Kajian Debit Mata Air dan Aliran Permukaan untuk Layanan Irigasi dan Kebutuhan Air Domestik di Bojong Koneng Kab. Bogor

mempunyai tekstur tariah liat berdebu (12.'75 % pasir, 41.53 % debu, 45.72 % liat)
dengan kadar air tanali tersedia 27.23 % V. Penggunaan lahan zona pemanfaatan
yaitu sawah, tanaman buah, kebun sayur atau kebun campuran.
Evapotranspirasi (ETC) untuk zona resapan berkisar antara 76 mndbulan
sampai 146 mndbulan, sedangkan untuk zona pe~nanfaatanberkisar antara 87
mmlbulan sa~iipaidengan 165 mdbulan.
Analisis neraca air menunjukkan bahwa zona resapan rnengalami periode
surplus air selarna delapan bulan (Oktober-Mei) dengan juriilah surplus ail- 1235
mrn per- tahun. Zoria pemanfaatan mengalami periode surplus air selama tujull
bulan (November-Mei) dengan jumlah surplus air 1137 mm per tahun. Zona
resapan mengalami periode defisit air selarna elnpat bulan (Juni-September),
dengan jumlah defisit air 43 mm per tahun. Zona pe~nanfaatanmengalanii periode
defisit air sela~na4 bulan (Juni-September) dengan jumlah defisit air 71 mm per
tahun.
Pengendalian surplus air dilakukan sebagai upaya pemanfaatan surplus air
dan pengelolaan lahan. Usaha-usaha pengendalian surplus air dapat dilakukan
rnelalui beberapa cara, antara lain pembuatan reservoir, penerapan sistem teras,
dan pelnbuatan sedimen trap.
Mata air terjadi pada saat muka air tanah memotong permukaan tanah.
Potensi lnata air dikelompokkan menjadi dua buah cekungan, yaitu Cekungan
Cigarung dan Cekungan ICp. Gombong. Debit sesaat kedua cekungan sebesar 12.5

Ildetik. Jenis mata air pada kedua cekungan adalah mata air depresi. Potensi mata
air- yang dapat dimanfaatkan sebesar 270 m3/hari dengan assumsi 25 % dari total
debit mata air. Potensi mata air dapat dimanfaatkan untuk melayani 2700 orang
dengan assumsi kebutuhan air domestik perkapita 100 i/hari.orang.
Aliran permukaan yang dapat dimanfaatkan (RO 50%) berkisar antara 4
mdbulan sampai 33 mm/bulan pada periode defisit air. Upaya pemanfaatan RO
50% untuk layanan air irigasi dengan cara pembuatan reservoir. Kriteria reservoir
adalali embung skala kecil, lokasi pada daerah depresi, cekungan reservoir berada
di atas zona pemanfaatan, dan posisi dam tidak terlalu panjang.
Kebutuhan air irigasi (KAI) pada saat defisit air berkisar antara 5 mrnhulan
sa~npai 49 mdbulan. Alternatif pertama pada saat defisit air adalah tidak
melalcukan budidaya tanaman. Alternatif kedua adalah melakukan budidaya
tanaman, sumber air irigasi memanfaatkan surplus air dari zona resapan, aliran
permukaan dari Sungai Citeureup (Qoptimum = 60 Vdt), dan debit dari mata air
(Qoptimum 5.4 Vdt) Upaya ini memeriukan jaringan distribusi dan bangunan
pendukung seperti dam dan reservoir. Kapasitas reservoir yang dibuat adalah
547.410 m3 (tidak termasuk sumber air dari Sungai Citeureup dan mata air). Luas
potensial daerah oncoran (LPDO) dengan memanfaatkan sumber air dari Sungai
Citeureup adalah 300 ha, sedangkan LPDO dengan memanfaatkan debit mata air
adalali 27 ha.

Perlu dilakukan tes/uji kualitas air dari mata air untuk mengetahui kelayakan
pemanfaatannya untuk layanan kebutuhan air domestik, dan kajian mengenai
polalsistem pemanfaatan mata air ditinjaudari aspek teknis, ekonomis, dan sosial.
Upaya pemanfaatan aliran permukaan untuk layanan air irigasi memerlukan
bangunan pendukung seperti reservoir, bangunan penyaluran, dan saluran
distribusi air menuju lahan. Upaya pengelolaan daerah resapan dilakukan dengan
cara rliemperbaiki tataguna lahan.

.

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEI