Kecernaan Nutrien pada Kambing Perah yang Diberi Ransum dengan Penambahan Daun Ginseng Jawa (Talinum Paniculatum Gaertn)

KECERNAAN NUTRIEN PADA KAMBING PERAH
YANG DIBERI RANSUM DENGAN PENAMBAHAN
DAUN GINSENG JAWA (Talinum Paniculatum Gaertn)

ARIEF SAEPUDIN

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kecernaan Nutrien
pada Kambing Perah yang Diberi Ransum dengan Penambahan Daun Ginseng
Jawa (Talinum Paniculatum Gaertn) adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013

Arief Saepudin
NIM D24080375

ABSTRAK
ARIEF SAEPUDIN. Kecernaan Nutrien pada Kambing Perah yang Diberi
Ransum dengan Penambahan Daun Ginseng Jawa (Talinum Paniculatum Gaertn).
Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. TOTO TOHARMAT, M.Agr.Sc dan Dr. Ir. DIDID
DIAPARI, M.Si.
Penelitian telah dirancang untuk mengetahui kecernaan nutrien pada kambing
perah yang diberi ransum dengan penambahan daun ginseng jawa. Penelitian
dilaksanakan di kandang kambing perah Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor dari bulan
Mei sampai Juli 2012. Penelitian ini menggunakan 9 ekor kambing perah persilangan
dengan bobot rata-rata berkisar 32.96 ± 3.14 kg. Kambing berada pada periode laktasi ke
2 dan produksi susu rata-rata sebesar 1 liter/hari.Pakan perlakuan terdiri dari: G0= rumput
ad-libitum (3000 g-4500 g bahan segar) + konsentrat 43% bahan kering ransum + daun

gamal 12% bahan kering ransum,G1= G0 + daun ginseng jawa 3% bahan kering ransum,
G2= G0 + daun ginseng jawa 6% bahan kering ransum.Penelitian menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3perlakuan dan 3ulangan. Perbedaan antar
perlakuan diuji dengan menggunakan Contrast Polynomial Orthogonal. Peubah yang
diukur adalah konsumsi pakan segar, konsumsi dan kecernaan nutrien, total digestible
nutrient (TDN), dan produksi susu. Hasil menunjukkan bahwa pemberian daun Ginseng
Jawa hingga 6% BK ransum tidak mempengaruhi palatabilitas pakan, konsumsi,
kecernaan nutrien, produksi dan persistensi produksi susu. Pakan yang diberikan seperti
hijauan ad-libitum dan konsentrat 43% BK ransum memiliki kualitas yang tidak cukup
baik, namun mencukupi kebutuhan PK dan LK untuk kebutuhan hidup dan produksi
ternak. Pemberian daun ginseng jawa hingga 6% BK ransum tidak mampu meningkatkan
produksi susu dalam kondisi ransum yang memiliki kualitas rendah.
Kata Kunci: ginseng, kecernaan, kambing, konsumsi, susu

ABSTRACT
ARIEF SAEPUDIN. Nutrients Digestibility in Dairy Goat Offered Diets
Containing Java Jinsom Leaf (Talinum Paniculatum Gaertn). Supervised by Prof.
Dr. Ir. TOTO TOHARMAT, M.Agr.Sc and Dr. Ir. DIDID DIAPARI, M.Si.
An experiment was designed in order to study the nutrients digestibility in dairy
goat offered diets containing java jinsom leaf. The research was conducted in a dairy

goat barn in Animal Research Center, Ciawi, Bogor from May until July 2012. This study
used 9 cross breed dairy goats with average weight of 32.96 ± 3.14 kg. The goats were on
the 2nd lactation periode and had an average milk yield of 1 liter/day. The dietary
treatments were: G0= forage ad-libitum (3000 g – 4500 g) + concentrate 43% dry matter
intake + gliricidia 12% dry matter intake G1= G0 + java jinsomleaf 3% dry matter intake;
G2= G0 + java jinsom leaf 6% dry matter intake. The treatment were allocated in a
completely randomized design with 3treatments and 3replications. The Parameters
measured were feedintake, nutrients digestibility, total digestible nutrient (TDN), and
milk yield. The different among treatments tested by Contrast Polynomial Orthogonal.
The result showed that treatments did notaffect the parameter observed. Feeding grass adlibitum and concentrate 43% dry matter indicated low quality, but fulfilled protein and fat
requirements for maintenance and production of the animal. Feeding java jinsom leaf
until 6% dry matter did not increase milk yield of sapera dairy goat offered low quality
feed.
Keywords: digestibility, goat,intake, jinsom, milk

KECERNAAN NUTRIEN PADA KAMBING PERAH
YANG DIBERI RANSUM DENGAN PENAMBAHAN
DAUN GINSENG JAWA (Talinum Paniculatum Gaertn)

ARIEF SAEPUDIN


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi

Kecemaan Nutrien pada Kambing Perah yang Diberi Ransum
dengan Penambahan Daun Ginseng Jawa (Talinum
Paniculatum Gaertn)

Nama
NIM


Arief Saepudin
D24080375

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Toto Toharmat M Agr Sc
Pembimbing I

Tanggal Lulus:

1

Dr IT Didid Diapari M Si
Pembimbing II

Judul Skripsi

: Kecernaan Nutrien pada Kambing Perah yang Diberi Ransum
dengan Penambahan Daun Ginseng Jawa (Talinum

Paniculatum Gaertn)

Nama
NIM

: Arief Saepudin
: D24080375

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Toto Toharmat M Agr Sc
Pembimbing I

Dr Ir Didid Diapari M Si
Pembimbing II

Diketahui oleh

DrIr Idat Galih Permana M Sc Agr
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Alhamdulillahhi Rabbil Alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Kecernaan Nutrien Kambing Perah yang Diberi Ransum dengan
Penambahan Daun Ginseng Jawa (Talinum Paniculatum Gaertn)” sebagai salah
satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian Institut pertanian Bogor.
Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2012. Lokasi penelitian
dilakukan di kandang kambing perah Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor.
Penelitian dilakukan bersama saudara Hatmoko Ari Prasetya selaku rekan
angkatan se-fakultas peternakan departemen ilmu produksi dan teknologi
peternakan (IPTP).
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor,
Arief Saepudin

DAFTAR ISI


DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR LAMPIRAN

ix

PENDAHULUAN

1

METODE
Lokasi dan Waktu
Ternak dan Bahan Pakan
Alat
Prosedur
Pemeliharaan
Koleksi feses

Rancangan dan analisis data

2
2
2
3
4
4
4
4

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Konsumsi bahan pakan Segar Selama Pemeliharaan

5

Konsumsi Bahan Kering dan Nutrien Pakan

Konsumsi Bahan Kering
Konsumsi Protein Kasar
Konsumsi Lemak Kasar
Konsumsi Serat Kasar
Konsumsi Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen

6
6
7
7
7
8

Kecernaan Bahan Kering dan Nutrien Pakan

8

Kecernaan Bahan Kering
Kecernaan Protein Kasar
Kecernaan Lemak Kasar

Kecernaan Serat Kasar
Kecernaan Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen
Total Digestible Nutrient (TDN)
Produksi Susu dan Persistensi Produksi Susu
Produksi Susu
Persistensi Produksi Susu

