Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI M E D A N

S K R I P S I

ANGGARAN MATERIAL SEBAGAI ALAT

PENGENDALIAN BIAYA PADA PT NINDYA KARYA

(PERSERO) CABANG MEDAN

O l e h :

NAMA : ZUINA

NIM : 060522101

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna memenuhi salah satu syarat

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini berjudul : Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan.

Skripsi ini adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar dan apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 7 Juli 2009 Yang Membuat Pernyataan

Zuina


(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjat puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala berkah dan rahmat-Nya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana. Adapaun skripsi ini berjudul: ”Anggaran Material Sebagi Alat Pengendalian Biaya pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun cara penyajiannya. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Skripsi ini penulis persembahkan terutama untuk kedua orang tua penulis tercinta. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada orang tua yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan kesabaran yang sangat besar dalam setiap bimbingan.

4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak dan Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak, selaku dosen pembanding/penguji yang telah banyak memberikan kritik dan sarannya bagi penulis.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang memberikan bimbingan pada penulis selama masa perkuliahan.

6. Seluruh karyawan pimpinan bagian koordinator keuangan dan bagian akuntansi PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan yang telah banyak memberikan bantuannya.

7. Buat para sahabat yang telah memberikan berbagai bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Medan, 7 Juli 2009

Penulis

Zuina


(5)

ABSTRAK

Untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yakni mendapatkan laba yang maksimum maka perusahaan melakukan perencanaan dan pengendalian biaya khususnya biaya material. Didalam biaya material penentuan dan taksiran biaya yang akurat dibutuhkan untuk sebuah proyek The Royal Residence Apartement. Dimana biaya ini sangat mempengaruhi peningkatan laba ataupun kerugian perusahaan. Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan jelas mengenai metode penyusunan anggaran material dan untuk mengetahui masalah yang dihadapi perusahaan mengenai perencanaan dan pengendalian biaya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yakni menguraikan dan menjelaskan tentang anggaran material sebagai alat pengendalian biaya. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dan dokumentasi. Data sekunder berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, data anggaran biaya material dan realisasinya.

Hasil penelitian ini menunjukkan anggaran biaya material pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang medan telah disusun berdasarkan perkiraan biaya yang berlaku dipasaran. Sehinggga perencanaan dan pengendalian biaya harus tetap dilakukan sesuai dengan prosedur penyusunan anggaran material guna lebih meningkatkan efisiensi biaya.

Kata kunci : Anggaran, Biaya Material, Pengendalian, dan varians


(6)

ABSTARCT

To be able to reach the target of company namely get maximum profit hence company planning and control of expence specially teh expense of material. In expense of determination material and valuation of expense of which is accurate to be required for a project The Royal Residene Apartement. Here this expense veri is influencing profit improvement and or loss of company. As for especial target of this research is to know clearly method compilation of material budget ang to know teh problem of faced company concerning planning ang control of expense.

This research use descriptive method namely elaborate and explain about material budget as a means of financial control. Data which used in this research consist of primary data and data of sekunder. Primary data in the foem of result of documentation and interview. Data of sekunder in the form of brief history company, organization chart, and material budget data and its realization.

Result of this research show material budget PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan have been compiled pursuant to estimate of expense going into effect marketing. So that planning ang control of expense have to remain to be as according to procedure compilation of material budget utilize to improve efisisensi expense.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Kerangka Konseptual ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis Anggaran ... 7

B. Penyusunan Anggaran Material proyek ... 12

C. Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Proyek ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Jenis Data ... 31

C. Teknik Pengumpulan Data ... 32


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 33 2. Struktur Organisasi ... 36 3. Penyusunan Anggaran Material Proyek pada

PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan ... 40 4. Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya

pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan ... 46 B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Penyusunan Anggaran Material ... 48 2. Analisis Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian

Biaya ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 55 B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No. Urut Judul Halaman

Tabel 2.1. Anggaran Biaya Material Tower Antena Pemancar ... 26

Tabel 2.2. Realisasi Biaya Material Tower Antena Pemancar ... 26

Tabel 2.3. Perbandingan Biaya Material Tower Antena Pemancar ... 27

Tabel 4.1. Material Budget The Royal Residence Apartment Tahun 2007 ... 43

Tabel 4.2. Actual Price The Royal Residence Apartment Tahun 2007 ... 44

Tabel 4.3. Perbandingan Harga Material Tahun 2007 ... 50


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam suatu proyek atau juga pengerjaan proyek ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai laba yang maksimal. Seperti berapa banyak yang perlu dihabiskan dalam pengerjaan suatu proyek, berapa tenaga kerja yang harus diperlukan untuk menyelesaikan pro yek tersebut dan biaya-biaya lain yang secara tidak langsung dikeluarkan dalam suatu pengerjaan proyek tersebut.

Material merupakan suatu bahan yang menjadi peranan utama dalam menyelesaikan suatu pengerjaan proyek. Jadi sebelum seorang kontraktor mengambil suatu proyek sebaiknya menganalisa terlebih dahulu biaya-biaya yang akan dikeluarkan dan mengestimasi seberapa banyak material yang akan dipakai sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan meramalkan laba yang akan dicapai.

Dalam suatu pengerjaan proyek, material merupakan bahan yang paling mudah diselewengkan baik dalam penentuan kualitas maupun kuantitasnya. Karena itu sebelum proyek dikerjakan hendaknya kontraktor membuat estimasi seberapa banyak material yang dibutuhkan dan baiknya untuk estimasi ini dibuat dalam bentuk anggaran sehingga mempermudah dalam membuat perbandingan anggaran yang dibuat dengan realisasinya , dan juga mempermudah dalam menghitung seberapa besar selisih (varians)


(12)

yang akan timbul dari biaya yang dianggarkan dengan realisasinya. Anggaran juga bisa dijadikan panduan terhadap proyek yang akan datang.

Informasi biaya yang sistematis dan komparatif diperlukan oleh pihak manajemen dalam pengelolaan perusahaannya. Hal ini menjadikan akuntansi semakin memegang peranan penting bagi manajemen untuk perencanaan dan pengendalian biaya serta analisis atas varians-varians yang terjadi. Dalam varians yang ditimbulkan dari material dalam pengerjaan suatu proyek dapat mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektvitas. Varians ini bisa saja varians yang menguntungkan (favorable variance) atau varians yang tidak menguntungkan (unfovarable variance) dan variance ini akan mempengaruhi tingkat laba yang akan dicapai perusahaan.

Pengendalian dilakukan agar terdapat jaminan yang memadai atas keamanan material sehingga perusahaan perlu melakukan suatu sistem pengendalian yang meliputi pengendalian fisik dan akuntansi. Pada pengendalian fisik lebih diutamakan pada kualitas material dan penyimpanannya dan pengendalian akuntansi adalah dilaksanakan melalu i sistem pengendalian dengan cara membandingkan kuantitas material yang ada dengan catatan manajemen. Dalam dunia konstruksi dewasa ini , dimana pengembangan pro yek semakin maju dengan berbagai peralatan yang modern, maka pengelolaan biaya-biaya untuk mendanai suatu proyek harus akurat sehingga penyimpangan-penyimpangan dapat lebih efisien. Dari kenyataan-kenyataan ini akuntansi biaya semakin memegang peranan penting sebagai bagian dari informasi pengambilan keputusan.


(13)

Pengendalian yang baik terhadap material yang dilakukan perusahaan dapat menghasilkan informasi yang tepat waktu dan akurat pada manajemen. Informasi ini selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan periode berikutnya. Dalam hal ini yang menjadi kendala adalah teknik pengendalian yang dilakukan sudah dapat memberikan jaminan bahwa pengendalian fisik dan akuntansi material dapat diyakini kebenarannya seperti material yang ada dan sesuai dengan catatan manajemen.

Adapun perusahaan jasa konstruksi yang menjadi objek penelitian adalah PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan yang beralamat di Jl. Sisingamangaraja Medan adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Dalam menyalurkan jasanya, PT. Nind ya Karya (Persero) Cabang Medan membuat suatu tim yang akan mengerjakan suatu proyek. Tim tersebut menjadi tanggung jawab penuh terhadap proyek tersebut.

PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan dalam melakukan kegiatannya harus membuat suatu anggaran proyek konstruksi, hal ini diperlukan perusahaan untuk memenangkan suatu tender pelanggan. Selanjutnya, apabila suatu tender sudah dimenangkan upaya manajemen adalah bagaimana melaksanakan konstruksi yang sesuai dengan perencanaan biaya yang seefisien mungkin. Untuk itu dibuat anggaran pelaksanaan yang bersifat lebih detail yang bertujuan untuk kelancaran proses konstruksi, antara lain adalah pengalokasian sumber daya yang dibutuhkan sesuai dengan tahapan pengerjaan baik menyangkut jenis material, peralatan,


(14)

tenaga kerja, serta penyediaan dana yang memadai.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi berjudul “Anggaran Material sebagai Alat Pengendalian Biaya Proyek pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka penulis membatasi penelitian hanya pada anggaran material dan varians yang ditimbulkan antara anggaran yang dibuat dengan realisasinya pada proyek The Royal Residence Apartement.

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perusahaan menyusun anggaran biaya khususnya biaya material didalam pengerjaan proyek?

2.. Apakah anggaran biaya material dapat berfungsi sebagai alat pengendalian biaya bagi proyek?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah:


(15)

1. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai cara penyusunan anggaran biaya khususnya biaya material dalam pengerjaan proyek pada PT . Nindya Karya (Persero) cabang Medan.

2. Untuk mengetahui apakah anggaran biaya material dapat digunakan sebagai alat pengendalian biaya proyek.

B. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai cara menentukan anggaran material dalam suatu proyek.

2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi manajemen dan untuk memberikan bahan pertimbangan didalam pengambilan keputusan , khususnya dalam perencanaan anggaran proyek.

3. Bagi civitas akademi, hasil penelitian dapat dijadikan bahan referensi, pembanding dan menambah kepustakaan bagi yang akan melakukan penelitian yang menyangkut masalah anggaran material.


(16)

D. Kerangka Konseptual

Anggaran merupakan rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan serta sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu. Anggaran sebagai salah satu alat yang digunakan didalam pengendalian biaya. Jika anggaran disusun dengan baik maka akan memudahkan penilaian tingkat efisiensi setiap material. Pengendalian biaya berdasarkan anggaran dapat dilakukan dengan membandingkan anggaran yang dibuat dengan realisasinya, dimana perbandingan ini dapat ditinjau dari kuantitas dan harga material. Dari hasil analisis maka akan terlihat kekuatan dan kelebihan yang dimiliki perusahaan dan menjadi masukan bagi pihak manajemen didalam pengambilan keputusan serta sekaligus sebagai bahan masukan untuk menyusun anggaran selanjutnya.

ANGGARAN MATERIAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT NINDYA KARYA (PERSERO) CABANG MEDAN

Anggaran material

Taksirankuantitas dan standar harga material

Pemakaian aktual dan harga material aktual


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Jenis Anggaran

Tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk mendapatkan laba, dalam jumlah yang direncanakan. Bertitik tolak dari tujuan yang direncanakan dapat dimengerti bahwa laba bukanlah suatu hal yang kebetulan saja melainkan melalui rencana kerja yang teliti. Perencanaan adalah fungsi utama dari seorang pemimpin perusahaan. Perencanaan tersebut disusun dalam bentuk uang.

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara teliti yang didasarkan atas pengalaman dimasa yang lalu dan ramalan masa yang akan datang. Sedemikian teliti dan terperincinya anggaran tersebut sehingga merupakan petunjuk bagi staf dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Dalam menyusun anggaran perusahaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni realistis, luwes, dan kontinue. Realistis artinya tidak terlalu optimis dan tidak terlalu pesimis. Luwes artinya tidak terlalu kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah. Sedangkan kontinue, artinya membutuhkan perhatian secara terus-menerus.

Definisi anggaran atau budget menurut Munandar (2001:3) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”.


(18)

Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa.

Menurut Joe K. Shim & Joel G. Siegel (2003:342) : “Anggaran merupakan rencana kuantitatif dari kegiatan maupun program yang dinyatakan menurut nilai aktiva, modal, pendapatan, biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana tersebut, ataupun dalam istilah kuantitatif lainnya seperti unit barang ataupun jasa”.

Sedangkan menurut Garrison dan Noreen (2007:402) mendefinisikan anggaran sebagai berikut: ”Anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu”.

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu anggaran memiliki empat unsur, yakni:

a. Rencana

Yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Dengan adanya rencana berarti ada suatu pedoman mengenai apa yang akan dilakukan sehingga perusahaan lebih terarah menuju tujuan yang ditetapkan.

b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan

Yaitu mencakup semua kegiatan yang kan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalm perusahaan. Secara umum perusahaan meliputi lima kelompok yaitu pemasaran, produksi, keuangan, administrasi dan personalia.


(19)

c. Dinyatakan dalam satuan moneter

Yaitu satuan yang berliku di Indonesia adalah Rupiah. Hal ini mengingat masing-masing perusahaan menggunakan unit moneter berbeda-beda. Perusahaan mempunyai satuan unit yang berbeda-beda, seperti material menggunakan kesatuan berat (kilogram) dan kesatuan panjang (meter). Dengan unit moneter dapatlah diseragamkan semua unit satuan tersebut, memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisis lebih lanjut.

d. Jangka waktu tertentu yang akan datang

Yaitu menunjukkan bahwa anggaran berlaku untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu, apa yang dimuat dalam anggaran adalah taksiran-taksiran tentang apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang.

Berdasarkan uraian di atas, maka anggaran mempunyai beberapa kegunaan pokok yaitu:

a. Sebagai pedoman kerja

Anggaran sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaigus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.

b. Sebagai alat koordinasi kerja

Anggaran sebagai alat mengkoordinasi kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat dalm perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerjasama dengan baik untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan


(20)

pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan.

c. Sebagai alat pengendalian/pengawasan

Anggaran sebagai alat pengendalian atau pengawasan dilakukan dengan membandingkan antara apa yang tertuang dalam anggaran dengan apa yang telah dicapai atau realisasi. Selanjutnya ditemukan penyebab terjadinya penyimpangan sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.

Nafarin (2007:31) mengelompokkan anggaran dari beberapa sudut pandang sebagai berikut:

1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. b. Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

b. Anggaran Kontinu (continuous budget) adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat. Misalnya, tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan. 3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga dengan anggaran taktis.

b. Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut dengan anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggran jangka pendek. Anggaran jangka


(21)

pendek disebut juga dengan anggaran startegis. 4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran Operasional (operational budget) adalah anggaran untuk menyusun laporan laba/rugi. Contoh: anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku, anggran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, dan anggaran beban usaha.

b. Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Contoh: anggaran kas, anggaran piutang, anggaran sediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca. 5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran Komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.

b. Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Contoh: karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran operasional.

6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.

b. Anggaran kinerja (performance badget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan). Misalnya untuk menilai apakah biaya (beban) yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.

7. Menurut metode penentuan harga pokok (penghargapokokan) produk, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran tradisional (traditional budget) atau anggaran konvensional (conventional budget) terdiri atas anggaran berdasar fungsional dan anggaran berdasar sifat. Anggaran berdasar fungsional (functional based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan penuh (full costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran induk atau anggaran tetap. Anggaran berdasar sifat (characteristic based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan variable (variable costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel.

b. Anggaran berdasar kegiatan (activity based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan berdasar kegiatan (activity based costing) dan berfungsi unutk menyusun anggaran variabel dan anggaran


(22)

induk.

B. Penyusunan Anggaran Material Proyek

Wulfram I. Ervianto (2004:108) Material proyek dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Penggolongan jenis material proyek tersebut dibedakan menjadi tiga kategori:

1. Engineered Materials, yaitu produk khusus yang dibuat berdasarkan perhitungan teknis dan perencanaan. Material ini dijelaskan dengan gambar dan digunakan sepanjang masa pelaksanaan proyek tersebut. Apabila terjadi penundaan akan berakibat mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek.

2. Bulk material, yaitu produk yang dibuat berdasarkan standar industri tertentu. Material jenis ini seringkali sulit diperkirakan karena beraneka macam jenisnya seperti kabel dan pipa.

3. Fabricated material, yaitu produk yang dirakit tidak pada tempat material tersebut akan digunakan diluar lokasi proyek seperti kusen dan rangka baja.

Material konstruksi di sebuah proyek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu material yang kelak akan menjadi bagian tetap dari struktur (material permanen) dan material yang dibutuhkan kontraktor dalam membangun proyek. Tetapi, tidak akan menjadi bagian tetap dari struktur (material sementara).

Material permanen adalah material yang dibutuhkan oleh kontraktor untuk membentuk bangunan dan sifatnya melekat tetap sebagai elemen bangunan. Jenis material ini akan dijelaskan lebih rinci dalam dokumen kontrak (gambar kerja dalam spesifikasi). Rincian material permanen mencakup antara lain:

1. Spesifikasi material yang digunakan. 2. Kwantitas material yang dibutuhkan

3. Uji coba harus dilakukan terhadap setiap material yang diperlukan sebelum material diterima.


(23)

Dengan menggunakan rincian yang tercantum dalam dokumen kontrak, kontraktor harus menentukan pemasok material yang akan digunakan.

Material sementara adalah material yang dibutuhkan oleh kontraktor dalam membangun proyek, tetapi tidak akan menjadi bagian dari bangunan setelah digunakan (material ini akan disingkirkan). Jenis material ini tidak dicantumkan dalam kontrak, sehingga kontraktor bebas menentukan sendiri material yang dibutuhkan beserta pemasoknya. Dalam kontrak, kontraktor tidak akan mendapat pembayaran eksplisit untuk jenis material ini. Sehingga, pelaksanaan harus memasukkan biaya material ini ke dalam biaya pelaksanaan berbagai pekerjaan yang termasuk dalam kontrak. Kontraktor sedapat mungkin bertindak hati-hati dengan harapan material ini dapat digunakan kembali dalam pekerjaan lain.

Kegiatan estimasi merupakan dasar untuk membuat sistem pembiayaan dan jadwal pelaksanaan konstruksi, untuk meramalkan kejadian pada proses pelaksanaan serta memberi nilai pada masing-masing kejadian. Kegiatan estimasi dilakukan dengan terlebih dahulu mempelajari gambar rencana dan spesifikasi. Berdasarkan gambar rencana dapat diketahui material yang nantinya akan digunakan. Penghitungan kebutuhan dapat dilakukan secara teliti dan kemudian ditentukan harganya. Dalam melakukan kegiatan estimasi, seorang estimator harus memahami proses konstruksi secara menyeluruh, termasuk jenis dan kebutuhan material didalam proyek karena faktor tersebut dapat mempengaruhi biaya konstruksi.


(24)

tertentu, tergantung pada siapa yang membuatnya. Pihak owner membuat estimasi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya tentang biaya yang harus disediakan untuk merealisasikan proyeknya. Hasil estimasi ini disebut dengan OE (Owner Estimate) atau EE (Engineer Estimate). Pihak kontraktor membuat estimasi dengan tujuan untuk kegiatan penawaran terhadap proyek konstruksi.

Kontraktor akan memenangkan lelang jika penawaran yang diajukan mendekati OE/EE. dalam menentukan harga penawaran, kontraktor harus memasukkan aspek-aspek lain yang sekitarnya berpengaruh terhadap biaya proyek nantinya.

Menurut Ervianto (2002:134), ada tahap-tahap yang harus dilakukan untuk menyusun anggaran biaya material adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar menyediakan bahan/material konstruksi secara kontinu.

2. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku didaerah lokasi proyek dan atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari luar daerah lokasi proyek.

3. Melakukan perhitungan analisis material dan upah dengan menggunakan analisis yang diyakini baik oleh sipembuat anggaran.

4. Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan hasil analisa satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan.

5. Membuat rekapitulasi.

Pada perusahaan berskala kecil, dimana permasalahan yang dihadapi belum begitu kompleks, pekerjaan penyusunan anggaran dapat dikerjakan sendiri oleh pemimpin perusahaan. Namun perusahaan yang berskala besar diperlukan suatu bagian khusus yang menangani anggaran yang meliputi pembentukan


(25)

panitia anggaran. Dalam fungsi pimpinan keuangan biasanya kita jumpai seorang direktur budget atau seorang direktur perencanaan dan pengendalian yang dibebani dengan tanggung jawab pengawasan staf.

Pimpinan perusahaan jelas mempunyai tanggung jawab terakhir atas penyusunan anggaran akan tetapi harus ada pembebanan tanggung jawab yang sejajar pada pimpinan lini dan staf. Pimpinan lini pada dasarnya harus dibebani tanggung jawab, memasukkan input dan keputusan operasional kedalam perencanaan, memenuhi dan melaksanakannya. Pada penyusunan anggaran, pimpinan lini diikutsertakan, karena pada dasarnya anggaran adalah sebagai rancangan untuk membantu manajer pada posisi lini dalam melaksanakan tanggung jawab mereka dan harus memikul tanggung jawab penuh atas rencana tersebut. Sehingga pemimpin staf harus dibebani dengan tanggung jawab untuk: 1. Merancang dan memperbaiki sistem (sebagai lawan dari memberikan input

keputusan operasional).

2. Mengawasi dan mengkoordinasi jalannya sistem.

3. Memberikan bantuan teknis, analisa dari saran kepada manajer lini. 4. Mengembangkan dan membagikan laporan pelaksanaan.

Kecendrungan yang timbul belakangan ini menunjukkan, bahwa sebagian besar dari perusahaan yang dikelola dengan baik, memakai secara luas suatu panitia anggaran atau komite anggaran. Panitia anggaran umunya berada langsung dibawah direksi. Sebab utamanya karena baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaannya anggaran perlu melibatkan personalia dari berbagai fungsi operasional perusahaan. Dengan menempatkan panitia anggaran secara langsung


(26)

dibawahnya, maka diharapkan anggaran yang tersusun nantinya akan memperoleh dukungan secara penuh dari semua bagian yang ada dalam perusahaan. Sehingga anggaran benar-benar akan merupakan alat bagi manajemen untuk menggerakkan serta mengarahkan kegiatan-kegiatan seluruh bagian. Panitia anggaran ini terdiri dari direktur utama dan direktur lainnya termasuk pimpinan anggara.

Tugas komite anggaran atau panitia anggaran menurut Harahap (2001:93) sebagai berikut:

1. Menetapkan keputusan tentang kebijaksanaan umum yang akan ditempuh dimasa yang akan datang.

2. Komite anggaran bertugas menyusun dan menyempurnakan semua prosedur yang berkaitan dengan masalah anggaran yang menjadi pedoman bagi divisi-divisi lain.

3. Komite bertugas menyelesaikan anggaran tahunan.

4. Meminta/menerima serta mereview budget masing-masing departemen.

5. Melakukan saran tau perbaikan budget departemen. 6. Menyetujui atau mensahkan budget atau revisi budget.

7. Untuk pelaksanaan anggaran maka Komite ini juga bertugas mengikuti dan melihat penerapan anggaran, dan hal lain yang menyangkut rencana pelaksanaan anggaran dan untuk membicarakan beberapa hal yang menyangkut penyimpangan dari anggaran.

8. Pada akhir tahun, Tim ini bertugas juga menyelesaikan revisi dan penyesuaian anggaran dan mempersiapkan rekomendasi dalam penyusunan anggaran tahun berikutnya.

9. Komite ini pada akhir tahun anggaran akan membahas beberapa hal tentang anggaran yang belum rampung pada tahun lalu dan menyelesaikan anggaran yang lalu dan bila mungkin mengangkatnya kembali keanggaran tahun berikutnya.

10.Menerima analisis dan laporan tentang pelaksanaan budget. 11.Komite ini bertugas untuk melakukan perbaikan secara terus

menerus konsep anggaran komprehensif ini.

Komisi anggaran umumnya bukan merupakan organ tetap, melainkan hanya dibutukan pada waktu-waktu tertentu saja yakni pada setiap akhir tahun dalam rangka penyusunan anggaran untuk tahun berikutnya. Sesungguhnya


(27)

pekerjaan yang sebenarnya didalam menyusun anggaran biasanya dilakukan masing-masing bagian, rapat komisi anggaran lebih banyak bersifat rapat koordinasi yang berfungsi membentuk keserasian pendapat agar penyusunan anggaran dapat berjalan dengan baik perlu ditetapkan suatu pedoman penyusunan anggaran secara terperinci dan jelas agar setiap bagian dalam pelaksanaan dapat mengikuti pedoman tersebut.

Menurut Harahap (2001:90) Ditinjau dari siapa yang membuat, maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara:

1. Otoriter atau top down

Dalam metode Otoriter atau top down, budget disusun dan ditetapkan sendiri oleh pemimpin dan budget inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya, bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam menyusun budget. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun budget atau dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan.

2. Demokrasi atau bottom up

Budget disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Budget disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Budget disusun mulai dari bawahan sampai keatasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun budget yang akan dicapainya dimasa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama dan berlarut. 3. Campuran atau top down atau bottom up

Disini perusahaan menyusun budget dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilakukan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.

Pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai persentase cukup besar dari total biaya proyek. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa biaya material menyerap 50-70% dari biaya proyek, biaya ini belum termaksud biaya penyimpanan material. Oleh karena itu, penggunaan


(28)

teknik manajemen yang baik dan tepat untuk membeli, menyimpan, mendistribusikan, dan menghitung material konstruksi menjadi sangat penting.

Kegagalan menggunakan dan menjaga sistem manajemen yang sesuai untuk material konstruksi akan berakibat buruk bagi kemajuan dan segi finansial pelaksanaan pekerjaan yang antara lain mencakup:

1. Tidak tersedianya material pada saat diperlukan. 2. Material yang akan digunakan rusak.

3. Material yang tersedia tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi. Untuk menjamin manajemen material yang benar, setiap proses manajemen material harus benar-benar dilaksanakan secara efektif. Kegagalan dalam menjalankan suatu proses atau lebih akan menyebabkan kegagalan menyeluruh dari proyek material dan akan menghasilkan proyek konstruksi yang mahal. Adapun proses yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan material

Pemilihan material dalam suatu proyek sangat ditentukan oleh rincian yang tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi. Beberapa material permanen dalam proyek tidak memiliki spesifikasi yang tepat, tetapi hanya ditentukan kinerja yang harus diberikannya.

2. Pemilihan pemasok material

Pemilihan pemasok material bagi kontraktor berdasarkan harga terendah, namun faktor lain yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan adalah: a. Keandalan pemasok.


(29)

c. Layanan purna jual yang ditawarkan pemasok. d. Kualitas material yang dipasok.

e. Kemampuan pemasok untuk menyediakan material dalam keadaan tidak terjadwal.

3. Pembelian material

Pembelian material dimulai dari seorang membutuhkan material tertentu untuk melaksanakan kegiatan tertentu yang berhubungan dengan proyek. Kemudian, seseorang yang berwenang menyiapkan sebuah surat permintaan material yang diperlukan dan menyampaikan surat permintaan tersebut kepada petugas pembelian pendelegasian kepada orang-orang yang diizinkan untuk membuat surat permintaan harus diberikan sesudah penilaian secara berhati-hati dari orang yang terlibat.

Persiapan membuat surat permintaan harus memperhatikan waktu yang dibutuhkan antara persiapan surat permintaan dan penyerahan material yang siap pakai. Surat permintaan yang lengkap ditujukan kepada petugas pembelian yang akan memeriksa surat permintaan tersebut.

Pengendalian pembelian dicapai oleh petugas pembelian dengan menggunakan sebuah buku pesanan pembelian. Buku pesanan pembelian terdiri dari sejumlah set lembar kertas. Setiap set dari buku tersebut diberi nomor secara berturut sebagai referensi. Tiap set terdiri dari yang asli dan sejumlah gandaannya (copy). Asli dan gandaan dari set yang sama mempunyai nomor yang sama.


(30)

pembelian disimpan pada tempat yang aman. Hanya petugas pembelian saja yang dapat mengambil buku dengan tujuan supaya lebih mudah untuk melakukan kontrol khususnya pihak yang diberi tanggung jawab penuh. Rincian sehubungan dengan pembelian material harus dimasukkan pada buku pesanan pembelian oleh petugas pembelian.

