sedangkan berpikir induktif adalah berpikir dari hal-hal yang khusus ke umum, dari konkrit ke abstrak dan biasanya menggunakan statistika.
IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pengalaman dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran IPA menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap
ilmiah serta berkomunikasi sebagai aspek penting kecakapan hidup. Pembelajaran IPA di SMPMTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010: 1-2.
B. Penilaian Hasil Belajar IPA.
Hasil belajar learning outcome dalam sains IPA memiliki ciri-ciri melibatkan kemampuan ability; bukan hasil sesaat output; dijaring dengan
berbagai cara multi methods; lebih bertahan lama. Sedangkan hasil belajar dalam IPA meliputi pengetahuan tentang gejala alam; mengolah informasi
berdasarkan faktabukti yang mendukung; kebiasaan berpikir; keterampilan dan sikap ilmiah Stiggin, 1994: 12
Stiggins 1994: 23 menjelaskan ada 4 metode asesmen, yaitu selected response, essay assessment, performance assessment dan personal
communication, sedangkan lima target asesmen antara lain: pengetahuan knowledge, penalaran reasoning, keterampilan skills, produkkarya product,
afektif affective. Implementasi penilaian otentik dapat dijelaskan, bahwa standar kompetensi lulusan dari KTSP menuntut adanya penilaian otentik, dimana sekolah
atau institusi pendidikan membantu siswamahasiswa menjadi mahir serta
13
meminta siswamahasiswa menampilkan tugas serupa dunia sesungguhnya mampu menampilkan tugas bermakna yang pada akhirnya diharapkan dapat
menjadi warga negara yang produktif. Zoller, U. 2004: 43 mendefinisikan penilaian otentik merupakan suatu
bentuk penilaian yang para siswanya diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan
pengetahuan esensial yang bermakna, sedangkan Richard J. Stiggins 1987: 34 berpendapat bahwa “performance assessments call upon the examine to
demonstrate specific skills and competencies, that is, to apply the skills and knowledge they have mastered”.
Meyer, C. 1986: 229 menjelaskan; “…Engaging and worthy problems or questions of importance, in
which students must use knowledge to fashion performance effectively and creatively. The tasks are either replicas of or
analogous to the kinds of problems faced by adult citizens and consumers or professionals in the field”
Adapun cara penilaian otentik dijelaskan sebagai berikut. Gerhard, M. 2006:1 penilaian langsung dan ukuran langsung, artinya kegiatan
dinilai langsung; kemampuan beragumentasiberdebat; keterampilan menggunakan computer; keterampilan melaksanakan percobaan-percobaan.
Zoller,U. 2004: 2 menjelaskan, bahwa penilaian tidak langsung dilakukan pada pembelajaran berbasis Proyek project-based-learning dan hasil belajar
berdasarkan penugasan proyek Penilaian kinerja mengukur aspek di luar kognitif 7 kemampuan dasar
dalam Anderson, 2001: 78: visual-spatial, bodily-kinesthetic, musical-rhythmical, interpersonal, intrapersonal, logical mathematical, verbal linguistic. Task dan
rubrik dalam penilaian otentik adalah is an assignment students designed to assess their ability to apply standard-driven knowledge and skills to real-world
challenges. Tipe tugas meliputi computer adaptive testing, extented MC, extended Response, open-ended questions, group individual, observasi, interviu, proyek,
eksperimen, demonstrasi, constructed response. Lima dimensi penyiapan lengthwaktu lama, jumlah tugas terstruktur,
partisipasi individu dan atau kelompok. Fokus evaluasi meliputi produk dan proses. Syarat penilaian otentik adalah siswa sendiri mengkonstruk respon dan
14
tugas mirip kenyataan sesungguhnya. Lima kriteria task antara lain bermakna bagi siswa dan guru; disusun bersama siswa; menuntut siswa menemukan dan
menganalisi; informasi, menarik kesimpulan tentang hal tersebut; menuntut siswa mengkomunikasikan hasil dengan jelas; meminta siswa untuk bekerja atau
melakukan.
C. Kategori Practical Skills