8
9
9
9
10
10
11
11
12

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

13
13
13

DAFTAR PUSTAKA

14

RIWAYAT HIDUP

16

LAMPIRAN

17

ix

DAFTAR TABEL
1

Komposisi nutrien bahan pakan penelitian dalam 100% BK

2

2

Status bobot badan dan kebutuhan BK kambing perah penelitian

3

3

Formulasi pakan dan komposisi nutrien pakan dalam 100% BK

3

4

Konsumsi bahan segar rumput raja, daun gamal, daun ginseng jawa dan
konsentrat pada kambing yang mendapat perlakuan pemberian daun
ginseng jawa selama pemeliharaan

5

Konsumsi bahan kering dan nutrien pada
mendapatperlakuan pemberian daun ginseng jawa

8

5
6
7

kambing

yang

Kecernaan bahan kering dan nutrien pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa

11

Persistensi produksi susu pada kambing yang mendapat perlakuan
pemberian daun ginseng jawa selama pemeliharaan

13

DAFTAR LAMPIRAN
1

Komposisi nutrien feses yang dihasilkan kambing penelitian yang
mendapat perlakuan pemberian daun ginseng jawa

18

Analisis ragam konsumsi pakan segar pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa

18

Analisis ragam konsumsi BK pada kambingyang mendapat perlakuan
pemberian daun ginseng jawa

18

Analisis ragam konsumsi PK pada kambing yang mendapat perlakuan
pemberian daun ginseng jawa

18

Analisis ragam konsumsi LK pada kambing yang mendapat perlakuan
pemberian daun ginseng jawa

19

Analisis ragam konsumsiSK pada kambing yang mendapat perlakuan
pemberian daun ginseng jawa

19

Analisis ragam konsumsi BETN pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa

19

Analisis ragam kecernaan BK pada kambing yang mendapat perlakuan
pemberian daun ginseng jawa

19

Analisis ragam kecernaan PK pada kambing yang mendapat perlakuan
pemberian daun ginseng jawa

20

10 Analisis ragam kecernaan LK pada kambing yang mendapat perlakuan
pemberian daun ginseng jawa

20

11 Analisis ragam kecernaan SK pada kambing yang mendapat perlakuan
pemberian daun ginseng jawa

20

2
3
4
5
6
7
8
9

12 Analisis ragam kecernaan BETN pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa

20

13 Analisis ragam TDN pada kambing yang mendapat perlakuan
pemberian daun ginseng jawa

21

14 Analisis ragam produksi susu pada kambing yang mendapat perlakuan
pemberian daun ginseng jawa

21

15 Analisis ragam persistensi produksi susu pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa

21

16 Rataan produksi susu harian kambing yang mendapat perlakuan
pemberian daun ginseng jawa selama pemeliharaan

22

PENDAHULUAN
Populasi ternak kambing terus meningkat dari tahun 2008 sebanyak
15 147 432 ekor menjadi 17 862 203 ekor pada tahun 2012 (Ditjennak 2012).
Komoditi ternak kambing saat ini telah berkembang menjadi suatu usaha yang
menjanjikan. Salah satu usaha ternak kambing yang berkembang di Indonesia saat
ini adalah usaha ternak kambing perah untuk produksi susu. Perkembangan ini
menandakan bahwa kambing perah dapat membantu penyediaan produksi susu
yang masih kurang yang biasa disediakan oleh susu sapi. Produksi susu yang
dihasilkan oleh ternak perah seperti kambing perah sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah pakan. Pakan yang memiliki kualitas dan
palatabilitas yang baik akan menghasilkan produksi susu yang optimal serta dapat
menghasilkan susu yang berkualitas baik.Pakan yang diberikan untuk ternak
kambing harus dapat memenuhi kebutuhannya untuk hidup pokok dan reproduksi
(Ensminger 2001).
Penggunaan bahan pakan nonkonvensial tanpa disadari sudah banyak
dilakukan oleh para peternak sebagai bahan pakan tambahan disamping bahan
pakan utama yang diberikan. Penggunaan pakan tambahan ini sangat diperlukan
untuk membantu meningkatkan kualitas dari pakan sehingga dapat mengoptimalkan
produksi susu yang dihasilkan. Salah satu bahan pakan tambahan yang dapat
digunakan adalah daun ginseng.
Tanaman ginseng merupakan tanaman herba yang tersedia sepanjang tahun dan
dapat tumbuh dimana saja (Khim 1999), oleh karena itu daun ginseng mudah
didapatkan. Di Indonesia jenis ginseng yang terkenal yaitu ginseng jawa. Ginseng
jawa dikelompokkan ke dalam kelompok ginseng yang diyakini bermanfaat untuk
meningkatkan fertilitas dan daya seksual (afrodisiak), terlebih untuk ketahanan
tubuh (Keller 1998).
Daun ginseng jawa mengandung saponin yang dapat merangsang selaput
lendir, memecah butir darah merah hingga merangsang penambahan jumlah darah
dan memperbaiki sirkulasi darah dalam tubuh (Hidayat 2005). Daun ginseng jawa
juga mengandung flavonoid yang dapat mengurangi pembengkakan, bakterisidal
dan antivirus, serta mengandung minyak atsiri sebagai penambah nafsu makan
(Hidayat 2005).
Penelitian daun ginseng jawa terhadap ternak belum terlalu banyak dilakukan,
khususnya terhadap ternak kambing perah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian daun ginseng jawa terhadap konsumsi dan
kecernaan nutrien, serta produksi susu kambing perah. Penelitian sebelumnya
mengenai ekstrak serbuk akar ginseng jawa mampu menurunkan kadar asam lemak
kaproat pada susu kambing PE yang menghasilkan aroma prengus (goaty flavor)
dan meningkatkan berat jenis susu kambing. Penelitian ini dapat memberikan
informasi mengenai komposisi kimia daun ginseng jawa. Penelitian ini juga dapat
memberikan informasi mengenai konsumsi dan kecernaan nutrien, serta produksi
susu kambing perah sapera (persilangan antara kambing Saanen dengan kambing
PE) dan pengaruh daun ginseng jawa terhadap konsumsi dan kecernaan nutrien
serta produksi susu.

2

METODE
Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian di Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat; Laboratorium Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,
Fakultas Peternakan; Laboratorium Penelitian Antar Universitas (PAU) Institut
Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak dilakukan di Balai Penelitian Ternak, Ciawi,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengujian dilakukan di Laboratorium Ternak Perah,
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan. Analisis
proksimat Laboratorium Penelitian Antar Universitas (PAU) Institut Pertanian
Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2012.
Ternak dan Bahan Pakan
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kambing perah
persilangan antara kambing Saanen dengan kambing Peranakan Ettawa (PE) yang
diberi nama kambing sapera sebanyak sembilan ekor yang memiliki produksi susu
rata-rata satu liter, status laktasi ke 2. Bobot badan kambing penelitian dapat dilihat
pada Tabel 2. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pakan konsentrat,
daun gingseng jawa (Talinum paniculatum Gertn),daun gamal, dan rumput raja.
Komposisi nutrien bahan pakan dapat dilihat pada Tabel 1. Formulasi dan
komposisi nutrien ransum dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 1 Komposisi nutrien bahan pakan penelitian dalam 100% BK

Nama Bahan

Rumput raja1
Daun gamal1
Daun ginseng jawa2
Konsentrat1

Bahan
Ekstak
Tanpa
Nitrogen
………………………….…%…………….………………….
21.81
9.74
7.96
2.11
30.37
49.82
26.31
9.05
19.84
4.06
12.04
55.01
9.41
24.06
31.24
4.14
9.56
31.00
90.57
12.75
13.87
9.48
10.17
53.73
Bahan
Kering

