Upaya guru PAI membangun budaya religius dalam bidang akidah

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Upaya guru PAI membangun budaya religius dalam bidang akidah

Budaya religius memegang peranan penting dalam proses pendidikan siswa. Banyak sekali nilai-nilai yang ditanamkan kepada peserta didik di sekolah. Nilai-nilai inilah yang nantinya membentuk kepribadian siswa sebagai seorang muslim. Sebagaimana tujuan dari SMPN 3 Kedungwaru Tulungagung yaitu standar dalam kurikulum, proses pelajaran, kelulusan dan peningkatan IMTAQ. Dalam kaitanya dengan nilai-nilai keislaman, SMPN 3 Kedungwaru Tulungagung menerapakan pembiasaan keagamaan dalam bidang akidah antara lain hafalan surat-surat pendek, hafalan asmaul husna, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dan tadarus Al- Qur’an, seperti yang di ungkapkan oleh Pak Khoirudin selaku guru PAI, beliau berkata: ”Membaca doa bersama dilaksanakan sebelum pelajaran dimulai, pembiasaan ini dilaksanakan secara bersama-sama, kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan agar siswa mampu membaca ayat al- Qur’an dengan baik serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini langkah yang secara tidak langsung akan meribah karakter siswa menjadi lebih agamis, dan setelah berdoa bersama biasanya melalui guru PAI menyuruh anak-anak untuk memulai tadarus bersama”. 1 1 Wawancara dengan Guru PAI, Bapak Khoirudin, Rabu, 13 Mei 2015, 66 Hal serupa juga disampaikan oleh Pak Syafi’i selaku guru PAI: ”Dalam membangun budaya religius saya membiasakan untuk melakukan hafalan asmaul husna, hafalan surat pendek, hafalan doa-doa, tadarus al- qur’an bersama yang dilakukan sebelum pelajaran demulai kira-kira 10-15 menit yang dilaksanakan secara bersama- sama.” 2 Dari pernyataan Pak Syafi’i dan Pak Khoirudin diperkuat oleh salah satu siswa kelas 7 yang bernama Sofia mengatakan bahwa:” bentuk budaya religius dalam bidang akidah disini biasanya dibiasakan berdoa sebelum pelajaran dimulai, terus hafalan surat-surat pendek, membaca asmaul husna, membaca Al-Quran bersama-sama. 3 Pada hari senin, 20 April 2015 peneliti melakukan observasi mengenai upaya guru PAI membangun budaya religius dalam bidang akidah yaitu sebelum pelajaran dimulai semua siswa melakukan kegiatan berdoa bersama dan tadarus al- Qur’an bersama. Pembiasaan ini dilakukan oleh siswa secara bersama-sama dengan dipimpin oleh ketua kelas. 4 Untuk kegiatan budaya religius selain hafalan surat-surat pendek, hafalan asmaul husna, berdoa bersama sebelum memulai dan mengakhiri pelajaran, tadarus Al- Qur’an bersama ada juga bentuk budaya religius yang diadakan setiap tahun yaitu kegiatan istighosah dan peringatan PHBI seperti isra’ mi’raj, hal ini sesuai yang diungkapkan Bapak Syafik’i, beliau berkata: ”Selain pembiasaan tadarus bersama biasanya juga melaksanakan kegiatan istighosah pada saat menjelang ujian nasional, dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meminta pertolongan serta merayakan hari besar Islam yang rutin 2 Wawancara dengan Guru PAI, Bapak Syafi’I, Rabu, 29 April 2015. 3 Wawancara dengan siswa Sofia, Kamis, 30 April 2015. 4 Observasi …., Senin 20 April 2015 dilaksanakan di sekolah sini untuk lebih mengenal tentang islam dan upaya guru juga dengan menciptakan suasana yang religius.” 5 Hal yang sama juga dikatakan oleh Bapak Prapto selaku Guru PAI, mengatakan bahwa: ”Selain hafalan surat setiap awal jam pelajaran dalam bentuk tagihan, membaca doa bersama secara bersama-sama sebelum dan setelah pelajaran, tadarus Al- Qur’an bersama disini juga membiasakaan melakukan istighosah untuk dilaksanakan sebelum ujian nasional dimulai hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendekatkan diri dengan Allah serta meminta pertolongan kepada Allah agar dimudahkan mengerjakan ujian nasional. Serta membiasakan siswa untuk memperingati hari besar Islam seperti isra’ mi’raj yang dilakukan dengan tujuan untuk mengenal lebih dekat tentang islam.” 6 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk dari budaya religius dalam bidang akidah di sekolah berupa hafalan surat Asmaul Husna, hafalan surat pendek, hafalan doa-doa, hafalan bacaan sholat, melakukan doa bersama saat memulai maupun mengakhiri pembelajaran dengan doa, istighosah dan perayaan PHBI. Banyak cara yang dilakukan oleh guru dalam membangun budaya religius siswa di sekolah salah satunya dengan pembiasaan. Pelaksanaan pembiasaan praktik keagamaan di sekolah, ini bisa bersifat harian, mingguan, dan juga bulanan tergantung jenis kebutuhan suatu niali-nilai keagamaan. 5 Wawancara dengan Guru PAI, Bapak Syafi’I, Rabu, 29 April 2015. 6 Wawancara dengan Guru PAI, Bapak Suprapto, Kamis, 30 April 2015 Hal ini juga diperkuat oleh seorang siswa tentang cara guru dalam membangun budaya religius dalam bidang akidah, siswa mengatakan bahwa: ”Biasanya guru selalu menyuruh untuk melakukan semuanya harus diawali dengan Bismillah mbak, terus memulai masuk kelas dengan salam, memulai belajar dan setelah belajar selesai biasanya selalu berdoa, itu dilakukan setiap hari mbak sehingga kita semua menjadi terbiasa.” 7 Hal yang sama diungkapkan oleh bapak Khoirudin selaku guru PAI, yang menyatakan bahwa: ”Anak-anak selalu diajarkan secara terus menerus yang nantinya akan membentuk sebuah kebiasaan yang apabila kebiasaan dilakukan secara terus menerus maka akan membentuk suatu budaya religius, dilatih terus menerus dan tidak henti-hentinya membangun budaya religius ini utamanya guru PAI, sebagai keyakinan agama yg dianutnya adalah agama yang benar jadi kebiasaan-kebiasaan harus dilakukan setiap hari agar menjadi sebuah kebiasaan yang religius” 8 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya religius dalam bidang akidah dimulai dengan pembiasaan yang dilakukan oleh guru sehingga nantinya siswa akan mengikuti pembiasaan yang ada di SMPN 3 Kedungwaru Tulungagung. Upaya yang dilakukan guru adalah dengan memberikan teladan contoh yang nantinya dapat dicontoh oleh siswa. Sehingga guru bukan sebagai pentransfer ilmu saja tetapi juga sebagai contoh dan motivator agar siswa melakukan pembiasaan yang ada di sekolah. 7 Wawancara dengan siswa kelas 7B Sofia, Kamis, 30 April 2015. 8 Wawancara dengan Guru PAI, Bapak Khoirudin, Rabu, 13 Mei 2015

2. Faktor pendukung dan penghambat dalam membangun budaya