4. Pengiriman material

Pada saat gandaan surat permintaan pembelian, petugas bagian pengiriman mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjamin bahwa bahan yang benar dapat dikirim pada tempat yang tepat dalam waktu yang diminta. Tugas bagian pengiriman adalah memeriksa pemasok material untuk menjamin pemasok mampu pemasok material yang dibutuhkan dan penyerahan material dapat dilakukan pada tempat dan waktu yang benar. Tugas bagian pengiriman sangat penting sehingga kontraktor membutuhkan satu bagian pengiriman untuk menjamin bahwa material yang benar diserahkan pada waktu dan tempat yang sesuai. Karena kegagalan dalam hal tersebut menyebabkan keterlambatan pekerjaan yang pada akhirnya menyebabkan pembangunan yang tidak efisien dan tidak ekonomis. Dalam hal ini bagian pengiriman bertindak seperti sejenis perundingan atau agen untuk kontraktor dan pemasok secara bersama-sama.

5. Penerimaan material

Material-material yang diapsok pada kontraktor sebagai suatu hasil dari surat permintaan pembelian harus diperiksa pada saat diserahkan. Sebelum material dibongkar petugas gudang harus memeriksa bahwa material-material yang


(31)

diserahkan benar-benar dipesan yang merupakan bagian dari proyek. Hal yang perlu diperiksa oleh petugas gudang adalah:

a. Material yang diserahkan telah diuji coba dan disetujui sesuai dengan spesifikasi.

b. Kuantitas material harus sama dan sesuai dalam penyerahan dan permintaan.

c. Kualitas material (merk) harus sama dalam catatan penyerahan. d. Material yang diserahkan dalam urutan baik.

6. Penyimpanan material

Petugas gedung bertanggung jawab menjaga penyimpanan semua material antara waktu diserahkan kepada pihak proyek sampai dengan material dikeluarkan dari gudang untuk digunakan dalam proyek. Aspek utama manajemen material adalah aspek keamanan fisik dan selalu siap (availibility). Pemeriksaan secara periodik terhadap material yang disimpan harus diadakan untuk memperkuat catatan petugas gudang dan tindakan yang tepat dilakukan bila jumlah material yang disimpan tidak sesuai dengan catatan.

7. Pengeluaran material

Petugas harus menjamin bahwa barang yang dikeluarkan dari gudang digunakan untuk kepentingan pelaksanaan proyek dan sesuai dengan daftar rincian dalam berita acara. Berita acara pengeluaran dari gudang harus diperiksa oleh yang bertanggung jawab untuk menjamin material yang diambil dari gudang dibutuhkan dan benar-benar digunakan dalam proyek serta informasi yang terdapat dalam berita acara adalah benar yaitu diperlukan


(32)

dalam proyek. Tanggung jawab atas keamanan bahan konstruksi yang harus dikembalikan harus tetap atas nama orang yang bertanggung jawab atas dikeluarkannya barang tersebut. Petugas gudang juga harus menjamin bahwa semua barang yang dipulangkan telah dibersihkan dan dapat beroperasi penuh. Bila dibutuhkan perbaikan, petugas gudang harus memperbaiki secepatnya, sehingga barang tersebut tersedia bila dibutuhkan.

C. Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Proyek

Pengendalian dapat dipahami merupakan langkah-langkah yang harus disiapkan dan ditempuh supaya yang direncanakan dapat dicapai, direalisasikan, dan supaya hasil yang diinginkan sesuai dengan yang sesungguhnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, anggaran adalah salah satu alat yang sering digunakan sebagai pengendalian biaya yang memusatkan pada faktor kuntitas dan harga satuan biaya untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan.

Pengendalian merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berupaya agar rencana yang telah ditetapkan dapat tercapai sebagaimana mestinya. Pengendalian mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan prinsip yang dianut juga dimaksudkan untuk mengetahui penyimpangan yang mungkin terjadi agar dapat dihindari dimasa yang akan datang.

Menurut Carter dan Usry (2006:6) mengatakan bahwa:

Pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Aktivitas-akvitas dimonitor terus-menerus untuk


(33)

memastikan bahwa hasilnya berada pada batasan yang diinginkan. Hasil aktual untuk setiap aktivitas dibandingkan dengan rencana, dan jika ada perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan dapat dilakukan.

Tujuan pengendalian adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan sesuai dengan kenyataan. Sedangkan tujuan pengendalian anggaran adalah mengusahakan agar sesuai dengan realisasinya sehingga program-program yang dibuat dapat berjalan dengan semestinya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian dapat dianggap sebaga aktivitas untuk menemukan dan mengkoreksi penyimpangan-penyimpangan dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang apabila dalam pelaksanaannya ditemukan penyimpangan maka diadakan tindakan perbaikan agar rencana sejalan dengan pelaksanaan.

Menurut Nasehatun (2001:214) : ”Pengendalian biaya merupakan serangkaian langkah-langkah mulai dari penyusunan satu rencana biaya sampai kepada tindakan yang perlu dilakukan jika terdapat perbedaan yang sudah ditetapkan (rencana) dengan yang sesungguhnya (realisasi)”.

Pengendalian biaya tidak dapat dipisahkan dengan manajemen yang efektif. Oleh sebab itu , pengendalian biaya harus merupakan rencana yang didukung oleh seluruh anggota perusahaan. Pengendalian biaya mencakup satu pekerjaan bimbingan dan pengarahan atas unsur biaya dari barang yang dihasilkan. Pengendalian biaya pada satu tahap dalam prosesnya, akhirnya akan membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya.

Nesehatun (2001:214) mengemukan bahwa pada dasarnya, pengendalian biaya dapat dibagi dalam empat langkah, sebagai berikut:


(34)

1. Mencari dasar-dasar dan menetapkan standar untuk biaya. 2. Membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang

sesungguhnya.

3. mencari dan menentukan bagian organisasi perusahaan ataupun diluarnya yang bertanggung jawab atas adanya penyimpangan. 4. melakukan tindakan perbaikan untuk mengurangi atau

mengakhiri penyimpangan.

Pengendalian biaya hanya dapat terlaksana apabila untuk setiap penyimpangan yang penting atas biaya standar dilakukan tindakan perbaikan.

Perencanaan tanpa pengendalian akan menjadi sia-sia. Sebaliknya suatu pengendalian tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya perencanaan. Perencanaan dan pengendalian merupakan sebagian dari fungsi-fungsi manajemen serta berperan dalam mencapau tujuan yang sudah ditetapkan.

Pengendalian biaya material mencakup penyediaan material dengan kualitas dan kuantitas yang diperlukan pada waktu dan tempat yang diperlukan dalam proses jumlahnya dan ditanggung jawabkan secara penuh serta digunakan sesuai dengan anggaran. Pengendalian biaya material proyek bertujuan untuk: 1. Menghindari pemborosan material

Dengan adanya anggaran material maka dapat diperoleh suatu standar yang kemudian digunakan sebagai suatu acuan dalam penggunaan material dalam proyek.

2. Mengurangi atau mencegah penundaan pengerjaan proyek karena kekurangan material.

3. Mengurangi resiko kerugian atau kecurangan

Anggaran material sebagai alat pengendalian berperan sebagai acuan (benchmark) yang dapat mengidentifikasi adanya ketidak beresan yang mungkin


(35)

disebabkan oleh kecurangan sehingga dapat meminimalisasi resiko kerugian yang timbul.

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kegunaan anggaran adalah sebagai pedoman kerja, perencanaan dan pengendalian. Dari kegunaan anggaran tersebut dapat dilihat kaitan antara rencana dan pengendalian. Rencana dalam hal ini adalah anggaran yang telah disetujui, hal ini berarti bahwa perusahaan akan berusaha mencapai apa yang telah ditetapkan dalam anggaran tersebut dan sekaligus mengendalikan jumlah kegiatan dalam mencapai apa yang telah ditetapkan tersebut. Pengendalian terus dilakukan secara terus menerus, bukan hanya penilaian terhadap hasil kerja, tetapi juga harus dilakukan terhadap kegiatan yang sedang berjalan. Ada hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan fungsi pengendalian suatu anggaran dimana pengendalian ini bersifat mencegah, menjaga atau melindungi yaitu:

1. Supaya realisasi berjalan sesuai dengan rencana.

2. Sedapat mungkin tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan atau realisasi.

3. Jika terpaksa harus ada penyimpangan, penyimpangan itu telah diketahui dan diantisipasi, sehingga dampaknya telah diperhitungkan dan dapat diminimalkan.


(36)

Contoh penyajian anggaran biaya material:

Tabel 2.1

ANGGARAN BIAYA MATERIAL TOWER ANTENA PEMANCAR

No. Uraian Banyak Unit Harga Satuan

(Rp)

Harga (Rp)

1. Pasir 1,2 m3 7.000 8.400

2. Semen 5 zak 7.000 35.000

3. Koral 1 m3 25.000 25.000

4. Baja siku 45.45.5 128 m 23.000 2.944.000

5. Baja siku 50.50.9 330 m 23.000 7.590.000

6. Baja plat tebal 10 mm 1,25 m2 78.600 98.250 7. Pipa besi diameter 21/2 3 m 2.500 7.500

8. Baut penyambung 121/2 125 buah 1.000 125.000

9. Baut pondasi 3/4 16 buah 3.000 48.000

10. Kawat pilin arde 1/2 32 m 1.000 32.000

11. Cat meni 35 kg 5.000 175.000

12. Cat perak 20 kg 7.500 150.000

Total 11.238.150

Tabel 2.2

REALISASI BIAYA MATERIAL TOWER ANTENA PEMANCAR

No. Uraian Banyak Unit Harga Satuan

(Rp)

Harga (Rp)