Kadar
Abu

Protein
Kasar

Lemak
Kasar

Serat
Kasar

Keterangan: 1. Laboratorium Pusat Antar Universitas, IPB (2012)
2. Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Fakultas Peternakan, IPB (2012)

3
Tabel 2 Status bobot badan dan kebutuhan BK kambing perah penelitian
Nomor
kambing
981
1086
913
7142
1024
984
1055
1027
1071

Perlakuan
G0

G1

G2

Bobot badan
(g)
3660
2800
3620
3400
3080
3600
2940
3400
3160
3296
296

Rataan
Standar deviasi

Kebutuhan BK
(4% dari BB)
146.4
112
144.8
136
123.2
144
117.6
136
126.4

Keterangan: BK=Bahan Kering, BB=Bobot Badan

Tabel 3 Formulasi pakan dan komposisi nutrien pakandalam 100% BK
Perlakuan

Bahan Pakan
-1

-1

Rumput raja (g ekor hari )
Gamal (g ekor-1hari-1)
Daun ginseng jawa
(g ekor-1hari-1)
Konsentrat (g ekor-1hari-1)
Komposisi Nutrien
BK (%)
ABU (%)
PK (%)
LK (%)
SK (%)
BETN (%)

G0
45
12

G1
42
12

G2
39
12

0

3

6

43

43

43

G1
51.54
11.38
12.62
5.57
18.86
51.56

G2
51.17
11.81
13.32
5.63
18.24
50.99

G0
51.92
10.95
11.93
5.51
19.48
52.12

Keterangan: BK=Bahan Kering, PK=Protein Kasar, LK=Lemak
Kasar, SK=Serat Kasar, BETN=Bahan Ekstrak Tanpa
Nitrogen

Alat
Peralatan yang digunakan antara lain kandang individu, termohigrometer,
ember plastik, timbangan digital untuk mengukur volume susu dengan ketelitian
satu angka dibelakang koma, timbangan duduk pengukur bobot badan, timbangan
untuk menakar pakan skala 5 kg, bak pakan, gelas ukur, penyaring susu, lap bersih,
plastik pengemas, freezer, dan kandang metabolis.

4
Prosedur
Pemeliharaan
Pemeliharaan dilaksanakan selama 35 hari. Persiapan pemeliharaan meliputi
pembersihan kandang individu, penempatan ternak pada kandang individu,
penyesuaian pakan (preliminary) dan pemberian pakan perlakuan. Penentuan
kebutuhan konsumsi bahan kering didasarkan pada rekomendasi Rashid (2008)
dengan mempertimbangkan hasil evaluasi pada masa adaptasi yakni 4 persen dari
berat badan ternak.Pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari. Pagi hari
ternak diberikan pakan daun ginseng jawa terlebih dahulu, kemudian konsentrat,
dan rumput raja. Sore hari ternak tersebut diberikan pakan daun ginseng jawa,
kemudian daun gamal, dan rumput raja. Pakan yang tersisa ditimbang setiap
harinya.Susu diperah pada pagi hari dan sore hari. Susu diukur dengan
menggunakan parameter gram. Produksi susu per hari diukur berdasarkan hasil
pemerahan pagi dan sore hari.
Koleksi feses
Koleksi feses dilakukan selama 5 hari pada akhir pemeliharaan. Selama koleksi
feses kambing dipelihara dalam kandang metabolis individu. Feses yang dihasilkan
setiap kambing ditimbang setiap hari. Feses yang telah ditimbang diambil 10%
untuk dikeringkan. Pengeringan dilakukan menggunakan oven dengan suhu 600 C.
Feses kemudian dikompositkan sampai akhir periode koleksi feses. Feses komposit
yang dihasilkan, diambil secukupnya untuk analisis kandungan nutrien. Analisis
kandungan nutrien dilakukan menggunakan analisis proksimat.
Rancangan dan Analisis Data
Perlakuan pakan terdiri dari G0 (tanpa daun ginseng jawa), G1 (3% BKransum
daun ginseng jawa), dan G2 (6% BK ransum daun ginseng jawa). Konsentrat
diberikan sebesar 43% BK ransum, daun gamal 12% BK ransum, dan rumput raja
ad-libitum berkisar antara 3000g sampai 4500g ekor-1 hari-1. Rancangan penelitian
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan
dengan tiga ulangan dengan model matematika sebagai berikut:
Yij = μ + Ti + Eij
Keterangan:
Yij = Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
μ
= Rataan umum
Ti = Pengaruh perlakuan ke-i (i = 1, 2, 3,....10)
Eij = Pengaruh galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Peubah yang diamati antara lain konsumsi pakan, konsumsi nutrien, kecernaan
nutrien, produksi susu dan persistensi produksi susu. Data yang diperoleh dianalisis
secara statistik dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Analisis uji
lanjut menggunakan kontras polinomial ortogonal jika terdapat perbedaan nyata.

5

HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Bahan Pakan Segar Selama Pemeliharaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bahan segar pada kambing
yang diberi perlakuan pemberian daun ginseng jawa tidak berbeda nyata
(Tabel
4). Ransum penelitian memiliki kandungan nutrisi yang sama (Tabel 3) dan diduga
memiliki palatabilitas yang sama, dengan demikian konsumsi pada kambing
terhadap pakan yang diberikan akan sama. Konsumsi pakan erat kaitannya dengan
sifat fisik dan kimia pakan, bobot hidup dan status fisiologi ternak (Mc Donaldet al.
2002). Pemberian daun ginseng jawa sampai taraf 6% BK ransum tidak nyata
mempengaruhi konsumsi bahan pakan segar (Tabel 4). Daun ginseng jawa memiliki
palatabilitas tinggi, terlihat dari daun ginseng jawa yang relatif selalu habis
dikonsumsi kambing. Kadar bahan kering yang rendah dalam daun ginseng jawa
membuat ketersediaan nutrien menjadi sedikit, sehingga konsumsi nutrien daun
ginseng jawa oleh ternak jawa tidak berpengaruh nyata terhadap kebutuhan ternak.
Hal ini membuat ternak akan tetap mengkonsumsi bahan pakan lain untuk
mencukupi kebutuhan nutriennya.Pakan yang diberikan untuk ternak kambing harus
dapat memenuhi kebutuhannya untuk hidup pokok dan reproduksi (Ensminger
2001).
Ternak kambing yang diberi daun ginseng jawa 0%, 3%, dan 6% BK ransum
mengkonsumsi rumput berturut-turut sebesar 71.60 ± 10.20 %,77.34 ± 9.86 %,
69.61 ± 10.57 % dari pemberian rumput.Konsumsi rumput pada kambing penelitian
sesuai dengan konsumsi kambing PE pada laporan Atabany (2002) yaitu sebanyak
76.03% dari pemberian rumput. Hal ini menunjukkan bahwa rumput yang diberikan
memiliki palatabilitas yang cukup baik.Tingkat konsumsi suatu pakan
mencerminkan tingkat palatabilitas pakan tersebut (Nursasih 2005). Konsumsi total
pakan pada kambing penelitian berkisar 3863 – 4449
g ekor-1 hari-1.
Atabany (2002) melaporkan bahwa konsumsi kambing PE dengan bobot 4800 g
mengkonsumsi 8190 kg pakan segar. Hal ini menunjukkan bahwa bobot badan
ternak juga mempengaruhi konsumsi pakan.

