Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pemotivasi Kinerja Manajer Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 EKSTENSI
MEDAN

SKRIPSI
FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PEMOTIVASI
KINERJA MANAJER PADA PT (PERSERO) PELABUHAN
INDONESIA I MEDAN

OLEH :

NAMA

: EVA MAIRANI LUBIS

NIM

: 040522187

DEPARTEMEN


: AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
2008

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Fungsi Anggaran Sebagai
Alat Pemotivasi Kinerja Manajer Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I
Medan. Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level S1
Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Semua sumber data dan Informasi yang didperoleh telah dinyatakan dengan jelas benar
apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.

Medan, 02 April 2008

Yang Membuat Pernyataan

Eva Mairani Lubis
040522187

i

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayahNya, sehingga penulis memperoleh bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini,
yang penulis beri judul “FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PEMOTIVASI
KINERJA

MANAJER

PADA

PT.(PERSERO)


PELABUHAN

INDONESIA

I

MEDAN”.
Penulisan skripsi ini adalah dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam rangka menyelesaikan pendidikan Program Studi S1 pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara penulis sangat menyadari bahwa isi maupun pembahasan
dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akibat keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang ada pada penulis.
Dan penulis menyadari sepenuhnya bahwa segala upaya yang penulis lakukan
dalam penyusunan skripisi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan
dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan
haati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Yang tercinta ayahanda dan ibunda yang tiada hentinya memberi dorongan dan
semangat, serta bimbingan doa hingga saat ini.


2.

Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.

3.

Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ii

4.

Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku pembimbing yang telah
begitu banyak meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya dalam mmberikan
bimbingan kepada penulis.

5.


Para dosen /staf pengajar, serta pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.

6.

Bapak Direksi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7.

Karyawan dan karyawati PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang telah
banyak memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8.

Seluruh keluarga tercinta, atas dorongan serta doanya sehingga penulis selalu
bersemangat untuk menuntut ilmu.
Akhir kata penulis menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT, untuk membalas


bantuan yang telah diberikan, dengan iringan doa semoga kita senantiasa dilimpahi
rahmat-Nya. Amin….
Medan, 02 April 2008
Penulis

Eva Mairani Lubis
040522187

iii

ABSTRAK

Perusahaan yang bertujuan memperoleh laba maupun yang tidak memperoleh laba
selalu membutuhkan anggaran. Tercapainya tujuan ini bukan terjadi secara kebetulan,
melainkan tujuan perusahaan dapat dicapai jika perusahaan dapat beroperasi dengan baik.
Hal ini dapat terwujud jika seorang manajer dapat melaksanakan fungsi-fungsinya
dengan baik. Salah satu alat bantu yang dapat digunakan manajer dalam melaksanakan
fungsi-fungsinya adalah anggaran. Jadi penelitian bertujuan untuk memberikan bukti dan
menganalisis bagaimana fungsi anggaran dapat digunakan sebagai alat pemotivasi kinerja
manajer pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.

Dalam penelitian ini harus menggunakan suatu metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana penulis mengumpulkan data, disusun,
dikelompokkan, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran yang jelas
terhadap masalah yang diteliti.
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif maka
peneliti akan mendapatkan hasil dari penelitian tersebut, dimana dari hasil penelitian
tersebut dapat menjelaskan bagaimana tujuan dari penelitian tersebut. Hasil penelitian
adalah bahwa anggaran tidak berfungsi untuk memotivasi kinerja manajer karena
anggaran yang ditetapkan tidak dapat menjadi pedoman kerja yang baik bagi para
pelaksana anggaran terutama manajer.

Kata Kunci : Fungsi Anggaran, Alat Motivasi, Kinerja Manajer

iv

ABSTRACT
The company to provide get profit or no profit always used budget. Get this
provide not actual for expectly but company provide can be get if the company can be
good operation. That is can actual if a manager can let this functions company with well.
Ones tools which can be used manager in lets this functions is budget. So This Study aim

to provide any proof and analysia on budget functions as performance motivation for
manager at PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.
In this study aim must be used a method. The used method in this study aim is
descriptive methode, in which the writer collect data, arranged and classified, analyzed
and interpreted to get a clear description on a researched subject.
Usually if finish used the study aims with descriptive method, so the aims will get
something from the study aims.Result from this study aims is the budget cannot functions
to manager work motivation because the budget not planning with will so cannot used for
work manager in PT (Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan.

Keyword : Budget function, motivation tool, manager performance

v

DAFTAR ISI

PERNYATAAN…………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….ii
ABSTRAK…………………………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...vi

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
D. Kerangka Konseptual .................................................................................... 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Anggaran ...................................................................................... 5
B. Fungsi dan Tujuan Anggaran ......................................................................... 9
1. Fungsi Anggaran ........................................................................................ 9
2. Tujuan Anggaran ...................................................................................... 10
C. Prosedur Penyusunan Anggaran .................................................................. 14
D. Pengertian dan Tujuan Motivasi ................................................................... 22
E. Jenis-Jenis Motivasi...................................................................................... 24
F. Pengertian Kinerja Manajer .......................................................................... 25
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajer..................................... 26

vi

BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian……………………………………………………………..28

B. Jenis Data…………………………………………………………………..28
C. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………29
D. Metode Analisis Data………………………………………………………29
E. Tempat dan Waktu penelitian……………………………………………...30
BAB IV: HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian .............................................................................................. 31
1. Sejarah Perkembangan Perusahaan........................................................... 31
1.1. Visi dan Misi………………………………………………………..34
1.2. Tujuan perusahaan………………………………………………….36
1.3. Sasaran Perusahaan…………………………………………………36
2. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................ 37
B. Fungsi dan Tujuan Anggaran ........................................................................ 41
1. Fungsi Anggaran ...................................................................................... 41
2. Tujuan Anggaran ..................................................................................... 42
C.Prosedur Penyusunan Anggaran..................................................................... 42
D. Jenis-Jenis Motivasi ...................................................................................... 51
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajer ..................................... 51
F.Analisa Hasil Penelitian ................................................................................. 52
1.


Prosedur Penyusunan Anggaran ............................................................. 52

2. Keterlibatan Manajemen Puncak ........................................................... 53
3. Departemen Anggaran ............................................................................ 54

vii

4. Pola Negoisasi ........................................................................................ 55
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 61
B. Saran ............................................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..63

viii

ABSTRAK

Perusahaan yang bertujuan memperoleh laba maupun yang tidak memperoleh laba
selalu membutuhkan anggaran. Tercapainya tujuan ini bukan terjadi secara kebetulan,
melainkan tujuan perusahaan dapat dicapai jika perusahaan dapat beroperasi dengan baik.
Hal ini dapat terwujud jika seorang manajer dapat melaksanakan fungsi-fungsinya
dengan baik. Salah satu alat bantu yang dapat digunakan manajer dalam melaksanakan
fungsi-fungsinya adalah anggaran. Jadi penelitian bertujuan untuk memberikan bukti dan
menganalisis bagaimana fungsi anggaran dapat digunakan sebagai alat pemotivasi kinerja
manajer pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.
Dalam penelitian ini harus menggunakan suatu metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana penulis mengumpulkan data, disusun,
dikelompokkan, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran yang jelas
terhadap masalah yang diteliti.
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif maka
peneliti akan mendapatkan hasil dari penelitian tersebut, dimana dari hasil penelitian
tersebut dapat menjelaskan bagaimana tujuan dari penelitian tersebut. Hasil penelitian
adalah bahwa anggaran tidak berfungsi untuk memotivasi kinerja manajer karena
anggaran yang ditetapkan tidak dapat menjadi pedoman kerja yang baik bagi para
pelaksana anggaran terutama manajer.

Kata Kunci : Fungsi Anggaran, Alat Motivasi, Kinerja Manajer

iv

ABSTRACT
The company to provide get profit or no profit always used budget. Get this
provide not actual for expectly but company provide can be get if the company can be
good operation. That is can actual if a manager can let this functions company with well.
Ones tools which can be used manager in lets this functions is budget. So This Study aim
to provide any proof and analysia on budget functions as performance motivation for
manager at PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.
In this study aim must be used a method. The used method in this study aim is
descriptive methode, in which the writer collect data, arranged and classified, analyzed
and interpreted to get a clear description on a researched subject.
Usually if finish used the study aims with descriptive method, so the aims will get
something from the study aims.Result from this study aims is the budget cannot functions
to manager work motivation because the budget not planning with will so cannot used for
work manager in PT (Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan.

Keyword : Budget function, motivation tool, manager performance

v

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan yang bertujuan memperoleh laba maupun yang tidak bertujuan
memperoleh laba selalu membutuhkan anggaran. Anggaran merupakan suatu
rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan
moneter yang mencakup jangka waktu satu tahun. Penyusunan anggaran
merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, yang
dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran
(budgeting) seringkali diartikan sama dengan perencanaan laba (profit planning).
Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun
berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses
penyusunan program (programming). Tanpa didasarkan pada rencana kegiatan
jangka panjang yang disusun sebelumnya, anggaran sebenarnya tidak membawa
kearah mana pun.
Anggaran dalam fungsi perencanaan merupakan pedoman kerja dari
seluruh kegiatan yang dilaksanakan, fungsi pengkoordinasian, anggaran
merupakan alat koordinasi dari seluruh kegiatan dan fungsi pengawasan, anggaran
akan menjadi standar dan tolok ukur yang akan dibandingkan dengan realisasinya,
dari perbandingan ini akan diketahui apakah perusahan telah bekerja dengan
sukses atau kurang sukses.

1

Tujuan suatu perusahaan umumnya adalah untuk memperoleh laba
semaksimal mungkin, yang akan mengarah pada pertumbuhan dan kelanjutan
usaha. Tercapainya tujuan ini bukan terjadi secara kebetulan, karena tujuan
perusahaan dapat dicapai jika semua kegiatan dilakukan secara cermat oleh
eksekutif perusahaan yang bertanggung jawab.
Aspek terpenting ialah anggaran yang fungsi pokoknya merupakan
pedoman kerja, alat pengkoordinasian dan alat pengawasan. Anggaran merupakan
rencana aktivitas yang menjadi pedoman untuk melaksanakan serangkaian
aktivitas tertentu dimasa yang akan datang. Sekali anggaran ditetapkan,
pencapaian sasaran anggaran hanya dapat dilakukan melalui serangkaian aktivitas
yang telah ditetapkan sebelumnya dalam anggaran.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis merasa tertarik untuk menyusun
skripsi

yang

PEMOTIVASI

berjudul

:

“FUNGSI

KINERJA

ANGGARAN

MANAJER

PADA

SEBAGAI
PT

ALAT

(PERSERO)

PELABUHAN INDONESIA I MEDAN”.

B. Perumusan Masalah
Agar penelitian ini tidak menjadi kabur maka penulis membuat
permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah anggaran berfungsi
sebagai alat pemotivasi kinerja manajer ”.