1. Pasir 1,25 m3 6.400 8.000

2. Semen 4 zak 6.250 25.000

3. Koral 1 m3 20.000 20.000

4. Baja siku 45.45.5 120 m 22.000 2.640.000

5. Baja siku 50.50.9 328 m 21.000 6.888.000

6. Baja plat tebal 10 mm 1,2 m2 72.000 86.400 7. Pipa besi diameter 21/2 2 m 2.310 4.620

8. Baut penyambung 121/2 123 buah 950 116.850

9. Baut pondasi 3/4 14 buah 2.750 38.500

10. Kawat pilin arde 1/2 30 m 900 27.000

11. Cat meni 33 kg 4.800 158.400

12. Cat perak 18 kg 7.000 126.000


(37)

Tabel 2.3

Perbandingan Anggaran dan Realisasi Biaya Material TOWER ANTENA PEMANCAR

No. Uraian Unit

Budget Realisasi Banyak Harga Satuan

(Rp)

Harga (Rp)

Banyak Harga Satuan (Rp)

Har (Rp 1. Pasir m3 1,2 7.000 8.400 1,25 6.400 8

2. Semen zak 5 7.000 35.000 4 6.250 25 3. Koral m3 1 25.000 25.000 1 20.000 20

4. Baja siku 45.45.5 m 128 23.000 2.944.000 120 22.000 2.640 5. Baja siku 50.50.9 m 330 23.000 7.590.000 328 21.000 6.888 6. Baja plat tebal 10 mm m2 1,25 78.600 98.250 1,2 72.000 86 7. Pipa besi diameter 21/2 m 3 2.500 7.500 2 2.310 4

8. Baut penyambung 121/2 buah 125 1.000 125.000 123 950 116

9. Baut pondasi 3/4 buah 16 3.000 48.000 14 2.750 38

10. Kawat pilin arde 1/2 m 32 1.000 32.000 30 900 27

11. Cat meni kg 35 5.000 175.000 33 4.800 158 12. Cat perak kg 20 7.500 150.000 18 7.000 126


(38)

Analisis Penyimpangan Anggaran

Penyimpangan biaya merupakan hal biasa yang terjadi. Penyimpangan ini terjadi diakibatkan adanya perbedaan antara angka budget dengan realisasinya. Hal ini dapat dimaklumi mengingat bahwa sifat anggaran hanyalah taksiran sehingga kekuatannya tergantung pada keadaan pada waktu pembuatan taksiran. Penyimpangan biaya dianggap bukan hal yang aneh sejauh perbedaan itu masih berada dalam batas wajar.

Penyimpangan yang terjadi harus dianalisis untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya, dan kemudian dicari jalan keluar untuk mengatasi penyimpangan tersebut. Biasanya perusahaan harus menetapkan ukuran mana yang mesti dilakukan investigasi dan mana yang tidak perlu dilakukan investigasi. Standar penentuan ini biasanya melihat benefit costnya. Jika biaya investigasi atas penyimpangan ini lebih besar dari pada taksiran yang dihemat maka harus dilakukan investigasi. Sebaliknya jika yang dihemat jauh lebih besar dari biaya investigasi maka harus dilakukan investigasi penyebab penyimbangan tadi, kecuali dalam hal tertentu yang sifatnya material atau berpotensi resiko besar maka kendatipun ukurannya kecil namun harus menjadi bahan investigasi. Kegunaannya adalah agar menjadi bahan pelajaran untuk kegiatan operasi dimasa yang akan mendatang.

Menurut Carter dan Usry (2006:161), variance biaya standar dibagi atas dua bagian yaitu:

1. Jika biaya actual melebihi standar maka variansnya adalah tidak menguntungkan, karena kelebihan tersebut memiliki dampak yang tidak


(39)

menguntungkan terhadap laba.

2. Jika biaya standar melebihi biaya actual maka variansnya adalah menguntungkan, karena memiliki dampak terhadap laba.

Semua varians biaya baik yang menguntungkan atau merugikan perlu dianalisis dalam rangka pengambilan tindakan perbaikan dalam masa yang akan datang. Tindakan perbaikan ini berupa perbaikan atau revisi terhadap biaya standar dan perbaikan terhadap cara atau sistem kerja dan sebagainya.

Sumber penyimpangan biaya material biasanya terjadi karena: 1. Varians harga material (material price variance)

Varians harga material adalah mengukur selisih antara jumlah yang dibayar untuk kuantitas material tertentu dan yang seharusnya dibayar menurut standar yang telah ditetapkan. Dengan rumus sebagai berikut:

(harga material actual – harga material standar) x kuantitas material actual Contoh:

Data berikut sebagai ilustrasi kalkulasi varians material untuk menjelaskan perhitungan dan analisis penyimpangan biaya yang diambil salah satu contoh material yaitu baja siku 50.50.9 :

Biaya standar perunit 330 meter baja siku 50.50.9 @ Rp. 23.000,-/m = Rp.7.590.000,-

Berat baja siku 50.50.9 aktual yang dibeli dalam proyek 328 @Rp. 21.000,-/m Berat baja siku 50.50.9 aktual yang digunakan dalam proyek 295

Di asumsikan perusahaan membeli 328 baja siku 50.50.9 seharga Rp. 21.000,-/m tetapi yang digunakan hanya 295 dalam proyek maka


(40)

a. berdasarkan varian harga beli material sebesar:

(harga material aktual – harga material standar) x kuantitas material yang dibeli

(Rp. 21.000,- - Rp. 23.000,-) x 328 = Rp. 656.000,- varians harga material yang menguntungkan karena harga beli lebih rendah daripada harga beli standar.

b. Berdasarkan varians harga pemakaian bahan:

(Harga bahan aktual – Harga bahan standar) x kuantitas bahan aktual

( Rp. 21.000,- - Rp. 23.000,-) x 295 = Rp. 590.000,- varians harga pemakaian material yang menguntungkan. Tanpa memperhatikan pendekatan yang digunakan, varians menguntungkan karena baja siku 50.50.9 yang dibeli memiliki harga lebih rendah yaitu Rp. 2.000 (Rp. 21.000,- - Rp. 23.000,-). 2. Varians kuantitas/efisiensi material (material quantity variance) adalah

mengukur perbedaan antara kuantitas material yang digunakan dan kuantitas yang seharusnya digunakan menurut standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan contoh kasus yang pertama maka varians pemakaian material dapat dihitung dengan cara:

(kuantitas material aktual – kuantitas material standar) x harga material standar.

(295 – 330) x Rp. 23.000 = Rp. 805.000,- varians kuantitas material menguntungkan. Salah satu cara untuk mendapatkan varians kuantitas bahan yang menguntungkan dengan hanya memasukkan bagian dari bahan yang diperlukan.


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini adalah di PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan yang berlokasi di Jln. Sisingamangaraja Km 7 Medan. Penelitian dilaku kan pada bulan Juli 2008 sampai dengan selesainya skripsi ini.

B. Jenis Data

Jenis data yang dibutuhkan dalam rangka penelitian ini terdiri dari: 1. Data primer adalah

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dengan cara melakukan penelitian pada objek penelitian melalui tehnik wawancara guna mendapatkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian untuk diolah lebih lanjut. Seperti wawancara dan dokumentasi terkait pada rencana anggaran yang dibuat oleh perusahaan dengan anggaran realisainya serta cara penyusunan anggaran material.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah dalam dokumen perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, data anggaran material dan realisasinya.


(42)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Tehnik dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan menganalisa dokumen-dokumen yang ada diperusahaan seperti : rencana penyusunana laporan anggaran material proyek dan biaya material proyek.

2. Tehnik wawancara

Pengumpulan informasi yang diperoleh dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada karyawan perusahaan dibagian keuangan/ akuntansi dan bagian administrasi.

a. Bagaimana proses penyusunan anggaran material proyek yang dibuat oleh perusahaan?

b. Apakah anggaran material yang telah direncanakan sesuai dengan realisasinya ? c. Apakah kuantitas material dan harga material dapat dijadikan sebagai alat pengendalian biaya?

D. Metode Analisis Data

Dalam hal penganalisaan data yang telah dikumpulkan dalam penulisan skripsi maka penulis menggunakan metode analisis deskriptif dengan cara mengumpulkan data, menggolongkan, menginterprestasikan dan kemudian dianlisa sehingga memperoleh gambaran yang lengkap tentang proses penyusunan anggaran material sebagai alat pengendalian biaya.


(43)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada mulanya PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan adalah suatu perusahaan bangsa Belanda yang bergerak dibidang jasa Konstruksi General Contractor Civil and Engineering yang berkedudukan di Jakarta dengan nama ”NV. Nederlands Aemeningmiutofoh Fa. H.F. Bersama” yang disingkat dengan NV. Needam.

Pada tanggal 3 Desember 1957 telah diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1958 dinyatakan sebagai milik Pemerintah Republik Indonesia. Akhirnya NV. Needam menjadi Perusahaan Negara (PN) Nindya Karya berdasarkan Peraturan Pemerintah republik Indonesia No. 59 tahun 1961 yang berkedudukan di Jakarta.

Pada tanggal 30 Januari tahun 1965 berdasarkan Keputusan Direksi PN. Nindya Karya No. 9/II/IJ/1965 hanya dibentuk satu perwakilan PN. Nindya Karya di Medan. Disebabkan oleh tuntutan pembangunan sarana dan prasarana guna menunjang pembangunan nasional, maka peranan perusahaan konstruksi sangat diperlukan. Oleh karena itu dilakukan peningkatan status, dari status perwakilan manjadi cabang Perusahaan Negara Nindya Karya terhitung mulai tanggal 16 Mei 1967, yang dipimpin oleh Kepala Cabang berdasarkan Keputusan Direksi PN. Nindya Karya No. 0148/KPTS/SEKRD/1067.