6
Tabel 4

Konsumsi bahan segar rumput raja, daun gamal, daun ginseng jawa dan
konsentrat pada kambing yang mendapat perlakuan pemberian daun
ginseng jawa selama pemeliharaan
Ulangan

Rumput raja
(g ekor-1 hari-1)
Daun gamal
(g ekor-1 hari-1)
Daun ginseng Jawa
(g ekor-1 hari-1)
Konsentrat
(g ekor-1 hari-1)
Jumlah tanpa
daun ginseng
(g ekor-1 hari-1)
Keterangan:

634 ± 9
(99.68 ± 1.27 %)

Perlakuan
G1
3180 ± 376
(77.34 ± 9.86 %)
633 ± 1
(99.97 ± 0.11%)
427 ± 29
(99.96 ± 0.17 %)
636.67
(100 %)

G2
2665 ± 437
(69.61 ± 10.57 %)
596 ± 2
(99.88 ± 0.34 %)
795 ± 59
(99.69 ± 1.44 %)
601.67
(100 %)

4273 ± 473
(78.17 ± 7.91 %)

4449 ± 376
(82.62 ± 7.67 %)

3863 ± 436
(76.84 ± 8.07 %)

G0
3008 ± 472
(71.60 ± 10.20 %)
631 ± 5
(99.70 ± 0.66 %)
0

Nilai dalam kurung merupakan nilai persentase konsumsi bahan pakan terhadap
jumlah pemberian bahan pakan tersebut

Konsumsi Bahan Kering dan Nutrien Pakan
Konsumsi Bahan Kering
Pemberian daun ginseng jawa segar hingga 6% BK ransum tidak nyata
mempengaruhi konsumsi bahan kering (Tabel 5). Daun ginseng jawa memiliki
kadar bahan kering dan serat yang rendah, sehingga konsumsi pada kambing yang
mendapat daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak mempengaruhi konsumsi
BK ransum. Ternak kambing akan mengkonsumsi kekurangan bahan kering dari
pakan lain sampai kebutuhan bahan kering terpenuhi.Namun demikian, konsumsi
bahan kering ransum dipengaruhi oleh bentuk (Apdini 2011) dan kandungan serat
(Toharmat 2006) bahan penyusunnya. Bentuk partikel pakan yang semakin panjang,
maka waktu retensi dalam rumen akan meningkat sehingga menurunkan konsumsi
pakan (Orskov 2001). Waktu retensi juga dipengaruhi oleh kandungan serat bahan.
Kandungan serat bahan pakan yang tinggi akan meningkatkan waktu retensi dalam
rumen yang mengakibatkan turunnya jumlah konsumsi bahan kering (Toharmat
2006).
Konsumsi bahan kering pada kambing yang diberi daun ginseng jawa dapat
dilihat pada Tabel 5. Konsumsi kambing sapera pada penelitian ini berkisar 1058–
1061 g ekor-1 hari-1 atau 3.14%-3.36% dari bobot badan. Konsumsi kambing sapera
penelitian sesuai dengan konsumsi kambing perah laktasi yang dilaporkan NRC
(1981) dengan bobot badan 30 kg, produksi susu satu liter, dan kadar lemak susu
4% yaitu sebesar 540–1210 g ekor-1 hari-1. Bahan pakan yang diberikan telah
memenuhi kebutuhan kambing penelitian. Menurut Ensminger et al. (1990)
konsumsi bahan kering kambing perah dengan bobot badan 48 kg adalah 3.5%5.0% dari berat hidup. Hal ini menunjukkan bahwa selain komposisi kimia bahan
pakan, bobot badan ternak juga mempengaruhi konsumsi bahan kering.

7
Konsumsi Protein Kasar
Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak nyata
mempengaruhi konsumsi protein kasar (Tabel 5). Pemberian daun ginseng jawa
tidak menyebabkan kenaikan konsumsi protein yang signifikan. Daun ginseng jawa
membantu ketersediaan protein ternak. Daun ginseng jawa mengandung protein
kasar lebih tinggi dari bahan pakan lainnya (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa
daun ginseng jawa memiliki kualitas protein yang baik.
Konsumsi protein kasar pada kambing yang mendapat perlakuan daun
ginseng jawa berkisar antara 147–153 g ekor-1 hari-1 (Tabel 5).Konsumsi protein
lebih tinggi dari yang disarankan NRC (1981) yang berkisar 123-134 g ekor-1 hari-1.
Konsumsi protein yang lebih tinggi disebabkan oleh tingginya kadar protein bahan
penyusunransum yaitu daun gamal, daun ginseng jawa, dan terutama konsentrat
karena memiliki bahan kering yang tinggi (Tabel 1).Konsumsi PK yang tinggi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah jenis bahan pakan
khususnya bahan penyusun konsentrat (Rangkuti 2011). Persentase konsumsi
protein kasar pada kambing penelitian berkisar 13.96%-14.41 % dari bahan kering
sesuai dengan pernyataan Rashid (2008) yaitu 12%-17 %. Hal ini menunjukkan
bahwa jumlah protein kasar pakan yang diberikan dan konsumsinya sesuai dengan
standar kebutuhan kambing fase laktasi.
Konsumsi Lemak Kasar
Pemberian daun ginseng jawa hingga 6% BK ransum tidak nyata
mempengaruhi konsumsi lemak kasar (Tabel 5). Hal ini disebabkan sumber lemak
dalam pakan berasal dari komponen pakan yang sama dengan kadar dalam
campuran yang sama (Tabel 3).Konsumsi lemak kasar pada kambing sapera yang
mendapat perlakuan pemberian 0%, 3%, dan 6% daun ginseng jawa berturut-turut
adalah 6.43 ± 0.30 %, 6.52 ± 0.18 %, 6.33 ± 0.17 %. Konsumsi lemak kasarlebih
tinggi dari laporan Ruhimat (2003) yaitu sebesar 2.73%. Peningkatan kadar lemak
terkait dengan konsumsi hijauan yang tinggi. Konsumsi hijauan yang cukup banyak
akan meningkatkan jumlah konsumsi lemak, apalagi ditambah bahan makanan
khusus (dari berbagai makanan konsentrat) yang banyak mengandung lemak
(Parakkasi 1999).Namun demikian, kadar lemak ransum yang diberikan tidak
mengganggu palatabilitas ternak terhadap pakan(Tabel 3). Kadar lemak ransum
yang melebihi 7%-8% akan menyebabkan penurunan konsumsi yang disebabkan
oleh gangguan fungsi mikroorganisme dalam rumen (Parakkasi 1999).
Konsumsi Serat Kasar
Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak nyata
mempengaruhi konsumsi serat kasar (Tabel 5). Hal ini menandakan bahwa kadar
serat kasar ransum yang diberikan sama (Tabel 3). Kadar serat kasar daun ginseng
jawa sangat rendah, sehingga penambahan bahan tersebut tidak meningkatkan kadar
serat kasar dalam ransum. Konsumsi serat kasar pada kambing saperadalam
penelitian ini (Tabel 5) lebih rendah jika dibandingkan dengan konsumsi serat kasar
kambing sapera yang dilaporkan oleh Ruhimat (2003) yaitu 29.55% BK.Konsumsi
serat yang rendah berkaitan dengan konsumsi bahan kering yang rendah. Bahan
penyusun ransum yang berserat tinggi akan menurunkan konsumsi bahan kering
sehingga konsumsi serat ransum menjadi rendah. Bahan penyusun ransum yang