2

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menambah pengetahuan penulis yang selama ini hanya terbatas
pada hal-hal yang bersifat teoritis saja.
2. Untuk mengetahui apakah anggaran yang

ditetapkan sudah

dilaksanakan dengan baik dalam pencapaian laba.
3. Untuk membandingkan teori yang telah dipelajari dengan praktek
dilapangan.
4. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana
ekonomi jurusan akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara

D. Kerangka Konseptual
Untuk memudahkan pemahaman terhadap penelitian dapat dibuat suatu
kerangka konseptual sebagai berikut:

3

PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Tujuan dan Strategi
Alat motivasi
Perencanaan
Penghargaan/ Sanksi
Anggaran
Umpan Balik
Realisasi
(Tercapai/ tidak)

4

Kinerja manajer

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Anggaran
Pengelolaan perusahaan,

manajemen membuat rencana kegiatan untuk

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Rencana yang disusun secara
kuantitatif umumnya dituangkan dalam bentuk anggaran. Penyusunan anggaran
(budgeting) seringkali diartikan sama dengan perencanaan laba (profit planning).
Perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang implikasi
keuangannya dinyatakan dalam laporan laba-rugi. Dampak keuangan yang
diperkirakan akan terjadi sebagai akibat rencana kerja tersebut kemudian disusun
dan dievaluasi melalui proses penyusunan anggaran. Proses penyusunan anggaran
merupakan proses penyusunan rencana kerja jangka pendek, yang dalam
perusahaan berorientasi laba, pemilihan rencana kerja didasarkan atas dampak
rencana kerja tersebut terhadap laba.
Beberapa ahli telah memberikan defenisi tentang pengertian anggaran
(budget). Menurut M. Munandar : “Anggaran (budget) ialah suatu rencana yang
disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang
dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu
(periode) tertentu yang akan datang”
Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa suatu anggaran mempunyai
empat unsur, yaitu :

5

1. Rencana, ialah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan
yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Budget juga merupakan
suatu rencana, karena anggaran merupakan penentuan terlebih dahulu
tentang kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang. Hanya saja
anggaran merupakan suatu rencana yang mempunyai spesifikasi-spesifikasi
khusus, seperti disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan
perusahaan, dinyatakan dalam unit moneter.
Beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk menyusun rencana
untuk menghadapi waktu yang akan datang, antara lain :
a. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian, sehingga
perusahaan harus mempersiapkan diri sejak awal tentang apa yang dilakukan
nantinya.
b. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai alternatif pilihan, sehingga
perusahaan harus mempersiapkan diri lebih awal altrnatif mana yang akan
dipilih.
c. Rencana sangat diperlukan oleh perusahaan sebagai pedoman kerja diwaktu
yang akan datang. Dengan adanya rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan
akan lebih terarah.
d. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai alat pengkoordinasian kegiatankegiatan dari seluruh bagian-bagian yang ada diperusahaan dalam melakukan
kegiatannya.
e. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai alat pengawasan terhadap
pelaksanaan (realisasi) dari rencana tersebut diwaktu yang akan datang.

6

2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang
akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Secara
garis besar kegiatan-kegiatan (fungsi) perusahaan dapat dikelompokkan
menjadi lima kelompok, yaitu :
1. Kegiatan pemasaran (marketing)
2. Kegiatan produksi (producing)
3. Kegiatan pembelanjaan (financing)
4. Kegiatan administrasi (administrating)
5. Kegiatan personalia (personnel)
3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan
pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit moneter
yang berlaku di Indonesia ialah rupiah.
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa budget
berlakunya untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa yang dimuat
didalam budget adalah taksiran-taksiran (forecast) tentang apa yang akan
terjadi serta apa yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang.
Dalam kaitannya dengan masalah jangka waktu (periode) anggaran, dikenal
dua macam anggaran, yaitu :
a. Anggaran Strategis (strategic budget), ialah anggaran yang berlaku
untuk jangka panjang yaitu jangka waktu yang melebihi satu periode
akuntansi (melebihi satu tahun).

7

b. Anggaran Taktis (tactical budget), ialah anggaran yang berlaku untuk
jangka pendek, yaitu satu periode akuntansi atau kurang.
Faktor-faktor

yang

perlu

dipertimbangkan

yang

mempengaruhi

pemilihan jangka waktu berlakunya anggaran secara lebih tepat, antara lain :
-

Luas pasar penjualan produk yang dihasilkan perusahaan

-

Posisi perusahaan dalam persaingan

-

Jenis produk yang dihasilkan perusahaan

-

Tersedianya data dan informasi untuk melakukan penaksiranpenaksiran

-

Keadaan perekonomian pada umumnya.
Anggaran yang disusun mempunyai beberapa karakteristik sebagai

berikut:
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
keuangan.
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang
berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggungjawab
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
4. Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang
berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi
tertentu.

8

6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan
dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

B. Fungsi dan Tujuan Anggaran
1. Fungsi Anggaran
Sesuai dengan fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, fungsi anggaran juga demikian. Hal ini disebabkan
anggaran sebagai alat manajemen dalam melaksanakan fungsinya :


Fungsi Perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran
yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas
dalam unit dan uang. Para manajer harus mempertimbangkan
kemungkinan perubahan kondisi dimasa yang akan datang, dan juga
menentukan langkah yang diperlukan untuk menghadapi perubahan
kondisi tersebut dalam merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan.



Fungsi Pelaksanaan
Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga
pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan
(laba). Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan, saling bekerja
sama dengan baik di setiap bagian kegiatan, seperti ;

Bagian

Pemasaran, Bagian Umum, Bagian Produksi, dan Bagian Keuangan
untuk mencapai tujuan.

9



Fungsi Pengawasan
Anggaran

merupakan

alat

pengawasan

(controlling)

terhadap

kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran. Pengawasan juga
berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan
cara :
-

Memperbandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).

-

Melakukan

tindakan

perbaikan

atau pun koreksi apabila

dipandang perlu, apabila terdapat penyimpangan

atau selisih

anggaran yang merugikan.