(44)

Undang-Undang No.9 tahun1969 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 1 tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No.1 tahun1969 (lembar negara No 40). Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), Lembaran Negara RI tahun 1969 No. 21 dan Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1972, No. 12 Junto Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP/91 MK/IV3/1973, tentang penetapan modal Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Nindya Karya, pada tanggal 15 Maret 1973 telah didirikan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk persero dengan nama PT. Nindya Karya yang dinyatakan dalam akte notaris Kartini Mulyadi, SH No. 76 yang secara resmi disahkan oleh Pmerintah RI tanggal 7 Mei 1974. Selanjutnya ditetapkan pula bahwa Jalan Letjend. MT. Haryono Kaveling 22 Cawang Jakarta Timur sebagai kantor pusat, dan didirikan kantor-kantor cabang dan divisi didaerah-daerah yaitu: a.. Cabang Sumatera Utara

b. Cabang Sumatera Selatan

c. Cabang Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta d. Cabang Jawa Timur

e. Cabang Bali dan Nusa Tenggara f. Cabang Sulawesi dan Maluku g. Cabang Irian Jaya

h. Devisi Konstruksi dan Properti

Adapun bidang usaha yang dilakukan PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Sumantera Utara adalah:


(45)

(kontraktor) yang meliputi lingkup pelayanan berikut ini: 1) Survey

2) Investigasi

3) Perencanaan teknik/desain 4) Pelaksanaan pembangunan 5) Pengawasan pembangunan 6) Pengelolaan proyek 7) Manajemen konstruksi

8) Rekayasa, rancang bangun, dan pengadaan dalam arti yang seluas-luasnya.

9) Pemeliharaan, perbaikan dan renovasi, untuk bangunan sipil, gedung/arsitektur, mekanikal dan elektrikal yang antara lain mencakup namun tidak terbatas pada bidang-bidang industri, perhubungan dan transportasi, pertambangan, energi, telekomunikasi, pertanian, pengembangan sumber air, prasarana kota dan pemukiman, olahraga dan kesehatan, pariwisata dan perdagangan.

b. Melakukan pekerjaan rekayasa, rancang bangun, produksi/pabrikasi/perakitan, penjualan antara lain komponen, bahan, dan kelengkapan bangunan konstruksi. c. Melakukan usaha pengembangan, pembangunan, penjualan atau penyewaan bidang realti yang meliputi bangunan dan kawasan serta melakukan pengusahaan dan pengelolaan di bidang properti.

d. Melakukan usaha penyewaan dan penyediaan jasa lainnya dalam bidang peralatan.


(46)

2. Struktur organisasi

Umumnya suatu organisasi baik organisasi massa maupun organisasi usaha, haruslah mempunyai struktur organisasi agar perjalanan usaha dapat berlangsung dengan baik, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan efektif. Yang membedakan struktur organisasi pada perusahaan besar dan kecil adalah tingkat kerumitan masalah yang dihadapinya dan disesuaikan dengan jenis dan kegiatan usaha yang dijalankan perusahaan.

Penyusunan struktur organisasi sesuai dengan prinsip organisasi yang dilaksanakan sebelum operasi fisik perusahaan, agar berjalan sebagaimana mestinya. Pembentukan struktur organisasi secara umum diikuti dengan penyusunan analisa jabatan dan uraian jabatan yang mempertegas dalam pembagian pekerjaan dalam arti pekerja mengetahui siapa yang menjadi atasan, pekerjaan apa yang diharapkan darinya dan apa dikerjakan, apa yang menjadi hak dan kewajibannya dan lain sebagainya. Oleh karena itu, struktur organisasi sangat penting perannya untuk menghindari terjadinya ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas perusahaan.

Struktur organisasi PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Sumatera Utara merupakan struktur organisasi garis (line organizational structure) dipimpin oleh seorang kepala cabang yang memperoleh pendelegasian wewenang dari kantor pusat. Kepala cabang memberikan wewenang dan tugas kepada masing-masing kepala bagian untuk menangani unit kerjanya masing-masing.

Penetapan struktur organisasi proyek dibedakan dalam tingkatan-tingkatan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu besarnya nilai kontrak.


(47)

Selanjutnya penulis akan menguraikan tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian:

1. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Wilayah I:

a. Penanggung jawab penuh seluruh kegiatan cabang-cabang yang ada dilingkup wilayah I.

b. Bertanggung jawab kepada Kepala Cabang. 2. Tugas dan tanggung jawab Kepala Cabang

a. Penganggung jawab penuh seluruh kegiatan pelaksana dan pengendalian proyek-proyek dilingkup cabang.

b. Bertanggung jawab kepada kepala wilayah. c. Tanda tangan kontrak dan tagihan proyek-proyek 3. Tugas dan tanggung jawab Kepala bagian teknik

a. Penanggung jawab penuh kegiatan teknik dan pemasaran seluruh cabang-cabang dalam lingkup wilayah.

b. Bertanggung jawab kepada kepala wilayah dan kepala biro kantor pusat. 4. Tugas dan tanggung jawab kepala bagian keuangan dan Sumber Daya Manusia.

a. Penanggung jawab penuh kegiatan keuangan dan sumber daya manusia cabang-cabang dalam lingkup wilayah.

b. Bertanggung jawab kepada kepala wilayah dan kepala biro kantor pusat. 5. Tugas dan tanggung jawab Proyek Manager

a. Penanggung jawab penuh kegiatan pelaksanaan dan pengendalian serta keuangan proyek.


(48)

c. Koordinasi dengan pihak owner/ direksi lapangan. d. Verifikasi kontrak dan tagihan proyek.

e. Pengadaan bahan dan peralatan proyek. 6. Tugas dan tanggung jawab Site Manager

a. Penanggung jawab seluruh kegiatan pelaksanaan fisik proyek. b. Wakil penuh Project Manager di proyek.

c. Verifikasi tagihan fisik proyek.

d. Verifikasi pengadaan material dan peralatan. e. Bertanggung jawab kepada Project Manager. 7. Tugas dan tanggung jawab Site Engineer

a. Penanggung jawab kegiatan teknik, perencanaan, pengukuran, quantity control dan quality control serta pengendalian proyek

b. Pengajuan contoh material, brosur, shop/ asbuilt drawing, mark up, izin kerja, surat menyurat dan pelaporan.

c. Penyiapan dan pengurusan tagihan fisik proyek

d. Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager. 8. Tugas dan Tanggung Jawab Staf Administrasi/ Keuangan.

a. Penyiapan order dan delivery material

b. Pembayaran pembelian material, subkon dan upah kerja proyek. c. Penyiapan laporan keuangan.

d. Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager 9. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Sipil.


(49)

b. Pengadaaan tenaga kerja untuk kegiatan sipil/ struktur sesuai kebutuhan. c. Koordinasi dengan Site Manager, Pelaksana-pelaksana dan Surveyor. d. Mengkoordinir asisten-asisten pelaksana.

e. Mengarahkan, mengawasi dan menilai hasil kerja tukang dan pekerja. f. Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager. 10. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Arsitektur.

a. Penanggung jawab penuh pelaksanaan kegiatan finishing terhadap nilai estetika arsitek.

b. Pengadaan tenaga kerja untuk kegiatan finishing sesuai kebutuhan. c. Koordinasi dengan Site Engineer, Pelaksana-pelaksana dan Surveyor. d. Mengkoordinir asisten-asisten pelaksana.

e. Mengarahkan, mengawasi dan menilai hasil kerja tukang dan pekerja. f. Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager. 11. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Mekanikal

a.Penanggung jawab penuh pelaksanaan seluruh kegiatan pekerjaan mekanikal.

b. Pengadaan tenaga kerja untuk pekerjaan mekanikal sesuai kebutuhan. c. Mengkoordinir asisten-asisten pelaksana.

d. Koordinasi dengan Site Manager, Pelaksana-pelaksana dan Surveyor. e. Mengarahkan, mengawasi dan menilai hasil kerja tukang dan pekerja. f. Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager. 12. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Elektrikal


(50)

elektrikal.

b. Pengadaan tenaga kerja untuk pekerjaan elektrikal sesuai kebutuhan. c. Mengkoordinir asisten-asisten pelaksana.

d. Koordinasi dengan Site Manager, Pelaksana-pelaksana dan Surveyor. e. Mengarahkan, mengawasi dan menilai hasil kerja tukang dan pekerja. f. Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager. 13. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Logistek/ Peralatan

a. Penanggung jawab penuh perencanaan/ jadwal dan pengadaan seluruh material yang diperlukan.

b. Penanggung jawab penuh perencanaan/ jadwal dan pengadaan seluruh alat kerja serta operasional mobilisasi alat yang diperlukan.

c. Penanggung jawab penuh gudang material dan alat. d. Membuat laporan keluar masuk material dan alat kerja..

e. Bertanggung jawab kepada Project Manager dan Site Manager.

3. Penyusunan Anggaran Material pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan

Pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan untuk memulai sebuah konstruksi adalah melalui proses tender. Perusahaan diundang oleh pihak pemberi kerja untuk mengikuti proses tender. Didalam hal biaya material, perusahaan menggunakan engineered materials berupa bestek atau rencana kerja. Dengan adanya bestek maka kontraktor dapat menduga bagaimana wujud bangunan dan berapa banyak material yang dibutuhkan. Oleh pihak perencana, gambar bestek


(51)

terdiri dari gambar, rencana bangunan, denah sudut pandang, potongan melintang dan memanjang dan gambar penjelasan seperti gambar rencana pondasi, rencana penulangan balok, detail sambungan yang dapat dikategorikan sebagai pekerjaan yang memberikan perhatian khusus.