8
berserat tinggi akan meningkatkan sensasi kenyang karena mengakibatkan regangan
saluran pencernaan (Toharmat 2006). Konsumsi seratkasar minimum pakan oleh
ternak kambing laktasi adalah 17% (Sudono et al. 2003). Hal ini menunjukkan
bahwa bahan pakan penelitian mengandung serat yang sulit dicerna.
Konsumsi Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak nyata
mempengaruhi konsumsi BETN (Tabel 5). Pakan percobaan, baik yang tanpa
maupun yang diberi daun ginseng jawa memiliki kadar BETN yang sama(Tabel
3).Rataan konsumsi BETN kambing sapera pada penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 5.Konsumsi BETN lebih rendah daripada konsumsi BETN kambing PE
penelitian Atabany (2002) dan Rangkuti (2011), yaitu berturut-turut sebesar 817 g
ekor-1 hari-1 dan 799.16 g ekor-1 hari-1. Hal ini dapat disebabkan konsumsi bahan
kering yang rendah sehingga berpengaruh terhadap konsumsi BETN.BETN
merupakan gambaran energi dalam analisis proksimat. Konsumsi BETN
dipengaruhi oleh bentuk pakan dan komponen serat pakan. Konsumsi hijauan yang
tinggi mengakibatkan konsumsi terhadap energi menurun (Toharmat 2006).
Tabel 5

Konsumsi bahan kering dan nutrien pada
mendapatperlakuan pemberian daun ginseng jawa
Konsumsi

Bahan kering
g ekor-1 hari-1
Protein kasar
g ekor-1 hari-1
Lemak kasar
g ekor-1 hari-1
Serat kasar
g ekor-1 hari-1
Bahan ekstrak
tanpa nitrogen
g ekor-1 hari-1

kambing

G0
1058 ± 139
(3.16 ± 0.22 %)
138 ± 18
(13.05 ± 0.36%)
68 ± 9
(6.43 ± 0.30 %)
175 ± 27
(16.47 ± 0.97 %)

Perlakuan
G1
1058 ± 123
(3.14 ± 0.12 %)
147 ± 15
(13.96 ± 0.25 %)
69 ± 6
(6.52 ± 0.18 %)
166 ± 26
(15.63 ± 0.60 %)

G2
1061 ± 39
(3.36 ± 0.14 %)
153 ± 8
(14.41 ± 0.26 %)
67 ± 4
(6.33 ± 0.17 %)
168 ± 5
(15.81 ± 0.58 %)

559 ± 73
(52.77 ± 0.21 %)

551 ± 63
(52.05 ± 0.09 %)

544 ± 21
(51.25 ± 0.06 %)

yang

Keterangan: Nilai dalam kurung adalah persen konsumsi bahan kering terhadap
bobot badan (BB) dan konsumsi nutrien terhadap bahan kering (BK).

Kecernaan Bahan Kering dan Nutrien Pakan
Kecernaan Bahan Kering
Daun ginseng jawa yang ditambahkan sampai 6% BK ransum tidak nyata
mempengaruhi kecernaan bahan kering (Tabel 6). Daun ginseng jawa memiliki
tekstur yang halus. Bahan yang bertekstur halus mudah dicerna oleh mikroba dalam
rumen (Mathius et al. 2002).Anggorodi (1984) menyatakan bahwa di antara faktor
yang mempengaruhi kecernaan ransum adalah bentuk fisik dari bahan penyusun
ransum, komposisi ransum, laju aliran pakan melalui saluran pencernaan dan
perbandingan zat makanan di dalamnya.

9
Kecernaan bahan kering pada penelitian ini berkisar 48.98% - 55.86%.
Kecernaan bahan kering lebih rendah daripada hasil penelitian Apdini (2011) pada
kambing PE yang diberi ransum Indigofera sp. yaitu sebesar 73.91%. Hal
inimenunjukkan bahwa ransum memiliki kecernaan bahan kering yang
rendah.Kecernaan yang rendah terkait dengan konsumsi bahan keringyang rendah
(Tabel 5) dan komponen bahan pakan berserat dalam ransum. Mc Donald et
al. (2002) menyatakan bahwa kecernaan ransum dipengaruhi oleh komposisi kimia
bahan penyusun ransum, dan fraksi bahan pakan berserat berpengaruh besar pada
kecernaan. Pemberian rumput yang ad-libitum meningkatkan jumlah konsumsi
rumput. Peningkatan jumlah konsumsi rumput dapat meningkatkan laju aliran
pakan dalam rumen (Toharmat 2006). Oleh karena itu, kecernaan bahan kering
menjadi menurun. Kecernaan BK pada ternak dapat menggambarkan kondisi
kecernaan pakan. Kecernaan bahan kering yang rendah menurunkan absorpsi
nutrien pakan dan menurunkan ketersediaan nutrien untuk produksi susu.
Kecernaan Protein Kasar
Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak nyata
mempengaruhi kecernaan protein kasar (Tabel 6). Daun ginseng jawa memiliki
kadar protein kasar yang tinggi, namun kadar BKnya rendah (Tabel 1). Kadar BK
yang rendah membuat laju alir bahan meninggalkan rumen lebih cepat
(Toharmat 2006) sehingga membuat kecernaan komponen bahan oleh mikroba
menurun. Oleh karena itu, daun ginseng jawa tidak mempengaruhi kecernaan
protein kasar ransum.
Kecernaan protein kambing sapera pada penelitian ini berkisar
66.86% - 67.01%, lebih rendah daripada penelitian yang dilakukan Novita (2006)
pada kambing PE yang diberi pakan konsentrat dan rumput gajah terfermentasi
yaitu sebesar 77±6 %. Konsumsi protein yang cukup tinggi (Tabel 5) tidak diikuti
dengan kecernaan yang tinggi.Hal ini menunjukkan bahwa komponen bahan pakan
yang sukar dicernamempengaruhi kecernaan nutrien protein.
Kecernaan Lemak Kasar
Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak mempengaruhi
kecernaan lemak kasar (Tabel 6). Daun ginseng jawa memiliki kadar lemak kasar
yang cukup tinggi setelah konsentrat (Tabel 1). Kadar lemak daun ginseng jawa
yang cukup tinggi tidak mengganggu kecernaan lemak ransum. Kecernaan lemak
kasar berkisar 81.50% – 85.02%. Kecernaan lemak kasar pada kambing sapera pada
penelitian ini lebih rendah daripada kecernaan lemak kambing PE yang dinyatakan
oleh Mathius (2002) sebesar 90.10%. Namun demikian, kecernaan lemak kasar
pada kambing penelitian cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kambing sapera
mampu memanfaatkan lemak sebagai sumber energi dengan lebih baik walaupun
pakan yang diberikan pada penelitian ini memiliki kadar lemak kasar yang rendah.
Sebagian pakan adalah hijauan, pencampuran lemak dengan bahan pakan berserat
tinggi dapat meningkatkan kecernaan lemak (Toharmat 2006).
Kecernaan Serat Kasar
Kecernaan serat kasar pada kambing dalam penelitian ini tidak dipengaruhi
oleh pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum (Tabel 6). Daun ginseng