2. Tujuan Anggaran
Anggaran mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Sebagai alat untuk memperjelas perencanaan strategi perusahaan :
Menurut Anthony : “Perencanaan strategi adalah proses untuk menentukan
tujuan-tujuan organisasi dan merumuskan strategi umum yang akan
dipakai untuk mencapai tujuan tersebut”. Perencanaan strategi memiliki
beberapa karakteristik : disusun pada awal tahun, dibuat dengan dasar
informasi yang terbaik yang tersedia pada tahun tersebut, seluruh manajer
terlibat dalam penyusunan strategi perusahaan, dan ditetapkan seadiladilnya.
2. Sebagai alat koordinasi :
Anggaran membantu mengkoordinasikan dan menghubungkan setiap
tindakan sumber daya manusia dalam organisasi. Organisasi dapat

10

membantu mendeteksi ketidakkonsistenan pelaksanaan tindakan antara
satu bagian dengan bagian lainnya. Contoh yang sering terjadi misalnya
perencanaan produksi tidak konsisten dengan perencanaan volume
penjualan, dalam total atau lini produksi tertentu.
3. Sebagai alat pertanggungjawaban :
Anggaran yang telah disusun harus dengan jelas menegaskan siapa
manajer yang bertanggung jawab. Anggaran juga dapat digunakan untuk
memberikan

wewenang

dan

kekuasaan

kepada

manajer

pusat

pertanggungjawaban untuk mengalokasikan atau mengeluarkan sejumlah
dana untuk tujuan tertentu tanpa meminta persetujuan dari pejabat yang
lebih tinggi tingkatannya.
4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja :
Anggaran dapat digunakan sebagai acuan atau tolok ukur untuk menilai
kinerja aktual yang dihasilkan. Jika terjadi penyimpangan maka dapat
digunakan sebagai indikator adanya situasi krisis yang memerlukan
perhatian manajemen perusahaan.

Penggunaan anggaran memberikan beberapa keunggulan pada organisasi
pemakainya, antara lain :


Membantu manajemen dalam membuat study awal terhadap masalahmasalah yang dihadapi oleh suatu organisasi dan membiasakan
manajemen untuk mempelajari dengan seksama suatu masalah sebelum
diputuskan.

11



Menyediakan cara-cara untuk memformulasikan usaha perencanaan.



Menutup kemacetan potensial sebelum kemacetan tersebut terjadi.



Mengembangkan iklim sadar laba dalam perusahaan, mendorong
terhadap kesadaran pentingnya biaya dan memaksimalkan pemanfaatan
sumber-sumber perusahaan.



Membantu mengkoordinasikan dan mengintegrasikan penyusunan
rencana operasi berbagai bagian yang ada pada organisasi sehingga
keputusan akhir dan rencana-rencana tersebut dapat terintegrasi dan
komprehensif.



Memberikan kesempatan pada organisasi untuk meninjau kembali
secara sistematik terhadap kebijakan dan pedoman dasar yang sudah
ditentukan.



Mengkoordinasikan, menghubungkan dan membantu mengarahkan
investasi dan semua usaha-usaha organisasi kesaluran yang paling
menguntungkan.



Mendorong suatu standar prestasi yang tinggi dengan membangkitkan
semangat bersaing yang sehat, menimbulkan perasaan berguna dan
menyediakan perangsang (insentif) untuk pelaksanaan yang efektif.

Anggaran disamping memiliki keunggulan-keunggulan tersebut juga
memiliki keterbatasn-keterbatasan yang perlu diperhatikan antara lain :
1.

Karena

anggaran

disusun

berdasarkan

estimasi,

maka

untuk

terlaksananya kegiatan-kegiatan dengan baik tergantung pada ketepatan
estimasi tersebut.

12

2.

Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut berhasil
apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

3.

Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk
membantu

manajer

dalam

melaksanakan

tugasnya,

bukan

menggantikannya
4.

Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang
diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang
luwes.
Agar anggaran dapat memanfaatkan keunggulannya sebaik mungkin dan

menekan keterbatasan sekecil mungkin maka anggaran yang baik memerlukan
syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut :
1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat.
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas
fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan
tanggung jawab yang tegas.
2. Adanya sistem akuntansi yang memadai.
Sistem akuntansi yang memadai meliputi :
-

Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dengan
realisasinya

sehingga

dapat

diperbandingkan

dan

dihitung

penyimpangan yang terjadi.
-

Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi,
anggaran dan selisih.

-

Laporan didasarkan kepada akuntansi pertanggungjawaban.

13

3. Adanya penelitian dan analisis.
Penelitian dan analisis diperlukan untuk menetapkan alat pengukur
prestasi sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisa prestasi.
4. Adanya dukungan para pelaksana.
Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika
ada dukungan aktif dari para pelaksana dari tingkat bawah maupun
atas.

C. Prosedur Penyusunan Anggaran
Proses penyusunan anggaran pada intinya menggambarkan interaksi
antara manajemen puncak selaku pemberi otorisasi, departemen anggaran selaku
bagian yang melaksanakan review dan verifikasi atas usulan anggaran, dan para
manajer divisi/manajer pusat-pusat pertanggungjawaban selaku penyusun usulan
anggaran dibidang tugasnya masing-masing. Sebagaimana telah diuraikan
sebelumnya, anggaran merupakan rencana kegiatan yang akan menjadi pedoman
pelaksanaan kegiatan dalam tahun anggaran untuk mencapai sasaran.
Anggaran memerlukan proses penyusunan untuk penetapan peran tiap
manajer dalam melaksanakan program atau bagian program.
Secara rinci proses penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :
1. Organisasi Penyusunan Anggaran, terdiri atas :
Departemen Anggaran
Departemen anggaran merupakan departemen yang bertugas untuk
mengadministrasikan anggaran serta membantu para manajer pusat-pusat

14

pertanggungjawaban dalam proses penyusunanan anggaran. Departemen
anggaran mempunyai tugas sebagai berikut :
1) Menerbitkan prosedur dan formulir penyusunan anggaran.
2) Mengkoordinasikan dan menerbitkan asumsi-asumsi yang dipakai sebagai
dasar penyusunan rancana anggaran perusahaan.
3) Membantu setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun
rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban.
4) Mengolah rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban menjadi
rancangan anggaran induk.
5) Menganalisis realisasi anggaran, menafsirkan hasil-hasilnya dan
membuat laporan ringkas mengenai hasil analisisnya tersebut kepada
Direksi.
6) Mengadministrasikan proses perubahan dan penyesuaian anggaran
perusahaan.