Pada perusahaan PT. Nindya Karya Medan (Persero) Cabang Medan terdapat banyak jenis material. Jenis material pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan didasarkan kepada pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan. Pekerjaan konstruksi tersebut misalnya:

1. Pekerjaan tanah meliputi tanah timbun, pasir urug

2. Pekerjaan bekesting/form work meliputi material batu bata , kayu bekesting/ triplex.

3. Pekerjaan besi beton K300 meliputi pasir pasang, semen, besi beton dan ready mix K 300.

Kemudian dari macam-macam tersebut diuraikan lagi berapa biaya dari masing-masing pekerjaan. Untuk anggaran biaya material diterapkan anggaran biaya material standar yang ditentukan terlebih dahulu. Pada dasarnya biaya-biaya pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan dibagi atas:

b. Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak. Misalnya: jumlah material, upah langsung dan peralatan.

c. Biaya yang dapat distribusikan ke aktivitas kontrak pada umumnya dan dapat dialokasikan kekontrak tersebut. Misalnya: asurasni, biaya rancangan dan bantuan teknis, pajak penghasilan dan lain-lain.


(52)

kesuatu kontrak dari biaya kontrak konstruksi. Misalnya: biaya administrasi umum yang penggantinya tidak ditentukan dalam kontrak, penyusutan sarana dan peralatan.

Untuk material yang paling utama di gunakan dalam proyek ini salah satunya adalah besi, beton, batu bata dan semen. Sedangkan didalam hal material pendukung lainnya atau material yang hanya satu kali pemakaian saja seperti cat minyak, plint granit dan paper holder.

Pada skripsi ini proyek yang akan dibahas adalah The royal Residence Apartment. Dalam proyek ini kegiatan estimasi biaya anggaran dibuat oleh pihak kontraktor yaitu PT. Nindya karya (Persero) Cabang Medan dan hasil estimasi ini disebut EE (Engineer Estimate). Dalam penyusunan anggaran perusahaaan menggunakan metode bottom up yaitu anggaran dibuat oleh bagian estimasi dan perencanaan yang kemudian di ajukan ke Project Manager. Dalam menentukan harga penawaran PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan menyusun anggaran material dengan beberapa tahap:

a. Melakukan pengumpulan data mengenai jenis dan volume material, harga material, kualitas material dan pemilihan pemasok material serta ketersediaan material di pasar.

b. Rencana dan daftar penyediaan material harus dibuat berdasarkan Time Schedule pelaksanaan. Dalam Schedule ini harus dapat menunjukkan hal-hal mengenai material dan jumlah yang diperlukan dan kapan material tersebut harus sudah ada dilapangan.


(53)

Manager untuk di setujui.

Dalam pelaksanaan proyek-proyek, perusahaan menyusun anggaran proyek sebagai pegangan pokok bagi pimpinan proyek dalam melaksanakan dari setiap proyek dan dari anggaran proyek terutama material untuk mengetahui biaya-biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Perusahaan menetapkan bahwa setiap pelaksanaan dari suatu proyek dimonitoring dengan laporan-laporan. Laporan-laporan tersebut berisikan realisasi yang terjadi diperusahaan. Disamping itu juga dari laporan pelaksanaan ini akan diketahui dari persentase fisik dari perbandingan anggaran dan realisasi.

Tabel 4.1

MATERIAL BUDGET

Nama Proyek : The Royal Residence Apartment Tahun 2007

No Uraian

Sat Vol Harga @ Jumlah

Rp Rp

MATERIAL:

A001 Tanah timbun m3 3.480,00 35.000,00 121.800.000 A002 Batu bata bh 354.363,00 520,00 184.268.760 A014 Louver gnll plat baja m2 8,00 2.836.000,00 22.688.000 A015 Cat minyak u. Plint 10 cm m2 46,00 3.750,00 172.500 A016 Curtain Wall CW1 m2 122,26 700.000,00 85.582.000 A016a Curtain WallCW 2 m2 127,31 720.000,00 91.663.200 A016b Floor hardemer 3 kg/m2 trowel finish R Trafo m2 68,00 65.000,00 4.420.000

A017 Anti rayap m2 1.786,40 23.500,00 41.980.400 A018 Tiang Pancang 20x20 cm m2 2.244,00 190.000,00 426.360.000 A019 Kawat ayam untuk screed atap m2 98,00 10.000,00 980.000 A020 Pasir urug m3 275,93 90.000,00 24.833.700 A021 Waterproofing membrane m2 98,00 55.000,00 5.390.000 A022 Pasir pasang m3 425,45 100.000,00 42.545.000 A023 Semen 50 sak sak 4.702,26 48.000,00 225.708.480 A024 Besi beton kg 220.346,00 9.200,00 2.027.183.200 A024a Besi beton (kolom praktis) kg 4.778,00 9.200,00 43.957.600 A025 Kawat beton kg 4.394,00 11.500,00 50.531.000 A026 Ready mix K300 m3 1.447,00 700.000,00 1.012.900.000 A027 Keramik 40x40 (Homogenius Tile) granite m2 5.558,00 164.500,00 914.291.000 A028 Step Noshing Tangga m2 351,00 26.700,00 9.371.700


(54)

A029 Plint keramik 10x40 m2 553,00 20.000,00 11.060.000 A031 Kerikil / Koral beton m3 234,00 115.000,00 26.910.000 A032 Rasin + Oker Btl 96,00 35.000,00 3.360.000 A033 Semen warna kg 2.719,00 6.200,00 16.857.800 A034 Marmer lokal polos m2 96,00 475.000,00 45.600.000 A035 Marmer lokal berpola m2 98,00 522.500,00 51.205.000 A036 Waterproofing Coasting m2 268,00 30.000,00 8.040.000 A037 Kayu bekesting m3 1,00 2.500.000,00 2.500.000 A038 Paku kayu kg 167,00 13.000,00 2.171.000 A039 Partisi cubicla toilet m2 350,00 150.000,00 52.500.000 A040 Railing tangga m2 104,00 650.000,00 67.600.000 A041 Plint granit 10x40 m2 205,00 72.000,00 14.760.000 A042 Papan kamper t=100 mm finish melamic m2 27,00 26.600,00 718.200 A043 Curtain box m2 323,00 250.000,00 80.750.000 A044 Cramen dinding entrance m2 24,00 250.000,00 6.000.000 A045 Closet C51 t150 NL bh 33,00 2.105.500,00 69.481.500 A046 Jet washer TX 403 SCR bh 35,00 353.750,00 12.381.250 A047 Urinoir U 447 JT 1 M bh 22,00 3.016.000,00 66.352.000 A048 Partisi urinoir A 100 bh 16,00 736.100,00 11.777.600 A049 Paper holder TX 720 ACR bh 32,00 230.700,00 7.382.400 A050 Soap Dispenser TS 126 AR bh 27,00 130.400,00 3.520.800 A051 Lavarory L546 bh 27,00 1.894.700,00 51.156.900 A052 Floor Drain TX 1 BN bh 38,00 267.250,00 10.155.000 A053 Clean out bh 10,00 409.000,00 4.090.000 A054 Cermin 900 x 1700 mm bh 4,00 1.936.000,00 7.744.000 A055 Cermin 900x 2300 mm Bh 5,00 2.634.000,00 13.170.000 A056 Kitchen sink + meja bh 4,00 2.375.000,00 9.500.000 A057 Kran zink TX 603 KCS bh 4,00 165.000,00 660.000 A058 Meja beton wastafel t 15 cm, l = 0,6m m2 21,60 583.300,00 12.599.280 A059 Cermin 900x600mm bh 1,00 658.000,00 658.000

SUB JUMLAH BAHAN 6.007.287.270

Tabel 4.2 ACTUAL PRICE

Nama Proyek : The Royal Residence Apartment Tahun 2007

No Uraian

Sat Vol Harga @ Jumlah

Rp Rp

MATERIAL:

A001 Tanah timbun m3 3.480,00 32.100,00 111.708.000

A002 Batu bata bh 354.363,00 350,00 124.027.050

A014 Louver gnll plat baja m2 8,00 2.405.000,00 19.240.000

A015 Cat minyak u. Plint 10 cm m2 46,00 3.500,00 161.000

A016 Curtain Wall CW1 m2 122,26 700.000,00 85.582.000

A016a Curtain WallCW 2 m2 127,31 720.000,00 91.663.200


(55)