10
jawa tidak mengganggu aktifitas mikroba rumen dalam mencerna serat pakan
karena memiliki kadar serat kasar yang rendah (Tabel 1). Kecernaan serat kasar
berkisar 22.03% – 33.88%. Kecernaan serat pada kambing penelitian ini lebih
rendah dibandingkan dengan penelitian Mathius (2002) pada kambing PE sebesar
60.92%. Hal ini disebabkan bahan pakan yang diberikan memiliki kadar serat kasar
yang mudah dicerna rendah. Serat kasar merupakan penyedia energi yang lambat
dan dibutuhkan mikroba rumen setelah ketersediaan karbohidrat mudah dicerna
menurun. Kecernaan serat kasar suatu bahan baik dari segi jumlah maupun dari
komposisi kimia seratnya sangat mempengaruhi kecernaan komponen pakan
lainnya (Tillman et al. 1991). Selain itu, kadar serat yang rendah dapat
mengindikasikan bahwa bahan pakan sumber serat yang diberikan mengandung
serat kasar yang susah dicerna.
Kecernaan Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen
Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak nyata
mempengaruhi kecernaan BETN (Tabel 6). Daun ginseng jawa memiliki kadar
bahan kering yang rendah sehingga pemberian daun ginseng jawa dalam ransum
tidak mengganggu kecernaan BETN ransum. Kecernaan BETN berkisar antara
53.21% - 60.79 %. Kecernaan BETN tidak cukup tinggi, mengingat konsumsi BK
rendah. Hal ini disebabkan banyaknya jumlah konsumsi rumput raja (Tabel 4).
Banyaknya konsumsi bahan pakan sumber serat akan mengurangi ketersediaan
energi mudah dicerna (Toharmat 2006). Oleh karena itu, kecernaan BETN menjadi
berkurang.
Total Digestible Nutrient (TDN)
Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak nyata
mempengaruhi TDN (Tabel 6). Daun ginseng jawa memiliki kandungan BK yang
rendah (Tabel 1) sehingga tidak mempengaruhi TDN ransum. Kambing penelitian
memiliki TDN sebesar 52.96% – 57.80%. Nilai TDN pada ternak menggambarkan
jumlah energi yang tercerna (Apdini 2011). Rashid (2008) menyatakan bahwa TDN
pakan untuk kambing perah laktasi sebesar 53% -66%. Hal ini menunjukkan bahwa
kambing perah sapera dalam penelitian mendapatkan energi yang cukup untuk
kebutuhan hidup pokok dan produksinya.Namun demikian, kebutuhan TDN pada
penelitian lebih rendah dari standar kebutuhan yang ditetapkan. Kebutuhan TDN
pada kambing perah dengan bobot badan rata-rata 30 kg produksi susu 1 liter
dengan kadar lemak 4% adalah sebesar 704-798 g ekor-1 hari-1 NRC (1981). TDN
yang rendah terkait dengan kecernaan bahan kering dan BETN yang rendah.
Ketersediaan energi mudah dicerna yang menurun akan menyebabkan turunnya
nilai TDN (Tillman et al. 1991).

11
Tabel 6 Kecernaan bahan kering dan nutrien pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa
Kecernaan
Bahan kering
g ekor-1 hari-1
Protein kasar
g ekor-1 hari-1
Lemak kasar
g ekor-1 hari-1
Serat kasar
g ekor-1 hari-1
Bahan ekstrak
tanpa nitrogen
g ekor-1 hari-1
Total Digestible
Nutrien g ekor-1 hari-1

G0
532 ± 67
(50.39 ± 4.63 %)
88 ± 13
(63.41 ± 3.84 %)
56 ± 9
(82.56 ± 3.71 %)
47 ± 21
(27 ± 10.90 %)

Perlakuan
G1
519 ± 72
(48.98 ± 2.92 %)
99 ± 22
(66.86 ± 8.62 %)
58 ± 4
(85.02 ± 3.20 %)
37 ± 18
(22.03 ± 9.76 %)

G2
593 ± 45
(55.86 ± 3.76 %)
103 ± 11
(67.01 ± 4.40 %)
55 ± 2
(81.50 ± 1.73 %)
57 ± 17
(33.88 ± 9.50 %)

314 ± 31
(56.47 ± 3.99 %)

293 ± 27
(53.21 ± 1.69 %)

331 ± 27
(60.79 ± 4.92 %)

576 ± 72
(54.52 ± 3.82 %)

560 ± 67
(52.96 ± 2.04 %)

613 ± 42
(57.80 ± 3.47 %)

Produksi Susu dan Persistensi Produksi Susu
Produksi Susu
Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak nyata
mempengaruhi produksi susu (Tabel 7). Daun ginseng jawa memiliki kadar bahan
kering yang rendah sehingga pemberian segar daun ginseng jawa tidak
mempengaruhi penggunaan nutrien dalam sintesis produk susu. Produksi susu
kambing perlakuan G0, G1, dan G2 pada minggu pertama sampai minggu ke lima
terus mengalami penurunan dengan bentuk yang bervariasi (Gambar). Hal ini
menunjukkan bahwa setiap individu kambing memiliki daya adaptasi terhadap
kondisi pakan dan lingkungan yang berbeda-beda, tergantung pada umur ternak,
ukuran dimensi ambing, bobot hidup, dan lama laktasi. Penurunan produksi
diperkirakan terkait dengan akhir laktasi dalam bulan laktasi. Kambing yang
digunakan telah melewati puncak produksi susu, sehingga susu mengalami
penurunan yang konsisten dari waktu ke waktu. Puncak produksi susu terjadi antara
minggu ke-2 sampai minggu ke-4 pada setiap periode laktasi (Macciota et al. 2008).
Produksi susu kambing sapera pada penelitian ini jika dirata-ratakan selama
penelitian sebesar 1033 ± 55g ekor-1 hari-1 (Lampiran 15). Rataan produksi susu
lebih rendah dari rataan produksi susu kambing sapera di PT. Taurus Dairy Farm
sebanyak 1120 g ekor-1 hari-1 (Ruhimat 2003). Produksi susu dipengaruhi oleh
bulan laktasi dan kondisi lainnya seperti bobot badan induk, umur induk, ukuran
ambing, jumlah anak, nutrisi pakan, dan suhu lingkungan (Ensminger 2002).
Produksi susu yang lebih rendah terkait dengan konsumsi protein dan TDN yang
rendah (Tabel 6). Kambing perah laktasi membutuhkan protein 16% dan TDN 60%
per hari (Asminaya 2007). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas ransum belum
memenuhi kebutuhan kambing untuk produksi susu. Kekurangan konsumsi protein
dan energi pada ternak laktasi menyebabkan turunya produksi susu (Sutardi 1981).

g/hari

g hariˉ¹

12
1250.00
1200.00
1150.00
1100.00
1050.00
1000.00
950.00
900.00
850.00
800.00

Produksi susu pada
kambing perlakuan G0
Produksi susu pada
kambing perlakuan G1
Produksi susu pada
kambing perlakuan G2

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34
Hari Pengukuran

Gambar

Produksi susu pada kambing perah penelitian yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa selama 5 minggu masa
pemeliharaan

Persistensi Produksi Susu
Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak nyata
mempengaruhi persistensi produksi susu (Tabel 7). Persistensi susu merupakan laju
penurunan produksi susu pada saat kurva produksi susu turun dan laju peningkatan
produksi susu pada saat kurva produksi susu naik. Daun ginseng jawa memiliki
kadar protein kasar yang tinggi. Protein tinggi sangat dibutuhkan dalam sintesis
produk susu. Namun demikian, daun ginseng jawa memiliki kadar bahan kering
yang rendah sehingga ketersediaan nutrien daun ginseng jawa tidak mempengaruhi
nutrien protein ransum (Tabel 3). Protein merupakan komponen utama dalam
nutrisi ransum. Protein diperlukan oleh ternak ruminansia untuk kebutuhan optimal
(hidup pokok, pertumbuhan, reproduksi, dan produksi) (Haryanto dan Djajanegara
1992). Kambing penelitian yang mendapat pemberian daun ginseng jawa atau tanpa
pemberian daun ginseng jawa menunjukkan persistensi produksi susu yang
bervariasi setiap minggunya (Tabel 7). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pakan
yang diberikan bervariasi setiap minggunya terutama pakan hijauan yang diberikan.