Komite Anggaran
Komite anggaran merupakan organisasi ad hoc atau lembaga fungsional
yang dipimpin oleh manajer puncak dan terdiri dari para anggota Direksi lainnya,
yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Menerbitkan pedoman/kebijakan penyusunan anggaran.
2) Mereview proposal anggaran yang telah dibahas dengan departemen
anggaran.
3) Meneyesuaikan anggaran dengan tujuan perusahaan.

15

4) Menyetujui

dan

mengesahkan

anggaran

masing-masing

pusat

pertanggungjawaban.
Revisi Anggaran
Salah satu pertimbangan utama dalam administrasi anggaran adalah
prosedur untuk merevisi anggaran setelah anggaran tersebut disahkan. Perlu
diketahui bahwa bila suatu anggaran bisa dirubah dengan sekehendak hati oleh
penyusun anggaran maka tidak ada masalah dalam penilaian dan pengesahan
anggaran. Dilain pihak jika asumsi-asumsi anggaran yang digunakan ternyata
tidak benar maka laporan anggaran menjadi tidak ada artinya, sehingga diperlukan
revisi anggaran. Menurut Supriono Ada dua tipe prosedur untuk merevisi
anggaran sebagai berikut:


Prosedur yang memungkinkan dilakukan perubahan anggaran secara
sistematis (misalnya setiap kuartal).



Prosedur yang memungkinkan dilakukannya revisi dalam keadaankeadaan khusus.

Perumusan Asumsi Dasar dan Kebijakan Perusahaan
Penerbitan pedoman atau kebijakan penyusunan anggaran beserta asumsi
dasar, merupakan langkah awal penyusunan anggaran. Pedoman dan asumsi dasar
sekaligus

berlaku

sebagai

perintah

bagi

seluruh

manajer

pusat

pertanggungjawaban untuk menyusun proposal anggaran dengan berdasarkan
pada pedoman tersebut. Pedoman penyusunan anggaran menyebutkan tujuan
perusahaan, strategi induk yang dipakai dan target-target perusahaan yang akan
dicapai.

16

2.

Proposal Anggaran
Berdasarkan pedoman/kebijakan dan asumsi dasar penyusunan anggaran

manajer pusat pertanggungjawaban dengan dibantu staf masing-masing menyusun
proposal anggaran. Penyusunan proposal anggaran dimulai dengan perhitungan
fasilitas, sumber daya manusia dan sumber daya perusahaan lainnya yang dimiliki
pada saat itu. Anggaran disusun pertama kali berdasarkan tingkat kegiatan yang
terjadi saat itu kemudian dimodifikasi sesuai dengan pedoman dan asumsi dasar
penyusunan anggaran. Perubahan tingkat kegiatan perusahaan dapat diklasifikasi
menjadi dua kelompok, yaitu :
Perubahan karena pengaruh eksternal, meliputi :
1)

Perubahan tingkat perkembangan ekonomi yang berpengaruh terhadap
volume penjualan.

2)

Perkiraan perubahan harga bahan baku dan jasa yang dibutuhkan
perusahaan.

3)

Perubahan tingkat upah tenaga kerja.

4)

Perubahan pada biaya kebijakan seperti biaya pemasaran, biaya
penelitian dan pengembangan dan biaya administrasi.

5)

Perubahan harga jual, sebagaimana strategi kebijakan harga yang akan
dilaksanakan perusahaan karena harga jual pesaing.

Perubahan karena pengaruh internal, meliputi :
1)

Perubahan biaya produksi sebagai akibat pemakaian peralatan baru
atau sistem layanan baru.

2)

Perubahan kebijakan sebagai antisipasi karena perubahan beban kerja.

17

3)
3.

Perubahan pangsa pasar dan bauran produk.

Proses Negosiasi
Manajer pusat pertanggungjawaban melakukan pembahasan bersama

departemen anggaran untuk melakukan review atas proposal anggaran, meliputi
kesesuaian dengan pedoman dan asumsi dasar serta upaya peningkatan kinerja
dibanding tahun berjalan. Tahap negosiasi merupakan inti dari proses penyusunan
anggaran.

Pada

tahap

ini

seringkali

terjadi

upaya

manajer

pusat

pertanggungjawaban untuk menyajikan anggaran pendapatan yang lebih rendah
dari seharusnya dan anggaran biaya yang lebih tinggi dari sewajarnya sehingga
tingkat laba yang akan dicapai dibawah kemampuan yang ada, dengan tujuan agar
didalam melaksanakan target-target anggaran dapat lebih mudah dicapai.
4. Evaluasi dan Persetujuan Anggaran
Proposal anggaran yang telah dibahas dengan departemen anggaran
bersama dengan manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan, diajukan
kepada manajer puncak setelah terlebih dahulu disusun kedalam bentuk anggaran
induk perusahaan oleh departemen anggaran. Manajer puncak melakukan evaluasi
menyeluruh terutama yang menyangkut konsistensi perhitungan anggaran masingmasing pusat pertanggungjawaban, misalnya konsistensi volume penjualan
dengan volume produksi, serta keterpaduan antara tujuan perusahaan dengan
masing-masing target anggaran. Anggaran yang telah direview oleh manajer
puncak kemudian disahkan jadi pedoman kerja perusahaan.

18

5.

