Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Bekerja Pemuda Anak Petani di Pedesaan (Studi Kasus di Desa Pacing, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Propinsi Jawa Timur)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU BEKERJA PEMUDA ANAK PETANI DI PEDESAAN
( Studi Kasus di Desa Pactng, Kecarnatan Kapas,

Kabupaten Bojonegoro, Propinsi Jawa Timur )

OLEH :

YULIANTO

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997

RINGKASAN

YULIANTO. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Bekerja Pemuda
Anak Petani Di Pedesaan. Studi Kasus di Desa Pacing, Kec. Kapas, Kab.
Bojonegoro, Propinsi Jawa Timur (Di bawah bimbingan Titik Sumarti MC)
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sejak dimulainya Pelita VI

menetapkan
dilaksanakan

arah

pembangunan

dalam

rangka

nasional jangka

pembangunan

panjang

manusia

Indonesia


seutuhnya

dan

pembangunan seluruh masyarakat Lndonesia.
Sebagian besar penduduk Indonesia bertempat tinggal di pedesaan. Hal

ini berarti bahwa sebagian besar angkatan kerja Indonesia berada di pedesaan.
Besarnya angkatan kerja yang ada di pedesaan tidak seimbang dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan di pedesaan. Pada dasarnya jumlah lapangan
pekerjaan yang ada mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun
peningkatan jumlah angkatan kerja yang ada lebih besar jika dibandingkan
dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pemuda
anak petani yang bekerja dan tetap tinggal di desa, mengetahui alasadmotivasi
pemuda anak petani bekerja pada suatu bidang pekerjaan tertentu dan
mengetahui perilaku bekerja pemuda anak petani yang tinggal di desa.
Responden diambil secara acak distratifikasi tidak proporsional dengan
kriteria sebagai berikut : pemuda anak petani, sudah bekerja dan bertempat

tingal di desa. Responden yang diambil sebanyak 30 orang. Data yang
dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yang kemudian diolah
secara manual serta disajikan dalam bentuk tabulasi silang sederhana dan
persentase, kernudian dianalisis secara kualitatif.

Dan penelitian didapat hasil sebagai berikut :
1. Semakin luas lahan yang dimiliki oranbma responden, maka peluang

responden untuk memperoleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga
semakin terbuka.

2. Luas lahan yang dimiliki oranbma responden cendemng tidak mempengaruhi
motivasi responden dalam memilih lapangan pekerjaan.
3.Tingkat pendidikan yang diiiliki oleh responden pada dasamya tidak
mempengaruhi motivasi responden dalam memilih lapangan pekerjaan dan
sebagian besar responden bekerja sesuai dengan keinginannya sendiri.

4. Responden yang luas lahan orangtuanya lebih besar dari 0,5 hektar sebagian
besar bekerja sebagai petani.
5.Terdapat kecenderungan bahwa semakin tin@ tingkat pendidikan responden,

maka akan semakin terbuka peluang responden untuk memperoleh pekerjaan.
6. Sebagian besar responden yang bekerja sebagai pedagang dan staf atau

buruh industi adalah responden yang bekerja sesuai dengan keinginannya
sendiri, sedangkan responden yang bekerja sesuai dengan keinginan
orangtuanya cenderung bekerja sebagai petani.
7. Semakin luas lahan yang dimiliki oleh orangtua dan semakin tingpi tingkat

pendidikan responden, maka pendapatan yang diterima responden juga
cenderung lebih besar.

Tetapi pendapatan responden cenderung tidak

ditentukan oleh motivasi responden dalam memilih lapangan pekej a m .
8. Responden yang luas lahan orangtuanya lebih besar dari 1,O hektar dan

mempunyai tingkat pendidikan SMU serta bekerja sesuai dengan keinginannya
sendiri cenderung mempunyai jumlah jam kerja di atas 46,17 jam perminggu.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BEKERJA

PEMUDA ANAK PETANI DI PEDESAAN
(Studi Kasus di Desa Pacing, Kec. Kapas, Kab. Bojonegoro, Propinsi Jawa Timur)

Oleh :
YULIANTO
A. 270367

SKRIPSI
Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian
Pada

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERNYATAAN

DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRlPSI IN1 BENARBENAR MERUPAKAN KARYA SENDIRI DAN BELUM


PERNAH

DIAWKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA SUATU PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor,