13
Tabel 7 Produksi susu dan persistensi produksi susu per minggu pada kambing
yang diberi taraf perlakuan pemberian daun ginseng jawa selama
pemeliharaan
Minggu Ke
1
2
3
4
5
Keterangan:

Produksi susu
kambing perlakuan (satuan g)
G0
G1
G2
1017.86
1158.05 1080.00
1007.48
1096.24 1044.14
951.62
1088.38 1004.48
961.10
1062.14 1002.62
976.54
1088.80
958.38

Persistensi
(satuan %)
G0
G1
G2
1.02 5.34
5.54 0.72
-1.00 2.41
-1.61 -2.51

3.32
3.80
0.18
4.41

Nilai positif menunjukkan persistensi penurunan produksi
susu dan nilai negatif menunjukkan persistensi kenaikan
produksi susu.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pemberian daun Ginseng Jawa hingga 6% BK ransum tidak mempengaruhi
palatabilitas pakan, konsumsi, kecernaan nutrien, produksidan persistensi produksi
susu. Pakan yang diberikan seperti hijauan ad-libitum dan konsentrat 43% BK
ransumkurang memiliki kualitas yang baik, namun telah mencukupi kebutuhan PK
dan LK untuk kebutuhan hidup dan produksi ternak. Pemberian daun ginseng jawa
hingga 6% BK ransum tidak mampu meningkatkan produksi susu dalam kondisi
ransum yang memiliki kualitas rendah.
Saran
Kebutuhan pakan kambing sapera per ekor per hari harus berkisar 3,5%-4%
dari bobot badan. Kebutuhan protein dalam ransum harus berkisar 13%-17%.
Pemberian daun ginseng jawa dapat ditingkatkan untuk melihat kemungkinan
pengaruh terhadap konsumsi, kecernaan, dan produksi susu. Perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor eksternal maupun genetik ternak yang dapat
mempengaruhi konsumsi dan kecernaan nutrien, serta produksi susu.

14

DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi R. 1984. Ilmu Makanan Ternak. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka
Utama.
Apdini TAP. 2011. Pemanfaatan Pellet Indigofera Sp. pada Kambing Perah
Peranakan Etawah dan Saanen Di Peternakan Bangun Karso Farm
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Asminaya NS. 2007. Penggunaan ransum komplit berbasis sampah sayuran pesar
untuk produksi dan komposisi susu kambing perah [Tesis]. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Atabany A, Abdulganil IK, Sudonol A, Mudikdjo K. 2002. Performa Produksi,
Reproduksi dan Nilai Ekonomis Kambing Peranakan Etawah di Peternakan
Barokah. Med.Pet [Internet]. 2013 Juli 24; [diunduh 2013 Juni 05];
24(2): 1-7
[DITJENNAK] Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012.
Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta (ID): CV. Alnindra
Dunia Perkasa.
Ensminger ME. 2002. Sheep And Goat. Animal Agriculture Series. 6th ed. Danvile
(AS): Interstate Publisher Inc.
Ensminger ME. 2001. Sheep And Goat Science. Animal Agriculture Series. 6th ed.
Danvile (AS): Interstate Publisher Inc.
Ensminger ME, Oldfield JE, Heinemann WW. 1990. Feeds and Nutrition. 2nd ed.
California (AS): The Ensminger Publishing Company.
Haryanto B, Supriyati A, Thalib, Surayah, Abdurahman, Sumanto K. 2002.
Penggunaan probiotik dalam upaya peningkatan fermentasi mikrobial
rumen. Di dalam: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner; 30 Sep-1 Okt 2002. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. Departemen Pertanian. 206-208.
Hidayat S. 2005. Ginseng. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Keller P. 1998. Ginseng. 2013 Juli 23; [diunduh 2013 Oktober 21].
http://www.siu.edu/~ebl/leaflets/ginseng.htm).
Khim LE. 1999. Ginseng dan kegunaannya. 2013 Juli 24; [diunduh 2012 oktober
21]. http://pkukmweb.ukm.my/ahmad/tugas/s3_99/lim_eng.htm.
Macciota NPP, Dimauro C, Steri R, Cappio-Borlino A. 2008. Mathemical modeling
of goat lacatation curve. In: Pulina G, Cannas A (Eds). Dairy Goats
Feeding and Nurition. Cab International. Wallingford. Mangan JL. 1988.
Nutritional Effect Of Tanin in Animal Feeds. Nat.Res.Rev. 1: 209-231.
Mathius IW, Gaga IB, Sutama IK. 2002. Kebutuhan Kambing Pejantan Muda akan
Energi dan Protein Kasar: Konsumsi, Kecernaan, Ketersediaan dan
Pemanfaatan Nutrien. JITV. 7(2): 99-109.
McDonald P, Edwards RA, Greenhalgh JFD, Morgan CA. 2002. Animal Nutrition.
6th Ed. London (Ing): Pretice all.

15
[NRC] National Research Council. 1981. Nutrient Requirement of Goat.
Washington DC (AS): National Academy Press.
Novita CI, Sudono A, Sutama IK, Toharmat T. 2006. Produktivitas Kambing
Peranakan Etawah yang Diberi Ransum Berbasis Jerami Padi Fermentasi.
Med. Pet. 29(2): 96–106.
Nursasih E. 2005. Kecernaan Zat Makanan dan Efisiensi Pakan pada Kambing
Peranakan Etawah yang Mendapat Ransum dengan Sumber Serat Berbeda.
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Orskov ER. 2001. The Feeding of Ruminants Principles and Practice. Lincoln
(AS): Chalcombe Publication.
Parakkasi A. 1999.Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminant. Jakarta (ID):
Universitas Indonesia Press.
Rangkuti JH. 2011. Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah (PE)
pada Kondisi Tatalaksana yang Berbeda. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Rashid M. 2008. Goat and Their Nutrition. Manitoba Agriculture.2013 Juli 23;
[Diunduh 1 Maret 2012]. Http://www.Gov.Mb.Ca/Agriculture/Livestock/
Goat/Pdf/Bta01s08.Pdf.
Ruhimat A. 2003. Produktivitas Kambing Persilangan Peranakan Etawah Betina
dengan Kambing Saanen Jantan (Pesa) di PT Taurus Dairy Farm. [Skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sudono A, Rosdiana RF, Setiawan BS. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif.
Jakarta: Agromedia Pustaka.
Sutardi T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya [Skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Tillman AD, Hari H, Soedomo R, Soeharto PI, Soekanto L. 1991. Ilmu Makanan
Ternak Dasar. Yogyakarta (ID): UGM Press.
Toharmat T, Nursasih E, Nazilah R, Hotimah N, Noerzihad TQ, Sigit NA,
RetnaniY. 2006. Sifat fisik pakan kaya serat dan pengaruhnya terhadap
konsumsidan kecernaan nutrien ransum pada kambing. Med.Pet. 29(3):
146-154