Aspek Perilaku Manusia
Penyusunan anggaran harus diperhatikan implikasi atau keterlibatan

aspek perilaku manusia. Kesuksesan anggaran hanya dapat dicapai jika semua
pelaksana secara simpatik mau membantu, bekerja sama dan bersungguh-sungguh
dalam melaksanakan anggaran. Agar dapat memotivasi para pelaksana. Didalam
penyusunan anggaran perlu diperhatikan :

1. Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran.
Pendekatan dari atas kebawah (top down approach)
Pimpinan puncak dalam menetapkan target-target anggaran tanpa melalui
negosiasi

dengan

masing-masing

pelaksanaan

anggaran.

Para

manajer

dibawahnya hanya diberikan kewenangan untuk menjabarkan sampai level yang
paling bawah. Pendekatan dari atas kebawah

ini memiliki kelebihan

yaitu

pekerjaan menyusun anggaran menjadi lebih singkat, disamping itu keterpaduan
masing-masing anggaran diviis atau unit usaha dengan tujuan perusahaan dapat
lebih terjaga. Disamping memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan yaitu tidak
mendorong rasa memiliki anggaran dari masing-masing pelaksana anggaran,
sehingga tidak memotivasi untuk mencapai target anggaran yang telah ditetapkan
oleh manajemen puncak.
Pendekatan dari bawah keatas (bottom up approach)
Para pelaksana anggaran yang menyusun usulan anggaran dan
manajemen diatasnya yang melakukan pemeriksaan dengan program formal dan
pedoman manajemen puncak. Pendekatan daari bawah keatas ini memiliki

19

kelebihan yaitu menumbuhkan komitmen bagi para pelaksana anggaran untuk
mencapai target-target anggaran karena rasa keadilannya diperhatikan, disamping
itu juga target-target yang ditetapkan akan lebih realistis karena disusun oleh
masing-masing pelaksana yang memahami kondisi pekerjaannya. Disamping
memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan yaitu dengan adanya partisipasi
yang luas sering menimbulkan konflik dan memakan waktu yang cukup panjang
dalam proses penyusunan anggaran.

Pendekatan campuran (top down and bottom up approach)
Pendekatan yang efektif dalam penyusunan anggaran adalah pendekatan
campuran, yang merupakan partisipasi aktif semua level manajemen dan
karyawan sesuai dengan peran masing-masing didalam proses penyusunan
anggaran. Manajemen puncak berkewajiban menerbitkan pedoman atau kebijakan
penyusunan anggaran yang konsisten dengan program formal dan mampu
menyakinkan bawahannya bahwa pencapaian tujuan perusahaan pada tahun
anggaran bersangkutan akan memberi manfaat baik bagi organisasi maupun bagi
seluruh anggota organisasi.

2. Tingkat kesulitan target anggaran
Target suatu anggaran sebaiknya target yang menantang tetapi dapat
dicapai. Anggaran yang terlalu ideal atau sangat sulit dicapai cenderung
menimbulkan

rasa

frustasi

bagi

para

pelaksananya,

sehingga

dalam

pelaksanaannya akan mendorong tindakan-tindakan jangka pendek yang akan

20

menimbulkan kerugian perusahaan didalam jangka panjang. Sebaliknya target
anggaran yang terlalu rendah juga kurang memberikan motivasi bagi para
pelaksana anggaran, serta akan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.
Anggaran yang baik adalah anggaran dengan tingkat kesulitan yang menantang
namun masih mungkin untuk dicapai, sehingga mampu memotivasi para
pelaksana anggaran untuk berprestasi. Target anggaran yang tepat akan
mendorong kompetisi internal yang sehat dan kepastian target laba perusahaan,
sehingga anggaran yang disusun dapat dijadikan pedoman kerja bagi seluruh
anggota organisasi.

3.

Keterlibatan manajer senior
Manajer senior harus terlibat secara aktif dalam memotivasi pelaksana

anggaran dan dalam mereview serta persetujuan anggaran. Hal ini dilakukan
untuk menghindari adanya praktek-praktek manipulasi atau penggembungan
anggaran, juga dalam upaya meningkatkan pemahaman bagi para bawahannya
terhadap tujuan perusahaan, sekaligus juga Manajer Senior yang bersangkutan
dapat meningkatkan penyerapan informasi lapangan dari masing-masing
pelaksana anggaran. Interaksi yang positif antara Manajer Senior dengan para
bawahannya dalam proses penyusunan anggaran tersebut akan meningkatkan
motivasi didalam pencapaian target anggaran dan meningkatkan akurasi data
anggaran.

21

4. Departemen anggaran yang efektif
Departemen anggaran juga harus memiliki reputasi yang memperhatikan
keseluruhan tujuan organisasi, tidak memihak, dan berlaku jujur atau adil. Hal
tersebut disyaratkan karena peran departemen anggaran mengharuskan untuk
menganalisis anggaran secara rinci guna memastikan bahwa anggaran tersebut
sudah disiapkan dengan baik. Oleh karenanya, dalam melaksanakan peran tersebut
seringkali departemen anggaran berbeda pandangan dengan masing-masing
manajer divisi yang cenderung lebih berorientasi pada kepentingan divisinya
masing-masing.

D. Pengertian dan Tujuan Motivasi
Menurut Sunarto (2005:133) “ Motivasi adalah sesuatu yang membuat
orang untuk bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu didasarkan
dari motif.”
Dengan demikian motivasi merupakan daya dorong untuk bergerak dan
motivasi yang berasala dari kata motif berarti penggerak. Sehingga
pengertian motivasi dapat dikatakan suatu keadaan yang menggerakkan
atau mengarahkan seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan tersebut.
Keberhasilan dari motivasi seseorang sangat diperlukan oleh suatu sumber
yang dimiliki.
Kekuatan motivasi yang ada dalam diri manusia bias ditimbulkan oleh
dorongan yang ada dalam diri dan lingkunagannya. Sedangkan aspek
lainnya adalah factor pemeliharaan budaya dan nilai-nilai yang terkandung

22

dalam organisasi yang dapat mendorong prestasi kerja yang tinggi.
Pencapaian tujuan organisasi yang dapat mendorong prestasi kerja yang
tinggi. Pencapaian motivasi kerja sebagaimana diharapkan menghasilkan
efektivitas, produktivitas, dan hasil kerja bagi diri individu yang
bersangkutan maupun bagi organisasi.