Februari 1997

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU BEKERJA PEMUDA ANAK PETANI DI PEDESAAN
( Studi Kasus di Desa Pactng, Kecarnatan Kapas,

Kabupaten Bojonegoro, Propinsi Jawa Timur )

OLEH :

YULIANTO

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997

RINGKASAN

YULIANTO. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Bekerja Pemuda
Anak Petani Di Pedesaan. Studi Kasus di Desa Pacing, Kec. Kapas, Kab.
Bojonegoro, Propinsi Jawa Timur (Di bawah bimbingan Titik Sumarti MC)
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sejak dimulainya Pelita VI
menetapkan
dilaksanakan

arah

pembangunan

dalam

rangka


nasional jangka

pembangunan

panjang

manusia

Indonesia

seutuhnya

dan

pembangunan seluruh masyarakat Lndonesia.
Sebagian besar penduduk Indonesia bertempat tinggal di pedesaan. Hal

ini berarti bahwa sebagian besar angkatan kerja Indonesia berada di pedesaan.
Besarnya angkatan kerja yang ada di pedesaan tidak seimbang dengan

ketersediaan lapangan pekerjaan di pedesaan. Pada dasarnya jumlah lapangan
pekerjaan yang ada mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun
peningkatan jumlah angkatan kerja yang ada lebih besar jika dibandingkan
dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pemuda
anak petani yang bekerja dan tetap tinggal di desa, mengetahui alasadmotivasi
pemuda anak petani bekerja pada suatu bidang pekerjaan tertentu dan
mengetahui perilaku bekerja pemuda anak petani yang tinggal di desa.
Responden diambil secara acak distratifikasi tidak proporsional dengan
kriteria sebagai berikut : pemuda anak petani, sudah bekerja dan bertempat
tingal di desa. Responden yang diambil sebanyak 30 orang. Data yang
dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yang kemudian diolah
secara manual serta disajikan dalam bentuk tabulasi silang sederhana dan
persentase, kernudian dianalisis secara kualitatif.

Dan penelitian didapat hasil sebagai berikut :
1. Semakin luas lahan yang dimiliki oranbma responden, maka peluang

responden untuk memperoleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga
semakin terbuka.


2. Luas lahan yang dimiliki oranbma responden cendemng tidak mempengaruhi
motivasi responden dalam memilih lapangan pekerjaan.
3.Tingkat pendidikan yang diiiliki oleh responden pada dasamya tidak
mempengaruhi motivasi responden dalam memilih lapangan pekerjaan dan
sebagian besar responden bekerja sesuai dengan keinginannya sendiri.

4. Responden yang luas lahan orangtuanya lebih besar dari 0,5 hektar sebagian
besar bekerja sebagai petani.
5.Terdapat kecenderungan bahwa semakin tin@ tingkat pendidikan responden,
maka akan semakin terbuka peluang responden untuk memperoleh pekerjaan.
6. Sebagian besar responden yang bekerja sebagai pedagang dan staf atau

buruh industi adalah responden yang bekerja sesuai dengan keinginannya
sendiri, sedangkan responden yang bekerja sesuai dengan keinginan
orangtuanya cenderung bekerja sebagai petani.
7. Semakin luas lahan yang dimiliki oleh orangtua dan semakin tingpi tingkat

pendidikan responden, maka pendapatan yang diterima responden juga
cenderung lebih besar.


Tetapi pendapatan responden cenderung tidak

ditentukan oleh motivasi responden dalam memilih lapangan pekej a m .
8. Responden yang luas lahan orangtuanya lebih besar dari 1,O hektar dan

mempunyai tingkat pendidikan SMU serta bekerja sesuai dengan keinginannya
sendiri cenderung mempunyai jumlah jam kerja di atas 46,17 jam perminggu.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BEKERJA
PEMUDA ANAK PETANI DI PEDESAAN
(Studi Kasus di Desa Pacing, Kec. Kapas, Kab. Bojonegoro, Propinsi Jawa Timur)

Oleh :
YULIANTO
A. 270367

SKRIPSI
Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian
Pada

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERNYATAAN

DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRlPSI IN1 BENARBENAR MERUPAKAN KARYA SENDIRI DAN BELUM

PERNAH

DIAWKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA SUATU PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor,

Februari 1997