16

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 16 Januari 1990 di
Cirebon. Penulis adalah anak pertama dari Agus Muslim dan
Suhaebah.
Pendidikan dasar penulis ditempuh di SDN 2
Kaligawe dan lulus pada tahun 2002. Kemudian pada 2005,
penulis lulus dari SMPN 1 Karangsembung Kabupaten
Cirebon. Pada Tahun 2008 penulis menyelesaikan
pendidikan SMA di SMAN 1 Lemahabang Kabupaten
Cirebon.
Penulis diterima di IPB sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada
tahun 2008 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dengan
Mayor Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Pakan, Fakultas Peternakan. Selama kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan,
baik di kampus maupun di luar kampus. Terdapat beberapa kepanitian diikuti oleh
penulis, seperti let’s fight again drugs dormitory sebagai ketua divisi acara IPB pada
tingkat TPB, IPB goes to School sebagai bendaraha yang diselenggarakan Ikatan
Kekeluargaan Cirebon, D’Farm Festival fakultas peternakan sebagai divisi logstran,
dan lain-lain. Pada tingkat 2 penulis mengikuti Program Kegiatan Mahasiswa
Penilitian dan mendapat dana pada tingkat IPB. Pada tingkat 3 dan 4 penulis
mengikuti program Kewirausahaan yang dilaksanaan oleh CDA (Career
Development and Alumni Affair) dan mendapatkan dana usaha. Selain itu, penulis
juga aktif dalam kegiatan kewirausahaan di luar kampus sampai sekarang.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Toto Toharmat,
M.Sc.Agr. dan Bapak Dr. Ir. Didid Diapari, M.Si. selaku pembimbing akademik
atas arahan dan motivasi yang diberikan selama pelaksanaan penelitian sampai
penulisan skripsi ini. Penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir.
Toto Toharmat, M.Sc.Agr. selaku pembimbing skripsiyang telah memberikan
dukungan dana dan fasilitas selama penelitian berlangsung. Selain itu, ucapan
terima kasih penulis ucapkan kepada kepala, staf Laboratorium, Bapak Gunawan,
Bapak Andi, Bapak Udin, Bapak Juli, dan Staff kandang lainnya di Balai Penelitian
Ternak Ciawi yang telah memberikan izin dalam Pelaksanaan penelitian,
penggunaan laboratorium dan fasilitasnya, dan membantu memperlancar selama
pelaksanaan penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayahanda
Agus Muslim, ibunda Suhaebah, dan seluruh keluarga atas segala do’a, dukungan
dan kasih sayangnya, serta sahabat – sahabat yang juga membantu dalam proses
penelitian. Ungkapan terima kasih diucapkan kepada Hatmoko Ari Prasetya atas
kerjasama dan bimbingannya selama penelitian kepada penulis.

17

LAMPIRAN

18
Lampiran 1

Komposisi nutrien feses kambing penelitian yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa dalam 100% BK
(%)

Kambing
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Keterangan:

BK
42.28
42.76
35.88
36.60
37.54
35.41
41.08
36.74
36.36

ABU
17.79
17.70
17.53
17.79
17.54
16.79
18.27
17.44
16.76

PK
8.82
9.93
10.16
9.08
11.55
6.62
13.19
10.03
9.35

LK
1.70
2.51
2.60
1.52
1.84
2.41
2.50
2.95
2.52

SK
24.06
24.20
24.07
25.59
22.06
23.84
23.07
23.11
24.54

BeTN
47.63
45.66
45.64
46.03
47.01
50.34
42.97
46.47
46.83

KA = Kadar Air, ABU = Kadar Abu, PK = Protein Kasar, LK = Lemak Kasar, SK =
Serat Kasar, BK = Bahan Kering, BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen

Lampiran 2 Analisis ragam konsumsi pakan segar pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa
Sumber
keragaman
Pemberian daun
ginseng jawa
Galat
Total
Lampiran 3

DB

Jumlah
Kuadrat

Kuadrat
Tengah

2

543805.973

271902.987

6
8

873861.666
1417667.639

145643.611

Fhit

P-value

1.867

.234

Analisis ragam konsumsi BK pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber
keragaman
Pemberian daun
ginseng jawa
Galat
Total

DB

Jumlah
Kuadrat

Kuadrat
Tengah

2

12.910

6.455

6
8

72068.020
72080.929

12011.337

Fhit
.001

P-value
.999

Lampiran 4 Analisis ragam konsumsi PK pada kambing yang mendapat perlakuan
pemberian daun ginseng jawa
Sumber
keragaman
Pemberian daun
ginseng jawa
Galat
Total

DB

Jumlah
Kuadrat

Kuadrat
Tengah

2

339.664

169.832

6
8

1195.827
1535.491

199.305

Fhit
.852

P-value
.472

19
Lampiran 5

Analisis ragam konsumsi LK pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber
keragaman
Pemberian daun
ginseng jawa
Galat
Total
Lampiran 6

Kuadrat
Tengah

2

4.616

2.308

6
8

267.917
272.534

44.653

Fhit
.052

P-value
.950

DB

Jumlah
Kuadrat

Kuadrat
Tengah

2

121.116

60.558

6
8

2774.015
2895.131

462.336

Fhit
.131

P-value
.880

Analisis ragam kecernaan BETN pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber
keragaman
Pemberian daun
ginseng jawa
Galat
Total
Lampiran 8

Jumlah
Kuadrat

Analisis ragam kecernaan SK pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber
keragaman
Pemberian daun
ginseng jawa
Galat
Total
Lampiran 7

DB

DB

Jumlah
Kuadrat

Kuadrat
Tengah

2

326.196

163.098

6
8

19512.525
19838.721

3252.087

Fhit
.050

P-value
.951

Analisis ragam kecernaan BK pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber
keragaman
Pemberian daun
ginseng jawa
Galat
Total

DB

Jumlah
Kuadrat

Kuadrat
Tengah

2

9398.605

4699.303

6
8

23387.434
32786.040

3897.906

Fhit
1.206

P-value
.363

20
Lampiran 9

Analisis ragam kecernaan PK pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber
keragaman
Pemberian daun
ginseng jawa
Galat
Total

DB

Jumlah
Kuadrat

Kuadrat
Tengah

2

383.171

191.586

6
8

1587.590
1970.761

264.598

Fhit
.724

P-value
.523

Lampiran 10 Analisis ragam kecernaan LK pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa
Sumber
keragaman
Pemberian daun
ginseng jawa
Galat
Total
Lampiran 11

DB

Jumlah
Kuadrat

Kuadrat
Tengah

2

22.041

11.020

6
8

191.868
213.909

31.978

Fhit
.345

P-value
.722

Analisis ragam kecernaan SK pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber
keragaman
Pemberian daun
ginseng jawa
Galat
Total

DB

Jumlah
Kuadrat

Kuadrat
Tengah

2

624.352

312.176

6
8

2096.904
2721.256

349.484

Fhit
.893

P-value
.458

Lampiran 12 Analisis ragam kecernaan BETN pada kambing yang mendapat
perlakuan pemberian daun ginseng jawa
Sumber
keragaman
Pemberian daun
ginseng jawa
Galat
Total

DB

Jumlah
Kuadrat

Kuadrat
Tengah

2

2164.714

1082.357

6
8

4784.053
6948.767

7