Publik

Meskipun sebagian ahli mengatakan umumnya ruang publik adalah ruang terbuka,
Rustam Hakim (1987:17) mengatakan bahwa, ruang umum pada dasarnya
merupakan suatau wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari
masyarakatnya, baik secara individu maupun secara kelompok, di mana bentuk
ruang publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan.
Menurut sifatnya, ruang publik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a) Ruang publik tertutup : adalah ruang publik yang terdapat di dalam suatu
bangunan.
b) Ruang publik terbuka : yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan yang
sering juga disebut ruang terbuka (open space).

Ruang publik adalah ruang atau lahan umum, tempat masyarakat untuk melakukan
kegiatan publik fungsional maupun kegiatan sampingan lainnya yang dapat mengikat
suatu komunitas, baik itu kegiatan sehari-hari maupun berkala.

Jadi dapat didefinisikan bahwa ruang publik merupakan suatu ruang yang terbentuk
atau didesain sedemikian rupa sehingga ruang tersebut menampung sejumlah besar
orang (public) dalam melakukan aktifitas-aktifitas yang bersifat publik yang
menggunakan ruang tersebut mempunyai kebebasan dalam aksesibilitas (tanpa harus
dipungut bayaran/gratis), dan ruang publik yang memiliki sifat responsif yang
dirancang dan diatur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Michael Laurie

16

dalam Eko Budiharjo, dkk (2013:118) ruang terbuka dalam lingkungan hidup adalah
lingkungan alam dan manusia.

5. Tipe Ruang Publik
a. Berdasarkan Kegiatannya

Ruang publik Menurut Eko Budiharjo, dkk (2013:119) dibagi menjadi dua yaitu ruang
publik aktif dan ruang publik pasif. Ruang publik aktif ialah ruang publik yang
mengandung unsur-unsur kegiatan didalamnya antara lain bermain, berolahraga,
upacara dan jalan-jalan. Contohnya lapangan olahraga dan tempat rekreasi. Sedangkan
ruang terbuka pasif ialah ruang terbuka yang didalamnya tidak terdapat kegiatan
manusia dan hanya sekedar peneduh dan pemandangan. Contohnya taman di trotoar
dan hutan buatan. Berdasarkan jenis kegiatannya taman kota termasuk jenis ruang
terbuka aktif karena dapat menampung aktifitas berolahraga, bermain, dan bersantai.

b. Berdasarkan Fungsinya

Ruang publik berdasarkan fungsinya menurut Eko Budiharjo, dkk (2013: 119) adalah:
a) Ruang publik sebagai sumber produksi, antara lain perhutanan, produksi mineral,
peternakan dan pengairan.
b) Ruang publik sebagai perlindungan, yaitu cagar alam, daerah budaya dan sejarah.
c) Ruang publik sebagai kesehatan dan kenyamanan, yaitu melindungi kualitas air dan
sampah, memperbaiki dan mempertahankan kualitas udara, rekreasi, taman
lingkungan dan taman kota.

17

Taman Kota tergolong sebagai fungsi kesehatan dan kenyamanan karena dengan
adanya jenis tumbuhan dan pepohonan dapat memperbaiki kualitas udara yang
disebabkan kendaraan bermotor.

c. Berdasarkan Kepemilikannya

Ruang publik berdasarkan kepemilikannya menurut Eko Budiharjo, dkk (2013:
120) adalah
a) Ruang publik milik pribadi atau institusi yang digunakan oleh publik dalam
kalangan terbatas. Misalnya halaman bangunan perkantoran, halaman sekolah.
b) Ruang publik milik publik dan digunakan oleh orang banyak tanpa kecuali.
Misalnya jalan bagi pejalan kaki (pedestarian) pengunjung taman kota, jalan
umum, taman kota.

Berdasarkan kepemilikannya tersebut taman kota merupakan ruang publik milik
umum dan digunakan oleh publik umum. Secara hak kepemilikannya milik
Pemerintah Kota Metro yang dikelola oleh dinas Tata kota.

d. Berdasarkan Sifatnya

Ruang publik berdasarkan sifatnya menurut Eko Budiharjo, dkk (2013: 121)
adalah
a) Ruang terbuka lingkungan adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu
lingkungan dan sifatnya umum.

18

b) Ruang terbuka bangunan adalah ruang terbuka yang dibatasi oleh dinding
bangunan dan lantai halaman bangunan. Ruang terbuka ini sifatnya umum atau
pribadi sesuai fungsi bangunannya.

e. Berdasarkan Bentuknya

Ruang publik berdasarkan bentuknya menurut Eko Budiharjo, dkk (2013: 119)
adalah berbentuk memanjang dan mencuat. Ruang terbuka berbentuk memanjang
mempunyai batas-batas pada sisi-sisinya, misalnya jalan, sungai.
Ruang terbuka berbentuk mencuat mempunyai batas-batas disekelilingnya,
misalnya lapangan, bundaran.

6. Elemen Ruang Terbuka
Elemen – elemen lansekap atau ruang terbuka dapat dibagi menjadi dua golongan
besar yaitu:
a) Elemen keras (hard material), seperti perkerasan dan sebagainya.
b) Elemen lembut (soft material), yang berupa berbagai jenis tanaman.

Bagi

seorang

arsitek

lansekap

yang

menangani

masalah

lingkungan,

keseimbangan alam dan perpaduan antara alam, manusia, makhluk hidup lainnya
dan elemen buatan manusia, makhluk hidup lainnya dan elemen alami, materi
tanaman merupakan faktor penting di dalam perencanaannya. Soft material atau
tanaman selalu berubah keadannya, variasi ini dapat kita lihat dari bentuk, tekstur,
warna dan ukurannya. Perubahan ini diakibatkan karena tanaman merupakan
organism yang selalu tumbuh dan berkembang dan juga dipengaruhi oleh alam
habitatnya. Hal ini mengakibatkan penggunaan tanaman menjadi bervariasi.

19

Dalam kaitannya dalam perencanaan lahan, “planting design” atau tata hijau
menjadi suatu hal penting dan mencakup antara lain fungsi tanaman, perletakkan
tanaman, tujuan perencanaan, habitat tanaman dan prinsip dari perancangan.
Tabel 2. Jenis, Fungsi dan Tujuan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

No.

Jenis RTH

Fungsi Lahan

Tujuan

Keterangan

Keindahan (tajuk, tegakan
pengarah, pengaman, pengisi
dan pengalas), kurangi cemaran,
meredam bising, perbaiki iklim
mikro, daerah resapan,
penyangga sistem kehidupan,
kenyamanan
Perlindungan, mencegah
okupansi penduduk, mudah
menyebabkan erosi, iklim mikro,
penahan „badai‟.

Pelindung, pendukung ekosistem
makro, „ventilasi‟ dan
„pemersatu‟ ruang kota.

Mutlak dibutuhkan bagi kota,
keserasian, rekreasi aktif dan
pasif, nuansa rekreatif,
terjadinya keseimbangan
mental (psikologis) dan fisik
manusia, habitat,
keseimbangan ekosistem
Perlindungan total tepi kirikanan bantaran sungai (+/25-50 meter) rawan erosi.
Taman Laut.
Rekreasi aktif, sosialisasi,
mencapai prestasi,
menumbuhkan kepercayaan
diri.
Dibutuhkan seluruh anggota
masyarakat, menghilangkan
rasa „angker‟

Kenyamanan spesial, visual,
audial dan thermal, ekonomi

Peningkatan produktivitas
budidaya tanaman pertanian

Konservasi,
Pendidikan
Produksi

Pelayanan masyarakat dan
penyangga lingkungan kota,
wisata alam, rekreasi, produksi
hasil „hutan‟ : iklim mikro,
oksigen, ekonomi.

Pelestarian perlindungan, dan
pemanfaatan plasma nutfah,
keanekaragaman hayati,
pendidikan penelitian.

Konservasi
keamanan

Keseimbangan ekosistem,
rekreasi (pamancingan)

1.

TAMAN KOTA
(termasuk : Taman
Bermain Anak /
Balita), Taman
Bunga, (Lansia)

Ekologis,
Rekreatif, Estetis,
Olahraga (terbatas)

2.

JALUR (tepian)
SEMPADAN
SUNGAI dan
PANTAI

Konservasi,
Pencegah Erosi,
Penelitian

3.

TAMAN OLAH
RAGA, BERMAIN,
RELAKSASI

Kesehatan,
Rekreasi

4.

TAMAN
PEMAKAMAN
(UMUM)

5.

PERTANIAN KOTA

6.

TAMAN (HUTAN)
KOTA/
PERHUTANAN

7.
8.
9.

TAMAN SITU,
DANAU, WADUK,
EMPANG
KEBUN RAYA,
KEBUN BINATANG
(Nursery)
TAMAN
PURBAKALA

10.