Tujuan Motivasi
Ada beberapa tujuan motivasi


Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan



Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan



Meningkatkan produktivitas kerja karyawan



Mem[ertahankan Produktivitas kerja karyawan



Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan pwrusahaan



Meningkatkan kedisplinana dan meningkatkan tingkat absensi
karyawan



Mengefektifkan pengadaan karyawan



Meningkatkan kreatifitas dan kreasi karyawan



Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan



Amempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugastugasnya



Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat, bahan baku dan lainlain.

23

E. Jenis-Jenis Motivasi
Dalam melakukan suatu pekerjaan diperlukan kegairahan kerja yang
merupakan kemauan dan kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan
yang dilakukan. Dengan mengikuti perilaku manusia akan lebih mudah
memotivasinya.
Secara garis besar motivasi dapat dibagi atas dua jenis yaitu:


Motivasi Positif, merupakan proses untuk mencoba mempenharuhi
orang lain agar melakukan sesuatu yang diinginkan dengan cara
memberikan kemungkinan untuk mendapatkan penghargaan,
kompensasi yang layak dan promosi.
Contoh : pemberian penghargaan, bonus, insentif, karir



Motivasi Negative, merupakan proses untuk mempengaruhi
seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan, tetapi
teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan-kekuatan
ataupun berbagai ancaman

Motivasi

negative

dilakukan

agar

karyawan

berusaha

untuk

menghindarinya. Dengan demikian menimbulkan dorongan didalam
dirinya untuk bekerja dengan sebaik-baiknya, agar terhindar dari
ancaman hukuman. Tetapi hendaknya pemberian motivasi negative ini
wajar dan benar.
Ada bermacam-macam tindakan hukuman antara lain:


Dihilangkan sebagai haknya



Denda

24



Skorsing



Demosi



Dipecat

Penggunaan masing-masing motivasi ini dengan segala bentuknya
harus

mempertimbangkan

situasi

dan

orangnya.

Sebab

pada

hakekatnya setiap individu berbeda dengan yang lain. Suatu dorongan
yang mungkin bagi seseorang, mungkin tidak efektif bagi orang lain.
Dalam bernagai hal penelitian baik penggunaan motivasi negative
sering kali memberikan hasil yang lebih berupa peningkatan kinerja
dalam

jangka

pendek.

Tetapi

penggunaan

motivasi

positif

meningkatkan semangat dan kinerja dalam jangka panjang.

F. Pengertian Kinerja Manajer
Menurut Mangkunegara (2000:67) “ kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.”
Menurut Tika (2006:121) “Kinerja adalah sebagai hasil fungsi-fungsi
pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi
yang dipengaruji oleh berbbagai factor untuk mencapai tujuan organisasi
dalam periode waktu tertentu.”

25

Dalam pencapaian sasaran atas peningkatan kinerja maka diperlukan suatu
pertimbangan atas factor-faktor yang dapat mempengaruhi masalah
tersebut. Hal ini penting sebagai titik tolak dari pelaksanan konsep dalam
usaha meningkatkan kinerja.

Menurut Mangkunegara (2000:69) “ Eaktor-faktor yang mempengaruhi
pencapaian kinerja adalah factor kemampuan (ability) dan Faktormotivasi
(motivation).”

Menurut Kalbers dan Fagharty dalam Faisal (2001) “ Kinerja
Manajerial adalah evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan lewat
atasan langsung, teman, dirinya dan bawahan.”

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Manajer
a. Upah
Upah merupakan salah satu factor yang mendukung motivasi kerja para
manajer, upah merupakan suatu penerimaan yang merupakan imbalan dari
pemberi kerja kepada penerima kerja untuk saat yang telah dan akan
dilakukan . Upah berfungsi sebagai suatu jaminan kelangsungan hidup
yang layak bagipara karyawan.
b. Bonus
Bonus akan diberikan kepada para pelaksana perusahaan pada akhir tahun
dimana perusahaan akan membegikan bonus jika perusahaan mengalami

26

laba , yang nantinya akan diberikan kepada seluruh karyawan perusahaan
terutama yang memiliki prestasi kerja yang baik.
c. Insentif
Insentif juga dapat dilakukan perusahaan jika perusahaan mendapat laba,
hal ini dilakukan perusahaan untuk mendorong semangat para pelaksana
perusahaan dalam bekerja untuk emnacpai target perusahaan.
d. THR
THR merupakan tunjangan yang diberikan kepada karyawan pada hari
besar keagamaan. Ini diberikan kepada setiap karyawan yang akan
merayakan hari besar keagamaan masing-masing.
e. Asuransi
Asuransi diberikan kepada setiap karyawan yang bekerja pada perusahaan
tersebut, asuransi ini diberikan agar para pelaksana perusahaan merasa
nyaman dalam melakukan pekerjaan karena mereka akan mendapatka
asuransi jika mendapatka kecelakaan kerja dan lain-lain.

27

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
1. Penelitian Kepustakaan (library research)
Penelitian Kepustakaan merupakan suatu cara mengumpulkan data
melalui perpustakaan dengan jalan membaca buku-buku, majalah
ilmiah atau tulisan lain yang ada hubungannya dengan masalah ini.
Data yang diperoleh dari riset ini bersifat teoritis yang berguna untuk
menganalisa data yang diperoleh dari lapangan.
2. Penelitian Lapangan (field research)
Penelitian Lapangan merupakan suatu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan jalan langsung kepada objek penelitian yang dalam
hal ini pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.
B. Jenis Data
1.

Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yaitu dari
PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan secara langsung melalui
wawancara.

2.

Data Sekunder
Data yang telah diolah dan diperoleh langsung dari perusahaan seperti
: struktur organisasi dan lain- lain.

28

C. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :
1. Pengamatan (observation)
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengadakan

penilaian atau pengamatan langsung terhadap

masalah-masalah yang diteliti serta terhadap masalah-masalah yang
ada hubungannya dengan hal tersebut.
2. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan dan
karyawan yang terlibat langsung

dan berwenang memberikan

keterangan yang dibutuhkan penulis.
3. Pertanyaan (questionaire)
Pertanyaan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan kepada pimpinan perusahaan dan
karyawan yang ada hubungan dengan permasalahan.

H. Metode Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dapat digunakan
analisis secara :

29

1. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif yaitu data yang ada dikumpulkan disusun
dikelompokkan dianalisis dan diinprestasikan sehingga diperoleh
gambaran yang jelas terhadap masalah yang diteliti.
2. Analisis Komparatif
Analisis Komparatif yaitu penganalisaan dilakukan dengan

cara

membandingkan antara praktek dengan teori sehingga diperoleh
gambaran yang jelas

tentang persesuaian atau perbedaan diantara

keduanya.

I. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang
berkedudukan di jalan Krakatau Ujung No.100 Medan.

30

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.

Data Penelitian

1.

Sejarah Perkembangan Perusahaan
PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I lahir melalui berbagai
perubahan bentuk usaha dan status hukum pengusahaan jasa pelabuhan
yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Periode 1945 – 1951
Pengelolaan perusahaan berada di dalam wewenang suatu Badan
Peninggalan Pemerintah Hindia Belanda bernama

Van Scheepvart

yang berfungsi untuk memberikan layanan jasa pelabuhan yang
dilakukan oleh Haven Bedrijf.
b. Periode 1952 – 1959
Pengelolaan pelabuhan dilaksanakan oleh Jawatan Pelabuhan.
c. Periode 1960 – 1963
Pengelolaan pelabuhan dilakukan

oleh Perusahaan Negara (PN)

Pelabuhan I sampai dengan VIII berdasarkan Undang-Undang Nomor
19 Prp Tahun 1960.
d.

Periode 1964 – 1969
Aspek komersial dari pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh PN
Pelabuhan, tetapi kegiatan operasional pelabuhan dikoordinasikan oleh
lembaga pemerintah yang disebut Port Authority.

31

e. Periode 1970 – April 1983
Pengelolaan pelabuhan umum

dilakukan oleh Badan Pengusahaan

Pelabuhan (BPP) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
1969. PN Pelabuhan dibubarkan dan lembaga pemerintah

Port

Authority diganti menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP).
f. Periode Mei 1983 – Nopember 1992
Pengelolaan pelabuhan dibedakan menjadi pelabuhan umum yang
diusahakan dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Pengelolaan
pelabuhan umum yang diusahakan dilakukan oleh Perusahaan Umum
(PERUM) Pelabuhan, sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang
tidak

diusahakan dilakukan oleh Unit Pelaksana Tehnis dibawah

Direktorat

Jenderal

Perhubungan

Laut

sebagaimana

Peraturan

Pemerintah Nomor 11 Tahun 1983.
Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan I merupakan salah satu dari
empat PERUM yang mengelola pelabuhan-pelabuhan yang diusahakan
dan dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
1983.
g. Periode Desember 1992 sampai dengan Sekarang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 tanggal 19 Oktober 1992
tentang pengalihan status Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan I menjadi
perusahaan perseroan (Persero), maka bentuk perusahaan menjadi PT
(Persero) Pelabuhan Indonesia I, sesuai Akte Pendirian/Anggaran Dasar yang
dibuat Notaris Imas Fatimah, SH tanggal 01 Desember 1992.

32

B.

Lapangan Usaha dan Wilayah Pengusahaan

Perusahaan sebagai penyedia jasa kepelabuhanan mempunyai
lapangan usaha sebagai berikut :
1) Pelayanan jasa kapal
2) Pelayanan jasa barang dan peti kemas
3) Pelayanan jasa bongkar muat
4) Penyediaan kolam-kolam pelabuhan untuk lalu lintas kapal dan
tempat berlabuh kapal.
5) Tanah dan berbagai bangunan untuk kebutuhan lahan industri dan
perkantoran yang terkait dengan bisnis kepelabuhanan.
6) Penyediaan listrik, bahan bakar minyak, air minum untuk kapal
dan instalasi pembuangan limbah.
7) Pelayanan jasa terminal penumpang.
8) Jasa pelayanan kesehatan.
9) Pelayanan jasa galangan kapal.
10) Pelayanan jasa-jasa lain yang terkait dengan usaha jasa
kepelabuhanan.
Wilayah kerja usaha perusahaan tersebar di

tiga

Daerah

Propinsi yaitu, Istiwewa Aceh; Sumatera Utara; dan Riau.
Wilayah kerja usaha tersebut terdiri dari : 15 pelabuhan cabang, 10
pelabuhan perwakilan / kawasan, 1 Unit Usaha Terminal Petikemas, 2
rumah sakit pelabuhan,

1 unit galangan kapal dan 1 unit balai

pendidikan dan pelatihan.

33

1.1. Visi dan Misi
a.

Visi Perusahaan
Visi perusahaan adalah : “ dikenal secara luas sebagai
perusahaan penyedia jasa kepelabuhanan berkualitas dunia”. Visi
tersebut mengandung arti :
1) Bisnis pelabuhan bersifat global, oleh karena itu