A017 Anti rayap m2 1.786,40 18.000,00 32.155.200

A018 Tiang Pancang 20x20 cm m2 2.244,00 152.000,00 341.088.000

A019 Kawat ayam untuk screed atap m2 98,00 16.200,00 1.587.600

A020 Pasir urug m3 275,93 75.000,00 20.694.750

A021 Waterproofing membrane m2 98,00 47.000,00 4.606.000

A022 Pasir pasang m3 425,45 92.000,00 39.141.400

A023 Semen 50 sak sak 4.702,26 37.500,00 176.334.750

A024 Besi beton kg 220.346,00 7.500,00 1.652.595.000

A024a Besi beton (kolom praktis) kg 4.778,00 7.500,00 35.835.000

A025 Kawat beton kg 4.394,00 11.500,00 50.531.000

A026 Ready mix K300 m3 1.447,00 500.000,00 723.500.000

A027 Keramik 40x40 (Homogenius Tile) graniti m2 5.558,00 156.000,00 867.048.000

A028 Step Noshing Tangga m2 351,00 29.000,00 10.179.000

A029 Plint keramik 10x40 m2 553,00 17.000,00 9.401.000

A031 Kerikil / Koral beton m3 234,00 108.000,00 25.272.000

A032 Rasin + Oker Btl 96,00 31.500,00 3.024.000

A033 Semen warna kg 2.719,00 6.000,00 16.314.000

A034 Marmer lokal polos m2 96,00 440.000,00 42.240.000

A035 Marmer lokal berpola m2 98,00 517.000,00 50.666.000

A036 Waterproofing Coasting m2 268,00 28.750,00 7.705.000

A037 Kayu bekesting m3 1,00 2.375.000,00 2.375.000

A038 Paku kayu kg 167,00 10.000,00 1.670.000

A039 Partisi cubicla toilet m2 350,00 145.500,00 50.925.000

A040 Railing tangga m2 104,00 625.000,00 65.000.000

A041 Plint granit 10x40 m2 205,00 69.000,00 14.145.000

A042 Papan kamper t=100 mm finish melamic m2 27,00 26.600,00 718.200

A043 Curtain box m2 323,00 250.000,00 80.750.000

A044 Cramen dinding entrance m2 24,00 250.000,00 600.000

A045 Closet C51 t150 NL bh 33,00 2.030.000,00 66.990.000

A046 Jet washer TX 403 SCR bh 35,00 340.200,00 11.907.000

A047 Urinoir U 447 JT 1 M bh 22,00 2.905.000,00 63.910.000

A048 Partisi urinoir A 100 bh 16,00 618.500,00 9.896.000

A049 Paper holder TX 720 ACR bh 32,00 210.500,00 6.736.000

A050 Soap Dispenser TS 126 AR bh 27,00 126.250,00 3.408.750

A051 Lavarory L546 bh 27,00 1.550.000,00 41.850.000

A052 Floor Drain TX 1 BN bh 38,00 252.221,00 9.584.398

A053 Clean out bh 10,00 396.730,00 3.967.300

A054 Cermin 900 x 1700 mm bh 4,00 1.525.000,00 6.100.000

A055 Cermin 900x 2300 mm Bh 5,00 2.480.000,00 12.400.000

A056 Kitchen sink + meja bh 4,00 2.115.000,00 8.460.000

A057 Kran zink TX 603 KCS bh 4,00 165.000,00 660.000

A058 Meja beton wastafel t 15 cm, l = 0,6m m2 21,60 619.800,00 13.387.680

A059 Cermin 900x600mm bh 1,00 643.000,00 643.000

SUB JUMLAH BAHAN 5.022.360.278


(56)

4. Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan

Untuk membangun suatu proyek salah satu hal yang harus dilakukan adalah dengan adanya perencanaan yang mengarahkan tujuan dan sasaran perusahaan yang ingin dicapai. Proses perencanaan dalam proyek konstruksi adalah memilih dan menentukan teknologi serta metode-metode konstruksi yang harus diterapkan.

Pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan untuk tahap awal pengendalian terlebih dahulu dibuat perencanaan yang disusun dalam anggaran biaya material, jadwal, urutan-urutan pelaksanaann kegiatan, kebutuhan sumber daya bagi pelaksanaan dan evaluasi proyek sehingga lebih memudahkan untuk melaksanakan proyek.

Tahap awal pelaksanaan kegiatan pengendalian biaya material dengan memastikan bahwa anggaran material disusun secara efisien dan efektif. Karena tujuan pengendalian biaya yang ingin dicapai adalah:

a. Semua anggaran material yang telah dibuat dapat terealisasi dan menghasilkan sesuai target yang telah ditetapkan.

b. Jika terjadi penyimpangan yaitu dengan membandingan anggaran yang dibuat dengan realisasi atau aktualnya.

c. Jika penyimpangan tidak dapat dihindari maka dilakukan tindakan perbaikan agar sasaran tetap tercapai dengan biaya dapat dikendalikan.

PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan pada jadwal pelaksanaan proyek dibagi atas beberapa kegiatan seperti pekerjaan tanah timbun,pekerjaan


(57)

besi beton K350, bekesting/form work dan pekerjaan besi beton U39& U34. Agar pengendalian benar-benar efektif dan efisien maka pengendalian dapat mencerminkan adanya penyimpangan dari rencana sehingga berdasarkan penyimpangan tersebut dapat diambil tindakan selanjutnya dan dievaluasi didalam pelaksanaan proyek.

Pada dasarnya perusahaan melakukan pengendalian biaya dengan menganlisis penyimpangan yakni membandingkan anggaran yang dibuat dengan realisasinya. Dengan demikian, perusahaan dapat mengetahui apakan anggaran material lebih besar atau lebih kecil. Selain itu perusahaan juga dapat mengetahui seberapa besar penyimpangan yang terjadi.

Perbedaan harga antara anggaran dengan realisasi material untuk tahun 2007 sebagai berikut:

Anggaran Rp. 6.007.287.270

Realisasi Rp.5.022.360.278

Selisih Rp. 984.926.992

Biaya material merupakan biaya yang paling besar dalam biaya proyek secara keseluruhan. Dari data yang diperoleh dari PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan, dapat terlihat bahwa dalam biaya material terjadi penyimpangan sebesar 984.926.992 atau sebesar Rp. 984.926.992 : Rp. 6.007.287.270 x 100 % = 16 %. Dimana jumlah realisasi biaya material lebih kecil dibandingkan dengan anggaran biaya material. Adapun factor yang menyebab penyimpangan ini adalah sebagian material dibeli dari luar negeri sehingga harga pembelian material menggunakan mata uang asing sehingga tergantung pada nilai tukar yang berlaku pada saat


(1)

Konsultan dan Kontraktor sebagai anggotanya. Tindakan yang konkrit dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan pengawasan terhadap material melalui project manager , bagian ini menyediakan material sesuai standar dan mengoptimalkan kualitas material dengan benar dan tepat dan memberikan penghargaan pada karyawan yang dapat memacu prestasi kerja.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan pembahasan secara teoritis dari hasil riset pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan serta analisis dan evaluasi terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan, maka pada bab akhir ini penulis mencoba menarik beberapa kesimpulan dan memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan.

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dapat penulis ambil dari pembahasan pada bab terdahulu antara lain:

1. PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan dalam penyusunan anggaran material menggunakan metode bottom up yaitu penyajian dan pelaporan anggaran beserta kelengkapannya disajikan setelah mendapat persetujuan dari project manager yang kemudian diteruskan ke pimpinan perusahaan.

2. Perusahaan menggunakan anggaran biaya material sebagai alat pengendalian biaya material dengan membandingkan antara anggaran dan realisasi pada setiap proyek yang telah diselesaikan.

3. Dasar penyusunan anggaran PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan menggolongkan anggaran berdasarkan fungsinya yaitu anggaran secara khusus


(3)

kontrak.

5. Pengendalian biaya konstruksi pada PT Nindya Karya (Persero) Cabang Medan dilakukan dengan membandingkan anggaran dan realisasi. sehingga dapat diketahui penyimpangan material pada besi beton dimana yang dianggarkan Rp. 2.027.183.200 dan realisasinya Rp. 1.652.595.000,-menguntungkan sebesar Rp.374.588.200,-. Hal ini disebabkan realisasnya dibawah anggaran sehingga perusahaan dapat mencatat penyimpangan sebagai laba. Sebaliknya penyimpangan yang merugikan pada meterial kawat ayam untuk screed atap dianggarkan Rp. 980.000,- dan realisasi Rp. 1.587.600,- hal ini disebabkan realisasi lebih tinggi dari yang dianggarkan sehingga perusahaan dapat mencatat penyimpangan sebagai kerugian.

B. Saran

1. Sebaiknya perusahaan membuat catatan mengenai penyimpangan baik yang favorable atau unfavorable, sehingga memudahkan bagi pihak yang membaca atau yang menggunakan laporan tersebut.

2. Sebaiknya untuk tujuan pengendalian sebaiknya estimasi satuan material tidak di mark up terlalu tinggi dari realistisnya, dan diharapkan disusun mendekati realistisnya sehingga tidak menimbulkan penyimpangan yang cukup signifikan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Usry, Milton F, 2006. Akuntansi Biaya, Edisi Ketigabelas, Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ervianto, Wulfram I, 2002. Manajemen Proyek Konstruksi, Edisi Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Garrison, Ray H, and Eric W Noreen, 2007. Akuntansi Manajerial, Terjemahan Nuri Hinduan dan Edward Tanujaya, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta Harahap, Sofyan Safri, 2001. Budgetting Penganggaran: Perencanaan

Lengkap untuk Membantu Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, PT. Indah karya (Persero) Raja Grafindo Persada, Jakarta.

M. Nafarin, 2007, Penganggaran Perusahaan, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Munandar, 2001. Budgetting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja dan Pengawasan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, BPFE, Yogyakarta. Nasehatun, Apandi, 2001. Budget & Control : Sistem Perencanaan dan

Pengendalian Terpadu, Grasindo, Jakarta.

Rayburn, Gayle L., 2000. Akuntansi Biaya Dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya, Edisi Keenam, Terjemahan Alfonsus Siarait, Erlangga, Jakarta.

.

Santoso, Budi, 2003. Manajemen proyek, Guna Widya, Suarabaya.

Shim, Joe K. And joel G. Siegel, 2001. Budgeting : Pedoman Lengkap dan Langkah-Langkah Penganggaran. Edition Published, Terjemahan Julius Mulyadi, Salemba Empat, Jakarta.


(5)

LAMPIRAN

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

PT. NINDYA KARYA (PERSERO) CABANG MEDAN

+ KEPALA WILAYAH I

Ir. ERIJANTO, MT

KABAG CABANG Ir. HERU LAKSONO

PROJECT MANAGER Ir. WARTEMAS Pelaksana Mekanikal Marly Budiarto Pelaksana Elektrikal Muhammad Rasyid RESIDENT/SITE MANAGER SITE MANAGER E H SIMAMORA, ST

ADM/KEU MARA

Pelaksana Arsitek C H Sitorus

KABAG KE TIRTA HIDA KABAG TEKNIK

IR. IB SUFITRIASA, ME

Logistik/ Peralatan Maridjo


(6)