JALUR HIJAU
PENGAMANAN

11.

TAMAN RUMAH
sekitar bangunan
gedung tingkat
„PEKARANGAN‟

Pelayanan Publik
(umum),
Keindahan
Produksi, estetika,
pelayanan publik
(umum)

Konservasi,
Pendidikan,
penelitian
Konservasi,
Preservasi,
Rekreasi

Kenikmatan, pendidikan,
kesenangan, kesehatan, interaksi,
kenyamanan

Keseimbangan ekosistem,
rekreasi, ekonomi
Reservasi, perlindungan situs ,
sejarah-national character
building.

Keamanan

Penunjang iklim mikro, thermal,
estetika

Keindahan,
produksi

Penunjang iklim mikro,
„pertanian subsistem‟ : TOGA
(tamanan obat keluarga)/Apotik
Hidup, Karangkitri (sayur dan
buah-buahan)

Sumber: Dinas Pertamanan Kota Metro Tahun 2012

Pelestarian SD-air, flora &
fauna (budidaya ikan air
tawar).
Pelestarian plasma nutfah,
elemen khusus Kota Besar,
Kota Madya
„Bangunan‟ sebagai elemen
taman.
Pengaman: Jalur lalu-lintas,
Rel KA, jalur listrik tegangan
tinggi kawasan industri dan
„lokasi berbahaya‟ lain.
Pemenuhan kebutuhan
pribadi (privacy) penyaluran
„hobby‟ pada lahan terbatas,
mampu memenuhi kebutuhan
keluarga secara berkala dan
„subsistent‟.

20

7. Tipologi Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Berdasarkan pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di
Kawasan Perkotaan pembagian jenis-jenis ruang terbuka hijau yang ada sesuai
dengan tipologi ruang terbuka hijau sebagaimana Gambar di bawah.
Gambar 1. Tipologi Ruang Terbuka Hijau

Ruang
Terbuka
Hijau

Fisik

Fungsi

RTH

Ekologis

Alami

Struktur

Kepemilikan

Pola

RTH

Ekologis

Publik

Pola
Planologis

RTH

Sosial
Budaya
Estetika
RTH Non Gambar Tipologi RTH
Ekonomi
Alami

Privat

(Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008)
Secara fisik ruang terbuka hijau dapat dibedakan menjadi ruang terbuka hijau
alami berupa habitat liar alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional serta
ruang terbuka hijau non alami atau binaan seperti taman, lapangan olahraga,
pemakaman atau jalur-jaur hijau jalan. Dilihat dari fungsi ruang terbuka hijau
dapat berfungsi ekologis, sosial budaya, estetika, dan ekonomi. Secara struktur
ruang, ruang terbuka hijau dapat mengikuti pola ekologis (mengelompok,
memanjang, tersebar), maupun pola planologis yang mengikuti hirarki dan
struktur ruang perkotaan.
Dari segi kepemilikan, ruang terbuka hijau dibedakan ke dalam ruang terbuka
hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. Pembagian jenis-jenis ruang terbuka
hijau publik dan ruang terbuka hijau privat dapat dilihat pada Tabel di bawah.

21

Tabel 3. Kepemilikan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
No.
1.

Jenis

RTH
Publik

RTHS Pekarangan
a. Pekarangan rumah tinggal
b. Halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat
usaha
c. Taman atap bangunan
2. RTH Taman dan Hutan Kota
a. Taman RT

b. Taman RW

c. Taman kelurahan

d. Taman kecamatan

e. Taman kota

f. Hutan kota

g. Sabuk hijau ( green belt )

3. RTH Jalur Hijau Jalan
a. Pulau jalan dan median jalan

b. Jalur pejalan kaki

c. Ruang dibawah jalan layang

4. RTH Fungsi Tertentu
a. RTH sempadan rel kereta api

b. Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi

c. RTH sempadan sungai

d. RTH sempadan pantai

e. RTH pengamanan sumber air baku/ mata air

f. Pemakaman

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008

RTH
Privat











Baik ruang terbuka hijau publik maupun privat memiliki beberapa fungsi utama
seperti fungsi ekologis serta fungsi tambahan, yaitu sosial budaya, ekonomi,
estetika/arsitektural. Khusus untuk ruang terbuka hijau dengan fungsi sosial
seperti tempat istirahat, sarana olahraga dan atau area bermain, maka ruang
terbuka hijau ini harus memiliki aksesibilitas ya